ANALISIS HARGA SAHAM PERUSAHAAN SEBELUM DAN SESUDAH LISTING DI JAKARTA ISLAMIC INDEX DI BURSA EFEK INDONESIA (Studi Kasus Pada Indeks Saham Yang Tergabung Dalam Jakarta Islamic Index Periode 5 Desember 2008 -7 Desember 2009)
ABSTRAK
Dalam rangka mengembangkan
Pasar Modal Syariah, PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama dengan PT.
Danareksa Invesment Management (DIM) telah meluncurkan indeks saham yang dibuat
berdasarkan Syariah Islam, yaitu Jakarta
Islamic Index (JII). Indeks ini dimaksudkan
untuk digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk mengukur kinerja
suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Indeks ini terdiri dari 30
saham yang sesuai dengan syariah Islam dan merupakan tolok ukur kinerja suatu
investasi saham berbasis syariah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan harga saham
perusahaan sebelum, pada saat, dan sesudah listing
dalam Jakarta Islamic Index.
Pengujian ini dilakukan dengan
cara analisis statistik. Analisis statistik menggunakan metode paired sample
t-test, untuk menguji apakah ada perbedaan harga
saham perusahaan sebelum listing
dalam JII dengan pada saat listing
dalam JII, pada saat listing dalam
JII dengan sesudah listing dalam JII,
dan antara sebelum dan sesudah listing
dalam JII.
Dari hasil analisis secara statistik, secara one sample T-test
dengan level signifikan 5% mempengaruhi
sebagian secara signifikan terhadap harga saham perusahaan yang sebelum listing dalam JII yaitu pada periode t-3 dan t-4, untuk periode t-2
dan t-1 terdapat perbedaan harga saham perusahaan sebagian secara tidak
signifikan. Sedangakan pengaruh harga saham perusahaan
pada saat dengan sesudah listing
dalam JII dibuktikan dengan
hasil uji t yang tidak signifikan pada t+1 dan t+4. Tapi untuk periode t+2 dan
t+3 terdapat perbedaan harga saham secara signifikan. Selanjutnya terdapat perbedaan secara signifikan antara harga
saham perusahaan antara sebelum penetapan listing
dalam JII dengan sesudah penetapan listing
dalam JII yang mengakibatkan kenaikan harga saham perusahaan yang tergabung
dalam JII. Hal ini karena para investor menggunakan informasi yang terkandung
dalam pengumuman listing dalam JII
tersebut dijadikan preferensi untuk melakukan investasi pada saham-saham Jakarta Islamic Index yang merupakan kumpulan saham-saham pilihan yang sesuai
dengan syariah Islam.

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Keberadaan pasar modal di
Indonesia merupakan salah satu faktor terpenting dalam ikut membangun
perekonomian nasional, terbukti telah banyak industri dan perusahaan yang
menggunakan institusi pasar modal ini sebagai media untuk menyerap investasi
dan media untuk memperkuat posisi keuangannya. Secara faktual, pasar modal
telah menjadi financial nerve centre (saraf finansial dunia) pada dunia
ekonomi modern dewasa ini, bahkan perekonomian modern tidak akan mungkin bisa
eksis tanpa adanya pasar modal yang tangguh dan berdaya saing global serta
terorganisir dengan baik.
Dalam rangka mengembangkan pasar modal
syariah, PT. Bursa Efek Indonesia (BEI) bersama
dengan PT. Danareksa Invesment Management (DIM) telah meluncurkan indeks saham
yang dibuat berdasarkan Syariah Islam, yaitu Jakarta Islamic
Index. Indeks
ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai tolok ukur (benchmark) untuk
mengukur kinerja suatu investasi pada saham dengan basis syariah. Indeks ini
terdiri dari 30 saham yang sesuai dengan syariah Islam dan merupakan tolok ukur
kinerja suatu investasi saham berbasis syariah.
Perkembangan pasar modal syariah
menunjukkan kemajuan seiring dengan meningkatnya indek yang ditujukan dalam Jakarta
Islamic Indeks. Peningkatan indek pada Jakarta
Islamic Index walaupun nilainya tidak sebesar pada Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG) tetapi kenaikan secara prosentase Indek pada Jakarta
Islamic Index lebih besar dari Indek Harga Saham Gabungan.
Ketua Bapepam LK Fuad Rahmany, mengatakan,
perkembangan produk pasar modal berbasis syariah hingga desember 2007 tetap
menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Kinerja saham saham yang termasuk
ke dalam JII menunjukkan trend yang naik,
terlihat dari pertumbuhan indeks sebesar 63,4 % yaitu dari 307,62 pada akhir 2006
menjadi 502,78 pada 10 Desember 2007. Sedangkan untuk seluruh indeks yang
tergabung dalam IHSG telah mencapai angka 54,54% dari 1805,52 menjadi 2790,26.
Hal ini secara keseluruhan menunjukkan bahwa JII lebih baik. (www.surya.co.id)
Melihat hal ini, tentu saja bukan hanya
mencerminkan penerimaan dan pengakuan dari para investor yang memburu
saham-saham yang tergabung dalam indeks Islam, tapi juga menunjukkan betapa
saham-saham yang memenuhi kriteria syariah memang lebih mendapat simpati dan
diinginkan oleh para investor karena relatif jauh dari risiko.
Apabila dikaitkan dengan kondisi ini, maka
penetapan Jakarta Islamic Index
oleh BEI dapat dikatakan sebagai suatu peristiwa (event) yang
diketahui oleh publik bagi perusahaan tertentu sebagai kelompok
perusahaan yang berbasiskan syariah. Hal ini
merupakan suatu informasi yang bagus, mengingat kategori syariah dapat menaikkan
citra perusahaan sebagai perusahaan terpercaya. Sehingga diharapkan akan
direspon oleh pasar sebagai suatu sinyal yang menyampaikan adanya informasi baru yang
selanjutnya akan mempengaruhi nilai saham perusahaan dan aktivitas perdagangan
saham.
Indeks saham merupakan
indikator utama yang sering menggambarkan harga saham. Menurut Samsul
(2006:179) indeks saham adalah saham yang dinyatakan dalam angka indeks.
Sedangkan saham menurut Ridwan (2002:381) merupakan surat berharga yang
dikeluarkan oleh perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas atau yang disebut
emiten.
Harga saham bergerak secara
acak berarti bahwa fluktuasi harga saham tergantung pada informasi baru (new information) yang akan diterima,
tetapi informasi tersebut tidak diketahui kapan akan diterima sehingga
informasi baru dan harga saham itu disebut unpredictable (Samsul, 2006:270). Untuk menentukan informasi publikasi penetapan listing
dalam Jakarta Islamic Index sebagai kabar baik atau buruk dibutuhkan waktu yang cukup
lama untuk mengevaluasinya. Investor mungkin masih membutuhkan informasi yang
lainnya untuk mengevaluasi apakah pengumuman penetapan Jakarta Islamic Index ini sebagai kabar baik atau buruk. Akibatnya, reaksi pasar untuk
informasi jenis ini terjadi dalam periode waktu yang cukup panjang. Sebaliknya,
pasar dikatakan tidak efisien jika kecepatan penyesuaiannya cukup lama, jika
berlarut-larut dan cukup lama, ini menunjukkan indikasi adanya distribusi
informasi yang belum simetris (asimetri
informasi), yaitu hanya beberapa pihak saja yang mendapatkan informasi
tersebut.
Pergerakan saham menentukan
investor dalam memilih saham yang tebaik. Perubahan harga saham individu di
pasar terjadi karena faktor permintaan dan penawaran. Terdapat berbagai
variabel yang mempengaruhi permintaan dan penawaran, baik yang rasional maupun
irrasional. Pengaruh yang sifatnya rasional mencangkup kinerja perusahaan,
tingkat bunga, tingkat inflasi, tingkat
pertumbuhan, kurs valuta asing atau indek harga saham dari negara lain.
Pengaruh yang irrasional mencangkup rumor dipasar, mengukuti mimpi, bisikan teman
atau permainan harga. Oleh karena itu jika kenaikan atau penurunan berlangsung
terus menerus selama beberapa hari, maka hal itu akan diikuti oleh arus balik.
Hal itu membuktikan bahwa dalam kenaikan ataupun penurunan selalu ada kesalahan
yang dinamakan overreaction atau mispriced, jika harga terus
naik, akan diikuti dengan penurunan harga dari periode berikutnya. (Samsul,
2006:185)
Penelitian ini merupakan replikasi dari hasil penelitian Wanalita
(2007), yang menyimpulkan
bahwa terdapat perbedaan antara Abnormal Return pada
tanggal penetapan dengan hari-hari sebelum tanggal penetapan tergabung dalam
JII, selain itu terdapat perbedaan antara Abnormal
Return pada tanggal penetapan tergabung dalam Jakarta Islamic Index dengan hari-hari
sesudah tanggal penetapan tergabung di Jakarta
Islamic Index. Dari
penelitian Tri Wibowo (2006) Hasil hipotesisnya menunjukkan, tidak ada
perbedaan antara rata-rata return saham sebelum dan pada saat pengumuman
bond rating, antara rata-rata return saham pada saat pegumuman
dan setelah pengumuman bond rating, dan antara rata-rata return
saham sebelum, pada saat, dan setelah pengumuman bond rating.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
sebelumnya yaitu terdapat pada variabel yang diteliti. Jika
penelitian sebelumnya menggunakan variabel abnormal return sedangkan
dalam penelitian ini menggunakan variabel harga saham perusahaan sebelum dan
sesudah listing dalam Jakarta Islamic Index.
Untuk keperluan analisis dalam penelitian
ini dilakukan pengujian dengan menggunakan studi peristiwa (event study). Studi peristiwa merupakan
studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event)
yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman. Penelitian ini berusaha
mengetahui pengaruh peristiwa pengumuman listing terhadap harga saham di Jakarta Islamic Index. Dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui reaksi dan
perilaku pelaku pasar modal terhadap sebuah peristiwa ekonomi dan dampaknya
terhadap iklim investasi secara keseluruhan di Indonesia.
Dari latar belakang diatas
maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian ”Analisis Harga
Saham Perusahaan Sebelum Dan Sesudah Listing di Jakarta Islamic Index di Bursa
Efek Indonesia Periode 5 Desember 2008- 7 Desember 2009”.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang
jelaskan sebelumnya maka rumusan masalah yang dituliskan dalam penelitian ini
adalah:
1.
Apakah terdapat perbedaan harga saham pada saat listing dengan sebelum
listing dalam Jakarta Islamic Index?
2.
Apakah terdapat perbedaan harga saham pada saat listing dengan sesudah
listing dalam Jakarta Islamic Index?
3.
Apakah terdapat perbedaan harga saham antara sebelum dan sesudah
listing dalam Jakarta Islamic Index?
1.3. Tujuan Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini memiliki beberapa
tujuan yang ingin dicapai, antara lain:
1.
Untuk mengetahui perbedaan harga saham perusahaan pada saat listing dengan sebelum listing dalam Jakarta Islamic Index.
2.
Untuk mengetahui perbedaan harga saham perusahaan pada saat listing dengan sesudah listing dalam Jakarta Islamic Index.
3.
Untuk mengetahui perbedaan antara harga perusahaan saham sebelum dan
sesudah listing dalam Jakarta
Islamic Index.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan
manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya:
1.
Bagi investor penelitian ini dapat dijadikan salah satu pertimbangan
keputusan investasi, terutama pada bisnis yang berbasis syariah.
2.
Bagi emiten penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu acuan agar
tetap mempertahankan dan menjalankan reputasi bisnis secara syariah.
3.
Bagi penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan kerangka dalam
melakukan penelitian terutama yang berkaitan dengan indeks syariah dan pasar
modal syariah.
1.5. Batasan Masalah
Penelitian ini membatasi ruang lingkupnya pada emiten yang tiga kali
berturut-turut dikategorikan ke dalam Jakarta Islamic Index dengan
tujuan untuk mengetahui fluktuasi investasi para pemodal, dengan adanya
penetapan bagi tolok ukur (benchmark) secara syariah untuk pertama
kalinya di Indonesia. Selanjutnya, akan dilihat pengaruhnya terhadap harga
saham disekitar hari sebelum dan sesudah dan listing dalam Jakarta Islamic Index.
Periode penelitian ini hanya dibatasi dari tanggal penetapan 5 Desember 2008
sampai dengan tanggal penetapan 7 Desember 2009 dengan periode yang dianalisis
adalah empat hari sebelum event date, dan empat hari setelah event
date. Ini dimaksudkan guna
Mengetahui perbedaan yang cukup signifikan dari penetapan sebelum
dan sesudah listing di Jakarta Islamic Index.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1
Penelitian Terdahulu
Hanif (2003) dalam
penelitiannya yang berjudul “Perilaku Harga Saham Setelah Pengumuman Laporan
Keuangan Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Jakarta”. Hasil penelitian
disimpulkan bahwa pengumuman laporan keuangan bukan merupakan satu-satunya
informasi akuntansi yang berasal dari dalam perusahaan yang harus diperhatikan
sebelum mengambil keputusan dalam perdagangan saham.
Ivan Cristian (2004), dalam tesisnya yang
berjudul ”Reaksi Investor Atas Pengumuman Deviden Terhadap Abnormal Return
Dan Volume Perdagangan Saham” Dari penelitian tersebut disimpulkan bahwa
investor tidak bereaksi atas pengumuman dividen kas yang tercermin dalam abnormal
return saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta.
Tri Wibowo (2006) dalam skripsinya yang
berjudul ”Dampak Pengumuman Bond Rating Terhadap Return Saham
Studi Empiris Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI” hasil hipotesis
menunjukkan, tidak ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata return
saham sebelum dan pada saat pengumuman bond rating, antara rata-rata return
saham pada saat pegumuman dan setelah pengumuman bond rating, dan
antara rata-rata return saham sebelum, pada saat, dan setelah pengumuman
band rating. Hal ini dapat disebabkan karena investor tidak
mengantisipasi adanya informasi baru yang diumumkan di pasar, sehingga tidak
mengubah preferensi investor terhadap keputusan investasinya. Maka informasi
tentang adanya bond rating tidak memiliki isi yang berarti, sehingga
preferensi investor terhadap informasi tersebut tidak berubah.
Wanalita (2007) dan skripsinya yang
berjudul ”Analisis Reaksi Pasar Terhadap Perusahaan Yang Tergabung Dalam
Kelompok Jakarta Islamic Index di Bursa Efek Jakarta periode 2004-2005”,
menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan Abnormal Return pada tanggal
penetapan dengan hari-hari sebelum dan sesudah tanggal penetapan tergabung
dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa Efek Jakarta. Hal ini
dibuktikan dengan hasil uji t yang seluruhnya signifikan.
Lia Hanisa (2009) dalam penelitiannya berjudul “Analisis Pengaruh
Kebijakan Penurunan Tarif Bahan Bakar (BBM) Terhadap Harga Saham Sektor
Pertambangan’’. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penurunan
tarif bahan bakar minyak terhadap harga saham pertambangan sebelum penurunan,
dan tidak ada pengaruh penurunan bahan bakar minyak terhadap harga saham
pertambangan setelah penurunan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari hasil penelitian Dari penelitian Wanalita (2007). Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yaitu terdapat pada variabel yang diteliti.
Jika penelitian sebelumnya menggunakan variabel abnormal return dengan
periode penetapan 2 Januari 2004 sampai dengan
periode penetapan 3 Januri 2005 sedangkan dalam penelitian ini menggunakan variabel harga saham dengan
periode penetapan 5 Desember 2008 sampai dengan periode penetapan 7 Desember 2009.
Sedangkan metode analisinya sama-sama menggunakan paired
sample t test.
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
no
|
Nama Peneliti (Tahun)
|
Judul Skripsi
|
Tujuan Penelitian
|
Metode Analisis
|
Hasil Penelitian
|
Saran-Saran
|
1
|
Hanif
(2003)
|
Perilaku Harga Saham Setelah Pengumuman
Laporan Keuangan Perusahaan yang Go
Public di Bursa Efek Jakarta”.
|
Harga Saham
|
Paired Sample
t-test
|
Hasil
penelitiannya tidak ada perbedaan yang signifikan terhadap harga saham 5 hari
sebelum dan 5 setelah pengumuman laporan keuangan. Sehingga disimpulkan
pengumuman laporan keuangan bukan merupakan satu-satunya informasi akuntansi
yang berasal dari dalam perusahaan yang harus diperhatikan sebelum mengambil
keputusan dalam perdagangan saham
|
Bahwa pengumuman laporan keuangan bukan
merupakan satu-satunya informasi akuntansi yang berasal dari dalam perusahaan
yang harus diperhatikan sebelum mengambil keputusan dalam perdagangan saham
|
2
|
Ivan Cristian
(2004)
|
Reaksi Investor
Atas Pengumuman Deviden Terhadap Abnormal Return dan Volume
Perdagangan Saham
|
Abnormal
Return dan Volume
Perdagangan
|
Paired Sample
t-test dan Anova
|
Dari
penelitian tersebut disimpulkan bahwa investor tidak bereaksi atas pengumuman
dividen kas yang tercermin dalam abnormal return saham perusahaan di
Bursa Efek Jakarta.
|
Bahwa baiknya para investor lebih
memperhatikan terhadap analisis fundamental sebelum mengambil keputusan dalam
perdagangan saham
|
3
|
Tri Wibowo
(2006)
|
Dampak
Pengumuman Band Rating Terhadap Return Saham Studi Empiris Pada
Perusahaan Yang
Terdaftar Di BEJ
|
Return Saham
|
Paired Sample
t-test dan Anova
|
Hasil hipotesis menunjukkan, tidak ada
perbedaan yang signifikan antara rata-rata return saham sebelum dan
pada saat pengumuman bond
rating, antara rata-rata return saham pada saat
pegumuman dan setelah pengumuman bond rating, dan antara rata-rata return
saham sebelum, pada saat, dan setelah pengumuman band rating.
|
Sebaiknya dalam melakukan pemilihan
investasi dilakukan pada perusahaan yang memiliki bond rating yang meningkat.
Ini disebabkan karena perusahaan yang melakukan pengumuman bond rating yang ratingnya meningkat mengalami
perubahan harga secara signifikan
|
4
|
Wanalita
(2007)
|
Analisis Reaksi
Pasar Terhadap Perusahaan Yang Tergabung Dalam Kelompok Jakarta Islamic
Index di Bursa Efek Jakarta Periode 2004-2005
|
Abnormal Return
|
Paired Sample
t-test dan Anova
|
Menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan Abnormal
Return pada tanggal penetapan dengan hari-hari sebelum dan sesudah
tanggal penetapan tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) di Bursa
Efek Jakarta. Hal ini dibuktikan dengan hasil uji t-test yang seluruhnya
signifikan.
|
Untuk
perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam kelompok Jakarta Islamic Index (JII)
sebaiknya mengantisipasi keadaan di pasar sebelum ditetapkan dalam kelompok
tersebut, yaitu dengan cara mengasosiasikan penetapan tergabung dalam
tergabung dalam Jakarta Islamic Index (JII) sebagai sinyal yang
informatif kepada investor mengenai prospek perusahaan yang bagus dimasa yang
akan datang.
|
5
|
Lia Hanisa
(2009)
|
Analisis pengaruh
kebijakan penurunan tarif bahan bakar minyak (BBM) terhadap harga saham
sektor pertambangan
|
Harga saham sektor pertambangan
|
Penelitian
dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Data dokumenter dengan metode
analisis paired sample t test dan anova
|
Terdapat pengaruh penurunan tarif bahan
bakar minyak terhadap harga saham pertambangan sebelum penurunan, dan tidak
ada pengaruh penurunan bahan bakar minyak terhadap harga saham pertambangan
setelah penurunan
|
Bagi investor sebaiknya pengumuman
penurunan BBM dapat dijadikan sebagai informasi dalam memilih saham untuk
investasinya. Tidak hanya melihat dari sisi return saja akan tetapi
resiko yang dihadapi haruslah diketahui juga untuk masa-masa yang akan datang
|
Sumber: Jurnal
Skipsi (Data Diolah oleh Peneliti).
2.2 Kajian Teori
2.2.1
Pengertian Investasi
Kata investasi merupakan kata adopsi
dari bahasa inggris, yaitu investment.
Kata invest sebagai kata dasar dari investment memiliki arti menanam. Dalam
kamus istilah pasar modal keuangan investasi diartikan sebagai penanaman uang
atau modal dalam suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh
keuntungan ( Arifin, 1999 dalam Huda, 2007:7). Pendapat lainnya Investasi
diartikan sebagai komitmen atas sejumlah dana atau sumberdaya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa
datang ( Tandelin, 2001:3).
Menurut Huda (2007:8) investasi
dibedakan menjadi dua, yaitu investasi pada financial
asset dan investasi pada real asset.
Investasi pada financial asset dilakukan pada pasar uang, misalnya berupa
sertifikat deposito, commercial paper,
surat berharga pasar uang (SPBU), dan lainnya. Investasi juga dapat dilakukan
di pasar modal, misalnya berupa saham, obligasi, warrant, opsi dan lainnya.
Sedangkan investasi pada real asset
dapat dilakukan dengan pembelian asset produktif,
pendirian pabrik, pembukaan pertambangan, perkebunan, dan lainnya.
Pengolahan SPSS Penelitian, Pengolahan SPSS
Statistik, Olah SPSS,
Olah SPSS Statistik, Olah SPSS Kuesioner, Olah SPSS Dengan SPSS, Olah SPSS
Penelitian, Olah SPSS Skripsi, Olah SPSS Sem, Olah SPSS Jakarta, Olah SPSS
Depok, Analisis SPSS, Analisis SPSS Kuantitatif, Analisis SPSS Penelitian,
Analisis SPSS Katagorik, Analisis SPSS Statistik, Analisis SPSS SPSS, Analisis SPSS
Panel, Jasa Pengolahan SPSS, Jasa Pengolahan SPSS Statistik, Jasa Pengolahan SPSS
Skripsi, Jasa Pengolahan SPSS SPSS, Analisis SPSS Penelitian,
0 Komentar