JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PENGARUH UKURAN KINERJA TERHADAP PREDIKSI LABA PERUSAHAAN PADA INDUSTRI TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR
BELAKANG
dituntut adanya pertukaran informasi yang
semakin cepat antar
daerah dan negara, membuat peranan
telekomunikasi sangat penting.
Telekomunikasi sebagai wahana bagi
pertukaran informasi akan
semakin memperhatikan segala aspek
teknologi informasi. Bisnis
pertelekomunikasian merupakan bisnis unik,
menarik, multi aspek
dan pelopor dalam ekspasi global. Selain
itu perkembangan dibidang
dunia informasi juga sangat cepat, baik
dilihat dari isi atau teknologi
yang digunakan untuk menyampaikan
informasi.
Dilihat dari pertumbuhan industri
telekomunikasi di dunia,
termasuk di Indonesia hingga saat ini
tercatat paling tinggi dibanding
industri yang lain. Telekomunikasi
merupakan salah satu pilar
pertumbuhan ekonomi, perangsang dan pelumas
berputarnya roda
ekonomi. Sehingga saham telekomunikasi
menjadi digemari karena
saham yang dimiliki oleh industri
telekomunikasi mengalami
pergolakan. Pertumbuhan seperti itu
biasanya terjadi seiring dengan
masih dikuasainya semua bidang kehidupan
oleh telekomunikasi itu
sendiri (www.pikiran-rakyat.com).
Berbagai dinamika yang harus diadaptasi,
seperti
perkembangan teknologi, regulasi, dan
pasar, maka selama lebih dari
30 tahun berkiprah dalam bidang
telekomunikasi, industri
telekomunikasi telah mengalami berbagai
perubahan dan
perkembangan. Pada tahun 1974 – 1984 industri telekomunikasi
menjadi standar perumtel (sekarang telkom)
karena fasilitas produksi
yang dimiliki oleh industri telekomunikasi
masih belum terlengkapi
sehingga melakukan kerja sama dengan
teknologi yang sudah maju.
Dengan semakin bertambahnya tahun
menjadikan teknologi pun
semakin canggih hal ini yang menyebabkan
fasilitas produksi terbaru
yang sudah dapat dimiliki industri
telekomunikasi pada masa ini yaitu
pada tahun 1984–1994.
Sedangkan Selama 20 tahun sejak berdiri,
kegiatan utama industri telekomunikasi
adalah murni manufaktur.
Namun dengan adanya perubahan dan
perkembangan kebutuhan
teknologi, regulasi dan pasar, industri
telekomunikasi mulai
melakukan transisi ke bidang jasa engineering. selama kerjasama
dengan teknologi masih berlangsung, situasi
pasar yang berubah,
kompetisi yang makin ketat dan regulasi
telekomunikasi yang makin
terbuka menjadikan posisi industri
telekomunikasi di pasar bergeser
sehingga tidak lagi sebagai market
leader.
Kondisi ini mengharuskan
industri telekomunikasi memiliki kemampuan sales
force dan
networking
yang lebih baik.
Pada era 2000-2004 kerjasama teknologi
tidak lagi bersifat single
source, tetapi dilakukan secara multi
source dengan
beberapa
perusahaan multinasional yang bertujuan
untuk merintis kerja sama
dengan beberapa perusahaan multinasional
yang memiliki kapabilitas
memadai dan adaptif terhadap kebutuhan
pasar. Sedangkan pada
tahun 2005 sampai sekarang serangkaian
tahapan restrukturisasi yang
telah dilakukan oleh industri
telekomunikasi kini telah memantapkan
langkah transformasi mendasar dari
kompetensi berbasis manufaktur
ke engineering
solution.
Hal ini akan membentuk industri
telekomunikasi menjadi semakin adaptif
terhadap kemajuan teknologi
dan karakteristik serta perilaku pasar.
Dari pengalaman panjang
industri telekomunikasi sebagai pendukung
utama penyediaan
infrastruktur telekomunikasi nasional dan
dengan kompetensi
sumberdaya manusia yang terus diarahkan
sesuai proses transformasi
tersebut, saat ini industri telekomunikasi
bertekad untuk menjadi
mitra terpercaya di bidang penyediaan jasa
profesional dan solusi total
yang fokus pada Infocom
System &
Technology Integration (ISTI)
http://www.inti.co.id/id/modules/aboutus/print.php?id=10
.
Sekarang ini pada Industri Telekomunikasi
banyak terjadi
persaingan yang sangat ketat. Hal ini
disebabkan tingkat kebutuhan
manusia yang semakin tinggi menuntut
layanan komunikasi yang
cepat pula serta tidak terbatas oleh ruang
dan jarak. Oleh sebab itulah
layanan komunikasi oleh industri
telekomunikasi menjadi kebutuhan
yang tidak terelakan. Hal ini mau tidak mau
menuntut industri
telekomunikasi untuk terus mengembangkan
usaha dan menambah
modal. Salah satu cara untuk menambah modal
tersebut adalah
dengan listing di BEJ yang sering dikenal
dengan istilah go public.
Suatu Industri dikatakan maju atau
berkembang apabila dapat
mencapai atau melebihi target yang telah
ditetapkan. Untuk melihat
kemajuan tersebut dapat dilakukan dengan
melihat kinerja laporan
keuangannya, karena laporan keuangan
terdapat informasi
berjalannya perusahaan industri. Sebagai
alat uji kinerja laporan
keuangan juga perlu dianalisa agar dapat
dijadikan dasar bagi seluruh
perusahaan industri dalam menentukan posisi
keuangan serta prediksi
laba.
Untuk mengukur manajemen dan kinerja sebuah
perusahaan
tidak cukup memakai penghargaan yang
diperoleh akan tetapi
diperlukan suatu ukuran yang logis dan
sistematik. Menganalisis
kinerja operasi saja juga tidak cukup,
sehingga diperlukan sebuah
analisis keuangan yang harus juga mencakup
pertimbangan tentang
perkembangan strategis dan ekonomis yang
harus diikuti perusahaan
demi keberhasilan jangka panjangnya. Dalam
hal ini maka diperlukan
adanya analisis rasio keuangan dengan
standar-standar untuk
perbandingan. Adapun untuk membandingkan
tersebut, ada salah
satu pendekatan yaitu membandingkan
rasio-rasio perusahaan dengan
pola untuk industri atau lini usaha dimana
perusahaan secara
dominan beroperasi. Analisis rasio keuangan
tidak boleh dilakukan
secara mekanis, akan tetapi pertimbangan
ekonomis dan strategis yang
luas harus dimasukkan untuk menilai
kemungkinan kinerja masa
depan perusahaan. Dalam hal ini ukuran
kinerja sangat penting
digunakan untuk dianalisis karena
ukuran-ukuran kinerja tersebut
mencerminkan keputusan-keputusan strategis,
operasi, dan
pembiayaan. Dilihat dari segi ukuran
kinerja yang dianalisis maka ada
tiga kelompok yaitu rasio profitabilitas,
rasio pertumbuhan, dan
ukuran nilai. (Weston, 1995:235-237).
Salah satu item dalam laporan keuangan
adalah laba, laba
menjadi item analisis pusat ketika
manajemen mengukur kinerja
secara global karena laba merupakan suatu
pos dasar yang sangat
penting dan memiliki berbagai kegunaan
dalam berbagai konteks.
Laba pada umumnya dipandang sebagai dasar
bagi perpajakan,
penentuan kebijakan pembayaran deviden,
pedoman investasi dan
pengambilan keputusan dan unsur prediksi
kinerja keuangan
perusahaan. (www.mail-archive.com).
Laba tidak muncul secara otomatis,
melainkan membutuhkan
perencanaan yang baik untuk memprediksi
laba tersebut. Oleh sebab
itu laba dipandang sebagai suatu alat
prediksi yang dapat membantu
dalam peramalan laba mendatang dan
peristiwa ekonomik yang akan
datang (Iwan dkk, 2001 : 02). Untuk
memprediksi laba tersebut dapat
digunakan perubahan laba satu tahun dan dua
tahun yang akan
datang. Dalam hal ini ukuran kinerja
keuangan sebagai prediktor
dalam perubahan laba karena ukuran kinerja
keuangan cukup berguna
bagi para pemakai laporan keuangan yang
secara riil maupun
potensial berkepentingan dengan suatu
perusahaan.
Berdasarkan pemaparan diatas penelitian ini
mengangkat judul
ANALISIS
PENGARUH UKURAN KINERJA TERHADAP PREDIKSI LABA
PERUSAHAAN
PADA INDUSTRI DI INDONESIA
Pengolahan OLAH SKRIPSI Penelitian, Pengolahan DAFTAR CONTOH SKRIPSI
Statistik, Olah SKRIPSI SARJANA, JASA Pengolahan SKRISPI LENGKAP Statistik, Jasa Pengolahan SKRIPSI EKONOMI
Skripsi, Jasa Pengolahan SPSS CONTOH SKRIPSI , Analisis JASA SKRIPSIABSTRACT
Ulikah, Anik. 2008. Thesis. Title: “The Implementation of Foreign
Exchange Product Transaction at the Bank Syariah
Mandiri of Malang Branch”
Advisor : H. Achmad Djalaluddin, LC., MA.
Keywords : Transaction, Foreign Exchange
Foreign exchange is an economic instrument for acquiring
economic objects necessary to satisfy the needs of people, may it an
individual or collective need, in this modern and global era. Today, not
only foreign exchange market that provides foreign exchange products
and services, but, as the effect of globalization, many other institutions
and foreign trade/exchange banks provide such products and services, as
well. One of such banks is Bank Syariah Mandiri of Malang Branch. As a
syariah bank, it runs its operation in line with the syariah principals
whose business practices should be free from riba, gharar and maysir.
The design of the study is a qualitative research with a descriptive
method which aims at describing the implementation of foreign exchange
products trades at the Bank Syariah Mandiri of Malang Branch, and
whether the business practices are kept in line with or have followed the
syariah principles. To get the data needed in the study, the research
conducted observation, interviews and document analysis. Through
logical thinking, these data were identified, analyzed and described
elaborately and systematically in a bid to give the true and complete
description of the situation in order to allow a clear conclusion and
possible solution be made to solve the problem effectively.
From the study, it was found that the activities related to foreign
exchange at the Bank Syariah Mandiri of Malang Branch include bank
note trades transactions, and other foreign exchange services transactions
such as foreign exchange demand deposit, time deposit, and telegraphic
transfer. The type of foreign exchange transaction which is applied at the
Syariah Mandiri bank is a today transaction type. The foreign exchange
transaction income has contributed very little to the total income of the
Syariah Mandiri bank if compared with the income contributed by other
products of the bank. In the operational implementation of the foreign
exchange transactions, Bank Syariah Mandiri of Malang Branch has run
their practices based on the syariah principals recommended by the DSNMUI’s
edict.
1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah ukuran kinerja yang meliputi: rasio profitabilitas, rasio
pertumbuhan dan ukuran penilaian berpengaruh terhadap prediksi
laba perusahaan Industri Telekomunikasi di Indonesia?
2. Dari ukuran kinerja yang meliputi: rasio profitabilitas, rasio
pertumbuhan dan ukuran penilaian manakah yang dominan
mempengaruhi prediksi laba perusahaan pada Industri
Telekomunikasi di Indonesia?
7
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengaruh ukuran kinerja yang meliputi: rasio
profitabilitas, rasio pertumbuhan dan ukuran penilaian terhadap
prediksi laba perusahaan pada Industri Telekomunikasi di
Indonesia.
2. Untuk mengetahui komponen ukuran kinerja yang meliputi: rasio
profitabilitas, rasio pertumbuhan dan ukuran penilaian yang
dominan pengaruhnya terhadap prediksi laba perusahaan pada
Industri Telekomunikasi di Indonesia.
D. BATASAN MASALAH
Untuk menjaga ketajaman analisis, maka peneliti membatasi
kajian penelitian ini adalah :
1. Laporan tahunan (annual report) yang digunakan adalah laporan
keuangan pada tahun 2000-2006. Adapun perusahaan yang
dianalisis adalah perusahaan industri telekomunikasi yang terdaftar
di Bursa Efek Jakarta sejak tahun 2000-2006.
2. Suatu tinjauan atas hubungan analisis keuangan telah dibedakan
menjadi 3 yaitu ukuran kinerja, ukuran efisiensi operasi, dan ukuran
kebijakan (Weston, 1995:237). Maka dalam penelitian ini peneliti
hanya menganalisis ukuran kinerja keuangan.
8
E. MANFAAT PENELITIAN
1. Peneliti
Dapat mengetahui kondisi suatu perusahaan juga dapat
menerapkan teori-teori yang telah didapat selama dibangku kuliah.
2. Perusahaan
Bermanfaat bagi bahan pertimbangan dan evaluasi untuk
mengambil suatu keputusan
3. Pihak-pihak Lain
Sebagai bahan informasi tentang kondisi perusahaan, sehingga bagi
pihak lain yang berkepentingan terhadap perusahaan tersebut
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil
keputusan.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. PENELITIAN TERDAHULU
Penelitian yang sudah pernah dilakukan oleh beberapa peneliti
terdahulu adalah mengkaji beberapa aspek yang berkaitan dengan
rasio keuangan perusahaan dan laba.
Abidowo (2000) melakukan penelitian mengenai pengaruh
modal, Kualitas Aktiva Produksi, Rentabilitas, dan Likuiditas terhadap
Rasio Laba bersih Industri Perbankan yang Go Public di Indonesia
dengan menggunakan 8 rasio CAMEL yang meliputi Equity to total
Asset, CAR, Loan to Asset, RORA, ROA, BOPO, LDR, Loan to total
Deposit. Dari hasil penelitian itu dapat disimpulkan bahwa kedelapan
variabel bebas secara serempak mempunyai pengaruh yang signifikan.
Sedangkan secara parsial dari kedelapan variabel bebas itu hanya Loan
to Asset dan Loan to total Deposit yang tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan.
Atiek Setyo Rini (2006) melakukan penelitian pengaruh kinerja
perbankan berdasarkan analisa CAMEL terhadap prediksi laba,
mengemukankan bahwa secara simultan, CAR, ROA, ROE, OER, dan
LDR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Dari hasil uji regresi, diperoleh bukti empirisbahwa dari komponen
1 0
analisis CAMEL, ternyata aspek earning dan liquidity memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Tabel. 2.1
Penelitian Terdahulu dan Sekarang
No Nama Judul Penelitian Metode
Analisa
Variabel
Penelitian
Populasi
& sampel
Hasil
Penelitian
1 Abidowo
, (2000)
Pengaruh modal,
Kualitas Aktiva
Produksi,
Rentabilitas, dan
Likuiditas terhadap
Rasio Laba bersih
Industri Perbankan
yang Go Public di
Indonesia
Regresi
Linier
Bergan
da
Equity to
total Asset,
CAR, Loan
to Asset,
RORA,
ROA,
BOPO,
LDR, Cash
and Bank to
total Deposit
Seleruh
bank
yang go
public di
BEJ
kedelapan
variabel
secara
serempak
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
rasio laba
bersih
industri
perbankan
yang go
public di
indonesia.
2 Atiek
Setyo
Rini,
(2006)
Pengaruh Kinerja
Perbankan
Berdasarkan
Analisis CAMEL
Terhadap Prediksi
Laba (Studi Kasus
pada Bank-Bank
yang terdaftar di
BEJ)
Regresi
Linier
Bergan
da
CAMEL
(CAR,
ROA, ROE,
OER, LDR)
Seleruh
bank
yang go
public di
BEJ
tahun
2003-
2005
Analisis
CAMEL
memiliki
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
pertumbuhan
laba.
1 1
No Nama Judul Penelitian Metode
Analisa
Variabel
Penelitian
Populasi
& sampel
Hasil
Penelitian
4 Umdatul
Mufidah,
(2007)
Analisis Pengaruh
Ukuran Kinerja
Keuangan
Terhadap Prediksi
Laba Perusahaan
Pada Industri
Telekomunikasi di
Indonesia
Regresi
Linier
Bergan
da
Profitabilit
as,
pertumbuh
an,
penilaian
Industri
telekomu
nikasi
yang
terdaftar
di BEJ
tahun
2000-
2006
Ukuran
kinerja yang
terdiri dari
rasio
profitabilitas,
pertumbuhan
, penilaian
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap laba
pada industri
telekomunika
si dan rasio
pertumbuhan
berpengaruh
dominan
terhadap
prediksi laba
pada PT.
Telkom, rasio
profitabilitas
berpengaruh
dominan
terhadap
prediksi laba
pada PT.
Indosat
Sumber: Penelitian Terdahulu, 2008
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah:
a. Pada penelitian sebelumnya variabel bebas yang digunakan adalah
CAMEL, dan pada penelitian ini alat analisis yang digunakan
adalah rasio ukuran kinerja (profitabilitas, pertumbuhan, ukuran
penilaian).
b. Pada peneliti sebelumnya menggunakan objek perbankan dan pada
penelitian ini menggunakan objek perusahaan Industri
Telekomunikasi di Indonesia.
1 2
Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
sebagai berikut :
a. Pada penelitian sebelumnya meneliti prediksi laba dan begitu juga
penelitian ini meneliti prediksi laba.
b. Alat analisis yang digunakan juga sama yaitu regresi linier
berganda.
B. KAJIAN TEORI
1. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan keuangan
Laporan keuangan (Financial Statement) merupakan ikhtisar
mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat
tertentu. Laporan keuangan secara garis besar dapat dibedakan
menjadi 4 (empat) macam yaitu laporan neraca, laporan laba
rugi, laporan perubahan modal dan laporan aliran kas. Dari
keempat macam laporan tersebut dapat diringkas lagi menjadi 2
(dua) macam, yaitu laporan neraca dan laporan laba rugi. Karena
pada akhirnya laporan perubahan modal dan aliran kas akan
diikhtisarkan dalam laporan neraca laba rugi (Martono dan
Harjito, 2003:51).
Menurut Darsono dan Ashari (2005:04), laporan keuangan
pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat
digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data
1 3
keuangan atau aktivitas keuangan dengan pihak-pihak yang
berkepentingan dengan data-data tersebut. Selain itu juga
laporan keuangan juga menunjukkan kinerja perusahaan yang
ditunjukkan dengan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan pendapatan dengan sumberdaya yang dimiliki
oleh perusahaan.
Weston dan Copeland (1995:24) mendefinisikan laporan
keuangan sebagai informasi yang melaporkan prestasi historis
dari suatu perusahaan dan memberikan dasar bersama analisis
bisnis dan ekonomi untuk membuat proyeksi dan peramalan
untuk masa depan.
Dari beberapa pengertian diatas dapat dilihat bahwa
laporan keuangan merupakan hasil akhir dari suatu proses
akutansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi pihak
yang berkepentingan terhadap aktivitas perusahaan.
b. Tujuan Laporan keuangan
Menurut Prastowo (2005:05) Laporan keuangan disusun
dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam pengambilan keputusan ekonomi.
1 4
Di dalam Islam Allah memerintahkan adanya pencatatan
untuk memperkuat dan memelihara, apabila timbul suatu
pertanyaan dan permasalahan dalam sebuah transaksi. Seperti
firman Allah dalam surat Al-Baqarah ; 282 sebagai berikut :
$y㕃r'‾≈tƒ šI%c!$# (#tθaΖtΒ#u #sOEI) ΛaΖtƒ#y‰s? Aoy‰I/ #’nu'tƒ e=I?%x. βr& |=cFo3tƒ$yϑŸ2cμyϑ‾=tã
a!$# 4 o=cGo6u‹u=sù E≅I=oϑaŠo9uρ “I%c!$# Iμo‹n
=t
ã ‘,yso9$# E,−Gu‹o9uρ c!$# …cμ−/u‘ Ÿωuρ o§y‚o7tƒ
cμ÷ΖIΒ $\↔o‹x© 4 βI*sù tβ%x.“I%c!$# Iμo‹n=tã ‘,yso9$# $.γŠI%y™ ÷ρr& $,%‹Iè|Ê÷ρr& Ÿω sì‹IÜtGo¡o„βr&
¨≅Iϑaƒ uθeδ o≅I=oϑaŠu=sù …cμ•‹I9uρ EΑo‰yèo9$$I/ 4 (#ρs‰Iηo±tFo™$#uρ Eoy‰‹Iκy− IΒ oΝa6I9%y`Ih‘ (
βI*sù oΝc9 $tΡθa3tƒ E÷n=a_u‘ ×≅a_tsù Eβ$s?r&z÷o6$#uρ £ϑIΒ tβoθ|Êos? zIΒ I!#y‰pκ’¶9$# βr&
¨≅AÒs? $yϑsγ1y‰÷nI) tAe2x‹cFsù$yϑsγ1y‰÷nI) 3“t÷zW{$# 4 Ÿωuρ z>u'tƒ a!#y‰pκ’¶9$# #sOEI) $tΒ
(#θaãsŠ 4 Ÿωuρ (#tθsϑt↔o¡s? βr& cνθc7cFo3s? #..Eó|¹ ÷ρr& #..I7Ÿ2#’nox« OΟŠI=tæ ∩⊄∇⊄∪
Artinya :
”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
1 5
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa
yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun dari pada
hutangnya. jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau
lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan,
Maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-orang lelaki (di
antaramu). jika tak ada dua oang lelaki, Maka (boleh) seorang lelaki dan
dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika
seorang lupa Maka yang seorang mengingatkannya. janganlah saksisaksi
itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan
janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar
sampai batas waktu membayarnya. yang demikian itu, lebih adil di sisi
Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika
mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu,
Maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. dan
persaksikanlah apabila kamu berjual beli dan janganlah penulis dan
saksi saling sulit menyulitkan. jika kamu lakukan (yang demikian),
Maka Sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. dan
bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha
mengetahui segala sesuatu” (Al- Baqarah : 282).
Dalam Al-Qur’an dan Tafsirnya (1993:488) dijelaskan
bahwa Allah SWT memerintahkan kepada orang yang beriman
agar melaksanakan ketentuan-ketentuan Allah dalam setiap
melakukan perjanjian perserikatan yang tidak tunai, yaitu
melengkapinya dengan alat bukti. Sehingga dapat dijadikan
dasar untuk menyelesaikan perselisihan yang mungkin timbul
dikemudian hari. Adapun alat bukti itu berupa :
1) Bukti tertulis, yang ditulis oleh seorang juru tulis, yang
menuliskan isi perjanjian yang disepakati oleh kedua belah
1 6
pihak. Juru tulis ini hendaklah orang yang adil dan ia
mengetahui hukum-hukum Allah terutama yang
berhubungan dengan hukum perjanjian.
2) Saksi, yaitu orang yang melihat dan mengetahui terjadinya
sesuatu kejadian atau peristiwa. Persaksian termasuk salah
satu alat bukti (bayyinah) yang dapat dijadikan dasar untuk
menyelesaikan suatu perselisihan. Persaksian dalam
muamalah sekurang-kurangnya dilakukan oleh dua orang
laki-laki atau jika tidak ada boleh seorang laki-laki dan dua
perempuan. Adapun syarat dari saksi ini diantaranya adalah
seorang muslim dan orang yang adil.
c. Pengertian Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai
kondisi keuangan suatu perusahaan yang melibatkan neraca dan
laba rugi (Martono, 2003:51).
Sedangkan menurut Prastowo (2005:56) laporan keuangan
merupakan suatu proses yang penuh pertimbangan dalam
rangka membantu untuk mengevaluasi posisi keuangan dan
hasil operasi perusahaan pada masa sekarang daan masa lalu,
dengan tujuan utama untuk menentukan estimasi dan prediksi
yang paling mungkin mengenai kondisi dan kinerja perusahaan
pada masa mendatang.
1 7
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa analisis
laporan keuangan merupakan suatu proses untuk membedah
laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya untuk memperoleh
pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas laporan
keuangan sehingga prestasi dimasa yang akan datang dapat
diprediksi.
d. Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan tujuannya dalah untuk
mengurangi ketergantungan para pengambil keputusan pada
dugaan murni,terkaan dan intuisi, mengurangi dan
mempersempit lingkup ketidak pastian yang tidak bisa
dielakkan pada setiap pengambilan keputusan (Prastowo,
2005:31).
Dengan demikian analisis laporan keuangan bertujuan
untuk mengetahui keadaan sebenarnya dari perkembangan
financial perusahaan yang bersangkutan. Selain itu juga analisis
laporan keuangan adalah untuk memberikan dasar
pertimbangan yang lebih layak dan sistematis dalam rangka
memprediksi apa yang mungkin akan terjadi dimasa yang
mendatang, mengingat data yang telah disajikan oleh laporan
keuangan menggambarkan apa yag telah terjadi.
1 8
2. Analisis Rasio Keuangan
a. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Prastowo (2005:80) rasio keuangan merupakan
teknik analisis yang paling banyak digunakan untuk analisis
yang dapat memberikan jalan keluar dan menggambarkan
gejala-gejala yang tampak suatu keadaan.
Rasio keuangan adalah ukuran yang digunakan dalam
interpretasi dan analisis laporan keuangan suatu perusahaan.
Hakikat pengertian rasio adalah alat yang dinyatakan dalam
“Aritmatikal Terms” yang dapat digunakan untuk menjelaskan
hubungan antara dua macam keuangan (Munawir, 2004:63).
Dari dua pengertian diatas disimpulkan bahwa analisis
rasio keuangan merupakan alat untuk mengukur kinerja
keuangan dan juga mengetahui posisi serta kegiatan
perusahaan.
b. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Menurut Weston (1995:301-310) bahwa berdasarkan suatu
tinjauan atas hubungan analisis keuangan dikelompokan
menjadi 3 yang didalamnya mencakup beberapa jenis rasio
adalah:
1) Ukuran Kinerja yaitu ukuran kinerja yang mencerminkan
keputusan-keputusan strategis, operasi dan pembiayaan
1 9
pada perusahaan. Adapun ukuran kinerja ini meliputi :
a) Rasio Profitabilitas yaitu rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan dalam efektivitas manajemen
berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari
penjualan dan investasi . rasio ini terdiri dari :
1. Laba Operasi Bersih terhadap penjualan
Penjualan
LabaOperasiBersih
2. Laba Operasi Bersih Terhadap Total Aktiva
(Hasil Pengembalian atas Total Aktiva)
=
TotalAktiva
LabaOperasiBersih
3. Laba Operasi Bersih terhadap Total Modal
Hasil Pengembalian =
TotalModal
LabaOperasiBersih
4. Laba Bersih terhdap penjualan
Marjin Laba =
Penjualan
LabaBersih
5. Tingkat Profitabilitas Marjinal
=
PerubahanTotalModal
PerubahanLabaOperasiBersih
6. Hasil Pengembalian Marjinal atas Ekuitas
=
PerubahanEkuitas
PerubahanLabaBersih
2 0
b) Rasio pertumbuhan yaitu rasio yang mengukur
kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi
ekonomisnya dalam pertumbuhan perekonomian dan
dalam industri atau pasar produk tempatnya beroperasi.
Rasio ini terdiri dari :
1. Penjualan
2. Laba Operasi Bersih
3. Laba Bersih
4. Laba Per Saham
5. Dividen Per Saham
c) Ukuran Penilaian yaitu mengukur kemampuan
manajemen untuk mencapai nilai-nilai pasar yang
melebihi pengeluaran kas. Rasio ini terdiri dari :
1. Harga terhadap Laba
Harga terhadap laba =
labaperSaham
H arg aPasarPerSaham
2. Harga Pasar Tehadap Nilai Buku
Harga Pasar =
NilaiBukuEkuitas
H arg aPasarPerSaham
3. Hasil Deviden di tambah Kentungan Modal
= HasilDividen KeuntunganModal
2 1
2) Ukuran Efisiensi Operasi yaitu ukuran untuk menganalisis
sumber kinerja yang superior dalam mempertahankan
pemeriksaan terhadap faktor yang penting yang ikut
berperan menuju efisiensi operasi perusahaan tersebut.
Adapun ukuran tersebut adalah :
a) Manajemen Aktiva dan Investasi yaitu mengukur
kemampuan perusahaan dalam efektivitas keputusankeputusan
investasi perusahaan dan pemanfaatan
sumber dayanya. Rasio ini terdiri dari :
1. perputaran persediaan
2. periode penaihan rata-rata
3. perputaran aktiva tetap
4. perputaran total aktiva
5. perputaran total modal
6. tingakat investasi
b) Manajemen Biaya yaitu untuk mengukur bagaimana
masing-masing elemen biaya dikendalikan. Rasio ini
terdiri dari :
1. margin Laba Kotor
2. Beban Pemasaran dan Administrasi terhadap
Penjualan
2 2
3. Biaya Tenaga Kerja
4. Tingkat Pertumbuhan Karyawan
5. Biaya Persiun per Karyawan
6. Beban Riset dan Pengembangan
3) Ukuran Kebijakan yaitu ukuran yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam melakukan
keputusan-keputusan untuk embayar kewajiban hutangnya.
Adapun ukuran tersebut meliputi :
a) Rasio Leverage yaitu : rasio yang mengukur tingkat
sejauh mana aktiva perusahaan telah dibiayai oleh
pengguna hutang. Rasio ini terdiri dari :
1. Faktor Leverage
2. Hutang Berbeban Bunga
3. Hutang Bebeban Bunga dengan Nilai Pasar
4. Penutupan Bunga
5. Penutupan Beban Tetap
6. Hutang Berbeban Bunga terhadap Dana dari Operasi
b) Rasio Likuiditas yaitu mengukur kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajibannya yang jatuh
tempo. Rasio ini terdiri dari :
1. Rasio Lancar
2. Rasio Cepat (Quik Rasio)
2 3
3. Pembiayaan Investasi
c. Keunggulan dan keterbatasan rasio keuangan
Menurut Sofyan (2004:298) ada beberapa keunggulan
dalam analisis rasio antara lain :
1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang
lebih mudah dibaca dan ditafsirkan.
2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dan informasi
yang disajikan dalam laporan keuangan yang sangat rinci
dan rumit.
3) Mengetahui posisi keuangan perusahaan ditengah industri
lain.
4) Sangat bermanfaat untuk mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi.
5) Menstandarisir ukuran perusahaan.
6) Lebih mudah membandingkan perusahaan dengan
perusahaan lain atau melihat perkembangan secara periodik
atau time series.
7) Lebih mudah melihat trend perusahaan serta melakukan
prediksi dimasa yang akan datang.
Disamping keunggulan yang dimiliki, analisis rasio juga
mempunyai keterbatasan yang harus disadari suatu
pengunaannya agar tidak mengalami kesalahan adapun
2 4
keterbatasan tersebut antara lain :
1) Didasarkan pada data historis yang dapat menyebabkan
distorsi dalam pengukuran prestasi.
2) Bahwa bila kospos ditaksir (seperti penyusustan dan
amortisasi) jumlahnya besar, rasio laba kehilangan beberapa
kreditabilitas.
3) Masalah yang sulit untuk mencapai keterbandingan diantara
perusahaan-perusahaan industri tertentu.
3. Laba
a. Definisi Laba
Menurut Iwan (2001:01) dalam Belkaoui (1997:330) Laba
adalah suatu pos dasar dan penting dalam laporan keuangan
yang memiliki berbagai kegunaan dalam berbagai konteks.
Laba pada umumnya dipandang sebagai suatu dasar bagi
perpajakan, penentuan kebijakan pembayaran deviden,
pedoman investasi dan pengambilan keputusan dan unsure
prediksi kinerja perusahaan. Laba pada umumnya dianggap
sebagai suatu investasi dan pedoman pengambilan keputusan.
Ada sebuah hipotesa umum yang menyatakan bahwa investor
berusaha untuk memaksimalkan pengembalian atas modal
yang diinvestasikan, yang sepadan dengan tingkat resiko yang
diterima. Laba pada umumnya juga dianggap sebagai ukuran
2 5
efisiensi, dimana laba merupakan ukuran kepengurusan
(stewardship) manajemen atas pengelolaan sumber daya suatu
kesatuan dan ukuran efisiensi manajemen dalam menjalankan
usaha perusahaan (www.mail-archiveEkonominasonal.com).
Dalam bahasa Arab, laba berarti pertumbuhan dalam
dagang. Jadi laba merupakan kelebihan atas modal pokok atau
pertambahan pada modal pokok yang diperoleh dari proses
dagang.
b. Konsep Laba Menurut Konvensional
Tujuan setiap perusahaan adalah mendapatkan laba (net
Profit), yaitu suatu keuntungan yang berhubungan dengan
tanggung jawab perusahaan, baik terhadap karyawan,
pelanggan maupun pemilik. Laba tidak muncul secara otomatis,
melainkan membutuhkan perencanaan yang baik untuk
memprediksi profit tersebut. Profit atau laba berasal dari
keberhasilan manajemen dalam mengorganisasikan kekuatan
perusahaan ke dalam suatu tim yang bertujuan mencari laba
(Manullang, 2005:171).
Penentuan laba merupakan salah satu fungsi penting
dalam akuntasi konvesional, dimana transfer kesejahteraan bagi
pihak-pihak yang berkaitan sangat ditentukan. Laba juga
merupakan ukuran usaha dan prestasi manajemen, dimana
2 6
mereka diberi imbalan atas dasar kinerja pekerjaannya.
Konsep laba secara sintaksis yaitu melalui aturan-aturan
yang mendefinisikannya secara sistematis yaitu melalui
hubungan realitas ekonomi yang mendasari dan secara
pragmatis yaitu melalui penggunaannya oleh investor tanpa
memperhatikan bagaimana halnya itu diukur. Sedangkan
menurut Kam (1990:194) bahwa Konsep laba memiliki tiga
unsur penting yaitu nilai (Value), modal (Capital), dan skala
(scale). Nilai (value) berkaitan dengan konsep nilai ekonomis,
dimana preferensi seseorang terhadap suatu komoditas
berlainan dengan orang lain karena adanya harapan akan
adanya keuntungan pada masa yang akan datang. Capital
(modal) merupakan aset bersih yang merupakan selisih antara
seluruh aset dengan seluruh kewajiban. Modal itu sendiri
mempunyai dua arti yaitu modal uang dan modal fisik.
Sedangkan skala (scale) diperlukan dalam proses pengukuran
agar dapat memberikan arti atas obyek yang diukur.
(www.mail-archiveWanitamuslimah.com).
Dalam konsep laba menurut konvensional terdapat laba
akuntansi dan laba ekonomik. Laba akuntansi adalah perbedaan
antara revenue yang direlisasi yang timbul dari transaksi pada
periode tertentu dihadapkan dengan biaya-biaya yang
2 7
dikeluarkan pada periode tersebut. Adapun laba ekonomik
adalah sebuah deretan peristiwa yang dihubungkan dengan
tahapan-tahapan berbeda, yaitu penikmatan laba praktis, laba
nyata, dan laba uang. Perbedaan antara laba akuntansi dan laba
ekonomik adalah pada tabel berikut ini :
Tabel. 2.2
Perbedaan laba akuntansi dan laba ekonomik
Aspek Pembeda Laba Akuntansi Laba Ekonomik
Sudut Pandang Perekayasa,
penyusun standar
dan statemen
Pemegang saham
Dasar Pengukuran Kos historis Kos kesempatan, nilai
pasar, nilai likuidasi
Makna
”Ekonomik”
Kelayakan
ekonomik jangka
panjang
Kelayakan ekonomik
jangka pendek
Makna depresiasi Alokasi kos Penurunan nilai
ekonomik
Unit pengukur Rupiah nominal Daya beli
Sasaran
pengukuran
Laba
uang/nominal
Laba real
Konsep Pelandas Kontinuitas, akrual Likuidasi, nilai tunai
Aspek Pembeda Laba Akuntansi Laba Ekonomik
Fungsi aset Sisa potensi jasa Simpanan/sediaan
nilai
Sumber : Suwardjono 2007
2 8
c. Konsep Laba Dalam Islam
Agama Islam sebagai agama yang universal, dimana
ajarannya mencakup segala aspek kehidupan, termasuk
masalah muamalah. Dalam hal ini Allah mewajibkan kepada
tiap-tiap hambanya untuk bekerja sebagai upaya memenuhi
kebutuhan hidupnya dan menentukan nilai pribadi atau harga
diri setiap muslim.
Dalam surat Al-Ahqaaf ayat 19 juga telah dijelaskan
pada ayat berikut ini :
9e≅a6I9uρ ×M≈y_u‘yŠ $−ΙEeΕ (#θe=IΗxå ( oΝaκuIjùuθa‹I9uρ oΝsγn=≈uΗuår& oΝeδuρ Ÿω tβθcΗs ∩⊇∪ >oàaƒ
Artinya : ”Dan setiap mereka mendapat derajat menurut apa
yang telah mereka kerjakan dan agar Allah SWT mencakupkan bagi
mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tidak
dirugikan” (QS.Al-Ahqaaf 46:19).
Selain itu, diharapkan dari bekerja seseorang bisa
memberikan manfaat sebaik mungkin kepada orang lain
sebagai upaya untuk mencapai perkembangan dan kemajuan
perekonomian masyarakat pada umumnya. Adapun salah satu
jenis pekerjaan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan
perdagangan atau bisa disebut dengan melakukan aktivitas
bisnis (Hidayah, 2006:39).
2 9
Dalam konsep Islam laba diartikan sebagai pertambahan
pada modal pokok perdagangan atau dapat juga dikatakan
sebagai tambahan nilai yang timbul karena barter (Taqlib) dan
ekspedisi dagang (Mukhatarah). Berikut ini beberapa aturan
tentang laba dalam konsep Islam :
1. Adanya harta (uang) yang dikhususkan untuk perdagangan.
2. Mengoperasikan modal tersebut secara interaktif dengan
unsur-unsur lain yang terkait untuk produksi, seperti usaha
dan sumber-sumber alam.
3. Memposisikan harta sebagai obyek dalam perputarannya
karena adanya kemungkinan-kemungkinan pertambahan
atau pengurangan jumlahnya.
4. Selamatnya modal pokok yang berarti modal bisa
dikembalikan.
d. Kaidah laba
1. Halal
Islam mengakui hak setiap orang untuk memiliki
semua harta benda yang diperolehnya dengan cara yang
halal. Akan tetapi Islam tidak membenarkan penggunaan
harta yang diperoleh itu dengan cara sewenang-wenang.
Sedangkan dalam sebuah modal, produk, proses, sarana dan
alat yang digunakan untuk meghimpun unsur-unsur
3 0
produk kehalalan harus dijaga, sehingga tidak akan ada
unsur riba (Misbahul dkk, 2006:190). Telah disebutkan
dalam Al-Qur’an surat Al-A’raaf ayat 157 sebagai berikut:
tI%c!$# šχθaèI7−Ftƒ tΑθs™§9$# ¢E<¨Ζ9$# \_IhΓW{$# “I%c!$# …cμtΡρs‰Ags† $1/θcGo3tΒ
oΝeδy‰ΨIã ’Iû Iπ1u‘oθ−G9$# E≅‹AgΥM}$#uρ ΝeδaaΒu'tƒ A∃ρa÷èyϑo9$$I/ oΝsγ8pκ÷]tƒuρ Ctã
Ix6Ψsϑo9$# ‘≅Ita†uρ TΟsγs9 IM≈t6Ih‹cÜ9$# aΠIhpta†uρ TΟIγoŠn=tæ y]I.‾≈t6y‚o9$# sìŸÒtƒuρ
oΝsγ÷Ζtã oΝeδu.nÀI) Ÿ≅≈n=oñF{$#uρ ELc9$# oMtΡ%x. oΟIγoŠn=tæ 4 šI%c!$$sù (#θaΖtΒ#u IμI/
cνρa‘¨“tãuρ cνρa|ÁtΡuρ (#θaèt7¨?$#uρ u‘θ‘Ζ9$# u“I%c!$# tΑI“Ρe& y…cμyètΒ y7I.‾≈s aΝeδ 9'ρe&
∩⊇∈∠∪ šχθssI=o%sϑo9$#
Artinya :
”(yaitu) orang-orang yang mengikut rasul, nabi yang ummi
yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan
Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka
mengerjakan yang ma'ruf dan melarang mereka dari
mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka
segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang
buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggubelenggu
yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang
beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan
mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al
Quran), mereka Itulah orang-orang yang beruntung”.
2. Adil
Menurut Rahman (1995:75) Islam melarang umatnya
menggunakan aturan yang tidak adil terhadap orang lain
dalam mencari harta, tetapi mendukung penggunaan semua
cara yang adil dan jujur dalam mendapatkan harta dan
3 1
kekayaannya. Setiap orang Islam harus bekerja keras
menurut kadar usaha dengan upaya untuk mendapatkan
laba yang maksimal, karena bertujuan untuk
mengembangkan modal pokoknya. Akan tetapi keuntungan
yang dikehendaki hendaknya dibingkai dengan adil
(Misbahul dkk, 2006:193). Dalam surat Al-Hadiid ayat 25
yang berbunyi :
o‰s
)s
9 $uΖu=y™o‘r& $oΨn=s™a‘ IM≈uΖEit7o9$$I/ $uΖo9t“Ρr&u šχ#u”Iϑo9$#uρ |=≈tGA3o9$# TΟsγyètΒ ρ
tΠθa)u‹I9 a¨$¨Ψ9$# AÝo¡E)o9$$I/ ( $uΖo9t“Ρr&uρ y‰ƒI‰pto:$# IμŠIù O¨u't/ O‰ƒI‰x©
sìI%≈o
Ψt
Βuρ A¨$¨Ζ=I9 zΝn=÷èu‹I9uρ a!$# tΒ …cνc.YÇΖtƒ …a&s#s™a‘uρ I=o‹t c!$# ¨βI) 4 óo9$$I/
;“Eθs% O“ƒI“t ∩⊄∈∪ ã
Artinya :
”Sesungguhnya kami Telah mengutus rasul-rasul kami
dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan Telah kami
turunkan bersama mereka Al Kitab dan neraca (keadilan)
supaya manusia dapat melaksanakan keadilan. dan kami
ciptakan besi yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan
berbagai manfaat bagi manusia, (supaya mereka
mempergunakan besi itu) dan supaya Allah mengetahui siapa
yang menolong (agama)Nya dan rasul-rasul-Nya padahal
Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya Allah Maha Kuat lagi
Maha Perkasa”.
3. Bersih
Islam mengakaui hak individu untuk mencari sumber
kehidupan di bumi Allah menurut kekuatan dan kadar
3 2
usahanya terhadap sumber alam yang telah dianugerahkan
Allah. Bagaimanapun juga Islam tidak memberi individu
hak untuk menggunakan cara-cara pengumpulan harta
kekayaan yang mendorong kepada jatuhnya ahlaqul
karimah serta mengganggu masyarakat (Rahman, 1995:77).
Dalam hal ini sesama manusia tidak boleh saling merugikan
hanya untuk mendapatkan harta kakayaan. Oleh sebab itu
Islam menentukan dengan jelas cara-cara yang bersih untuk
mendapatkan harta.
3 3
Gambar 2.1
KERANGKA BERPIKIR
Industri Telekomunikasi
Di Indonesia
Laporan Keuangan
Tahun 2000-2006
Variabel Independen :
X1=Profitabilitas
X 2 =Pertumbuhan
X3 =Ukuran penilaian
Variabel Dependen :
Y = EC (perubahan laba)
Analisis Regresi Berganda
Y= a + b1X1+b 2 X2 + b 3X3 + e i
Hasil
Ukuran Kinerja Prediksi Laba
Δ Y i , t = , 1
, , 1
i t
i t i t
Y
Y Y
3 4
C. HIPOTESIS
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara
karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2006 :71).
Dengan mengacu pada rumusan masalah, ditinjau secara teoritis
serta beberapa penelitian terdahulu yang diuraikan sebelumnya,
maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
H1 =diduga rasio ukuran kinerja yaitu rasio profitabilitas, rasio
pertumbuhan dan ukuran penilaian berpengaruh yang
signifikan terhadap prediksi laba perusahaan pada Industri
Telekomunikasi di Indonesia.
H2 =diduga bahwa rasio profitabilitas yang dominan mempengaruhi
prediksi laba pada perusahaan Industri Telekomunikasi di
Indonesia.
3 5
BAB III
METODE PENELITIAN
A. LOKASI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada Industri Telekomunikasi yang
terdaftar di Bursa Efek Jakarta (BEJ).
B. JENIS PENELITIAN
Penelitian merupakan refleksi dari keinginan untuk mengetahui
sesuatu berupa fakta-fakta atau fenomena alam. Perhatian dan
pengamatan terhadap fakta atau fenomena merupakan awal dari
kegiatan penelitian yang menimbulkan suatu pertanyaan atau
masalah. Penelitian pada dasarnya merupakan penyelidikan sistematis
dengan tujuan untuk memperoleh pengetahuan yang bermanfaat
untuk menjawab pertanyaan atau pemecahan masalah dalam
kehidupan sehari-hari (Indriantoro, 2002:16).
Penelitian ini diformulasikan dalam bentuk penelitian
kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan suatu proses menemukan
pengetahuan yang menggunakan data berupa angka-angka. Pada
penelitian kuantitatif lebih menekankan pada pengujian teori-teori
melalui pengukuran variable-variabel penelitian dengan angka
(Indriantoro, 1999:12). Jadi dengan jenis penelitian kuantitatif ini maka
peneliti akan memperoleh gambaran tentang pengaruh ukuran kinerja
yang ditunjukkan oleh rasio-rasio keuangan yang terdiri dari rasio
3 6
profitabilitas, rasio pertumbuhan, rasio penilaian dengan perubahan
laba (Earning Change) untuk memprediksi laba perusahaan pada
Industri Telekomunikasi di Indonesia.
C. POPULASI DAN SAMPEL PENELITIAN
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri
atas : obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006:242).
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut(Sugiyono, 1999:73).
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan industri
telekomunikasi yang terdaftar di BEJ.
Tabel. 3.3
Perusahaan Industri Telekomunikasi yang terdaftar di BEJ
Tahun 2000-2006
No Kode Perusahaan Tahun Terdaftar Di
BEJ
1 ISAT Indosat Tbk 1998
2 TLKM Telekomunikasi
Indonesia Tbk
1997
Sumber : Bursa Efek Jakarta (2007)
Dengan demikian, maka penelitian ini merupakan penelitian
populasi sehingga tidak memerlukan sampel.
3 7
D. SUMBER DAN JENIS DATA
Sumber data adalah subjek dari mana data dapat diperoleh
(Arikunto, 2006:129). Dalam hal ini sumber data yang diperoleh
peneliti adalah sumber data internal berupa laporan keuangan dan
sumber data eksternal dari perusahaan industri telekomunikasi
yang terdaftar di BEJ.
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yaitu
melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
Data sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan
histories yang telah tersusun dalam arsip (data dokumenter) yang
dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan (Indriantoro dan
Supomo, 1999:147).
Dalam penelitian ini jenis data yang diperoleh yaitu berupa
laporan keuangan Industri Telekomunikasi tahun 2000 sampai 2006
dan juga histories Industri Telekomunikasi di Indonesia.
E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah
metode dokumentasi, yaitu dengan cara mencari data,
mengumpulkan, mempelajari, mengklasifikasi, dan menggunakan
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
buku, prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Arikunto,
3 8
2003:26). Dalam hal ini pendokumentasian adalah mencari data,
mengumpulkan, mempelajari, mengklasifikasi, dan menggunakan
data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,
buku, prasasti, notulen rapat, tentang Industri Telekomunikasi di
Indonesia.
F. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL
Definisi operasional variabel menjelaskan cara tertentu yang
digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalkan construct
sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan
replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau pengembangan
construct yang lebih baik (Indriantoro dan Supomo, 1999:69).
Menurut Sugiyono, (2006:42) bahwa variabel adalah segala
sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini yang menjadi definisi operasional
variabel adalah :
a. Varibel Bebas (Independent Variabel)
Menurut Sugiyono (2006:42) Variabel bebas adalah variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen (terikat).
3 9
Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1) Rasio profitabilitas yaitu rasio yang mengukur efektivitas
manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan
dari penjualan dan investasi. Adapun rasio profitabilitas
meliputi :
a. Laba Operasional Bersih terhadap penjualan
b. Laba Operasional Bersih terhadap total aktiva
c. Laba Operasional Bersih terhadap total modal
d. Laba bersih terhadap penjualan
e. Laba bersih terhadap ekuitas
f. Perubahan laba opreasional bersih terhadap perubahan
total modal
g. Perubahan laba bersih terhadap perubahan ekuitas
2) Rasio Pertumbuhan (Growth) yaitu rasio yang
menggambarkan persentasi pertumbuhan pos-pos
perusahaan dari tahun ke tahun. Adapun rasio
pertumbuhan tersebut meliputi :
a. Kenaikan Penjualan
Yaitu rasio yang menunjukkan persentasi kenaikan
penjualan tahun ini dibanding dengan tahun lalu.
4 0
b. Kenaikan Laba Bersih
Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan meningkatkan laba bersih dibandingkan
tahun lalu.
c. Erning Per Share (EPS)
Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan meningkatkan EPS dati tahun lalu.
d. Kenaikan Deviden Per Share
Yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan meningkatkan deviden per share dari tahun
lalu.
3) Ukuran penilaian yaitu mengukur kemampuan manajemen
untuk mencapai nilai-nilai pasar yang melebihi pengeluaran
kas. Adapun ukuran penelian tersebut adalah sebagai
berikut :
a. Harga terhadap laba
b. Nilai pasar ekuitas terhadap nilai buku ekuitas
c. Hasil deviden yang ditambahkan keuntungan modal
b. Variabel Terikat (Variable Dependen)
Variable terikat merupakan varibel yang mempengaruhi
atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas
(Sugiyono , 2006:42). Dalam penelitian ini variable terikatnya
4 1
adalah perubahan laba atau Earning Change (EC) yang dihitung
dengan memakai rumus yang digunakan sebagai berikut :
Δ Y i,t = , 1
, , 1
i t
i t i t
Y
Y Y
Keterangan :
Δ Y i,t = perubahan laba pada periode t
Yi,t = Laba pada periode t
Yi,t1 = Laba pada periode sebelum t
Sedangkan laba yang dimaksudkan dalam penelitian ini
adalah eaning after tax atau laba setelah pajak.
G. TEKNIK ANALISA DATA
Analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam
metode penelitian karena dapat memberikan arti dan makna yang
berguna untuk memecahkan rumusan masalah atau menguji
hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian. Karena datanya
kuantitatif maka teknik analisa data menggunakan metode statistik
yang sudah tersedia (Sugiyono, 2006 : 273).
Adapun dalam penelitian ini analisa data yang akan
dilakukan adalah sebagai berikut :
4 2
1. Analisis regresi linear berganda
Dari variabel-variabel yang digunakan pada penelitian
ini sebanyak 3 variabel bebas maka analisis yang digunakan
secara tepat untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
dengan variabel terikat adalah analisis regresi linier berganda.
Perhitungan analisis berganda serta pengujian hipotesis
digunakan program SPSS. Menurut Gujarati (1999:91) model
yang digunakan adalah sebagai berikut :
Y = + 1
Profitabilitas + 2 pertumbuhan + 3 ukuran
penilaian + e i
Keterangan :
Y = Perubahan laba
= Konstanta
= Koefisien regresi
e i = Faktor Penganggu
2. Koefisien Beta ( i
)
Merupakan regresi linear berganda yang menunjukkan
pengaruh antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y)
secara parsial.
4 3
3. Menghitung determinasi (R2 )
Determinasi (R2 ) digunakan untuk mengetahui
proporsi variasi dalam Y yang dijelaskan secara bersama-sama
(gabungan). Posisi R2 terletak antara 0 dan 1. bila R2 = 1
berarti garis regresi tersebut menjelaskan 100% variasi dalam
Y. Dan bila R2 = 0 maka regresi tersebut tidak menjelaskan
variasi dalam Y sama sekali. Sedangkan yang paling baik
adalah bila mendekati 1. adapun model yang digunakan
adalah sebagai berikut :
R2 = b1 Σ X1Y + b 2 Σ X2 Y + ....+b 4 Σ X4 Y
Σ Y
2
i
4. Pengujian Hipotesis
Untuk menguji hipotesis dilakukan dengan
menggunakan uji t. Tingkat signifikan yang digunakan adalah
5%.
a. Uji f (Sigifikan)
Uji f ini ditujukan untuk memastikan apakah variabel
bebas yang terdapat pada persamaan secara bersama-sama
berharap variabel tetap. Statistik uji F ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel terikat secara simultan yang
dalam hal ini adalah pengaruh ukuran kinerja terhadap
4 4
prediksi laba perusahaan pada Industri Telekonikasi di
Indonesia.
1) Nilai Kritis
Nilai Kritis ini dapat dari tabel distribusi F dengan
menggunakan tingkat signifikan 5%.
F tabel = F│(a;k-1).k(n-1)│
2) Nilai Hitung
F =
(1 )( 1)
2 /
R n k
r k
Keterangan :
R= Koefisien regresi
N= Banyaknya smpel
H2 diterima jika F hitung > F tabel atau nilai
probabilitas (sign) < 5% berarti H1 ditolak.
H2 diterima jika F hitung < tabel atau nilai probalitas
(sign) > 5% berarti H1 diterima.
b. Uji t (parsial)
Uji t adalah uji signifikan hipotesis secara parsial
dengan menggunakan formula sebagai berikut :
t hitung = i
i
SDb
KoefisienRe gresiBergandab
4 5
Hipotesis :
H0 : b1 = 0
Artinya bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara
parsial dari variabel bebas X terhadap variabel terikat Y.
Hi : bi 0
Artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara
parsial dari variabel bebas X terhadap variabel terikat Y.
Dari perhitungan diatas, jika :
-t tabel < t hitung < t tabel berarti H0 diterima dan Hi ditolak.
t hitung > t tabel atau t hitung < -t tabel berarti Hi diterima dan
H0ditolak.
5. Uji Normalitas
Uji kenormalan data dilakukan sebelum dilakukan
pengujian hipotesis. Uji ini dilakukan untuk menentukan jenis
statistik yang digunakan. Apabila dari hasil pengujian
menunjukkan bahwa data terdistribusi normal, maka statistik
parametrik yang digunakan. Namun, jika data tidak
terdistribusi normal, maka statistik non parametik yang
digunakan.
4 6
Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov
Test, dengan membandingkan Asymptotic Significance dengan
alpa 0,05. dasar penarikan kesimpulan data dikatakan
berdistribusi normal apabila nilai asymptotic Significance-nya >
0,05 (santoso, 2004:212).
6. Uji asumsi klasik
Agar model yang disajikan dapat dianalisis dan
memberikan hasil yang repsentatif maka model tersebut harus
memenuhi asumsi dasar klasik yaitu tidak terjadi gejala
multikolinearitas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi, maka
harus melalui pengujian klasik sebagai berikut (Santoso,
2004:204) .
a) Multikolinearitas
Menurut Santoso (2004:203) uji multikolinearitas
digunakan untuk menguji apakah ada kolerasi antara
variabel independen. Metode yang digunakan untuk
mendeteksi adanya multikolinearitas, dalam penelitian ini
dengan menggunakan tolerance and value inflation factor
(VIF).
Pengujian dilakukan dengan melihat nilai VIF (varians
iflation factor), jika kurang dari 10 maka tidak terjadi
multikolinearitas dan besarnya nilai toleransinya lebih dari
4 7
0,05 (mardani, 2001:29).
b) Heteroskedastisitas
Metode ini digunakan untuk menguji apakah dalam
sebuah model regresi terjadi ketidak samaan varians dari
residual pada satu pengamatan ke pengamatan yang lain
(Santoso, 2004:208). Jika terdapat perbedaan varians, maka
dijumpai gejala heteroskedastisitas.
Menurut Santoso (2004:208) deteksi ada tidaknya
gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat ada
tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot disekitar nilai
X dan Y. Jika ada pola tertentu, maka telah terjadi gejala
heteroskidastisitas.
c) Autokolerasi
Metode uji ini digunakan apakah dalam suatu model
regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t, dengan kesalahan pada periode t-1. Jika
terjadi korelasi, berarti dijumai problem autokorelasi
(Santoso, 2004:216). Deteksi ada tidaknya gejala
autokorelasi dengan cara melihat besarnya nilai D-W
(Durbin-Waston). Patokan yang umum dapat dijadikan
batasan adalah :
4 8
- Angka D-W dibawah -2, berarti ada autokorelasi
positif.
- Angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak ada
autokorelasi.
- Angka D-W diatas +2, berarti ada autokorelasi
negatif.
4 9
BAB IV
PAPARAN DAN DATA HASIL PENELITIAN
A. PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum
Industri Telekomunikasi ini berdiri sejak tahun 1970an dan
mempunyai sistem informasi yang baik, sehingga industri
telekomuikasi ini lebih unggul dibandingkan industri lain. Hal ini
dapat terbukti pada tahun 2004 yang menunjukkan peningkatan
kebutuhan telekomunikasi yang sudah tidak terelakan lagi.
Industri telekomunikasi merupakan suatu badan usaha yang tiada
henti dipergunakan karena telekomunikasi adalah suatu alat
pemancaran, pengiriman, dan atau penerimaan dari setiap
informasi dalam bentuk tanda-tanda, isyarat , tulisan, gambar,
suara dan bunyi melalui sistem kawat. Sedangkan didalam industri
telekomunikasi terdapat beberapa perusahaan yang sudah trdaftar
diBEJ mulai tahun 1974 sampai sekarang antara lain adalah telkom,
indosat, bakri telcom, infoasia teknologi global, excelcomindo,
mobile-8.
5 0
a. PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
1) Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Telekomunimasi Indonesia Tbk, yang selanjutnya
disebut TELKOM atau perseroan, merupakan perusahaan
informasi dan komunikasi (InfoCom) serta penyedia jasa dan
jaringan telekomunikasi secara lengkap (full service and
newwork provider) yang terbesar di Indonesia. TELKOM
menyediakan jasa telepom terap kabel (fixed ware line), jasa
telepon tetap nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak
(mobile service), data dan internet jasa multimedia lainnya, dan
network serta interkoneksi, baik secara langsung maupun
melalui perusahaan aosiasi.
Kantor pusat perusahaan berlokasi di Jalan Japati No.1,
Bandung, Jawa barat.
Perusahaan perseroan PT. Telekomunikasi Indonesia
Tbk (“Perusahaan”) pada mulanya merupakan bagian dari
“post and telegraafdienst”, yang didirikan pada tahun 1884
berdasarkan keputusan Gubenur Jendral Hindia Belanda
No. 7 tanggal 27 Maret 1884 dan di umumkan dalam berita
Negara Hindia Belanda No. 25 tanggal 3 April 1884.
Pada tahun 1991, berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 25 tahun 1991, status perusahaan diubah menjadi
5 1
Perseroan Terbatas Milik Negara (persero). Perusahaan
didirikan berdasarkan Akta Notaris Imas Fatimah SH. No.
128 tanggal 24 September 1991. akta pendirian tersebut telah
disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dengan surat keputusan No. C2-6870.HT.01.Th.1991 tanggal
19 November 1991 dan di umumkan dalam berita Negara
Republik Indonesia No. 5 tanggal 17 Januari 1992. Anggaran
Dasar Perusahaan telah beberapa kali diubah, perubahan
terakhir berdasarkan Akta Notaris A. Partomuan Pohan,
SH., LLM. No. 4 tanggal 6 April 2006 dan telah di umumkan
dalam berita Negara Ri No. 51 tanggal 27 Juni 2006, antara
lain mengubah kewenangan dan tanggung jawab direksi
dan komisaris perusahaan.
Berdasarkan Undang-Undang No. 3 tahun 1989
mengenai Telekomunikasi, yang berlaku sejak tanggal 1
April 1989, badan usaha Indonesian di izinkan untuk
menyelenggarakan jasa telekomunikasi dasar dalam bentuk
kerja sama dengan perusahaan sebagai badan penyelenggara
jasa telekomunikasi dalam negeri. Peraturan Pemerintah no.
8 tahun 1993 mengenai penyelenggaraan telekomunikasi
mengatur lebih lanjut bahwa kerjasama penyelenggaraan
jasa telekomunikasi dasar tersebut dapat dilakukan dalam
5 2
bentuk perusahaan patungan, kerja sama operasi, atau
kontrak manajemen dan bahwa badan usaha yang bekerja
sama dengan badan penyelenggara jasa telekomunikasi
dalam negeri harus menggunakan jaringan telekomunikasi
badan penyelenggara tersebut. Jika jaringan telekomunikasi
tersebut tidak tersedia, Peraturan Pemerintah tersebut
mengharuskan kerja sama dilakukan dalam bentuk
perusahaan patungan yang dapat membangun jaringan
telekomunikasi yang diperlukan.
Kegiatan perusahaan dalam menyelenggarakan jasa
telekomunikasi dalam negeri, meliputi telepon, teleks,
telegram, satelit, sikrit langganan, surat elektronik dan jasa
telekomunikasi bergerak dan selular. Dalam rangka
mempercepat pembangunan sarana telekomunikasi dan
menjadikan perusahaan sebagai operator bertaraf
internasional, serta meningkatkan teknologi, pengetahuan
dan keahlian para karyawan, pada tahun 1995, perusahaan
telah melakukan kerja sama dengan para mitra dalam
pembangunan, pengelolaan dan pengoperasian sarana
telekomunikasi di lima dari tujuh divisi regional melalui
pola kerja sama operasi.
5 3
Menteri Pariwisata, Pos, dan telekomunikasi Republik
Indonesia melalui dua surat keputusan, yang keduanya
tertanggal 14 Agustus 1995, menegaskan kembali status
perusahaan sebagai badan penyelenggara telekomunikasi
dalam negeri. Selanjutnya, terhitung sejak tanggal 1 Januari
1996, perusahaan memperoleh hak eksklusif untuk
menyelenggarakan jasa jaringan tetap local dan jaringan
tetap nirkabel (local wireline dan fixed wireless) untuk jangka
waktu minimum 15 tahun dan hak eksklusif untuk
menyelenggarakan jasa telekomunikasi sambungan
langsung jarak jauh dalam negeri (SLJJ) untuk jangka waktu
minimum 10 tahun. Hak eksklusif tersebut juga termasuk
penyelenggaraan jasa telekomunikasi untuk dan atas nama
perusahaan melaui KSO. Pemberian hak tersebut tidak
mempengaruhi hak perusahaan untuk menyelenggarakan
jasa telekomunikasi dalam negeri lainnya.
Berdasarkan Undang-Undang No. 36 tahun 1999
mengenai telekomunikasi, yang berlaku efektif pada bulan
September 2000, kegiatan telekomunikasi meliputi :
a) Jaringan Telekomunikasi
b) Jasa Telekomunikasi
c) Telekomunikasi Khusus
5 4
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,
Badan Usaha Swasta dan Koperasi diizinkan untuk
menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi .
sedangkan telekomunikasi khusus dapat diselenggarakan
oleh perseorangan, instansi pemerintah dan badan huukum
selain penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi.
Pada tanggal 13 Maret 2004, berdasarkan Keputusan
Menteri perhubunhan No. KP. 162/2004, perusahaan telah
memperoleh ijin untuk menyelenggarakan jasa Sambungan
Langsung Internasional (SLI).
Pada tanggal 14 November 1995, Pemerintah RI
melakukan penjualan saham perusahaan melalui penawaran
umum perdana saham (Initial Public Offering atau IPO) di
Bursa Efek Jakarta.
2) Struktur Organisasi PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk
Berdasarkan rapat umum pemegang saham luar biasa
yang dinyatakan dalam Akta Notaris A. Partomuan, S.H,
LLM., No. 45/II/2007 pada tanggal 28 Februari 2007,
susunan dewan komisaris dan dewan direksi adalah sebagai
berikut :
Komisaris Utama : Tanri Abeng
Komisaris :Anggito Abimanyu
5 5
Komisaris : Gatot Trihargo
Komisaris Independen : Arif Arryman
Komisaris Independen : Petrus Sartono
Direktur Utama :Rinaldi Firmansyah
Direktur Keuangan : Sudiro Asno
Direktur Jaringan dan Solusi : I Nyoman Gede
iryanata
Direktur Enterprise &Wholesale : Arief Yahya
Direktur Sumber Daya Manusia : Faisal Syam
Direktur Konsumer : Ermady Dahlan
Direktur Teknologi Informasi : Indara Utoyo
Direktur Compliane & Risk Manajemen : Prasetio
Secara umum, organisasi telkom terdiri dari dewan
komisaris, dewan direksi, dan unit divisi. Adapun uraian
tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah
sebagai berikut :
(1) Dewan Komisaris
Bertugas mengawasi jalannya operasional perusahaan
yang dipimpin oleh direksi. Dalam menjalankan
tugasnya, dewan komisaris dibantu oleh :
5 6
a) Komite Audit
Komite audit memiliki 7 (tujuh) anggota yang terdiri
dari 2 (dua) orang komisaris Independent, 1 (satu)
orang komisaris, dan 4 (empat) orang anggota
Independen dari luar perseroan. Tugas dan tanggung
jawab komite audit antara lain :
1. Menelaah informasi keuangan yang akan dipublikasikan
2. Mengawasi pekerjaan auditor independent
3. Memantau efektivitas pengendalian internal
4. Memantau kepatuhan perseroan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b) Komite Nominasi dan Renumerisasi
Komite Nominasi dan Renumerisasi terdiri dari 3 (tiga)
anggota dengan kualifikasi akuntansi, hukum, dan
manajemen. Tugasnya adalah sebagai berikut :
1. Menyusun system nominasi dan seleksi untuk jabatanjabatan
strategis dilingkungan perseroan.
2. Menyusun system renumerisasi direksi perseroan
c) Komite Pengkajian dan Perencanaan Perusahaan
Komite Pengkajian dan Perencanaan Perusahaan memiliki 9
(sembilan) anggota dengan kualifikasi akuntansi, ekonomi,
hukum, dan teknik. Tugasnya adalah sebagai berikut :
5 7
1. Melakukan pengkajian secara komprehensif atas usulan
Rencana Jangka Panjang Perusahaaa (RJPP) dan Rencana
Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) yang diajukan oleh
dewan direksi.
2. Menelaah pelaksanaan RJPP dan RKAP agar sesuai
dengan sasaran RJPP dan RKAp yang di syahkan oleh
komisaris.
(2) Dewan Direksi
Dewan diraksi yang terdiri dari 1 (satu) orang Direktur Utama
dan 4 (empat) orang direksi masing-masing membidangi :
(3) Direksi Bisnis Jaringan
(4) Direksi Bisnis Jasa
(5) Direktur keuangan
(6) Direktur SDM dan Bisnis Pendukung
Adapun tugas dan tanggung jawab dari dewan direksi adalah :
a. Melaporkan jalannya perusahaan serta hasil-hasil yang
dicapai kepada dewan komisaris
b. Sebagai pertanggung jawaban atas pengelolaan
perusahaan, dewan direksi melaporkan hasil kerjanya
kepada pemegang saham dalam forum Rapat Umum
Pemegang Saham.
5 8
(7) Unit Devisi
Pada unit devisi ini terdapat 12 (dua belas) anggota devisi
antara lain :
a) Devisi- I Sumatera
b) Devisi- II Jakarta
c) Devisi- III Jawa Barat dan Banten
d) Devisi- IV Jawa tengah dan Daerah Istimewah Yogyakarta
e) Devisi-V Jawa Timur
f) Devisi-VI Kalimantan
g) Devisi-VII Kawasan Indonesia Timur
h) Devisi-Long Distance
i) Devisi- Multi Media
j) Devisi-Fixed Wareles
k) Devisi- Carrier and Interconnection Service
l) Devisi- Enterprise Service
Jumlah karyawan perusahaan masing-masing adalah
27.658 orang dan 28.179 orang, sedangkan jumlah karyawan di
anak perusahaan-anak perusahaan masing-masing adalah 6.363
orang dan 5.825 orang.
5 9
Gambar 4.1
STRUKTUR ORGANISASI
Group of assistants
•Supervise &
pengembangan unit
bisnis jartel
•Kebijakan jaringan
•Kebijakan
•Interkoneksi & tarif
jaringan
•Secretariat
Group of assistants
•Supervisor &
Bang UBIS CC
& PO Jastel
•Supervisi &
Bang UBIS PC
& KS
•Optimalisasi
akses
•Kebijakan tarif
jastel
•Marketing
•Secretariat
Group of assistants
•Pembinaan
Perusahaan
asosiasi
•Investasi &
pendanaan
•Akuntansi
•Perbendaharaan
•Anggaran
•Secretariat
Group Of Assistants
•Supervise & Unit Bisnis
Pendukung
•Kebijakan SDM
•Pengembangan Eksekutif
•Hubungan Industrial
•Kebijakan Logistik
•Kebijakan Bang Teknologi
Teknologi
•Secretariat
•Divisi Long Distance
•Divisi Carrier and
Interconnection
Service
•PROBIS (temporer)
•Unit Bisnis lainnya
yang akan dibentuk
kemudian
•Divisi Regional
•Divisi Enterprise
Service
•Divisi Multimedia
•Divisi Fixed Wireless
•PROBIS (temporer)
•Unit Bisnis lainnya
yang akan dibentuk
kemudian
•PT. Telkomsel
•PT. Infomedia Nusantara
•PT. Indonesia Telemedia
•PT. Napsindo Primatel
Internasional
•PT. Multimedia Nusantara
•PT. Pro Infokom Indonesia
•PT. Pramindo Ikat
Nusantara
•PT. Daya Mitra
Telekomunikasi
•PT. Ana West Internasional
•PT. Graha Sarana Duta
•Training Center
•Carrier Development
Support Center
•Management
Consulting Center
•Construction Center
•I / S Center
•R & D Center
Teknologi
•Community
Development Center
•Maintenance Service
Center
•Yayasan-Yayasan
DEWAN KOMISARIS
DIREKSI
CORPORATE PLANNING GROUP
CORPORATE TRANSFORMATION GROUP
INTERNAL AUDITOR GROUP
CORPORATE SECRETARY
CORPORATE PLANNING GROUP
DIREKTUR
BISNIS JARINGAN
DIREKTUR
BISNIS JASA
DIREKTUR
KEUANGAN/CFO
DIREKTUR SDM DAN
BISNIS PENDUKUNG/CIO
UNIT USAHA UNIT BISNIS UNIT BISNIS UNIT BISNIS
6 0
•Perusahaan Asosiasi
Lainnya
•Unit Bisnis lainnyaz
yang akan dibentuk
kemudian
* Berkonsolidasi
TELKOM
DIVISI PUSAT PROYEK BISNIS PERUSAHAAN
ASOSIASI
Divisi – I Sumatera
Divisi – II Jakarta
Divisi – III Jawa
Barat dan Banten
Divisi – IV Jawa
Tengah dan DIY
Divisi – V Jawa
Timur
Divisi – VI
Kalimantan
Divisi – VII
Kawasan Indonesia
Timur
Divisi – Long
Distance
Divisi – Multimedia
Divisi – Fixed
Warales
Divisi – Carrier and
Interconnection
Service
Training Center
Information
System Center
Contruction Center
Research &
Development
Center
Community
Development
Center
Maintenance
Service Center
Managemen
Consulting Center
Career
Development
Support Center
TV Kabel
Aria West*
Dayamitra*
Graha Sarana Duta*
Indonesia*
Infomedia*
Telkomsel*
Pramindo*
Citra Sari Makmur
Mandara
Multimedia
Nusantara*
Napsindo*
Pasifik Satelit
Nusantara
Patrakon
Pro Infokom
Indonesia*
Bebintel
Bangtelindo
6 1
3) Produk dan Layanan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk
Ada beberapa produk yang telah dihasilkan oleh PT
Telekomunikasi Indonesia Tbk. Diantaranya :
1) Telepon Tetap Kabel (fixed wire line)
a) Telkom lokal
Adalah merupakan layanan komunikasi telepon antar
pelanggan dalam jarak di bawah 30 km atau di dalam
satu wilayah local.
b) Telkom SLJJ ( Sambungan Langsung Jarak Jauh)
Adalah layanan komunikasi jarak jauh antar pelanggan
yang masih dalam satu wilayah Negara.
c) TIC 007 (TelecomunicationInternational Calling)
Adalah layanan telekomunikasi internasional, dimana
dengan kode ini pelanggan dapat menghubungi semua
Negara tujuan diseluruh dunia.
d) Telkom Speedy
Adalah layanan internet berkecepatan tinggi yang
menggunakan telepon rumah. Saluran telepon tersebut
dapat digunakan untuk pembicaraan telepon dan akses
internet secara bersamaan.
e) Kartu Prabayar atau Panggil Merdeka
Adalah salah satu produk PT Telkom yang berfungsi
6 2
sebagai kartu telepon prabayar. Prabayar adalah system
pembayaran yang disesuaikan dengan kemampuan
pemakai. Artinya, pemakai dapat mengatur dan
mengkontrol pemakaian pulsa telepon sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhannya, tanpa dikenakan biaya
abonemen.
2) Telepon Tetap Nirkabel (fixed wireless)
Telkom flexi adalah layanan telepon tetap nirkabel yang
menggunakan teknologi CDMA, yaitu layanan terbatas pada
satu kode area tertentu.
3) Fitur
a) Lacak (Call Forwarding)
Adalah fasilitas untuk mengalihkan panggilan telepon ke
nomor yang dikehendaki oleh pemakainya. Pengalihan
biasa ke telepon biasa, interlokal, maupun telepon
selluler. Panggilan dialihkan jika tidak dijawab atau
sedang sibuk.
b) Nada Sela (Call Waiting)
Adalah fasilitas pada layanan telepon yang
memungkinkan untuk mengetahui panggilan telepon
lain yang hendak masuk pada saat sedang melakukan
pembicaraan, juga untuk mengadakan pembicaraan
6 3
dengan penelepon ke dua secara bergantian.
c) Trimitra (Three Party Calling)
Adalah fasilitas yang memungkinkan untuk melakukan
panggilan lain pada saat sedang berbicara lewat telepon,
juga fasilitas yang memungkinkan untuk melakukan
pembicaraan tiga arah pada saat atau waktu yang
bersamaan dengan dua rekan atau keluarga anda
lainnya.
d) Sandi Nada (Abbreviated Dialling)
Adalah fasilitas layanan telepon untuk mensandikan
nomor telepon yang dipanggil menjadi nomor yang
singkat dan mudah diingat.
e) KLIP (kenali Langsung Identitas Pelanggan)
Adalah layanan tambahan bagi pelanggan telepon
(extanded product PTOS) yang memberikan informasi
berupa identitas nomor telepon pemanggil.
f) Andara
Adalah fitur sentral yang memungkinkan pesawat
telepon secara otomatis terhubung ke nomor
tertentulangsung setelah Hand Set diangkat. Dengan
adanya fitur ini, maka untuk pemakaiannya pesawat
telepon tersebut tidak memerlukan proses dial dan hanya
6 4
dapat terhubung ke nomor telepon tujuan, dan akan
terhindar dari kemungkinan salah sambung. Fitur ini
tidak memerlukan aktivasi dan deaktivasi oleh
pelanggan, tapi sudah ditangani oleh operator sentral.
g) Free Call atau 0800
Adalah pelayanan bebas pulsa dimana pemanggil
melakukan panggilan ke pelanggan free call tanpa
dikenakan biaya pulsa. Pulsa (tariff normal) dibebankan
kepada pemanggil.
h) Premium Call
Adalah layanan informasi yang disediakan oleh penyedia
jasa informasi kepada pemanggil sebagai pengguna jasa,
dimana biaya pemakai pulsa premium seluruhnya
dibebankan kepada pemanggil.
4) Data dan Internet berupa SMS
a) Telkom save (VoIP)
Adalah layanan internet telepon two stage dialing untuk
komunikasi domestik jarak jauh dan internasional yang
dikemas dalam PIN registered (akses 17017). Kelebihan
layanan ini buat pelanggan adalah kemudahan
pengendalian pemakaian karena pelanggan dapat
membatasi dan mengetahui jumlah tagihan maximal
6 5
setiap bulan.
b) Telkom Global (VoIP)
Adalah layanan intenet one stage dialing untuk
komunikasi internasional yang dikemas dalam bentuk
postpaid. Pelanggan dapat menggunakan layanan ini
setelah terlebih dahulu melakukan registrasi melalui
customer service telkom (tanpa biaya aktivasi maupun
abonemen). Biaya penggunaan layan ini lebih ekonomis
disbanding layanan SLI melalui telepon tetap.
c) Telkom Net Instan
Adalah layanan akses internet dengan kecepatan rendah
(Dial-UP) dan layanan akses internet dengan kecepatan
tertinggi (dedicated link). Pelanggan dapat memilih
berbagai layanan Telkom Net seperti, Telkom Net
Instant, Telkom Net ISDN, Telkom Net ASTINET turbo,
DSL, dan Telkom Net Whole Sale.
5) Network dan Interkoneksi Telkom
a) Telkom intercarrier
Adalah layanan inetrkoneksi untuk penyelenggara jasa
dan atau penyelenggara jaringna lainnya.
6 6
b) Telkom Satellite
Adalah semua prodk pelayanan untuk pelanggan
korporasi berupa sewa akanal atau saluran pada satelit
telkom-1 maupun palapa B-4 yang berbasis teknologi
satelit. Kelompok layanan ini mencakup antara lain : jasa
sewa transponder, TV Uplink, Satellite Data
Communication (VSAT) dll.
6) Selluler
a) Kartu Halo (pasca bayar)
Adalah subscriber identity module card GSM telkomsel.
Kartu halo menjamin penggunanya memperoleh
keunggulan GSM berarti keamanan (bebas dari
penyadapan dan penggandaan), aksebilitas, harga yang
terjangkau, mutu yang prima, dan jangkauan yang luas.
b) Kartu Simpati Nusantara (prabayar)
Adalah produk telkomsel yang merupakan
pengembangan dari simpati yang ada sebelumnya.
Simpati nusantara muncul sebagai jawaban atas
kebutuhan pasar terhadap kartu prabayar dengan tariff
terjangkau, pengisian ulang yang mudah, serta bias
digunakan dimana saja diseluruh wilayah nusantara.
6 7
c) Kartu AS (prabayar)
Adalah merupakan kartu prabayar seluler berjangakauan
paling luas dengan harga starter pack yang sangat
terjangkau.
Dengan adanya teknologi maju yang dimiliki PT
Telakomunikasi Indonesia, memungkinkan fasilitas-fasilitas
yang terdapat pada kartu seluler GSM, PT. Telkomsel selalu
selangkah lebih maju dibandingkan perusahaan sejenis lainnya,
fasilitas-fasilitas tersebut antara lain :
a. Veronika (voice Mail Service)
Merupakan fasilitas mesin penjawab yang menapung pesan
yang masuk jika pelanggan berada diluar area atau tidak
bisa dihubungi atau ponsel sedang di nonaktifkan.
b. SMS (Short Massage Service)
Memungkinkan pelanggan mengirim dan menerima pasan
singkat berupa data huruf dan nomor antar pemakai kartu.
c. CLI (Calling Line Identification)
Fasilitas ini memungkinkan pelanggan untuk mengenali
nomor telepon yang masuk, bahkan nama, bila nama dan
nomor telpon sudah disimpan dalam memory.
d. Multi Pary Calling/Call Waiting dan Call Holding
e. FARIDA (Fax Respon and Interactive Data)
6 8
Fasilitas jelajah internet dan cyberfase yang memungkinkan
pelanggan mengakses aneka informasi baik local maupun
global dimana saja berada.
f. Roaming (Nasional Dan Internasional)
Fasilitas komunikasi lebih dari 400 kota diseluruh Indonesia
dan lebih dari 50 Negara di dunia, termasuk Amerika
Serikat.
g. Call Forwarding
Merupakan fasilitas yang memungkinkan telepon pengguna
diallihkan ke nomor yang lain yang dikehendaki. Pelanggan
juga dapat mengalihkan semua telepon yang masuk ke
nomor lain tanpa tergantung pada status telepon.
h. Ring Bagk Tone (NSP-Nada Sambung Pribadi)
Nada Sambung Pribadi adalah inovasi baru dari telkomsel
yang memungkinkan pelanggan menganti suara
tuut…tuut…tuut… dari nada sambung yang bias didengar
dengan berbagai jenis musik sesuai dengan selera
pelanggan. Sehingga siapapun yang menelepon pelanggan
bisa mendengar lagu-lagu asyik saat menunggu
panggilannya diangkat.
Selain itu masih banyak lagi produk telkom yang
lainnya. Tapi karena keterbatasan tempat, maka penulis
6 9
hanya menyebutkan seperti diatas. Untuk pelayanan, PT
Talakomunikasi Indonesia memiliki prinsip keikhlasan dan
kejujuran adalah inti dai pelayanan yang paling dinantikan
oleh setiap pelanggan dan penguna jasa informasi
komunikasi (Infokom). Credo baru telkom Commite 2 U
meneguhkan semangat pelayanan telkom untuk
memberikan layanan yang terbaik kepada masyarakat.
1. PT Indosat Tbk
a. Sejarah Singakat Perusahaan
PT indosat Tbk (dahulu PT Indonesian Satellite
Corporation Tbk) (“perusahaan”) didirikan dalam rangka
Undang-undang Penanaman Modal Asing No. 1 Tahun 1967
berdasarkan akta notaries Mohammad Said Tadjoedin, S.H. No.
55 tanggal 10 November 1967 di Negara Republik Indonesia.
Kantor pusat perusahaan berlokasi di jalan Medan
Merdeka Barat No. 21 Jakarta.
Pada tahun 1980, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
24 tahun 1980, status perusahaan dijual kepada pemerintah
Repulik Indonesia dan diubah menjadi Perseroan Terbatas Milik
Negara (persero). Anggaran dasar perusahaan telah mengalami
perubahan. Perubahan terakhir diaktakan dengan akta notaries
Aula Taufani, S.H. (sebagai notaries pengganti Sutjipto, S.H.),
7 0
No. 145 tanggal 30 September 2004 mengenai perubahan nama
perusahaan dari PT Indonesian Satellite Corporation Tbk
menjadi PT ndosat Tbk. Perubahan terakhir anggaran dasar
Perusahaan ini telah dilaporkan dan disetujui olehMenteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dalam
surat keputusan No. C-29270 HT.01.04 TH 2004 tanggal 2
Desember 2004.
Berdasarkan Undang-Undang No. 36 tahun 1999
mengenai telekomunikasi, yang berlaku efektif pada tanggal 8
September 2000, kegiatan telekomunikasi meliputi :
1) Jaringan Telekomunikasi
2) Jasa Telekomunikasi
3) Telekomunikasi Khusus
Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah,
Badan Usaha Swasta dan Koperasi diizinkan untuk
menyelenggarakan jaringan dan jasa telekomunikasi .
Sedangkan telekomunikasi khusus dapat diselenggarakan oleh
perseorangan, instansi pemerintah dan badan hukum selain
penyelenggara jaringan dan jasa telekomunikasi.
Pada tanggal 14 Agustus 2000, berdasarkan Keputusan
Menteri perhubungan telah memberikan izin untuk
menyelenggarakan jasa telekomunikasi Digital Communication
7 1
System (DCS).
b. Struktur Organisasi PT. Indosat Tbk
Berdasarkan keputusan pada rapat umum pemegang
saham luar biasa yang dinyatakan dalam Akta Notaris Aulia
Taufani, S.H., No. 175/VI/2006 pada tanggal 29 Juni 2006,
susunan dewan komisaris dan dewan direksi adalah sebagai
berikut :
Komisaris Utama : Peter Seah Lim. H
Komisaris : Lee Theng Kiat
Komisaris : Sio Tat Hiang
Komisaris : Sum Soon Lim
Komisaris : Roes Arwijaya
Komisaris : Setyanto P.Santosa
Komisaris Independen : Lim Aah Doo
Komisaris Independen : Eva Riyanti. H
Komisaris Independen : Soeprapto S.IP
Direktur Utama : Kaizad Bomi. H
Direktur Keuangan : Wong Heang Tuck
Direktur Coprate Service : WimboS. Hardjito
Direktur Teknologi Informasi : Joseh Chan Lam. S
Direktur Jabotabek dan Penjualan Korporat : Johnny Swandy. S
Direktur Penjualan Regional :Widyasmoro Sih. H
7 2
Direktur Pemasaran : Wahyu Wijayadi
Direktur Jaringan :RamondTanKim.M
Secara umum, organisasi telkom terdiri dari dewan
komisaris, dewan direksi, dan unit divisi. Adapun uraian tugas
dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai
berikut :
1) Dewan Komisaris
Bertugas mengawasi jalannya operasional perusahaan yang
dipimpin oleh direksi. Dalam menjalankan tugasnya, dewan
komisaris dibantu oleh :
a) Komite Audit
Komite audit memiliki 8 (tujuh) anggota yang terdiri dari
3 (tiga) orang komisaris Independent, 5 (lima) orang
komisaris. Tugas dan tanggung jawab komite audit
antara lain :
1. Menelaah informasi keuangan yang akan
dipublikasikan
2. Mengawasi pekerjaan auditor independent
3. Memantau efektivitas pengendalian internal
4. Memantau kepatuhan perseroan terhadap peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
7 3
b) Komite Nominasi dan Renumerisasi
Komite Nominasi dan Renumerisasi terdiri dari 3 (tiga)
anggota dengan kualifikasi akuntansi, hukum, dan
manajemen. Tugasnya adalah sebagai berikut :
1. Menyusun system nominasi dan seleksi untuk
jabatan-jabatan strategis dilingkungan perseroan.
2. Menyusun system renumerisasi direksi perseroan
c) Komite Pengkajian dan Perencanaan Perusahaan
Komite Pengkajian dan Perencanaan Perusahaan
memiliki 9 (sembilan) anggota dengan kualifikasi
akuntansi, ekonomi, hukum, dan teknik. Tugasnya
adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengkajian secara komprehensif atas
usulan Rencana Jangka Panjang Perusahaaa (RJPP)
dan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP)
yang diajukan oleh dewan direksi.
2. Menelaah pelaksanaan RJPP dan RKAP agar sesuai
dengan sasaran RJPP dan RKAp yang di syahkan oleh
komisaris.
2) Dewan Direksi
Dewan diraksi yang terdiri dari 1 (satu) orang Direktur
Utama dan 4 (empat) orang direksi masing-masing
7 4
membidangi :
a) Direksi Bisnis Jaringan
b) Direksi Pemasaran
c) Direktur keuangan
d) Direktur Teknologi Informasi dan Bisnis Pendukung
Adapun tugas dan tanggung jawab dari dewan direksi adalah :
1. Melaporkan jalannya perusahaan serta hasil-hasil yang
dicapai kepada dewan komisaris
2. Sebagai pertanggung jawaban atas pengelolaan
perusahaan, dewan direksi melaporkan hasil kerjanya
kepada pemegang saham dalam forum Rapat Umum
Pemegang Saham.
3) Unit Devisi
Pada unit devisi ini terdapat 13 (dua belas) anggota devisi
antara lain :
a) Devisi- I Jakarta
b) Devisi- II Medan
c) Devisi- III Pelembang
d) Devisi-IV Bandung
e) Devisi-V Semarang
f) Devisi-VI Surabaya
g) Devisi-VII Balik Papan
7 5
h) Devisi-VIII Makasar
i) Devisi-Long Distance
j) Devisi- Multi Media
k) Devisi-Fixed Wareles
l) Devisi- Carrier and Interconnection Service
m) Devisi- Enterprise Service
Jumlah karyawan perusahaan dan anak perusahaan pada tahun
2004 adalah 7.820 orang dan pada tahun 2005 berjumlah 8.137
orang, sedangkan jumlah karyawan pada tahun 2006 adalah
7.786 orang.
c. Produk dan Layanan PT Indosat Tbk
Ada beberapa produk yang telah dihasilkan oleh PT
Indosat Tbk. Diantaranya :
1) Telepon Tetap Kabel (fixed wire line)
a) Telkom lokal
Adalah merupakan layanan komunikasi telepon antar
pelanggan dalam jarak di bawah 30 km atau di dalam
satu wilayah local.
b) Telkom SLJJ ( Sambungan Langsung Jarak Jauh)
Adalah layanan komunikasi jarak jauh antar
pelanggan yang masih dalam satu wilayah Negara.
c) TIC 007 (Telecomunication International Calling)
7 6
Adalah layanan telekomunikasi internasional, dimana
dengan kode ini pelanggan dapat menghubungi
semua Negara tujuan diseluruh dunia.
d) Kartu Prabayar atau Panggil Merdeka
Adalah salah satu produk PT Indosat Tbk yang
berfungsi sebagai kartu telepon prabayar. Prabayar
adalah system pembayaran yang disesuaikan dengan
kemampuan pemakai. Artinya, pemakai dapat
mengatur dan mengkontrol pemakaian pulsa telepon
sesuai dengan kemampuan dan kebutuhannya, tanpa
dikenakan biaya abonemen.
2) Telepon Tetap Nirkabel (fixed wireless)
Telkom flexi adalah layanan telepon tetap nirkabel yang
menggunakan teknologi CDMA, yaitu layanan terbatas
pada satu kode area tertentu.
3) Fitur
a) Lacak (Call Forwarding)
Adalah fasilitas untuk mengalihkan panggilan
telepon ke nomor yang dikehendaki oleh
pemakainya. Pengalihan biasa ke telepon biasa,
interlokal, maupun telepon selluler. Panggilan
dialihkan jika tidak dijawab atau sedang sibuk.
7 7
b) Nada Sela (Call Waiting)
Adalah fasilitas pada layanan telepon yang
memungkinkan untuk mengetahui panggilan telepon
lain yang hendak masuk pada saat sedang melakukan
pembicaraan, juga untuk mengadakan pembicaraan
dengan penelepon ke dua secara bergantian.
c) Trimitra (Three Party Calling)
Adalah fasilitas yang memungkinkan untuk
melakukan panggilan lain pada saat sedang berbicara
lewat telepon, juga fasilitas yang memungkinkan
untuk melakukan pembicaraan tiga arah pada saat
atau waktu yang bersamaan dengan dua rekan atau
keluarga anda lainnya.
d) Sandi Nada (Abbreviated Dialling)
Adalah fasilitas layanan telepon untuk mensandikan
nomor telepon yang dipanggil menjadi nomor yang
singkat dan mudah diingat.
e) KLIP (kenali Langsung Identitas Pelanggan)
Adalah layanan tambahan bagi pelanggan telepon
(extanded product PTOS) yang memberikan informasi
berupa identitas nomor telepon pemanggil.
7 8
f) Andara
Adalah fitur sentral yang memungkinkan pesawat
telepon secara otomatis terhubung ke nomor tertentu
langsung setelah Hand Set diangkat. Dengan adanya
fitur ini, maka untuk pemakaiannya pesawat telepon
tersebut tidak memerlukan proses dial dan hanya
dapat terhubung ke nomor telepon tujuan, dan akan
terhindar dari kemungkinan salah sambung. Fitur ini
tidak memerlukan aktivasi dan deaktivasi oleh
pelanggan, tapi sudah ditangani oleh operator sentral.
g) Free Call
Adalah pelayanan bebas pulsa dimana pemanggil
melakukan panggilan ke pelanggan free call tanpa
dikenakan biaya pulsa. Pulsa (tarif normal)
dibebankan kepada pemanggil.
h) Premium Call
Adalah layanan informasi yang disediakan oleh
penyedia jasa informasi kepada pemanggil sebagai
pengguna jasa, dimana biaya pemakai pulsa premium
seluruhnya dibebankan kepada pemanggil.
7 9
4) Selluler
a) Star One (pasca bayar)
Adalah subscriber identity module card CDMA Indosat.
Kartu Star One menjamin penggunanya memperoleh
keunggulan CDMA berarti keamanan (bebas dari
penyadapan dan penggandaan), aksebilitas, harga
yang terjangkau, mutu yang prima, dan jangkauan
yang luas.
b) IM3 (prabayar)
Adalah produk indosat yang merupakan kartu
prabayar dengan tarif terjangkau, pengisian ulang
yang mudah, serta bisa digunakan dimana saja
diseluruh wilayah nusantara.
c) Kartu Mentari (prabayar)
Adalah merupakan kartu prabayar seluler
berjangakauan paling luas dengan harga murah yang
sangat terjangkau.
Dengan adanya teknologi maju yang dimiliki PT.
Indosat, memungkinkan fasilitas-fasilitas yang terdapat pada
kartu seluler GSM, PT. Indosat selalu selangkah lebih maju
dibandingkan perusahaan sejenis lainnya, fasilitas-fasilitas
tersebut antara lain :
8 0
a. Veronika (voice Mail Service)
Merupakan fasilitas mesin penjawab yang menapung pesan
yang masuk jika pelanggan berada diluar area atau tidak
bisa dihubungi atau ponsel sedang di nonaktifkan.
b. SMS (Short Massage Service)
Memungkinkan pelanggan mengirim dan menerima pasan
singkat berupa data huruf dan nomor antar pemakai kartu.
c. CLI (Calling Line Identification)
Fasilitas ini memungkinkan pelanggan untuk mengenali
nomor telepon yang masuk, bahkan nama, bila nama dan
nomor telpon sudah disimpan dalam memory.
d. Multi Pary Calling/Call Waiting dan Call Holding
e. Roaming (Nasional Dan Internasional)
Fasilitas komunikasi lebih dari 400 kota diseluruh Indonesia
dan lebih dari 50 Negara di dunia, termasuk Amerika
Serikat.
f. Call Forwarding
Merupakan fasilitas yang memungkinkan telepon pengguna
di alihkan ke nomor yang lain yang dikehendaki. Pelanggan
juga dapat mengalihkan semua telepon yang masuk ke
nomor lain tanpa tergantung pada status telepon.
8 1
g. Ring Bagk Tone (NSP-Nada Sambung Pribadi)
Nada Sambung Pribadi adalah inovasi baru dari indosat
yang memungkinkan pelanggan menganti suara
tuut…tuut…tuut… dari nada sambung yang bias didengar
dengan berbagai jenis musik sesuai dengan selera
pelanggan. Sehingga siapapun yang menelepon pelanggan
bisa mendengar lagu-lagu asyik saat menunggu
panggilannya diangkat.
Selain itu masih banyak lagi produk indosat yang
lainnya. Tapi karena keterbatasan tempat, maka penulis
hanya menyebutkan seperti diatas. Untuk pelayanan, PT
Indosat memiliki prinsip keikhlasan dan kejujuran adalah
inti dari pelayanan yang paling dinantikan oleh setiap
pelanggan dan penguna jasa informasi komunikasi
(Infokom).
8 2
Gambar 4.2
STRUKTUR ORGANISASI
Group of assistants
•Supervise &
pengembangan unit
bisnis jartel
•Kebijakan jaringan
•Kebijakan
•Interkoneksi & tarif
jaringan
•Secretariat
Group of assistants
•Supervisor &
Bang UBIS CC
& PO Jastel
•Supervisi &
Bang UBIS PC
& KS
•Optimalisasi
akses
•Kebijakan tarif
jastel
•Marketing
•Secretariat
Group of assistants
•Pembinaan
Perusahaan
asosiasi
•Investasi &
pendanaan
•Akuntansi
•Perbendaharaan
•Anggaran
•Secretariat
Group Of Assistants
•Supervise & Unit Bisnis
Pendukung
•Kebijakan SDM
•Pengembangan Eksekutif
•Hubungan Industrial
•Kebijakan Logistik
•Kebijakan Bang Teknologi
Teknologi
•Secretariat
•Divisi Long Distance
•Divisi Carrier and
Interconnection
Service
•PROBIS (temporer)
•Unit Bisnis lainnya
yang akan dibentuk
kemudian
•Divisi Regional
•Divisi Enterprise
Service
•Divisi Multimedia
•Divisi Fixed Wireless
•PROBIS (temporer)
•Unit Bisnis lainnya
yang akan dibentuk
kemudian
•Training Center
•Carrier Development
Support Center
•Management
Consulting Center
•Construction Center
•I / S Center
•R & D Center
Teknologi
•Community
Development Center
•Maintenance Service
Center
•Yayasan-Yayasan
DEWAN KOMISARIS
DIREKSI
CORPORATE PLANNING GROUP
CORPORATE TRANSFORMATION GROUP
INTERNAL AUDITOR GROUP
CORPORATE SECRETARY
CORPORATE PLANNING GROUP
DIREKTUR
BISNIS JARINGAN
DIREKTUR
BISNIS JASA
DIREKTUR
KEUANGAN/CFO
DIREKTUR SDM DAN
BISNIS PENDUKUNG/CIO
UNIT USAHA UNIT BISNIS UNIT BISNIS UNIT BISNIS
8 3
•Unit Bisnis lainnyaz
yang akan dibentuk
kemudian
* bergabung dengan Perusahaan pada tahun 2003
** bergabung dengan IMM pada Tahun 2003
INDOSAT
DIVISI PUSAT PROYEK BISNIS PERUSAHAAN
ASOSIASI
Divisi – I Jakarta
Divisi – II Medan
Divisi – III
Bandung
Divisi – IV
palembang
Divisi – V
Semarang
Divisi – VI
Surabaya
Divisi – VII Balik
Papan
Devisi VIII
Makasar
Divisi – Long
Distance
Divisi – Multimedia
Divisi – Fixed
Warales
Divisi – Carrier and
Interconnection
Service
Training Center
Information
System Center
Contruction Center
Research &
Development
Center
Community
Development
Center
Maintenance
Service Center
Managemen
Consulting Center
Career
Development
Support Center
TV Kabel
Indosat Finance
Company
PT. Satellit Palapa
Indonesia
Satelindo
International
Finance
PT. Indosat Multi
Media Mobile*
PT. Bimagraha
Telekomindo*
PT. Aplikasinusa
Lintasarta
PT. Artajasa
Pembayaran
Elektronis
PT. Indosat Mega
Media
PT. Sisindosat
Lintas Buana
PT. Asitelindo Data
Buana
PT. Indosatcom
Adimarga**
8 4
B. PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN
1. Analisis Dan Relevansinya Terhadap Teori
a. Rasio profitabilitas (X1 )
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dijelaskan sebagai
berikut: rata-rata rasio profitabilitas yang dicapai industri
telekomunikasi tertinggi pada hasil pengembalian marjinal
atas ekuitas yaitu sebesar 503,704%, sedangkan terendah
pada hasil pengembalian marjinal atas total modal yaitu
sebesar -193,282%. Berdasarkan analisis diatas dapat
disimpulkan bahwa secara keseluruhan kinerja industri
telekomunikasi dalam menghasilkan laba dari hasil
penjualan sudah cukup baik, namun masih perlu adanya
perbaikan pada hasil pengembalian marjinal atas total
modal yang masih kurang baik cenderung bernilai negatife
hal ini disebabkan karena kenaikan rata-rata laba operasi
bersih sebesar Rp 2.231.434,86 lebih besar dibanding
dengan rata-rata kenaikan total modal yang hanya sebesar
Rp1.1349.080,71.
Pada PT. telekomunikasi indonesia nilai yang
diperoleh dari hasil analisis rasio profitabilitas mulai tahun
2000 sampai 2006 mengalami kenaikan dan pada tahun
2002 PT. Telekomunikasi Indonesia ini mencapai nilai
8 5
profitabilitas tertinggi karena pada tahun sebelumnya telah
mengalami penurunan, sehingga pada tahun 2002 ini
mengalami kenaikan sebesar 301.516%. Dari hasil ini dapat
disimpulkan bahwa dalam pengembalian hasil dari
penjualan dan investasi sudah cukup efektivitas.
Pada PT. Indosat nilai yang diperoleh dari tingkat
rasio profitabilitas mulai tahun 2000-2006 telah mengalami
penuruan, akan tetapi penurunan tersebut yang paling
terendah pada tahun 2006 dan profitabilitas tertinggi pada
tahun 2002 sebesar 503.252% dikarenakan pada tahun
sebelumnya yaitu tahun 2001 telah mengalami penurunan
banyak sekali dibandingkan dengan tahun yang
sebelumnya yaitu pada tahun 2000.
Pada tahun 2002 PT. Telekomunikasi Indonesia
dengan PT. Indosat sama-sama memperoleh hasil yang
tinggi karena pada tahun sebelumnya telah mengalami
penurun dengan nilai yang rendah. Oleh sebab itu PT.
teleomunikasi Indonesia dengan PT. indosat lebih
menekakan lagi untuk memperoleh hasil profitabilitas
yang tinggi pada tahun kedepannya. Rasio profiabilitas ini
dipergunakan berhubungan dengan penilaian terhadap
kinerja perusahaan dalam mengahasilkan laba.
8 6
Pengukuran pada rasio profitabilitas masing-masing
dihubungkan dengan total aktiva, modal sendiri maupun
penjuaan yang dicapai. Setelah kita lihat hasil tersebut
diatas maka PT. Telekomunikasi Indonesia dan PT. Indosat
pada tingkat earning dalam hubungannya dengan
penjualan, jumlah aktiva dan investasi tertentu sudah
cukup baik. Dalam hal ini harus diperhatikan dalam
sebuah perusahaan karena untuk mendapat kelangsungan
hidupnya, maka perusahaan haruslah dalam keadaan
menguntungkan.
Hal ini berkaitan dengan pendapat Weston (1995:
237) rasio profitabilitas adalah untuk mengukur efektivitas
manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang
dihasilkan dari penjualan dan investasi. Pada industri
telekomunikasi di Indonesia ini hasil profitabilitasnya
sebesar 1.304.189%, karena dalam hal ini industri
telekomunikasi selama tahun 2000 sampai tahun 2006
dalam pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan
investasi sudah efektif, perusahaan bisa mengambil sebuah
keputusan dalam opresasi, pembiayaan maupun strategi
untuk kedepannya.
8 7
Islam mengakui peran laba dan membolehkan
individu mencari laba, meskipun harus berada dalam
ikatan nilai-nilai moral dan batasan-batasan kemaslahatan
umum. Juga telah diperlihatkan bahwa alokasi sumbersumber
daya akan cenderung lebih efisien dan adil dalam
sebuah perekonomian Islam dari pada sistem berbasis
bunga. Sehingga dalam hal ini profitabilitas atau
keuntungan dalam sebuah perusahaan itu diperbolehkan
dengan batasan-batasan tertentu. Telah disebutkan dalam
Al-Qur`an surat Al-Hadid ayat 25 sebagai berikut :
o‰s
)s
9 $uΖu=y™o‘r& $oΨn=s™a‘ IM≈uΖEit7o9$$I/ $uΖo9t“Ρr&uρ TΟsγyètΒ |=≈t šχ#u”Iϑo9$#uρ GA3o9$#
tΠθa)u‹I9 a¨$¨Ψ9$# AÝo¡E)o9$$I/ ( $uΖo9t“Ρr&uρ y‰ƒI‰pto:$# IμŠIù O¨u't/ O‰ƒI‰x© sìI%≈oΨtΒuρ
A¨$¨Ζ=I9 zΝn=÷èu‹I9uρ a!$# tΒ …cνc.YÇΖtƒ …a&s#s™a‘uρ I=o‹t O“ƒI“tã ;“Eθs% c!$# ¨βI) 4 óo9$$I/
∩⊄∈∪
Artinya :”Sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul-rasul Kami
dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami
turunkan bersama mereka Al kitab dan neraca (keadilan) supaya
manusia dapat melaksanakan keadilan. dan Kami ciptakan besi
yang padanya terdapat kekuatan yang hebat dan berbagai manfaat
bagi manusia, (supaya mereka mempergunakan besi itu) dan
supaya Allah mengetahui siapa yang menolong (agama)Nya dan
rasul-rasul-Nya Padahal Allah tidak dilihatnya. Sesungguhnya
Allah Maha kuat lagi Maha Perkasa”(al-hadiid:25).
8 8
8 9
b. Rasio Pertumbuhan (X2 )
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dijelaskan sebagai
berikut: rata-rata rasio pertumbuhan yang dicapai industri
telekomunikasi tertinggi pada laba per saham yaitu sebesar
7,924%, sedangkan terendah pada laba operasional bersih
yaitu sebesar -501%. Berdasarkan analisis diatas dapat
disimpulkan bahwa secara keseluruhan kinerja industri
telekomunikasi dalam mempertahankan posisi ekonomisnya
dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industri atau
pasar produk tempatnya beroperasi kurang optimal,
disebabkan karena rata-rata penjualan, laba operasi bersih
dan deviden per saham pada industri telekomunikasi
menghasilkan nilai yang rendah sehingga mengakibatkan
eksistensinya dalam pasar pertelekomunikasian Indonesia
mengalami sedikit penurunan.
Pada PT. Telekomunikasi Indonesia rasio
pertumbuhan dari tahun ketahun semakin menurun hal ini
disebabkan oleh tingkat pertumbuhan laba bersih
perusahaan lebih rendah dibandingkan laba per saham.
Pada PT. Indosat rasio pertumbuhan yang diperoleh
sangat rendah sekali dibandingkan dengan hasil dari rasio
yang lain karena PT. Indosat masih kurang menekankan
9 0
pada tingkat pertumuhannya. Oleh sebab itu rasio
pertumbuhan harus lebih ditingkatkan lagi karena akan
mempengaruhi pada pertahankan posisi ekonomisnya
dalam pertumbuhan ekonomi untuk dimasa mendatang.
Hal ini sesuai dengan pendapat Weston (1005:237) bahwa
rasio pertumbuhan adalah rasio yang mengukur kemampua
perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonomisnya
dalam pertumbuhan perekenomian dan dalam industri atau
pasar produk tempatnya beroperasi.
Sedangkan menurut pandangan Islam mengenai
pengembangan ataupun pertumbuhan perekonomian pada
industri telekomunikasi selama tidak melampui batas-batas
kadar dan ukurannya masih diperbolehkan pertumbuhan
ekonominya. Oleh sebab itu apabila suatu perusahaan dalam
melakukan usahanya tidak mengalami pertumbuhan maka
perekonomian ini akan terhenti dan mengakibatkan
masyarakat menjadi resah. Hal ini dapat dijelaskan dalam
AlQur’an surat Al-Hasyr ayat 19 yang berbunyi :
Ÿωuρ (#θcΡθa3s? tI%c!$%
x. (#θY¡nΣ c!$# oΝsγ9|¡Σr'sù oΝaκ|¦a%Ρr& 4 šI.‾≈s aΝeδ 9'ρe&
šχθa)A¡≈x ∩⊇∪ %o9$#
9 1
Artinya :
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan mnjadikan
padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala
sesuatu menurut ukuran (Qs. Al-hasyr:19).
Menurut Chapra (2000:79) mengemukakan bahwa
pertumbuhan akan redup dalam sebuah perekonomian
Islam sesudah penghapusan bunga. Adapun isi utama bagi
pertumbuhan yang berkesinambungan adalah tabungan,
investasi, kerja keras dan sepenuh hati, kemajuan teknologi,
dan manajemen kreatif.
9 2
9 3
c. Rasio Penilaian (X3 )
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dijelaskan sebagai berikut:
rata-rata rasio penilaian yang dicapai industri telekomunikasi
tertinggi pada hasil deviden yang ditambah dengan
keuntungan modal yaitu sebesar 310.162.650,30%, sedangkan
terendah pada harga pasar persaham terhadap nilai buku
ekuitas yaitu sebesar 717,846%. Berdasarkan analisis diatas
dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kinerja industri
telekomunikasi dalam mencapai nilai-nilai pasar sudah baik,
karena mampu menghasilkan nilai rasio yang cukup besar dari
tahun 2000-2006.
Pada PT. Telekomunikasi Indonesia, rasio penilaian yang
diperoleh selama tahun 2000 sampai tahun 2006 mengalami
terus peningkatan. Hal ini disebabkan pada PT. Telekomunikasi
Indonesia terus menakankan pada harga saham. Sehingga hasil
tertinggi yang diperoleh PT. Telekomunikasi Indonesia pada
tahun 2006 yaitu sebesar 28.198.032.
Pada PT. Indosat, rasio penilaian pasar yang diperoleh
selama tahun 2000 sampai tahun 2006 mengalami peningkatan.
Dalam hal ini PT. Indosat berbeda dengan PT. telekomunikasi
Indonesia yang mengalami peningkatan secara terus-menerus
9 4
pada rasio penilaian, dan PT. Indosat ini terjadi penurunan
selama satu tahun yaitu ada tahun 2003 setelah terjadi
penurunan tersebut. Pada tahun 2004 mulai ada peningkatan
terus sampai tahun 2006. sehingga dalam hal ini rasio penilaian
yang tertinggi terjadi pada tahun 2002 yaitu sebesar 18.477.250.
Hal ini terkait dengan pendapatnya Weston (1995:37)
bahwa rasio penilaian adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan untuk mencapai nilai-nilai pasar yang melebihi
pengeluaran arus kas. Oleh sebab itu pada industri
telekomunikasi ini, rasio penilaian pasar juga lebih ditekankan
karena untuk mencapai nilai-nilai pasar lebih besar maka
industi telekomunikasi meminimalis pengeluran kas.
Sedangkan nilai-nilai pasar diperoleh dari aktiva (harta) yang
diukur berdasarkan harga dasarnya yang menjadi subjek dalam
pengalokasian harga perolehan untuk dibebankan dalam
penyusutan.
Dari uraian diatas, terkait dengan pendapat Iwan
(2001:48) bahwa penilaian-penilaian pasar dapat diukur pada
dasar penilaian harta (aktiva). Sedangkan dasar penilaian harta
didalam Islam terdapat nilai-nilai dasar ekonomi yang
berfalsafah tauhid adalah sebagai berikut :
9 5
1. Kepemilikan
Dalam pemilikan ini penilaian dapat dilihat dari letak
pada kemanfaatannya dan bukan mengusai mutlak terhadap
sumber-sumber ekonomi. Seorang muslim yang tidak
memproduksi manfaat dari sumber-sumber yang
diamanatkan Allah padanya akan kehilangan hak atas
sumber-sumber tersebut. Hadist Nabi Muhammad SAW:
barang siapa menghidupkan sebidang tanah mati, maka tanah
itumenjadi miliknya. Dan tidak berha memilikinya orang yang
sekedar memagarinya degan tembok setelah tiga tahun.
2. Kesimbangan
dalam keseimbangan ini penilaiannya dapat dilahat
pada berbagai aspek tingkah laku ekonomi muslim. Dalam
hal ini keseimbangan,kesederhanaan berlaku dalam tingkah
laku ekonomi terutama dalam menjauhi konsumerisme.
3. Keadilan
Islam telah mengharamkan setiap hbungan bsinis yang
mengandung kedzaliman dan mewajibkan sepenuhnya
keadilan yang teraplikasikan dalam setiap hbungan dagang
dan kontrak-kontrak bisnis. Oleh karena itu, Islam melarang
ba’I al-gharar (jual beli yang tidak jelas sifat-sifat barangyang
ditransaksikan) karena megandng unsure ketidak jelasan
9 6
yang membahayakan salah satu pihak yang melakukan
transaksi (Yusuf Qardhawi, 1997:85).
Dalam hal ini maka dapat disimpulkan bahwa segala
sesuatu yang ada didunia maupun diakhirat yang telah
dilakukannya maka dinilai oleh Allah dan mereka harus
mempertanggung jawabkan di akhirat nantinya.
9 7
9 8
d. Perubahan Laba atau Earning Change (EC)
Diperoleh dari earning change after tax pada periode
tersebut dikurangi earning after tax pada periode sebelumnya
di bagi dengan earning after tax periode sebelumnya. Hal ini
tampak pada variabel berikut :
Tabel 4.7
Perubahan Laba
N
o
Nama
Perusahaan
2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
1.
PT
Telekomuni
kasi
Indonesia
0.471 0.948 -0.142 0.129 0.290 0.352
-1.000
2. PT Indosat
0.037 -0.670 1.798 0.041 -0.002 -0.126
-1.000
Rata-rata 0.0182
8
0.13887
9
0.28798
1
0.08512
5
0.1140
6
0.11323
7
-500,500
Tertinggi 0.471 0.948 1.798 0.129 0.290 0.352 -1.000
Terendah 0.037 -0.670 -0.142 0.041 -0.002 -0.126 -1.000
Sumber : Lampiran 2
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa perubahan
laba setelah pajak (prediksi laba) pada PT Telekomunikasi
Indonesia selama tujuh tahun terakhir yaitu tahun 2000-2006
rata-rata sebesar 1,11% lebih rendah dibandingkan dengan
rata-rata yang diperoleh PT Indosat yaitu sebesar 14,98%.
Sedangkan rata-rata perubahan laba setelah pajak (prediksi
laba) pada industri telekomunikasi sebesar 8,045%.
9 9
Terkait dengan pendapat Manullang (2005: 171) laba
tida muncul secara sistematis, melainkan membutuhkan
perencanaan yang baik untuk memprediksi laba tersebut.
Laba berasal dari keberhasilan manajemen dalam
mengorganisasikan kekuatan perusahaan dalam suatu tim
yang bertujuan mencari laba. Dalam Al-Qur’an disebutkan
pada surat Al-Baqarah ayat 16:
y7I.‾≈s9'ρe& tI%c!$# (#aρu
.t
Io©$# s's#≈n=āÒ9$# 3“y‰sγo9$$I/ $yϑsù Mpt.2u‘ oΝsγe?t≈p $tΒuρ gkIB
(#θcΡ%x ∩⊇∉∪ šI‰tGoγaΒ .
Artinya:
Mereka Itulah orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk,
Maka tidaklah beruntung perniagaan mereka dan tidaklah mereka
mendapat petunjuk.
Islam mengakui hak setiap orang untuk memiliki
semua harta benda yag diperolehnya dengan cara halal.
Akan tetapi islam tidak membenarkan pengunaan harta
yang diperoleh itu dengan cara sewenang-wenang.
Sedangkan dalam sebuah modal, produk, proses, sarana,
dan alat yang digunakan untuk menghimpun unsur-unsur
produk kehalalan harus dijaga, sehingga tidak akan ada
unsur riba (Misbahul dkk, 2006: 190). Dalam hal ini dapat
disimpulkan bahwa laba yang diperoleh dairi sebuah
10 0
perdagang diperbolehkan dan tidak oleh merugikan orang
lain karena di dalam ajaran Islam tujuan dan perekonoian ini
adalah untuk keaslahatan orang banyak.
2. Analisis Regresi Linier Berganda
a. PT. Telekomunikasi Indonesia
1) Uji Asumsi Klasik
Beberapa masalah sering timbul pada saat analisis
regresi digunakan untuk mengestimasi suatu model dengan
sejumlah data. Masalah tersebut dikategorikan dalam
asumsi klasik yaitu ada tidaknya masalah multikolonieritas,
autokorelasi, heterokedastisitas, dan normalitas. Berikut
akan membahas satu persatu masalah-masalah tersebut :
(a) Uji Multikolinieritas
Pada dasarnya, multikolinieritas yang sempurna
antara beberapa atau semua variabel bebas. Gejala
multikolinieritas dapat dideteksi dengan melihat besaran
Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance serta matriks
korelasi. Pengujian dilakukan dengan melihat nilai VIF,
jika kurang dari 10 maka tidak terjadi multikolinieritas
dan besarnya nilai tolerance lebih dari 0.05. dari
perhitungan regresi didapat nilai VIF dan Tolerance
sebagai berikut :
10 1
Tabel 4.8
Deteksi Multikolinieritas
Coefficientsa
,435 ,368 1,181 ,323
-1,06E-06 ,000 -,119 -,638 ,569 ,886 1,129
,000 ,000 ,723 3,860 ,031 ,882 1,134
5,576E-08 ,000 ,436 2,430 ,093 ,959 1,043
(Constant)
X1
X2
X3
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
a. Dependent Variable: Y
Dari output SPSS 11.5 diatas, pada variabel
profitabilitas (X1) didapatkan nilai VIF 1.129% dan
tolerance 0.886%, untuk variabel pertumbuhan (X2)
mempunyai nilai VIF 1.134 dan tolerance 0.882%,
sedangkan untuk variabel penilaian (X3) didapatkan
nilai VIF 1.043% dan tolerance 0.959%. Nilai VIF untuk
ketiga variabel tersebut semuanya lebih kecil dari 10 dan
nilai tolerance lebih besar dari 0.05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas
diantara ketiga variabel tersebut.
(b) Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul dikarenakan residual tidak
bebas dari satu observasi ke observasi lainnya, yang
sering timbul bila kita menggunakan data runtut waktu
(time series). Salah satu cara untuk mendeteksi ada
tidaknya autokorelasi adalah dengan cara mendeteksi
10 2
apakah suatu model terkena masalah serial correlation,
digunakan uji Durbin-Watson.
Adapun hipotesis yang diuji adalah :
H0 : tidak ada autokorelasi dalam model
H1 : ada autokorelasi dalam model empiris
Pedominannya yaitu menolak Ho yang menyatakan
ada masalah autokorelasi dalam model bila dhitung
- 4-dL. Menerima Ho yang menyatakan tidak ada
masalah autokorelasi dalam model bila dU< dhitung <4-du data-blogger-escaped--0="" data-blogger-escaped--1="" data-blogger-escaped--2="" data-blogger-escaped--4="" data-blogger-escaped--="" data-blogger-escaped-.="" data-blogger-escaped-0.05.="" data-blogger-escaped-0.05="" data-blogger-escaped-0.262.="" data-blogger-escaped-0.275="" data-blogger-escaped-0.904="" data-blogger-escaped-0="" data-blogger-escaped-1.106="" data-blogger-escaped-10="" data-blogger-escaped-11="" data-blogger-escaped-19="" data-blogger-escaped-1="" data-blogger-escaped-2001="" data-blogger-escaped-2="" data-blogger-escaped-3.633="" data-blogger-escaped-3.824="" data-blogger-escaped-3="" data-blogger-escaped-4-dl="" data-blogger-escaped-4-du="" data-blogger-escaped-4.10="" data-blogger-escaped-4.11="" data-blogger-escaped-4.18="" data-blogger-escaped-4.3="" data-blogger-escaped-4.9="" data-blogger-escaped-4="" data-blogger-escaped-5="" data-blogger-escaped-6="" data-blogger-escaped-7="" data-blogger-escaped-8="" data-blogger-escaped-97="" data-blogger-escaped-9="" data-blogger-escaped-:="" data-blogger-escaped-a.="" data-blogger-escaped-a3s="" data-blogger-escaped-a="" data-blogger-escaped-ada="" data-blogger-escaped-adalah="" data-blogger-escaped-adapun="" data-blogger-escaped-adj.="" data-blogger-escaped-adjusted="" data-blogger-escaped-agar="" data-blogger-escaped-akan="" data-blogger-escaped-al-hasyr:19="" data-blogger-escaped-al-hasyr="" data-blogger-escaped-alat="" data-blogger-escaped-allah="" data-blogger-escaped-alqur="" data-blogger-escaped-an="" data-blogger-escaped-analisis="" data-blogger-escaped-angka="" data-blogger-escaped-antar="" data-blogger-escaped-antara="" data-blogger-escaped-apabila="" data-blogger-escaped-apakah="" data-blogger-escaped-arning="" data-blogger-escaped-artinya="" data-blogger-escaped-asumsi="" data-blogger-escaped-atas="" data-blogger-escaped-atau="" data-blogger-escaped-atson="" data-blogger-escaped-autokorelasi.="" data-blogger-escaped-autokorelasi="" data-blogger-escaped-ayat="" data-blogger-escaped-b.="" data-blogger-escaped-b="" data-blogger-escaped-bagi="" data-blogger-escaped-bahwa="" data-blogger-escaped-baik="" data-blogger-escaped-banyaknya="" data-blogger-escaped-bebas.="" data-blogger-escaped-bebas="" data-blogger-escaped-beberapa="" data-blogger-escaped-berarti="" data-blogger-escaped-berbunyi="" data-blogger-escaped-berdasarkan="" data-blogger-escaped-berganda="" data-blogger-escaped-bergelombang="" data-blogger-escaped-berikut:="" data-blogger-escaped-berikut="" data-blogger-escaped-berpengaruh="" data-blogger-escaped-bertujuan="" data-blogger-escaped-berupa="" data-blogger-escaped-besar="" data-blogger-escaped-besaran="" data-blogger-escaped-besarnya="" data-blogger-escaped-beta="" data-blogger-escaped-bila="" data-blogger-escaped-bumi="" data-blogger-escaped-c="" data-blogger-escaped-cara="" data-blogger-escaped-change="" data-blogger-escaped-coefficients="" data-blogger-escaped-coefficientsa="" data-blogger-escaped-collinearity="" data-blogger-escaped-correlation="" data-blogger-escaped-d-w="1,254" data-blogger-escaped-d="" data-blogger-escaped-daerah="" data-blogger-escaped-dalam="" data-blogger-escaped-dan="" data-blogger-escaped-dapat="" data-blogger-escaped-dari:="" data-blogger-escaped-dari="" data-blogger-escaped-dasar="" data-blogger-escaped-dasarnya="" data-blogger-escaped-data.="" data-blogger-escaped-data="" data-blogger-escaped-dengan="" data-blogger-escaped-dependent="" data-blogger-escaped-deteksi="" data-blogger-escaped-dhitung="" data-blogger-escaped-di="" data-blogger-escaped-diakhirat="" data-blogger-escaped-diantara="" data-blogger-escaped-diatas="" data-blogger-escaped-dibawah="" data-blogger-escaped-didalam="" data-blogger-escaped-didapat="" data-blogger-escaped-didapatkan="" data-blogger-escaped-dideteksi="" data-blogger-escaped-digunakan="" data-blogger-escaped-dijelaskan="" data-blogger-escaped-dikarenakan="" data-blogger-escaped-dikategorikan="" data-blogger-escaped-dilakukan="" data-blogger-escaped-dilakukannya="" data-blogger-escaped-dilihat="" data-blogger-escaped-dimana="" data-blogger-escaped-dipakai="" data-blogger-escaped-diperbolehkan="" data-blogger-escaped-diperoleh="" data-blogger-escaped-diprediksi="" data-blogger-escaped-disimpulkan="" data-blogger-escaped-distudentized="" data-blogger-escaped-diuji="" data-blogger-escaped-dl="" data-blogger-escaped-dominan="" data-blogger-escaped-du="" data-blogger-escaped-dua="" data-blogger-escaped-durbin-w="" data-blogger-escaped-durbin-watson.="" data-blogger-escaped-durbin="" data-blogger-escaped-e="" data-blogger-escaped-ekonominya="" data-blogger-escaped-empiris="" data-blogger-escaped-error="" data-blogger-escaped-estimasi="" data-blogger-escaped-estimate="" data-blogger-escaped-f-stat="9,777" data-blogger-escaped-f="" data-blogger-escaped-factor="" data-blogger-escaped-faktor="" data-blogger-escaped-gambar="" data-blogger-escaped-gejala="" data-blogger-escaped-grafik="" data-blogger-escaped-guna="" data-blogger-escaped-gunung-gunung="" data-blogger-escaped-h0="" data-blogger-escaped-h1="" data-blogger-escaped-hal="" data-blogger-escaped-hambatan="" data-blogger-escaped-hasil="" data-blogger-escaped-heterokedastisitas.="" data-blogger-escaped-heterokedastisitas="" data-blogger-escaped-heteroskesdastisitas.="" data-blogger-escaped-heteroskesdastisitas="" data-blogger-escaped-hipotasis="" data-blogger-escaped-hipotesis="" data-blogger-escaped-hitung="" data-blogger-escaped-hitungan="" data-blogger-escaped-ho="" data-blogger-escaped-indonesia.="" data-blogger-escaped-indonesia="" data-blogger-escaped-indosat="" data-blogger-escaped-inflation="" data-blogger-escaped-informasi="" data-blogger-escaped-ini="" data-blogger-escaped-islam="" data-blogger-escaped-itu="" data-blogger-escaped-jawabkan="" data-blogger-escaped-jelas="" data-blogger-escaped-jika="" data-blogger-escaped-jumlah="" data-blogger-escaped-kami="" data-blogger-escaped-karena="" data-blogger-escaped-ke="" data-blogger-escaped-kecil="" data-blogger-escaped-kedua="" data-blogger-escaped-kegiatan="" data-blogger-escaped-kemaslahatan="" data-blogger-escaped-kemudian="" data-blogger-escaped-keputusan="" data-blogger-escaped-ketiga="" data-blogger-escaped-keuntungan="" data-blogger-escaped-kinerja="" data-blogger-escaped-kita="" data-blogger-escaped-klasik="" data-blogger-escaped-koefisien="" data-blogger-escaped-komunikasi="" data-blogger-escaped-konstanta="" data-blogger-escaped-korelasi.="" data-blogger-escaped-kritis="" data-blogger-escaped-kurang="" data-blogger-escaped-laba="" data-blogger-escaped-lain.="" data-blogger-escaped-lainnya="" data-blogger-escaped-lampiran="" data-blogger-escaped-lebih="" data-blogger-escaped-linier="" data-blogger-escaped-maka="" data-blogger-escaped-makin="" data-blogger-escaped-masalah-masalah="" data-blogger-escaped-masalah="" data-blogger-escaped-masingmasing="" data-blogger-escaped-masyarakat.="" data-blogger-escaped-masyarakat="" data-blogger-escaped-matriks="" data-blogger-escaped-maupun="" data-blogger-escaped-melakukan="" data-blogger-escaped-melebar="" data-blogger-escaped-melihat="" data-blogger-escaped-membahas="" data-blogger-escaped-membentuk="" data-blogger-escaped-mempertahankan="" data-blogger-escaped-memprediksi="" data-blogger-escaped-mempunyai="" data-blogger-escaped-menanggulangi="" data-blogger-escaped-mendeteksi="" data-blogger-escaped-mengakibatkan="" data-blogger-escaped-mengalami="" data-blogger-escaped-mengenai="" data-blogger-escaped-mengestimasi="" data-blogger-escaped-mengetahui="" data-blogger-escaped-menggunakan="" data-blogger-escaped-menghamparkan="" data-blogger-escaped-menguji="" data-blogger-escaped-menilai="" data-blogger-escaped-menjadi="" data-blogger-escaped-menolak="" data-blogger-escaped-menunjukkan="" data-blogger-escaped-menurut="" data-blogger-escaped-menyatakan="" data-blogger-escaped-menyebar="" data-blogger-escaped-menyempit="" data-blogger-escaped-mereka.="" data-blogger-escaped-merugikan="" data-blogger-escaped-merupakan="" data-blogger-escaped-mnjadikan="" data-blogger-escaped-model="" data-blogger-escaped-multikolinieritas="" data-blogger-escaped-multikolonieritas="" data-blogger-escaped-muncul="" data-blogger-escaped-n="" data-blogger-escaped-namun="" data-blogger-escaped-negara.="" data-blogger-escaped-nilai="" data-blogger-escaped-normalitas.="" data-blogger-escaped-o9="" data-blogger-escaped-o="" data-blogger-escaped-observasi="" data-blogger-escaped-of="" data-blogger-escaped-oleh="" data-blogger-escaped-onstant="" data-blogger-escaped-output="" data-blogger-escaped-pada="" data-blogger-escaped-padanya="" data-blogger-escaped-paling="" data-blogger-escaped-pandangan="" data-blogger-escaped-parsial="" data-blogger-escaped-pedomannya="" data-blogger-escaped-penelitian="" data-blogger-escaped-pengamatan="" data-blogger-escaped-pengambilan="" data-blogger-escaped-pengaruh="" data-blogger-escaped-pengembangan="" data-blogger-escaped-pengganggu="" data-blogger-escaped-pengujian="" data-blogger-escaped-penilaian.="" data-blogger-escaped-penilaian="" data-blogger-escaped-perbolekan="" data-blogger-escaped-perdagangan="" data-blogger-escaped-perekonomian="" data-blogger-escaped-perhitungan="" data-blogger-escaped-persamaan="" data-blogger-escaped-persatu="" data-blogger-escaped-pertama="" data-blogger-escaped-pertanggung="" data-blogger-escaped-pertukaran="" data-blogger-escaped-pertumbuhan.="" data-blogger-escaped-pertumbuhan="" data-blogger-escaped-perubahan="" data-blogger-escaped-perusahaan.="" data-blogger-escaped-perusahaan="" data-blogger-escaped-plot="" data-blogger-escaped-pola="" data-blogger-escaped-pont-point="" data-blogger-escaped-posisi="" data-blogger-escaped-predicted="" data-blogger-escaped-predictors:="" data-blogger-escaped-prediksi="" data-blogger-escaped-probabilitas="" data-blogger-escaped-profitabilitas="" data-blogger-escaped-pt.="" data-blogger-escaped-r="" data-blogger-escaped-rasio="" data-blogger-escaped-regresi="" data-blogger-escaped-resah.="" data-blogger-escaped-residual="" data-blogger-escaped-rror="" data-blogger-escaped-runtut="" data-blogger-escaped-s.="" data-blogger-escaped-s="" data-blogger-escaped-saat="" data-blogger-escaped-salah="" data-blogger-escaped-sama="" data-blogger-escaped-sangat="" data-blogger-escaped-satu="" data-blogger-escaped-scatter="" data-blogger-escaped-sebab="" data-blogger-escaped-sebagai="" data-blogger-escaped-sebesar="" data-blogger-escaped-sebuah="" data-blogger-escaped-secara="" data-blogger-escaped-sedangkan="" data-blogger-escaped-segala="" data-blogger-escaped-sehingga="" data-blogger-escaped-sejumlah="" data-blogger-escaped-seluruh="" data-blogger-escaped-semakin="" data-blogger-escaped-sempurna="" data-blogger-escaped-semua="" data-blogger-escaped-semuanya="" data-blogger-escaped-seperti="" data-blogger-escaped-serial="" data-blogger-escaped-series="" data-blogger-escaped-sering="" data-blogger-escaped-serta="" data-blogger-escaped-sesuatu="" data-blogger-escaped-sesungguhnya="" data-blogger-escaped-sig-t="" data-blogger-escaped-sig.="" data-blogger-escaped-sig="" data-blogger-escaped-signifikan="" data-blogger-escaped-simultan.="" data-blogger-escaped-singnifikan="" data-blogger-escaped-sisanya="" data-blogger-escaped-spss11.5="" data-blogger-escaped-square="" data-blogger-escaped-squire="0,907" data-blogger-escaped-standardized="" data-blogger-escaped-standart="" data-blogger-escaped-statistics="" data-blogger-escaped-std.="" data-blogger-escaped-studentized="" data-blogger-escaped-suatu="" data-blogger-escaped-sumber="" data-blogger-escaped-sumbu="" data-blogger-escaped-summaryb="" data-blogger-escaped-surat="" data-blogger-escaped-swt="" data-blogger-escaped-t-stat="" data-blogger-escaped-t="" data-blogger-escaped-tabel="" data-blogger-escaped-tbk="" data-blogger-escaped-telah="" data-blogger-escaped-telekomunikasi="" data-blogger-escaped-tepat="" data-blogger-escaped-teratur="" data-blogger-escaped-terdapat="" data-blogger-escaped-terdiri="" data-blogger-escaped-terhadap="" data-blogger-escaped-terhambat="" data-blogger-escaped-terhenti="" data-blogger-escaped-terikat.="" data-blogger-escaped-terjadi="" data-blogger-escaped-terjadinya="" data-blogger-escaped-terkena="" data-blogger-escaped-terletak="" data-blogger-escaped-tersebut.="" data-blogger-escaped-tersebut="" data-blogger-escaped-tertentu="" data-blogger-escaped-tetap="" data-blogger-escaped-the="" data-blogger-escaped-tidak="" data-blogger-escaped-tidaknya="" data-blogger-escaped-timbul="" data-blogger-escaped-time="" data-blogger-escaped-tingkat="" data-blogger-escaped-titik-titik="" data-blogger-escaped-titik="" data-blogger-escaped-tolerance="" data-blogger-escaped-tumbuhkan="" data-blogger-escaped-u="" data-blogger-escaped-ujarati="" data-blogger-escaped-uji="" data-blogger-escaped-ukuran="" data-blogger-escaped-unstandardized="" data-blogger-escaped-untuk="" data-blogger-escaped-usaha="" data-blogger-escaped-usahanya="" data-blogger-escaped-value="" data-blogger-escaped-variabel-variabel="" data-blogger-escaped-variabel="" data-blogger-escaped-variable:="" data-blogger-escaped-variance="" data-blogger-escaped-vif="" data-blogger-escaped-waktu="" data-blogger-escaped-watson.="" data-blogger-escaped-watson="" data-blogger-escaped-x.="" data-blogger-escaped-x1="" data-blogger-escaped-x2="" data-blogger-escaped-x3="" data-blogger-escaped-x="" data-blogger-escaped-y.="" data-blogger-escaped-y="" data-blogger-escaped-yaitu="" data-blogger-escaped-yang="">4-dL. Menerima Ho yang
menyatakan tidak ada masalah autokorelasi dalam
model bila dU< dhitung <4-du data-blogger-escaped--0="" data-blogger-escaped--1="" data-blogger-escaped--4="" data-blogger-escaped--="" data-blogger-escaped-.="" data-blogger-escaped-0="" data-blogger-escaped-1.="" data-blogger-escaped-11="" data-blogger-escaped-13="" data-blogger-escaped-1="" data-blogger-escaped-2.="" data-blogger-escaped-2001="" data-blogger-escaped-2="" data-blogger-escaped-3="" data-blogger-escaped-4-dl="" data-blogger-escaped-4-du="" data-blogger-escaped-4.12="" data-blogger-escaped-4.13="" data-blogger-escaped-4.18="" data-blogger-escaped-4="" data-blogger-escaped-5="" data-blogger-escaped-6="" data-blogger-escaped-93="" data-blogger-escaped-:="" data-blogger-escaped-a.="" data-blogger-escaped-a="" data-blogger-escaped-ada="" data-blogger-escaped-adalah="" data-blogger-escaped-adj.="" data-blogger-escaped-adjusted="" data-blogger-escaped-agar="" data-blogger-escaped-akan="" data-blogger-escaped-alat="" data-blogger-escaped-allah="" data-blogger-escaped-analisis="" data-blogger-escaped-angka="" data-blogger-escaped-antar="" data-blogger-escaped-antara="" data-blogger-escaped-apabila="" data-blogger-escaped-apakah="" data-blogger-escaped-arning="" data-blogger-escaped-atas="" data-blogger-escaped-atau="" data-blogger-escaped-atson="" data-blogger-escaped-autokorelasi.="" data-blogger-escaped-autokorelasi="" data-blogger-escaped-b.="" data-blogger-escaped-bagi="" data-blogger-escaped-bahwa="" data-blogger-escaped-baik="" data-blogger-escaped-banyaknya="" data-blogger-escaped-bebas.="" data-blogger-escaped-bebas="" data-blogger-escaped-berarti="" data-blogger-escaped-berdasarkan="" data-blogger-escaped-berganda="" data-blogger-escaped-bergelombang="" data-blogger-escaped-berikut="" data-blogger-escaped-berpengaruh="" data-blogger-escaped-bertujuan="" data-blogger-escaped-berupa="" data-blogger-escaped-c.="" data-blogger-escaped-cara="" data-blogger-escaped-change="" data-blogger-escaped-d-w="1,633" data-blogger-escaped-d.="" data-blogger-escaped-d="" data-blogger-escaped-daerah="" data-blogger-escaped-dalam="" data-blogger-escaped-dan="" data-blogger-escaped-dapat="" data-blogger-escaped-dari:="" data-blogger-escaped-dari="" data-blogger-escaped-dasar="" data-blogger-escaped-data="" data-blogger-escaped-dengan="" data-blogger-escaped-dependent="" data-blogger-escaped-deteksi="" data-blogger-escaped-dhitung="1.254." data-blogger-escaped-di-studentized="" data-blogger-escaped-di="" data-blogger-escaped-diakhirat="" data-blogger-escaped-diantara="" data-blogger-escaped-diatas="" data-blogger-escaped-dibawah="" data-blogger-escaped-didapatkan="" data-blogger-escaped-dideteksi="" data-blogger-escaped-digunakan="" data-blogger-escaped-dijelaskan="" data-blogger-escaped-dilakukan="" data-blogger-escaped-dilakukannya="" data-blogger-escaped-dilihat="" data-blogger-escaped-dimana="" data-blogger-escaped-dipakai="" data-blogger-escaped-diperbolehkan="" data-blogger-escaped-diperoleh="" data-blogger-escaped-diprediksi="" data-blogger-escaped-disimpulkan="" data-blogger-escaped-dl="" data-blogger-escaped-dominan="" data-blogger-escaped-du="" data-blogger-escaped-dua="" data-blogger-escaped-durbin-w="" data-blogger-escaped-durbin="" data-blogger-escaped-ekonominya="" data-blogger-escaped-error="" data-blogger-escaped-estimasi="" data-blogger-escaped-estimate="" data-blogger-escaped-f-stat="13,410" data-blogger-escaped-f="" data-blogger-escaped-faktor="" data-blogger-escaped-gambar="" data-blogger-escaped-gejala="" data-blogger-escaped-grafik="" data-blogger-escaped-hal="" data-blogger-escaped-hasil="" data-blogger-escaped-heterokedastisitas.="" data-blogger-escaped-heterokedastisitas="" data-blogger-escaped-heteroskesdastisitas.="" data-blogger-escaped-heteroskesdastisitas="" data-blogger-escaped-hipotasis="" data-blogger-escaped-hipotesis="" data-blogger-escaped-hitung="" data-blogger-escaped-hitungan="" data-blogger-escaped-indosat.="" data-blogger-escaped-indosat="" data-blogger-escaped-informasi="" data-blogger-escaped-ini="" data-blogger-escaped-islam="" data-blogger-escaped-jawabkan="" data-blogger-escaped-jelas="" data-blogger-escaped-jika="" data-blogger-escaped-jumlah="" data-blogger-escaped-karena="" data-blogger-escaped-ke="" data-blogger-escaped-kecil="" data-blogger-escaped-kedua="" data-blogger-escaped-kegiatan="" data-blogger-escaped-kemaslahatan="" data-blogger-escaped-kemudian="" data-blogger-escaped-keputusan="" data-blogger-escaped-keuntungan="" data-blogger-escaped-kinerja="" data-blogger-escaped-koefisien="" data-blogger-escaped-komunikasi="" data-blogger-escaped-konstanta="" data-blogger-escaped-kritis="" data-blogger-escaped-kunta="" data-blogger-escaped-laba="" data-blogger-escaped-lain="" data-blogger-escaped-lampiran="" data-blogger-escaped-lebih="" data-blogger-escaped-linier="" data-blogger-escaped-maka="" data-blogger-escaped-makin="" data-blogger-escaped-masing-masing="" data-blogger-escaped-masyarakat.="" data-blogger-escaped-masyarakat="" data-blogger-escaped-maupun="" data-blogger-escaped-melebar="" data-blogger-escaped-melihat="" data-blogger-escaped-membentuk="" data-blogger-escaped-mempertahankan="" data-blogger-escaped-memprediksi="" data-blogger-escaped-mempunyai="" data-blogger-escaped-mengakibatkan="" data-blogger-escaped-mengetahui="" data-blogger-escaped-menguji="" data-blogger-escaped-menilai="" data-blogger-escaped-menunjukkan="" data-blogger-escaped-menurut="" data-blogger-escaped-menyebar="" data-blogger-escaped-menyempit="" data-blogger-escaped-merugikan="" data-blogger-escaped-merupakan="" data-blogger-escaped-model="" data-blogger-escaped-namun="" data-blogger-escaped-nbsp="" data-blogger-escaped-negara.="" data-blogger-escaped-nilai="" data-blogger-escaped-of="" data-blogger-escaped-oleh="" data-blogger-escaped-onstant="" data-blogger-escaped-pada="" data-blogger-escaped-paling="" data-blogger-escaped-pandangan="" data-blogger-escaped-penelitian="" data-blogger-escaped-pengamatan="" data-blogger-escaped-pengambilan="" data-blogger-escaped-pengaruh="" data-blogger-escaped-pengganggu="" data-blogger-escaped-pengujian="" data-blogger-escaped-penilaian.="" data-blogger-escaped-penilaian="" data-blogger-escaped-perbolekan="" data-blogger-escaped-perdagangan="" data-blogger-escaped-persamaan="" data-blogger-escaped-pertama="" data-blogger-escaped-pertanggung="" data-blogger-escaped-pertukaran="" data-blogger-escaped-pertumbuhan="" data-blogger-escaped-perubahan="" data-blogger-escaped-perusahaan="" data-blogger-escaped-plot="" data-blogger-escaped-pola="" data-blogger-escaped-pont-point="" data-blogger-escaped-posisi="" data-blogger-escaped-predicted="" data-blogger-escaped-predictors:="" data-blogger-escaped-prediksi="" data-blogger-escaped-pro="" data-blogger-escaped-probabilitas="" data-blogger-escaped-profitabilitas.="" data-blogger-escaped-profitabilitas="" data-blogger-escaped-pt.="" data-blogger-escaped-r="" data-blogger-escaped-rasio="" data-blogger-escaped-regresi="" data-blogger-escaped-residual="" data-blogger-escaped-rror="" data-blogger-escaped-sama="" data-blogger-escaped-sangat="" data-blogger-escaped-scatter="" data-blogger-escaped-sebagai="" data-blogger-escaped-sebesar="" data-blogger-escaped-sebuah="" data-blogger-escaped-secara="" data-blogger-escaped-sedangkan="" data-blogger-escaped-segala="" data-blogger-escaped-sehingga="" data-blogger-escaped-seluruh="" data-blogger-escaped-semakin="" data-blogger-escaped-seperti="" data-blogger-escaped-serta="" data-blogger-escaped-sesuatu="" data-blogger-escaped-sesungguhnya="" data-blogger-escaped-sig-t="" data-blogger-escaped-sig="" data-blogger-escaped-signifikan="" data-blogger-escaped-simultan.="" data-blogger-escaped-simultan="" data-blogger-escaped-singnifikan="" data-blogger-escaped-sisanya="" data-blogger-escaped-span="" data-blogger-escaped-square="" data-blogger-escaped-squire="0,931" data-blogger-escaped-standardized="" data-blogger-escaped-standart="" data-blogger-escaped-std.="" data-blogger-escaped-studentized="" data-blogger-escaped-suatu="" data-blogger-escaped-sumber="" data-blogger-escaped-sumbu="" data-blogger-escaped-summaryb="" data-blogger-escaped-swt="" data-blogger-escaped-t-stat="" data-blogger-escaped-t="" data-blogger-escaped-tabel="" data-blogger-escaped-telah="" data-blogger-escaped-tepat="" data-blogger-escaped-teratur="" data-blogger-escaped-terdiri="" data-blogger-escaped-terhadap="" data-blogger-escaped-terhambat="" data-blogger-escaped-terhenti="" data-blogger-escaped-terikat.="" data-blogger-escaped-terjadi="" data-blogger-escaped-terletak="" data-blogger-escaped-tersebut="" data-blogger-escaped-tertentu="" data-blogger-escaped-tetap="" data-blogger-escaped-the="" data-blogger-escaped-tidak="" data-blogger-escaped-tidaknya="" data-blogger-escaped-tingkat="" data-blogger-escaped-titik-titik="" data-blogger-escaped-titik="" data-blogger-escaped-ujarati="" data-blogger-escaped-uji="" data-blogger-escaped-ukuran="" data-blogger-escaped-untuk="" data-blogger-escaped-usaha="" data-blogger-escaped-value="" data-blogger-escaped-variabel-variabel="" data-blogger-escaped-variabel="" data-blogger-escaped-variable:="" data-blogger-escaped-watson.="" data-blogger-escaped-watson="" data-blogger-escaped-x1="" data-blogger-escaped-x2="" data-blogger-escaped-x3="" data-blogger-escaped-x="" data-blogger-escaped-y.="" data-blogger-escaped-y="-0,754" data-blogger-escaped-yaitu="" data-blogger-escaped-yang="">
0 Komentar