BAB I
PENDAHULUAN
A. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Kebutuhan
akan jasa asuransi kini makin dirasakan,baik oleh perorangan maupun
dunia usaha di Indonesia. Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata
kehidupan rumah tangga, baik dalam menghadapi resiko yang mendasar
seperti resiko kematian, atau dalam menghadapi resiko atas harta benda
yang dimiliki. Demikian pula dunia usaha dalam menjalankan kegiatannya
menghadapi berbagai resiko yang mungkin dapat mengganggu kesinambungan
usahanya.
Dengan
mulai membaiknya iklim dan minat masyarakat dalam bidang asuransi
mengakibatkan tingkat persaingan di dunia asuransi menjadi semakin
ketat. Strategi pemasaran merupakan salah satu senjata bagi perusahaan
untuk menghadapi persaingan pasar. Pada dasarnya strategi pemasaran
adalah mencari kecocokan antara kemampuan internal perusahaan dengan
peluang eksternal yang ada di pasar. Mencari kecocokan ini merupakan
tanggung jawab dari bagian pemasaran untuk menerapkan strategi pemasaran
yang sesuai dengan produk yang dihasilkan dan sesuai dengan dengan
segmen pasar yang ingin dituju oleh produk yang diluncurkan.
Mengenali
karakteristik pasar dan struktur pasar sangatlah menguntungkan bagi perusahaan
untuk dapat tetap bersaing dan survive
(kelangsungan hidup perusahaan). Kelemahan dan keunggulan perusahaan hendaknya
dianalisis sehingga menjadi sebuah titik tolak yang kuat buat perusahaan dalam
mengambil keputusan yang efektif dan efisien serta untuk memperkuat posisinya
dari para pesaing yang ada.
Tujuan utama dari sebuah perusahaan
ialah pencapaian profit (laba) dan
hal ini dapat juga sebagai tolak ukur dalam sukses atau tidaknya sebuah
perusahaan dalam pencapaian tujuannya. Selain itu efektifitas dan efisiensi
dalam menjalankan operasional perusahaan juga memegang peranan penting. Efesiensi
yang dimaksud adalah strategi pemasaran yang dilakukan dengan perhitungan dan
pertimbangan yang tepat sehingga tidak ada pemborosan biaya baik itu dalam
operaional maupun dalam biaya promosi maupun iklan dan efektifitas yang
dimaksud ialah pemilihan stategi pemasaran yang tepat dan sesuai dengan pasar
yang dilayani oleh perusahaan sehingga sasaran yang ditetapkan dapat tercapai.
PT.
SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA
sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang asuransi jiwa bagi
masyarakat juga harus menghadapi persaingan yang cukup ketat dengan perusahaan
asuransi lainnya. Agar PT. SLFI dapat bertahan dan berkembang dengan baik maka
PT.SLFI harus dapat menciptakan kemampuan bersaing baik dalam hal jenis produk,
harga maupun segmen yang dituju sehingga dapat menghasilkan produk yang mampu
bersaing dan memenangkan persaingan.
Dari uraian di atas, penulis
tertarik untuk mengetahui bagaimanakah strategi pemasaran yang dijalankan oleh
PT. SUN LIFE FINANSIAL INDONESIA
dalam menghadapi persaingan di dunia asuransi. Oleh karena itu penulis memilih
judul skripsi,”PERANAN STRATEGI PEMASARAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENJUALAN
PRODUK JASA ASURANSI PADA PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA”.
B. PERUMUSAN MASALAH
Adapun
permasalahan yang akan di bahas penulis dalam skripsi ini adalah:
a. Apakah
strategi pemasaran yang diterapkan oleh PT.SUN
LIFE FINANCIAL INDONESIA sudah efektif sehingga mampu bersaing di pasar.
b. Apakah
target penjualan pada PT.SUN LIFE FINANCIAL
INDONESIA dapat terealisasi? (data selama dua tahun yaitu 2002-2003).
C. HIPOTESIS
Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap suatu masalah yang harus diuji kebenarannya.
Hipotesis
yang dikemukan oleh penulis ialah strategi pemasaran yang dimiliki oleh PT.SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA masih
belum efektif dan masih lemah. Hal ini akan dibuktikan melalui uraian
deskriptif dari: pasar, bauran pemasaran dan persaingan yang ada.
D.
TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan
penelitian pada PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA
ialah
- Mencari perbandingan antara teori dan praktek khususnya tentang peranan strategi pemasaran dalam usaha meningkatkan penjualan produk jasa asuransi di PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA.
- Untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada pada perusahaan khususnya pada strategi pemasaran yang diterapkan pada PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA.
Sedangkan manfaat penelitian ini ialah:
1.
Sebagai bahan masukan bagi perusahaan
dalam melaksanakan kegiatannya yang berhubungan dengan strategi pemasaran.
2.
sebagai bahan untuk menambah
pengetahuan di bidang asuransi khususnya tentang peranan strategi pemasaran.
E.
METODOLOGI PENELITIAN
1. Data yang Diperlukan
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengadakan penelitian
guna mendapatkan data dan informasi yang akan digunakan sebagai bahan analisis,
dalam hal ini yang diperlukan adalah sebagai berikut:
a. Data Primer
Yakni merupakan data yang diperoleh dengan cara mendatangi
langsung obyek penelitian, dimana data yang diperoleh hasilnya actual dan dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Data sekunder
Yakni merupakan data yang diperoleh dari bahan-bahan bacaan,
yaitu leteratur, catatan kuliah dan lain-lain yang berhubungan dengan hal
tersebut serta sejarah ringkas perusahaan, Struktur organisasi dan Uraian
tugas.
2. Metode
Penelitian
untuk mendapatkan data yang
diperlukan dalam penyelesaian skripsi ini, penulis melakukan dua (2) bentuk
penelitian yaitu:
a.
Penelitian Kepustakaan (Library
Research)
Untuk menguatkan ide/gagasan dalam
menganalisis dan mengevaluasi hasil penelitian lapangan, maka diperlukan
landasan seperti teori-teori atau pendapat para ahli yang bersumber dari
buku-buku bacaan, bahan kuliah, majalah-majalah ilmiah dan sumber-sumber
lainnya yang dianggap penting dan ada hubungannya dengan tulisan ini.
b. Penelitian Lapangan (Field Research)
Yaitu suatu metode pengumpulan data dengan peninjauan
langsung kepada objek penelitian dilapangan dalam hal ini PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA.
Hal ini dilakukan untuk memperoleh data yang relevan dengan tujuan penelitian
secara nyata, tepat dan akurat.
3. Tehnik Pengumpulan Data
Dalam hal ini penulis mengumpulkan data dengan menggunakan
beberapa cara yaitu:
a. Observasi
Yaitu mendapatkan data dari objek penelitian dengan cara
mendatangi langsung ke objek penelitian dalam hal ini PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA
guna melihat secara dekat bagaimana peranan strategi pemasaran untuk
meningkatkan penjualan produk jasa asuransi.
b. Wawancara (Interview)
Selama observasi dilakukan, penulis juga melakukan wawancara
dan komunikasi dengan staff, karyawan maupun jajaran pimpinan perusahaan itu
sendiri untuk mendapatkan input-input ataupun masukan-masukan yang berhubungan
dan berguna dalam bidang yang akan diteliti sebagai bahan penulisan skripsi
ini.
4. Metode Analisis
Dalam menganalisis data-data yang telah ada. Penulis
menggunakan dua metode analisis yaitu:
1. Metode Analisis Deskriptif
Dengan merumuskan dan menafsirkan data yang diperoleh,
menyusun dan mengklasifikasikan serta menganalisis, dan menginterprestasikannya
sehingga memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan perusahaan.
2. Metode Analisis Deduktif
Yaitu suatu metode ilmiah dimana fakta-fakta yang diperoleh
dianalisis dengan menguraikan teori-teori yang berlaku. Selanjutnya dicoba
untuk menarik kesimpulan untuk membuktikan hipotesa yang dapat digunakan untuk
membuat saran-saran yang berguna bagi masalah-masalah yang dihadapi oleh PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA.
4. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Secara garis besar skripsi ini akan dibagi dalam lima (5) bab dan setiap
bab dibagi atas beberapa sub bab dengan kebutuhan pembahasan dan uraiannya
sebagai berikut.
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab pendahuluan
ini penulis mengemukakan secara ringkas latar belakang pemilihan judul,
permasalahan, hipotesis, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian
dan sistematika pembahasan.
BAB II : URAIAN TEORITIS
Di dalam bab ini
penulis mencoba membuat uraian teoritis yang menunjang mengenai pengertian
pasar dan pemasaran, strategi pemasaran, startegi bersaing, bauran pemasaran,
dan pengertian asuransi serta manfaat asuransi.
BAB III : GAMBARAN UMUM TENTANG PT. SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA.
Pada bab ini penulis
mencoba menjelaskan tentang : sejarah ringkas perusahaan, struktur organisasi
dan uraian tugas, perkembangan penjualan, jenis-jenis produk yang dipasarkan,
situasi persaingan dan strategi pemasaran.
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI
Pada
bab ini penulis mencoba memberikan analisis dan evaluasi terhadap kegiatan yang
dilakukan perusahaan dengan membandingkannya antara teori dan hasil penelitian
dari perusahaan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis
mencoba menarik kesimpulan atas hasil penelitian dengan memberikan sumbangsih
berupa saran-saran yang mungkin bermanfaat bagi perusahaan maupun civitas
akademika Universitas Sumatera Utara
BAB II
URAIAN TEORITIS
URAIAN TEORITIS
A.
PENGERTIAN PASAR
Konsep pertukaran dan relasional menghasilkan konsep pasar.
Semula istilah pasar berarti berarti tempat pembeli dan penjual berkumpul untuk
mempertukarkan barang mereka. Para pakar
ekonomi menggunakan istilah pasar untuk merujuk pada kumpulan pembeli dan
penjual yang mentransaksikan kelas produk tertentu, seperti pasar perumahan
atau pasar bahan makanan.
Defenisi pasar menurut Kottler (2001,13) :
“Pasar
adalah kumpulan pembeli yang aktual dan potensial dari sebuah produk”
Para pembeli tersebut mempunyai kebutuhan atau keinginan yang sama yang dapat
dipuaskan lewat pertukaran. Jadi ukuran pasar tergantung pada jumlah orang yang
menunjukkan kebutuhan, mempunyai sumber daya untuk melakukan pertukaran, dan
bersedia menawarkan sumber daya dalam
pertukaran itu untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan.
B.
MANAJEMEN PEMASARAN
Pemasaran, lebih berurusan dengan
pelanggan daripada fungsi bisnis lainnya. Memahami, menciptakan,
mengkomunikasikan, dan memberikan nilai dan kepuasan pada konsumen adalah inti
dari pemikiran dan praktek dari
pemasaran modern. Dua sasaran utama pemasaran adalah menarik konsumen baru
dengan menjanjikan nilai yang unggul dan mempertahankan konsumen saat ini
dengan memberikan kepuasan.
Ada beberapa
definisi pemasaran yang dikemukakan oleh para ahli. Masing-masing mengemukakan
definisi yang berbeda sesuai dengan sudut pandangnya.
Hal ini yang menyebabkan definisi pemasaran selalu mengalami
perubahan dari waktu ke waktu
sesuai dengan perkembangannya.
1.
Definisi Pemasaran menurut Philip
Kotler ( 2004, 7 )
"Pemasaran
adalah suatu proses sosial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka
butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaran
produk serta nilai dengan pihak lain.”
Berdasarkan defenisi tersebut
bertumpu pada konsep pokok sebagai berikut :
Kebutuhan, keinginan, dan permintaan; produk; nilai (value) dan kepuasan; pertukaran atau
transaksi; pasar serta pemasaran dan pemasar. Pemasaran merupakan suatu proses,
karena ini dapat dikatakan bahwa manajemen pemasaran
merupakan manajemen dari proses
pemasaran, oleh karena itu fungsi-fungsi manajemen dapat diterapkan
pada manajemen pernasaran tersebut.
Manajemen pemasaran berlangsung bila sekurang-kurangnya satu pihak mempertimbangkan sasaran untuk memperoleh tanggapan yang
diharapkan dari pihak lain pada pertukaran yang
potensial.
Dari pengertian
pemasaran inilah selanjutnya dibahas tentang pengertian manajemen pemasaran. Untuk jelasnya pengertian manajemen
pemasaran ini, penulis mengutip pengertian yang dikemukakan oleh para ahli.
Menurut Philip Kotler ( 2004, 16 )
"Manajemen
Pemasaran adalah analisis, perencanaan, implementasi, dan pengendalian program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun dan mempertahankan
pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran demi mencapai tujuan organisasi."
Defenisi
ini menegaskan bahwa manajemen pemasaran
tidaklah hanya menawarkan barang dan jasa yang sesuai dengan kebutuhan dan
keinginan pasarnya, tetapi lebih daripada itu tugas manajemen pemasaran adalah
mengatur tingkat transaksi dan tingkat permintaan yang diharapkan dengan cara
tertentu dalam mencapai pasar sasaran yang dapat membantu organisasi mencapai
tujuannya. Maka dapat disimpulkan proses manajemen pemasaran terdiri dari :
analisis peluang-peluang pasar, penelitian dan pemeliharaan pasar sasaran,
pengembangan strategi pasar, Perencanaan taktik
pemasaran dan pelaksanaan serta pengendalian upaya pemasaran.
Definisi Manajemen Pemasaran dirumuskan oleh Persatuan
Pemasaran Amerika Tahun 1985 Dalam Philip Kotler ( 2001, 19 ) :
“Manajemen
pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari perwujudan, pemberian
harga, promosi, dan disrtibusi dari barang-barang, jasa-jasa dan gagasan untuk
menciptakan pertukaran dengan kelompok sasaran yang memenuhi tujuan pelanggan
dan organisasi.”
Definisi
ini menyadari bahwa manajemen pemasaran adalah proses yang mencakup analisis,
perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan juga mencakup barang, jasa serta
gagasan berdasarkan pertukaran dan tujuannya adalah memberikan kepuasan bagi
pihak yang terlibat.
C.
PENGERTIAN STRATEGI PEMASARAN
Dalam
peranan strategisnya, pemasaran mencakup setiap usaha untuk mencapai kesesuaian
antara perusahaan dengan lingkungannya dalam rangka mencari pemecahan atas
masalah penentuan dua penentuan pokok yaitu. Pertama, bisnis apa yang digeluti perusahaan pada saat ini dan
jenis bisnis apa yang dapat dimasuki dimasa yang akan datang. Kedua, bagaimana bisnis yang telah
dipilih tersebut dapat dijalankan dengan sukses dalam lingkungan yang
kompetitif atas dasar perspektif produk, harga, promosi, dan distribusi (bauran
pemasaran) untuk melayani pasar sasaran.
Definisi Strategi Pemasaran Menurut Philip Kotler ( 2004, 81 ) :
“Strategi
Pemasaran adalah pola pikir pemasaran yang akan digunakan untuk mencapai tujuan
pemasarannya. Strategi pemasaran berisi strategi spesifik untuk pasar sasaran,
penetapan posisi, bauran pemasaran dan besarnya pengeluaran pemasaran.”
Menurut tjiptono ( 2002, 6 ) :
“Strategi
pemasaran adalah alat fundamental yang direncanakan untuk mencapai perusahaan
dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang berkesinambungan melalui pasar
yang dimasuki dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran
tersebut.”
Strategi pemasaran didasarkan atas 5 (lima) konsep strategi sebagai berikut :
1. Segmentasi Pasar
Tiap pasar terdiri dari bermacam-macam pembeli yang mempunyai kebutuhan dan
kebiasaan yang berbeda. Perusahaan tidak mungkin dapat memenuhi kebutuhan semua
pembeli. Karena itu, perusahaan harus mengelompokkan pasar yang bersifat
heterogen tersebut kedalam satuan-satuan pasar yang bersifat homogen.
2. Market Positioning
Perusahaan tidak mungkin dapat menguasai pasar secara keseluruhan, maka
prinsip strategi pemasaran yang kedua adalah memilih pola spesifik pasar perusahaan
yang akan memberikan kesempatan maksimum kepada perusahaan untuk mendapatkan
kedudukan yang kuat. Dengan kata lain perusahaan harus memilih segmen pasar
yang akan menghasilkan penjualan dan laba paling besar.
Segmen pasar semacam ini memiliki 4 (empat) karakteristik, yaitu :
a.
Berukuran cukup besar
b.
Mempunyai potensi untuk berkembang terus
c.
Tidak memiliki atau dipenuhi oleh perusahaan
saingan
d.
Mempunyai kebutuhan yang belum terpenuhi,
yang mana kebutuhan tersebut dapat dipuaskan oleh perusahaan yang memilih
segmen pasar tersebut.
3. Market Entry Strategy
Market entry Strategy adalah strategi perusahaan untuk memasuki segmen
pasar yang dijadikan pasar sasaran penjualan.
Strategi memasuki suatu segmen pasar dapat dilakukan dengan cara :
a.
Membeli perusahaan lain
Cara ini merupakan cara yang paling mudah dan cepat, cara ini ditempuh
apabila :
1)
Perusahaan pembeli tidak mengetahui tentang
seluk beluk industri dari perusahaan yang dibeli
2)
Sangat menguntungkan untuk secepat mungkin
memasuki segmen pasar yang dikuasai perusahaan yang dibeli.
3)
Perusahaan menghadapi macam-macam penghalang
untuk memasuki segmen pasar yang bersangkutan melalui internal development,
misalnya patent, economies of scale, saluran distribusi yang sulit dimasuki,
biaya iklan yang mahal atau kesulitan bahan mentah.
b.
Internal Development
Ada
perusahaan-perusahaan yang lebih suka berkembang melalui usaha sendiri yaitu
melalui research and development karena berpendirian bahwa hanya dengan cara
inilah kepemimpinan dalam industri dapat dicapai.
c.
Kerjasama
dengan perusahaan lain
Keuntungan dengan cara ini ialah bahwa resiko yang dipikul bersama, dan
masing-masing perusahaan saling melengkapi skill dan resources.
4. Marketing Mix Strategy
Marketing Mix strategy adalah kumpulan variabel-variabel yang dapat dipergunakan
perusahaan untuk memepengaruhi tanggapan konsumen. Variabel-variabel yang dapat
mempengaruhi pembeli adalah yang disebut 7P (product, Price, Place, Promotion,
Participant, Prosess, dan People Physical evidence).
5. Timing Strategy
Penentuan saat yang tepat dalam memasarkan barang merupakan hal yang perlu
diperhatikan. Meskipun perusahaan melihat adanya kesempatan baik menetapkan
objektif dan menyusun strategy pemasaran, ini tidaklah berarti bahwa perusahaan dapat segera memulai
kegiatan pemasaran. Perusahaan harus lebih dahulu melakukan persiapan-persiapan
baik dibidang produksi maupun dibidang pemasaran, kemudian perusahan juga harus
menentukan saat yang tepat bagi pelemparan barang dan jasa ke pasar.” (
Radiosunu, 1983, 31-34 )
Strategi pemasaran dapat
dinyatakan sebagai dasar tindakan yang mengarah pada kegiatan atau usaha
pemasaran, dari suatu perusahaan, dalam kondisi persaingan dan lingkungan yang
selalu berubah agar dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Jadi dalam
menetapkan strategi pemasaran yang akan dijalankan perusahaan haruslah terlebih
dahulu melihat situasi dan kondisi pasar serta menilai posisinya di pasar.
Dengan mengetahui keadaan dan situasi serta posisinya di pasar dapat ditentukan
kegiatan pemasaran yang harus dilaksanakan.
Posisi bersaing dalam suatu industri meliputi :
3.
Dominan (
Dominant)
Perusahaan ini mampu menegndalikan pesaing-pesaing yang
lain serta memiliki banyak pilihan dalam menentukan strategi.
2.
Kuat (Strong)
Perusahaa ini mampu bertindak bebas tanpa membahayakan
posisi jangka panjangnya walaupun pesaing-pesaing berbuat apa saja yang mereka
kehendaki.
3.
Baik
Perusahaan ini memiliki kekuatan yang bisa dimanfaatkan
dalam strategi-strategi tertentu serta mempunyai peluang yang lebih diatas
rata-rata untuk meningkatkan posisinya.
4.
Sedang (Tenable)
Prestasi perusahan cukup memuaskan untuk menjamin
kelangsungan usahanya. Tetapi perusahaan ini sering kalah karena ulah
perusahaan yang dominant serta untuk meningkatkan posisinya ia memiliki peluang
yang kurang rata-rata industri.
5.
Lemah (Weak)
Perusahaan ini tampil dengan tidak memuaskan. Tetapi
masih memiliki peluang-peuang perbaikan. Perusahaan ini harus mengubah diri,
kalau tidak maka ia akan terpaksa keluar dari industri.
6.
Tidak ada harapan (Non-Viable)
Perusahaan ini berprestasi dengan sangat tidak memuaskan
serta memiliki peluang-peluang untuk perbaikan.
Setiap
perusahaan atau unit usaha yang dapat
melihat dirinya menempati salah satu dari posisi diatas. Posisi perusahaan
dalam persaingan menempati salah satu posisi di atas. Posisi perusahaan dalam
persaingan sepanjang tahap daur hidup produk, akan banyak membantu proses
pengambilan keputusan untuk menanm modal, bertahan, menyusut atau bahkan mundur
dari kancah industri.
Adapun
klasifikasi posisi persaingan berdsarkan prilaku industri dapat diuraikan
sebagai berikut :
1. Strategi Pemimpin Pasar.
Perusahaan
yang disebut pemimpin pasar (market
leader) adalah perusahaan yang memiliki pangsa pasar terbesar dalam pasar
produk yang relevan. Keunggulan perusahaan ini dari perusahaan lainnya, umumnya
mencakup perubahan harga, pengenalan produk baru, pencakupan saluran
distribusi, dan intensitas promosi, perusahaan pemimpin ini bisa saja di kagumi atau tidak dikagumi,
tetapi yang jelas ialah kalangan perusahaan lain mengakui dominasinya.
Perusahaan ini menjadi titik pusat orientasi pasar pesaing , ia merupakan
perusahaan yang di tantang, ditiru dan dijauhi.
Perusahaan
yang dominant selalu ingin tetap nomor satu. Sikap ini mendorongnya untuk
menemukan cara mengembangkan jumlah permintaan serta bertahan maupun menyerang
yang baik dan berusaha meningkatkan pangsa pasarnya meskipun luar pasar tidak
berubah.
2. Strategi Penantang Pasar
perusahaan-perusahaan
yang menduduki urutan kedua, ketiga atau lebih rendah lagi dalam suatu
industri, biasa disebut “runner up” atau “penyusul (trailing team)”. Perusahaan jenis ini bisa memilih salah satu dari dua penampilan.
Mereka dapat menyerang market leader dan pesaig-pesaing lainnya dalam suatu
usaha yang gencar merebut pangsa pasar. Perusahaan inilah yang dinamakan
penantang pasar atau “market challenger”. Atau mereka yang memilih bersikap
“menerima” tidak mengguncang pasar, dan disebut pengikut pasar (market follower).
3. Strategi Pengikut Pasar
Tidak
semua perusahaan nomor dua berniat menantang yang memimpin pasar. Usaha merebut
konsumen milik para pemimpin pasar tidak pernah dianggap enteng oleh mereka
ini. Bila tindakan perusahaan yang menantang itu berupa penurunan harga, jasa
pelayanan yang lebih baik atau tambahan penampilan produk, maka dengan cepatnya
pemimpin pasar mungkin lebih memiliki daya tahan, karena persaingan demikian
akan membuat keduanya menjadi lebih buruk keadaannya, maka peruashaan yang
melawan pemimpin pasar harus berpikir dua kali dan lebih baik mengikut apa saja
perkembangan pasar dari produknya.
4. Strategi Penggarap Relung Pasar
Dalam
hampir setiap industri, selalau terdapat perusahaan-perusahaan kecil yang
mengkhususkan diri pada sebagian dari pasar dan menghindari bentrok dengan
perusahaan-perusahaan besar. Prusahaan-perusahaan kecil ini menempati
“relung-relung” pasar yang mereka layani dengan efektif melalui spesialisasi
dan yang cenderung diabaikan
perusahaan-perusahaan besar. Strategi yang ditempuh oleh perusahaan ini disebut
penggarap relung pasar (market nicher). Menempati sebagian
kecil dari keseluruhan pasar ini tidak hanya diminati oleh
perusahaan-perusahaan yang lebih besar dan yang belum mampu di industri
tertentu. Perusahaan-perusahaan jenis ini mencoba masuk ke satu atau lebih
celah-celah pasar yang aman dan menguntungkan.
Strategi
pemasaran yang berhasil sangat ditentukan oleh tigkat kepuasaan yang diperoleh
konsumen dari kegiatan pemasaran yang dilakukan perusahaan untuk produknya.
Atas dasar ini maka dapatlah dikatakan bahwa tujuan dan sasaran pemasaran suatu
produk adalah untuk kepuasaan kepada konsumen.
Setiap
perusahaan yang bersaing dalam suatu
industri mempunyai strategi bersaing. Usaha mengenali dan mempelajari pesaing
merupakan masalah utama yang perlu diselesaikan untuk melakukan perencanaan
yang efektif. Perusahaan seharusnya membandingkan terus-menerus produk, harga,
saluran distribusi, dan promosi mereka dengan yang dilakukan oleh para pesaing
dekatnya. Dengan cara ini, perusahaan dapat secara jelas melihat bidang-bidang
keunggulan dan kelemahan pesaing potensial. Perusahaan dapat melancarkan
serangan yang lebih mengena terhadap pesaingnya selain itu juga menyiapkan
langkah pertahanan yang lebih kuat terhadap serangan lawan.
D. STRATEGI BERSAING
Definisi Strategi Bersaing menurut Michael E. Porter (
1992, xvi ) adalah :
“Strategi Bersaing
adalah kombinasi antara akhir (tujuan) yang diperjuangkan oleh perusahaan
dengan alat (kebijaksanaan) dimana perusahaan berusaha sampai kesana.”
Keadaan
pesaing dalam suatu industri tergantung pada lima kekuatan persaingan pokok yang
diperlihatkan pada gambar 1. gabungan kelima kekuatan ini merupakan potensi laba
akhir dalam industri, dimana potensi laba diukur dalam bentuk laba atas modal
yang ditanamkan jangka panjang. Tidak semua industri mempunyai potensi yang
sama. Industri-industri berbeda secara fundamental dalam potensi laba akhirnya
karena gabungan dari kelima kekuatan yang ada.
gambar 1.
Kekuatan-kekuatan yang Mempengaruhi Persaingan
![]() |
|||
![]() |
Sumber : Michael E.
Porter, Strategi Bersaing, Teknik Menganalisa industri
Dan Pesaing, terjemahan Ir. Agus Maulana, halaman 4.
Tujuan
dari strategi untuk suatu unit usaha dalam sebuah industri adalah menemukan
posisi dalam industri tersebut diamna perusahaan dapat melindungi diri sendiri
dengan sebaik-baiknya terhadap tekanan (gaya)
persaingan atau dapat mempengaruhi tekanan tersebut secara positif.
Rivalitas
(rivalry) di kalangan yang ada
berbentuk perlombaan untuk mendapat posisi dengan menggunakan taktik-taktik
seperti persaingan harga, promosi, pemberian hadiah undian, inroduksi produk,
dan meningkatkan pelayanan atau jaminan kepada pelanggan. Persaingan terjadi Karena satu atau lebih pesaing
merasakan adanya tekanan atau melihat peluang untuk memperbaiki posisi
bersaingnya.
“Secara
luas kelima kekuatan persaingan menckup sejumlah pendekatan yang mungkin,
antara lain :
a.
Menempatkan perusahaan dalam posisi sedemikian sehingga
kemampuan memberikan pertahanan terbaik untuk menghadapi rangkaian kekuatan
persaingan yang ada.
b. Mempengaruhi keseimbangan
kekuatan melalui gerakan strategi, dan karenanya memperbaiki posisi relative
perusahaan; atau,
c.
Mengantisipasi pergeseran pada faktor-faktor yang menjadi
penyebab kekuatan persaingan dan menggapainya, sehingga karenanya memanfaatkan
perubahan dengan memilih strategi yang cocok dengan keseimbangan persaingan
yang baru sebelum lawan menyadarinya.” ( Michael E porter, 1992, 27)
Dalam menanggulangi kelima kekuatan
persaingan ada 4 (empat) pendekatan strategis generic yang secara potensial akan
berhasil untuk mengungguli perusahaan lain dalam industri
Keempat pendekatan itu
adalah :
1.
Keunggulan
biaya menyeluruh
Strategi keunggulan dalam biaya menyeluruh ditempuh
dengan mengndalikan biaya produksi dan operasi, dilaksanakan perusahaan terutama
bila persaingan sangat sengit dan bermain dalam perang harga. Strategi ini juga
cocok pada perusahaan yang mencoba menjual barang dalam volume besar dengan
pemasaran yang bersifat mass.
2.
Differensiasi
Perusahaan berusaha menciptakan produk yang berciri khas
atau tidak sama dengan para pesaing,
tetapi sangat diminati oleh konsumen. Strategi ini memungkinkan perusahaan
mengenakan harga tinggi Karena differensiasi biayanya itu sulit dibandingkan
dengan barang lain yang ada dipasar.
3.
Fokus
Strategi focus bisa dipilih perusahaan untuk menghindari
persaingan keras, atau berusaha memusatkan kekuatan untuk memperoleh konsumen
banyak, dengan cara mencari segmen pasar tertentu yang relative sempit tetapi
potensial dan tidak menjadi perhatian pesaing besar bagi produk atau jasa yang
sama.
4.
Hibrida
Strategi hibrida adalah kombinasi antara differensiasi
dan biaya rendah. Untuk memakai strategi ini, biaya produksi harus rendah dan
roduk ini sangat banyak diminati konsumen.
E. MARKETING MIX (BAURAN PEMASARAN)
Seperti diketahui bahwa pemasaran sangat penting bagi
kelangsungan hidup perusahaan untuk tumbuh dan berkembang dimasa yang akan datang.
Akan tetapi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran bukanlah hal mudah, semua
anggota perusahaan harus ikut serta dan aktif dalam mendukung tercapainya
tujuan perusahaan. Selain itu volume penjualan barang dan jasa banyak
tergantung pada beberapa faktor antara lain : kualitas produk dan penampilan
produk, serta cara penyampaian hingga sampai pada konsumen dan harga yang
diterapkan perusahaan.
Semua faktor yang dikuasai dan dikendalikan oleh
perusahaan untuk memepengaruhi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa
dikenal dengan istilah bauran pemasaran. Untuk lebih jelasnya mengenai
pengertian dari bauran pemasaran, berikut defenisi bauran pemasaran dari para
ahli.
Menurut William J. Stanton ( 1996, 45 ) menyebutkan :
“Marketing Mix (bauran pemasaran)
adalah istilah yang dipakai dalam melukiskan kombinasi dari keempat masukan
yang merupakan inti Dari system pemasaran perusahaan. Keempat elemen tersebut
adalah penawaran produk, struktur harga, kegaitan promosi dan system distribusi
.”
Menurut Marius P. Angiopora, SE ( 1999, 24 ) menyebutkan :
“Marketing Mix (bauran pemasaran)
adalah perangkat variabel-variabel pemasaran terkontrol yang digabungkan
perusahaan untuk menghasilkan tanggapan yang diinginkan dalam pasar sasaran
(target market).”
Jadi dari beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Marketing
Mix merupakan sekumpulan variabel-variabel pemasaran yang dapat
dikendalikan dan dipergunakan oleh perusahaan dalam pencapaian sasaran dari
tujuan perusahaannya, melalui pemanfaatan kombinasi dari variabel-variabel
seperti harga, produk, promosi, dan saluran distribusi agar dapat memuaskan
konsumen secara lebih baik lagi di bandingkan
dengan apa yang dilakukan oleh
pesaingnya.
Dibawah ini akan
diterangkan secara ringkas variabel-variabel yang tercakup dalam bauran
pemasaran (dalam hal ini berkaitan dengan jasa), yang mana variabel-variabel
tersebut adalah :
1. Kebijaksanan Produk (Product)
Didalam strategi bauran
pemasaran, strategi ini merupakan unsur yang paling penting sebab dengan produk
inilah perusahaan pertama kali akan memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen.
Dengan demikian produk yang dihasilkan atau yang akan dipasarakan akan
menemukan penetapan harga, menentukan kegiatan promosi, dan cara penyalurannya.
Jika keputusan produk sangat baik, maka sangat menguntungkan bagi perusahaan
dan memudahkan perusahaan dalam menetapkan keputusan tentang variable lainnya.
Karena walaupun harga yang ditetapkan perusahaan relative rendah, tetapi kurang
memenuhi keinginan konsumen, perusahaan akan tetap gagal.
William J. Stanton (1996, 223) menyebutkan :
“Product adalah sekumpulan atribut yang nyata (tangible) dan tidak nyata (intangible)
di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise perusahaan, prestise
pengecer dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh
pebeli sebagai sesuatu yang biasa memuaskan keinginan.”
Pada umumnya produk dapat dibedakan atas :
a.
Produk
inti, yaitu manfaat ini yang pada hakekatnya dibeli oleh pembeli,
b.
Produk
formal, yaitu pengemasan dari produk intinya, yang menyertai produk
tersebut,
c.
Produk
tambahan, yaitu tambahan bagi produk dengan jasa yang menyertainya
seperti : pelayanan pemeliharaan, pengangkutan Cuma-Cuma dan sebagainya.
Perencanaan produk mencakup seluruh kegiatan yang
memungkinkan suatu perusahaan menentukan produk apa saja yang akan dipasarkan.
Pengembangan produk dalam hal istialh ini yang terbiasa melipui kegiatan-kegiatan
teknis seperti riset produk dan desain.
Setelah diadakan
perencanaan dan pengembangan produk yang baik sampai dengan produk siap untuk
dipasarkan terdiri dari keputusan untuk :
1.
Menambah produk baru
2.
Pemberian merk
3.
Kemasan
Faktor-faktor mutu, ciri-ciri, model dan sebaginya
1.
Atribut, meliputi mutu, ciri-ciri model dan
sebaginya.
2.
Merk/Kemasan, meliputi tanda, lambang, wadah
atau bungkus,kartu yang ditempelkan pada produk atau tulisan terperinci
lainnya.
3.
Jasa pelayanan, aspek bantuan sesudah penjualan,
seperti pemasangan, reperensi, dan lain-lain.
2. Kebijakan Harga
Harga adalah sejumlah uang
untuk mendapatkan suatu barang atau
dapat juga diartikan sebagai nilai suatu produk yang dinyatakan dalam
satuan moneter. Harga sebuah produk dan jasa merupakan faktor penentu utama
permintaan pasar.
Menurut Drs. Basu Swasta Dh, MBA (1984, 147) :
“Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau mungkin ) yang
dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya.”
Kebijakan dalam penetapan harga terhadap suatu produk tidak
boleh bertentangan dengan kebijaksanaan perusahaan secara keseluruhan, karena
harga memepengaruhi posisi persaingan dan bagian atau saham pasar dari
perusahaan. Dengan demikian sebelum diambil keputusan untuk menetapkan harga
haruslah diketahui dahulu tujuannya.
Ada 4 (empat) tujuan yang
umum dalam penetapan harga adalah antara lain :
1. Mendapatkan laba maksimum
Harga suatu produk ditentukan oleh permintaan dan
penawaran terhadap produk tersebut. Semakin tinggi permintaan terhadap suatu
produk maka semakin tinggi pula tingkat harganya. Dalam keadaan demikian
perusahaan akan memperoleh keuntungan yang maksimum.
2. Mengharapkan tingkat pengembalian investasi
pada waktu tertentu
Dana yang harus diinvestasikan terhadap suatu produk
dapat kembali apabila perusahaan mendapat laba. Laba ini bisa diperoleh bilamana harga jual lebih
tinggi dari jumlah biayanya.
3. Mencegah atau mengurangi persaingan
perusahaan dapat mengurangi persaingan yang ada dipasar dengan
cara penetapan harga jual yang rendah sekali.
4. Mempertahankan atau memperbaiki market share
Sama halnya dengan tujuan penetapan harga untuk
mempertahankan atau memperbaiki market share
Factor-faktor yang memepengaruhi harga antara lain :
a. Perusahaan itu sendiri
Perusahaan dapat menetapkan harga jualnya dengan
mempertahankan jumlah produksi, laba yang diharapkan berdasarkan biaya-biaya
yang telah dikeluarkan tanpa mengabaikan faktor lingkungan.
b. Konsumen
Reaksi konsumen terhadap harga yang ditetapkan merupakan
salah satu indikator apakah harga yang ditetapkan sudah atau tidak, karena
apabila harga tidak sesuai, ia akan memilih produk lain yang sejenis dengan
harganya.
c. Produk saingan
Perusahaan harus memperhatikan harga perusahaan saingan dengan
mencari informasi yang tepat agar pelanggan tidak beralih
d. Pemerintah
Tidak semua harga produk dapat ditentukan oleh perusahaan
secara penuh, biasanya produk-produk yang berhubungan dengan kesejahteraan
masyarakat, pemerintah turut menentukan harganya.
Dalam penetapan harga
perusahaan juga memberikan alternative lain dari harga dasar, dengan cara :
4.
Cash
Discaount, yang maksudnya adalah harga yang murah bila dibayar sebelum
waktu yang ditentukan (pada penjualan debit).
5.
Functional
Discount, adalah harga yang lebih rendah bila membeli barang dalam
jumlah yang lebih besar.
6.
Quality
Discount, adalah harga yang lebih murah bila membeli barang dalam
jumlah yang lebih besar.
7.
Seasonal Discount, memberikan potongan
harga pada musim-musim tertentu; nisalnya pada liburan, dan pada akhir tahun.
3.
Kebijakan Promosi
Mengembangkan keinginan
para calon pembeli untuk memiliki barang yang ditawarkan, hal ini dapat
dilakukan dengan promosi.
Promosi menunjuk pada
berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkonsumsikan perbaikan
produknya dan membujuk para pelanggan dan konsumen untuk membeli.
Adapun beberapa cara yang
dapat dipakai untuk promosi :
1.
Periklanan (advertising) : misal melalui TV, media masa
2.
Penjualan tatap muka (personal selling)
3.
Promosi penjualan (sales promotion ) misal discount
4.
Publisitas (publicity) misal spanduk, billboard
5.
Word of mouth
6.
Direct marketing
4. Kebijaksanaan
Saluran distribusi
Setelah
produk dikembangkan dan harga ditetapkan selanjutnya bagaimana perusahaan
melemparkan produknya ke pasar, sehingga dengan demikian konsumen dapat mudah
memperolehnya.
Bila
produsen mengharapkan konsumen tetap setia pada produk yang dihasilkan, maka
ahrus mengusahakan agar produk yang dihasilkannya mudah diperoleh pada tempat
dan waktu yang diinginkan konsumen.
Ada 3 (tiga) aspek pokok
yang berkaitan dengan kepurtusan-keputusan strategi distribusi, yaitu :
a. Sistam Transportasi Perusahaan
Hal ini menyangkut tentang pemilihan alat transportasi,
penentuan jadwal, pengiriman, penentuan rute yang akan ditempuh.
b. Sistem Penyimpanan
Bagian pemasaran harus menentukan letak gedung, jenis-jenis
peralatan yang diapaki untuk menangani material atau peralatan lainnya.
c. Pemilihan
Saluran distribusi
Menyangkut keputusan-keputusan tentang penggunaan
penyalur dan bagaimana menjalin kerjasama yang baik dengan para penyalur
tersebut.
5. Kebijaaksanaan Partisipasi
Kebijaksanaan
partisipasi menyiratkan perubahan jasa perlu memilih, melatih dan memotivasi
karyawan yang berhubungan langsung dengan konsumen secara efektif, serta
seluruh personal pendukungnya agar kerja sama sebagai suatu tim guna memberikan
kepuasan kepada konsumen.
Setiap
personal harus berorinetasi kepada konsumen, karena kalau tidak demikian jasa
yang tingkatnya tinggi dan konsisten tidak akan berwujud. Memiliki departemen
pemasaran yang melakukan pemasaran secara tradisional saja belum cukup kalau
departemen-departemen lainnya berjalan sendiri-sendiri.
Sebagai
pendorong bagi anggota-anggota personal perusahaan dalam berpartisipasi demi
suksesnya operasi perusahaan dan kemajuan perusahaan, manajemen harus :
1.
Menciptakan lingkungan kerja yang membantu
mencapai keunggulan dan mengamankan hubungan kerja.
2.
merealisasikan potensi dari setiap anggota
organisasi melalui konsistensi, metode-metode kerja yang kreatif dan terbukanya
kesempatan lebih besar untuk terlibat.
3.
Menjamin bahwa tugas-tugas yang dikerjakan
dan tujuan yang ingin dicapai perusahaan dapat dipahami oleh personal-personal
4.
Menekankan bahwa semua personal terlibat dan
memiliki pengaruh terhadap maju mundurnya
perusahaan.
5.
Pengakuan dan pengharapan personal.
6.
Secara periodik menilai kembali faktor-faktor
yang memotivasi personal bekerja.
7.
Perencanaan karier dan pengembangan personal
8.
tindakan-tindakan terencana untuk
memperbaharui atau meningkatkan ketrampilan personal
9.
Sistem dan prosedur balas jas apersonal
6. Kebijaksanaan Proses
Manajemen
harus menetapkan prosedur-prosedur untuk perencanaan dan implementasi untuk
suatu jasa.
Proses jasa dalam hal ini terdiri dari :
a. Proses Pemasaran, meliputi :
1.
Riset Pasar dan Analisis : Penetapan
kebutuhan dan harapan-harapan yang relevan terhadap jasa yang ditawarkan,
konsultasi denagn semua fungsi yang terkait dalam organisasi guna menegaskan
komitmen mereka dan kemampuan untuk memenuhi persyaratan kualitas jasa.
2.
Laporan Singkat Jasa : Mendefenisikan
kebutuhan pelanggan dan kapabilitas organisasi jasa.
b. Proses Desain
1.
Spesifikasi Jasa ; harus mengandung suatu
persyaratan yang tepat dan lingkup jasa yang diberikan
2.
Spesifiaksi Penyerahan Jasa : harus terdiri
dari prosedur-prosedur penyerahan jasa yang menggambarkan metode-metode yang
dipergunakan dalam proses jasa.
c.
Proses Penyerahan Jasa
Manajemen harus menetapkan tanggung jawab spesifik kepada
semua personel yang menerapkan proses penjualan jasa. Penilaian kualitas harus
membentuk suatu bagian integral dari operasi penyerahan jasa. Penilaian
pelanggan adalah ukuran mutlak dari kualitas jasa.
d.
Analisis Performansi dan Perbaikan Jasa
Suatu evaluasi terus-menerus dari operasi proses jasa
harus dipraktekkan untuk mengidentifiaksi dan secara aktif mencapai kesempatan.
Penetapan suatu system informasi untuk pengumpulan dan penyebaran data dari
semua sumber-sumber yang relevan dan harus ada program perbaikan kualitas jasa
secara terus-menerus.
7. Kebijaksanaan Hubungan dengan Masyarakat
Dalam pemasaran jasa,
kenyataan bahwa mutu jasa yang diberikan sangat bergantung kepada mutu pelayanan yang diberikan. Dalam
pemasaran jasa, mutu jasa tidak terlepas dari cara pemberi jasa menyediakan
jasa tersebut. Hal ini juga menyangkut unsur-unsur phisik yang dapat dilihat
dan dirasakan secara langsung oleh nasabah dan calon nasabah.
Unsur-unsur yang terdapat dalam
kebijaksanaan ini adalah :
1. Kompetisi : Karyawan harus memiliki ketrampilan dan
pengetahuan yang dibutuhkan mengenai jasa-jasa yang ditawarkan perusahaan.
2. Kesopanan :
Karyawan harus bersikap ramah, penuh hormat, dan penuh perhatian.
3. Kredibilitas : Perusahaan dan karyawan harus bisa dipercayai
dan memahami keinginan utama yang diharapkan konsumen
4. Cepat Tanggap :
Karyawan harus memberikan tanggapannya dengan cepat dan kreatif atas
permintaan dan keluhan serta masalah yang dihadapi konsumen.
5. Memahami konsumen :
Perusahaan/karyawan harus berusaha memahami kebutuhan-kebutuhan konsumen
dan memberikan perhatian secara individu.
6. Komunikasi : Jasa
harus diuraikan dengan jelas dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh konsumen.
7. Kebutuhan
8. Penampilan dan Kesehatan Karyawan
9. Tata Letak Fasilitas, Kebersihan dan Dekorasi
10. Akses :
Lokasi jasa harus mudah dijangkau, mudah dicapai, dan tidak merepotkan
serta cepat.
11. Reliabilitas : Jasa
harus dilaksanakan secara konsisten dan cermat
12. Kepastian : Jas
aahrus bebas dari bahaya resiko atau hal-hal lain yang merugikan.
13. Jaminan :
Bahwa hal-hal yang telah dijanjikan perusahaan dijamin pelaksanaannya
dan realitasnya.
14. Konsultasi Service :
Perusahaan harus menyediakan ruang dan waktu untuk konsumen yang ingin
berkonsultasi.
D.
PENGERTIAN
ASURANSI
Ada beberapa pengertian asuransi menurut
Undang-Undang dan para ahli antara lain:
1.
Menurut Drs. A. Hasymi Ali (1995, 170)
menyatakan:
“Asuransi adalah suatu alat
sosial yang menggabungkan resiko-resiko individu ke dalam suatu kelompok, dan
menggunakan dana yang disumbangkan oleh anggota-anggota kelompok itu untuk
membayar kerugian-kerugian.”
Kerugian yang dapat diramalkan itu kemudian dibagi rata
di antara mereka yang bergabung. Defenisi ini mengandung arti bahwa
ketidakpastian dikurangi dan juga kerugian dibagi rata. Inilah intisari
terpenting dari asuransi. Dari sudut pandang orang yang ditanggung, asuransi
adalah alat yang memungkinkan menukar (substitute)
biaya kecil tertentu (premi) dengan kerugian besar yang belum tentu (sampai
sejumlah asuransi) di bawah suatu perjanjian di mana mereka (yang banyak) yang
beruntung lolos dari kerugian akan membantu mereka (yang sedikit) yang tidak
beruntung dengan mengganti kerugian yang mereka derita itu.
2.
Menurut Undang-Undang no. 2 tahun 1992
tentang usaha perasuransian (Herman, 2000, 4) menyatakan:
“Asuransi atau
pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak
penanggungnya mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi
asuransi untuk memberikan pertanggungan kepada tertanggung karena kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab
hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita si tertanggung, yang
timbul akibat suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu
pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang
dipertanggungkan.”
Yang dimaksud dengan penanggung dalam defenisi diatas adalah suatu badan
usaha asuransi yang memenuhi ketentuan UU no.2/1992.
Usaha asuransi ialah usaha jasa keuangan yang menghimpun dana masyarakat
melalui pengumpulan premi asuransi, memberikan perlindungan kepada anggota
masyarakat pemakai jasa asuransi terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena
suatu peristiwa yang tidak pasti atau terhadap hidup atau meninggalnya
seseorang.”
Menurut Drs.
Herman Darmawi (2000, 4), asuransi mempunyai beberapa manfaat antara lain:
1. Asuransi Melindungi Resiko Investasi
Kemauan untuk menanggung resiko merupakan unsur
fundamental dalam perekonomian bebas. Bilamana suatu perusahaan berusaha untuk
memperoleh keuntungan dalam bidang usahanya, maka kehadiran resiko dan ketidakpastian
tidak dapat dihindarkan. Asuransi mengambil alih resiko itu. Karena asuransi
menghilangkan / mengurangi resiko, maka para usahawan dimungkinkan dan didorong
untuk mengkonsentrasikan energi dan modal dalam usaha-usaha yang kreatif.
Jumlah dan jenis polis asuransi yang digunakan untuk
menutup resiko usaha yang sangat banyak. Dengan demikian, perusahaan-perusahaan
asuransi yang tugas utamanya adalah memberikan perlindungan kepada
perusahaan-perusahaan lain telah menjadi suatu institusi ekonomi yang mempunyai
peranan yang tidak kecil. Tanpa asuransi, kemajuan ekonomi yang ada sekarang
ini mustahil tercapai.
2. Asuransi Sebagai Sumber Dana Investasi
Pembangunan ekonomi memerlukan dukungan investasi dalam
jumlah memadai yang pelaksanaannya harus berdasarkan pada kemampuan sendiri.
Oleh karena itu, diperlukan usaha keras untuk mengerahkan dana masyarakat
melalui lembaga keuangan bank dan non bank. Usaha perasuransian sebagai salah
satu lembaga keuangan non bank yang menghimpun dana masyarakat, semakin penting
peranannya sebagai sumber modal untuk investasi di berbagai bidang.
3. Asuransi Untuk Melengkapi Persyaratan Kredit
Kreditor lebih percaya pada perusahaan yang resiko
kegiatan usahanya di asuransikan. Pemberi kredit tidak hanya tertarik dengan
keadaan perusahaan serta kekayaannya yang ada saat ini, tetapi juga sejauh mana
perusahaan tersebut melindungi diri dari kejadian-kejadian yang tidak terduga
dimasa depan. Cara untuk memperoleh perlindungan itu adalah dengan memiliki
polis asuransi.
4. Asuransi Dapat Mengurangi Kekhawatiran
Bila seseorang telah membayar premi asuransi, mereka
telah terbebas dari kekhawatiran kerugian besar dengan memikul suatu kerugian
kecil (dalam hal ini berupa premi yang telah dibayarkan). Kerugian kecil itu
sesungguhnya merupakan bagian yang dipikulnya untuk kerugian kelompok itu.
Jadi, dengan membayar premi, ia memperoleh kepastian biaya jika ada kemungkinan
kerugian. Jika tidak ada asuransi, maka mereka yang menghadapi resiko tidak
akan dapat meramalkan apakah mereka akan tertimpa kerugian besar, kerugian
kecil atau tidak. Oleh karena itu, mereka tidak akan sanggup meramalkan
biayanya.
5. Asuransi Mengurangi Biaya Modal
Dalam dunia usaha yang beban resikonya tidak dapat
dialihkan kepada pihak lain, maka pihak-pihak penanam modal yang telah bersedia
menanggung resiko atas modal yang diinvestasikan tersebut akan menetapkan biaya
modal yang lebih tinggi.
6. Asuransi Menjamin Kestabilan Perusahaan
Perusahaan-perusahaan dewasa ini menyadari arti
pentingnya asuransi sebagai salah satu factor yang menciptakan goodwill (jasa baik) antara kelompok
pimpinan dan karyawan. Perusahaan-perusahaan tersebut telah menyediakan polis
secara berkelompok untuk para karyawan tertentu dengan cara perusahaan membayar
keseluruhan atau sebahagian dari premi yang telah ditetapkan. Adanya usaha
seperti ini dari pihak perusahaan dapat merupakan stabilisator jalannya roda
perusahaan.
7. Asuransi Dapat Meratakan Keuntungan
Dengan berusaha menentukan biaya-biaya “kebetulan” yang
mungkin dialami pada masa yang akan datang melalui program asuransi, pihak
perusahaan akan dapat mempertimbangkan atau memperhitungkan biaya tersebut
sebagai salah satu elemen dari total biaya untuk produk yang dijualnya. Dengan
demikian, secara singkat dapat dikatakan bahwa asuransi dapat meratakan jumlah
keuntungan yang dapat diperoleh dari tahun ke tahun.
8. Asuransi Dapat Menyediakan Layanan
Profesional
Dunia asuransi dewasa ini sudah semakin banyak yang
bergerak di bidang usaha yang bersifat teknis, lebih-lebih dengan adanya
perkembangan pesat dalam bidang teknologi. Usaha-usaha untuk memberikan bantuan
teknis baik kepada individu maupun perusahaan-perusahaan sudah semakin disadari
oleh perusahaan asuransi. Hal ini dilakukan agar perusahaan-perusahaan tersebut
dapat melakukan operasinya dengan baik dan efisien.
9. Asuransi Mendorong Usaha Pencegahan Kerugian
Dewasa ini perusahaan-perusahaan asuransi banyak
melakukan usaha yang sifatnya mendorong perusahaan tertanggung untuk melindungi
diri dari bahaya yang dapat menimbulkan kerugian. Perusahaan-perusahaan yang
bergerak dalam bidang usaha menyadari bahwa keberhasilan yang ingin dicapai
sangat tergantung kepada kemampuan mereka untuk memberikan perlindungan dengan
biaya yang cukup wajar. Oleh karena itu, mereka sendiri secara sadar dan
sistematis bekerja sama untuk menghilangkan atau memperkecil kemungkinan yang
dapat menimbulkan kerugian.
10. Asuransi
Membantu Pemeliharaan Kesehatan
Usaha lain yang sangat erat hubungannya dengan usaha-usaha yang dilakukan untuk
menghindari atau memperkecil penyebab timbulnya kerugian adalah kampanye yang
dilakukan oleh perusahaan asuransi jiwa kepada para pemegang polis khususnya
dan masyarakat luas pada umumnya.
0 Komentar