ABSTRAK
Dalam
melaksanakan sebuah usulan proyek dibutuhkan sebuah penilaian kelayakan
investasi. Ini dilakukan untuk memberikan gambaran awal apakah usulan proyek
tersebut layak ataukah tidak proyek tersebut direalisasikan. Langkah ini
diperlukan, mengingat kondisi negara atau daerah dimasa mendatang yang penuh
dengan ketidakpastian dapat mempengaruhi iklim investasi.
Penelitian
ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode study kasus, yang bertujuan menjelaskan konsep
analisis kelayakan investasi di Taman Wisata Pemandian Wendit di Kabupaten
Malang. Sedangkan dalam menganalisis data, menggunakan metode penilaian
investasi Net Present Value (NPV).
Berdasarkan
metode tersebut, diperoleh suatu kesimpulan bahwa investasi di taman wisata
pemandian wendit Kabupaten Malang sebesar Rp. 73.711.749.273 dengan tingkat bunga
sebesar 16%, dinyatakan tidak layak. Hal ini berdasarkan perhitungan Net
Present Value (NPV) menunjukkan angka negatif yakni sebesar Rp. -37.984.380.380.
|
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA
PENGANTAR
HALAMAN
PERSEMBAHAN
HALAMAN
MOTTO
DAFTAR
ISI
BAB I : PENDAHULUAN
I.3. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3
I.4. Batasan Penelitian ......................................................................... 3
I.5. Manfaat Penelitian ........................................................................ 3
BAB II : PEMBAHASAN
II.2. Kajian Pustaka ............................................................................. 4
A.
Studi Kelayakan Investasi .................................................... 4
1. Pengertian studi kelayakan investasi ............................. 4
2. Jenis-jenis Investasi ........................................................... 4
3. Macam-macam Investasi................................................... 4
4. Faktor yang memperngaruhi investasi .......................... 5
5. Keputusan Investasi .......................................................... 6
6. Metode Penilaian Investasi .............................................. 8
B.
Obligasi ................................................................................... 12
1. Pengertian Obligasi ........................................................... 12
2. Jenis-Jenis Obligasi ............................................................ 12
3. Karakteristik Obligasi ....................................................... 14
C.
Kualitas ................................................................................... 15
1. Pengertian kualitas ............................................................ 15
2. Syarat syarat kualitas ........................................................ 15
3. karakteristik kualitas ........................................................ 16
D.
Pembiayaan ............................................................................ 18
1. Macam-macam Pembiayaan ............................................ 18
2. Syarat-syarat Rutin ............................................................ 20
3. Syarat-syarat Khusus ........................................................ 20
4. Obligasi dengan Jaminan Hipotek ................................. 21
5. Obligasi Laba...................................................................... 21
E.
Obligasi dalam Perspektif
Islam.......................................... 21
1. Pengertian Obligasi Syari’ah ........................................... 21
2. Jenis Usaha Emiten ............................................................ 22
3. Fatwa DSN dan MUI ........................................................ 22
4. Zakat Obligasi Syariah ..................................................... 24
5. Pilihan Investasi Syariah .................................................. 24
II.3. Kerangka Berfikir ......................................................................... 26
BAB III. METODE PENELITIAN
III.2. Jenis Penelitian ............................................................................ 27
III.3. Jenis Atau Sumber Data.............................................................. 28
III.4. Variabel penelitian ..................................................................... 28
III.5. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 28
III.6. Teknik Analisis Data .................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat
bukti konsultasi
Lampiran 2 : Surat
keterangan telah mengadakan penelitian
Lampiran 3 : Data Keuangan P.D. Jasa Yasa
DAFTAR
TABEL
Tabel 2.1 :
Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 : Hubungan Antara Aspek Study Kelayakan Proyek Dengan
Alat Analisis Data
Tabel 4.1
: Data Pengunjung Taman Wisata Pemandian Wendit Malang Tahun 2001-2005
Tabel 4.2
: Rekapitulasi Pendapatan Taman Wisata Pemandian Wendit Malang Tahun
2001-2005
Tabel 4.3
: Rekapitulasi Biaya Usaha Taman Wisata Pemandian Wendit Malang Tahun 2001-2005
Tabel 4.4 : Proyeksi Pembelanjaan
Investasi Taman Wisata Pemandian Wendit Malang
Tabel 4.5 : Proyeksi Pendapatan Taman
Wisata Pemandian Wendit Malang Tahun 1-15
Tabel 4.6 : Proyeksi Biaya Taman Wisata
Pemandian Wendit Malang Tahun
1-15
Tabel 4.7 : Proyeksi Laba Rugi Taman Wisata Pemandian Wendit
Malang Tahun 1-15
Table 4.8 : Proyeksi Operational Cash Flow Taman Wisata
Pemandian Wendit Malang Tahun 1-15
Table 4.9 : Perhitungan Net Present Value (NPV) Taman Wisata
Pemandian Wendit Malang Tahun 1-15
|
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis moneter yang melanda Indonesia di
pertengahan tahun 1997 telah membawa dampak negatif yang sangat terasa terhadap
kegiatan perekonomian Negara Indonesia.
Seluruh aspek perekonomian negara Indonesia terkena dampak tersebut, termasuk
aspek infrastruktur baik pusat maupun daerah yang ada di Indonesia.
Salah satu dampak tersebut adalah keterbatasan dana
atau anggaran APBN dan APBD yang
disediakan pemerintah untuk pembiayaan infrastruktur baik pusat maupun daerah.
Seperti yang diungkapkan oleh Raden Pardede selaku ketua tim pembiayaan
infrastruktur dimasa pemerintahan Susilo Bambang Yudoyono bahwa untuk membangun
infrastruktur yang diprioritaskan untuk tahun 2006 - 2010, diperlukan dana
sebesar Rp 200 Triliun. Dari jumlah tersebut ternyata pemerintah hanya mampu
menyediakan dana anggaran sebesar 20% atau sekitar 40 Triliun.
Sedangkan menurut Deputi Menko perekonomian bidang
infrastruktur (Suyono Dikun) dalam jumpa pers infrastruktur Summits II di Hotel
Borobudur, Jakarta, selasa 4 /7/2006 "bahwa pembiayaan proyek
infrastruktur tiap tahun mengalami kekurangan dana Rp.163,5 Triliun, Tambahnya
bahwa jumlah tersebut sulit dipenuhi karena ruang APBN yang sangat kecil akibat
tergerus oleh pembiayaan untuk bencana alam, anggaran pendidikan dan anggaran
lainnya, juga jumlah presentase anggaran pembiayaan infrastruktur terhadap
Produk Domestic Bruto (PDB) dari tahun ketahun semakin mengecil.
Sebelum krisis angkanya mencapai 5,5 % sampai 6%
dari PDB, sementara ditahun 2006 angka tersebut diperkirakan turun drastis menjadi
2% dari PDB. Dengan infrastruktur summits II, pemerintah mengharap bisa
menggandeng pihak asing maupun swasta untuk membiayai sejumlah proyek yang
termasuk infrastruktur daerah, pembiayaan tersebut dapat berupa penerbitan
saham dll.
Adanya otonomi daerah yang telah ditetapkan oleh
kesepakatan pemerintah ternyata membuat pemerintah daerah untuk mencari
alternatif bagaimana mencukupi kebutuhan yang diperlukan oleh daerahnya serta
bagaimana infrastruktur daerah dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah
daerah.
Ditambah lagi dengan persaingan di era globalisasi
dan iklim ekonomi yang semakin kurang menentu yang telah memaksa sebagian
pengusaha untuk memusatkan perhatian yang ditujukan guna mempertahankan dan
meningkatkan peluang pasar.
Hal ini berarti bahwa dalam iklim globalisasi ekonomi tersebut
seorang pengusaha harus dapat menciptakan competitive advantage atau
keunggulan daya saing dalam perdagangan, melalui peningkatan kualitas dan
produktivitas barang dan jasa. (H. Soewarso, 2004: 52)
Dalam meningkatkan kualitas jasa, maka pemerintah
daerah harus selektif dalam memilih infrastruktur yang memiliki potensi untuk
dikembangkan dan dibudidayakan sehingga mampu memberikan kontribusi kepada
pemerintah daerah. Infrastruktur tersebut misalnya adalah taman wisata.
Demikian halnya dengan taman wisata, taman wisata
merupakan salah satu asset daerah dalam bidang produksi jasa. Oleh karena itu
perusahaan tersebut harus selalu mengadakan perubahan dalam meningkatkan
kualitas pelayanan.
Taman wisata ini bila diolah dengan profesional
dapat dipastikan mampu memberikan kontribusi terhadap daerahnya. Maka dari itu
pemerintah melakukan berbagai usaha untuk mengembangkan taman wisata
(infrastruktur daerah).
Begitu pula taman wisata pemandian Wendit yang
terletak di Desa Mangliaman, Kecamatan
Pakis, Kabupaten Malang. Disamping memiliki panorama alam yang indah, memiliki
khas (hewan kera), letaknya yang mudah dijangkau oleh seluruh pengunjung karena
berada didepan bandara Abdur Rahman Saleh, sangat mendukung wisata pemandian
Wendit ini untuk lebih dikembangkan potensinya dalam meningkatkan kualitas
produksinya.
Taman wisata pemandian Wendit ini cukup dikenal dan
selalu dikunjungi oleh berbagai masyarakat yang ada di Malang, luar Malang dan
bahkan para wisatawan dari luar negeri, akan tetapi tidak semua pengunjung puas akan fasilitas yang ada
ditaman wisata pemandian Wendit. Hal ini dapat dilihat dari data yang
disampaikan oleh pihak pengelola taman wisata pemandian Wendit (P.D. Jasa Yasa)
tentang penurunan jumlah pengunjung dari tahun 2001 ke tahun 2006, dan adanya
rencana pemerintah untuk mengembangkan fasilitas yang ada serta adanya rencana
perbaikan bangunan yang ada ditaman wisata pemandian Wendit Malang.
Dari latar belakang diatas, maka peneliti ingin
meneliti kelayakan investasi guna mengembangkan kualitas wisata pemandian
Wendit yang terletak di Desa Mangliaman Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang.
Dengan diterbitkannya investasi diharapkan taman wisata pemandian Wendit mampu
meningkatkan kualitas yang sesuai dengan harapan para pengunjung sehingga hal
ini dapat meningkatkan jumlah pengunjung yang datang dan dapat meningkatkan
perekonomian masyarakat sekitar.
B. Rumusan Masalah
Adanya keterbatasan dana APBD dan adanya tuntutan untuk selalu
mengembangkan wilayah kabupaten malang karena adanya otonomi daerah serta
didukungnya potensi alam yang dimiliki taman wisata pemandian wendit Malang
menjadikan alasan tersendiri bahwa wendit harus dikembangkan kualitasnya dengan
mengeluarkan proyek investasi.
Dari permasalahan tersebut diatas maka muncul rumusan masalah
seperti dibawah ini yaitu:
Apakah rencana investasi Taman Wisata Pemandian Wendit Malang
layak untuk dilaksanakan?
|
Pengolahan SPSS, Pengolahan SPSS Penelitian, Pengolahan SPSS
Statistik, Pengolahan SPSS Dengan SPSS, Pengolahan SPSS Deskriptif, Olah SPSS,
Olah SPSS Statistik, Olah SPSS Kuesioner, Olah SPSS Dengan SPSS, Olah SPSS
Penelitian, Olah SPSS Skripsi, Olah SPSS Sem, Olah SPSS Jakarta, Olah SPSS
Depok, Analisis SPSS, Analisis SPSS Kuantitatif, Analisis SPSS Penelitian,
Analisis SPSS Katagorik, Analisis SPSS Statistik, Analisis SPSS SPSS, Analisis SPSS
Panel, Jasa Pengolahan SPSS, Jasa Pengolahan SPSS Statistik, Jasa Pengolahan SPSS
Skripsi, Jasa Pengolahan SPSS SPSS, Analisis SPSS Penelitian, Analisis SPSS
Penelitian Deskriptif, Analisis SPSS Penelitian Eksperimen, Analisa SPSS
Statistik, Olah SPSS Tesis, Pengolaha SPSS Tesis, Regresi, Regresi Linier
Berganda, Regresi Linier, Analisa SPSS SEM, Olah SPSS SEM, Pengolahan SPSS SEM,
Ahli SEM, Pakar SEM, Konsultan SEM, Belajar SEM, Kursus SEM, Pengolahan SPSS, Pengolahan
SPSS Penelitian, Pengolahan SPSS Statistik, Pengolahan SPSS Dengan SPSS, Pengolahan
SPSS Deskriptif, Olah SPSS, Olah SPSS Statistik, Olah SPSS Kuesioner, Olah SPSS
Dengan SPSS, Olah SPSS Penelitian, Olah SPSS Skripsi, Olah SPSS Sem, Olah SPSS
|
SKRIPSI EKONOMI
EKONOMI KEUNGANAN
Analisis Kelayakan Investasi Guna Meningkatkan Kualitas Jasa pada Taman Wisata Pemandian Wendit di Kabupaten Malang (lengkap sampai daftar pustaka)
Next
« Prev Post
« Prev Post
Previous
Next Post »
Next Post »
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
.

0 Komentar