BAB
I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
Belakang
Seperti yang
kita ketahui bersama bahwa saat ini, banyak sekali perdebatan mengenai pasar
tradisional melawan pasar modern. Segalanya bermula ketika banyak pedagang
pasar tradisional yang “ngandang” alias gulung tikar diakibatkan oleh
menjamurnya pasar - pasar modern. Banyak
pendapat dan pandangan para ahli digulirkan. Peraturan presiden yang mengatur
tentang hal ini pun juga telah dikeluarkan. Yaitu peraturan presiden (Perpres) No 112 Tahun 2007 tentang
penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, serta toko modern
(biasa disebut perpres pasar modern), akhirnya ditandatangani oleh Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono pada 27 Desember 2007 lalu. Dan dalam Peraturan Daerah
No 2 Tahun 2002 tentang perpasaran swasta, sudah diatur bahwa jarak antara
pasar tradisional dan modern minimal 2,5 kilometer. Sementara itu, pada
kenyataannya, hampir setiap 500 meter di wilayah pinggiran kota, kita akan
sangat mudah menemukan pasar modern dan supermarket kecil-kecilan. Akan
tetapi bukan bararti masalah ini bisa sepenuhnya bisa teratasi.
Seiring dengan
perkembangan waktu, adanya modernisasi dan meningkatnya kesejahteraan
masyarakat, banyak masyarakat Surabaya yang berbelanja di pasar modern
(supermarket/hypermart) dan mulai enggan berbelanja di pasar tradisional
(kecuali untuk produk-produk yang tidak ada di supermarket/hypermart). Tidak
sedikit konsumen yang merubah perilaku belanjanya dari pasar tradisional
pindah, coba-coba (trial), dan cari alternatif (switching) ke pasar
modern. Hal ini wajar karena kondisi pasar tradisional selalu identik dengan
becek, semerawut, kurang nyaman. Kelemahan dari pasar tradisional inilah yang
menjadi daya jual bagi pasar modern. Seperti hal nya pada Darmo Trade Center
(DTC) yang menyediakan tempat yang nyaman, teratur, bergengsi, ber-AC,
aman, bersih, dan pembeli bisa memilih barang dengan leluasa.
Menurut
Schiffman dan Kanuk (2000) perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh
seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan bertindak
pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi
kebutuhannya.
(Whidya utami,
Christina, 2008: 48) menyebutkan faktor-faktor yang menjadi penentu keputusan
pada seseorang datangnya tidak hanya dari pengaruh eksternal yang meliputi
pengaruh keluarga, kelompok yang dijadikan acuan, dan budaya saja, akan tetapi
juga juga dipengaruhi oleh faktor internal konsumen yaitu pengaruh pribadi dan
pengaruh psikologis konsumen. Pengaruh pribadi
meliputi usia, tahap siklus hidup, pekerjaan, lingkungan ekonomi, gaya hidup
serta kepribadian dan konsep diri. Sedangkan pengaruh psikologis meliputi
motivasi, persepsi, pembelajaran serta keyakinan. Dan yang terakhir adalah
faktor stimulus yang berupa strategi bauran eceran (retail mix) yang meliputi
produk, harga, promosi, lokasi, personalia, dan presentasi.
Secara umum
pengertian pasar adalah kegiatan penjual dan pembeli yang melayani transaksi
jual-beli (www.id.wikipedia.org). Pengkategorian pasar
tradisional dan pasar modern sebenarnya baru muncul belakangan ini ketika mulai
bermunculannya pasar swalayan, supermarket, hypermarket dsb.
Pasar
tradisional merupakan tempat
bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual
pembeli secara langsung, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai,
los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Sedangkan
Pasar modern adalah pasar yang penjual dan pembeli tidak bertransaksi
secara langsung melainkan pembeli melihat label harga yang tercantum dalam
barang (barcode), berada dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri
(swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga (www.id.wikipedia.org).
Kotler dan Amstrong (2001:61)
mendifinisikan retailing sebagai semua kegiatan yang dilibatkan dalam
penjualan barang atau jasa langsung pada konsumen akhir untuk penggunaan
pribadi atau non bisnis. Maka, bisnis retail dapat diartikan sebagai
kegiatan pasar yang merancang untuk memberikan kepuasan pada konsumen pemakai
dan mempertahankan para pelanggan melalui program peningkatan kualitas
berkelanjutan.
Dimensi-dimensi
inilah yang mendasari perilaku konsumen. Hingga proses pemilihan produk,
kompleksitas faktor-faktor tersebut harus benar-benar dipahami oleh pemasar
yang dalam hal ini adalah pasar tradisional Wonokromo dan Darmo Trade Center
(DTC) Surabaya, agar dapat mengetahui segala sesuatu yang dibutuhkan dan
diinginkan konsumen, sehingga pihak pemasar dapat menentukan strategi yang
tepat untuk mendapatkan dan mempertahankan pangsa pasar masing-masing.
Pengaruh
pribadi kerap memainkan peranan penting dalam pengambilan keputusan konsumen.
Setiap kepribadian yang berbeda-beda pada tiap-tiap orang mempunyai perilaku
pembelian orang tersebut. (Kotler, Amstrong. 2003:214). “Kepribadian adalah
karakteristik psikologis yang membedakan seseorang yang menghasilkan tanggapan
secara konsisten dan terus-menerus terhadap lingkungannya.” Kepribadian
biasanya dideskripsikan berdasarkan sifat-sifat seperti kapercayaan diri,
dominasi, kemampuan beradaptasi, dan agresifitas.
Hal ini tidak
terlepas dari pola perilaku belanja pelanggan yang sedikit demi sedikit berubah
yang perlu direspons secara aktif oleh peritel untuk dapat mempertahankan
keberlanjutan usahanya. Dalam hal ini pelanggan sangat memperhatikan hal-hal
yang terkait dengan nilai tambah terhadap kenyamanan mereka dalam melakukan
aktivitas belanja mengingat berubahnya pandangan bahwa belanja adalah merupakan
aktivitas rekreasi, maupun pemenuhan keanekaragaman kebutuhan mereka dalam satu
lokasi (one stop shopping).
Akan tetapi
merosotnya eksistensi pasar tradisional bukan sepenuhnya akibat adanya pasar
modern. Karena pada kenyataannya
menurunnya omset pasar tradisional juga dipengaruhi oleh perubahan
selera konsumen (masyarakat). Sehingga salah satu cara agar pasar tradisional
tetap bertahan, perlu pembenahan atau revitalisasi dibeberapa aspek yang
meliputi, sarana dan prasarana, pelayanan, dan lain-lain.
Peneliti
memilih lokasi di daerah Wonokromo Surabaya karna pertimbangan latar belakang
dan pendapatan masyarakat yang beragam dari masyarakat yang notabene
perekonomiannya kelas bawah, menengah dan atas. Sehingga memicu beragamnya
tingkat konsumsi, kebiasaan atau perilaku belanja, dan beragamnya keputusan
mereka dalam memilih atau menentukan jasa pasar yang akan mereka pilih. Dan
dari sana pula akan tergambar jelas aksibilitas konsumen yang akan sangat
berbeda antara konsumen pasar tradisional dan konsumen pasar modern. Dengan
latar belakang inilah peniliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul
“Analisis Aksibilitas Konsumen pada Pasar Tradisional dan Pasar Modern”
(Studi pada Pasar Tradisional Wonokromo dan DTC Surabaya).
1.2. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang di atas, keberadaan pasar tradisional dan pasar modern yang
dijadikan sebagai mediasi oleh masyarakat untuk mengadakan pertukaran (membeli
dan menjual) sangat urgen adanya. Oleh karena itu dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu:
1.
Bagaimana faktor pribadi dan faktor-faktor retail mix
secara bersama-sama dipertimbangkan konsumen dalam memilih tempat belanja
antara pasar tradisional dan pasar modern?
2.
Apakah
ada perbedaan faktor-faktor yang menjadi pertimbangan bagi konsumen dalam
memilih tempat belanja antara pasar tradisional dan pasar modern?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan
yang ingin dicapai oleh peneliti adalah:
1.
Untuk mengetahui bagaimana faktor pribadi dan
faktor-faktor retail mix secara
bersama-sama dipertimbangkan konsumen dalam memilih tempat belanja antara pasar
tradisional dan pasar modern.
2.
Untuk
mengetahui perbedaan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih
tempat belanja antara pasar tradisional dan pasar modern.
1.4. Batasan
Masalah
Dalam memilih antara pasar
tradisional dan pasar modern yang dilakukan konsumen terjadi adanya pengaruh
dari individual konsumen (faktor internal) dan dari luar konsumen (faktor
eksternal).
Pengaruh faktor eksternal terdiri
dari pengaruh budaya, masyarakat, sub budaya, dan kelas sosial. Dan pengaruh faktor internal terdiri dari pengaruh
pribadi dan pengaruh psikologis.
Oleh karena
luasnya aspek yang mempengaruhi perilaku belanja konsumen tersebut maka dalam
penelitian ini hanya dibatasi pada faktor pribadi dan faktor stimulus (retail
mix).
1.5. Kegunaan
/ Manfaat Penelitian
Adapun
manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1.
Bagi
Akademik : Menjadi bahan masukan dan keilmuan dalam lembaga dalam mengevaluasi
perkembangan dunia perekonomian.
2.
Bagi
Perusahaan : Menjadi bahan pertimbangan dan masukan pada lembaga atau pasar
baik pasar tradisional maupun pasar modern dalam meningkatkan peran dan
pelayanannya
3.
Bagi
Peneliti : Sebagai bentuk aplikasi keilmuan yang telah diperoleh peneliti
selama masa perkuliahan. Dan memperluas wawasan, pengetahuan, dan pengalaman
bagi penulis.
4.
Bagi
Pemerintah : Dapat dijadikan pertimbangan untuk menyusun dan memberikan
kebijakan yang sesuai dengan kondisi riil yang ada.
5.
Bagi
peneliti lain : Dapat digunakan sebagai pembanding bagi penelitian sebelumnya
dan informasi pendahuluan bagi peneliti yang akan datang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Penelitian Terdahulu.
Penelitian ini mengacu pada penelitian
sebelumnya untuk mempermudah dalam pengumpulan data, metode analisis data yang
digunakan dalam pengolahan data, maka penulis mencantumkan hasil penelitian
terdahulu yang terkait dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk
mendapatkan gambaran dalam menyusun kerangka pemikiran dengan harapan hasil
penelitian dapat tersaji secara akurat dan mudah dipahami. Di samping itu untuk
mengetahui persamaan dan perbedaan dari beberapa penelitian sebagai kajian yang
dapat mengembangkan wawasan berfikir peneliti.
Dari sekian literatur / skripsi yang
penulis temukan, terdapat beberapa skripsi yang topiknya sama, namun terdapat
persamaan dan perbedaan dari sisi pembahasannya. Dan hal ini dapat kita lihat
dari penjelasan di bawah ini:
Pertama,
penelitian yang dilakukan oleh H. Fitriyah (2004) mahasiswa Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul ”Analisis Faktor-faktor Retail Mix yang Dipertimbangkan Konsumen dalam
Memilih Toko Bahan Bangunan di Wilayah Kecamatan Kabuh Jombang”.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah 1) Produk,
2) Pelayanan, 3) Harga, 4) Promosi, 5) Lokasi. Penelian
tersebut bertujuan untuk menjelaskan alasan
konsumen dalam memilih toko bahan bangunan. Penelitian tersebut
menggunakan teknik atau alat analisis yaitu berupa uji validitas, reliabelitas
dari item-item kuesioner dan analisis faktor. Hasil penelitian ini adalah
terdapat sumbangan faktor produk, pelayanan, harga, promosi, lokasi, yang
dipertimbangkan konsumen dalam mengambil keputusan memilih toko bahan bangunan
di wilayah kecamatan kebuh Jombang.
Kedua, penelitian
yang dilakukukan oleh Anisa Susanti
(2008) mahasiswa Universitas Indonesia Jakarta dengan judul ”Analisis
Perbandingan Persepsi Konsumen Mini Market Indomaret dengan Alfamart di
Komplek Cahaya Kemang Permai Pondok Gede
Bekasi”. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah 1) Lokasi,
2) Pelayanan, 3) Kelengkapan, 4) Produk, 5) Harga, dan 6) Kenyamanan.
Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui perbandingan persepsi konsumen
dalam memilih toko. Penelitian tersebut menggunakan teknik atau alat analisis
yaitu berupa uji validitas, reliabelitas dari item-item kuesioner dan analisis
faktor. Hasil penelitian ini adalah adanya
perbedaan persepsi konsumen indomart dengan persepsi konsumen Alfamart pada
indikator lokasi, pelayanan, kelengkapan produk yg ditawarkan, harga dan
promosi.
Ketiga, penelitian
yang dilakukukan oleh Mimin (2005) mahasiswa
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul ” Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perilaku Konsumen dalam Memilih Jasa Kereta Api Eksekutif Gajayana”.
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut adalah 1) pelayanan,
2) Lokasi, 3) Kelas sosial, 4) Proses, harga, 5) Keluarga, 6)
Budaya, 7) Kelompok referensi. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen dalam memilih jasa kereta api Gajayana. Penelitian tersebut menggunakan teknik atau
alat analisis yaitu berupa uji validitas, reliabelitas dari item-item kuesioner
dan analisis faktor. Hasil penelitian ini adalah bahwa faktor-faktor penelitian yang ada berpengaruh secara signifikan terhadap
perilaku konsumen dalam memilih jasa kereta api eksekutif Gajayana.
Dari deskripsi tiga
literatur/skripsi di atas dapat dilihat persamaan dan perbedaannya dengan
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Persamaan dengan skripsi Hj. Fithriyah (2004)
adalah dari aspek jenis penelitian yaitu penelitian survei/kuantitatif, teknik
pengambilan sampel yaitu accidental
sampling termasuk sebagian dari variabel yang diteliti yaitu retail mix. Sedangkan perbedaannya ada
pada judul, teknik pengumpulan data, metode analisis data dan hasil penelitian.
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
menjadi alasan konsumen dalam memilih toko bahan bangunan di Kebuh Jombang.
Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan perilaku belanja konsumen dan dalam memilih tempat
belanja antara pasar tradisional dan pasar modern di Surabaya.
2. Persamaan dengan skripsi Anisa Susanti (2008)
adalah dari aspek jenis penelitian, teknik pengambilan sampel, metode analisis
data termasuk sebagian dari variabel penelitian. Sedangkan perbedaan dengan
penelitian ini ada pada judul, teknik pengambilan data dan hasil penelitian.
Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui perbedaan Persepsi Konsumen Mini Market Indomaret
Dengan Alfamart Di Komplek Cahaya Kemang
Permai Pondok Gede Bekasi. Sedangkan tujuan untuk penelitian ini
adalah untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi perubahan perilaku belanja konsumen dan dalam memilih tempat
belanja antara pasar tradisional dan pasar modern.
3. Persamaan dengan skripsi Mimin (2005) adalah
dari aspek jenis penelitian, teknik pengambilan sampel, serta sebagian dari
variabel yang diteliti. Sedangkan perbedaannya dengan penelitian ini
diantaranya ada pada judul, teknik pengambilan data, metode analisis data, dan
hasil penelitian. Tujuan dari penelitian tersebut untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen dalam memilih jasa kereta api Gajayana. Sedangkan pada penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku
belanja konsumen dan dalam memilih tempat belanja antara pasar tradisional dan
pasar modern.
Untuk
lebih jelasnya akan disajikan dalam bentuk tabel 2.1:
No
|
Peneliti
|
Judul
|
Variabel yang diteliti
|
Jenis Penelitian
|
Teknik Pengeambilan Sampel
|
Teknik Pengumpulan Data
|
Metode Analisis Data
|
Hasil
|
1.
|
Hj. Fitriyah
(2004)
|
Analisis faktor-faktor retail mix yang
dipertimbangkan konsumen dalam memilih toko bahan bangunan di wilayah
kecamatan Kabuh Jombang
|
-Produk X1
-Pelayanan X2
-Harga X3
-Promosi X4
-Lokasi X5
|
Penelitian Kuantitatif
|
Accidental Sampling
|
-
Observasi
-
Wawancara
-
Kuesioner
-
Dokumentasi
|
-
Uji Validitas
-
UjiReabilitas
-
Analisis
Faktor
|
Dari hasil analisis, terdapat sumbangan faktor produk, pelayanan,
harga, promosi, lokasi, yang dipertimbangkan konsumen dalam mengambil
keputusan memilih toko bahan bangunan di wilayah kecamatan kebuh Jombang.
|
2.
|
Anisa Susanti
(2008)
|
Analisis perbandingan persepsi konsumen mini market Indomaret dengan
Alfamart di komplek cahaya kemang
permai pondok gede Bekasi
|
Lokasi, X1
Pelayanan, X2
Kelengkapan X3
Produk X4
Harga X5
Kenyamanan X6
|
Penelitian Kuantitatif
|
Accidental Sampling
|
-
Observasi
-
Wawancara
-
Kuesioner
-
Dokumentasi
|
-
Analisis
deskriptif
-
Analisis
skala likert
-
Analisis uji beda
dengan uji –t 110 dengan program SPSS
|
Adanya perbedaan persepsi konsumen indomart dengan persepsi konsumen Alfamart pada
indikator lokasi, pelayanan, kelengkapan produk yg ditawarkan, harga dan
promosi.
|
3.
|
Mimin (2005)
|
Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku konsumen dalam memilih jasa Kereta Api eksekutif Gajayana
|
-pelayanan
-Lokasi
-Kelas sosial
-Proses, harga
-Keluarga
-Budaya
-Kelompok referensi
|
Penelitian Kuantitatif
|
Accidental Sampling
|
-
Observasi
-
Wawancara
-
Kuesioner
|
- Uji Validitas
- Uji Reabilita
- Analisis Faktor
|
Adanya perbedaan persepsi konsumen indomart dengan persepsi konsumen Alfamart pada
indikator lokasi, pelayanan, kelengkapan produk yg ditawarkan, harga dan
promosi.
|
4
|
Husnul Chotimah
(2009)
|
Analisis Aksibilitas Konsumen pada pasar
Tradisional dan Pasar Modern
|
-Kepribadian
-Usia
-Tahap Siklus Hidup
-Pendapatan
-Gaya hidup
-Konsep diri
-Produk
-Harga
-Lokasi
-Personalia
-Promosi
-Presentasi
|
Penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif
|
Accidental Sampling
|
-
Kuisioner
-
Interview
-
Dokumentasi
|
-
Uji validitas
-
Uji reliabilitas
-
Analisis Faktor
-
Uji Beda
|
Berdasarkan rata-rata perilaku belanja
konsumen, dimana konsumen DTC sebesar 112.11 dan konsumen pasar tradisional
Wonokromo adalah 103.09, maka dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang
dipertimbangkan konsumen DTC lebih banyak atau beragam dalam memilih tempat
belanja dari pada faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen pasar
tradisional Wonokromo dalam memilih tempat belanja.
|
2.2 Kajian
Teoritis
2.2.1 Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen ditimbulkan oleh adanya
interaksi antara faktor-faktor lingkungan dan individu. Dalam interaksi
tersebut sosialisasi antara individu mengakibatkan terjadinya transfer dan
interaksi perilaku (Swastha dan Handoko, 2000:27).
Teori perilaku konsumen menurut Swastha
dan Handoko (2000:28) adalah sebagai berikut:
1.
Teori Ekonomi Mikro
Dalam
teori ini menjelaskan bahwa keputusan untuk membeli merupakan hasil perhitungan ekonomis rasional yang
sadar. Pembeli individual berusaha menggunakan barang-barang yang akan
memberikan kegunaan (kepuasan) paling banyak, sesuai dengan selera dan
harga-harga relatif.
2.
Teori Psikologis
Teori psikologis ini mendasarkan diri pada
pada faktor-faktor psikologis individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan lingkungan
yang merupakan penerapan dari teori-teori bidang psikologis dalam menganalisa
perilaku konsumen.
3.
Teori Sosiologis
Teori ini lebih menitik beratkan pada
hubungan dan pengaruh antara individu-individu yang dikaitkan dengan perilaku
mereka jadi lebih mengutamakan perilaku kelompok dari pada perilaku individu.
4.
Teori Antropologis
Teori ini sama dengan teori sosiologis, teori
ini juga menekankan pada tingkah laku pembelian dari suatu kelompok tetapi
kelompok yang diteliti adalah kelompok masyarakat luas antara lain: kebudayaan
(kelompok paling besar), sub kultur (kebudayaan daerah), dan kelas sosial.
Ada
beberapa definisi perilaku konsumen. Menurut Engel et al (1995), perilaku
konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat untuk mendapatkan, mengkonsumsi,
dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan
mengikuti tindakan ini. (Simamora, Bilson:1)
Sementara
itu, London dan Bitta lebih menekankan perilaku konsumen sebagai suatu proses
pengambilan keputusan. Mereka mengatakan bahwa perilaku konsumen adalah proses
pengambilan keputusan yang mensyaratkan aktivitas individu untuk mengawasi,
memperoleh, menggunakan, atau mengatur barang dan jasa.
Kotler
dan Amstrong mengartikan perilaku konsumen sebagai perilaku pembelian konsumen
akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi
personal. (Simamora, Bilson:2)
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
1.
Perilaku
konsumen menyoroti perilaku individu yang menyoroti rumah tangga.
2.
Perilaku
konsumen menyangkut suatu proses keputusan sebelum pembelian serta tindakan
dalam memperoleh, memakai, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk.
3.
Mengetahui
perilaku konsumen meliputi perilaku yang dapat diamati seperti jumlah yang
dibelanjakan, kapan, dengan siapa, oleh siapa, dan bagaimana barang yang dibeli
dikonsumsi. Juga termasuk variabel-variabel yang tidak bias diamati seperti
nilai-nilai yang dimiliki oleh konsumen, kebutuhan pribadi, persepsi, bagaimana
mereka mengevaluasi alternatif, dan apa yang mereka rasakan tentang kepemilikan
dan penggunaan produk yang bermacam-macam.
2.2.3 Tingkat Perubahan
Perilaku Belanja Konsumen
Tingkat perubahan
perilaku belanja konsumen dibagi menjadi 3 yaitu:
a.
Pindah
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990) pindah
adalah : beralih atau bertukar tempat. Dalam hal ini pindah mempunyai
pengertian bahwa konsumen beralih ke DTC (Darmo Trade Center) dan jarang
sekali berbelanja di pasar tradisional.
b.
Coba-coba (trial)
Coba-coba (trial) menurut kamus besar bahasa
Indonesia (1990) adalah berbuat sesuatu untuk mengetahui keadaan sebenarnya.
Dalam hal ini coba-coba (trial) mempunyai pengertian bahwa konsumen
hanya coba-coba berbelanja di DTC, namun tetap secara rutin konsumen tersebut
berbelanja di pasar tradisional.
c.
Cari alternative (switching)
Menurut kamus besar bahasa Indonesia (1990) cari
alternatif (switching) mempunyai pengertian bahwa konsumen tersebut
kadang-kadang berbelanja di DTC dan kadang-kadang juga berbelanja di pasar
tradisional. Jadi perilaku
belanja konsumen antara berbelanja dipasar tradisional dan belanja di DTC
adalah 50%-50%.
2.2.3
Hubungan Antar Konsep
Penelitian ini membahas tingkat
perubahan perilaku belanja konsumen dari pasar tradisional wonokromo ke pasar
modern (DTC), Dan faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku belanja konsumen
dari pasar tradisional ke pasar modern. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi
perilaku belanja konsumen, yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Dalam
hal ini pembahasan kami fokuskan hanya pada faktor eksternal (stimulus) dan
faktor internal (faktor pribadi).
0 Komentar