JUDUL SKRIPSI ANALISIS VARIABEL – VARIABEL YANG BERPENGARUH TERHADAP TINGKAT HARGA SAHAM PERUSAHAAN YANG TERGABUNG DI JAKARTA ISLAMIC INDEX (JII) PERIODE 2004 - 2008 (LENGKAP SAMPAI DAFTAR PUSTAKA)
1. 1. Latar
Belakang
Dewasa ini telah
berkembang dengan pesat suatu kondisi sistem perekenomian di Indonesia yang
telah banyak diterapkan diberbagai sektor yaitu sistem ekonomi Islam. Pada
dasarnya, sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, sudah
menjadi kewajiban bagi Umat Islam Indonesia untuk menerapkan ekonomi syariah
sebagai bukti ketaatan dan ketundukan masyarakat pada Allah SWT dan Rasul-Nya. Di
Indonesia ekonomi syariah mulai dikenal sejak berdirinya Bank Muamalat
Indonesia pada tahun 1991. Selanjutnya ekonomi berbasis syariah di Indonesia
ini mulai menunjukan perkembangan yang menggembirakan, terbukti hingga kini penerapan
hukum syariah bukan hanya terbatas pada bank-bank saja, tapi sudah menjalar ke
bisnis asuransi, bisnis multilevel marketing, koperasi bahkan ke
pasar modal.
Para investor
muslim kini juga tidak perlu susah-susah lagi untuk menanamkan modalnya pada
suatu jenis usaha, karena Bursa Efek Indonesia sudah memiliki Jakarta
Islamic Index yang memuat indeks saham yang masuk kategori halal. Saham-saham
yang masuk kriteria JII adalah saham-saham yang operasionalnya bukan dari riba,
permodalan perusahaan bukan juga dari mayoritas utang. Jadi bisa kita katakan
bahwa saham-saham yang tergabung dalam JII ini adalah saham-saham yang
pengelolaan dan manajemennya
terbilang sudah transparan dan sudah memenuhi prinsip corporate governance.
Karenanya jangan heran kalau sepanjang keberadaannya saham-saham syariah yang
tergabung dalam JII adalah saham yang memberikan keuntungan cukup atraktif.
Kinerja JII
secara historis lebih baik dibadingkan dengan IHSG maupun LQ45 sehingga
menawarkan return yang lebih tinggi. Ini merupakan alternatif dari
reksadana saham yang kini menjadi primadona. (www.bi.go.id)
Ketiga puluh jenis saham pada JII merupakan saham terseleksi yang mempunyai
fundamental baik, dalam arti kinerja keuangan perusahaannya masuk dalam
kategori baik. Hal ini memberikan indikasi bahwa JII merupakan sasaran
investasi yang baik bagi perusahaan yang berbasis syariah. (www.suaramerdeka.com)
Sektor
pertambangan bisa dijadikan sebagai salah satu alternatif tempat investasi yang
perlu dipertimbangkan, investasi pada sektor ini memberikan peluang untuk
mendapatkan keuntungan yang maximal karena memegang kendali dalam sektor
perekonomian, seperti bahan bakar minyak yang merupakan kebutuhan pokok.
Sebelum tahun
2005 saham perusahaan pertambangan bukanlah komoditas yang menarik di lantai
bursa. Maklum, para pemain saham cenderung mengincar untung besar dalam jangka
pendek dengan risiko yang minim. Sedangkan pertambangan merupakan investasi
besar jangka panjang yang berisiko besar. Seiring melonjaknya harga komoditas
pertambangan, saham perusahaan tambang yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI) juga menjadi primadona. Sepanjang tahun 2006 – 2007, saham perusahaan
pertambangan utama yang terdaftar di BEI, yakni PT Aneka Tambang, Tbk. (ANTM),
PT Bumi Resource, Tbk. (BUMI), PT Bukit Asam, Tbk. (PTBA), dan PT International
Nickel Indonesia, Tbk. (INCO) menunjukkan kapitalisasi pasar yang pesat.
(www.majalahtambang.com)
Pada tahun 2007
saham pertambangan jadi favorit investor sehubungan dengan naiknya sejumlah
komoditas tambang. Indeks saham pun langsung melejit termasuk Jakarta
Islamic Index (JII) dan saham-saham yang naik harganya di top gainer
antara lain, perusahaan sektor pertambangan yang tergabung di JII yaitu International Nickel Indonesia (INCO) naik Rp
2.400 menjadi Rp 44.900, Aneka Tambang (ANTM) naik Rp 400 menjadi Rp 9.600. (www.detikfinance.com). Menguatnya harga
minyak mentah dunia juga mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
sektor pertambangan khususnya tambang batu bara dimana harga batu bara sebagai
bahan bakar subtitusi ikut terangkat. Penguatan harga batu bara dunia dan
meningkatnya volume penjualan kuartal pertama 2008 karena tingginya permintaan
dalam dan luar negeri, telah memberikan pengaruh positif terhadap kinerja
perusahaan-perusahaan tambang batu bara, diantaranya perusahaan yang tergabung
di JII seperti PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA), PT Bumi Resource,
Tbk. yang mencatatkan peningkatan laba. (www.okezone.com)
Pergerakan harga
di pasar saham sangat sulit untuk
ditebak, tetapi memungkinkan pergerakan harga dapat dianalisis oleh investor.
(Fahmi, 2006: 15). Analisis perusahaan merupakan salah satu cara investor untuk
menganalisis saham, yang dilakukan dengan melihat informasi yang diperoleh
mengenai perusahaan emiten, dari pengumuman resmi yang dikeluarkan perusahaan
seperti laporan keuangan. Laporan keuangan akan menjadi sumber informasi
terpenting, karena dengan memahami laporan keuangan kita dapat membaca,
menelaah, serta melakukan estimasi kecenderungan perusahaan tersebut di masa
yang akan datang. Fokus utama dalam pelaporan keuangan adalah informasi
mengenai kinerja perusahaan yang tersedia dengan mengukur laba dan komponennya.
Analisis perusahaan ini terkait dengan pengambilan keputusan dalam memilih
perusahaan yang mana dalam industri sebagai pilihan untuk melakukan investasi
yang paling menguntungkan.
Chen dan
Shimerda (1981) dalam Fahmi (2006: 58) menyatakan bahwa rasio keuangan
merupakan bagian penting dalam mengevaluasi kinerja dan kondisi keuangan dari
suatu entitas. Rasio keuangan mempunyai jumlah yang banyak dan mempunyai
kegunaan masing – masing. Dalam melakukan analisis perusahaan, investor harus
mendasarkan kerangka pikirnya pada dua komponen utama yaitu EPS yang merupakan
komponen penting pertama yang harus diperhatikan dalam analisis perusahaan. Informasi
EPS suatu perusahaan menunjukkan besarnya laba bersih perusahaan yang siap
dibagikan bagi semua pemegang saham perusahaan. (Tandelilin, 2001: 241) PER merupakan
komponen penting kedua setelah EPS yang harus diperhatikan yang mengindikasikan
besarnya rupiah yang harus dibayarkan investor untuk memperoleh satu rupiah earning
perusahaan dan juga merupakan ukuran relatif dari sebuah saham perusahaan. (Tandelilin,
2001: 241). Ada tiga alasan yang mendasari penggunaan dua komponen tersebut, pertama,
pada dasarnya kedua komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai
intrinsik suatu saham. Kedua, deviden yang dibayarkan perusahaan pada
dasarnya dibayarkan dari earning. Ketiga, ada
hubungan antara perubahan earning dengan perubahan harga saham.
(Tandelilin, 2001: 232)
Selain menggunakan dua komponen tersebut, salah satu
indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang adalah
dengan memperhatikan pertumbuhan profitabilitas perusahaan, untuk mengetahui
sejauhmana investasi yang akan dilakukan investor di suatu perusahaan mampu
memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor.
Untuk itu digunakan dua rasio profitabilitas utama, yaitu Return On
Equity (ROE) yang menggambarkan sejauhmana kemampuan perusahaan
menghasilkan laba yang bisa diperoleh pemegang saham, dan Return On
Asset (ROA) yang menggambarkan sejauhmana kemampuan asset – asset yang
dimiliki perusahaan bisa menghasilkan laba. (Tandelilin, 2001: 240)
Keadaan seperti yang dijelaskan diatas, diilhami peneliti
– peneliti terdahulu dalam melakukan penelitian, diantaranya Madichah (2005)
melakukan penelitian tentang pengaruh EPS, DPS, FL terhadap harga saham
perusahaan manufaktur di BEI periode 2000-2002. Hasil penelitan mengungkapkan
bahwa EPS, DPS dan FL berpengaruh simultan terhadap harga saham. Secara parsial
ada pengaruh antara EPS terhadap harga saham, sedangkan DPS dan FL tidak ada
pengaruh yang signifikan terhadap harga saham. Mohamad Abdul Azis (2005)
melakukan penelitian tentang pengaruh Earnings Per Share (EPS) dan
pertumbuhan penjualan terhadap perubahan harga saham pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa secara parsial variabel EPS berpengaruh
secara signifikan terhadap perubahan harga saham, sedangkan pertumbuhan penjualan
tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham. Denny (2008) melakukan
penelitian tentang pengaruh Deviden Per Share dan Return On Equity
terhadap harga saham (Studi pada lima perusahaan yang tergabung dalam sector
pertambangan periode 2002-2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dividend
Per Share dan Return On Equity pada lima perusahaan yang tergabung
dalam sektor pertambangan periode 2002-2007 cenderung berfluktuasi.
Perkembangan harga saham lima perusahaan yang tergabung dalam sektor
pertambangan periode 2002-2007 cenderung meningkat. Secara parsial dan simultan variabel Dividend Per Share
dan Return On Equity memiliki hubungan positif dan signifikan dengan
harga saham. Fatma Khotimatul Khusna (2009) melakukan penelitian tentang
analisis pengaruh variabel fundamental terhadap harga saham perusahaan
pertambangan (studi pada BEI). Hasil penelitian mengungkapkan variabel EPS
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, untuk variabel ROA,
ROE, PER, dan DPR tidak berpengaruh terhadap harga saham dan EPS yang
berpengaruh paling dominan terhadap harga saham.
Dengan adanya
variabel – variabel yang mempengaruhi harga saham seperti tersebut diatas,
penelitian ini akan difokuskan pada pengaruh variabel EPS, PER, ROE, dan ROA
terhadap harga saham perusahaan sector
pertambangan yang tergabung di Jakarta Islamic Index (JII)
periode 2004-2008.
Berdasarkan
latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian
“Analisis Variabel – variabel yang Berpengaruh Terhadap Tingkat Harga Saham Perusahaan
yang Tergabung di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2004– 2008”.
1.
2. Rumusan Masalah
Setelah
mengetahui kondisi dewasa ini berkaitan dengan salah satu aspek yang ada di
Bursa Efek Indonesia, maka rumusan masalah yang coba diajukan dalam penelitian ini
adalah:
1.
Apakah EPS, PER, ROE, dan ROA secara bersama – sama mempunyai
pengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan yang tergabung di JII?
2.
Apakah EPS, PER, ROE, dan ROA secara individu mempunyai
pengaruh signifikan terhadap harga saham pada perusahaan yang tergabung di JII?
3.
Manakah dari variabel EPS, PER, ROE, dan ROA yang berpengaruh
dominan terhadap harga saham pada perusahaan yang tergabung di JII?
1. 3. Tujuan
Penelitian
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk menganalisis pengaruh signifikansi EPS, PER,
ROE, dan ROA secara bersama – sama terhadap harga saham pada perusahaan yang
tergabung di JII
2. Untuk menganalisis pengaruh signifikansi EPS, PER,
ROE, dan ROA secara individu terhadap harga saham pada perusahaan yang
tergabung di JII
3.
Untuk menganalisis manakah dari
variabel EPS, PER, ROE, dan ROA yang berpengaruh dominan terhadap harga saham
pada perusahaan yang tergabung di JII
1.
4. Batasan Masalah
Untuk mempermudah mengadakan penelitian
maka diperlukan ruang lingkup penelitian dan pembatasan masalah. Hal ini
diperlukan agar dapat lebih mengarahkan tujuan dari penelitian yang dimaksud
sehingga tidak terjadi atau menimbulkan kesalahfahaman dalam penafsiran.
Dalam penelitian
ini dibatasi pada variabel rasio keuangan yaitu EPS, PER, ROE, dan ROA dan
harga saham yaitu harga saham rata – rata tahunan pada perusahaan sektor
pertambangan yang tergabung di JII periode 2004-2008.
Maksud
penggunaan variabel – variabel diatas karena dengan menganalisis rasio
perusahaan akan dapat diketahui kinerja dan prospek perusahaan dimasa mendatang
sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi.
1.
5. Kegunaan atau Manfaat
Penelitian:
Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain sebagai berikut:
1.
Bagi Perusahaan
Peneliti berharap hasil penelitian
ini dapat digunakan sebagai dasar pertimbangan dalam pengambilan keputusan pada
rencana keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
2.
Bagi Investor
Sebagai informasi bagi investor
pasar modal untuk pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi yang
optimal
3. Bagi Akademis
Menambah
perbendaharaan riset akademis dibidang manajemen keuangan.
4. Bagi Penulis
Penelitian
ini merupakan pelatihan intelektual yang diharapkan dapat meningkatkan daya
pikir ilmiah serta meningkatkan kompetensi keilmuan dalam disiplin yang
digeluti.
Sebelum penelitian ini dilakukan sudah ada yang meneliti tentang harga saham pada perusahaan yang listing di BEI. Hal tersebut akan dikemukakan berikut ini.
Madichah (2005) melakukan penelitian tentang pengaruh Earning Per
Share (EPS), Dividen Per Share (DPS), dan Financial
Leverage (FL) terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur di BEJ periode 2000-2002. Hasil penelitian
mengungkapkan bahwa EPS, DPS dan FL berpengaruh simultan terhadap harga saham yang dibuktikan dengan uji F diperoleh F hitung = 25.588 dengan harga
signifikansi sebesar 0,000. Hasil uji parsial diperoleh t1 =5,630
dengan harga signifikansi 0,000 < 0,05, hal ini berarti ada pengaruh antara
EPS terhadap harga saham, t2 = 0,346 dengan signifikansi 0,732 >
0,05, hal ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara DPS terhadap harga
saham, dan t3 = -0,378 dengan signifikansi 0,708 > 0,05, hal ini
berarti bahwa tidak ada pengaruh antara FL terhadap harga saham. Besarnya
pengaruh secara simultan antara EPS, DPS dan FL terhadap harga saham adalah
58,8%.
Mohamad Abdul Azis (2005) melakukan penelitian
tentang Pengaruh Earnings Per Share (EPS) dan pertumbuhan penjualan terhadap
perubahan harga saham pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Jakarta (BEJ). Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya koefisien determinasi (R2)
adalah 0,326 atau 32,6%. Sedangkan uji parsial menunjukkan bahwa EPS diperoleh
t hitung 2,337 dengan signifikansi 0,033, hal ini berarti variabel EPS
berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga saham. Pertumbuhan
penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan harga saham terlihat
t hitung 0,884 dengan signifikansi 0,390.
Denny
(2008) Pengaruh Deviden Per Share dan Return On Equity Terhadap
Harga Saham (Studi pada lima perusahaan yang tergabung dalam sector
pertambangan periode 2002-2007). Hasil penelitian menunjukkan bahwa Dividend
Per Share pada lima perusahaan yang tergabung dalam sektor pertambangan
periode 2002-2007 cenderung berfluktuasi. Disebabkan oleh naik turunnya laba
bersih sehingga berpengaruh terhadap pembagian Dividend Per Share. Return
On Equity pada lima perusahaan yang tergabung dalam sektor pertambangan
periode 2002-2007 cenderung berfluktuasi. Hal ini disebabkan karena peningkatan
rata-rata laba bersih lebih kecil dari peningkatan jumlah modal sendiri. Perkembangan
harga saham lima perusahaan yang tergabung dalam sektor pertambangan periode
2002-2007 cenderung meningkat. Disebabkan karena kinerja perusahaan yang baik
yaitu dengan peningkatan laba bersih yang signifikan sehingga para investor tertarik untuk
membeli saham perusahaan pertambangan dikarenakan kemampuan perusahaan untuk
memberikan Dividend Per Share dan Return On Equity yang maksimal.
Secara parsial variabel Dividend Per Share memiliki hubungan positif dan
signifikan dengan harga saham. Adapun tingkat keeratan hubungan sebesar 0,695. Variabel
Return On Equity memiliki hubungan positif dan signifikan dengan harga
saham. Adapun tingkat keeratan hubungan sebesar 0,645. Secara simultan variabel
Dividend Per Share dan Return On Equity memiliki hubungan positif
dan signifikan dengan harga saham. Adapun tingkat keeratan hubungan sebesar
0,805
Fatma Khotimatul Khusna
(2009) melakukan penelitian tentang analisis variabel fundamental terhadap
harga saham perusahaan pertambangan (studi pada BEI). Alat analisis menggunakan
regresi linear berganda dengan mempertimbangkan uji normalitas dan uji asumsi
klasik yaitu multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokolerasi. Hasil
penelitian mengungkapkan secara simultan dengan tingkat signifikansi 5%
variabel fundamental berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan
pertambangan yang dibuktikan dengan nilai Fhitung > Ftabel (143,77 > 4,39)
dengan tingkat signifikansi 0,000. Variabel fundamental mampu menjelaskan
perubahan tingkat harga saham sebesar
99,2% dan sisanya sebesar 0,8% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak termasuk
dalam model regresi linear berganda. Secara parsial dengan tingkat signifikansi
5% diperoleh hasil variabel EPS mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham, untuk variabel ROA, ROE, PER, dan DPR tidak berpengaruh terhadap
harga saham dan EPS yang berpengaruh paling dominan terhadap harga saham
ditunjukkan dengan nilai koefisien beta sebesar 1,031 (paling besar dari variabel
lain).
Dari penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Madichah, Mohamad Abdul Azis, Denny dan Fatma
Khotimatul Khusna dengan menggunakan variabel – variabel yang pernah diteliti oleh mereka yaitu EPS, ROA, ROE,
DPS, PER, FL, DPR, dan pertumbuhan penjualan yang
mempengaruhi harga saham, maka perbedaan
penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu:
1. Variabel-variabel yang dipilih dalam penelitian ini
yaitu EPS,
PER, ROE, dan ROA
2.
Objek penelitian dalam
penelitian ini yaitu perusahaan sektor pertambangan yang tergabung di Jakarta
Islamic Index (JII)
3. Periode yang digunakan yaitu 2004 -
2008.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu yaitu digunakannya variabel terikat yang sama yaitu harga saham, dan metode
analisis yang digunakan yaitu regresi
linear berganda
0 Komentar