BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Proses pemasaran itu terjadi atau di mulai jauh sejak sebelum
barang-barang di produksi. Keputusan-keputusan dalam pemasaran
harus di buat untuk menentukan produk dan pasarnya, harganya, dan
promosinya. Kegiatan pemasaran tidak bermula pada saat selesainya
proses produksi, juga tidak berahir pada saat penjualan dilakukan.
Perusahaan harus dapat memberikan pandangan yang baik terhadap
perusahaan jika mengharapkan usahannya dapat berjalan terus. Swasta
dan Sukotjo (1993:179).
Menurut Tjiptono (1997:69) inti dari pemasaran strategis modern
terdiri atas tiga langkah pokok Yaitu Segmentasi (segmenting), Penentuan
Pasar sasaran (Targeting), dan Positioning). Langkah pertama adalah
segmentasi pasar yaitu mengidentifikasi dan membentuk kelompok
pembeli yang terpisah-pisah yang mungkin membutuhkan produk atau
bauran pemasaran tersendiri. Langkah kedua adalah Targeting adalah
Tindakan memilih satu atau lebih segmen pasar untuk dilayani. Langkah
ketiga Positioning adalah Tindakan membangun dan mengkomunikasikan
manfaat pokok yang istimewa dari produk di dalam pasar.
Pentingnya sikap dalam pemasaran dikarenakan pengukuran sikap
merupakan masalah pokok dalam berbagai situasi pemasaran. Strategi
segmentasi pasar seringkali didasarkan pada data tentang sikap.
Menentukan sikap dari berbagai segmen pasar yang berbeda – beda
terhadap suatu produk merupakan hal yang penting sekali untuk
mengembangkan strategi “penempatan”(positioning strategy). Pengukuran
sikap sering merupakan dasar untuk mengevaluasi efektifitas kampanye
periklanan. Sebagai tambahan, hubungan yang diasumsikan antara sikap
dan perilaku membantu dalam peramalan penerimaan produk dan dalam
mengembangkan program-program pemasaran. Kinnear dan taylor
(1997:303).
Suatu analisis mengenai sikap konsumen dapat menghasilkan
manfaat diagnostik maupun prediktif. Mengidentifikasi pangsa pasar
yang reseptif, mengevaluasi kegiatan pemasaran yang sekarang dan yang
potensial,dan meramalkan perilaku masa datang adalah sebagian dari
cara-cara utama di mana sikap dapat membantu pengambilan keputusan
pemasaran. Engel, dkk. (1994:361).
Bagi para pakar teori kognitif, berbagai definisi perilaku (seperti
kekerapan membeli atau membeli total) kurang tepat untuk menentukan
kesetiaan terhadap merek karena tidak membedakan antara pembeli yang
benar-benar setia terhadap merek yang dengan sengaja setia , dan pembeli
yang tidak sesungguhnya setia terhadap merek yang mengulang membeli
suatu merek karena itulah satu-satunya merek yang yang tersedia di toko.
Para pakar teori tersebut mengatakan bahwa kesetiaan terhadap merek
harus diukur berdasarkan sikap terhadap merek, dan bukannya
berdasarkan konsistensi pembelian. Sciffman dan Kanuk (2007:213).
Loyalitas juga sangat penting bagi perusahaan karena semakin
lama loyalitas semakin besar imbalan yang bersifat jangka panjang,
semakin lama loyalitas seorang pelanggan semakin besar laba yang dapat
diperoleh perusahaan dari satu pelanggan ini. Loyalitas yang meningkat
dapat menghemat biaya perusahaan sedikitnya 6 bidang :
1. Biaya pemasaran menjadi berkurang ( biaya pengabilalihan
pelanggan lebih tinggi dari pada biaya mempertahankan
pelanggan
2. Biaya transaksi jadi lebih mudah, seperti negosiasi kontrak dan
pemrosesan order.
3. Biaya perputaran pelanggan menjadi berkurang.
4. Keberhasilan cross – selling menjadi meningkat, menyebabkan
pangsa pelanggan yang lebih besar.
5. Pemberitaan dari mulut ke mulut menjadi lebih positif; dengan
asumsi pelanggan yang loyal juga merasa puas.
6. Biaya kegagalan jadi menurun ( pengurangan pengerjaan
ulang, klaim garansi, dan sebagainnya. Griffin (2003:11-12)
Untuk menciptakan loyalitas seorang konsumen terhadap suatu
merek bukanlah persoalan yang mudah untuk dilakukan terlebih lagi di
era globalisasi saat ini, dimana peran merek semakin besar. Banyaknya
pilihan produk yang tersedia membuat konsumen lebih cenderung
menjatuhkan pilihan sesuai dengan persepsi mereka terhadap merekmerek
tertentu yang menjadi favorit mereka. Hal ini berlaku pula pada
produk gitar Fender Stratocaster, Kesadaran para konsumen dalam
memilih gitar Fender Stratocaster sangat terpengaruh dengan selera mereka
dalam bermain musik, demi mendapatkan karakter musik yang sesuai
keinginan mereka, kini banyak persaingan dari produk gitar dengan
bermacam-macam merek bahkan hargannya jauh lebih murah dari
produk gitar Fender Stratocaster. Tetapi masih banyak konsumen yang
loyal terhadap gitar Fender Stratocaster ,(www. Sejarah gitar Fender
Stratocaster.com).
Secara teori banyak produksi gitar yang dipasarkan akan
mempengaruhi pilihan – pilihan konsumen untuk memilih produk gitar
merek Fender Stratocaster. Realitasnya meskipun kondisi diatas terjadi
gitar merek Fender Stratocaster menjadi pilihan utama konsumen.
Dari uraian yang telah dikemukakan diatas mengenai pentingnya
merek, pengetahuan tentang perilaku konsumen, dan loyalitas merek
maka penelitian ini mengambil judul “Analisis Pengaruh Sikap
Konsumen Terhadap Loyalitas Merek Gitar Fender Stratocaster” (Studi
Pada Studio Musik dan Workshop Bo Diddley di Malang).
B. Rumusan Masalah
Banyak loyalitas konsumen pada merek gitar Fender Stratocaster di
sebabkan karena beberapa faktor : Harga, Income (pendapatan), kualitas
produk, promosi, merek produk, kebiasaan, terinteraksi. Atas dasar itulah
maka dapat dirumuskan secara spesifik sebagai berikut :
1. Apakah variabel Sikap yang meliputi Keyakinan, Kesukaan, dan
Tindakan berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Merek gitar
Fender Stratocaster baik secara simultan maupun secara parsial?
2. Variabel Sikap yang meliputi Keyakinan, Kesukaan, dan Tindakan
manakah yang berpengaruh paling dominant terhadap Loyalitas
Merek gitar Fender Stratocaster?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui variabel Sikap yang meliputi Keyakinan, Kesukaan,
dan Tindakan berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Merek gitar
Fender Stratocaster baik secara simultan maupun secara parsial.
2. Untuk mengetahui variabel Sikap yang meliputi Keyakinan, Kesukaan,
dan Tindakan manakah yang berpengaruh paling dominant terhadap
Loyalitas Merek gitar Fender Stratocaster.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini dilakukan adalah :
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi penulis dapat digunakan sebagai perbandingan sejauh mana
teori-teori yang sudah diperoleh selama pekuliahan dapat
diterapkan secara nyata dalam dunia usaha.
b. Sebagai bahan kajian dan informasi pendahuluan bagi penelitian di
masa datang yang berkaitan dengan masalah ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi perusahaan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai
informasi dan bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan
dalam menetapkan strategi pemasaran khususnya strategi yang
berkaitan dengan perilaku konsumen.
b. Sebagai masukan bagi perusahaan untuk dijadikan pertimbangan
dalam memutuskan kebijakan yang menyangkut tentang promosi.
Pengolahan OLAH SKRIPSI Penelitian, Pengolahan DAFTAR CONTOH SKRIPSI
Statistik, Olah SKRIPSI SARJANA, JASA Pengolahan SKRISPI LENGKAP Statistik, Jasa Pengolahan SKRIPSI EKONOMI
Skripsi, Jasa Pengolahan SPSS CONTOH SKRIPSI , Analisis JASA SKRIPSIABSTRAK
Mokhamad Syafril, 2008 SKRIPSI. Judul: “ Analisis Pengaruh Sikap
Konsumen Terhadap Loyalitas Merek gitar Fender
Stratocaster ( Studi Pada Studio Musik dan Workshop
Bo Diddley di Malang).
Pembimbing : Dr. Masyhuri.Ir.,MP
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian terdahulu
Penelitian Rinna Kusbiyanto tahun 2004 Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Malang dengan judul “ Loyalitas konsumen
Terhadap Merek Teh Celup Sariwangi (Studi Kasus Pada Masyarakat
Kota Malang)”. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui pengaruh
faktor biaya peralihan, kepuasan, rasa suka dan komitmen pada loyalitas
konsumen terhadap teh celup merek Sariwangi.dan Hasil penelitiannya
adalah:
1. Variabel biaya peralihan, rasa suka dan komitmen berpengaruh
positif terhadap loyalitas konsumen merek teh celup Sariwangi.
Sedangkan variabel kepuasan berpengaruh negatif terhadap
loyalitas konsumen merek teh celup Sariwangi.
2. Variabel yang paling dominant mempengaruhi loyalitas konsumen
merek teh celup Sariwangi adalah rasa suka.
3. Dari hasil Uji F (setrentak) diperoleh hasil bahwa keempat variabel
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen merek teh
celup Sariwangi. Dan dari Uji t diperoleh hasil variabel biaya
peralihan dan rasa suka berpengaruh secara signifikan, sedangkan
variabel kepuasan dan komitmen tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas konsumen merek teh celup Sariwangi.
Tabel 2.1
Persamaan dan perbedaan antara
Penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang
No Keterangan Penelitian terdahulu Penelitian sekarang
1.
Judul
Loyalitas konsumen
Terhadap Merek Teh
Celup Sariwangi (Studi
Kasus Pada Masyarakat
Kota Malang)
Analisis Pengaruh
Sikap Konsumen
Terhadap Loyalitas
Merek gitar Fender
Stratocaster. (Studi
pada studio musik
dan Workshop Bo
Diddley di Malang).
2. Lokasi penelitian
Kota Malang
Studio musik dan
workshop BoDiddley
di Malang
3.
Obyek yang
diteliti
Masyarakat kota Malang
yang mengkonsumsi Teh
celup Sariwangi
Konsumen Studio
music dan Workshop
Bo Diddley yang
pernah memakai
gitar Fender
Stratocaster.
4. Alat analisis
Regresi berganda
Regresi berganda
5. Hasil penelitian
Terdapat pengaruh
Terdapat pengaruh
6.
Variabel yang
paling dominan
Variabel rasa suka
Variabel Tindakan
Sumber : Data Primer yang diolah, 2007
B. Kajian teoritis
1. Pengertian Pemasaran.
Pemasaran menurut Kotler (1995:5) Pemasaran adalah kegiatan
manusia yang diarahkan untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan
melalui proses pertukaran.
Menurut Swastha (1993:179) mengemukakan bahwa pemasaran
adalah system keseluruhan dari kegiatan usaha yang diajukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan
mendistribusikan barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan
kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.
Menurut Kotler (1997:8) adalah suatu proses sosial dan manajerial
yang di dalamnnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang
mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.
Menurut Kotler dalam Khotijah (2004:8) memberikan pengertian
Marketing dapat dilihat dan dinilai dari dua sudut pandang yaitu dari
segi sociality (masyarakat) yang artinya marketing adalah proses dimana
seorang konsumen atau kelompok dalam memenuhi kebutuhan dan
keinginannya melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran atas barang
dan jasa yang dibutuhkan. Sedang dari sudut pandang manajerial,
marketing adalah suatu proses merencanakan konsep, harga, promosi,
dan distribusi ide, menciptakan peluang yang memuaskan untuk individu
dan sesuai dengan tujuan dari organisasi perusahaan tersebut.
Menurut Kertajaya dalam Khotijah (2004:9) pemasaran adalah
sebuah disiplin bisnis strategi yang mengarahkan proses penciptaan,
penawaran, dan perubahan Values dari suatu inisator kepada stakeholdersnya.
Menurut Backman dalam Khotijah (2004:8) marketing berarti segala
sesuatu yang meliputi penyaluran barang dan jasa dari sektor produksi ke
sektor konsumsi.
Menurut Stanton dalam Khotijah (2004:11) Pemasaran adalah suatu
system keseluruhan dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan,
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang
ada maupun pembeli potensial.
Dari pengertian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
Pemasaran adalah ujung tombak dari serangkaian kegiatan usaha yang
baik bergerak dalam bidang jasa maupun barang. Dikatakan sebagai
ujung tombak karena pemasaran adalah barometer atau standarisasi dari
keberhasilan suatu usaha dalam meraih pangsa pasar yang seluasluasnya.
Tujuan dari para produsen adalah kemampuan meracuni
imajinasi konsumen dengan segala macam produk yang ditawarkan,
pengemasan barang (Packing Design Product), sampai mempromosikan
barang. Dengan adanya pemasaran diharapkan dapat mempertahankan
kelangsungan hidup perusahaan, berkembang dalam usaha, pada
akhirnya dapat mencapai laba semaksimal mungkin.
Untuk memahami pemasaran yang handal diperlukan kita harus
mampu untuk membaca kelompok pasar, kelompok konsumen, sampai
dengan kondisi-kondisi lain yang kerap mempengaruhi pemasaran suatu
barang dan jasa di masyarakat.
_ Visi
Pemasaran harus menjadi suatu konsep bisnis strategi yang bisa
memberikan kepuasan berkelanjutan bukan kepuasan sesaat untuk
tiga stakeholder utama di setiap perusahaan yaitu pelanggan,
karyawan, dan pemilik perusahaan.
_ Misi
Pemasaran akan menjadi jiwa bukan sekedar “salah satu anggota
tubuh” suatu perusahaan, karenanya itu setiap orang di perusahaan
akan menjadi pemasar.
_ Nilai
Nilai utama yang dianut perusahaan seperti pertama, merek lebih
berharga dari pada produk bagi pelanggan. Kedua, apapun bisnis
yang dijalankan, pemilik perusahaan harus menganggapnya sebagai
bisnis jasa. Ketiga, setiap orang di dalam perusahaan harus merasa
terlibat dalam proses pemuasan pelanggan, baik secara langsung
maupun tidak langsung, bukan hanya sebagai pelaksana dari suatu
fungsi tertentu.
2.Pengertian Strategi Pemasaran
Strategi pemasaran sebagaimana dikemukakan oleh Tull dan Kahle
dalam Tjiptono (1997:6) adalah alat yang fundamental yang direncanakan
untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan
bersaing yang berkesinambungan melalui pasar yang dimasuki dan
program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran
tersebut.
Menurut Chandler dalam Khotijah (2004:6) Strategi adalah sasaran
dan tujuan jangka panjang sebuah perusahaan, dan arah Tindakan serta
alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai sasaran dan tujuan
itu.
Menurut Andrew dalam Khotijah (2004:6) Strategi adalah pola,
metode, maksud atau tujuan dan kebijakan serta rencana-rencana penting
untuk mencapai tujuan itu, yang dinyatakan dengan cara seperti
menetapkan bisnis yang dianut atau yang akan dianut oleh perusahaan,
dan jenis atau akan menjadi jenis apa perusahaan ini.
Menurut Rangkuti dalam Khotijah (2004:6) menjelaskan bahwa
strategi pemasaran merupakan cerminan pemikiran terbaik perusahaan
tentang hal-hal yang berkaitan dengan bagaimana perusahaan
memanfaatkan potensi sumber daya manusia pada pasar yang paling
menguntungkan.
Gambaran singkat dari arti kata strategi adalah cara bagaimana kita
mensikapi suatu keadaan dan kenyataan dengan memberikan solusi
untuk mampu keluar dari keadaan tersebut, solusi ataupun cara yang
diambil berdasarkan kondisi kebutuhan dan mampu memberikan jalan
terbaik dari keadaan yang terjadi.
Pemasaran ditinjau dari aspek Islam:
َأ خبِ رنا َقبِي صُة اَ خب رنا س ْ فيا ْ ن ع ن َابِي ح م زةِ عنِ اْل ح سنِ عنِ النبِ ي ص َ ل اللهُ
عَليهِ و سلَّ م َقا َ ل َالتجِر َال ص د و ق الأَمِي ن م ع النبِيِّ ن وال صدِيقِي ن وال ش ه داءِ (رواه الترمذى)
“pedagang yang jujur dan terpercaya tergabung dengan nabi dan para suhada”.
( HR. tirmidzi 1130 ).
Menurut Hafidhuddin dan Tanjung (2003:55). Nilai shidiq,
bermakna jujur, juga bermakna tahan uji, ikhlas, serta memiliki
keseimbangan emosional. Sedangkan menurut Kartajaya dan Sula
(2006:121) Jika ia seorang pemasar, sifat shidiq (benar dan jujur) haruslah
menjiwai seluruh perilakunnya dalam melakukan pemasaran, dalam
berhubungan dengan pelanggan, dalam bertransaksi dengan nasabah, dan
dalam membuat perjanjian dengan mitra bisnisnya.
3. Pengertian Perilaku Konsumen.
Definisi perilaku konsumen menurut Loudon dan Dellabitta dalam
Mangkunegara (2002:3) adalah sebagai proses pengambilan keputusan
dan aktifitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi,
memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang dan jasa.
Menurut Engel, et al dalam Mangkunegara (2002:3) mengemukakan
bahwa definisi perilaku konsumen adalah Tindakan yang langsung
terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk
dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli
Tindakan ini.
Menurut Mowen dan Minor (2002:6) Perilaku konsumen di
definisikan sebagai studi tentang unit pembelian dan proses pertukaran
yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan
barang,jasa,pengalaman,serta ide-ide.
Menurut American Marketing Association dalam Peter dan Olson
(1999:6) mendefinisikan Perilaku konsumen adalah sebagai interaksi
dinamis antara pengaruh dan kognisi,perilaku, dan kejadian di sekitar
kita di mana manusia melakukan aspek pertukaran dalam hidup mereka.
Ada tiga ide dari definisi ini yaitu:
(1) Perilaku konsumen adalah dinamis (2) Hal tersebut melibatkan
interaksi antara pengaruh dan kognisi,perilaku, dan kejadian
sekitar,dan (3) Hal tersebut melibatkan pertukaran.
Sedangkan Mangkunegara (2002:3) menyatakan bahwa perilaku
konsumen merupakan Tindakan-Tindakan yang dilakukan individu,
kelompok atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan
keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasajasa
ekonomis yang dipengaruhi lingkungan.
Dari beberapa pengertian di atas dapatlah diambil kesimpulan
bahwa perilaku konsumen adalah merupakan Tindakan-Tindakan yang
dilakukan oleh individu, kelompok atau organisasi yang berhubungan
dengan proses pengambilan keputusan untuk mendapatkan dan
menggunakan barang-barang atau jasa yang dapat dipengaruhi oleh
lingkungan, termasuk proses pengambilan keputusan.
4. Model Faktor Perilaku
Engel, dkk., (1994:46-60) menyebutkan variasi di dalam proses
keputusan konsumen dengan sebutan determinan. Determinan yang
dimaksud dibagi kedalam tiga kategori yaitu pengaruh lingkungan,
perbedaan individu, dan proses psikologis, yang masing-masing dari
kategori tersebut adalah sebagai berikut :
Gambar 2.1
Model Faktor Perilaku Engel, Blackwell, dan Miniard
PENGARUH
LINGKUNGAN
Budaya
Kelas social
Pribadi
Keluarga
Situasi
PERBEDAAN INDIVIDU
PROSES
KEPUTUSAN
PROSES PSIKOLOGIS
Sumber Daya Konsumen
Motivasi & Keterlibatan
Pengetahuan
Sikap
Kepribadiaan, Gaya hidup,
Demografi
Pengenalan Kebutuhan
Pencarian Informasi
Evaluasi Alternatif
Pembelian
Hasil
Pengolahan
Informasi
Pembelajaran
Perubahan
Sikap/Perilaku
Sumber : Engel, dkk., (1994:60)
•Pengaruh Lingkungan, dalam perilaku konsumen pengaruh
lingkungan ini dipengaruhi oleh budaya, kelas sosial, pengaruh
individu, keluarga, dan situasi.
•Perbedaan Individu, dalam perilaku konsumen, perbedaan
individu ini dipengaruhi oleh sumber daya konsumen, motivasi,
dan keterlibatan, pengetahuan, sikap, kepribadian, gaya hidup dan
demografi.
•Proses Psikologis, dalam perilaku konsumen, proses psikologis ini
dipengaruhi karena adanya pengolahan informasi, pembelajaran,
perubahan sikap dan perilaku.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Dalam pandangan Islam pertimbangan-pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan :
Q.S Al-Furqaan 67 :
Ï%©!$#uρ !#sOEÎ) (#θà)x _Ρr& öΝs9 (#θèùÌó¡ç„ öΝs 9uρ (#ρç.äIø)tƒ tβ%Ÿ2uρ š÷t / šÏ9≡sOE $YΒ#uθs %
∩∉∠∪
67. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak
berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah
antara yang demikian.
Ayat diatas menjelaskan bahwa kita dalam berperilaku yaitu
Tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi,
dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang
mendahului dan menyusuli Tindakan ini terhadap suatu produk. agar
tidak berlebihan dan juga tidak kikir dan agar kita berada di tengah –
tengahnya.
5. Pengertian sikap
Menurut Triandis,dkk., dalam Peter dan Olson (1999:131)
mengkombinasikan dalam tiga jenis tanggapan (pikiran, perasaan, dan
Tindakan) ke dalam tiga unsur dari sikap (tripartite model of attitude).
Dalam skema ini sikap dipandang mengandung tiga komponen yang
terkait: kognisi (pengetahuan tentang objek), afeksi (evaluasi positif dan
negatif terhadap objek), dan conation (prilaku aktual terhadap suatu
objek).
Menurut Kinnear dan Taylor (1987:304) “Sikap adalah Proses yang
berorientasi Tindakan, evaluatif, dasar-pengetahuan , dan persepsi abadi
dari seseorang individu berkenaan dengan suatu obyek atau penemuan.
Menurut Mowen dan Minor (2002:319) “Sikap adalah merupakan
inti dari rasa suka bagi orang, kelompok, situasi, objek, dan ide-ide tidak
berwujud tertentu”.
Menurut Thurstone dan Fishbein dalam Peter dan Olson (1999:131)“
Sikap adalah sikap mewakili perasaan senang dan tidak senang
konsumen terhadap objek yang dipertanyakan.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2002:47) sikap diartikan
sebagai suatu penilaian kognitif seseorang terhadap suka atau tidak suka,
perasaan emosional yang Tindakannya cenderung kearah berbagai objek.
Sikap umumnya dianggap mempunyai tiga komponen utama
Kinnear dan Taylor (1987:304):
1. Komponen kognitif : keyakinan seseorang mengenai suatu obyek,
seperti kecepatan atau keawetannya/ketahanannya.
2. Komponen afektif : Perasaan seseorang tentang obyek, seperti baik
atau buruk
3. Komponen Perilaku: kesiapsiagaan seseorang untuk berprilaku
tanggap terhadap suatu obyek.
Pengukuran sikap merupakan masalah pokok dalam berbagai
situasi pemasaran. Strategi segmentasi pasar seringkali pada data tentang
sikap. Menentukan sikap dari berbagai segmen pasar yang berbeda-beda
terhadap suatu produk merupakan hal yang penting sekali untuk
mengembangkan strategi “penempatan” pengukuran sikap sering
merupakan dasar untuk mengevaluasi efektifitas kampanye periklanan.
Sebagai tambahan, hubungan yang diasumsikan antara sikap dan prilaku
membantu dalam peramalan penerimaan produk dan dalam
pengembangan program-progaram pemasaran. Kinnear dan Taylor
(1987:303).
Maksud dari kegiatan pemasaran adalah memperoleh respon dari
segmen pasar sasaran. Respon mungkin dapat berupa tingkat kognitif,
afektif, atau perilaku. Gambar 2.2 memperlihatkan ketiga tingkat dasar
respon tersebut ditambah klasifikasi yang lebih rinci yang disebut model
hirarki pengaruh (model of hierarchy of effects). Model ini menghipotesiskan
bahwa pembeli melewati tahap-tahap menyadari, mengetahui, mengenal,
menyenangi, memilih, niat/kehendak membeli,dan membeli secara
berurutan. Kinnear dan Taylor (1987:304).
Gambar 2.2
Model hirarki pengaruh
Masukan
Bauran
Pemasaran
Faktor-faktor
situasional
Respon perilaku
Komponen Hirarki model
Pengaruh
Kognitif
Menyadari
↓
Mengetahui
Afektif
↓
Menyenagi
↓
Prefensi
Perilaku
↓
Niat membeli
↓
Membeli
↓
Keluaran
Ukuran-ukuran
Prestasi
Kinnear dan Taylor (1987:305)
Komponen kognitif : Komponen kognitif mengacu kepada
kesadaran responden dan pengetahuannya terhadap beberapa obyek atau
fenomena, kadang disebut juga komponen keyakinan ( belief component ).
Komponen kognitif penting bagi berbagai tipe-tipe kebutuhan informasi
yang menyangkut kesadaran / pengetahuan tentang ciri-ciri produk,
kampanye periklanan, penetapan harga, ketersediaan produk.
Komponen Afektif : Komponen afektif mengacu pada prefensi dan
kesenangan responden terhadap obyek atau fenomena. Kadanng disebut
komponen perasaan (feeling component). Komponen kognitif merupakan
aspek penting dari kebutuhan informasi untuk berbagai situasi
keputusan. Contohnya penetapan prefensi dan perasaan negatif serta
positif dari pembeli menyangkut program-program pemasaran
perusahaan serta program pemasaran pesaing.
Komponen Perilaku: Komponen perilaku mengacu kepada
perilaku pembeli yang berupa niat membeli” niat membeli” dan
“membeli”. Niat membeli merupakan tahap kecenderungan respoden
untuk bertindak sebelum keputusan membeli benar-benar dilaksanakan.
Para pemasar tertarik pada niat membeli responden dan
mendayagunakannya sebagai indiktor dari perilaku masa depan pembeli.
Penataan skala sikap dalam pemasaran cenderung berfokus kepada
pengukuran keyakinan responden tentang atribut-atribut produk
(komponen kognitif) dan perasaan responden tentang daya tarik atributatribut
(komponen afektif), beberapa kombinasi keyakinan dan perasaan
biasanya diasumsikan untuk menentukan niat membeli.
6. Fungsi Sikap
Menurut Katz dalam Mowen dan Minor (2002:320) mendifinisikan
empat fungsi sikap : Utilitarian, Pembelaan-ego, Pengetahuan, Nilaiekspresif
•Fungsi Utilitarian : Fungsi sikap Utilitarian mengacu pada ide
bahwa orang mengekspresikan perasaan untuk memaksimalkan
penghargaan dan meminimalkan hukuman yang mereka terima
dari orang lain.
•Fungsi Pembelaan-ego : (Ego-Defensive) : Fungsi sikap sebagai
pembela ego adalah melindungi orang dari kebenaran mendasar
tentang diri sendiri atau dari kenyataan kekejaman dunia luar,
Fungsi pembelaan-ego yang disebut juga fungsi pertahanan harga
diri (Self-esteem maintenance fuction), mengandalkan pada teori
psikoanalitik yaitu kepribadian manusia berasal dari perjuangan
dinamis antara dorongan psikologis dari dalam diri(seperti lapar,
seks dan agresi) dan tekanan sosial untuk mentaati hukum,aturan,
dan kode moral. Jadi Sikap seperti prasangka kaum minoritas,
berfungsi sebagai mekanisme pembelaan orang fanatik yang tidak
mau mengakui kegelisahan diri mereka yang paling mendasar.
•Fungsi pengetahuan (Knowledge Fuction) : Sikap juga dapat
dipergunakan sebagai standar yang membantu seseorang untuk
memahami dunia mereka. Dalam memainkan peran ini, sikap
membantu seseorang untuk memberikan arti pada dunia yang
tidak beraturan.
•Fungsi Nilai-Ekspresif : Mengacu pada bagaimana seseorang
mengekspresikan nilai sentral mereka kepada orang lain yang biasa
disebut Fungsi identitas sosial. Ekspresi sikap bahkan dapat
membantu seseorang dalam mendefinisikan konsep diri mereka
kepada yang lain.
Pandangan sikap dalam Islam :
Dalam hadist riwayat At-Tirmidzi Rasulullah SAW bersabda :
لِ __ ْ رَ ُ __ ِ _ ْ ُ __ِ _ لَ َ __ َ __َ _ ْ ُ __ َ _ ا ُ _َ _ ٍ رَ ِ !_ِ_" ْ َ _# أَِ _ ْ ِ # _% _ِ_ َ _ ْ ِ # _ِ _َ &َ _ ا _ِ _َ
ٌ 5_َ16 ِْ7_َ " ْقَ ُ 9;: _ ن ا . =ِ> َ 'َ (ُ)*ِ ) َ __ َ __ َ 2 َ_ إِ 'َ (ُ)*ِ ) َ __ دَعْ َ -َ _._ وَ َ 0 ْ ِ 1_َ_ َ -__._ ا 2_.3 ِ َ 0_._ ا
ٌ (رواه الترمذى). 5(َ) بَ رِ Aِ B ْ َ _ ن ا . وَإِ
Arti matan hadist : “Dari Hasan bin Ali bin Abi Thalib raa. berkata, ‘Saya
hapal dari Rasulullah perkataan, ‘Tinggalkan sesuatu yang meragukanmu kepada
sesuatu yang tidak meragukanmu, karena sesungguhnya kejujuran itu adalah
ketenangan dan kebohongan itu adalah kegelisahan.” ( HR. At-Tirmidzi 2442 )
Ayat diatas menjelaskan tentang bagaimana bersikap agar kita
meninggalkan hal yang meragukan kepada yang tidak meragukan,
demikian juga dengan kita membeli suatu produk. Agar kita tidak
membeli produk yang kualitasnya kurang meyakinkan dan beralih ke
produk yang kualitasnya meyakinkan.
7. Pengertian Merek
Menurut Tjiptono (1997:104), “Merek merupakan nama, istilah,
tanda, simbol/lambang/logo, desain, warna, gerak,atau kombinasi
atribut-atribut produk lainnya yang diharapkan dapat memberikan
identitas dan deferensiasi yang membedakannya dengan produk pesaing”.
Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa merek
mempunyai dua unsur yaitu brand name yang terdiri huruf-huruf atau
kata-kata yang dapat terbaca, serta brand mark yang terbentuk simbol,
desain atau warna tertentu yang spesifik. Kedua unsur dari sebuah merek,
selain berguna untuk mempermudah konsumen untuk mengenali dan
mengidentifikasi barang atau jasa yang hendak dibeli.
8. Makna, tujuan, dan persyaratan merek
Merek memiliki beraneka ragam makna tergantung kepada
persepsi setiap individu/konsumen yang tentunya berbeda antara
persepsi konsumen satu dengan lainnya. Ada enam makna yang bisa
disampaikan melalui suatu merek menurut Kotler dalam Tjiptono
(1997:104) yaitu:
1. Atribut
Merek menyampaikan atribut-atribut tertentu. Misalnya Mercedes
mengisyaratkan tahan lama (awet), mahal, desain berkualitas, prestisius,
nilai jual kembali yang tinggi, cepat dan sebagainya.
2. Manfaat
Merek bukanlah sekedar kumpulan atribut, sebab yang dibeli konsumen
adalah manfaat, bukannya atribut. Atribut harus diterjemahkan ke dalam
manfaat fungsional dan emosional/psikologis. Misalnya atribut mahal
dapat diungkapkan dalam manfaat emosional seperti “Mobil ini dapat
menaikkan gengsiku”. Sedangkan atribut tahan lama dapat dicerminkan
dalam manfaat fungsional seperti “ Saya tidak perlu membeli mobil baru
lagi selama beberapa tahun mendatang”.
3. Nilai-nilai
Merek juga menyatakan nilai-nilai yang dianut produsennya. Contohnya
Mercedes (sebagaimana umumnya produk-produk buatan Jerman)
mencerminkan kinerja tinggi, keamanan dan prestise.
4. Budaya
Dalam merek terkandung pula budaya tertentu. Mercedes mencerminkan
budaya Jerman, seperti terorganisasi rapi, efisien, dan berkualitas tinggi.
5. Kepribadian
Merek bisa pula memproyeksikan kepribadian tertentu. Apabila suatu
merek divisualisasikan dengan orang, binatang, atau suatu obyek, apa
yang terbayangkan? Mercedes memberi kesan pimpinan yang berwibawa
(orang), singa yang berkuasa (binatang), atau istana yang megah (obyek).
6. Pemakai
Merek juga menyiratkan tipe konsumen yang membeli atau
menggunakan produknya. Contohnya, mobil Mercedes kerapkali
dipersepsikan sebagai mobil untuk eksekutif puncak paruh baya.
Menurut Tjiptono (1997:104) Merek digunakan untuk beberapa
tujuan, yaitu:
1. Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau
membedakan produk suatu perusahaan dengan produk pesaingnya.
Ini akan memudahkan konsumen untuk mengenalinnya saat
berbelannja dan saat melakukan pembelian ulang.
2. Alat promosi, yaitu sebagai daya tarik produk.
3. Untuk membina citra,yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan
kualitas,serta pretise tertentu kepada konsumen.
4. Untuk mengendalikan pasar.
Agar suatu merek dapat mencerminkan makna-makna yang ingin
disampaikan maka ada beberapa persyaratan yang harus diperhatikan,
menurut Tjiptono (1997:106) yaitu:
1. Merek harus khas atau unik.
2. Merek harus menggambarkan sesuatu mengenai manfaat produk dan
pemakaiannya.
3. Merek harus menggambarkan kualitas produk.
4. Merek harus mudah diucapkan, dikenali, dan diingat.
5. Merek tidak boleh mengandung arti yang buruk di negara dan dalam
bahasa yang lain.
6. Merek harus dapat menyesuaikan diri (adaptable) dengan produkproduk
baru yang mungkin ditambahkan ke dalam lini produk.
Seperti halnnya pemberian nama anak dalam Islam, pemberian
nama atau merek harus yang memiliki makna yang baik, yang bisa
mendatangkan manfaat serta keuntungan di masa yang akan datang.
Rasullullah Saw. Bersabda :
ْمَ __ ْنَ َ _. ْ َ _# ْ ُ H%ُ 8n ص م: إِ i ل ا _5 لَ رَ __ لَ : َ __ َ JU. َ i ا _َ _ ردَاء رَ ِ _َ _ ا 3S ْ أَِ $.َ
) _ O داود وأ d ْ (روا H%ُ Bِ_ ْ َ 5 ا أَ _Uُ( ْ ِ OYَ9 ْ َ H%ُ Bِ_S ءِ اََ _ ْ َ 5YَS ْ وَِ H%ُ Bِ_ ْ َ 5YَS ِ ,ِ _َ _!َDِ_ اْ
“Dari Abi Darda’ r.a berkata : Rasulullah Saw. Bersabda : Sesungguhnya kamu
sekalian dipanggil pada hari kiamat dengan nama kalian dan nama bapak – bapak
kalian. Karena itu, baguskanlah nama – nama kalian” (HR. Abu Daud dan
Ahmad 4297 ).
Kita dilarang untuk memberikan nama yang tidak menyenangkan
hati, baik dari segi arti, lafadz, atau salah satu dari keduannya. Juga
dilarang untuk memberikan nama yang kesannya mengolok-olok serta
menyusahkan hati si pemilik nama, karena hal itu tidak sesuai dengan
tuntunan Nabi Saw. Seperti yang kita ketahui, beliau menyuruh supaya
memberikan nama yang baik dan bagus ( Ibrahim bin Shalih Al-
Mahmud,2004:47).
9. Pengertian Loyalitas Merek
Loyalitas merek diartikan sejauh mana seorang konsumen
menunjukan sikap positif terhadap suatu merek, mempunnyai komitmen
pada merek tertentu dan berniat untuk terus membelinnya di masa depan
(Mowen,2001:108)
Sedangkan menurut Durianto, dkk. (2001:126) Loyalitas merek
merupakan suatu ukuran keterkaitan konsumen kepada suatu merek.
Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya
seorang konsumen beralih ke merek produk lain, terutama jika merek
tersebut didapati adannya perubahan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa loyalitas merek
merupakan keterkaitan konsumen terhadap merek yang dipersepsi positif
dan ditandai dengan pembelian sepanjang waktu serta tidak beralih ke
merek lain.
10. Tingkat Loyalitas Merek
Tingkat loyalitas merek menurut Durianto, dkk (2001:126) ada lima
tingkatan, mulai dari tertinggi sampai terendah yakni : committed buyer,
likes the brand, satisfied buyer, Habitual buyer dan switcher.
Gambar 2.3
Tingkatan Loyalitas Merek
Sumber : Durianto,dkk (2001:128)
1. Committed buyer
Pembeli yang komit merupakan pembeli yang loyal. Mereka memiliki
kebanggaan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek tersebut
telah menjadi sangat penting bagi mereka, baik dipandang dari segi
fungsinya maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya
mereka, sehingga tidak ada alasan bagi mereka untuk beralih merek. Pada
tingkat ini, salah satu aktualisasi pembeli ditunjukkan oleh Tindakan
merekomendasikan dan mempromosikan merek tersebut kepada pihak
lain.
CB
Liking The
Brand
Satisfied Buyer
Habitual Buyer
Switcher
2. Likes the brand
Pembeli pada tingkat ini menyukai merek dan cenderung menganggap
merek sebagai sahabat. Hal ini disebabkan karena ada perasaan emosional
yang terkait pada merek tersebut. Rasa suka pembeli terhadap suatu
merek mungkin didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol,
pengalaman menyenangkan dalam penggunaan sebelumnya, atau
disebabkan oleh perceveid quality yang tinggi terhadap merek tersebut.
3. Satisfied buyer
Mereka adalah pembeli yang puas. Akan tetapi mereka mungkin akan
berpindah merek dengan biaya peralihan (switching cost) baik yang terkait
dengan waktu, uang bahkan resiko kinerja yang melekat dengan
Tindakan mereka berpindah merek.
4. Habitual buyer
Mereka merupakan pembeli yang puas dengan merek produk yang
dikonsumsinya. Pembelian mereka hanya karena kebiasaan sehingga
tidak ada masalah untuk beralih merek. Namun, pada dasarnya tidak ada
alasan yang cukup untuk menciptakan keinginan beralih merek terutama
jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya atau pengorbanan.
5. Switcher
Pembeli pada tingkat ini bukanlah pembeli yang loyal terhadap merek
karena mereka dapat dengan mudah untuk beralih merek. Mereka tidak
mempunyai ikatan emosional terhadap merek tertentu sehingga mereka
lebih cenderung menggunakan kesempatan yang ada (misal harga diskon)
untuk beralih merek.
11. Nilai Strategis Dari Loyalitas Merek
Loyalitas merek dari para pelanggan mewakili suatu aset strategis
dan jika dikelola dan dieksploitasi dengan benar akan mempunyai potensi
untuk memberikan nilai dalam beberapa bentuk seperti yang
dikemukakan Rangkuti (2004:63) sebagai berikut :
Gambar 2.4
Nilai Loyalitas Merek
Pengurangan biaya pemasaran
Peningkatan perdagangan
Loyalitas Merek
Mengikat konsumen baru:
a.menciptakan kesadaran merek
b. Meyakinkan kembali
waktu merespon
Sumber : Rangkuti (2004:63)
1. Mengurangi biaya-biaya pemasaran
Suatu basis pelanggan yang mempunyai loyalitas merek bisa mengurangi
biaya pemasaran perusahaan karena akan lebih murah biayanya untuk
mempertahankan para pelanggan dibandingkan berusaha menarik para
pelanggan baru. Hal ini disebabkan para pelanggan yang sudah ada
relatif mudah untuk dipertahankan apabila mereka tidak merasakan suatu
ketidakpuasan. Dan juga biasanya akan jauh lebih murah untuk menjaga
pelanggan yang ada tetap puas, untuk mengurangi alasan beralih.
Semakin tinggi loyalitas, makin mudah untuk menjaga pelanggan tetap
puas. Selain itu, calon pelanggan baru biasanya kurang termotivasi untuk
beralih dari merek yang sedang mereka gunakan. Jika mereka beralih,
maka mereka cenderung butuh suatu alasan yang kuat untuk mengambil
resiko membeli dan menggunakan merek baru. Hal-hal inilah yang
membuat mereka sulit untuk didekati dan membutuhkan biaya yang
mahal.
2. Meningkatkan perdagangan
Loyalitas merek menghasilkan peningkatan perdagangan. Loyalitas
merek yang kuat terhadap merek-merek seperti merek milik Nestle,
Nabisco, Unilever atau P&G akan meyakinkan pihak pertokoan untuk
memajang di rak-raknya karena mereka merasa bahwa para pelanggan
akan mecantumkan merek-merek tersebut dalam daftar belanjanya.
Peningkatan perdagangan menjadi penting dalam rangka
memperkenalkan ukuran baru, jenis baru, variasi-variasi atau perluasan
merek.
3. Menarik minat para pelanggan baru
Untuk memikat para pelanggan baru dapat dilakukan dengan
menciptakan kesadaran merek atau meyakinkan kembali. Suatu basis
pelanggan yang puas dan suka pada merek tertentu bisa menimbulkan
keyakinan bagi calon pelanggan. Kelompok besar pelanggan yang puas
akan memberikan suatu pencitraan bahwa merek tersebut merupakan
produk yang diterima luas, berhasil, beredar di pasaran dan sanggup
untuk mengusahakan Tindakan layanan dan peningkatan mutu produk.
Kesadaran merek juga bisa dibangkitkan dari kelompok pelanggan seperti
teman atau keluarga. Teman dan keluarga para pengguna akan menjadi
sadar akan produk tersebut hanya degan menyaksikannya. Melihat
sebuah produk digunakan oleh seorang teman akan membangkitkan
semacam kenangan yang berkaitan dengan konteks penggunaan dan
pengguna yang sulit dijangkau oleh iklan mana pun. Sehingga
pengingatan kembali merek akan menjadi lebih kuat.
4. Memberi waktu untuk merespon ancaman-ancaman persaingan
Dengan adanya loyalitas merek maka memberikan waktu bagi
perusahaan untuk merespon gerakan-gerakan kompetitif. Jika salah satu
kompetitor mengembangkan produk yang unggul, seorang pelanggan
loyal dan puas akan memberi waktu pada perusahaan agar
memperbaharui produknya dengan cara menyesuaikan atau
menetralisasikannya karena mereka hanya memiliki sedikit insentif untuk
beralih merek. Dengan suatu tingkatan loyalitas merek yang tinggi,
sebuah perusahaan bisa dengan lancar menjalankan strategi susulan.
12. Memelihara dan Menguatkan Loyalitas
Untuk memelihara/menjaga dan menguatkan loyalitas pelanggan
dapat dilakukan dengan cara-cara :
a. Memperlakukan pelanggan dengan layak
Yaitu menawarkan sebuah produk atau jasa yang bisa berfungsi
dengan baik sebagaimana yang diharapkan oleh pelanggan, sehingga
hal tersebut bisa memberikan landasan bagi loyalitas, yang merupakan
suatu alasan untuk tidak berpindah merek.
b. Menjalin kedekatan dengan pelanggan
Untuk menjalin hubungan yang dekat dengan pelanggan bukan
persoalan yang mudah. Namun perusahaan-perusahaan telah
menemukan berbagai cara untuk tetap dekat dengan pelanggan. Caracara
yang ditempuh antara lain dengan menyediakan layanan
konsumen melalui telepon bebas pulsa, atau membentuk kelompok
fokus untuk mendengar dan melihat apa yang menjadi keprihatinan
para pelanggan.
c. Mengukur kepuasan pelanggan
Kepuasan/ketidakpuasan pelanggan diukur dengan melakukan survei
secara reguler. Hal ini berguna terutama dalam memahami bagaimana
para pelanggan merasakan, dan juga berguna dalam menyesuaikan
produk dan jasa agar kepuasan pelanggan dapat tetap terjaga sehingga
tidak beralih merek.
d. Menciptakan biaya-biaya peralihan
Salah satu cara untuk menciptakan biaya-biaya peralihan adalah
menciptakan suatu solusi bagi problem pelanggan. Cara lain adalah
memberi imbalan pada loyalitas secara langsung, yaitu dengan
memberikan hadiah, bonus dan lain-lain.
e. Memberi ekstra
Relatif lebih mudah untuk mengubah perilaku pelanggan dari
toleransi menjadi antusias hanya dengan memberikan layanan ekstra
yang tidak terduga. Misalnya, sebuah penjelasan mengenai prosedur
(terutama untuk produk elektronik), atau pemberian sampel dari toko
roti, bisa membuat kesan yang amat baik.
Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa kita diharuskan untuk
melakukan sikap saling menghormati antara sesama. Jika kita
menghormati atau dihormati orang lain maka balaslah sikap
penghormatan itu yang lebih baik. Sebagaimana firman Allah SWT dalam
Q.S An-Nisa’ 86 :
#sOEÎ)uρ ΛäŠÍh‹ãm 7π¨ŠÅstFÎ/ (#θ–Šy ssù z|¡ômr'Î/ !$pκ÷]ÏΒ ÷ρr eÈ≅ä. 4’n?tã tβ%x. c!$# ¨βÎ) 3 !$yδρ–Šâ‘ &
∩∇∉∪ $.7ŠÅ¡ym >óx«
86. “ Apabila kamu diberi penghormatan dengan sesuatu penghormatan, Maka
balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik dari padanya, atau balaslah
penghormatan itu (dengan yang serupa)”.
Sikap ini yang harus dilakukan oleh karyawan dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggan. Jika karyawan memberikan sikap hormat
dan ramah terhadap pelanggan maka pelaggan akan memberikan sikap
yang hormat dan ramah. Sikap ini dapat menumbuhkan sikap loyalitas
pelanggan terhadap jasa yang telah diberikan.
C.Kerangka Berfikir
Sikap dapat didefinisikan sebagai penilaian kognitif seseorang
terhadap suka atau tidak suka, perasaan emosional yang Tindakannya
cenderung kearah berbagai objek atau ide. Sikap sangat mempengaruhi
keyakinan, begitu pula sebaliknya, keyakinan menentukan sikap.
Loyalitas merek merupakan tingkat kesetiaan yang dimiliki seseorang
terhadap suatu merek dalam jangka waktu tertentu.
Sikap positif konsumen dapat menentukan loyalitas seseorang
terhadap suatu merek, dalam hal ini sikap konsumen meliputi faktor
keyakinan, faktor kesukaan dan faktor Tindakan
Sikap Konsumen :
- Keyakinan
- Kesukaan
- Tindakan
Loyalitas
Banyaknya konsumen yang memakai dan loyal terhadap gitar
Fender Stratocaster dikarenakan kualitasnya yang memuaskan konsumen
dan memiliki karakteristik tersendiri sehingga peneliti tertarik untuk
menganalisis pengaruh sikap konsumen terhadap loyalitas merek gitar
Fender Stratocaster.
Seberapa besar pengaruh antara variabel sikap konsumen terhadap
loyalitas merek gitar Fender Stratocaster baik secara simultan maupun
secara parsial, variabel sikap konsumen manakah yang mempunyai
pengaruh paling dominant terhadap variabel loyalitas merek produk
D. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir, maka dihipotesiskan sebagai
berikut:
1. Diduga terdapat pengaruh yang signifikan baik secara simultan
maupun secara parsial antara variabel bebas yaitu Keyakinan,
Kesukaan, dan Tindakan variabel terikat yaitu loyalitas.
2. Diduga variabel Sikap yang meliputi Keyakinan, Kesukaan, dan
Tindakan yang berpengaruh paling dominant terhadap Loyalitas
Merek gitar Fender Stratocaster?
BAB IV
PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Paparan Data
1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di studio musik dan Workshop Bo Diddley
Jln. Cengger Ayam Dalam III No: 3 RT 01 RW 02 daerah Kelurahan
Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru Kotamadya Malang. Konsumen studio
musik ini kebanyakan dari UIN, UNIBRAW, POLTEK, UMM, UM,
WIDYAGAMA, SMU9, SMU7, SMU Kertanegara. Studio musik dan
workshop ini di studionya menggunakan gitar Fender Stratocaster karena
itulah peneliti tertarik untuk menjadikan studio musik dan Workshop Bo
Diddley sebagai lokasi penelitian. Dikarenakan sikap kerap terbentuk
sebagai hasil dari kontak langsung dengan objek.
B. Hasil Penelitian.
1. Gambaran Karakteristik Responden
Seperti yang telah diuraikan diatas, bahwa yang menjadi
responden dalam penelitian ini adalah Konsumen Studio Musik dan
Workshop Bo Diddley dan konsumen gitar Fender Stratocaster yang pernah /
masih memakai. Berikut merupakan gambaran dari identitas responden
berdasarkan :
2. Umur Responden
Pada tabel 4.1 dapat di lihat data mengenai karakteristik responden
berdasarkan umur.
Tabel 4.1
Umur responden
Usia Jumlah
Orang Persentase
16 – 20 11 19,6%
21 – 25 24 42,8%
26 – 30 18 32,1%
31 – 35 3 5,3%
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Tabel 4.1 menunjukan bahwa jumlah responden terbesar adalah ber
umur antara 21 tahun - 25 tahun yaitu sebanyak 24 orang atau 42,8%.
Kemudian umur antara 26 tahun - 30 tahun sebanyak 18 orang atau
32,1%, umur antara 16 tahun – 20 tahun sebanyak 11 orang atau 19,6% dan
umur 31 tahun – 35 tahun sebanyak 3 orang atau 5%.
3. Jenis Kelamin
Pada tabel 4.2 akan di tampilkan data mengenai karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin.
Tabel 4.2
Jenis kelamin responden
Usia Jumlah
Orang Persentase
Laki – laki 55 98,2%
Perempuan 1 1,8%
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Pada tabel 4.2 menunjukan bahwa jumlah terbesar jenis kelamin
responden adalah yaitu laki-laki sebesar 55 orang atau 98,2%, sedangkan
responden perempuan jumlahnya 1 orang atau 1,8%.
4. Merek Gitar Yang Pernah Di Konsumsi Responden
Pada tabel 4.3 nama-nama merek gitar yang pernah di konsumsi
responden.
Tabel 4.3
Merek Gitar yang pernah di konsumsi Responden
Nama Gitar Jumlah
Orang Persentase
Ibanez 18 32,1%
Musicman 10 17,8%
Kramer 2 3,5%
Jackson 6 10,7%
PRS 2 3,5%
Fernandes 2 3,5%
X – Cort 2 3,5%
Marlique 2 3,5%
Prince 2 3,5%
Washburn 2 3,5%
ESP LTD 2 3,5%
Gibson 2 3,5%
X – Treame 2 3,5%
Yamaha 2 3,5%
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Dari hasil tabel 4.3 dapat di ketahui sebanyak 14 nama merek gitar
yang pernah di konsumsi responden. Dan dari 56 responden sebanyak 18
orang atau 32,1% yang menyatakan pernah menggunakan gitar Ibanez, 10
orang atau 17,8% menyatakan pernah menggunakan gitar Musicman, 6
orang atau 10,7% menyatakan menggunakan gitar Jackson, 2 orang atau
3,5% pernah menggunakan gitar PRS, Fernandes, X-Cort, , Prince,
Washburn, ESP LTD, Gibson, X-treame, Yamaha, Kramer dan Marlique.
5. Jangka Waktu Penggunaan Gitar Fender Stratocaster
Pada tabel 4.4 akan di tampilkan data mengenai jangka waktu
responden telah menggunakan gitar Fender Stratocaster.
Tabel 4.4
Jangka waktu Penggunaan gitar Fender Stratocaster.
Jangka waktu Jumlah
Orang Persentase
Kurang dari satu bulan 7 12,5%
1 - 3 bulan 21 37,5%
4 – 6 bulan 9 16%
7 – 12 bulan 8 14,2%
Lebih dari satu tahun 11 19,6%
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Berdasarkan tabel 4.4 telah di tunjukan bahwa mayoritas lama
responden dalam menggunakan gitar Fender Stratocaster adalah 1–3 bulan
yaitu sebanyak 21 orang atau 37,5% jangka waktu responden telah
menggunakan gitar Fender Stratocaster, kemudian selama lebih dari satu
tahun sebanyak 11 orang atau 19,6% jangka waktu responden telah
menggunakan gitar Fender Stratocaster, 4-6 bulan sebanyak 9 orang atau
16% jangka waktu responden telah menggunakan gitar Fender Stratocaster,
7-12 bulan 8 orang atau 14,2% dan yang kurang dari 1 tahun sebanyak 7
orang atau 12,5%
6. Tempat Yang Biasa Di Datangi Responden Untuk Mencari Informasi
Gitar
Pada tabel 4.5 dapat di lihat data mengenai tempat-tempat yang
biasa di datangi responden untuk mencari informasi gitar.
Tabel 4.5
Tempat biasa di datangi responden untuk mencari informasi
gitar
Tempat Jumlah
Orang Persentase
Studio musik 16 28,5%
Toko musik 31 55,3%
Mini market 1 1,7%
Super market 2 3,5%
Browsing internet 1 1,7%
Personal 4 7,1%
Pameran 1 1,7%
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Tabel 4.5 di atas menunjukan tempat-tempat yang biasa di datangi
responden untuk mencari informasi gitar sebagian besar responden
mencari informasi di toko musik yaitu sebanyak 31 orang atau 55,3%,
sebanyak 16 orang atau 28,5% mencari informasi di studio musik, 4 orang
atau 7,1% mencari informasi secara Personal, 2 orang atau 3.33% mencari
informasi di supermarket,1 orang atau 1,7% yang mencari informasi di
pameran dan browsing di internet.
7. Performance gitar mempengaruhi kesukaan responden terhadap gitar
Pada tabel 4.6 dapat dilihat data mengenai performance gitar
mempengaruhi kesukaan responden terhadap gitar.
Tabel 4.6
Performance gitar mempengaruhi kesukaan responden
terhadap gitar
Performance Jumlah
Orang Persentase
Ya 56 100
Tidak 0 0
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Tabel 4.6 di atas menunjukan 56 orang atau 100% keseluruhan
responden menyatakan setuhu dengan performance gitar mempengaruhi
kesukaan terhadap gitar.
2. Gambaran Distribusi Item Variabel Penelitian
1. Distribusi Amatan Pada Variabel Keyakinan Konsumen (X 1)
a. Distribusi Berdasarkan Keyakinan Terhadap Kualitas (X1.1)
Tabel 4.7
Distribusi berdasarkan keyakinan terhadap kualitas (X1.1)
Keterangan Jumlah
Orang Persentase
Keyakinan responden terhadap gitar Fender
Stratocaster terhadap kualitas
( 5 ) Sangat yakin 7 12,5%
( 4 ) Yakin 25 44,6%
( 3 ) Cukup yakin 23 41%
( 2 ) Tidak yakin 1 1,7%
( 1 ) Sangat tidak yakin 0 0
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Dari tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebanyak 25 responden atau
44,6% menyatakan yakin bahwa gitar Fender Stratocaster memiliki kualitas
yang bagus, sebanyak 23 responden atau 41% menyatakan cukup yakin,
sebanyak 7 responden atau 12,5% menyatakan sangat yakin, hanya 1
responden atau 1,7% yang menyatakan tidak yakin, dan tidak ada
responden atau 0% yang menyatakan sangat tidak yakin.
b. Distribusi Berdasarkan Keyakinan Bahwa Atribut Mudah Dikenali
(X1.2).
Pada tabel 4.8 dapat dilihat data mengenai distribusi berdasarkan
keyakinan bahwa Atribut mudah dikenali (X2.2).
Tabel 4.8
Distribusi berdasarkan keyakinan bahwa atribut mudah di
kenali (X1.2)
Keterangan Jumlah
Orang Persentase
Keyakinan responden terhadap gitar Fender
Stratocaster atribut mudah dikenali
( 5 ) Sangat yakin 3 5,3%
( 4 ) Yakin 20 35,7%
( 3 ) Cukup yakin 30 53,5%
( 2 ) Tidak yakin 3 5,3%
( 1 ) Sangat tidak yakin 0 0
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Dari tabel 4.8 menunjukkan bahwa sebanyak 30 responden atau
53,5% menyatakan cukup yakin bahwa atribut gitar Fender Stratocaster
mudah dikenali. sebanyak 20 responden atau 35,7% menyatakan yakin, 3
responden atau 5,3% menyatakan sangat yakin dan tidak yakin, dan tidak
ada responden atau 0% yang menyatakan sangat tidak yakin.
c. Berdasarkan Keyakinan Bahwa Harga Seimbang Dengan Kualitas
(X1.3)
Pada tabel 4.9 dapat dilihat data mengenai distibusi berdasarkan
keyakinan bahwa harga seimbang degan kualitas (X1.3).
Tabel 4.9
Distribusi berdasarkan keyakinan harga seimbang dengan
kualitas(X1.3)
Keterangan Jumlah
Orang Persentase
Keyakinan responden terhadap harga gitar
Fender Stratocaster seimbang dengan kualitas
( 5 ) Sangat Yakin 11 19,6%
( 4 ) Yakin 21 37,5%
( 3 ) Cukup yakin 22 39,2%
( 2 ) Tidak yakin 2 3,5%
( 1 ) Sangat tidak yakin 0 0
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Dari tabel 4.9 menunjukkan bahwa sebanyak 22 responden atau
39,2% menyatakan yakin bahwa harga gitar Fender Stratocaster seimbang
dengan kualitasnya. Sebanyak 21 responden atau 37,5% menyatakan
cukup yakin bahwa harga gitar Fender Stratocaster seimbang dengan
kualitasnya, sebanyak 11 responden atau 19,6% menyatakan sangat yakin
bahwa harga gitar Fender Stratocaster seimbang dengan
kualitasnya,sedangkan 2 responden atau 3,5% menyatakan tidak yakin,
dan tidak ada responden atau 0% menyatakan sangat tidak yakin.
2. Distribusi Amatan Pada Variabel Kesukaan (X2)
a. Distribusi Berdasarkan Kesukaan Terhadap Kualitas (X2.1)
Pada tabel 4.10 dapat dilihat data mengenai distribusi berdasarkan
kesukaan terhadap kualitas (X2.1)
Tabel 4.10
Distribusi berdasarkan kesukaan terhadap kualitas (X 2.1)
Keterangan Jumlah
Orang Persentase
Kesukaan responden terhadap kualitas dari
gitar Fender Stratocaster
( 5 ) Sangat suka 6 10,7%
( 4 ) Suka 25 44,6%
( 3 ) Cukup suka 20 35,7%
( 2 ) Tidak suka 5 8,9%
( 1 ) Sangat tidak suka 0 0
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Berdasarkan tabel 4.10 terdapat sebanyak 25 responden atau 44,6%
menyatakan suka terhadap kualitas gitar Fender Stratocaster,sebanyak 20
responden atau 35,7% menyatakan cukup suka, 6 responden atau 10,7%
menyatakan sangat suka,sebanyak 5 responden atau 8,9% menyatakan
tidak suka dan tidak ada responden atau 0% menyatakan sangat tidak
suka.
b. Distribusi Berdasarkan Kesukaan Terhadap Atribut (X2.2)
Pada tabel 4.11 dapat dilihat data mengenai distribusi berdasarkan
kesukaan terhadap Atribut (X2.2).
Tabel 4.11
Distribusi berdasarkan kesukaan terhadap atribut (X2.2)
Keterangan Jumlah
Orang Persentase
Kesukaan responden terhadap atribut dari
gitar Fender Stratocaster
( 5 ) Sangat suka 8 14,2%
( 4 ) Suka 15 26,7%
( 3 ) Cukup suka 18 32%
( 2 ) Tidak suka 15 26,7%
( 1 ) Sangat tidak suka 0 0
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Berdasarkan tabel 4.11 terdapat sebanyak 18 responden atau 32%
menyatakan cukup suka terhadap atribut dari gitar Fender
Stratocaster,sebanyak 15 responden atau 26,7% menyatakan suka dan tidak
suka. Sedangkan 8 responden atau 14,2% menyatakan sangat suka dan
tidak ada responden atau 0% menyatakan sangat tidak suka.
c. Distribusi Berdasarkan Kesukaan Terhadap Promosi (X2.3)
Berdasarkan tabel 4.12 terdapat sebanyak 26 responden atau 46,4%
menyatakan suka terhadap tindakan promosi yang dilakukan pihak
manajemen gitar Fender Stratocaster,sebanyak 21 responden atau 37,5%
menyatakan cukup suka, sebanyak 7 responden atau 12,5% menyatakan
sangat suka. Sedangkan 1 responden atau 1,7% yang menyatakan sangat
tidak suka.
Tabel 4.12
Distribusi berdasarkan kesukaan terhadap promosi (X 2.3)
Keterangan Jumlah
Orang Persentase
Kesukaan responden terhadap promosi yang di
lakukan gitar Fender Stratocaster
( 5 ) Sangat suka 7 12,5%
( 4 ) Suka 26 46,4%
( 3 ) Cukup suka 21 37,5%
( 2 ) Tidak suka 1 1,7%
( 1 ) Sangat tidak suka 1 1,7%
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
3. Distribusi Amatan Pada Variabel Tindakan (X3)
a. Distribusi Berdasarkan Tindakan Terhadap Ketersediaan Berbagai
Jenis gitar Fender Stratocaster (X3.1)
Pada tabel 4.13 dapat dilihat data mengenai distribusi berdasarkan
tindakan terhadap ketersediaan berbagai jenis gitar Fender Stratocaster
(X3.1).
Tabel 4.13
Distribusi berdasarkan Tindakan terhadap ketersediaan
berbagai Jenis gitar Fender Stratocaster (X3.1)
Keterangan Jumlah
Orang Persentase
Tindakan responden terhadap ketersediaan
jenis gitar Fender Stratocaster
( 5 ) Sangat setuju 8 14,2%
( 4 ) Setuju 23 41%
( 3 ) Cukup setuju 21 37,5%
( 2 ) Tidak setuju 4 7,1%
( 1 ) Sangat setuju 0 0
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Berdasarkan tabel 4.13 terdapat sebanyak 23 responden atau 41%
menyatakan setuju terhadap ketersediaan berbagai jenis gitar Fender
Stratocaster, 21 responden atau 37,5% menyatakan cukup setuju.
Sedangkan 8 responden atau 14,2% menyatakan sangat Setuju dan tidak
setuju dan tidak ada responden atau 0% yang menyatakan sangat tidak
setuju.
b. Distribusi Berdasarkan Tindakan Terhadap Promosi (X3.2)
Pada tabel 4.14 dapat dilihat data mengenai distribusi berdasarkan
tindakan terhadap Promosi (X3.2)
Tabel 4.14
Distribusi berdasarkan Tindakan terhadap promosi gitar
Fender Stratocaster (X3.2)
JumlaKeterangan h
Orang Persentase
Tindakan responden terhadap promosi gitar
Fender Stratocaster
( 5 ) Sangat setuju 6 10,7%
( 4 ) Setuju 31 55,3%
( 3 ) Cukup setuju 17 30,3%
( 2 ) Tidak setuju 2 3,5%
( 1 ) Sangat tidak setuju 0 0
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Berdasarkan tabel 4.14 terdapat sebanyak 31 responden atau 55,3%
menyatakan setuju terhadap tindakan promosi yang dilakukan pihak
manajemen gitar Fender Stratocaster, 17 responden atau 30,3% menyatakan
cukup setuju, sedangkan 6 responden atau 10,7% menyatakan sangat
setuju, 2 responden atau 3,5% menyatakan tidak setuju dan tidak ada
responden atau 0% yang menyatakan sangat tidak setuju.
c. Distribusi Berdasarkan Tindakan Terhadap Harga Jual Gitar Fender
Stratocaster (X3.3)
Pada tabel 4.15 dapat dilihat data mengenai distribusi berdasarkan
Tindakan terhadap harga Jual gitar Fender Stratocaster (X3.3).
Tabel 4.15
Distribusi berdasarkan Tindakan terhadap harga jual Gitar
Fender Stratocaster (X3.3)
Keterangan Jumlah
Orang Persentase
Tindakan responden terhadap harga jual gitar
Fender Stratocaster
( 5 ) Sangat setuju 17 30,3%
( 4 ) Setuju 20 35,7%
( 3 ) Cukup setuju 8 14,2%
( 2 ) Tidak setuju 7 12,5%
( 1 ) Sangat tidak setuju 4 7,1%
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Berdasarkan tabel 4.15 terdapat sebanyak 20 responden atau 35,7%
menyatakan setuju terhadap harga jual gitar Fender Stratocaster, 17
responden atau 30,3% menyatakan sangat setuju, 8 responden atau 14,2%
menyatakan cukup setuju, sedangkan 7 responden atau 12,5%
menyatakan tidak setuju, dan 4 responden atau 7,1% yang menyatakan
sangat tidak setuju.
4. Distribusi Amatan Pada Variabel Loyalitas Merek ( Y )
a. Distribusi Berdasarkan Kesediaan Menginformasikan (Y1)
Pada tabel 4.16 dapat dilihat data mengenai distribusi berdasarkan
kesediaan Menginformasikan (Y1).
Tabel 4.16
Distribusi amatan item berdasarkan kesediaan menginformasikan (Y1)
Keterangan Jumlah
Orang Persentase
Tindakan responden berdasarkan kesediaan
menginformasikan pada pihak lain.
( 5 ) Selalu menginformasikan 14 25%
( 4 ) Menginformasikan 20 35,7%
( 3 ) Kadang – kadang 21 37,5%
( 2 ) Kurang menginformasikan 1 1,7%
( 1 ) Tidak pernah 0 0
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Berdasarkan tabel 4.16 terdapat sebanyak 21 responden atau 37,5%
menyatakan bahwa mereka Kadang – kadang kepada pihak lain dalam
menginformasikan gitar Fender Stratocaster, sedangkan masing-masing
sebanyak 20 responden atau 35,7% menyatakan Menginformasikan, 14
responden atau 25% menyatakan selalu menginformasikan, 1 responden
atau 1,7% menyatakan kurang menginformasikan dan tidak ada
responden atau 0 % menyatakan tidak pernah menginformasikan.
b. Distribusi Berdasarkan Kertarikan Dengan Gitar Merek Lain Yang
Menawarkan Produk Baru (Y2).
Pada tabel 4.17 dapat dilihat data mengenai distribusi berdasarkan
ketertarikan terhadap gitar merek lain yang menawarkan produk baru
(Y2).
Tabel 4.17
Distribusi berdasarkan ketertarikan terhadap gitar merek lain yang
menawarkan produk baru (Y2)
Keterangan Jumlah
Orang Persentase
Tindakan responden berdasarkan ketertarikan
terhadap merek lain yang menawarkan
produk baru
( 5 ) Sangat tidak tertarik 3 5,3%
( 4 ) Tidak Tertarik 18 32%
( 3 ) Kadang – kadang 29 51,7%
( 2 ) Tertarik 6 10,7%
( 1 ) Sangat tertarik 0 0
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Berdasarkan tabel 4.17 terdapat sebanyak 29 responden atau 51,7%
menyatakan kadang-kadang tertarik terhadap merek lain yang
menawarkan produk baru, 18 responden atau 32% menyatakan jarang
tertarik terhadap merek lain yang menawarkan produk baru, 6 responden
atau 10,7% menyatakan pernah tertarik terhadap merek lain yang
menawarkan produk baru, 3 responden atau 5,3% menyatakan tidak
pernah tertarik terhadap merek lain yang menawarkan produk baru, dan
tidak ada responden atau 0 % menyatakan sering tertarik terhadap merek
lain yang menawarkan produk baru .
c. Distribusi Berdasarkan Pendapat Bahwa Menyukai Suatu Merek
Produk Hanya Karena Kebiasaan (Y3)
Pada tabel 4.18 dapat dilihat data mengenai distribusi berdasarkan
menyukai suatu merek produk hanya karena kebiasaan (Y3).
Tabel 4.18
Distribusi berdasarkan menyukai suatu merek produk hanya karena
kebiasaan (Y3)
Keterangan Jumlah
Orang Persentase
Menyukai suatu merek produk hanya karena
kebiasaan
( 5 ) Sangat tidak setuju 10 17,8%
( 4 ) Tidak setuju 33 58,9%
( 3 ) Cukup setuju 12 21,4%
( 2 ) Setuju 1 1,7%
( 1 ) Sangat setuju 0 0
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Berdasarkan tabel 4.18 terdapat sebanyak 33 responden atau 58,9%
menyatakan tidak setuju menyukai suatu merek produk hanya karena
kebiasaan, 12 responden atau 21,4% menyatakan cukup setuju menyukai
suatu merek produk hanya karena kebiasaan, 10 responden atau 17,8%
sangat tidak setuju menyukai suatu merek produk hanya karena
kebiasaan, sedangkan 1 responden atau 1,7% menyatakan setuju
menyukai suatu merek produk hanya karena kebiasaan, dan tidak ada
responden atau 0% menyatakan sangat setuju menyukai suatu merek
produk hanya karena kebiasaan.
d. Distribusi Berdasarkan Kepuasan Dalam Menggunakan gitar Fender
Stratocaster (Y4).
Pada tabel 4.19 dapat dilihat data mengenai distribusi berdasarkan
kepuasan dalam Menggunakan gitar Fender Stratocaster (Y4).
Tabel 4.19
Distribusi amatan item berdasarkan kepuasan dalam menggunakan
gitar Fender Stratocaster (Y4)
Keterangan Jumlah
Orang Persentase
Besar kepuasan responden dalam
menggunakan gitar Fender Stratocaster
( 5 ) Sangat puas 3 5,3%
( 4 ) Puas 19 33,9%
( 3 ) Cukup puas 15 26,7%
( 2 ) Tidak puas 17 30,3%
( 1 ) Sangat tidak puas 2 3,5%
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Berdasarkan tabel 4.19 terdapat sebanyak 19 responden atau 33,9%
menyatakan Puas dan cukup puas menggunakan gitar Fender Stratocaster
17 responden atau 30,3% menyatakan tidak puas menggunakan gitar
Fender Stratocaster, 15 responden atau 26,7% menyatakan cukup puas, 3
responden atau 5,3% menyatakan sangat puas menggunakan gitar Fender
Stratocaster, dan 2 responden atau 3,33% menyatakan sangat tidak puas
menggunakan gitar Fender Stratocaster.
e. Distribusi Berdasarkan Benar-Benar Menyukai Terhadap Merek (Y5).
Pada tabel 4.20 dapat dilihat data mengenai distribusi berdasarkan
benar-benar menyukai terhadap Merek (Y5).
Tabel 4.20
Distribusi berdasarkan benar-benar menyukai terhadap merek (Y5 )
Keterangan Jumlah
Orang Persentase
Besarnya kesukaan Saudara terhadap merek
gitar Fender Stratocaster
( 5 ) Sangat suka 14 25%
( 4 ) Suka 24 42,8%
( 3 ) Cukup suka 18 32,1%
( 2 ) Tidak suka 0 0
( 1 ) Sangat tidak suka 0 0
Jumlah 56 100
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Berdasarkan tabel 4.20 terdapat sebanyak 24 responden atau 42,8%
menyatakan bahwa mereka suka terhadap merek gitar Fender Stratocaster,
18 responden atau 32,1% menyatakan cukup suka terhadap merek gitar
Fender Stratocaster, 14 responden atau 25% menyatakan sangat suka
terhadap merek gitar Fender Stratocaster dan tidak ada responden atau 0%
menyatakan tidak suka ataupun sangat tidak suka terhadap merek gitar
Fender Stratocaster .
3. Pengujian Validitas dan Reliabilitas
Pengujian instrumen penelitian baik dari segi validitasnya maupun
reliabilitasnya terhadap 56 responden diperoleh bahwa hasil instrumen
penelitian yang dipergunakan adalah valid dimana nilai validitasnya
(korelasinya) lebih besar dari 0,3 dan koefisien keandalannya lebih besar
dari 0,60. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:
1. Uji validitas dan reliabilitas variabel keyakinan (X1)
Tabel 4.21
Uji validitas dan reliabilitas variabel keyakinan (X1)
Kelompok Validitas
Nomer
Item Korelasi (r) Probabilitas (p)
Koefisien
Alpha
Keyakinan X1.1 1,000 0,000
X1 X1.2 0,557 0,000
X1.3 0,340 0,000
0,7193
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Berdasarkan data dari tabel 4.21 menunjukkan semua item
pertanyaan untuk variabel keyakinan mempunyai nilai probabilitas lebih
kecil dari 0,05 dan mempunyai koefisien alpha 0,7193. Dengan demikian
berarti bahwa item pertanyaan untuk variable X1 valid dan reliabel untuk
pengujian selanjutnya.
2. Uji validitas dan reliabelitas variabel kesukaan (X2)
Tabel 4.22
Uji validitas dan reliabilitas variabel kesukaan (X2)
Kelompok Validitas
Nomer
Item Korelasi (r) Probabilitas(p)
Koefisien
Alpha
Kesukaan X2.1 1.000 0,000
X2 X2.2 0,761 0,000
0,7622
X2.3 0,411 0,000
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Berdasarkan data dari tabel 4.22 menunjukkan semua item
pertanyaan untuk variabel kesukaan mempunyai nilai probabilitas lebih
kecil dari 0,05 dan mempunyai koefisien alpha 0,7622. Dengan demikian
berarti bahwa item pertanyaan untuk variable X2 valid dan reliabel untuk
pengujian selanjutnya.
3. Uji validitas dan reliabelitas variabel Tindakan (X3)
Tabel 4.23
Uji validitas dan reliabilitas variabel Tindakan (X3)
Kelompok Validitas
Nomer
Item Korelasi
(r)
Probabilitas
(p)
Koefisien
Alpha
Tindakan X3.1 1,000 0,000
X3 X3.2 0,708 0,000
X3.3 0,618 0,000
0,8513
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Berdasarkan data dari tabel 4.23 menunjukkan semua item
pertanyaan untuk variabel Tindakan mempunyai nilai probabilitas lebih
kecil dari 0,05 dan mempunyai koefisien alpha 0,8513. Dengan demikian
berarti bahwa item pertanyaan untuk variable X3 valid dan reliabel
untuk pengujian selanjutnya.
4. Uji validitas dan reliabelitas variabel loyalitas merek (Y)
Tabel 4.24
Uji validitas dan reliabilitas variabel loyalitas merek (Y)
Kelompo Validitas
k
Nomer Item
Korelasi
(r)
Probabilitas
(p)
Koefisien
Alpha
loyalitas Y1.1 1.000 0,000
Y Y1.2 0,138 0,000
Y1.3 0,295 0,000
Y1.4 0,544 0,000
Y1.5 0,100 0,000
0,5761
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Berdasarkan data dari tabel 4.24 menunjukkan semua item
pertanyaan untuk variabel loyalitas merek mempunyai nilai probabilitas
lebih kecil dari 0,05 dan mempunyai koefisien alpha 0,5761. Dengan
demikian berarti bahwa item pertanyaan untuk variabel Y valid dan
reliabel untuk pengujian selanjutnya.
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk menjawab tujuan pertama dan kedua menggunakan regresi
linear berganda, dilakukan beberapa tahapan untuk mencari hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen, melalui hubungan
keyakinan (X1), kesukaan (X2), dan Tindakan (X3) terhadap loyalitas
merek produk gitar Fender Stratocaster (Y). Hasil regresi linier berganda
dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Variabel tergantung pada regresi ini adalah loyalitas merek (Y)
sedangkan variabel bebasnya adalah keyakinan (X1), kesukaan (X2), dan
Tindakan (X3). Model regresi berdasarkan hasil analisis di atas
sebagaimana tabel 4.25.
Tabel 4.25
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda
Coefficients a
2.310 1.571 1.471 .147
.415 .119 .293 3.479 .001 .856 1.169
.432 .097 .376 4.450 .000 .851 1.175
.599 .081 .581 7.431 .000 .994 1.006
(Constant)
X1
X2
X3
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardi
zed
Coefficien
ts
t Sig. Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent a. Variable: Y
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Y = 2.310+ 0,415X1 + 0,432 X2 + 0,599 X3
Dari persamaan tersebut dapat diinterpretasikan sebagai berikut :
1. a = 2.310
Konstanta (a) sebesar 2.310 menunjukkan bahwa loyalitas merek
gitar Fender Stratocaster sebesar 2.310 kali, dengan asumsi variabel
keyakinan, variabel kesukaan, dan variabel tindakan bersifat tetap dan
tidak berubah (dianggap nol). Dalam arti kata loyalitas merek gitar Fender
Stratocaster sebesar 2.310 kali sebelum atau tanpa adanya variabel
independen yang tercermin pada (keyakinan, kesukaan, dan Tindakan
(X1, X2, dan X3 = 0).
2. Variabel keyakinan (X1)
Dengan melihat pada hasil model regresi diatas dapat diketahui
bahwa b1 = 0,415; nilai b1 ini menunjukkan bahwa setiap ada kenaikan
pada X1 (variabel keyakinan) sebesar 1 satuan maka loyalitas merek Gitar
Fender Stratocaster (Y) akan meningkat sebesar 0,415 dengan asumsi
variabel bebas yang lain konstan (X2 dan X3 = 0).
3. Variabel kesukaan (X2)
Untuk variabel kesukaan, nilai koefisien regresi yang ada
dipersamaan model diatas yaitu b2 = 0,432; yang berarti bahwa jika ada
kenaikan pada X2 (variabel kesukaan) sebesar 1 satuan maka akan
meningkatkan loyalitas merek produk gitar Fender Stratocaster (Y) sebesar
0,432 dengan asumsi variabel bebas yang lain konstan (X1 dan X3 = 0).
4. Variabel Tindakan (X3)
Nilai koefisien pada model regresi diatas pada variabel Tindakan
bernilai b3 = 0,599 yang berarti hubungannya yaitu setiap ada kenaikan X3
(variabel Tindakan) sebesar 1 satuan maka akan menaikkan loaylitas
merek gitar Fender Stratocaster (Y) sebesar 0,599 dengan asumsi variabel
bebas yang lain konstan (X1 dan X2 = 0).
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Tabel 4.26 Perhitungan pengujian hipotesis diuji dengan
menggunakan regresi linier berganda.
Tabel 4.26
Perhitungan Pengujian Hipotesis
No
.
Hipotesis Nilai Status
1. Di duga ada pengaruh yang signifikan
secara serentak dari keyakinan,
kesukaan, dan Tindakan terhadap
loyalitas merek produk gitar Fender
Stratocaster
R2 = 0,827
F = 37,521
Sig F = 0,000
Ftabel = 2,80
Ho ditolak
2. Di duga ada pengaruh yang signifikan
antara keyakinan terhadap loyalitas
merek produk gitar Fender Stratocaster
t = 3,479
Sig t = 0,001
ttabel = 1,68
Ho ditolak
3. Di duga ada pengaruh yang signifikan
antara kesukaan terhadap loyalitas
merek produk gitar Fender Stratocaster
t = 4,450
Sig t = 0,000
ttabel = 1,68
Ho ditolak
4. Di duga ada pengaruh yang signifikan
antara Tindakan terhadap loyalitas
merek produk gitar Fender Stratocaster
t = 7,431
Sig t = 0,000
ttabel = 1,68
Ho ditolak
Sumber : Data primer diolah, Agustus 2007
Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah keyakinan (X1),
kesukaan (X2), dan Tindakan (X3) berpengaruh terhadap loyalitas merek
produk gitar Fender Stratocaster (Y) baik secara simultan maupun secara
parsial. Untuk mengetahui variabel Sikap yang meliputi Keyakinan,
Kesukaan, dan Tindakan manakah yang berpengaruh paling dominant
terhadap Loyalitas Merek gitar Fender Stratocaster.
1. Analisis dan Intepretasi Secara Simultan
Berdasarkan tabel 4.26 tersebut untuk hipotesis yang pertama
dilakukan dengan uji F yaitu pengujian secara serentak pengaruh dari
variabel keyakinan (X1), kesukaan (X2), dan tindakan (X3) terhadap
loyalitas merek produk gitar Fender Stratocaster (Y) menolak Ho yang
ditunjukkan dengan besarnya Fstatisitik sebesar 39,842. Nilai ini lebih besar
dari Ftabel (37,521> 2,80). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
yang cukup signifikan variabel keyakinan (X1), kesukaan (X2), dan
tindakan (X3) terhadap loyalitas merek produk gitar Fender Stratocaster (Y).
Kenyataan di dukung oleh nilai koefisien determinasi (R2 ) sebesar 0,827
artinya bahwa 82,7 % merupakan variasi pengaruh variabel independent
terhadap variabel dependent sebesar 82,7% dan 17,3% dipengaruhi oleh
variabel lain yang tidak dimasukan ke dalam model.
2. Analisis dan Intepretasi Secara Parsial
Sedangkan untuk pengujian H2 sampai dengan H4 dilakukan
dengan uji t. Untuk H2 nilai tstatistik sebesar 3,479. Nilai ini lebih besar dari
ttabel (3,479> 1,68). Dengan demikian pengujian menunjukkan H0 ditolak.
Hasil ini memperlihatkan bahwa keyakinan (X1) berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas merek produk gitar Fender Stratocaster (Y).
Dalam variabel keyakinan konsumen dipengaruhi oleh kegiatan
promosi terutama promosi yang dilakukan oleh perusahaan gitar Fender
Stratocaster dengan memberikan fasilitas produknya pada artis-artis yang
sudah memiliki banyak penggemar dan sering mengadakan event–event
besar tentang musik. Secara tidak langsung perusahaan dapat
menjelaskan mengenai atribut dari suatu produk sehingga dapat tertanam
di benak konsumen yang pada akhirnya bisa meyakinkan konsumen akan
produk tersebut dan memberikan citra yang baik.
Pandangan Islam tentang keyakinan :
Qs. Surat At-takaatsur Ayat : 7
¢ΟèO $pκ¨Ξãρu.tIs9 š÷t ã ÈÉ)u ∩∠∪ ‹ø9$#
7. Dan Sesungguhnya kamu benar-benar akan melihatnya dengan 'ainul yaqin.
'ainul yaqin artinya melihat dengan mata kepala sendiri sehingga
menimbulkan keyakinan yang kuat.
Keyakinan adalah hasil dari proses pembelajaran atau pengalaman
konsumen terhadap suatu produk yang dijadikan obyek. Pandangan
Islam tentang keyakinan terhadap produk agar kita bena-benar melihat
sendiri kualitas produk memang berkualitas tidak hanya tahu dari orang
lain tetapi berdasarkan pengalaman atau pembelajaran konsumen
terhadap produk tersebut.
Untuk H3 nilai tstatistik sebesar 4,450. Nilai ini lebih besar dari t tabel
(4,450> 1,68). Dengan demikian pengujian menunjukkan H0 ditolak. Hasil
ini memperlihatkan bahwa kesukaan (X2) berpengaruh secara signifikan
terhadap loyalitas merek produk gitar Fender Stratocaster (Y).
Pada variabel kesukaan ini lebih ditentukan oleh produk
dikarenakan produk berhubungan langsung dengan konsumen sehingga
mereka memberikan penilaian setelah mengkonsumsi suatu produk,
apakah mereka menyukainya atau tidak menyukainya. Oleh karena itu,
perusahaan harus menjaga dan meningkatkan kualitas produknya sesuai
dengan perkembangan dan kebutuhan pasar misalnya, memperbaharui
performance dan inovasi produk. Selain produk promosi juga turut
menentukan variabel kesukaan.
Pandangan Islam tentang kesukaan :
Qs. Surat Fushshilat Ayat 11:
§ΝèO #“uθt Gó™$# ’n<Î) Ï!$uΚ¡¡9$# }‘Éδu ρ ×β%s{ߊ tΑ$s)s ù $oλm; ÇÚö‘F|Ï9u ρ $u‹ÏKø1$# %.æöθs ÷ρr& Û
∩⊇⊇∪ tÏèÍ←!$sÛ $oΨ÷s?r& !$tGs9$s% $\δöx.
11. Kemudian Dia menuju kepada penciptaan langit dan langit itu masih
merupakan asap, lalu Dia berkata kepadanya dan kepada bumi: "Datanglah kamu
keduanya menurut perintah-Ku dengan suka hati atau terpaksa". keduanya
menjawab: "Kami datang dengan suka hati"
Kesukaan adalah perasaan senang atau suka konsumen terhadap
suatu produk. Pandangan Islam tentang kesukaan bahwa memang
kesukaan terhadap suatu produk itu tidak bisa dipaksakan kepada
konsumen melainkan atas dasar keinginan konsumen itu sendiri tanpa
ada unsur paksaan dalam menyukai produk.
Untuk H4 nilai tstatistik sebesar 7,431 Nilai ini lebih kecil dari t tabel
(7,431< 1,68). Dengan demikian pengujian menunjukkan H0 ditolak. Hasil
ini memperlihatkan bahwa Tindakan (X3) berpengaruh secara signifikan
terhadap loyalitas merek produk gitar Fender Stratocaster (Y).
Tindakan adalah Niat membeli atas dasar keyakinan dan perasaan
suka akan suatu produk.
Al-Qur’an dalam surat Al-Maidah ayat 100, menjelaskan :
≅è% āω “ÈθtGó¡o„ ß]ŠÎ7sƒø:$# Ü=Íh‹©Ü9$#uρ öθs9uρ y7t7yfôãr& äοu .øYx. Ï]ŠÎ7sƒø:$# 4 (#θà)¨?$$sù c!$# ’Í<'ρé'‾≈t ƒ
É=≈t 6ø9F{$# öΝä3ª=y ∩⊇⊃⊃∪ šχθßsÎ=ø_è? ès9
Artinya : “Katakanlah: ‘Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun
banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai
orang-orang berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.’
Preferensi pada apa yang disebut dengan “thayyib” (baik) dan yang
halal dengan dihadapkan dengan sesuatu yang “khabits” (jelek) serta
haram adalah salah satu cara yang bisa dianggap sangat baik untuk niat
membeli atas dasar keyakinan dan perasaan suka akan suatu produk.
Sesuatu yang baik dan sesuatu yang jelek tidak akan pernah sama. Bisnis
yang menguntungkan selalu diberikan pada hal yang thayyib, meskipun
dalam kuantitasnya ia tidak lebih banyak dari yang jelek atau khabits.
3. Berdasarkan tabel 4.26 yang di uji dengan menggunakan regresi
linier berganda nilai t yang paling tinggi adalah Tindakan sehingga
variabel sikap yang berpengaruh paling dominant adalah Tindakan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian tentang analisis pengaruh sikap
konsumen terhadap loyalitas merek gitar Fender Stratocaster adalah
sebagai berikut :
1. Secara simultan yaitu pengujian secara serentak pengaruh dari
variabel keyakinan , kesukaan , dan Tindakan terhadap loyalitas
merek produk gitar Fender Stratocaster menolak Ho yang ditunjukkan
dengan besarnya Fstatisitik sebesar 37,521. Nilai ini lebih besar dari Ftabel
(37,521> 2,80). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang
cukup signifikan variabel keyakinan, kesukaan , dan tindakan
terhadap loyalitas merek gitar Fender Stratocaster. Sedangkan secara
parsial tiap variabel bebas. Untuk keyakinan nilai tstatistik sebesar 3,479.
Nilai ini lebih besar dari ttabel (3,479>1,68). Artinya keyakinan
berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas merek produk gitar
Fender Stratocaster . Untuk kesukaan nilai tstatistik sebesar 4,450. Nilai ini
lebih besar dari t tabel (4,450> 1,68). Artinya kesukaan berpengaruh
secara signifikan terhadap loyalitas merek produk gitar Fender
Stratocaster . Untuk tindakan nilai tstatistik sebesar 7,431 Nilai ini lebih
besar dari t tabel (7,431> 1,68). Artinya Tindakan berpengaruh secara
signifikan terhadap loyalitas merek produk gitar Fender Stratocaster .
2. Variabel sikap konsumen yang paling dominant terhadap loyalitas
merek gitar Fender Stratocaster adalah Variabel tindakan berdasar
Regresi Linier Berganda sebesar 7,431 Artinya prediksi prilaku
konsumen di masa mendatang terhadap merek gitar Fender
Stratocaster memiliki potensi yang sangat bagus.
B. Saran
1. Sikap merupakan salah satu faktor psikologis yang berperan dalam
mempengaruhi Prilaku konsumen oleh karena itu perusahaan harus
mengetahui apa yang di inginkan oleh konsumen dengan
mengadakan lebih sering event - event musik seperti clinic gitar
sehingga bisa berkomunikasi secara langsung dengan konsumen dan
mengetahui kekurangan dari produk yang sudah dipasarkan
bertujuan untuk mempertahankan kualitas produk.
2. Sebaiknya perusahaan lebih meningkatkan varian/pilihan produk
terutama produk licence dengan menyesuaikan keadaan pasar
sekarang karena semakin banyak pesaing yang berlomba untuk
menarik konsumen bahkan banyak yang mengimitasi gitar Fender
Stratocaster. Dan setiap tahun bermunculan produk-produk baru yang
mampu menarik konsumen.
DAFTAR PUSTAKA
Dajan ,Anto, 1986, Pengantar Metode Statistik, Jilid Satu, LP3ES, Jakarta.
Kusbiyanto, Rinna , tahun 2004, Loyalitas konsumen Terhadap Merek
Teh Celup Sariwangi (Studi Kasus Pada Masyarakat Kota
Malang,Skripsi (S1),Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah, Malang .
Tjiptono, Fandy. 1987. Strategi Pemasaran. Edisi Kedua. Cetakan Pertama.
Penerbit Liberty. Yogyakarta.
Swasta,Basu dan Sukotjo,Ibnu, 1993 , Pengantar Bisnis Modern, Edisi
Ketiga,Liberty, Yogyakarta.
Kotler, Philip, 1997, Manajemen Pemasaran, Jilid Satu, Terjemahan, Hendra
Teguh dan Ronny A. Rusli, Prenhallindo, Jakarta.
Kinnear, C. Thomas, dan Taylor, James R., 1987, Riset Pemasaran, Edisi
Ketiga, Terjemahan, Yohannes Lanarto dan Agus Maulana,
Erlangga, Jakarta.
Khotijah, Siti, 2004, “Smart Strategy of Marketing, Persaingan Pasar Global”,
CV ALFABETA, Bandung.
Kotler, Philip. 1995, Manajemen Pemasaran. Buku Dua. Penerbit Salemba
Empat. Jakarta.
Engel, James F., Roger D. Blackwell dan Paul W. Miniard, 1994, Perilaku
Konsumen, Jilid Satu, Terjemahan, Budijanto, Binarupa
Aksara, Jakarta.
Mangkunegara,Anwar Prabu, 2002. Perilaku konsumen. Edisi Revisi,
Penerbit PT. Refika Aditama, Bandung.
Peter, J Paul, dan Olson, Jerry C,1999. Consumer Behavior. Alih Bahasa,
Damos Sihombing, Editor, Yati Sumiharti, Edisi Empat,
Erlangga, Jakarta.
Mowen, John C, dan Minor, Michael, 2002. Perilaku Konsumen, Alih
Bahasa, Lina Salim, Edisi Lima. Erlangga, Jakarta.
Sciffman, Leon G, dan Kanuk, Leslie Lazar, 2004. Perilaku Konsumen, Alih
Bahasa, Zoelkilfli Kasip, PT. Indeks, Jakarta.
Griffin, Jill, 2003. Customer Loyalty Penerbit Erlangga. Jakarta.
Singarimbun, M dan Effendi, S. 1989. Metode Penelitian Survey. Edisi
Revisi, Penerbit PT. Pustaka LP3ES Indonesia, Jakarta.
Nugroho, Bhuwono Agung, 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik
Penelitian Dengan SPSS.Edisi Satu, Penerbit CV. Andi Offset,
Yogyakarta.
Widayat dan Amirullah, 2002, Riset Bisnis, Edisi Pertama, Penerbit Graha
Ilmu, Yogyakarta.
Umar, Husein, 2005, Metode Penelitian untuk skripsi dan tesis bisnis, Edisi
baru, Penerbit PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Hafidhuddin, Didin, DR, K.H. dan Tanjung, Hendri, 2003. Manajemen
Syari’ah dalam praktik Gema Insani Press. Jakarta.
Kartajaya, Hermawan, dan Sula, Muhammad Syakir, 2006.Syariah
Marketing. Cetakan I, Penerbit PT Mizan Pustaka, Bandung.
Sugiyono,2004. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit Alfabeta, Bandung.
LAMPIRAN 1 : DATA
no x1.1 x1.2 x1.3 x2.1 x2.2 x2.3 x3.1 x3.2 x3.3 y1 y2 y3 y4 y5 x1 x2 x3 y
1 5 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 13 9 12 19
2 3 3 3 4 5 4 3 3 4 4 3 4 4 3 9 13 10 18
3 4 3 3 4 3 5 4 4 5 5 3 5 4 4 10 12 13 21
4 4 4 5 4 5 3 4 4 5 5 4 4 5 4 13 12 13 22
5 3 3 4 4 4 5 3 4 4 4 3 5 4 3 10 13 11 19
6 3 3 4 4 4 5 3 4 4 4 3 4 5 4 10 13 11 20
7 5 5 4 4 4 3 4 4 5 5 4 5 5 3 14 11 13 22
8 3 4 4 3 3 5 3 4 4 4 3 4 4 4 11 11 11 19
9 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 10 11 9 17
10 2 3 3 3 3 3 5 4 4 4 3 3 3 4 8 9 13 17
11 4 4 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 13 12 14 20
12 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 12 11 12 20
13 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 5 4 3 3 11 10 9 18
14 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 9 10 12 19
15 3 3 3 3 3 4 5 5 5 5 3 3 4 4 9 10 15 19
16 3 3 3 3 5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 9 12 11 15
17 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 10 12 12 18
18 4 2 3 2 2 3 4 5 5 4 3 3 4 3 9 7 14 17
19 4 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 4 12 10 10 19
20 4 3 4 4 4 4 2 3 2 2 4 4 3 3 11 12 7 16
21 5 5 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 14 12 13 21
22 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 3 9 11 11 17
23 3 4 4 2 2 4 3 4 5 5 2 4 4 3 11 8 12 18
24 3 3 4 4 3 4 3 4 2 3 3 5 4 5 10 11 9 20
25 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 12 10 11 20
26 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 11 9 10 14
27 4 4 4 3 3 5 4 4 4 4 3 3 3 3 12 11 12 16
28 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 4 10 7 9 15
29 4 5 5 3 3 3 4 4 3 4 4 4 2 5 14 9 11 19
30 4 3 3 4 5 4 3 3 2 3 3 4 2 5 10 13 8 17
31 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 3 5 14 14 14 22
32 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 4 12 9 7 15
33 4 3 3 3 4 3 2 4 2 4 3 4 2 5 10 10 8 18
34 4 4 3 3 2 2 3 3 4 3 4 4 2 3 11 7 10 16
35 4 3 4 3 2 2 4 4 1 3 3 4 2 4 11 7 9 16
36 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 14 14 15 24
37 4 4 4 4 4 4 2 3 1 2 3 3 1 5 12 12 6 14
38 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 4 10 9 9 15
39 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 9 9 12 17
40 4 4 4 3 2 4 3 3 2 3 3 4 3 3 12 9 8 16
41 3 2 3 2 2 4 5 4 4 3 2 5 3 5 8 8 13 18
42 3 3 5 4 2 3 4 4 4 4 2 2 2 3 11 9 12 13
43 3 3 5 5 5 4 4 4 5 5 2 5 4 4 11 14 13 20
44 4 3 2 2 2 4 4 4 4 4 2 4 2 5 9 8 12 17
45 3 3 2 3 3 4 4 5 5 3 3 4 3 4 8 10 14 17
46 3 3 3 2 2 1 3 5 5 5 3 3 2 3 9 5 13 16
47 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 12 8 9 17
48 3 3 5 5 5 4 2 3 4 5 3 4 3 4 11 14 9 19
49 3 3 5 3 3 3 5 5 5 5 3 4 3 4 11 9 15 19
50 3 2 3 3 2 3 5 5 5 4 4 4 2 5 8 8 15 19
51 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 14 14 15 24
52 4 4 4 4 4 4 2 3 1 2 3 3 1 5 12 12 6 14
53 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 2 4 10 9 9 15
54 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 9 9 12 17
55 4 4 4 3 2 4 3 3 2 3 3 4 3 3 12 9 8 16
56 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 4 5 3 5 14 14 14 22
LAMPIRAN 2 : Uji validitas dan reliabilitas
Uji Validitas dengan menggunakan Korelasi Product Moment
Uji Validitas (X1)
Correlations
1.000 .557** .340*
. .000 .010
56 56 56
.557** 1.000 .485**
.000 . .000
56 56 56
.340* .485** 1.000
.010 .000 .
56 56 56
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X1.1
X1.2
X1.3
X1.1 X1.2 X1.3
Correlation is significant at the 0.01 **. level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Uji Validitas (X2)
Correlations
1.000 .761** .411**
. .000 .002
56 56 56
.761** 1.000 .379**
.000 . .004
56 56 56
.411** .379** 1.000
.002 .004 .
56 56 56
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X2.1
X2.2
X2.3
X2.1 X2.2 X2.3
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji Validitas (X3)
Correlations
1.000 .708** .618**
. .000 .000
56 56 56
.708** 1.000 .642**
.000 . .000
56 56 56
.618** .642** 1.000
.000 .000 .
56 56 56
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
X3.1
X3.2
X3.3
X3.1 X3.2 X3.3
Correlation is significant at the 0.01 **. level (2-tailed).
Uji Validitas (Y)
Correlations
1.000 .138 .295* .544** .100
. .310 .027 .000 .462
56 56 56 56 56
.138 1.000 .327* .194 .046
.310 . .014 .151 .738
56 56 56 56 56
.295* .327* 1.000 .434** .300*
.027 .014 . .001 .025
56 56 56 56 56
.544** .194 .434** 1.000 -.241
.000 .151 .001 . .073
56 56 56 56 56
.100 .046 .300* -.241 1.000
.462 .738 .025 .073 .
56 56 56 56 56
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y1 Y2 Y3 Y4 Y5
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji Reliabilitas Dengan Mengggunakan Cronbach Alpha
Uji Reliabilitas (X1)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. X1.1 3.6786 .7162 56.0
2. X1.2 3.4464 .6854 56.0
3. X1.3 3.7679 .8088 56.0
Correlation Matrix
X1.1 X1.2 X1.3
X1.1 1.0000
X1.2 .5569 1.0000
X1.3 .3396 .4855 1.0000
N of Cases = 56.0
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 10.8929 3.1156 1.7651 3
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Squared
Alpha
if Item if Item Total Multiple
if Item
Deleted Deleted Correlation Correlation
Deleted
X1.1 7.2143 1.6623 .5091 .3164
.6477
X1.2 7.4464 1.5607 .6336 .4094
.5043
X1.3 7.1250 1.5295 .4658 .2427
.7149
Reliability Coefficients 3 items
Alpha = .7119 Standardized item alpha = .7193
Uji Reliabilitas (X2)
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Mean Std Dev Cases
1. X2.1 3.4464 .8072 56.0
2. X2.2 3.3036 .9894 56.0
3. X2.3 3.6250 .8434 56.0
Correlation Matrix
X2.1 X2.2 X2.3
X2.1 1.0000
X2.2 .7606 1.0000
X2.3 .4106 .3786 1.0000
N of Cases = 56.0
N of
Statistics for Mean Variance Std Dev Variables
Scale 10.3750 4.7477 2.1789 3
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected
Mean Variance Item- Squared
Alpha
if Item if Item Total Multiple
if Item
Deleted Del
KUNTA,
0 Komentar