Analisis Kelayakan Investasi Guna Meningkatkan Kualitas Jasa pada Taman Wisata Pemandian Wendit di Kabupaten Malang
ABSTRAK
Dalam melaksanakan sebuah usulan proyek dibutuhkan sebuah penilaian
kelayakan investasi. Ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal apakah usulan
proyek tersebut layak ataukah tidak proyek tersebut direalisasikan. Langkah ini
diperlukan, mengingat kondisi negara atau daerah dimasa mendatang yang penuh
dengan ketidakpastian dapat mempengaruhi iklim investasi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode
study kasus, yang bertujuan menjelaskan
konsep analisis kelayakan investasi di Taman Wisata Pemandian Wendit di
Kabupaten Malang. Sedangkan dalam menganalisis data, menggunakan metode
penilaian investasi Net Present Value (NPV).
Berdasarkan
metode tersebut, diperoleh suatu kesimpulan bahwa investasi di taman wisata
pemandian wendit Kabupaten Malang sebesar Rp. 73.711.749.273 dengan tingkat
bunga sebesar 16%, dinyatakan tidak layak. Hal ini berdasarkan perhitungan Net
Present Value (NPV) menunjukkan angka negatif yakni sebesar Rp. -37.984.380.380
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis
moneter yang melanda Indonesia di pertengahan tahun 1997 telah membawa dampak
negatif yang sangat terasa terhadap kegiatan perekonomian Negara Indonesia. Seluruh aspek perekonomian
negara Indonesia terkena dampak tersebut, termasuk aspek infrastruktur baik
pusat maupun daerah yang ada di Indonesia.
Salah
satu dampak tersebut adalah keterbatasan dana atau anggaran APBN dan APBD yang disediakan pemerintah untuk
pembiayaan infrastruktur baik pusat maupun daerah. Seperti yang diungkapkan
oleh Raden Pardede selaku ketua tim pembiayaan infrastruktur dimasa
pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono bahwa untuk membangun infrastruktur yang
diprioritaskan untuk tahun 2006 - 2010, diperlukan dana sebesar Rp 200 Triliun.
Dari jumlah tersebut ternyata pemerintah hanya mampu menyediakan dana anggaran
sebesar 20% atau sekitar 40 Triliun.
Sedangkan
menurut Deputi Menko perekonomian bidang infrastruktur (Suyono Dikun) dalam
jumpa pers infrastruktur Summits II di Hotel Borobudur, Jakarta, selasa 4
/7/2006 "bahwa pembiayaan proyek infrastruktur tiap tahun mengalami
kekurangan dana Rp.163,5 Triliun, Tambahnya bahwa jumlah tersebut sulit
dipenuhi karena ruang APBN yang sangat kecil akibat tergerus oleh pembiayaan
untuk bencana alam, anggaran pendidikan dan anggaran lainnya, juga jumlah
presentase anggaran pembiayaan infrastruktur terhadap Produk Domestic Bruto
(PDB) dari tahun ketahun semakin mengecil.
Sebelum
krisis angkanya mencapai 5,5 % sampai 6% dari PDB, sementara ditahun 2006 angka
tersebut diperkirakan turun drastis menjadi 2% dari PDB. Dengan infrastruktur
summits II, pemerintah mengharap bisa menggandeng pihak asing maupun swasta
untuk membiayai sejumlah proyek yang termasuk infrastruktur daerah, pembiayaan
tersebut dapat berupa penerbitan saham dll.
Adanya
otonomi daerah yang telah ditetapkan oleh kesepakatan pemerintah ternyata
membuat pemerintah daerah untuk mencari alternatif bagaimana mencukupi
kebutuhan yang diperlukan oleh daerahnya serta bagaimana infrastruktur daerah
dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah.
Ditambah
lagi dengan persaingan di era globalisasi dan iklim ekonomi yang semakin kurang
menentu yang telah memaksa sebagian pengusaha untuk memusatkan perhatian yang
ditujukan guna mempertahankan dan meningkatkan peluang pasar.
Hal
ini berarti bahwa dalam iklim
globalisasi ekonomi tersebut seorang pengusaha harus dapat menciptakan competitive
advantage atau keunggulan daya saing dalam perdagangan, melalui peningkatan
kualitas dan produktivitas barang dan jasa. (H. Soewarso, 2004: 52)
Dalam
meningkatkan kualitas jasa, maka pemerintah daerah harus selektif dalam memilih
infrastruktur yang memiliki potensi untuk dikembangkan dan dibudidayakan
sehingga mampu memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah. Infrastruktur
tersebut misalnya adalah taman wisata.
Demikian
halnya dengan taman wisata, taman wisata merupakan salah satu asset daerah
dalam bidang produksi jasa. Oleh karena itu perusahaan tersebut harus selalu
mengadakan perubahan dalam meningkatkan kualitas pelayanan.
Taman
wisata ini bila diolah dengan profesional dapat dipastikan mampu memberikan
kontribusi terhadap daerahnya. Maka dari itu pemerintah melakukan berbagai
usaha untuk mengembangkan taman wisata (infrastruktur daerah).
Begitu
pula taman wisata pemandian Wendit yang terletak di Desa Mangliaman, Kecamatan Pakis, Kabupaten
Malang. Disamping memiliki panorama alam yang indah, memiliki khas (hewan
kera), letaknya yang mudah dijangkau oleh seluruh pengunjung karena berada
didepan bandara Abdur Rahman Saleh, sangat mendukung wisata pemandian Wendit
ini untuk lebih dikembangkan potensinya dalam meningkatkan kualitas
produksinya.
Taman
wisata pemandian Wendit ini cukup dikenal dan selalu dikunjungi oleh berbagai
masyarakat yang ada di Malang, luar Malang dan bahkan para wisatawan dari luar
negeri, akan tetapi tidak semua
pengunjung puas akan fasilitas yang ada ditaman wisata pemandian Wendit.
Hal ini dapat dilihat dari data yang disampaikan oleh pihak pengelola taman
wisata pemandian Wendit (P.D. Jasa Yasa) tentang penurunan jumlah pengunjung
dari tahun 2001 ke tahun 2006, dan adanya rencana pemerintah untuk
mengembangkan fasilitas yang ada serta adanya rencana perbaikan bangunan yang
ada ditaman wisata pemandian Wendit Malang.
Dari
latar belakang diatas, maka peneliti ingin meneliti kelayakan investasi guna
mengembangkan kualitas wisata pemandian Wendit yang terletak di Desa Mangliaman
Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang. Dengan diterbitkannya investasi diharapkan
taman wisata pemandian Wendit mampu meningkatkan kualitas yang sesuai dengan
harapan para pengunjung sehingga hal ini dapat meningkatkan jumlah pengunjung
yang datang dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar.
B. Rumusan Masalah
Adanya
keterbatasan dana APBD dan adanya tuntutan untuk selalu mengembangkan wilayah
kabupaten malang karena adanya otonomi daerah serta didukungnya potensi alam
yang dimiliki taman wisata pemandian wendit Malang menjadikan alasan tersendiri
bahwa wendit harus dikembangkan kualitasnya dengan mengeluarkan proyek
investasi.
Dari
permasalahan tersebut diatas maka muncul rumusan masalah seperti dibawah ini
yaitu:
Apakah rencana
investasi Taman Wisata Pemandian Wendit Malang layak untuk dilaksanakan?
C. Tujuan Penelitian
Berkaitan
dengan inti permasalahan tersebut diatas maka peneliti bertujuan menganalisis
kelayakan penerbitan investasi sebagai sumber pembiayaan guna meningkatkan
kualitas pelayanan taman wisata pemandian Wendit Malang.
D. Batasan Penelitian
Penelitian
ini dibatasi pada aspek keuangan sebuah perusahaan. Maka dari itu peneliti
mengambil obyek penelitian yaitu taman wisata pemandian Wendit Malang yang
dikelola oleh P.D. Jasa Yasa dan mulai tahun 2005 pengelolaan diserahkan kepada
dinas perhubungan dan pariwisata kabupaten Malang.
E. Manfaat Penelitian
1. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada pihak manajemen yakni Pemerintah
Kabupaten Malang (Dinas Perhubungan Dan Pariwisata) tentang layak tidaknya
proyek investasi ditaman wisata pemandian wendit malang guna meningkatkan
kualitas jasa.
2. Penelitian
ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi lingkup dunia
pendidikan yaitu kalangan mahasiswa dan dosen.
3. Penelitian
ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi para investor yang kelebihan
dana untuk berinvestasi di taman wisata pemandian wendit Malang.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A. PENELITIAN TERDAHULU
Tabel : 2.1
Penelitian Terdahulu
No
|
Nama Peneliti
|
Judul Penelitian
|
Metode Penelitian
|
Hasil penelitian
|
1.
|
Bernadet
Rubiyanti
|
Study
Kelayakan Ekspansi Pembenihan Udang Pada UD Benur Jumbo Aquaculture Situbondo
Ditinjau Dari Aspek Keuangan
|
Perhitungan
NPV, Perhitungan Benefit Cost Rasio (B/C Ratio), Perhitungan IRR
|
Hasil
NPV adalah + Rp.86698284,00, Hasil B/C Ratio adalah > 1 yaitu 3,542, Hasil
IRR adalah > cost of capital coc yaitu 73,27%. Maka usulan proyek layak
dilaksanakan.
|
2.
|
Yan
Hendriyana
|
Study
Rencana Pembangunan Proyek Perum Type 36 di Buring Satelit (Study Kasus Pada
PT. Bukit Barisan Permai Malang)
|
Metode kuantitatif
dan kualitatif. dengan menggunakan perhitungan NPV, IRR, dan PI
|
Hasil
NPV adalah +Rp.186.550.945,24, IRR adalah 25% dan PI adalah 1.05%. Maka
usulan proyek layak dilaksanakan dan dapat diteruskan.
|
3.
|
Rudiyana
|
Analisis
Kelayakan Investasi Modal untuk pembelian asset baru pada CV. Al Mubarokah
Transport Malang
|
Metode
deskriptif kuantitatif dan kualitatif, dengan menghitung initial investment,
penyusutan, initial cash flow, operational cash flow, incremental cash flow
dan NPV.
|
Hasil
NPV adalah + Rp.318.350.000. maka usulan proyek layak dan dapat dilaksanakan.
|
B. KAJIAN TEORITIS
1. STUDI KELAYAKAN INVESTASI (STUDI KELAYAKAN
PROYEK)
a. Pengertian Studi Kelayakan Proyek
Studi kelayakan proyek adalah penelitian
tentang dapat tidaknya suatu proyek (biasanya adalah proyek investasi)
dilaksanakan dengan berhasil. (Husnan, Suwarso; 2005; 4)
Studi kelayakan proyek merupakan suatu
studi untuk menilai proyek yang akan dikerjakan dimasa yang akan
datang.penilaian disini tidak lain adalah memberikan rekomendasi apakah
sebaiknya proyek yang bersangkutan layak dikerjakan atau sebaiknya ditunda
dulu. (Suratman, 2001, 5)
Studi kelayakan proyek adalah suatu metode
penjajakan dari suatu gagasan usaha tentang kemungkinan layak atau tidaknya
gagasan usaha tersebut dilaksanakan. (Nitisemito, Burhan, 2004, 1)
b. Sejarah Singkat Studi Kelayakan Proyek
Terjadinya revolusi industri di Inggris
pada abad ke-17 mendorong perkembangan perindustrian dan perdagangan yang terus
berlangsung sampai sekarang. Hal tersebut merupakan titik permulaan dari
keperluan akan adanya studi kelayakan yang lebih sistematis dengan menggunakan
metode ilmiah. Setelah perang dunia kedua, peranan pemerintah semakin menonjol dalam
sektor perekonomian, tidak terkecuali negara negara barat seperti Amerika dan
Inggris. Sejalan dengan itu, faktor faktor yang harus dijajaki untuk menilai
kelayakan suatu gagasan proyek semakin bertambah pula. Oleh karena itulah studi
kelayakan mulai dipakai oleh beberapa kalangan dalam mendirikan sebuah usaha
baru. (Nitisemito, Burhan, 2004, 5)
c. Macam Macam Studi Kelayakan Proyek
Investasi
1) Proyek investasi yang berorientasi pada
laba, adalah studi atau penelitian dalam rangka untuk menilai layak tidaknya
proyek investasi tersebut dilakukan dengan berhasil dan menguntungkan secara
ekonomis.
2) Proyek investasi yang tidak berorientasi
pada laba, adalah suatu studi tentang layak tidaknya proyek investasi tersebut
dikerjakan dan dilaksanakan tanpa mempertimbangkan keuntungan secara ekonomis.
( Suratman, 2001, 5)
d. Hubungan studi kelayakan proyek dengan
investasi
Investasi atau
penanaman modal didalam perusahaan tidak lain adalah menyangkut penggunaan
sumber sumber yang diharapkan akan memberikan imbalan yang menguntungkan dimasa
yang akan datang. Downes Dan Goodman (1991:209) memberikan pengertian investasi
sebagai berikut:
“…Invesment can refer to financial
investment (where aninvestor puts money into a vehicle) or to an invesment of
effort and time on the part of individual who wants to reap profits from the
succes of his labor…”
Dari
pengertian diatas menunjukkan bahwa investasi pada prinsipnya adalah penggunaan
sumber keuangan atau usaha dalam waktu tertentu dari setiap orang yang
menginginkan keuntungan darinya. Karena investasi sendiri memiliki
karakteristik yang berbeda beda dan memiliki banyak jenis dilihat dari jangka
waktunya maka proyek investasi sangat memerlukan studi kelayakan, mengingat
masa mendatang mengandung penuh ketidakpastian. (Suratman, 2001,6)
e. Aspek Aspek Dalam Studi Kelayakan Proyek
adalah:
1) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi
proyek itu sendiri (Manfaat Finansial) yang berarti apakah proyek
tersebut dipandang cukup menguntungkan (dari segi keuangan) dari pada resiko
yang ditimbulkan dari proyek tersebut.
2) Manfaat ekonomis proyek tersebut bagi
negara tempat proyek itu dilaksanakan (Manfaat Ekonomi Nasional) yang
menunjukkan manfaat proyek tersebut bagi ekonomi makro suatu negara.
3) Manfaat sosial proyek tersebut bagi
masyarakat sekitar proyek tersebut.
f. Tujuan dilakukannya studi kelayakan adalah
untuk menghindari keterlanjuran penanaman modal yang terlalu besar untuk
kegiatan yang ternyata tidak menguntungkan.
g. Dalam studi kelayakan tersebut hal hal
yang perlu diketahui adalah:
1) Ruang Lingkup Kegiatan Proyek
Disini perlu dijelaskan atau ditentukan
bidang apa yang akan beroperasi.
2) Cara kegiatan proyek dilakukan
Disini ditentukan apakah proyek akan
ditangani sendiri ataukah akan diserahkan pada beberapa pihak lain (siapa yang
akan menangani).
3) Evaluasi terhadap aspek aspek yang
menentukan berhasilnya seluruh proyek
Disini perlu diidentifikasi faktor faktor
kunci keberhasilan usaha semacam ini.
4) Sarana yang diperlukan oleh proyek
Menyangkut tidak hanya kebutuhan seperti :
material, tenaga kerja dll.
5) Hasil kegiatan proyek tersebut, serta
biaya yang harus ditanggung untuk memperoleh hal tersebut.
6) Akibat akibat yang bermanfaat maupun yang
tidak dari adanya proyek tersebut.
7) Langkah langkah rencana untuk mendirikan
proyek seperti: jadwal dari masing masing kegiatan sampai dengan proyek
investasi tersebut siap dijalankan.
h. Faktor faktor yang mempengaruhi intensitas
studi kelayakan adalah:
1) Besarnya dana yang ditanamkan
Umumnya semakin besar dana yang akan
ditanamkan maka studi kelayakan yang dilakukan juga akan semakin mendalam.
2) Tingkat ketidak pastian proyek
Semakin sulit kita memperkirakan
penghasilan penjualan, biaya, aliran kas dll, maka kita akan semakin berhati
hati dalam mengadakan studi kelayakan.
3) Kompleksitas elemen yang mempengaruhi
proyek
Setiap proyek akan mempengaruhi dan
dipengaruhi faktor faktor lainnya.
i. Lembaga lembaga yang memerlukan studi
kelayakan adalah
1) Investor
Pihak yang akan menanamkan dana mereka
dalam suatu proyek akan lebih memperhatikan prospek usaha tersebut. Yang
dimaksud prospek tersebut adalah tingkat keuntungan yang diharapkan dan resiko
yang mungkin timbul.
2) Kreditur atau bank
Para kreditur atau bank akan lebih
memperhatikan segi keamanan dana yang dipinjamkan mereka. Dengan demikian
mereka mengharapkan agar bunga plus angsuran pokok pinjaman bisa dilakukan
tepat pada waktunya.
3) Pemerintah
Pemerintah terutama lebih berkepentingan
dengan manfaat proyek tersebut bagi perekonomian nasional. Manfaat ini terkait
dengan penanggulangan masalah masalah yang sedang dihadapi oleh pemerintah.
(Husnan, Suwarso; 2005; 6)
j. Aspek aspek yang dipelajari dalam studi
kelayakan adalah
1) Aspek Pemasaran
Aspek pasar dan aspek pemasaran mencoba
mempelajari tentang:
a) Permintaan
Jumlah permintaan juga perlu diperkirakan
b) Penawaran
Mengenai faktor faktor yang mempengaruhi
penawaran, perkembangan penawaran masa lalu dan perkiraan dimasa yang akan
datang, dll.
c) Harga
Dengan memperbandingkan dengan barang
import dan barang produksi dalam negeri.
d) Program pemasaran
Mencakup strategi pemasaran yang akan
digunakan (Marketing Mix).
e) Perkiraan penjualan yang bisa dicapai
perusahaan, Market Share yang bisa dikuasai perusahaan.
2) Aspek teknis dan produksi, menyangkut:
a) Apakah proses produksi yang dipilih sudah
tepat
b) Apakah mesin yang dipilih sudah tepat
c) Bagaimana dengan pemilihan lokasi
d) Apakah skedul kerja telah dibuat dengan cukup
realistis (Husnan, Suwarso; 2005; 17
3) Aspek keuangan, mempelajari beberapa
faktor penting adalah
a) Dana yang diperlukan untuk investasi
Untuk menentukan dana investasi secara
keseluruhan disesuaikan dengan aspek teknis produksi, yaitu mengenai:
(1) Tanah, luas tanah yang diperlukan disesuaikan
dengan luas tanah yang ditetapkan dalam aspek teknis, baik untuk bangunan
gedung, kantor, gudang, perumahan karyawan dan sebagainya. Jumlah dana yang
diperlukan untuk pengadaan tanah disesuaikan dengan dana yang berlaku.
(2) Gedung, gedung yang diperlukan dalam hal ini
adalah untuk bangunan pabrik, kantor, gudang dan sebagainya. Untuk menilai
biaya gedung untuk bangunan pabrik tergantung pada aspek produksi, hal ini
disesuaikan dengan proses produksi.
(3) Mesin, mesin yang digunakan juga disesuaikan
dengan aspek produksi. Demikian pula jumlah biaya yang dikeluarkan untuk
membeli mesin juga termasuk biaya perakitan dan biaya lainnya.
(4) Peralatan, paralatan yang dimaksudkan disini
adalah peralatan produksi lainnya, termasuk angkutan pendukung produksi. Untuk
menilai jumlah peralatan, disesuaikan dengan jenis dan jumlah peralatan yang
diperlukan dan dihitung dengan jumlah harga yang berlaku.
(5) Biaya pamasangan mesin beserta pemasangan
peralatan juga merupakan biaya investasi yang perlu dihitung sesuai dengan
biaya yang dikeluarkan.
(6) Biaya lainnya, seperti biaya feasibility
study, biaya survai dan biaya lainnya yang berhubungan dengan pembangunan
proyek.
b) Biaya modal kerja
Biaya modal kerja dalam kegiatan usaha
terdiri dari biaya tetap (fixed cost) dan biaya tidak tetap (variabel
cost). Biaya tetap adalah biaya yang tidak dipengaruhi oleh naik turunnya
produksi yang dihasilkan, Untuk menentukan jumlah biaya tetap sesuai dengan
rencana yang telah disusun, seperti:
1) Biaya tenaga
kerja tidak langsung
Biaya tenaga keja tidak langsung adalah
jumlah tenaga kerja dikalikan dengan gaji masing masing yang ditetapkan
perbulan.
2) Bunga bank
Besarnya bunga bank dan pengambilan pokok
pinjaman pada setiap bulan disesuaikan dengan kemampuan usaha atau proyek yang
direncanakan, baik jumlah kredit, tingkat bunga serta lamanya waktu
pengembalian pinjaman.
3) Biaya asuransi
jumlah biaya asuransi yang harus dibayar tergantung pada besarnya jumlah aset
yang disuransikan.
4) Dana
depresiasi atau penyusutan
Jumlah dana penyusutan disesuaikan dengan
jumlah dana yang dihitung setiap tahunnya berdasarkan metode yang digunakan.
Biaya tidak tetap adalah biaya yang
dikeluarkan untuk membeli bahan mentah atau bahan pembantu, upah tenaga kerja
langsung, biaya transportasi, biaya pemasaran dan sebagainya. Biaya tetap ini
juga dihitung pada setiap bulan dan tahunnya.
c) Sumber pembiayaan
Untuk memenuhi kebutuhan biaya investasi
dan modal kerja dapat dilakukan melalui dua sumber yaitu sumber dari dalam
perusahaan dan dari luar perusahaan. Sumber dari dalam perusahaan adalah modal
yang berasal dari para investor atau modal yang berasal dari hasil penjualan
saham. Sedangkan modal dari luar
perusahaan adalah modal yang berasal dari bank dan lambaga keuangan lainya.
(Ibrahim, 1998, 133)
d) Sumber pembelanjaan yang akan digunakan
e) Taksiran penghasilan, biaya dan laba rugi
f) Manfaat dan biaya
g) Proyeksi keuangan.
4) Aspek manajemen mempelajari
a) Manajemen dalam masa pembangunan proyek
b) Manajemen dalam operasi.
5) Aspek hukum mempelajari
a) Bentuk badan
usaha yang digunakan
b) Jaminan
jaminan yang bisa disediakan kalau akan menggunakan sumber dana berupa
pinjaman.
c) Berbagai akta,
sertifikat dsb.
6) Aspek ekonomi dan sosial
a) Pengaruh
proyek tersebut terhadap peningkatan penghasilan negara.
b) Penambahan
kesempatan kerja
c) Pengaruh
proyek tersebut terhadap industri yang lain. (Husnan, Suwarso; 2005; 17)
k. Alat alat yang digunakan dalam
menganalisis studi kelayakan adalah
1) Beberapa alat analisis yang digunakan
untuk aspek teknis dan produksi, adalah
a) Analisa
perilaku biaya
b) Analisa
perbandingan biaya
c) Analisa
penggantian aktifadan penyediaan mesin
d) Pemilihan
lokasi dengan metode Scooring atau perbandingan biaya
2) Alat analisa
yang bisa digunakan dalam aspek keuangan adalah:
a)
Metode metode
penilaian investasi
b) Metode
penentuan kebutuhan dana, baik modal kerja atau aktifa tetap
c)
Metode
pemilihan sumber dana
d) Analisa Break
Event, linear atau non linear
e) Proyek aliran
kas (anggaran kas) untuk memeperkirakan kemampuan memenuhi kewajiban finansial
f)
Analisa sumber
dan penggunaan dana
g)
Analisa resiko
investasi
3) Alat analisa
yang digunakan dalam aspek manajemen
a) Analisa jabatan, untuk menentukan
deskripsi dan spesifikasi jabatan
b) Analisa beban kerja dan angkatan kerja
untuk menentukan kebutuhan akan jumlah tenaga kerja
c) Analisa struktur organisasi. (Husnan
Suwarso; 2005; 21)
Tabel 2.2
Hubungan antara aspek aspek studi kelayakan proyek
dengan jenis, sumber, cara memperoleh data dan kerangka atau alat analisis
data.
ASPEK YANG DIKAJI
|
JENIS DATA
|
SUMBER DATA
|
CARA MEMPEROLEH DATA
|
TEKNIK ANALISIS DATA
|
Hukum sosial ekonomi dan budaya
|
Kualitatif
|
Primer sekunder (ekstern)
|
Dokumentasi, observasi, kuisioner, tanya jawab
|
Kualitatif, judgement, analisis manfaat dan
pengorbanan sosial.
|
Pasar dan pemasaran
|
Kualitatif dan kuantitatif
|
Primer sekunder (ekstern da intern)
|
Tanya jawab, dokumentasi, observasi
|
Model statistik : analisis tren, regresi, model lain
yang sesuai
|
Teknis dan teknologi
|
Kualitatif dan kuantitatif
|
Primer sekunder (ekstern dan intern)
|
Tanya jawab, kuisioner, dokumentasi, observasi
|
Judgement (pertimbangan) analisis biaya, lay out,
metode transportasi dan model.
|
Manajemen
|
Kuantitatif dan kualitatif
|
Primer, sekunder (ekstern dan intern)
|
Tanya jawab, kuisioner, observasi dan dokmentasi
|
Analisis jabatan struktur organisasi, judgement,
model lain yag sesuai seperti: bagan gantt, analisis dan network planning.
|
Keuangan
|
Kualitatif dan kuantitatif
|
Primer dan sekunder (ekstern dan intern)
|
Tanya jawab, dokumentasi, kuisioner dan observasi
|
analisis sumber dan penggunaan dan, penentuan
kebutuhan dana, penentuan biaya modal, kriteria penilaian investasi
|
(Suratman,
2001, 21)
l. Isi laporan studi kelayakan proyek
1) Ringkasan rekomendasi
Ringkasan rekomendasi ini merupakan
rekomendasi atau saran secara ringkas atas rencana proyek investasi yang akan
dilakukan oleh investor. Isinya menyangkut hal hal yang paling mendasar dalam
analisis masing masing aspek yakni layak atau tidak layak
2) Latar belakang proyek atau pemrakarsa
proyek
Latar belakang ini dimaksudkan untuk
menjelaskan gambaran mengenai rencana proyek investasi yang diusulkan, gambaran
umum mengenai kondisi perusahaan saat ini atau pemrakarsa proyek. Dalam
investasi yang diusulkan harus dijelaskan mengenai sifat atau jenis proyek yang
diusulkan, kapan rencana itu diusulkan, berapa besar dana yang akan
diinvestasikan dalam rencana proyek dan hal umum lain yang menyangkut rencana
investasi tersebut.
3) Analisis masing masing aspek
Untuk melaporkan analisis masing masing
aspek, semua asumsi yang digunakan harus dijelaskan secara rinci. Hal ini agar
tidak menyesatkan pengguna laporan tersebut. Aspek yang memerlukan pengkajian
lebih intens dan yang kurang harus dijelaskan.
4) Simpulan dan rekomendasi
Simpulan yang dibuat harus menyimpulkan
hasil analisis masing masing aspek, sehingga hal hal yang tidak dibahas dan
dianalisis tidak perlu disimpulkan. Sedangkan rekomendasi memuat rekomendasi
yang diberikan kepada decision makers atas dasar analisis yang
dilakukan. Dengan demikian tidak akan pernah membuat rekomendasi yang
kontradiktif dengan hasil analisis.
5) Lampiran lampiran
Lampiran yang dilampirkan dalam laporan
studi kelayakan adalah informasi yang terkait erat dengan masalah yang dikaji
atau yang diteliti. Wujudnya, dapat berupa penjelasan, rincian tambahan, dan
lain sebagainya. (Suratman, 2001, 32)
2. STUDI
KELAYAKAN PROYEK MENURUT ISLAM
Menurut
Islam perencanaan yang baik adalah memerlukan kelayakan (visibility).
Jika merencanakan suatu kegiatan usaha, maka perlu diteliti apakah kegiatan
usaha itu layak didirikan disuatu tempat yang dipilih, proyek tersebut
menguntungkan atau tidak, apakah proyek tersebut menguntungkan bagi masyarakat
sekitar atau tidak dll.
Faktor faktor kelayakan yang
harus diperhatikan menurut Islam adalah:
a. Dilihat
berdasarkan orang yang melakukannya atau mengerjakannya
b. Berdasarkan
sesuatu yang mengerjakannya
Selain hal hal yang bersifat
riil, faktor faktor makro juga berperan dalam menentukan perencanaan. Faktor
faktor itu misalnya faktor politik, sosial, dan ekonomi masyarakat. Jika faktor
makro tidak diperhatikan maka kenyamanan untuk melakukan suatu pekerjaan akan
terganggu dan bahkan kahidupan dari perusahaan juga tidak akan dapat
dipertahankan. (Hafiduddin, Tanjung; 2003; 83)
3. INVESTASI
a. Pengertian Investasi
Investasi adalah penanaman
modal oleh suatu perusahaan kedalam suatu aset (aktiva) dengan harapan
memperolah keuntungan dimasa yang akan datang, (Martono,Agus H; 2003; 138)
Investasi pada hakikatnya
merupakan penempatan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan dapat
memperoleh keuntungan dimasa datang. (Halim, 2005; 4)
b. Jenis
Jenis Investasi
1)
Dilihat
dari jenis aktivanya maka investasi
dapat dibagi menjadi:
a)
Investasi
pada aktiva riil adalah investasi yang berbentuk pembelian aset produktif.
misalnya investasi pada tanah, gedung dan peralatan dll.
b)
Investasi
pada aktiva non riil (financial assets) adalah investasi pada aset
finansial yang dilakukan dipasar uang. misalnya investasi kedalam surat surat
berharga. (Halim; 2005; 4)
2)
Dilihat
dari jangka waktunya maka dapat dibedakan menjadi
a)
Investasi
jangka pendek : yaitu investasi yang perputaran dananya kurang dari satu tahun
atau sama dengan satu tahun. Misalnya investasi pada modal kerja atau investasi
pada sekuritas jangka pendek, seperti sertifikat deposito.
b)
Investasi
jangka panjang yaitu investasi yang perputaran dananya lebih dari satu tahun.
Bentuk investasi jangka panjang ini misalnya investasi pada aktiva tetap dan
surat Barharga jangka panjang seperti saham dan obligasi.
3)
Dilihat
dari pihak yang mengadakan, maka dapat dibedakan menjadi
a)
Investasi
swasta, yaitu investasi yang dilakukan oleh individu maupun lembaga swasta.
Tujuan investasi swasta ini lebih bersifat profit oriented.
b)
Investasi
pemerintah, yaitu investasi yang dilakukan oleh pemerintah, baik pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah. Tujuan investasi pemerintah ini lebih bersifat social
oriented. (Sucipto; kilasan catatan kuliah)
4)
Sedangkan
dilihat dari pilihan macam macam investasi adalah:
a)
Tabungan
b)
Deposito
berjangka atau sertifikat deposito
c)
Menutup
polis asuransi
d) Membeli
valuta asing
e)
Mendirikan
usaha baru
f)
Membeli
emas atau perhiasan lainnya
g)
Membeli
rumah dan tanah
h)
Membeli
surat berharga pasar uang
i)
Membeli
surat berharga pasar modal diantaranya
(1) Obligasi
atau Obligasi konversi
(2) Saham
5)
Faktor
faktor yang mempengaruhi investasi
adalah sebagai berikut:
a)
Kepribadian
dari diri calon investor
Apakah
diri investor menyukai akan resiko atau tidak.
b)
Pajak
Para investor harus
mempertimbangkan berapa pendapatan bersih yang harus diterima oleh investor
setelah adanya wajib pajak.
c)
Likuiditas
(Kelancaran)
Yang menunjukkan kemudahan
dalam hal mencairkan modal investasi investor jika suatu ketika telah ditemukan
apabila ternyata proyek investasi tidak sesuai dengan harapan investor.
d) Situasi
Ekonomi Internasional
Dalam era globalisasi seperti
saat sekarang ini ketergantungan suatu negara dengan negara lain adalah sangat
besar, perubahan kebijakan ekonomi suatu negara dapat memberikan dampak positif
ataupun negatif bagi negara lainnya.
e)
Situasi
Ekonomi Nasional
Situasi ekonomi nasional
mampunyai pengaruh yang besar terhadap bidang usaha dan industri dimana obyek
investasi ditanamkan.
f)
Situasi
Industri.
Situasi industri dimana proyek
investasi ditanamkan adalah sangat membawa dampak yang besar terhadap proyek
investasi, baik situasi industri itu bersifat kecil, berkembang, mengalami
kemajuan pesat ataupun sedang mengalami kemunduran.
g)
Sains
dan Teknologi
Perkembangan teknologi yang
senantiasa mengalami kemajuan akan sangat mendukung terhadap proyek investasi,
maka dari itu teknologi disini sangat mempengaruhi keberadaan proyek investasi.
h)
Siklus
dan Trend
Pentingnya analisis teknis dan
daur adalah untuk meramalkan hal hal atau kejadian dimasa depan dengan memakai
pengalaman pengalaman masa lalu. Analisis ini biasanya membantu memperlihatkan
kecenderungan trend masa kemasa depan dan biasanya juga digunakan untuk
perencanaan investasi jangka panjang. Misalnya kenaikan harga BBM,
kebijaksanaan nilai tukar mata uang serta perubahan tingkat suku bunga.
(Noerhadi. D. Chiril; 1996;
10).
6)
Proses
investasi
Proses investasi menunjukkan
bagaimana seharusnya seorang investor membuat keputuasan investasi pada efek
efek yang dapat dipasarkan, dan kapan dilakukan. Untuk itu perlu dilakukan
beberapa tahapan sebagai berikut:
a)
Menentukan
tujuan investasi
hal
hal yang perlu dipertimbangkan dalam tahap ini adalah:
(1) Tingkat pengembalian yang diharapkan (expected
rate of return)
(2) Tingkat resiko (rate of return)
(3) Ketersediaan jumlah dana yang akan
diinvestasikan
b)
Melakukan
analisis
Salah satu tujuan penilaian
ini adalah untuk mengidentifikasi efek yang salah harga (mispriced),
apakah harganya terlalu tinggi atau terlalu rendah. Untuk itu ada dua
pendekatan yang dapat digunakan, yaitu:
(1) Pendekatan
fundamental
Pendekatan
ini didasarkan pada informasi informasi yang diterbitkan oleh emiten maupun
oleh administrator bursa efek. Karena kinerja emiten dipengaruhi oleh kondisi
sektor industri dimana perusahaan tersebut berada dan perekonomian secara
makro, maka untuk memperkirakan prospek harga sahamnya dimasa yang akan datang
harus dikaitkan dengan faktor fundamental yang mempengaruhinya. Jadi analisis
ini dimulai dari siklus usaha perusahaan secara umum, selanjutnya kesektor
industrinya, akhirnya dilakukan evaluasi terhadap kinerjanya dan saham yang
diterbitkannya.
(2) Pendekatan
teknikal
Pendekatan
ini didasarkan pada data (perubahan) harga saham dimasa lalu sebagai upaya untuk
memperkirakan harga saham dimasa mendatang. Dengan analisis ini para analis
memperkirakan pergeseran penawaran dan permintaan dalam jangka pendek serta
mereka berusaha untuk cenderung mengabaikan resiko dan pertumbuhan laba dalam
menentukan barometer dari penawaran dan permintaan.
c)
Membentuk
portofolio
Dalam
tahap ini dilakukan identifikasi terhadap efek efek mana yang akan dipilih dan
berapa proporsi dana yang akan diinvestasikan pada masing masing efek tersebut.
Efek yang dipilih dalam rangka pembentukan portofolio adalah efek efek yang
mempunyai koefisien kerelasi negatif. Hal ini dilakukan karena dapat menurunkan
resiko.
d) Mengevaluasi
kinerja portofolio
Dalam
tahap ini dilakukan evaluasi atas kinerja portofolio yang telah dibentuk, baik
terhadap tingkat pengembalian yang diharapkan maupun terhadap tingkat resiko
yang ditanggung. (Halim; 2005; 4)
e)
Resiko
dalam investasi
Dalam konteks manajemen
investasi, resiko merupakan besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian
yang diharapkan dengan tingkat pengembalian aktual. Semakin besar
penyimpangannya maka semakin besar tingkat resikonya. Apabila dikaitkan dengan
preferensi investor terhadap resiko, maka resiko dibedakan menjadi:
(1) Investor yang menyukai resiko
Merupakan investor yang
apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat
pengembalian yang sama dengan tingkat resiko yang berbeda, maka ia akan memilih
investasi dengan resiko tinggi.
(2) Investor yang netral terhadap resiko
Merupakan investor yang akan
meminta kenaikan tingkat pengembalian yang sama untuk setiap kenaikan resiko.
Investor ini umumnya cukup fleksibel dan bersikap hati hati dalam mengambil
keputusan investasi.
(3) Investor yang tidak menyukai resiko atau
penghindar resiko
Adalah investor yang apabila
dihadapkan pada dua pilihan investasi yang memberikan tingkat pengembalian yang
sama dengan resiko yang berbeda, maka ia akan mengambil investasi dengan resiko
yang lebih rendah. Biasanya investor ini cenderung mempertimbangkan secara
matang dan terencana keputusan investasinya. (Halim; 2005; 42)
f)
Deviden
(pendapatan dalam investasi)
(1) Deviden dalam jumlah rupiah stabil
Pembayaran deviden yang
stabil, artinya jumlah deviden perlembar yang dibayarkan setiap tahunnya
relatif tetap selama jangka waktu tertentu, meskipun pendapatan perlembar saham
pertahunnya berfluktuasi.
(2) Deviden dengan rasio pembayaran konstan
Beberapa perusahaan melakukan
pembayaran deviden berdasarkan presentase tertentu dari laba. Karena laba
berfluktuasi, maka menjalankan kebijakan ini akan berakibat jumlah deviden
dalam rupiah juga akan berfluktuasi.
(3) Deviden tetap yang rendah ditambah ekstra
Pembayaran deviden ini
hanyalah merupakan modifikasi dari cara 1 dan cara 2 diatas. Kebijakan ini
memberikan fleksibilitas pada perusahaan tetapi mengakibatkan investor sedikit
ragu ragu tentang berapa besarnya deviden mereka. Apabila laba perusahaan
sangat berfluktuasi, kebijakan ini akan merupakan pilihan terbaik. (Halim;
2005; 92)
g)
Keputusan
investasi
Keputusan
investasi ini sangat penting bagi para penanam modal atau investor. Karena hal
ini menyangkut dana yang akan digunakan untuk melakukan investasi tersebut,
jenis investasi yang akan dilakukan, pengembalian investasi dan resiko yang
mungkin timbul dari adanya investasi tersebut.
Untuk
menganalisis keputusan usulan investasi atau proyek investasi apakah suatu
usulan investasi layak atau tidak untuk dilaksanakan, maka konsep yang harus
digunakan adalah konsep aliran kas bukan konsep laba. Hal ini disebabkan karena
laba yang dilaporkan dalam laporan keuangan belum tentu dalam bentuk kas.
h)
Macam
macam aliran kas Dalam Investasi untuk menganalisis kelayakan investasi
dilaksanakan:
Pengambilan keputusan ini
mempertimbangkan aliran kas keluar (Cash Outflow) yang akan dikeluarkan
oleh perusahaan dan aliran kas masuk (Cash Inflow) yang akan diperoleh
perusahaan bekaitan dengan investasi yang diambil. Ada 3 macam aliran kas yang
terjadi dalam investasi yaitu:
(1) Initial Cashflow (Capital Outlays)
Initial
Cashflow adalah merupakan aliran kas yang berhubungan dengan
pengeluaran kas yang pertama kali untuk keperluan investasi. Misalnya: harga
pembelian mesin, harga pembangunan pabrik, harga perbaikan mesin dll.
(2) Operational Cashflow
Merupakan aliran kas yang
terjadi selama umur investasi. Operational Cashflow ini berasal dari pendapatan yang diperoleh
dikurangi dengan biaya biaya yang dikeluarkan perusahaan. Aliran kas operasi
sering disebut cash inflow (aliran kas masuk) yang nantinya akan
dibandingkan dengan cash outflow untuk menutup investasi. Cash inflow
ini biasanya diterima setiap tahun selama umur ekonomis investasi yang berupa
aliran kas masuk bersih (proceeds). Besarnya proceeds ini
ditentukan oleh dua sumber yaitu laba setelah pajak atau Earning After Tax
(EAT) dan depresiasi. Dana yang digunakan dalam berinvestasi dalam aktifa
tetap adalah dapat berasal dari modal sendiri dan atau modal asing (hutang).
Perbedaan sumber modal yang digunakan dalam investasi tersebut mempengaruhi
perhitungan proceeds (aliran kas masuk) investasi yang bersangkutan.
Perhitungan proceeds tersebut adalah sebagai berikut:
(a) Perhitungan besarnya Proceeds bila
investasi menggunakan modal sendiri :
Proceeds= laba bersih setelah pajak + depresiasi
|
(b) Perhitungan
proceeds bila investasi menggunakan modal sendiri dan hut
Pengolahan SPSS, Pengolahan SPSS Penelitian, Pengolahan SPSS
Statistik, Pengolahan SPSS Dengan SPSS, Pengolahan SPSS Deskriptif, Olah SPSS,
Olah SPSS Statistik, Olah SPSS Kuesioner, Olah SPSS Dengan SPSS, Olah SPSS
Penelitian, Olah SPSS Skripsi, Olah SPSS Sem, Olah SPSS Jakarta, Olah SPSS
Depok, Analisis SPSS, Analisis SPSS Kuantitatif, Analisis SPSS Penelitian,
Analisis SPSS Katagorik, Analisis SPSS Statistik, Analisis SPSS SPSS, Analisis SPSS
Panel, Jasa Pengolahan SPSS, Jasa Pengolahan SPSS Statistik, Jasa Pengolahan SPSS
Skripsi, Jasa Pengolahan SPSS SPSS, Analisis SPSS Penelitian, Analisis SPSS
Penelitian Deskriptif, Analisis SPSS Penelitian Eksperimen, Analisa SPSS
Statistik, Olah SPSS Tesis, Pengolaha SPSS Tesis, Regresi, Regresi Linier
Berganda, Regresi Linier, Analisa SPSS SEM, Olah SPSS SEM, Pengolahan SPSS SEM,
Ahli SEM, Pakar SEM, Konsultan SEM, Belajar SEM, Kursus SEM, Pengolahan SPSS, Pengolahan
SPSS Penelitian, Pengolahan SPSS Statistik, Pengolahan SPSS Dengan SPSS, Pengolahan
SPSS Deskriptif, Olah SPSS, Olah SPSS Statistik, Olah SPSS Kuesioner, Olah SPSS
Dengan SPSS, Olah SPSS Penelitian, Olah SPSS Skripsi, Olah SPSS Sem, Olah SPSS
0 Komentar