DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL......................................................................................
i
LEMBAR
PERSETUJUAN..........................................................................
ii
LEMBAR
PENGESAHAN..........................................................................
iii
SURAT
PERNYATAAN ............................................................................
iv
PERSEMBAHAN.........................................................................................
v
MOTTO
.........................................................................................................
vi
KATA
PENGANTAR..................................................................................
vii
DAFTAR
ISI
..............................................................................................
viii
DAFTAR
TABEL..........................................................................................
x
DAFTAR
GAMBAR
....................................................................................
xvi
DAFTAR
LAMPIRAN................................................................................
xvii
ABSTRAK.....................................................................................................
xviii
BAB
I :
PENDAHULUAN......................................................................
1
A
Latar Belakang..................................................................
1
B
Rumusan Masalah........................................................... 6
C
Tujuan Penelitian............................................................ 6
D
Batasan Penelitian ......................................................... 6
E
Manfaat Penelitian ........................................................ 7
A
Penelitian Terdahulu.................................................... 8
B
Kajian Teoritis ...............................................................
16
1.
Modal Kerja ................................................................ 16
a
Pengertian Modal Kerja ...................................... 16
b
Jenis-jenis Modal Kerja ........................................ 17
c
Faktor-faktor yang mempengaruhi Modal
Kerja........................................................................
19
d
Sumber Modal Kerja............................................ 20
e
Manfaat Modal Kerja........................................... 21
f
Perputaran Modal Kerja...................................... 22
g
Efisiensi Modal Kerja.......................................... 23
2.
Profitabilitas...............................................................
27
a
Pengertian Profitabilitas..................................... 27
b
Jenis –jenis Profitabilitas...................................... 27
C
Kerangka Berpikir.......................................................... 31
BAB
III : METODE PENELITIAN..................................................... 32
A
Lokasi Penelitian.............................................................
32
B
Jenis Penelitian.................................................................
32
C
Instrumen Penelitian....................................................... 32
D
Sumber
Data..................................................................... 33
E
Metode Pengumpulan Data........................................... 33
F
Model Analisis Data........................................................ 34
BAB
IV :ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN.............................................................................................
36
A
Paparan Data Hasil Penelitian....................................... 36
1.
Gambaran Umum Perusahaan............................. 36
2.
Lokasi P.T. Bentoel Internasional Investama
Tbk............................................................................
44
3.
Jajaran Direksi P.T. Bentoel Internasional Investama
Tbk............................................................................
44
B
Pembahasan Hasil Penelitian........................................ 45
1.
Modal Kerja............................................................. 45
2.
Analisis rasio Profitabilitas................................... 48
BAB
V : KESIMPULAN DAN SARAN.................................. 61
A
Kesimpulan...................................................................
61
B
Saran...............................................................................
62
DAFTAR
PUSTAKA..................................................................................
LAMPIRAN................................................................................................
DAFTAR
TABEL
Tabel
2.1. : Perbedaan Penelitian Ini dengan Penelitian-penelitian
Terdahulu.................................................................................12
Tabel
4.1. : Modal Kerja
Bersih................................................................ 45
Tabel
4.2. : Efisiensi Modal Kerja
........................................................... 46
Tabel
4.3. : Profitabilitas...........................................................................
48
DAFTAR
GAMBAR
Gambar
2.1 : Kerangka
Berpikir............................................................ 31
Gambar
4.1 : Grafik gross profit margin..............................................
49
Gambar
4.2 : Grafik net profit
margin.................................................. 51
Gambar
4.3 : Grafik operting profit margin........................................ 52
Gambar
4.4 : Grafik Return On Assets................................................
54
Gambar
4.5 : Grafik Return On Equity............................................... 55
DAFTAR
LAMPIRAN
Lampiran
1 : Neraca konsolidasi 2003-2006
Lampiran
2 : Laporan Laba-Rugi konsolidasi 2003-2006
Lampiran
3 : Laporan Perubahan Ekuitas Konsolidasi 2003-2006
Lampiran
4 : Laporan Arus Kas Konsolidasi 2003-2006
Lampiran
5 : Surat Izin Penelitian
Lampiran
6 : Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran
7 : Bukti Konsultasi
Pengolahan OLAH SKRIPSI Penelitian, Pengolahan DAFTAR CONTOH SKRIPSI
Statistik, Olah SKRIPSI SARJANA, JASA Pengolahan SKRISPI LENGKAP Statistik, Jasa Pengolahan SKRIPSI EKONOMI
Skripsi, Jasa Pengolahan SPSS CONTOH SKRIPSI , Analisis JASA SKRIPSIKebutuhan
modal kerja harus direncanakan dengan sebaik-baiknya, jangan sampai
kekurangan ataupun kelebihan. Jika modal kerja dalam perusahaan kurang
atau terlalu kecil, maka akan dapat mengganggu operasional perusahaan
dan bahkan dapat menyebabkan kegagalan. Sebaliknya jika modal kerja
terlalu besar, hal ini menunjukkan adanya dana yang kurang produktif dan
dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kesempatan
untuk memperoleh keuntungan telah disia-siakan (Munawir, 2004: 114).
Dengan demikian, maka dapat diartikan bahwa modal kerja yang terlalu
besar berkibat menurunnya kemampuan menghasilkan keuntungan, akibat
adanya modal kerja yang menganggur. Modal kerja juga mempunyai pengaruh
terhadap laba yang akan dicapai oleh perusahaan, yang tercermin oleh
tingkat profitabilitas yang tinggi. Dan untuk mencapai tingkat
profitabilitas yang tinggi, maka perusahaan harus mengelola modal
kerjanya secara efisien dengan manajemen yang baik. Hal ini juga
terbukti dalam penelitian yang dilakukan oleh Eni Ismiati (2005),
pengelolaan sumber modal kerja pada Koperasi Agro Niaga Jaya Abadi
Unggul, Jabung, Malang masih kurang efektif,
dibuktikan dengan adanya dana menganggur di setiap periode. Dan jika
dilihat dari kondisi keuangan pada Koperasi Agro Niaga Jaya Abadi Unggul
masih berada di bawah 200%, sehingga Koperasi Agro Niaga Jaya Abadi
Unggul dapat dikatakan masih kurang liquid.
Modal kerja yang cukup mempunyai peranan yang sangat penting bagi
perusahaan, karena dengan kondisi modal kerja tersebut akan memungkinkan
bagi perusahaan untuk beroperasi sesuai dengan kelayakan finansial
menurut aktivitas yang ada, serta perusahaan tidak mengalami kesulitan
keuangan. Apabila perusahaan kekurangan modal kerja untuk meningkatkan
produksinya, maka kemungkinan besar akan kehilangan pendapatan dan
keuntungan. Menurut Sartono (1998: 494) investasi modal kerja merupakan
proses terus menerus selama perusahaan beroperasi, yang dipengaruhi
oleh:
1. Tingkat investasi aktiva lancar
2. Proporsi hutang jangka pendek yang digunakan
3. Tingkat investasi pada setiap jenis aktiva lancar
4. Sumber dana yang spesifik dan komposisi hutang lancar yang harus
dipertahankan
Modal kerja yang baik adalah modal kerja yang dapat menaikkan tingkat
nilai dari perusahaan itu sendiri dengan cara memilih sumber dan
menggunakan modal itu dengan tepat, sehingga profitabilitas yang
diperoleh akan meningkat. Salah satu cara untuk
untuk menjaga likuiditas serta mencapai keuntungan yang optimal, adalah
dengan cara mengalokasikan modal kerja yang tepat dan efisien dalam
aktivitas perusahaan.
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya, selama periode
tertentu. rasio ini adalah rasio yang menunjukkan laba dalam hubungannya
dengan penjualan, dan menunjukkan laba dalam hubungannya dengan
investasi (Martono, 2004 : 59).
PT. Bentoel International Investama Tbk merupakan salah satu perusahaan
rokok terbesar di Indonesia, perusahaan ini berdomisili di Jakarta
dengan kantor pusat beralamat di Menara Rajawali Lantai 23, Jln. Mega
Kuningan Lot 5.1 Jakarta. Sejarah perjalanan Bentoel di mulai pada tahun
2002. pada tahun 2002, perusahaan ini memulai transisi dari perusahaan
rokok golongan menengah menjadi perusahaan rokok besar / Tier-1, hal
inilah yang mendasari perkembangan dari PT. Bentoel International
Investama Tbk. perusahaan sebesar ini tentunya membutuhkan pengelolaan
modal kerja yang baik tentang dari mana sumber modal kerja diperoleh dan
untuk apa saja modal kerja digunakan sehingga terhindar dari kekurangan
atau kelebihan modal kerja. Jika selisih antara sumber dan penggunaan
modal kerja terlalu banyak menunjukkan adanya modal
kerja yang kurang produktif dan menimbulkan kerugian karena kesempatan
memperoleh laba disia-siakan, sebaliknya jika kekurangan modal kerja
merupakan salah satu faktor kegagalan usaha, seperti yang dikatan oleh
Munawir diatas. Selain itu, pada tahun 2003, PT. Bentoel International
Investama Tbk telah melakukan perubahan sistem yang berakibat pada
adanya gejolak di tubuh PT. Bentoel International Investama Tbk sendiri
(www.swaonline.com).
Berdasarkan uraian latar belakang di atas dan mengingat pentingnya
mengevaluasi efisiensi penggunaan modal kerja dalam upaya mencapai salah
satu tujuan perusahaan, maka penulis mengambil judul Efisiensi Modal
Kerja untuk Meningkatkan Profitabilitas dan Menjaga tingkat Likuiditas
(studi pada PT. Bentoel International Investama Tbk.).
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian diatas maka yang menjadi masalah pokok dari
penelitian ini dapat dirumuskan dalam pertanyaan sbb :
1. Bagaimana tingkat efisiensi modal kerja pada PT. Bentoel
International Investama Tbk, yang tercermin dalam laporan keuangan pada
tahun 2003 -2006?
2. Bagaimana tingkat profitabilitas yang telah dicapai PT. Bentoel
International Investama Tbk pada tahun 2003 -2006?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Mendeskripsikan tingkat efisiensi modal kerja, yang tercermin pada
kondisi keuangan PT. Bentoel International Investama Tbk, pada tahun
2003 -2006.
2. Mendeskripsikan tingkat profitabilitas yang dicapai PT. Bentoel
International Investama Tbk, pada tahun 2003 -2006.
D. BATASAN MASALAH
Periode penelitian dalam laporan keuangan PT. Bentoel International
Investama Tbk selama 4 periode, yakni antara tahun 2003-2006.
E. MANFAAT PENELITIAN
1 Bagi para Pembaca,
Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi sebagai sarana
pemikiran dalam rangka memperkaya pengetahuan di bidang manajemen
khususnya yang berhubungan dengan dunia manajemen keuangan.
2 Bagi dunia Akademisi,
Penelitian ini diharapkan dapat memperkuat penelitian sebelumnya dan
memotivasi penelitian penelitian-penelitian selanjutnya terutama
mengenai hubungan modal kerja, likuiditas, dan profitabilitas.
3 Bagi dunia Praktisi,
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi bagi pihak
manajemen sebagai dasar pertimbangan untuk masalah pengalokasian modal
kerja agar lebih afisien.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Eni Ismiati (2005), mahasiswa
Universitas Islam Negeri Malang Fakultas Ekonomi, dalam skripsinya yang
berjudul Analisis sumber dan penggunaan modal kerja untuk menjaga
tingkat liquiditas dan menjaga tingkat profitabilitas pada Koperasi Agro
Niaga Jaya Abadi Unggul, Jabung, Malang. Pada penelitian tersebut
menyatakan bahwa kondisi liquiditas Koperasi Agro Niaga Jaya Abadi
Unggul periode 2000-2004 secara berturut-turut adalah 128,98%, 158,08%,
135,63%, dan 145,86%. Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa kondisi
keuangan pada Koperasi Agro Niaga Jaya Abadi Unggul masih berada di
bawah 200%, sehingga Koperasi Agro Niaga Jaya Abadi Unggul dapat
dikatakan masih kurang liquid. Dan untuk profitabilitas, Koperasi Agro
Niaga Jaya Abadi Unggul masih kurang maksimal, hal ini di sebabkan
karena pengelolaan sumber modal kerja yang kurang efektif, dibuktikan
dengan adanya dana menganggur di setiap periode.
Penelitian terdahulu dilakukan oleh Heriyanto (2004), mahasiswa
Universitas islam Negeri Malang Fakultas Ekonomi dengan judul Analisis
Rasio Keuangan sebagai Alat untuk Mengukur
Efisiensi Modal Kerja pada PT. Pesona Remaja Malang. Dalam penelitian
tersebut salah satu alat yang digunakan untuk mengukur efisiensi
pengelolaan modal kerja adalah analisis rasio keuangan yang didukung
oleh analisis sumber dan penggunaan modal kerja. Ternyata dari hasil
penelitian tersebut yaitu perusahaan efisien didalam mengelola total
aktiva dan modal yang diinvestasikan. Dari analisis sumber dan
penggunaan modal kerja dari tahun ke tahun terjadi peningkatan. Ditinjau
dari tingkat likuiditas menunjukkan bahwa current ratio dan quick ratio
berada di atas standar ideal atau bisa dikatakan over likuid. Hal ini
disebabkan oleh menumpuknya dana perusahaan pada piutang. Ditinjau dari
tingkat aktifitas menunjukkan bahwa pengelolaan persediaan sudah
berjalan secara efisien. Hal ini dapat dilihat dari kenaikan penjualan
dan menurunnya jumlah persediaan pada periode tersebut. Masalah terdapat
pada tingkat perputaran piutang yang sangat rendah. Hal ini
mengindikasikan adanya pengelolaan dana yang kurang tepat dalam piutang
sehingga periode pengumpulannya juga semakin lama. Ditinjau dari
profitabilitas, menunjukkan bahwa tahun 2003 mengalami peningkatan untuk
semua jenis rasio dari profitabilitas hal ini menunjukkan bahwa telah
mampu mempertahankan tingkat laba. Perusahaan juga efisien didalam
mengelola total aktiva dan modal yang diinvestasikan.
Yayuk Ma’muroh (2005), dalam skripsinya berjudul Analisis Modal Kerja
untuk Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas Operasional Perusahaan di
PT. Polowijo Gosari Gresik menyatakan bahwa kondisi keuangan PT.
Polowijo Gosari periode 2002-2004 aktiva lancarnya mengalami kenaikan
selama tiga tahun terakhir berturut-turut. Variabel penelitian ini
menggunakan analisis modal kerja dan pengukuran modal kerja. Dari hasil
analisis yaitu sumber dan penggunaan modal kerja bahwa dari tahun ke
tahun terjadi peningkatan modal kerja. Hal ini disebabkan karena
sumber-sumber modal kerja lebih besar dari penggunaannya. Dan pemenuhan
kebutuhan modal kerja ditahun 2003 keterikatan dana sebelumnya adalah
sebesar 255,63 hari, atau perputaran modal kerja secara keseluruhan
adalah 306/255,63 hari = 1,408 kali. Dan ditahun 2004 keterikatan dan
seluruhnya adalah sebesar 261,088 hari, atau peputaran modal kerja
secara keseluruhan adalah 360/261,088 hari = 1,379 kali.
Sedangkan dalam penelitian yang berjudul Efisiensi Modal Kerja untuk
Meningkatkan profitabilitas dan Menjaga tingkat Likuiditas, peneliti
menggunakan analisis laporan analisis rasio keuangan (khususnya yang
berhubungan dengan profitabilitas dan likuiditas), serta menyusun neraca
untuk bahan perbandingan dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2006.
Berdasarkan penelitian sebelumnya maka perbedaan penelitian ini dengan
penelitian-penelitian terdahulu antara lain:
Tabel 2.1
Perbedaan Penelitian Ini dengan Penelitian-penelitian Terdahulu
Nama
Judul
Sasaran
Variabel
Periode Analisa
Tahun Penelitian
Analisis
Hasil
Eni Ismiati
Analisis sumber dan penggunaanmodal kerja untuk menjaga tingkat
liquiditas dan menjaga tingkat profitabilitas, pada Koperasi Agro Niaga
Jaya Abadi Unggul, Jabung, Malang
Koperasi Agro Niaga Jaya Abadi Unggul, Jabung, Malang
- sumber dan penggunaan modal kerja
- Pengukuran liquiditas
- Pengukuran profitabilitas
5 Tahun
(2000-2004)
2004
• Analisis sumber dan penggunaan modal kerja
• Analisis rasio keuangan
Likuiditas Koperasi ini masih kurang liquid. Dan profitabilitas, ini
juga kurang maksimal
Heriyanto
Analisis Rasio Keuangan sebagai Alat untuk Mengukur Efisiensi
Pengelolaan Modal Kerja pada PT. Pesona Remaja Malang
PT. Pesona Remaja Malang
• Analisa Rasio Keuangan
• Efisiensi Modal Kerja
4 Tahun
(2000-2003)
2004
Analisa Rasio Keuangan
o Likuiditas
o Aktivitas
o Profitabilitas
Analisa sumber dan penggunaan modal kerja
likuiditas
berada di atas standar ideal,
aktifitas
sudah berjalan secara efisien,
profitabilitas
mengalami peningkatan
Yayuk Ma’muroh
Analisis Modal Kerja untuk Meningkatkan Efisiensi dan Produktivitas
Operasional Perusahaan di PT. Polowijo Gosari Gresik
PT. Polowijo Gosari Gresik
• Analisis modal kerja
• Pengukuran modal kerja
3 Tahun
(2002-2004)
2005
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja
Efisiensi dan Produktivitas
mengalami kenaikan
sumber dan penggunaan modal kerja juga mengalami kenaikan
Rachmad Agung Widodo
Efisiensi Modal Kerja untuk Meningkatkan profitabilitas perusahaan
(studi PT. Bentoel International Investama Tbk).
PT. Bentoel International Investama Tbk.
• modal kerja
• Pengukuran profitabilitas
4 Tahun
(2003-2006)
2008
• Menyusun tabel perbandingan tahun 2003-2006
• Analisis rasio profitabilitas
Sumber: Data skunder diolah
B. Kajian teoritis
1. Modal Kerja
Setiap perusahaan selalu membutuhkan modal kerja untuk menunjang proses
dan operasi perusahaan.
a. Pengertian Modal Kerja.
Modal kerja adalah investasi perusahaan pada aktiva jangka pendek, kas
,sekuritas yang sudah dipasarkan, persediaan dan piutang usaha. Modal
kerja merupakan salah satu faktor penting dalam pencapaian suatu tujuan,
baik jangka panjang, maupun jangka pendek (Weston ,1994 : 410).
Modal kerja menurut Alwi (1993:1) mengandung dua pengertian pokok yaitu,
“Modal kerja adalah gross working capital yang merupakan keseluruhan
dari aktiva lancar dan net working capital yang merupakan selisih antara
aktiva lancar dikurangi hutang lancar. Aktiva lancar harus lebih besar
daripada hutang lancar yang secara umum paling tidak berbanding 2:1 dan
net working capital paling tidak 1:1. Hal ini dimaksudkan sebagai
jaminan kemampuan perusahaan untuk membayar kebutuhan-kebutuhan jangka
pendek atau kewajiban financial jangka pendek berupa hutang-hutang”.
Sedangkan menurut Rianto (1998 :20), Modal Kerja adalah jumlah
kesekuruhan aktiva lancar atau kelebihan dari aktiva lancar atas hutang
lancar.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut diatas dapat diambil suatu
kesimpulan yaitu, bahwa modal kerja merupakan kelebihan aktiva lancar
terhadap hutang lancar atau disebut dengan modal kerja netto (Net
Working Capital), sedangkan untuk modal kerja sebagai jumlah aktiva
lancar disebut dengan modal kerja bruto (Gross Working Capital).
b. Jenis-Jenis Modal Kerja.
1. Modal Kerja Permanen: Modal kerja yang harus tetap ada pada
perusahaan untuk menjalankan fungsinya secara terus menerus untuk
kelancaran usaha
• Modal kerja primer: jumlah modal kerja minimum yang harus tersedia
pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha atau operasinya.
• Modal kerja normal: jumlah modal kerja yang diperlukan untuk
menyelenggarakan luas produksi yang normal (Riyanto, 2001 : 61).
2. Modal Kerja Variabel: Modal kerja variabel yaitu modal kerja yang
jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan keadaan, dan modal kerja
ini dibedakan antara:
• Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital), yaitu jumlah modal
kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
• Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital),
yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah disebabkan karena
fluktuasi konjungtur.
• Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital),
yaitu modal kerja yang besarnya berubah-ubah (tidak tentu) karena adanya
keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya (misalnya adanya
pemogokan buruh, banjir, perubahan keadaan ekonomi yang mendadak)
(Riyanto, 2001 : 61).
Oleh karena itu agar operasional perusahaan dapat berjalan dengan
lancar, maka keberadaan modal kerja permanen sangat penting dan harus
selalu ada, sedangkan
untuk mangantisipasi berbagai perubahan yang mungkin terjadi yang dapat
mempengaruhi aktivitas perusahaan, maka diperlakukan keberadaan modal
kerja variabel.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Modal Kerja
1. Jenis Perusahaan
Maksud dari jenis perusahaan adalah perusahaan yang bersangkutan
memiliki jenis usaha di bidang jasa, manufaktur, atau distributor.
2. Proses Produksi
Proses produksi meliputi kapasitas dan volume produksi, waktu produksi,
besarnya proses produksi, dll.
3. Fluktuasi akan Permintaan Barang atau Jasa.
Jika permintaan tetap stabil, maka kebutuhan modal kerja juga akan tetap
stabil. Akan tetapi, jika permintaan mengalami kenaikan atau penurunan,
maka modal kerja yang dibutuhkan juga akan berubah-ubah.
4. Jenis Barang yang di Produksi atau di Jual.
Jenis barang yang di produksi atau di jual, termasuk barang yang tahan
lama atau tidak.
5. Sikap dan pandangan manajemen.
d. Sumber Modal Kerja
Pendapat Munawir (2000: 119) pada dasarnya modal kerja itu terdiri dari
dua bagian pokok, yaitu:
1. Bagian yang tetap atau bagian yang permanen yaitu jumlah minuman yang
harus tersedia agar perusahaan dapat berjalan dengan lancar tanpa
kesulitan keuangan, yang termasuk modal permanen adalah:
• Modal sendiri.
• Kredit jangka pendek.
• Kredit jangka panjang.
2. Jumlah modal kerja yang variabel jumlahnya tergantung pada aktivitas
musiman dan kebutuhan-kebutuhan di luar aktivitas yang biasa, misalnya:
hasil operasi perusahaan.
Dari uraian tentang sumber-sumber modal kerja tersebut dapat disimpulkan
bahwa modal kerja akan bertambah apabila:
1. Adanya kenaikan sektor modal baik yang berasal dari laba maupun
adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari pemilik
perusahaan.
2. Ada pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan
bertambahnya aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun
melalui proses depresiasi.
3. Ada penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi,
hipotek atau hutang jangka panjang lainnya yang dimbangi dengan
bertambahnya aktiva lancar. (Munawir, 2004: 123).
e. Keuntungan atau Manfaat dari Modal Kerja
Beberapa keuntungan atau manfaat dari efisiensi modal kerja:
1. Melindungi perusahaan terhadap penurunan nilai aktiva lancar.
2. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membayar semua kewajiban tepat
waktu.
3. Memungkinkan perusahaan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang
cukup untuk melayani konsumen.
4. Memungkinkan perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih
menguntungkan kepada para pelanggan.
5. Memungkinkan perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien ,
karena tidak ada kesulitan untuk mendapatkan barang atau jasa yang
dibutuhkan.
(Manullang, 2005: 14)
f. Perputaran Modal Kerja
Modal kerja selalu dalam keadaan operasi atau berputar dalam perusahaan
selama perusahaan yang bersangkutan dalam keadaan usaha. Periode
perputaran modal kerja (working capital turnover period) dimulai dari
saat dimana kembali lagi menjadi kas.
Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau
makin tinggi tingkat perputarannya (turnover rate-nya). Berapa lama
periode perputaran modal kerja adalah tergantung pada berapa lama
periode perputaran dari masing-masing komponen dari modal kerja
tersebut. Periode perputaran barang dagangan adalah lebih pendek
daripada barang yang mengalami proses produksi (Riyanto, 2001: 62).
g. Efisiensi Modal Kerja
Pemahaman yang tepat dan baik tentang arti efisiensi merupakan hal yang
penting guna memberi batasan konsep efisiensi dalam rangka penilaian
terhadap suatu keadaan.
Pengertian efisiensi menurut Setyawan (1998: 54) adalah merupakan rasio
dari output/input. Jadi pengertian efisiensi memperhatikan segi output
(keluaran) maupun segi input (masukan). Suatu kegiatan telah dikerjakan
secara efisien jika pelaksanaan kegiatan tersebut telah mencapai sasaran
(output) dengan pengorbanan biaya (input) yang terendah atau sebaliknya
dengan pengorbanan biaya (input) yang minimal diperoleh hasil (output)
yang diinginkan.
Menurut Riyanto (2001 : 58), Efisiensi modal kerja ditaksir dengan
mengurangkan antara Aktiva lancar dengan Hutang lancar. Konsep ini juga
di sebut seabagai modal kerja netto. Untuk menentukan rasio yang bisa
digunakan sebagai indikator efisiensi modal kerja cukup sulit. Meskipun
demikian apabila diasumsikan bahwa kebijakan piutang dan persediaan
efisien, rasio antara aktiva lancar dengan Hutang lancar bisa
dipergunakan sebagai indikator.
Yang menjadi ukuran efisiensi disini adalah besarnya input dan output
yang diterima selama satu periode. Rasio
ini menggunakan modal kerja netto dan bukan menggunakan modal kerja
bruto. Hal ini disebabkan ukuran laba yang digunakan adalah laba operasi
Sedangkan pengertian efisiensi menurut Sarwoto (1998: 119) adalah suatu
konsepsi tentang perbandingan terbaik antara suatu usaha dengan
hasilnya. Perbandingan terbaik ini dapat dilihat dari dua segi yaitu:
1. Segi hasil, suatu usaha dapat dikatakan efisien kalau usaha itu
memberikan hasil yang terbaik. Terbaik dalam arti mutu maupun jumlah
daripada hasil yang dikehendaki.
2. Segi usaha, suatu usaha dapat dikatakan efisien kalau sesuatu hasil
yang dikehendaki dapat dicapai dengan usaha yang teringan. Teringan
dalam hubungan dengan pemakaian tenaga jasmani, pikiran, waktu, ruang,
benda dan uang.
Dalam perspektif Islam, modal (salah satu bagian dalam harta) juga
merupakan salah satu komponen terpenting dalam kehidupan. Bahkan Islam
juga mengatur masalah bagaimana cara mendapatkan harta, penyaluran
hingga bagaimana cara membelanjakannya.
Menurut Abdullah (2004: 73), harta adalah sesuatu yang digandrungi oleh
tabiat manusia dan mungkin disimpan untuk digunakan saat dibutuhkan.
Namun harta tersebut tidak akan bernilai kecuali bila dibolehkan
menggunakannya secara syariat.
Dalam Al Qur’an pun juga dituliskan tentang tata cara dalam menggunakan
harta atau modal, seperti yang terkandung dalam surat Al Furqaan, ayat
67:
t⎦⎪Ï%©!$#uρ !#sOEÎ) (#θà)xΡr& öΝs9 (#θèùÌó¡ç„ öΝs9uρ (#ρçäIø)tƒ
tβ%Ÿ2uρ š⎥÷⎫t/ šÏ9≡sOE $YΒ#uθs% ∩∉∠∪
Artinya : ”Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) , mereka
tidak berlebihan, dan tidak kikir, dan adalah di tengah-tengah antara
yang demikian”
(QS. Al Furqaan, 67)
Selain tertuang dalam ayat diatas, pada surat Al An’aam ayat 141, juga
tertulis sebagai berikut:
* uθèδuρ ü“Ï%©!$# r't±Σr& ;M≈¨Ψy_ ;M≈x©ρá÷è¨Β uöxîuρ ;M≈x©ρâ÷êtΒ
Ÿ≅÷‚¨Ζ9$#uρ tíö‘¨“9$#uρ $¸Î=tFøƒèΧ …ã&é#à2é& šχθçG÷ƒ¨“9$#uρ
šχ$¨Β”9$#uρ $\κÈ:≈t±tFãΒ uöxîuρ 7μÎ7≈t±tFãΒ 4 (#θè=à2 ⎯ÏΒ
ÿ⎯ÍνÌyϑrO !#sOEÎ) tyϑøOr& (#θè?#u™uρ …çμ¤)ym uΘöθtƒ ⎯ÍνÏŠ$|Áym (
Ÿωuρ (#þθèùÎô£è@ 4 …çμ¯ΡÎ) Ÿω =Ïtä† š⎥⎫ÏùÎô£ßϑø9$# ∩⊇⊆⊇∪
Artinya: “Dan dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan
yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang bermacam-macam
buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk dan warnanya) dan tidak
sama (rasanya). makanlah dari buahnya (yang bermacam-macam itu) bila dia
berbuah, dan tunaikanlah haknya di hari memetik hasilnya (dengan
disedekahkan kepada fakir miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan.
Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”
(QS. Al An’aam , 141)
Dari ayat di atas, dapat kita simpulkan bahwa Allah menganjurkan kepada
manusia agar tidak berlebihan dalam membelanjakan hartanya (efisiensi
dalam menggunakan harta atau modalnya).
Atas dasar beberapa penjelasan tersebut di atas, maka dapat dikatakan
bahwa efisiensi sebagai suatu keadaan yang membawa manfaat yang
sebesar-besarnya yang dapat dicapai dengan pengorbanan tertentu. Begitu
pula dengan
modal kerja, efisiensi akan tercapai apabila terjadi keseimbangan antara
dana yang masuk dan yang keluar. Dan menurut perspektif Islam, bahwa
setiap penggunaan harta atau modal harus sesuai dengan kebutuhan dan
tidak berlebihan (ataupun kekurangan), agar tidak menimbulkan
kemubadziran. Adapun tujuan pokok dari harta itu adalah sebagai sarana
bagi manusia untuk memakmurkan bumi dan mengabdi kepada Allah. Harta itu
akan menjadi baik dan bermanfaat jika digunakan pada jalan yang
diridhai Allah, dan didapatkan dengan cara yang tidak merugikan orang
lain
2. Profitabilitas
a. Pengertian Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya, selama periode
tertentu. (Martono, 2004: 59)
b. Jenis –jenis Profitabilitas
• Gross Profit Margin (GPM)
GPM merupakan cerminan laba kotor yang dapat dicapai dari setiap
penjualan. Rasio ini menggunakan
perbandingan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan (HPP)
dengan penjualan bersih, atau perbandingan antara laba kotor dengan
penjualan bersih.
• Net Profit Margin (NPM)
NPM digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh /
menghitung laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini
merupakan perbandingan laba bersih (eat) dengan penjualan bersih, atau
perbandingan antara laba setelah pajak dengan penjualan bersih.
• Proftt Margin
Proftt Margin digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh / menghitung laba operasi pada tingkat penjualan tertentu.
Profit Margin ini diperoleh dari hasil pembandingan antara laba operasi
dengan penjualan.
• Return On Assets (ROA)
Return on assets adalah untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba usaha atau pengembalian dengan membandingkan antara laba
setelah pajak dengan total aktiva.
• Return On Equity (ROE)
Return on equity atau sering disebut rentabilitas modal sendiri, adalah
untuk mengukur seberapa banyak keuntungan yang menjadi hak pemilik modal
sendiri.
(Martono, 2004: 59-60)
Dari penjelasan di atas, dapat diketahui bahwa alat pengukur untuk
mengukur seberapa efisien, sebuah perusahaan dalam menggunakan dana atau
modal kerjanya, adalah dengan menggunakan analisis rasio, antara lain:
• Gross Profit Margin (GPM)
• Net Profit Margin (NPM)
• Operating Profit Margin (OPM)
• Return On Assets (ROA)
• Return On Equity (ROE)
Dan tujuan dari rasio pengukur modal kerja adalah untuk melakukan
analisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu laporan keuangan sebagai
dasar interpretasi kondisi keuangan dari hasil operasional suatu
perusahaan.
Dan untuk mengevaluasi kondisi keuangan suatu perusahaanharus
menggunakan tolok ukur. Tolok ukur yang digunakan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan standard perhitungan kondisi keuangan BUMN.
Berdasarkan
keputusan mentri RI.NO.740/KMK.00/1989 tanggal 28 Juni 1989, yang
dimaksud dengan standard perhitungan kondisi keuangan BUMN adalah
penilaian terhadap efisiensi dan efektifitas perusahaan yang dilakukan
secara berkala atas dasar laporan keuangan perusahaan.
Hasil penilaian kondisi keuangan BUMN tersebut digunakan untuk
menentukan penggolongan tingkat kesehatan perusahaan. Ada empat tingkat
kesehatan perusahaan, yaitu :
Sehat sekali: adalah perusahaan yang nilai rentabilitas diatas 12%,
likuiditas diatas 150%, solvabilitas diatas 200%.
Sehat : adalah perusahaan yang nilai rentabilitas 8-12%, likuiditas
100-150%, solvabilitas 150-200%.
Kurang Sehat: adalah perusahaan yang nilai rentabilitas 5-8%,
likuiditas 75-100%, solvabilitas 100-150%.
Tidak sehat: adalah perusahaan yang nilai rentabilitas kurang dari
5%, likuiditas kurang dari 75%, solvabilitas kurang dari 100%.
(Warsono, 2002: 51)
C. Kerangka Berpikir
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Dari bagan diatas, dapat disimpulkan bahwa ketika suatu perusahaan dapat
mengelola modal kerjanya secara efisien, maka tingkat profitabilitas
perusahaan akan dapat ditingkatkan.
PENGELOLAAN MODAL KERJA
MODAL KERJA
Sumber Modal
Sumber Modal
Sumber Modal
Sumber Modal
EFISIENSI
MENINGKATKAN PROFITABILITAS
BAB III
METODE PENELITIAN
A LOKASI PENELITIAN
Adapun lokasi penelitian bagi peneliti adalah menggunakan perusahaan
yang bergerak di bidang manufaktur, yaitu PT. Bentoel International
Investama Tbk, Perusahaan ini berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat
beralamat di Menara Rajawali Lantai 23, Jln. Mega Kuningan Lot 5.1
Jakarta.
B JENIS PENELITIAN
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif, yaitu penelitian
yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah berdasarkan realitas
atau natural seting yang holistis, kompleks, dan rinci (Indriantoro dan
Supomo, 2002: 12)
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif, penelitian terhadap
masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi.
C INSTRUMEN PENELITIAN
Instrumen penelitian disusun dan disesuaikan dengan tujuan penelitian
dan mengacu pada variabel yang akan diteliti.
Dalam hal ini modal kerja, dan profitabilitas sebagai instrumen
penelitian. Dan oleh karena itu, nereca dan laporan laba-rugi adalah
variabel yang akan diteliti
D SUMBER DATA
Sumber data dalam penelitian ini adalah data skunder, data skunder
adalah data yang diperoleh secara tidak langsung. Data ini bisa berupa
referensi dari buku-buku, surat kabar artikel dalam internet, dan juga
majalah yang digunakan sebagai tambahan mengenai teori yang berkaitan
dengan obyek yang dikaji dan di teliti. Data skunder juga dapat
diperoleh dari dokumentasi data yang ada dalam perusahaan, dan yang
digali melalui proses dokumentasi, data tentang sejarah berdirinya
perusahaan, struktur organisasi, data ini termasuk data tentang laporan
laba-rugi, neraca, dll (Indriantoro dan Supomo, 2002: 146).
E METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data untuk penelitian ini lebih menitik beratkan pada
metode pengumpulan data secara dakumentasi, karena sumber data yang
erat hubunganya dengan masalah modal kerja adalah:
• Neraca
• Laporan laba-rugi
• Laporan perubahan modal
• Laporan arus kas
F MODEL ANALISIS DATA
Menurut Syamsuddin (2004: 39) dalam membandingkan rasio finansial
perusahaan ada dua cara yang dapat dilakukan yaitu:
1) Cross Sectional Approach. Yaitu suatu cara mengevaluasi dengan jalan
membandingkan dengan rasio-rasio antara perusahaan yang satu dengan
perusahaan lainnya yang sejenis pada saat yang bersamaan.
2) Time Series Analysis. Yaitu dilakukan dengan jalan membandingkan
rasio-rasio financial perusahaan dari satu periode ke periode lainnya.
Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan pendekatan Time Series
Analysis untuk mengetahui kemajuan perusahaan tersebut dengan cara
menggunakan analisis laporan keuangan yang berhubungan dengan sumber dan
penggunaan modal kerja. Tujuan dari rasio-rasio pengukur modal kerja
adalah untuk mengadakan analisis hubungan dari berbagai pos dalam suatu
laporan keuangan
yang merupakan dasar untuk dapat menginterpretasikan kondisi keuangan
dari hasil operasi perusahaan.
Model analisis data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan
analisis laporan keuangan. Dengan menganalisis laporan keuangan, maka
tingkat profitabilitas akan diketahui.
Model analisis untuk mengetahui tingkat profitabilitas antara lain:
PenjualankotorLabaGPM= PenjualanEATBersihLabaNPM)(=
PenjualanEBITOperasiLaba)(MarginProfit = AktivaTotal(EAT)Bersih
Laba(ROA) Assetson Return = SendiriModalTotal(EAT)Bersih Laba(ROE)Equity
on Return =
(Martono, 2004: 59-60)
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN
1. Gambaran Umum Perusahaan
P.T. Bentoel Internasional Investama Tbk (Perusahaan), didirikan
berdasarkan akta No. 247 tanggal 11 April 1987 dari Misahardi Wilamarta,
S.H., notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah disahkan oleh
Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No.
C2-1219.HT.01.01.Th.89 tanggal 4 Pebruari 1989 dan telah diumumkan dalam
Berita Negara Republik Indonesia No. 90 tanggal 10 Nopember 1989
Tambahan No. 2990/1989.
Sejarah berdirinya perusahaan ini berawal pada saat Ong Hok Liong
membangun Bentoel sebagai sebuah perusahaan keluarga pada tahun 1930-an.
Duapuluh tahun kemudian pada 1951, NV. Percetakan Hien An didirikan.
Pada tahun 1955, perusahaan tersebut mengubah statusnya menjadi
perseroan terbatas dan mengganti namanya menjadi PT. Perusahaan Rokok
Tjap Bentoel. Di tahun 1960-an, Bentoel telah menancapkan posisinya
sebagai produsen rokok modern dengan memperkenalkan penggunaan mesin
linting dan rokok kretek
filter pertama di Indonesia. Bentoel juga menjadi produsen rokok lokal
yang pertama yang menggunakan pembungkus plastik BOPP, yang sekarang
menjadi standar di industri rokok nasional. Di tahun 1970-an dan 80-an,
Bentoel terus melanjutkan pertumbuhannya yang pesat, untuk menempatkan
diri pada posisi terdepan di industri rokok domestik.
Pada akhir tahun 1980-an terjadi kesulitan keuangan di Bentoel yang
menyebabkan penurunan kinerja perusahaan. Perubahan mulai dilakukan pada
tahun 1991 ketika Grup Rajawali diminta oleh para kreditur utama untuk
mengambil alih manajemen Bentoel dan membantu Bentoel dalam proses
merestrukturisasi hutang-hutangnya. Perkembangan ini membawa perusahaan
di dalam manajemen sehingga menjadi lebih profesional. Karyawan yang
memang berpotensi ditempatkan pada posisi penting di dalam perusahaan.
Bentoel akhirnya menjalani transformasi dari perusahaan keluarga menjadi
perusahaan yang dinamis. Negosiasi dengan bank pemerintah dan bank luar
negeri segera dilakukan untuk mengurangi beban hutang Bentoel.
Restrukturisasi hutang berhasil dicapai dengan kreditor pemerintah dan
internasional di tahun 1997. Dengan demikian tim manajemen Bentoel
selanjutnya dapat berkonsentrasi untuk pengembangan perusahaan. Pada
tahun 2000, Bentoel menjadi bagian dari perusahaan publik ketika PT.
Bentoel Internasional Investama Tbk. menguasai kepemilikan 75% saham di
dua perusahaan, PT. Bentoel Prima dan PT. Lestariputra Wirasejati,
melalui Penawaran Umum Terbatas dengan nilai Rp 350 miliar.
Hal terpenting yang pantas dicatat dalam perkembangan sejarah perjalanan
Bentoel di tahun 2002 adalah transisi Bentoel dari perusahaan rokok
golongan menengah menjadi perusahaan rokok besar / Tier-1. Perubahan ini
ibarat pergantian status dari amatir menjadi profesional di dunia
olahraga, di mana potensi keberhasilan dan keuntungan akan meningkat
seiring dengan peningkatan persaingan dan pengamatan publik. Sebagai
perusahaan di jajaran terdepan, Bentoel telah masuk kembali kedalam
kelompok produsen rokok terbesar di Indonesia dan siap menghadapi
berbagai tantangan yang ada.
Peristiwa penting lainnya yang terjadi di tahun 2002 adalah keberhasilan
perusahaan dalam mengakuisisi secara penuh dua anak perusahaannya, PT.
Bentoel Prima dan PT. Lestariputra Wirasejati. Pada tanggal 28 Desember
2001, para pemegang saham menyetujui pengambil-alihan sisa kepemilikan
25 persen saham di masing-masing anak perusahaan. Akuisisi ini dapat
diselesaikan pada tanggal 7 Pebruari 2002 melalui Penawaran
Umum Terbatas Kedua dan pengambil-alihan saham yang mengkonsolidasika
operasional perusahan di bawah satu atap kebijakan 'One Bentoel'.
Memasuki abad baru dengan tantangan terbesar dalam menghadapi situasi
pasar yang semakin modern, Bentoel terus mereformasi dan mengembangkan
bisnis perusahaan secara agresif di semua tingkatan operasional. Sebagai
perusahaan induk Group Bentoel, PT Bentoel Internasional Investama Tbk.
terus menerapkan perubahan di bidang manajemen dan sumber daya manusia.
Dengan masuknya beberapa profesional yang berpengalaman ke berbagai
posisi kunci manajerial dan perekrutan karyawan berpotensi dan
berdedikasi tinggi, Bentoel dapat terus meningkatkan performa kerja
dengan menciptakan suasana kerja yang kondusif untuk saling menghargai,
kerja keras dan kreativitas. Kemajuan besar lain yang dicapai PT.
Bentoel Internasional Investama Tbk. tidak terlepas dari semakin
meningkatnya hubungan komunikasi internal. Peningkatan ini antara lain
berupa penerapan sistem pelaporan dengan fasilitas jaringan komputer
yang ternyata sangat efektif dan efisien dalam memperlancar hubungn
komunikasi tim manajemen dan karyawan di Malang dengan kolega mereka di
Jakarta dan Kantor Cabang Pemasaran di seluruh wilayah Indonesia.
Keberhasilan
operasional, restrukturisasi pinjaman, sistem akunting dan pelaporan ini
pada gilirannya mampu meningkatkan kinerja operasional maupun
transparansi perusahaan yang merupakan landasan untuk perkembangan
selanjutnya.
Di akhir tahun 2001, perusahaan telah merumuskan 'Bentoel Strategic
Scenario', yang secara gamblang mendefinisikan tujuan jangka panjang dan
strategi pencapaiannya. Konsep 'Winning Formula' yang dijabarkan dalam
'Bentoel Strategic Scenario' diwujudkan dalam 'Business Success Model'.
Format ini memberikan arah bagi 'Key Performance Indicators', 'Strategic
Targets', dan 'Strategic Initiatives' yang diaplikasikan dalam sembilan
program pengembangan, yaitu 'Comprehensive Marketing Strategy', 'Quest
for Innovation', 'Digital Business Design', 'Total Productive
Maintenance', 'Human Resource Development', 'Operational Excellence',
'Good Corporate Governance', 'Baldridge Assessment' dan 'Six Sigma'.
Berlandaskan 'Business Success Model' ini, Bentoel menyusun target
operasional tahunan yang terdiri dari rencana usaha, sasaran usaha, dan
program kerja, yang masing-masing dikomunikasikan ke seluruh jajaran
manajemen dan karyawan melalui rencana kerja tahunan.
Perjalanan Bentoel sekarang telah lengkap secara keseluruhan. Pada saat
perusahaan sampai pada puncak dari
transformasi yang dilakukannya selama tujuh dekade sejarah pendiriannya,
perusahaan telah merumaskan nilai utamanya dengan jelas, meletakkan
dasar yang kokoh di industri rokok domestik, merangkul tenaga kerja yang
berdedikasi, menyesuaikan diri dengan iklim usaha yang terus berubah
dan menetapkan arah ke masa depan.
P.T. Bentoel Internasional Investama Tbk (Perusahaan), juga memiliki
beberapa anak perusahaan, antara lain :
PT Lestariputra Wirasejati (LW), dengan jenis usaha manufaktur rokok.
PT Bentoel Prima (BP), dengan jenis usaha manufaktur rokok. Selain
itu PT Bentoel Prima (BP), juga memiliki anak perusahaan, antara lain:
o PT Perusahaan Dagang dan Industri Tresno (DI Tresno), dengan jenis
usaha manufaktur rokok.
o PT Taman Bentoel, dengan jenis usaha taman rekreasi.
o PT Perusahaan Dagang Suburaman (PDS), dan anak perusahaan, dengan
jenis usaha manufaktur rokok. Selain itu PT Perusahaan Dagang Suburaman
(PDS), PT Bentoel Prima
(BP), juga memiliki anak perusahaan, yakni PT Amiseta, yang bergerak
dengan jenis usaha sebagai distributor.
Di samping keahlian dan pengalaman dalam menghasilkan rokok bermutu,
Bentoel juga mengoperasikan beberapa unit usaha yang meliputi unit
pengemasan (percetakan dan pembuatan karton boks), transportasi, dan
pengelolaan taman rekreasi Taman Sengkaling dan sebuah poliklinik.
Unit-unit usaha ini menyumbangkan kurang lebih 3,4 persen dari total
pendapatan perusahaan dan 9,8 persen dari laba kotor di tahun 2002.
Meski pada awalnya dibangun hanya untuk mendukung aktivitas operasional
Bentoel, unit pengemasan telah berkembang menjadi sebuah profit center
yang juga melayani pengemasan berbagai produk dari Philip Morris,
Unilever, Nestle, Matsushita Lightning Indonesia dan Inti Boga, dan
menghasilkan rata-rata Laba kotor tahunan sebesar 29 persen dalam tiga
tahun terakhir ini. Begitupun dengan Taman Sengkaling, arena rekreasi
yang telah di renofasi dan di kembangkan, saat ini merupakan tempat
tujuan utama bagi masyarakat Jawa Timur. Taman Sengkaling yang memiliki
area 8 hektar merupakan aman wisata utama di Malang yang dibeli dan
dikembangkan Bentoel sejak tahun 1972 dan terus dikembangkan oleh
perusahaan. Arena rekreasi ini
merupakan tempat hiburan yang paling banyak dikunjungi oleh wisatawan di
Jawa Timur dan memberikan sumbangan tersendiri bagi masyarakat
sekitarnya.
Dalam usahanya untuk meningkatkan eksistensi perusahaan, dan
kesejahteraan komunitas lokal di Malang, di tahun 2002 Bentoel mulai
mengelola manajemen Arema, sebuah klub sepak bola di Malang yang
memiliki 800.000 penggemar fanatik. Pada tahun ini, Arema berada pada
urutan 8 besar pada peringkat liga, namun kami berharap partisipasi kami
akan mampu membantu pemain-pemain muda klub tersebut untuk lebih
meningkatkan kemamppuannya dalam rangka meraih tempat pertama di liga
nasional dan memberikan inspirasi kepada kaum muda mengenai nilai dan
keuntungan dari olahraga dan sportivitas.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan, P.T. Bentoel Internasional Investama
Tbk (Perusahaan), mempunyai visi, misi, motto, tujuan, dan budaya
perusahaan sebagai berikut :
Visi (Vision) :
1. Focus our business in mild kretek cigarette
2. To become the leading mild kretek cigarette manufakturer
Misi (Mision) :
The leading manufacturer and distributor of quality cigarettes, creating
value to all stakeholders
Tujuan Ideal (Goals) :
1. Drive quality troughout the organization
2. Establish effective produck portfolio to fulfill the market
requirement
3. Improve human competence
4. Enhance financial return
5. Redesign and transform the business
Sumbe:: www.bentoel.co.id
2. Lokasi P.T. Bentoel Internasional Investama Tbk (Perusahaan)
Perusahaan ini berdomisili di Jakarta, dan kantor pusat beralamat di
Menara Rajawali Lantai 23, Jln. Mega Kuningan Lot # 5.1 Jakarta 12950.
3. Jajaran Direksi P.T. Bentoel Internasional Investama Tbk.
Presiden Komisaris : Darjoto Setyawan
Komisaris : Frans Setiawan Widjaja
Komisaris Independen : Harianto Mangkusasono
Presiden Direktur : Nicolaas B.Tirtadinata
Direktur : Sun Alexander Yapeter
Ginawati Wibowo
B PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan data dari neraca laporan keuangan dan laporan
rugi-laba P.T. Bentoel Internasional Investama Tbk selama 4 tahun
berturut-turut yakni mulai dari tahun 2003 hingga tahun 2006.
1. Modal Kerja.
Pada sub bab ini peneliti akan mendeskripsikan mengenai tingkat
efisiensi modal kerja pada P.T. Bentoel Internasional Investama Tbk.
untuk menilai tingkat efisiensi modal kerja suatu perusahaan, maka nilai
dari modal kerja harus diketahui.
Menurut Rianto (1998 :20), Modal kerja adalah jumlah keseluruhan aktiva
lancar atau kelebihan dari aktiva lancar atas hutang lancar, jadi modal
kerja P.T. Bentoel Internasional Investama Tbk sebagai berikut:
Tabel 4.1
Tabel Modal Kerja bersih
Net Working Capital
TAHUN
A.L.
H.L.
Net Working Capital
2003
1,48799E+12
8,18174E+11
6,69815E+11
2004
1,45017E+12
7,20392E+11
7,29775E+11
2005
1,36768E+12
6,18162E+11
7,49515E+11
2006
1,69318E+12
1,05316E+12
6,40028E+11
Sumber: Data skunder Diolah
Pada tabel diatas dapat diketahui bahwa tingkat kebutuhan modal kerja
secara berturut-turut adalah 669.815.052.752 untuk tahun 2003,
729.774.743.211 untuk tahun 2004, 749.515.270.884 untuk tahun 2005, dan
640.028.010.606 untuk tahun 2006.
Dengan menggunakan metode Time Series Analysis, dapat diketahui bahwa
modal kerja setiap periode rata-rata mengalami peningkatan.
Untuk dapat menilai tingkat efisiensi modal kerja, kita dapat merujuk
pada buku yang ditulis oleh Alwi (1993:1), “bahwa aktiva lancar harus
lebih besar daripada hutang lancar yang secara umum paling tidak
berbanding 2:1 dan net working capital paling tidak 1:1. Hal ini
dimaksudkan sebagai jaminan kemampuan perusahaan untuk membayar
kebutuhan-kebutuhan jangka pendek atau kewajiban finansial jangka pendek
berupa hutang-hutang”.
Tabel 4.2
Tabel efisiensi modal Kerja
Sumber: Data Skunder Diolah
tahun
H.L.
Net Working Capital
Perbandingan
2003
8,18174E+11
6,69815E+11
1,22 : 1
2004
7,20392E+11
7,29775E+11
0,99 : 1
2005
6,18162E+11
7,49515E+11
0,83 : 1
2006
1,05316E+12
6,40028E+11
1,65 : 1
Jika kita mengamati tabel efisiensi modal kerja di atas, sekilas dapat
kita ketahui bahwa modal kerja bersih pada P.T. Bentoel Internasional
Investama Tbk dapat dikatakan efisien pada tahun 2004 dan 2005, hal ini
di karenakan perbandingan modal kerja bersih dengan hutang lancar pada
tahun 2004 dan 2005 sangat tipis, atau nilainya mendekati 1 : 1.
2. Analisis rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya, selama periode
tertentu.
Tabel 4.3
Tabel Profitabilitas
PROFITABILITAS
THN
PENJUALAN
LABA KOTOR
G P M
2003
4,26462E+12
3,57531E+11
0,083836674
2004
4,22614E+12
4,50266E+11
0,106543294
2005
2,17618E+12
4,2673E+11
0,196091547
2006
2,99651E+12
7,01012E+11
0,233942393
PENJUALAN
LABA BERSIH
N P M
2003
4,26462E+12
-23682327760
-0,005553213
2004
4,22614E+12
80938123594
0,019151807
2005
2,17618E+12
1,08466E+11
0,049842247
2006
2,99651E+12
1,4551E+11
0,048559646
PENJUALAN
EBIT
OPM
2003
4,26462E+12
-49743232177
-0,011664172
2004
4,22614E+12
38237575749
0,009047883
2005
2,17618E+12
-12738582792
-0,005853649
2006
2,99651E+12
1,66503E+11
0,055565579
LABA BERSIH
TOT. AKTIVA
R O A
%
2003
-23682327760
2,0151E+12
-0,01175242
-1,175241976
2004
80938123594
1,95682E+12
0,041362
4,136200008
2005
1,08466E+11
1,84232E+12
0,058874557
5,887455654
2006
1,4551E+11
2,34794E+12
0,061973287
6,197328749
LABA BERSIH
TOT. EKUITAS
R O E
%
2003
-23682327760
1,00076E+12
-0,023664295
-2,366429461
2004
80938123594
1,05274E+12
0,076883364
7,688336361
2005
1,08466E+11
1,11407E+12
0,097359588
9,735958757
2006
1,4551E+11
1,19103E+12
0,122171555
12,21715551
Sumber: Data skunder Diolah
1. Pada tabel profitabilitas, diketahui adanya penurunan tingkat
penjualan pada tahun 2004 dan 2005, tetapi pada tahun
2006 tingkat penjualan mengalami kenaikan. Fluktuasi nilai ini
mengakibatkan nilai beban pokok penjualan dan beban langsung juga
mengalami fluktuasi, yakni adanya penurunan pada tahun 2004 dan 2005,
tetapi pada tahun 2006 mengalami kenaikan. Adanya fluktuasi nilai
penjualan dan beban pokok penjualan dan beban langsung, berpengaruh pada
laba kotor. Ketika penurunan penjualan yang tidak sebanding dengan
kenaikan laba kotor, maka gross profit marginnya secara berturut-turut
adalah: 0,084 untuk tahun 2003, 0,11 untuk tahun 2004, 0,2 untuk tahun
2005, dan 0.23 untuk tahun 2006. berarti terbukti adanya kenaikan trend
pada gross profit margin, seperti yang terlihat pada grafik berikut:
Gambar 4.1
Grafik Gross Profit Margin GPM00,050,10,150,20,2512003200420052006
Sumber: Data skunder Diolah
Hal ini menunjukan bahwa setiap Rp. 1 penjualan yang dihasilkan oleh
perusahaan dapat menghasilkan laba kotor
sebesar Rp. 0,084 Pada tahun 2003, dan senilai Rp. 0,11 pada tahun 2004,
dan senilai Rp. 0,2 pada tahun 2005, dan senilai Rp. 0.23 pada tahun
2006.
Jadi dengan memperhatikan kondisi gross profit margin P.T. Bentoel
Internasional Investama Tbk yang tergolong tinggi, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan untuk menghasilkan keuntungan relativ cukup baik dan
dapat dikatakan sehat untuk tahun 2003 dan 2004 karena nilainya
rata-rata masih standar penilaian BUMN yakni 8-12%, dan untuk tahun 2005
dan 2006 dapat dikatakan sehat sekali karena nilainya rata-rata diatas
standar penilaian BUMN yakni >12%.
2. Sama seperti pembahasan diatas, adanya fluktuasi nilai penjualan yang
cenderung menurun, dan diikuti oleh fluktuasi poin-poin lainya, yang
terjadi pada nilai laba bersih cenderung meningkat. Ketika terjadi
kecenderungan penurunan penjualan yang tidak sebanding dengan kenaikan
laba bersih, maka net profit marginnya akan meningkat, walaupun sempat
terjadi penurunan pada tahun 2006, dan net profit margin secara
brturut-turut adalah: -0,005 untuk tahun 2003, 0,02 untuk tahun 2004,
0,05 untuk tahun 2005, dan 0,049 untuk tahun 2006, seperti yang terlihat
pada grafik berikut:
Gambar 4.2
Grafik Net Profit Margin
NPM-0,0100,010,020,030,040,050,0612003200420052006
Sumber: Data skunder Diolah
Hal ini menunjukan bahwa setiap Rp. 1 penjualan yang dihasilkan oleh
perusahaan dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp. -0,005 (rugi
bersih) Pada tahun 2003, dan senilai Rp. 0,02 pada tahun 2004, dan
senilai Rp. 0,05 pada tahun 2005, dan senilai Rp. 0,049 pada tahun 2006.
Jadi dengan memperhatikan kondisi net profit margin P.T. Bentoel
Internasional Investama Tbk yang tergolong rendah, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan untuk menghasilkan keuntungan yang kurang baik dan dapat
dikatakan tidak sehat karena nilainya rata-rata masih dibawah standar
penilaian BUMN yakni < 5%.
3. Untuk operting profit margin, penghitungannya adalah membandingkan
antara nilai penjualan dengan laba usaha. Pada penjualan nilainya
cenderung mengalami penurunan,
tetapi pada nilai laba usaha terjadi kenaikan pada tahun 2004, kemudian
pada tahun 2005 mengalami penurunan (rugi), dan kembali naik pada tahun
2006. adanya fluktuasi nilai pada poin penjualan dan juga laba usaha
mengakibatkan nilai operting profit margin tidak stabil, hal ini
terbukti pada dengan adanya fluktuasi trend sebagai berikut: -0,01 untuk
tahun 2003, 0,01 untuk tahun 2004, -0,006 untuk tahun 2005,dan 0,055
untuk tahun 2006, seperti yang terlihat pada grafik berikut:
Gambar 4.3
Grafik Operting Profit Margin
OPM-0,02-0,0100,010,020,030,040,050,0612003200420052006
Sumber: Data skunder Diolah
Hal ini menunjukan bahwa setiap Rp. 1 penjualan yang dihasilkan oleh
perusahaan dapat menghasilkan laba opersi sebesar Rp. -0,01 (rugi
operasi) Pada tahun 2003, dan senilai Rp. 0,01 pada tahun 2004, dan
senilai Rp. -0,006 (rugi operasi) pada tahun 2005, dan senilai Rp. 0,055
pada tahun 2006.
Jadi dengan memperhatikan kondisi operting profit margin P.T. Bentoel
Internasional Investama Tbk yang tergolong rendah, dapat disimpulkan
bahwa kemampuan untuk menghasilkan keuntungan yang masih kurang baik dan
dapat dikatakan tidak sehat karena nilainya rata-rata masih dibawah
standar penilaian BUMN yakni < 5%, untuk tahun 2003, 2004, dan 2005,
tetapi pada tahun 2006 nilainya rata-rata diatas 5%, sehingga pada tahun
2006 dapat dikatakan kurang sehat.
4. Adanya peningkatan nilai laba bersih dari tahun ketahun menunjukan
bahwa perusahaan ini memiliki kemampuan untuk berkembang. Untuk total
aktiva sempat mengalami penurunan pada tahun 2004-2005, tetapi pada
tahun 2006 terjadi peningkatan jumlah nilai aktiva. Dengan membandingkan
laba bersih dengan total aktiva, maka dapat diketahui bahwa ROA (Return
On Assets) secara berturut-turut adalah: -1,2% untuk tahun 2003, 4,1%
untuk tahun 2004, 5,9% untuk tahun 2005, dan 6,2% untuk tahun 2006,
seperti yang terlihat pada grafik berikut:
Gambar 4.4
Grafik Return On Assets
ROA-2-10123456712003200420052006
Sumber: Data skunder Diolah
Hal ini menunjukan bahwa setiap Rp. 1 dana yang diinvestasikan dapat
menghasilkan laba sebesar Rp. -0,012 (rugi) Pada tahun 2003, dan senilai
Rp. 0,041 pada tahun 2004, dan senilai Rp. 0,059 pada tahun 2005, dan
senilai Rp. 0,062 pada tahun 2006.
Jadi dengan memperhatikan kondisi Return On Assets P.T. Bentoel
Internasional Investama Tbk yang tergolong rendah pada tahun 2003 (tidak
sehat) dan perlahan merangkak naik pada periode berikutnya (kurang
sehat), dapat disimpulkan bahwa kemampuan untuk menghasilkan keuntungan
dari modal atau dana yang dimiliki semakin baik.
5. Sama seperti pembahasan diatas, adanya peningkatan nilai laba bersih
dari tahun ketahun. Begitu juga dengan nilai total ekuitas yang semakin
meningkat dari tahun ketahun, hal
ini memiliki dampak positif bagi perusahaan. Dengan membandingkan laba
bersih dengan total ekuitas, maka dapat diketahui bahwa ROE (Return On
Equity) secara berturut-turut adalah: -2,4 untuk tahun 2003, 7,7 untuk
tahun 2004, 9,7 untuk tahun 2005, dan 12,22 untuk tahun 2006, seperti
yang terlihat pada grafik berikut:
Gambar 4.5
Grafik Return On Equity ROE-4-20246810121412003200420052006
Sumber: Data skunder Diolah
Hal ini menunjukan bahwa setiap Rp. 1 dana yang dikeluarkan untuk
investasi dapat menghasilkan laba sebesar Rp. -0,024 (rugi) Pada tahun
2003, dan senilai Rp. 0,077 pada tahun 2004, dan senilai Rp. 0,097 pada
tahun 2005, dan senilai Rp. 0,122 pada tahun 2006.
Jadi dengan memperhatikan kondisi Return On Equity P.T. Bentoel
Internasional Investama Tbk yang tergolong rendah
pada tahun 2003 (tidak sehat) dan perlahan merangkak naik pada periode
berikutnya (sehat pada periode 2005-2006),
Dari hasil evaluasi laporan keuangan diatas, dapat diketahui bahwa
pengelolaan modal kerja pada P.T. Bentoel Internasional Investama Tbk
dapat dikatakan efisien, hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya
trend kebutuhan modal kerja. Dalam Al Qur’an pun juga dituliskan tentang
tata cara dalam menggunakan harta atau modal, seperti yang terkandung
dalam surat Al Furqaan, ayat 67:
t⎦⎪Ï%©!$#uρ !#sOEÎ) (#θà)xΡr& öΝs9 (#θèùÌó¡ç„ öΝs9uρ (#ρçäIø)tƒ
tβ%Ÿ2uρ š⎥÷⎫t/ šÏ9≡sOE $YΒ#uθs% ∩∉∠∪
Artinya : ”Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta) , mereka
tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu)
di tengah-tengah antara yang demikian”
(QS. Al Furqaan, 67)
Dari potongan ayat diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan, Islam
mengajarkan kepada umat manusia untuk
tidak berlebihan maupun tidak terlalu kikir (sedikit, hemat) dalam
segala hal, dan tidak berlebihan dalam membelanjakan hartanya (efisiensi
dalam menggunakan harta atau modalnya).
Dan untuk kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba atau keuntungan
,pada P.T. Bentoel Internasional Investama Tbk dapat dikatakan sehat.
Dalam Al Qur’an pun juga dituliskan tentang tata cara dalam menggunakan
harta atau modal, seperti yang terkandung dalam surat Huud, ayat 86:
àM§‹É)t/ «!$# ×öyz öΝä3©9 βÎ) ΟçFΖà2 t⎦⎫ÏΖÏΒ÷σ•Β 4 !$tΒuρ O$tΡr&
Νä3ø‹n=tæ 7á‹Ïpt¿2 ∩∇∉∪
Artinya : Sisa (keuntungan) dari Allah[734] adalah lebih baik bagimu
jika kamu orang-orang yang beriman. Dan aku bukanlah seorang penjaga
atas dirimu"
([734]. Yang dimaksud dengan sisa keuntungan dari Allah ialah keuntungan
yang halal dalam perdagangan sesudah mencukupkan takaran dan
timbangan.)
(QS.Huud, 86)
Dari potongan ayat diatas, dapat ditarik sebuah kesimpulan, bahwa Islam
mengajarkan kepada umat manusia agar, dalam
mencari keuntungan (profit) yang halal, hendaknya dengan cara yang
jujur.
Untuk melihat hubungan antara modal kerja dan profitabilitas adalah
dengan mengetahui tujuan manajemen modal kerja. Tujuan manajemen modal
kerja adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar sehingga
diperoleh modal kerja netto yang layak dan menjamin tingkat likuiditas
perusahaan. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa perhatian utama
dalam manajemen modal kerja adalah pada manajemen aktiva lancar
perusahaan, yaitu kas, sekuritas, piutang, dan persediaan, serta
pendanaan (terutama kewajiban lancar atau jangka pendek) yang diperlukan
untuk mendukung aktiva lancar (Martono, 2003:72).
Meskipun hubungan antara aktiva lancar dengan tingkat kegiatan tidaklah
linear, tetapi dapat dilihat bahwa semakin besar tingkat kegiatan,
semakin besar pula aktiva lancar yang dimiliki perusahaan. Besar
kecilnya aktiva lancar tersebut juga dipengaruhi oleh besar kecilnya
aktiva liquid yang dipertahankan oleh perusahaan. Semakin besar aktiva
liquid yang disediakan, semakin besar jumlah aktiva lancar yang
dimiliki. Semakin besar saldo kas yang disediakan, semakin besar
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban kasnya. Sebaliknya dengan
semakin banyaknya kas yang dimiliki, semakin rendah profitabilitas
perusahaan (karena kas
diasumsikan memberikan profitabilitas yang paling rendah) (Husnan,
2004:164 ).
Dari kutipan diatas dapat diartikan bahwa tujuan manajemen modal kerja
adalah mengelola aktiva lancar dan hutang lancar, jadi ketika modal
kerja pada PT. Bentoel International Investama Tbk mengalami
peningkatan, maka situasi ini menunjukkan bahwa pengelolaan modal kerja
pada PT. Bentoel International Investama Tbk dapat dikatakan efisien.
Hal ini dapat dibuktikan dengan perbandingan antara modal kerja bersih
dengan hutang lancar yang rata-rata beda tipis (tahun 2004 dan 2005).
Pada tingkat profitabilitas, rata-rata mengalami peningkatan, hal ini
disebabkab oleh peningkatan beban pokok penjualan dan beban langsung
sehingga dapat mendongkrak laba kotor dan diikuti olek kenaikan laba
bersih perusahaan. Selain itu, meningkatnya nilai total aktiva dan total
ekuitas juga berpengaruh pada meningkatnya nilai ROA dan ROE.
Sebagai bahan pertimbangan, peneliti juga mendeskripsikan penelitian
terdahulu mengenai efisiensi modal kerja dan profitabilitas. Pada
penelitien yang dilakukan oleh Eni Ismiati (2005),
profitabilitas Koperasi Agro Niaga Jaya Abadi Unggul masih kurang
maksimal, hal ini di sebabkan karena pengelolaan sumber modal kerja yang
kurang efektif, dibuktikan dengan adanya dana menganggur di setiap
periode. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Heriyanto (2004),
menyebutkan bahwa tingkat likuiditas menunjukkan bahwa current ratio dan
quick ratio berada di atas standar ideal atau bisa dikatakan over
likuid. Hal ini disebabkan oleh menumpuknya dana perusahaan pada
piutang. Ditinjau dari tingkat aktifitas menunjukkan bahwa pengelolaan
persediaan sudah berjalan secara efisien. Hal ini dapat dilihat dari
kenaikan penjualan dan menurunnya jumlah persediaan pada periode
tersebut. Masalah terdapat pada tingkat perputaran piutang yang sangat
rendah. Hal ini mengindikasikan adanya pengelolaan dana yang kurang
tepat dalam piutang sehingga periode pengumpulannya juga semakin lama.
Ditinjau dari profitabilitas, menunjukkan bahwa tahun 2003 mengalami
peningkatan untuk semua jenis rasio dari profitabilitas hal ini
menunjukkan bahwa telah mampu mempertahankan tingkat laba. Perusahaan
juga efisien didalam mengelola total aktiva dan modal yang
diinvestasikan.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1) Dengan menggunakan metode Time Series Analysis, dapat disimpulkan
bahwa tingkat modal kerja pada P.T. Bentoel Internasional Investama Tbk
pada setiap periode rata-rata mengalami peningkatan, artinya P.T.
Bentoel Internasional Investama Tbk dapat mengelola modal kerjanya
secara efisien.
obyek penelitian.
KUNTA,
0 Komentar