BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bank
Perkreditan Rakyat yang biasa disingkat dengan BPR adalah salah
satu
jenis bank yang dikenal melayani golongan pengusaha mikro, kecil dan
menengah
dengan lokasi yang pada umumnya dekat dengan tempat masyarakat
yang
membutuhkan.
BPR
sudah ada sejak jaman sebelum kemerdekaan yang dikenal dengan
sebutan
Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani dan Bank Dagang Desa atau Bank
Pasar.
Sedangkan fungsi BPR tidak hanya sekedar menyalurkan kredit kepada
para
pengusaha mikro, kecil dan menengah, tetapi juga menerima simpanan dari
masyarakat.
Dalam penyaluran kredit kepada masyarakat menggunakan prinsip
3T,
yaitu Tepat Waktu, Tepat Jumlah, Tepat Sasaran, karena proses kreditnya
yang
relatif cepat, persyaratan lebih sederhana, dan sangat mengerti akan
kebutuhan
nasabah.
Dalam
perkembangannya melalui peraturan Bank Indonesia, BPR diberi
kesempatan
untuk mempercepat pengembangan jaringan kantor dengan
membuka
Kantor Cabang dan Kantor Kas, sehingga ini akan semakin
memperluas
jangkauan BPR dalam menyediakan layanan keuangan kepada para
pengusaha
mikro, kecil dan menengah. Seperti halnya yang dilakukan oleh PT.
BPR
Bali Majujaya Mandiri yang bertempat di Jl. Raya Kepadangan No. 5319Tulangan,
Sidoarjo yang terus menerus berupaya melakukan strategi penetrasi
pasar
dan memperluas jangkauan BPR dalam menyediakan layanan keuangan
untuk
membantu peningkatan kesejahteraan dan perekonomian para pengusaha
mikro,
kecil dan menengah. Hal itu terbukti, dengan diresmikannya keberadaan
Kantor
Kas yang berada di Jl. Raya A. Yani No. 30 Karangnongko Pekarungan
Sukodono
Sidoarjo pada bulan Agustus 2007.
Pendirian
Kantor Kas tersebut terealisasi setelah melalui beberapa tahapantahapan
atau
langkah-langkah manajemen seperti menurut Sciffman and Kanuk
dalam
Amirullah (2002:32), mengungkapkan bahwa “ The decision making process
can be viewed as three distinct but
interlocking stages: the input stage, the process stage,
and the output stage. ” Proses pengambilan keputusan konsumen dapat dipandang
sebagai
bentuk tiga bagian yang berbeda-beda, akan tetapi masing-masing bagian
saling
terkait. Pada bagian input (external factor), faktor
perilaku dapat dibagi
menjadi
dua, yaitu a) usaha-usaha pemasaran perusahaan jasa, yang terdiri dari ;
product, price, promotion, place, people,
physical evidence, dan process b)
lingkungan
sosial
budaya, terdiri dari keluarga, sumber informal, sumber non-komersial lain,
klas
sosial, budaya dan sub-budaya. Bagian proses (consumer decision making),
perilaku
konsumen dipengaruhi oleh faktor psychological field, yaitu;
motivasi,
persepsi,
pembelajaran, kepribadian dan sikap. Sedangkan pada bagian akhir atau
output perilaku
konsumen telah terbentuk.
Upaya-upaya
yang dilakukan oleh BPR Bali Majujaya Mandiri tersebut
dalam
rangka meningkatkan layanan keuangan dan memperluas jangkauannya
didukung
oleh adanya Program Edukasi Masyarakat yang dikembangkan Bank
Indonesia
dalam rangka implementasi Arsitektur Perbankan Indonesia yang
dikenal
dengan gerakan “Ayo ke Bank” yang memposisikan Bank sebagai
Sahabat
Konsumen. Program ini selain untuk mengenalkan produk perbankan
(Bank
Umum dan BPR), juga untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap
bank. Mengingat kepercayaan masyarakat merupakan modal pokok dari
kegiatan
usaha bank, sementara dilain pihak bahwa bank merupakan urat nadi
bagi
kelancaran kegiatan perekonomian melalui fungsinya sebagai intermediary
service.
Sebagaimana telah banyak kasus maupun peristiwa, semisal seorang
manajer
sebuah BPR di Jawa Barat membawa lari uang nasabah atau hal yang
sama
terjadi di Lumajang, Jawa Timur, manajer sebuah bank muamalah
membawa
kabur uang nasabah maupun karena akibat banyaknya bank yang
merjer
karena likuidasi, yangmana hal tersebut juga pernah dialami oleh
pemegang
saham terbesar PT. BPR Bali Majujaya Mandiri yaitu
Bank Bali yang
kemudian
merjer menjadi Permata Bank.
Dari
latar belakang tersebut, bagaimana respon masyarakat khususnya
nasabah
BPR Bali Majujaya Mandiri terhadap upaya-upaya yang dilakukan oleh
Bank
Indonesia maupun BPR Bali Majujaya Mandiri Tulangan Sidoarjo. Oleh
karena
itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hal tersebut
dengan
judul “ Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Minat Nasabah Terhadap Bank
Perkreditan Rakyat Bali Majujaya Mandiri
Tulangan Sidoarjo “.
B. RUMUSAN MASALAH
Rumusan
masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah :
1.
Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi minat nasabah terhadap Bank
Perkreditan
Rakyat Bali Majujaya Mandiri Tulangan Sidoarjo ?
2.
Faktor apakah yang memiliki kontribusi terbesar dalam mempengaruhi
minat
nasabah terhadap Bank Perkreditan Rakyat Bali Majujaya Mandiri
Tulangan
Sidoarjo ?
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1.
Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah
terhadap
Bank Perkreditan Rakyat Bali Majujaya Mandiri Tulangan
Sidoarjo.
2.
Untuk mengetahui faktor yang memiliki kontribusi terbesar dalam
mempengaruhi
minat nasabah terhadap Bank Perkreditan Rakyat Bali
Majujaya Mandiri Tulangan Sidoarjo.
D. KONTRIBUSI PENELITIAN
1. Aspek Teoritis
a. Sebagai tambahan kajian pustaka
untuk pengembangan pengetahuan
khususnya
dalam bidang manajemen pemasaran maupun perbankan.
b. Sebagai bahan kajian dan
informasi bagi penelitian di masa mendatang
yang
berkaitan dengan masalah ini.
2. Aspek Praktis
Bagi
perusahaan, dapat membantu mengetahui gambaran dan permintaan
segmen
pasar yang dituju khususnya nasabah BPR Bali Majujaya Mandiri
dan
mengetahui posisi perusahaan dalam tingkat persaingan yang ada,
sehingga
dapat dijadikan sebuah dasar pengambilan keputusan atau
kebijakan
manajemen dalam upaya pengembangan produk perbankan,
ekspansi
pasar dan menarik perhatian masyarakat untuk menjadi nasabah.
Pengolahan OLAH SKRIPSI Penelitian, Pengolahan DAFTAR CONTOH SKRIPSI
Statistik, Olah SKRIPSI SARJANA, JASA Pengolahan SKRISPI LENGKAP Statistik, Jasa Pengolahan SKRIPSI EKONOMI
Skripsi, Jasa Pengolahan SPSS CONTOH SKRIPSI , Analisis JASA SKRIPSI BAB II
KAJIAN PUSTAKA
E. KAJIAN EMPIRIK
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang terkait pembahasan penelitian ini adalah :
a. Penelitian Bank Indonesia dan Fakultas Ekonomi Brawijaya
Judul: Potensi, Preferensi dan Perilaku Masyarakat Terhadap Bank Syari’ah
(Studi pada Wilayah Propinsi Jawa Timur).
Obyek: 15 Dati II Jawa Timur; Malang, Tuban, Jember, Lumajang, Gresik,
Sidoarjo, Surabaya, Kediri,Jombang, Pasuruan, Probolinggo, Ponorogo,
Pamekasan, Situbondo, Banyuwangi.
Variabel: Perilaku pengambilan keputusan, karakteristik masyarakat
(aspek sosial, budaya, personal, & psikologis), stimuli pemasaran
(produk, harga, lokasi & promosi), stimuli ekonomi.
Tahun: 2000
Metode Analisis: Analisis Faktor & Analisis Logit/Probit.
b. Penelitian Nanang Sasongko
Judul : Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepercayaan Masyarakat
Terhadap Bank.
Obyek : Nasabah Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR) di
Wilayah Kabupaten dan Kotamadya Bandung.
24
Variabel : Keamanan, Pelayanan, Suku Bunga dan Informasi.
Tahun : 2004
Metode Analisis : Analisis jalur (Path Analysis).
c. Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan Penelitian Sekarang :
Nama Judul Objek Variabel Metod
e
Analis
a
Bank
Indonesia
dan
Fakultas
Ekonomi
Brawijaya
(2000)
Potensi,
preferensi
dan
perilaku
masyarak
at
terhadap
bank
syari’ah
(studi
pada
wilayah
Propinsi
Jawa
Timur).
١٥ Dati II Jawa
Timur; Malang,
Tuban, Jember,
Lumajang,
Gresik, Sidoarjo,
Surabaya,
Kediri, Jombang,
Pasuruan,
Probolinggo,
Ponorogo,
Pamekasan,
Situbondo,Bany
uwangi
Perilaku
pengambilan
keputusan,
karakteristik
masyarakat (aspek
sosial, budaya,
personal, dan
psikologis), stimuli
pemasaran
(produk, harga,
lokasi, dan
promosi), serta
stimuli ekonomi.
Analisi
s
Faktor
&
Analisi
s
Logit/
Probit.
Nanang
Sasongko
(2004)
Analisis
faktorfaktor
yang
mempenga
ruhi
kepercayaa
n
masyarakat
terhadap
bank
Nasabah Bank
Umum dan
Bank
Perkreditan
Rakyat (BPR) di
wilayah
Kabupaten dan
Kotamadya
Bandung
Keamanan,
Pelayanan, Suku
Bunga dan
Informasi
Analisi
s jalur
(Path
Analysi
s)
Mohamm
Faktorfaktor
yang
mempenga
ruhi minat
nasabah
Nasabah BPR
Bali Majujaya
Mandiri
Tulangan
Sidoarjo
Proses
pengambilan
keputusan;marketin
g mix (product, price,
promotion, place,
people, physical
Analisi
s
Deskri
ptif
dan
25
ad Fauzi
(2008)
terhadap
Bank
Perkredita
n Rakyat
Bali
Majujaya
Mandiri
Tulangan
Sidoarjo
evidence, dan
process), lingkungan
sosial budaya
(keluarga, sumber
informal, sumber
non komersial lain,
klas sosial, budaya
dan sub-budaya),
psychological field
(motivasi, persepsi,
pembelajaran,
kepribadian dan
sikap)
Analisi
s
Faktor
F. KAJIAN TEORI
1. Minat Perilaku Konsumen
Penelitian tentang minat merupakan penelitian psikografik yang sangat
praktis memberi masukan kepada strategi pemasaran. Seperti halnya penelitian
Wells (1971:27-35) yang merancang inventaris yang ekstensif dari Activities
(Kegiatan), Interests (Minat), dan Opinions (opini) (ukuran AIO) yang mengukur
beberapa ciri kepribadian, nilai, kepercayaan, preferensi, dan pola perilaku.
Psikografi bergerak diluar pandangan konsumen yang diekspresikan di
dalam pengukuran demografi, perilaku, dan sosioekonomi. Emanuel Demby
dalam buku perilaku konsumen Engel, Blackwell dan Miniard (1994:385), seorang
peneliti yang secara umum dipercaya sebagai pencipta istilah tersebut, memberi
definisi yang diperluas : “ Pemakaian faktor psikologis, sosiologis, dan
antropologis, seperti manfaat yang diinginkan (dari perilaku yang sedang
dipelajari), konsep diri, dan gaya hidup (atau gaya yang dijalani) untuk
26
menentukan bagaimana pasar dipangsa menurut kecenderungan kelompok di
dalam pasar bersangkutan–dan alasan mereka-untuk mengambil keputusan
tertentu mengenai produk, orang, ideologi, atau kalau tidak menganut suatu
sikap atau menggunakan suatu medium.”
Sedangkan pengertian minat (Interests) sendiri dari perilaku konsumen
menurut Reynold dan Darden dalam Engel, Blackwell dan Miniard (1994:385)
adalah : “ tingkat kegairahan yang menyertai perhatian khusus maupun terus
menerus kepadanya.”
Langkah awal dalam penelitian minat konsumen ada beberapa hal yang
harus dilalui dan diketahui untuk analisa perilaku konsumen, sebagaimana
menurut Swastha & Handoko (2000:14), yaitu :
a. Pembelian sebagai Suatu Proses
Analisa suatu proses pembelian merupakan suatu rangkaian tahapan
yang diambil oleh seorang konsumen.
Tahap-tahap dalam proses pembelian digambarkan oleh Philip Kotler
dan Engel, Kollat dan Blackwell seperti gambar di bawah ini :
Gambar 2.1
Tahap-tahap dalam Proses Pembelian
Philip Kotler
Engel, Kollat dan Blackwell
Kebutuhan
yang
dirasakan
Kegiatan
sebelum
membeli
Keputusan
untuk
membeli
Perilaku
waktu
memakai
Perasaan
setelah
membeli
Menganalisa
keinginan &
kebutuhan
Penyelidikan
sumber
eksternal
Penilaian
alternatif
Proses
pembelian
nyata
Penilaian
setelah
pembelian
27
Sumber : Swastha & Handoko (2000:14)
b. Pendekatan Proses pada Pengambilan Keputusan untuk Membeli
Pendekatan proses pada pengambilan keputusan yang memberikan
gambaran secara khusus tentang alasan mengapa konsumen berperilaku
tertentu, dapat dibagi menjadi dua hal pokok:
1) Merumuskan variabel-variabel struktural yang mempengaruhi
perilaku konsumen, baik ekstern maupun intern.
2) Menunjukkan hubungan antarvariabel-variabel tersebut.
Sifat khusus proses dari perilaku konsumen ini adalah perubahan yang
tetap. Ini berarti dari variabel-variabel dan hubungan antar-variabel yang
mempengaruhi penentuan minat perilaku konsumen merupakan nilai yang
berlaku untuk jangka waktu yang lama.
Secara sederhana variabel-variabel perilaku konsumen dapat dibagi
dalam 3 bagian, yaitu :
1) Faktor-faktor ekstern yang mempengaruhi perilaku konsumen.
2) Faktor-faktor individu atau intern yang menentukan perilaku.
3) Proses pengambilan keputusan dari konsumen.
Faktor-faktor ekstern terdiri dari kebudayaan, kelas sosial, kelompokkelompok
sosial dan referensi, serta keluarga. Sedangkan faktor-faktor intern
adalah motivasi, persepsi, belajar, sikap dan kepribadian dan konsep diri
dari individu. Proses pengambilan keputusan terdiri atas 5 tahap, yaitu (1)
28
menganalisa keinginan dan kebutuhan, (2) pencarian informasi dari sumbersumber
yang ada, (3) penilaian dan pemilihan / seleksi terhadap alternatif
pembelian, (4) keputusan untuk membeli dan (5) perilaku sesudah
pembelian.
Seluruh variabel-variabel dan proses hubungan antar-variabel tersebut
dapat dilihat pada gambar dibawah ini :
Gambar 2.2
Kerangka Analisa Perilaku Konsumen
Sumber : Swastha & Handoko (2000 :17)
Langkah selanjutnya, mengetahui model faktor perilaku yang ikut
mempengaruhi minat membeli konsumen agar penggunaan model lebih
tepat kegunaannya dan dapat memperbandingkannya, diantaranya :
1. Model Sciffman and Kanuk
29
Sciffman and Kanuk dalam Amirullah (2002:32) mengungkapkan “The
decision making process can be viewed as three distinct but interlocking stages: the
input stage, the process stage, and the output stage.” Jadi proses pengambilan
keputusan konsumen dapat dipandang sebagai bentuk tiga bagian yang
berbeda-beda, akan tetapi masing masing bagian saling terkait. Pada bagian
input (external factor), faktor perilaku dapat dibagi menjadi dua, yaitu a)
usaha-usaha pemasaran perusahaan, yang terdiri dari; produk, promosi,
distribusi dan harga, b) lingkungan sosial budaya, terdiri dari keluarga,
sumber informal, sumber non-komersial lain, klas sosial, budaya dan subbudaya.
Bagian proses (consumer decision making), perilaku konsumen
dipengaruhi oleh faktor psychological field, yaitu; motivasi, persepsi,
pembelajaran, kepribadian dan sikap. Sedangkan pada bagian akhir atau
output perilaku konsumen telah terbentuk. Model faktor perilaku Sciffman
dan Kanuk dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.3
Model Perilaku Konsumen
30
Sumber : Sciffman dan Kanuk dalam Amirullah (2002:32)
2. Model Kotler
Kotler (1995:202) mengungkapkan pentingnya mempelajari keinginan,
persepsi, preferensi, dan perilaku belanja pelanggan sasaran mereka.
Sehubungan dengan perilaku konsumen, kotler membagi faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam empat kelompok besar, yaitu
budaya, sosial, kepribadian, dan kejiwaan. Perincian bentuk faktor-faktor
yang mempengaruhi perilaku konsumen dapat dilihat pada gambar berikut;
Gambar 2.4
Model Perilaku Konsumen
31
Sumber
: Kotler dalam Amirullah (2002:33)
3. Model Engel, Blackwell, Miniard
Engel, dkk., (1994:46-60) menyebutkan variasi di dalam proses keputusan
konsumen dengan sebutan determinan. Determinan yang dimaksud dibagi
kedalam tiga kategori yaitu pengaruh lingkungan perbedaan individu, dan
proses psikologis, yang masing-masing dari kategori tersebut adalah sebagai
berikut :
Pengaruh Lingkungan, dalam perilaku konsumen pengaruh lingkungan
ini dipengaruhi oleh budaya, kelas sosial, pengaruh individu, keluarga,
dan situasi.
Perbedaan Individu, dalam perilaku konsumen dipengaruhi oleh sumber
daya konsumen, motivasi, dan keterlibatan, pengetahuan, sikap,
kepribadian, gaya hidup dan demografi.
Proses Psikologis, dalam perilaku konsumen, proses psikologis ini
dipengaruhi karena adanya pengolahan informasi, pembelajaran,
perubahan sikap dan perilaku.
32
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.5
Model Perilaku Konsumen
PENGARUH
LINGKUNGAN
budaya
kelas social
pribadi
keluarga
sosial
PROSES
KEPUTUSAN
pengenalan kebutuhan
pencarian informasi
evaluasi alternatif
pembelian
hasil
PERBEDAAN
INDIVIDU
- sumber daya
konsumen
- motivasi dan
keterlibatan
- pengetahuan
- sikap
- kepribadian,
gaya hidup,
demografi
FAKTOR
PSIKOLOGIS
- pengolahan
informasi
- pembelajaran
- perubahan sikap
dan perilaku
Sumber : Engel, dkk., (1994:60)
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Konsumen
Menurut Sciffman and Kanuk dalam Amirullah (2002:32), mengungkapkan
bahwa “ The decision making process can be viewed as three distinct but interlocking
stages: the input stage, the process stage, and the output stage. ” Jadi proses
pengambilan keputusan konsumen dapat dipandang sebagai bentuk tiga bagian
yang berbeda-beda, akan tetapi masing-masing bagian saling terkait. Pada bagian
input (external factor), faktor perilaku dapat dibagi menjadi dua, yaitu a) usahausaha
pemasaran atau bauran pemasaran (perusahaan jasa), yang terdiri dari ;
33
product, price, promotion, place, people, physical evidence, dan process, b) lingkungan
sosial budaya, terdiri dari keluarga, sumber informal, sumber non-komersial lain,
klas sosial, budaya dan sub-budaya. Bagian proses (consumer decision making),
perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor psychological field, yaitu; motivasi,
persepsi, pembelajaran, kepribadian dan sikap. Pada bagian akhir atau output
perilaku konsumen telah terbentuk.
Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi minat konsumen
sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, bahwa terdapat beberapa variabel yang
mempengaruhi keputusan konsumen antara lain :
a. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) Perusahaan Jasa
Strategi pemasaran merupakan cara yang akan ditempuh oleh perusahaan
untuk mencapai kinerjanya dengan memusatkan perhatian pada konsumen,
pesaing, dan tujuan perusahaan.
Strategi pemasaran terdiri dari unsur-unsur bauran pemasaran yang terpadu
yaitu ; product, price, promotion, place, people, physical evidence, dan process. Lebih
lanjut dikatakan Basu dan Handoko (1997:102), penyusunan strategi pemasaran
menyangkut proses interaksi antara kekuatan pemasaran di dalam perusahaan
dan keadaan di luar perusahaan. Strategi pemasaran menyangkut dua kegiatan
pemasaran yang pokok yakni, pemilihan pasar sasaran (target market), dan
merumuskan dan menyusun suatu kombinasi yang tepat dari marketing mix agar
kebutuhan konsumen dapat dipuaskan.
34
Marketing mix merupakan salah satu unsur pokok dalam strategi pemasaran.
Stanton (1984:54) mengatakan bauran pemasaran (marketing mix) adalah
kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem
pemasaran yakni: produk, struktur harga, kegiatan promosi, sistem distribusi,
dan (orang, bukti fisik dan proses untuk perusahaan jasa). Unsur-unsur yang
terdapat dalam kombinasi tersebut saling berhubungan. Bauran pemasaran
merupakan variabel-variabel terkendali (controllable) yang dapat digunakan
perusahaan untuk mempengaruhi konsumen segmen pasar tertentu yang dituju
perusahaan.
Penjelasan mengenai unsur-unsur bauran pemasaran akan dijabarkan
sebagai berikut :
1) Produk
Kotler dalam Amirullah (2002:57-58) mendefinisikan produk sebagai segala
sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki, digunakan atau
dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan kebutuhan. Termasuk
didalamnya adalah obyek fisik, jasa, orang, tempat, organisasi dan gagasan.
Dalam mengembangkan suatu produk, seorang perencana produk harus
berfikir dalam tiga tingkat. Tingkat yang paling dasar adalah inti produk yang
akan menjawab; apa yang sebenarnya dibeli oleh konsumen. Tingkat kedua
adalah wujud produk, yang termasuk kedalamannya adalah mutu, merek,
35
kemasan dan corak. Tingkat yang terakhir adalah tentang produk yang
ditambahkan.
Islam menganjurkan agar umat Islam untuk jujur dalam menjual produknya
(Mondry, 2002:9). Dalam artian tidak mengurangi timbangan, menutupi
produknya yang cacat dan menipu konsumen. Mungkin pembeli tidak tahu
atau tidak sempat memeriksa perbedaan yang telah ditipu, namun cara
demikian pasti terlihat dihadapan Allah. Dengan usaha yang tidak jujur,
keuntungan akan lebih banyak dalam waktu terbatas. Dengan kejujuran hasil
yang akan diperoleh akan berlangsung lama dan semakin lama nilainya
semakin besar. Akhirnya keuntungan yang diperoleh juga banyak.
Islam menganjurkan untuk mengkonsumsi ataupun memproduksi suatu
barang atau jasa yang halal dan baik. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-
Baqoroh 168 :
“Hai sekalian manusia, makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi,
dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan.; karena sesungguhnya syaitan
itu adalah musuh yang nyata bagimu”.
2) Harga
Harga merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan, elemen-elemen lainnya menimbulkan biaya.
Permasalahan penetapan dan persaingan harga adalah permasalahan nomor
36
Faktor Internal
Tujuan pemasaran
Strategi bauran pemasaran
Biaya
Pertimbangan-pertimbangan
organisasi
Faktor Eksternal
Sifat pasar dan permintaan
Persaingan
Faktor lingkungan lainnya
(ekonomi, penjual,
pemerintah)
Keputusa
n
penetapan
harga
satu yang dihadapi oleh banyak eksekutif pemasaran. Kesalahan umum yang
sering terjadi didalam penetapan harga adalah : penetapan harga terlalu
berorientasi dengan biaya; harga kurang sering direvisi untuk dapat menangkap
perubahan pasar; harga ditetapkan secara independen dari bauran pemasaran
lainnya bukannya sebagai unsur intrinsik dari strategi penentuan posisi pasar;
dan harga kurang cukup bervariasi untuk berbagai macam produk, segmen
pasar, dan saat pembelian.
Tiap harga yang dikenakan perusahaan akan menghasilkan tingkat
permintaan yang berbeda-beda dan karena itu akan memberikan pengaruh
yang berbeda pula pada tujuan pemasarannya. Dalam keadaan normal,
permintaan dan harga berhubungan terbalik, yaitu semakin tinggi harga
semakin rendah permintaan, dan semakin rendah harga, semakin tinggi
permintaan.
Menurut Kotler dan Armstrong (1999:440) faktor-faktor yang mempengaruhi
harga yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor-faktor yang
mempengaruhi harga sebagaimana gambar berikut.
Gambar 2.6
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Penetapan Harga
37
Sumber : Kotler dan Armstrong (1999:440)
Perusahaan biasanya tidak menetapkan harga tunggal melainkan suatu
struktur harga yang mencerminkan perbedaan permintaan dan biaya secara
geografis, kebutuhan sekmen pasar, waktu pembelian, tingkat pemesanan, dan
faktor-faktor lain. Sebagai akibat dari pemberian diskon, potongan dan
dukungan promosi, perusahanan jarang mewujudkan laba yang sama dari tiap
unit yang dijualnya.
Ada beberapa strategi adaptasi harga yaitu penetapan harga geografis,
diskon dan potongan harga, penetapan harga promosi, penetapan harga
diskriminasi, dan penetapan harga bauran produk.
Mengenai harga Islam melarang jual beli dengan memaksa orang lain dalam
membeli barang atau jasa dengan harga tertentu. Jika pasar ingin berjalan
normal, maka tidak boleh ada monopoli didalamnya, tidak boleh ada permainan
harga, dan tidak boleh ada dominasi kaum kuat terhadap kaum lemah. Menurut
Qardhawi (2001:316), nabi menganggap campur tangan yang tidak perlu adalah
bentuk kedzaliman.
3) Promosi
Promosi merupakan elemen penting dalam marketing mix yang digunakan
untuk memberitahukan dan meyakinkan pasar (konsumen) akan produkproduk
dan jasa-jasa dari suatu perusahaan. Kegiatan promosi yang dilakukan
harus dilakukan dengan rencana pemasaran secara keseluruhan, serta
38
merencanakan, diarahkan, dan dikendalikan dengan baik, sehingga diharapkan
akan dapat berperan dalam meningkatkan penjualan dan market share.
Menurut Kotler (2002:626) bauran komunikasi pemasaran, yaitu :
1. Periklanan
Semua bentuk penyajian dan promosi non-personal atas ide, barang atau jasa
yang dilakukan perusahaan sponsor tertentu.
2. Promosi penjualan
Berbagai insentif jangka pendek untuk mendorong keinginan mencoba atau
membeli suatu produk atau jasa.
3. Hubungan masyarakat dan publisitas
Berbagai program untuk mempromosikan dan atau melindungi citra
perusahaan atau masing-masing produknya.
4. Penjualan pribadi
Interaksi langsung dengan satu calon pembeli guna melakukan presentasi,
menjawab pertanyaan, dan menerima pesanan.
5. Pemasaran langsung
Penggunaan surat, telepon, faksimil, e-mail dan alat penghubung non
personal lain untuk berkomunikasi secara langsung dengan atau
mendapatkan tanggapan langsung dari pelanggan dan calon pelanggan
tertentu.
Dalam pandangan Islam aktivitas promosi sebagai sarana sosialisasi atau
pengenalan produk (sesuatu yang baru/belum dikenal) disebut dengan istilah
39
ta’aruf. Proses ta’aruf ini sangat jelas sekali digambarkan oleh Al-Qur’an dalam
surat Al-Hujurat : 13 :
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki
dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara
kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.“
Tanpa adanya proses ta’aruf tentunya akan menjadikan kurangnya
pengetahuan atau informasi yang didapat sehingga menimbulkan adanya
sangkaan-sangkaan maupun persepsi yang keliru.
Rasulullah SAW dalam hal ini, mensinyalir akan pentingnya penyampaian
sebuah informasi melalui sabda beliau yang berbunyi;
بن عبد الله _ سمعت عبد الرحمن _ ب قال _ حر _ بن _ سماك __ شعبة عن __ أنبانا _ ابو داود _ دثنا __ غيلان _ بن_ محمود _ حدثنا
ن ضر اللهُ إِمرًأ سمِ ع مِنا شيِئًا َفبلَّغه َ ك ما سمِ ع فَرب __ قال سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول __ عن ابيه _ يحدث _ مسعود _ بن
( مبلِّغٍ َا و عى مِ ن سامِعٍ (رواه الترمذي في سنن الترمذي: ٢٥٨١
Artinya: “Allah akan memberikan kebahagiaan kepada seseorang yang telah
mendengar suatu (riwayat) dari kami lantas dia menyampaikan (kepada orang lain)
sebagaimana yang dia dengarkan. Boleh jadi orang yang mendapatkan informasi lebih
paham dibandingkan dengan orang yang mendengar informasi itu secara langsung.”
(HR. Tirmidzi nomor 2581)
40
Dalam promosi, Islam melarang adanya unsur penipuan atau manipulasi
(Qordhawi, 2001:36). Dengan demikian dalam membuat dan menyebarkan
suatu informasi (promosi), Islam sama sekali tidak mengakui prinsip mencapai
tujuan dengan menghalalkan segala macam cara, akan tetapi Islam sangat
menginginkan kesucian cara sama pentingnya dengan tujuan.
Selain dari itu, hubungan masyarakat yang termasuk bagian dari aktivitas
promosi juga akan mampu meningkatkan pangsa pasar dan melanggengkan
citra perusahaan yang disertai peningkatan keuntungan. Sebagaimana sabda
Nabi Muhammad SAW dalam hadist riwayat Bukhori yang berbunyi :
حدثنا محمد بن ابي يعقوب الكرمانى حدثنا حسان حدثنايونس قال محمد هو الزهرىعن انس بن ما لك رضى الله عنه قال سمعت رسول الله
__( صلى الله عليه وسلم يقول م ن سره َا ْ ن يب س َ ط عَليهِ فِ ي رزقِهِ وين سَأ فِ ي َأَثرِهِ َفلْيصِلْ رحِ مه ( رواه البخاري في ضحيح البخاري: ١٩٢٥
Artinya: “ Dari Abi Hurairah ra. Ia berkata : Rosulullah SAW bersabda: Barang
siapa yang ingin diluaskan rizkinya dan dilambatkan ajalnya (panjang umur),
hendaklah ia menyambung tali persaudaraanya”. (HR. Bukhari nomor 1925)
4) Tempat
Sebagian besar konsumen menginginkan faktor tempat mudah dijangkau
atau tersedia banyak. Mc. Carthy (Kotler, 1998:93) faktor-faktor yang dapat
dijabarkan menjadi elemen-elemen tempat yaitu:
a) Saluran distribusi
b) Jangkauan distribusi
c) Lokasi penjualan
41
d) Persediaan
e) Transportasi
Ketepatan tempat merupakan faktor penting dalam bisnis, dimana bisnis
sangat bergantung pada banyaknya jumlah pengunjung. Adapun beberapa hal
yang secara umum mempengaruhi kelangsungan bisnis dalam menciptakan
kepadatan pengunjung untuk melakukan transaksi.
Kebersihan dan kenyamanan lokasi penjualan juga menentukan kesuksesan
sebuah usaha, dimana konsumen menyukai keindahan dan kenyamanan tempat
yang membuat mereka merasa nyaman.
Allah juga menginstruksikan kepada hamba-Nya untuk menjaga kesucian
dan kebersihan diri dalam surat Al-Baqarah 222 :
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan menyukai
orang-orang yang mensucikan diri.”
Demikian halnya dalam distribusi menurut Qardhawi (2001:405), Islam
melarang jangan sekali-kali melakukan tindakan kedzaliman terhadap pesaing
lainnya, namun sebaliknya Islam memerintahkan untuk selalu berbuat baik
pada para pesaingnya atau pun konsumen dengan senantiasa memberi
kemudahan dan saling membantu dalam mengatasi kesulitan. Sebagaimana
hadits rosul:
42
حدثنا علي بن عباش حدثناابو غسان محمدبن مطرف قال حدثنا محمدبن المنكار عن جابر ابن عبد الله رضي
الله عنهما أن رسول الله صلى الله عليه وسلم قال رحم الله رجلا سمحا اذا باع واذ اشتري واذا قتضى.(روه
( البخاري و الترمذى: ١٩٣٤
Artinya “Allah mengasihi orang yang memberikan kemudahan bila ia menjual dan
membeli serta dalam menagih halnya”. (HR Bukhari dan Turmudzi nomor 1934)
5) Orang atau Karyawan
Karyawan adalah seseorang yang bekerja di suatu perusahaan. Dalam
bekerja seorang karyawan harus memiliki dedikasi dan profesional didalam
menjalani pekerjaannya.
Inti professionalisme dalam bukunya Widjajakusuma dan Yusanto
(2002:104) dicirikan dalam tiga hal, yaitu: (1) Kafa’ah yaitu cakap atau ahli dalam
bidang pekerjaan yang dilakukan ; (2) Himmatul-‘amal, yaitu memilki semangat
atau etos kerja yang tinggi; dan (3) Amanah, yaitu memiliki semangat atau etos
kerja yang tinggi.
Untuk mewujudkan profesionalisme, Islam memberikan tuntunan yang
sangat jelas. (1) Kafa’ah diperoleh melalui pendidikan, pelatihan, dan
pengalaman; (2) Himmatul-‘amal diraih dengan jalan menjadikan motivasi
ibadah sebagi pendorong utama dalam bekerja di samping motivasi ingin
mendapatkan penghargaan (reward), menghindari hukuman (punishment); dan
(3) Amanah sebagai unsur pengontrol utama tingkah laku.
Pada waktu kita memberikan pelayanan kepada orang lain hendaklah
dengan bermurah hati (semisal senyum, ramah tamah, dan sopan santun).
43
Dengan demikian pelanggan akan merasa diperhatikan dan dihargai oleh
petugas customer service sehingga mereka akan ikut merasa memiliki terhadap
eksistensi perusahaan sebagai timbal baliknya mereka (pelanggan) akan menjadi
pelanggan yang loyal terhadap perusahaan. Maka murah senyum, sopan
santun, dari para karyawan sangat menentukan dalam melayani pelanggan
dalam upaya memberi penghormatan dan perhatian kepada para pelanggan.
Dan sebagaimana hadits Nabi SAW riwayat Bukhori yang berbunyi :
ر قال قال رسول الله صلى الله عليه _ ذ_ مرثد عن ابيهعن ابى _ مالك بن _ عن
( في سنن الترمذى: ١٨٧٩ __ رواه الترمذى _ صدقة _ لك _ اخيك _ وجه _ فى _ تبسمك _ وسلم
Artinya : “Senyummu dimuka saudaramu merupakan shodaqoh bagimu”. (HR
Turmudzi nomor 1879)
Al-Qur’an juga dijelaskan bahwa kita diharuskan untuk melakukan sikap
saling menghormati antara sesama. Jika kita menghormati atau dihormati orang
lain maka balaslah sikap penghormatan itu yang lebih baik. Firman Allah SWT
dalam Q.S An-Nisa’86 : “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka
balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah dengan serupa”.
Sikap inilah yang harus dilakukan oleh karyawan dalam memberikan
pelayanan kepada pelanggan. Jika karyawan memberikan sikap hormat dan
ramah terhadap pelanggan maka pelanggan akan membalas sikap yang hormat
dan ramah. Sikap ini dapat menumbuhkan sikap loyalitas terhadap jasa yang
telah diberikan.
Formatted: Indent: Before: 0.32 cm
44
6) Bukti Fisik
Keadaan bukti fisik kantor sebuah perusahaan sangat berhubungan dengan
kenyamanan konsumen untuk melakukan transaksi. Kondisi Interior dan
eksterior maupun fasilitas dan sarana prasarana pendukung yang baik akan
lebih menarik minat konsumen.
Allah dalam surat Al-Baqarah : 222 juga menginstruksikan kepada hamba-
Nya untuk menjaga kesucian dan kebersihan diri, yaitu :
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”
7) Proses
Kemudahan dan kecepatan dalam transaksi merupakan dimensi proses yang
cukup penting dalam pertimbangan nasabah untuk memilih transaksi di bank.
Namun lebih dari itu, tentunya kemudahan dan kecepatan dalam transaksi
tidak melupakan inti proses dalam setiap transaksi, yaitu meliputi; proses
pencatatan, ketelitian dalam pencatatan, pertanggungjawaban, kejujuran dan
keadilan dalam transaksi, kejelasan proses dalam transaksi atau legal formal.
Namun untuk menjamin keamanan bank dari kerugian akibat penipuan
maupun keengganan debitor membayar hutang ke bank dan kepercayaan bank
kepada nasabah, umumnya bank meminta adanya jaminan berupa dokumen
Formatted: Font: 12 pt, Complex
Script Font: 12 pt
Formatted: Indent: Before: 0.32
cm, Numbered + Level: 1 +
Numbering Style: 1, 2, 3, … + Start
at: 1 + Alignment: Left + Aligned at:
2.22 cm + Tab after: 2.86 cm +
Indent at: 2.86 cm, Tabs: 0.95 cm,
List tab + Not at 1.27 cm + 2.86 cm
Formatted: Justify Low, Indent:
Before: 0.32 cm
45
penting yang memiliki nilai komersial, seperti; BPKB, sertifikat tanah, royalty
dan dokumen komersial lainnya.
Dalam pandangan Islam hal itu diperbolehkan dengan syarat-syarat yang
digariskan syariat Islam yang tergambarkan dengan jelas dalam Al-Qur’an surat
Al-Baqarah : 183, yaitu:
Artinya : “Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu`amalah tidak secara tunai)
sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang
tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi jika sebagian kamu
mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan
amanatnya (hutangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan
janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang
menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan
Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
Didalam ekonomi Islam supaya pelanggan atau konsumen tidak merasa
tertipu dan aman dalam bertransaksi ada beberapa perlindungan konsumen
dalam ekonomi Islam (Muhammad, Alimin. 2004/2005:197,216,230) yaitu:
1. Perlindungan dari pemalsuan dan Informasi tidak benar.
Saat zaman sekarang ini media promosi yang digunakan pelaku usaha tidak
hanya berupa promosi lisan atau tulisan-tulisan saja, namun sudah menyebar
46
pada seluruh media komunikasi dan telekomunikasi yang tersedia, seperti surat
kabar, televisi, radio, internet dll. Perkembangan pemakaian alat-alat promosi
yang canggih, sungguh meletakkan konsumen pada kondisi rawan bahkan
konsumen dihadapkan pada consumer ignorance, yaitu ketidak mampuan
konsumen menyeleksi informasi akibat kemajuan teknologi dan keragaman
produk yang dipasarkan, sehingga hal ini dapat disalah gunakan oleh pelaku
usaha. Oleh karena itu, konsumen harus diberi rasa aman dalam mendapatkan
suatu informasi yang jujur dan bertanggung jawab.
2. Perlindungan terhadap keamanan produk dan lingkungan sehat.
Kemajuan teknologi dan berkembangnya volume perekonomian dan
perdagangan menuntut pengawasan ekstra terhadap resiko-resiko yang
mungkin timbul akibat penggunaan produk tertentu. Disamping itu, buruknya
kondisi lingkungan yang disebabkan oleh para pelaku usaha pada umumnya,
perlu juga mendapat perhatian serius karena setiap makhluk hidup adalah
konsumen atas lingkungan hidupnya.
3. Hak ganti rugi akibat negatif produk (Kompensasi).
Menurut mayoritas ulama bahwa pelepasan tanggung jawab cacat barang
hanya berlaku untuk cacat yang terdapat pada waktu bertransaksi.
Dengan memperhatikan beberapa hal diatas pihak perusahaan dalam
membina hubungan dengan pelanggan, diharapkan bisa mencapai kepuasan
pelanggan dan memperoleh Rahmad dan Ridho dari Allah baik penjual dan
pembeli yang ada pada akhirnya sampai pada tujuan, yaitu aktivitas ibadah
47
kepada Allah SWT. Karena sesuatu yang dikerjakan tidak menyimpang dari
Syari’at Islam, sehingga pembeli merasa senang dan puas dalam bertransaksi
dan akan melakukan pembelian ulang pada perusahaan.
b. Lingkungan Sosial Budaya
Faktor kedua yang mempengaruhi minat konsumen adalah faktor sosial
budaya yang meliputi:
1) Keluarga
Keluarga, merupakan kelompok yang terdiri dari dua atau lebih
kelompok yang berhubungan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan
tinggal bersama (Engel, Blackwell dan Miniard, 1994:194). Peranan keluarga
sangat berpengaruh di dalam pasar konsumen, dimana setiap anggota
memiliki selera dan keinginan yang berbeda atas suatu produk, namun
setiap anggota bisa mempengaruhi anggota yang lain dalam keputusan
pembeliannya. Karena itu perlu dipahami siapa anggota keluarga yang
bertindak sebagai pengambil inisiatif (initiator), pemberi pengaruh
(influencer), penentu (decider), pembeli (buyer), atau yang hanya sebagai
pengguna (user) atas produk yang dibeli (Engel, Blackwell dan Miniard,
1994:198). Peranan yang dianggap paling penting adalah peranan
“penentu”, sehingga memerlukan informasi mengenai siapa anggota
keluarga yang paling berpengaruh dalam proses pengambilan keputusan
keluarga, kemudian mengarahkan promosi kepadanya.
48
Amirullah (2002:53), menyebutkan bahwa keputusan membeli dalam
suatu keluarga dapat kita amati dalam empat sudut pandang, yaitu; (1)
struktur peran, (2) struktur kekuasaan, (3) proses keputusan membeli
keluarga, dan (4) karakteristik khusus dari keluarga.
2) Sumber Informal (Kelompok Referensi)
Kelompok referensi (reference groups) diartikan sebagai sejumlah orang
atau kelompok yang bertindak sebagai pembanding (or reference) terhadap
individu dalam setiap bentuk nilai, sikap atau penuntun ke arah perilaku.
Konsep dasar ini memberikan manfaat atas pemahaman mengenai pengaruh
orang terhadap sikap, perilaku dan kepercayaan konsumsi individu
(Amirullah, 2002:50). Menurut Engel, dkk (1994:170-174), ada tiga cara
bagaimana kelompok referensi mempengaruhi keputusan seseorang: (a)
pengaruh utilitarian (normatif), yaitu tekanan untuk menyesuaikan diri
dengan normal kelompok dalam berpikir dan berperilaku; (b) pengaruh nilai
ekspresif yang mencerminkan keinginan atau asosiasi psikologis serta
kesediaan untuk menerima nilai dari orang lain tanpa tekanan; dan (c)
pengaruh informasi dimana kepercayaan dan perilaku orang lain diterima
sebagai bukti mengenai realita. Bagi pihak bank, pemahaman mengenai
kelompok referensi dalam masyarakat dapat digunakan sebagai salah satu
strategi promosi untuk menarik pelanggan.
49
3) Sumber Non Komersil Lain
Sumber non komersil lain diperoleh ketika seseorang berpartisipasi ke
dalam banyak kelompok sepanjang hidupnya. Kedudukan orang itu di
masing-masing kelompok dapat ditentukan berdasarkan peran dan status.
Peran meliputi kegiatan yang diharapkan akan dilakukan oleh seseorang.
Masing-masing peran menghasilkan status. Orang-orang memilih produk
yang dapat mengkomunikasikan peran dan status mereka di masyarakat
(Kotler, 2002:153).
4) Klas Sosial
Stratifikasi sosial (kelas sosial) merupakan istilah umum yang digunakan
untuk menunjukkan tingkatan-tingkatan orang di dalam suatu masyarakat
dengan anggota masyarakat lain. Tingkatan ini nantinya akan menghasilkan
hirarkis kelompok status sosial yang tinggi dan rendah.
Kotler (1996:167) menunjukkan beberapa karakteristik dan kelas sosial:
(1) orang-orang yang berada didalam satu kelas sosial cenderung berprilaku
sama; (2) posisi seseorang dipandang sesuai kelas sosialnya; (3) kelas sosial
seseorang dinyatakan oleh sejumlah variabel, seperti tingkat pendidikan,
pekerjaan, pendapatan dan orientasi terhadap nilai (gaya hidup), dan bukan
hanya dinyatakan oleh satu variabel saja; dan (4) seseorang dapat berpindah
dari satu kelas sosial kepada kelas sosial lain dalam masa hidupnya. Kelas
sosial ini dapat menunjukkan perbedaan pilihan terhadap produk barang
atau jasa, sehingga penting bagi perusahaan perbankan untuk memahami
50
kelas-kelas sosial yang terdapat di masyarakat untuk mengetahui produkproduk
jasa yang diminati.
5) Budaya
Schiffman dan Kanuk dalam Amirullah (2002:46), mendefinisikan budaya
sebagai berikut; “culture as the sum total of learned beliefs, values, and customs
that serve to direct the consumer behavior of members of a particular society”.
(budaya didefinisikan sebagai sejumlah nilai, kepercayaan dan kebiasaan
yang digunakan untuk menunjukkan perilaku konsumen langsung dari
kelompok masyarakat tertentu). Budaya dalam pengertian ini menunjukkan
adanya sekelompok masyarakat yang memiliki karakteristik tertentu yang
membatasi mereka untuk bertindak.
Secara sosial, suatu budaya dapat diamati dari bagaimana masyarakat itu
berbicara (bahasa), cara kerja, aturan-aturan, dan pola hidup yang diyakini
(Amirullah, 2002:46).
6) Sub-Kultur (sub-budaya)
Setiap budaya terdiri dari sub budaya yang lebih kecil yang memberikan
identifikasi dan sosialisasi identifikasi dan sosialisasi anggotanya yang lebih
kecil. Sub budaya mencakup kebangsaan, agama, kelompok ras, dan daerah
geografis (Amirullah, 2002:47).
Pentingnya pengaruh faktor sosial budaya dijelaskan dalam ajaran Islam,
sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Tidak ada
seorang bayi pun kecuali dia terlahir berdasarkan fitrah. Lantas kedua orang tuanya
51
yang menjadikan anak itu seorang Yahudi, Nashrani, maupun Majusi. Sebagaimana
binatang yang melahirkan seekor anak secara sempurna, apakah kalian rasa terdapat
cacat pada anak binatang tersebut?” Kemudian Abu Huarairah berkata, “kalau
kalian mau, bacalah [firman Allah], “(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah
menciptakan manusia menurut fitrah itu.”
Berdasarkan hadist diatas, kedua orang tua, keluarga maupun
lingkungan terdekat memiliki pengaruh yang cukup kuat dalam membentuk
persepsi, karakter maupun perilaku seorang anak. Yang mana hal tersebut,
lambat laun akan menjadi semakin meluas sehingga membentuk persepsi
masyarakat dan mengakar menjadi sebuah budaya maupun peradaban yang
berlaku dimasyarakat.
c. Faktor Psikologis (Psychological Field)
Faktor psikologis (psychological field) dapat didefinisikan sebagai faktor-faktor
yang ada didalam diri individu (konsumen), dimana faktor tersebut akan dapat
berubah bila ada pengaruh dari faktor luar (ekstern), sebaliknya jika faktor
psikologis memiliki posisi yang kuat maka faktor eksternal tidak akan memiliki
pengaruh yang berarti. Masing masing faktor akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Motivasi
Pada dasarnya perilaku konsumen itu dimulai dengan adanya motivasi.
Setiap orang dimotivasi oleh kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan
merupakan kekuatan mendasar yang memotivasi seseorang untuk
52
melakukan sesuatu, dan keinginan merupakan kebutuhan yang dipelajari
selama hidup seseorang.
Suatu keinginan atau kebutuhan bila tidak terpenuhi dapat menuju ke
suatu dorongan yaitu suatu rangsangan kuat yang dapat menyebabkan
suatu ketegangan individu dimana individu tersebut mencoba untuk
mengurangi ketidakpastian tersebut dengan cara-cara yang ditemukan
terhadap perumusan dari dorongan tersebut. Dorongan-dorongan yang
berlaku adalah alasan-alasan dibelakang tingkah laku tertentu.
Begitu pula perilaku manusia ditimbulkan atau dimulai dengan adanya
motif. Swastha dan Handoko (2000:78) berpendapat bahwa motif merupakan
suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang di arahkan pada
tujuan untuk memperoleh kepuasan.
Ada beberapa pendapat mengenai teori motivasi, menurut Schiffman
dan Kanuk (1991:69) mengemukakan bahwa motivasi dapat digambarkan
sebagai daya penggerak dalam diri individu yang mendorong mereka untuk
melakukan tindakan. Disisi lain Sperling dalam Mangkunegara (2002:11)
mengemukakan bahwa motif di definisikan sebagai kecenderungan untuk
beraktivitas, dimulai dengan dorongan dalam diri (drive) dan diakhiri
dengan penyesuaian diri. Sedangkan motivasi yang diungkapkan oleh
Stanford dalam Mangkunegara (2002:11) yaitu sebagai kondisi yang
menggerakkan manusia kearah suatu tujuan tertentu.
53
Berdasarkan pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi
merupakan kondisi (dorongan) yang menggerakan konsumen untuk
memenuhi kebutuhan dalam dirinya, agar konsumen tersebut dapat
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Sedangkan motivasi dalam pandangan Islam menurut Najati (2000:22)
sangat beragam. Al-Qur’anul Karim dan Hadist Nabawi sangat sering
menyebutkan aneka motivasi manusia, baik yang bersifat fisiologis,
psikologis, maupun spiritual, diantaranya adalah :
a. Motivasi Fisiologis
Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah berfirman dalam Qs. An-Nahl (16) : 112,
yang berbunyi :
Artinya : “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah
negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah
ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari ni`mat-ni`mat Allah;
karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan ketakutan,
disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.”
Dalam Hadist Nabi juga dijelaskan, Rasulullah SAW bersabda : “Siapa
diantara kalian merasa tenang ditengah anggota keluarganya, memiliki badan yang
sehat, dan mempunyai (cukup) bahan makanan pada hari (yang dia jalani) maka dia
sama saja telah memiliki dunia beserta isinya.”
54
b. Motivasi Psikologis
Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah berfirman dalam Qs. Ali ‘Imran (3) : 14,
yang berbunyi :
Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apaapa
yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis
emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah
kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
Dalam Hadist Nabi juga dijelaskan, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Ya Allah, aku memohon perlindungan kepada-Mu dari rasa
lapar. Karena sesungguhnya rasa lapar merupakan teman diatas pembaringan yang
sangat buruk.”
c. Motivasi Spiritual
Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah berfirman dalam Qs. Al-A’raaf (7) : 172,
yang berbunyi :
Artinya : “Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak
Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka
(seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul
(Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar
55
di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah
orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan).”
Dalam Hadist Nabawi juga dijelaskan, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Tidak ada seorang bayi pun kecuali dia terlahir berdasarkan
fitrah. Lantas kedua orang tuanya yang menjadikan anak itu seorang Yahudi,
Nashrani, maupun Majusi. Sebagaimana binatang yang melahirkan seekor anak
secara sempurna, apakah kalian rasa terdapat cacat pada anak binatang tersebut?”
Kemudian Abu Huarairah berkata, “kalau kalian mau, bacalah [firman Allah],
“(Tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu.”
Penjelasan akan hal diatas dalam surat lain, Q. S. Fathiir ayat 29 yang
berbunyi :
Artinya : “Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan
mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang Kami anugerahkan
kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan
perniagaan yang tidak akan merugi.”
Kata tijaroh (perdagangan) digunakan Al-Qur’an antara lain sebagai
ungkapan hubungan timbal balik antara Allah dengan manusia. Memang Al-
Qur’an dalam mengajak manusia mempercayai dan mengamalkan tuntunantuntunannya
dalam segala aspek, seringkali menggunakan istilah-istilah
56
dalam dunia bisnis seperti perdagangan, jual beli, untung rugi, kredit, dan
sebagainya.
Demikian terlihat Al Qur’an menggunakan logika pelaku bisnis dalam
menawarkan ajaran-ajarannya. Seperti tulisan Ibnu Sina dalam bukunya Al
Isyarat wa At Tanbihat, beragam motivasi manusia beribadah kepada Allah,
ada yang melakukannya bagai perlakuan hamba sahaya kepada tuannya,
dia melakukan aktivitas karena takut menerima hukuman, ada juga seperti
pelaku bisnis yang selalu memperhitungkan untung rugi, dan ada lagi yang
terdorong oleh cinta bagai cinta ibu kepada anaknya. (M. Quraish
Shihab,Tafsir Al Mishbah)
Adapun motif-motif manusia dalam melakukan pembelian untuk
memuaskan kebutuhan dan keinginannya dapat dibedakan sebagai berikut :
1) Motif pembeli primer dan selektif
Motif pembelian dapat dibedakan menurut dasar pengaruhnya pada
proses pembelian.
a) Motif pembelian primer ( primary buying motive ) adalah motif yang
menimbulkan perilaku pembelian terhadap kategori umum suatu
produk, seperti membeli televisi atau pakaian.
b) Motif pembelian selektif ( selective buying motive ) adalah motif yang
mempengaruhi keputusan tentang model dan merek dari kelas-kelas
produk, atau macam penjualan dan dipilih untuk suatu pembelian.
57
Motif ekonomi, status, keamanan, dan prestasi adalah beberapa contoh
dari motif selektif.
2) Motif pembelian rasional dan emosional
Motif dapat dibedakan pula oleh faktor-faktor yang menyebabkan orang
membeli, yaitu faktor rasional dan emosional.
a) Motif rasional adalah motif yang didasarkan pada kenyataan yang
ditunjukkan oleh suatu produk kepada konsumen. Faktor -faktor yang
dipertimbangkan dapat berupa faktor ekonomi, seperti faktor
penawaran, permintaan dan bunga. Selain itu juga faktor kualitas,
pelayanan ketersediaan barang, ukuran, kebersihan, efisiensi dalam
penggunaan, keawetan dapat dipercaya dan keterbatasan waktu yang
ada pada konsumen.
b) Motif emosional adalah motif pembelian yang berkaitan dengan
perasaan atau emosi individu, seperti pengungkapan rasa cinta
kebanggaan, kenyamanan, kesehatan, keamanan dan kepraktisan.
2. Persepsi
Konsumen ada kalanya memiliki berbagai cara untuk memenuhi
kebutuhan, hal ini disebabkan adanya perbedaan persepsi yang berawal dari
bagaimana mereka mengumpulkan dan menafsirkan informasi yang didapat
dari lingkungan sekitar mereka. Menurut Amirullah (2002:42) persepsi
diartikan sebagai proses dimana individu memilih, mengelola, dan
menginterpretasikan stimulus kedalam bentuk arti dan gambar. Persepsi
58
dibentuk oleh tiga pasang pengaruh, yaitu karakteristik fisik dari stimuli,
hubungan stimuli dengan sekelilingnya, dan kondisi-kondisi di dalam diri
kita sendiri.
Schifman dan Kanuk (1991:146) mengemukakan bahwa “perception is
defined as the process by which an individual selects, organizes, and interprets
stimuli into a meaningful and coherent picture of the word”. Jadi persepsi adalah
proses dimana individu memilih, mengatur, dan menginterpretasikan
rangsangan menjadi suatu gambaran dunia yang berarti dan logis.
Assael (1992 : 127) menyatakan bahwa “perception is the selection,
organization and interpretation of marketing and environmental stimuli into a
coherent picture”. Persepsi merupakan proses seleksi, organisasi dan
interpretasi dari rangsangan pemasaran dan lingkungan kedalam gambaran
yang jelas.
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi
merupakan suatu proses pemilihan, pengorganisasian dan
penginterpretasian atas stimuli yang diterima oleh konsumen melalui lima
indra, menjadi sesuatu yang bermakna untuk mencapai suatu tujuan tertentu
yang berarti.
Berkaitan dengan persepsi, Rasulullah SAW memberi isyarat dalam
sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id ra, yaitu : “Takutlah kalian
kepada firasat orang mukmin. Karena sesungguhnya orang mukmin melihat dengan
cahaya Allah Ta’aala.” Kemudian beliau membaca ayat, “Sesungguhnya pada yang
59
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Kami) bagi orang-orang
yang memperhatikan tanda-tanda.” Qs. Al-Hijr (15:75)
Menurut Davidoff (1990:234) ada tiga macam unsur persepsi, yaitu:
a. Atensi atau Perhatian
Selama seseorang tidak dalam keadaan tidur, maka sejumlah
rangsangan yang besar sekali sangat menuntut perhatian. Biasanya
manusia dan hewan akan memilih dari mana rangsangan tersebut paling
mengesankan.
b. Memori atau Ingatan
Memori merupakan fungsi yang terlibat dalam mengenang atau
mengalami lagi pengalaman-pengalaman masa lalu. Dengan demikian
memori berkaitan dengan keseluruhan masa lampau yang sifatnya khas
dan dapat diingat kembali pemahamannya.
c. Pemahaman
Penafsiran suatu stimuli adalah pada suatu makna dikaitkan makna
atau arti ini akan tergantung pada bagaimana stimulus di kategorikan dan
diarahkan berkenaan dengan pengetahuan yang sudah ada.
3. Belajar
Kemampuan seorang individu untuk belajar, akan dapat memberi
perubahan dalam perilaku seseorang yang disebabkan oleh informasi yang
didapat dan pengalaman masa lalu. Ada beberapa pendapat tentang belajar
ini, menurut Pavlov, Skinner, dan Hull dalam Mangkunegara (2002:45)
60
belajar merupakan respon atau reaksi terhadap beberapa stimulus. Jika
respon menyenangkan akan menjadi kepuasan, dan jika respon tidak
menyenangkan akan menjadi hukuman. Disisi lain Hilgard dalam
Mangkunegara (2002:45) menyatakan bahwa belajar adalah mencari suatu
obyek yang didasarkan atas keadaan masa lampau, sekarang dan masa yang
akan datang.
Berkaitan dengan pengartian makna belajar, Allah Subhaanahu wa Ta’aala
telah berfirman dalam Qs. Al-Baqarah (2):151, yang berbunyi :
Artinya : “Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan ni`mat Kami kepadamu)
Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat
Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan
Al-Hikmah (As Sunnah), serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu
ketahui.”
Dalam Hadist Nabawi juga dijelaskan, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa
sallam bersabda : “Allah akan memberikan kebahagiaan kepada seseorang yang
telah mendengar suatu (riwayat) dari kami lantas dia menyampaikan (kepada orang
lain) sebagaimana yang dia dengarkan. Boleh jadi orang yang mendapatkan
informasi lebih paham dibandingkan dengan orang yang mendengar informasi itu
secara langsung.”
61
Pengetahuan mempunyai kaitan erat dengan belajar konsekuensi
perilaku sangat berpengaruh terhadap proses belajar. Perilaku yang
menghasilkan serta menimbulkan kepuasan cenderung akan diulangi.
Pengetahuan secara umum dapat dinyatakan sebagai informasi yang
disimpan dalam ingatan. Pengetahuan individual mempengaruhi pencarian,
ingatan dan penggunaan informasi. (Engel, dkk., 1994:316)
4. Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian dan konsep diri merupakan sistem yang penting dalam
mengetahui perbedaan perilaku setiap individu. Ada beberapa definisi
mengenai kepribadian seperti yang diungkapkan oleh Mangkunegara
(2002:46) kepribadian dapat diartikan sebagai suatu bentuk dari sifat-sifat
yang ada pada diri individu yang sangat menentukan perilakunya.
Kepribadian konsumen sangat ditentukan oleh faktor-faktor internal dirinya
( motif, IQ, emosi, cara berpikir yang persepsi) dan faktor eksternal dirinya
(lingkungan fisik, keluarga, masyarakat, sekolah, lingkungan alam).
Sedangkan Swastha dan Handoko (2000:88) menyatakan kepribadian adalah
organisasi dari faktor-faktor biologis, psikologis dan sosiologis yang
mendasari perilaku individu. Sutisna (2003:138) kepribadian merupakan
suatu pola perilaku yang dimiliki oleh individu yang konsisten dan tahan
lama (enduring).
62
Berdasarkan pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa kepribadian
merupakan ciri internal yang unik setiap individu yang dapat menentukan
tanggapan untuk perilakunya.
Allah berfirman dalam Qs. Az-Zukhruuf (43):32, yang berbunyi :
Artinya : “Apakah mereka yang membagi-bagi rahmat Tuhanmu? Kami telah
menentukan antara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan Kami
telah meninggikan sebahagian mereka atas sebahagian yang lain beberapa derajat,
agar sebahagian mereka dapat mempergunakan sebahagian yang lain. Dan rahmat
Tuhanmu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan.”
Dalam Hadist Nabi juga dijelaskan bahwa sebagai berikut :
“Sesungguhnya Allah Ta’aala telah menciptakan Adam dari segenggam tanah yang
Dia genggam dari seluruh bumi. Maka anak keturunan Adam (tercipta) berdasarkan
(tanah belahan) bumi (bagian tertentu). Diantara mereka ada yang berkulit merah,
ada yang berkulit putih, ada yang berkulit hitam, dan ada juga yang berwarna kulit
perpaduan antara warna-warna tersebut. Ada pula yang berperangai lembut, ada
yang berperangai kasar, ada yang buruk, dan ada juga yang baik.”
Pengaruh dari sifat kepribadian konsumen terhadap pandangan dan
perilaku pembeliannya adalah sangat umum dan usaha-usaha untuk
menghubungkan norma kepribadian dengan berbagai macam tindakan
pembelian konsumen umumnya tidak berhasil. Namun para ahli tetap
63
percaya bahwa kepribadian itu juga mempengaruhi perilaku pembelian
seseorang. (Swastha dan Irawan, 1997:112)
Adapun variabel-variabel yang dapat mencerminkan kepribadian
seseorang menurut Swastha dan Handoko (2000:90) adalah : (a) Aktivitas ;
(b) Minat ; (c) Opini
5. Sikap
Pembentukan sikap ini tidak terjadi dengan sendirinya, senantiasa terjadi
dan berlangsung dalam interaksi manusia yang berkenaan dengan obyek
tertentu dan sikap ini biasanya merupakan sikap yang positif dan negatif
terhadap suatu obyek setelah melalui proses penilaian yang dipengaruhi
keadaan diri pribadi orang itu sendiri maupun lingkungan.
Menurut Schiffman dan Kanuk (1991:226) mengartikan sikap sebagai
ekspresi dari perasaan dalam diri yang mencerminkan apakah seseorang
cenderung suka atau tidak terhadap beberapa obyek (merek, jasa,
perusahaan). Sikap menurut Swastha dan Irawan (1997:114) yaitu suatu
kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk
dalam masalah yang baik ataupun kurang baik secara konsisten. Sedangkan
menurut Mangkunegara (2002:47) sikap diartikan pula sebagai kesiapan
seseorang untuk melakukan suatu aktivitas. Sikap sangat mempengaruhi
keyakinan menentukan sesuatu. Dalam hubungannya dengan perilaku sikap
dan keyakinan sangat berpengaruh dalam menentukan suatu produk,
merek, dan pelayanan.
64
Pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa sikap merupakan suatu
evaluasi secara menyeluruh tentang kesiapan seseorang dalam melakukan
suatu tindakan atas obyek yang disuka atau tidak.
3. Pengambilan Keputusan
Hampir setiap hari, bahkan dalam hitungan waktu (menit dan jam) setiap
manusia selalu melakukan pengambilan keputusan. Hanya saja, tanpa disadari
ternyata proses pengambilan keputusan itu berjalan sedemikian rupa. Apa yang
kita lakukan hari ini, atau pada saat ini, semua itu merupakan proses berfikir
yang cukup memakan waktu karena banyaknya pertimbangan-pertimbangan.
a. Pengertian Pengambilan Keputusan
Menurut Peter dan Olson (1996:160) proses pengambilan keputusan adalah
suatu proses pengintegrasian yang mengkombinasikan pengetahuan untuk
mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu di
antaranya. Amirullah (2002:61) “pengambilan keputusan merupakan suatu
proses penilaian dan pemilihan dari berbagai alternatif sesuai dengan
kepentingan-kepentingan tertentu dengan menetapkan suatu pilihan yang
dianggap paling menguntungkan”. Sedangkan dalam konteks perilaku
konsumen, “pengambilan keputusan konsumen sebagai suatu proses dimana
konsumen melakukan penilaian terhadap berbagai alternatif yang diperlukan
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu”. Definisi ini ingin
menegaskan bahwa suatu keputusan tidak harus memilih satu dari sejumlah
65
alternatif, akan tetapi keputusan harus didasarkan pada relevansi antara
masalah dengan tujuannya.
Jadi pengambilan keputusan adalah suatu proses pengintegrasian yang
mengkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku
alternatif dan memilih salah satu di antaranya yang dianggap paling
menguntungkan.
b. Proses Pengambilan Keputusan
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan
mereka dalam pembelian. Adapun dalam proses pembelian dihadapkan pada
tingkatan-tingkatan pengambilan keputusan konsumen. Tidak semua situasi
pengambilan keputusan konsumen berada dalam tingkatan yang sama. Ada
keputusan pembelian yang memerlukan usaha yang lebih luas, dalam arti
memerlukan proses yang panjang dan melelahkan, namun keputusan
pembelian tetap dilakukan. Sebaliknya ada pula yang pengambilan keputusan
dilakukan dengan mudah, tanpa pemikiran yang panjang. Kondisi ini terjadi
karena konsumen sudah menganggap bahwa proses pembelian itu merupakan
proses yang biasa atau berulang-ulang. Amirullah (2002:62) menyebutkan
“ada tiga tingkatan pengambilan keputusan konsumen, yaitu: (1) extensive
problem solving, (2) limited problem solving, dan (3) routinized response behavior”.
Penjabarannya sebagai berikut :
1. Extensive Problem Solving
66
Pada tingkatan ini konsumen sangat membutuhkan banyak informasi
untuk lebih banyak meyakinkan keputusan yang akan diambilnya.
Pengambilan keputusan ini melibatkan keputusan multi pilihan dan upaya
kognitif serta perilaku yang cukup besar. Akhirnya pengambilan
keputusan ini cenderung membutuhkan waktu yang cukup lama.
2. Limited Problem Solving
Pada tingkatan ini konsumen begitu banyak memerlukan informasi, akan
tetapi konsumen tetap perlu mencari-cari informasi untuk lebih
memberikan keyakinan. Konsumen pada tingkat ini biasanya
membanding-bandingkan merek atau barang dan sedikit alternatif yang
dipertimbangkan. Pengambilan keputusan terbatas biasanya cukup cepat
dengan tingkat upaya kognitif dan perilaku yang sedang.
3. Routinized Response Behavior
Karena konsumen telah memiliki banyak pengalaman membeli, maka
informasi biasanya tidak diperlukan lagi atau mungkin hanya untuk
membandingkan saja. Perilaku pembelian rutin membutuhkan sangat
sedikit kapasitas kognitif atau kontrol dasar. Sehingga keputusan
konsumen biasanya berdasarkan kebutuhan rutin.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa semakin masalah yang
akan diputuskan itu dirasa berada pada tingkatan yang sulit, maka pencarian
informasi akan menjadi sangat menentukan efektifitas keputusan. Sebaliknya,
67
jika masalah itu sifatnya rutin atau terjadi berulang-ulang, maka informasi itu
hanya berperan sebagai pembanding karena pengetahuan tentang masalah
tersebut sudah dimiliki. Dengan kata lain, jumlah upaya yang digunakan
dalam pemecahan masalah cenderung menurun sejalan dengan semakin
dikenalnya suatu produk dan semakin berpengalaman seseorang dalam
mengambil keputusan.
Dalam pandangan Islam pertimbangan-pertimbangan dalam proses
pengambilan keputusan merupakan suatu hal yang benar dan sangat bijak. Al-
Qur’an dalam surat Al-Maidah ayat 100, menjelaskan :
Artinya : “Katakanlah: ‘Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun
banyaknya yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orangorang
berakal, agar kamu mendapat keberuntungan.’"
Preferensi pada apa yang disebut dengan “thayyib” (baik) dan yang halal
dengan dihadapkan dengan sesuatu yang “khabits” (jelek) serta haram adalah
salah satu cara yang bisa dianggap sangat baik untuk pengambilan keputusan
yang sehat dan bijak tersebut. Sesuatu yang baik dan sesuatu yang jelek tidak
akan pernah sama. Bisnis yang menguntungkan selalu diberikan pada hal
yang thayyib, meskipun dalam kuantitasnya ia tidak lebih banyak dari yang
khabits. (Ahmad, 2001:41)
68
4. Jasa Perbankan
Dalam suatu sistem pemasaran terdapat dua macam jenis pemasaran yaitu
pemasaran barang dan pemasaran jasa.
Penelitian ini memfokuskan pada pemasaran jasa yaitu jasa perbankan.
Untuk lebih memahami mengenai jasa atau layanan perbankan sebelumnya akan
diuraikan definisi jasa atau layanan perbankan sebagai berikut :
a. Pengertian Jasa Perbankan
Definisi jasa menurut Kotler (1997: 83) adalah setiap tindakan atau kegiatan
yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Produksinya
dapat dikaitkan atau tidak dikaitkan pada satu produk fisik.
Zeithaml dan Bitner dalam Alma (2002:243) menyatakan bahwa jasa adalah :
“ jasa adalah suatu kegiatan ekonomi yang outputnya bukan produk
dikonsumsi bersamaan dengan waktu produksi dan memberikan nilai tambah
(seperti kenikmatan, hiburan, santai, sehat) bersifat tidak berwujud. ”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa jasa adalah suatu kegiatan
yang ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain untuk memuaskan
kebutuhan dimana aktivitas tersebut tidak berwujud yang dapat atau tidak
menyertai suatu produk fisik.
Masyarakat awam menterjemahkan bank adalah tempat menabung,
menyimpan atau meminjam uang bagi masyarakat yang membutuhkan.
69
Defisi bank secara lengkap dijelaskan :
1) Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, tentang Perbankan
menyatakan : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada
masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
2) Menurut Prof. G.M. Verryn Stuart mendefinisikan : Bank adalah suatu
badan yang bertujuan untuk memuaskan kebutuhan kredit, baik dengan
alat pembayarannya sendiri atau dengan uang yang diperolehnya dari
orang lain maupun dengan jalan memperedarkan alat-alat penukar baru
berupa uang giral.
3) Menurut PSAK (1999:P.31.1), Bank adalah suatu lembaga yang berperan
sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang
memiliki kelebihan dana (surplus unit) dengan pihak-pihak yang
memerlukan dana (deficit unit), serta lembaga yang berfungsi
memperlancar lalu lintas pembayaran.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa bank merupakan tempat
penyimpanan uang, pemberi atau penyalur kredit dan juga perantara dalam lalu
lintas pembayaran.
Dari pengertian diatas jasa perbankan dapat diartikan sebagai suatu kegiatan
menyimpan uang, menyalurkan kredit dan perantara lalu lintas pembayaran
yang ditawarkan oleh pihak perbankan untuk memuaskan kebutuhan nasabah
70
dimana aktivitas tersebut tidak berwujud yang dapat atau tidak menyertai suatu
produk fisik.
b. Fungsi Bank
Fungsi perbankan adalah sebagai penghimpun, penyalur dan pelayan jasa
dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di masyarakat yang
bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional, dalam rangka
meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional ke
arah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak.
Secara ringkas fungsi bank dapat dibagi menjadi sebagai berikut:
1) Penghimpun dana.
Untuk menjalankan fungsinya sebagai penghimpun dana maka bank
memiliki beberapa sumber yang secara garis besar ada tiga sumber, yaitu:
a) Dana yang bersumber dari bank sendiri yang berupa setoran modal
waktu pendirian.
b) Dana yang berasal dari masyarakat luas yang dikumpulkan melalui
usaha perbankan seperti usaha simpanan giro, deposito dan tabanas.
c) Dana yang bersumber dari Lembaga Keuangan yang diperoleh dari
pinjaman dana yang berupa Kredit Likuiditas dan Call Money (dana yang
sewaktu-waktu dapat ditarik oleh bank yang meminjam)
71
2) Penyalur/pemberi Kredit Bank.
Dalam kegiatannya bank tidak hanya menyimpan dana, akan tetapi
memanfaatkan dana itu untuk disalurkan kembali dalam bentuk kredit kepada
masyarakat yang memerlukan dana segar untuk usaha. Tentunya dalam
pelaksanaan fungsi ini diharapkan bank akan mendapatkan sumber pendapatan
berupa bagi hasil atau dalam bentuk pengenaan bunga kredit. Pemberian kredit
akan menimbulkan resiko, oleh sebab itu pemberiannya harus benar-benar teliti
dan memenuhi persyaratan.
3) Fungsi investasi yaitu menyalurkan dana yang terkumpul oleh bank untuk
membeli surat berharga, penyertaan, pemilikan harta tetap.
4) Memberikan pelayan Jasa Bank dalam mengemban tugas sebagai “pelayan
lalu-lintas pembayaran uang” melakukan berbagai aktivitas kegiatan antara
lain pengiriman uang, inkaso, cek wisata, kartu kredit dan pelayanan
lainnya.
Jika fungsi di atas diklasifikasikan lagi maka fungsi bank dibagi menjadi
Fungsi Utama dan Fungsi Tambahan.
1) Fungsi Utama, meliputi:
Penghimpun dana;
Pembiayaan;
Peningkatan faedah dari dana masyarakat;
Penanggung resiko.
2) Fungsi Tambahan, meliputi:
72
Memberikan fasilitas pengiriman uang;
Penggunaan cek;
Memberikan garansi bank.
c. Tujuan Jasa Perbankan
Jasa bank sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Jasa
perbankan pada umumnya terbagi atas dua tujuan. Pertama, sebagai penyedia
mekanisme dan alat pembayaran yang efesien bagi nasabah. Untuk ini, bank
menyediakan uang tunai, tabungan, dan kartu kredit. Ini adalah peran bank
yang paling penting dalam kehidupan ekonomi. Tanpa adanya penyediaan alat
pembayaran yang efesien ini, maka barang hanya dapat diperdagangkan
dengan cara barter yang memakan waktu. Kedua, dengan menerima tabungan
dari nasabah dan meminjamkannya kepada pihak yang membutuhkan dana,
berarti bank meningkatkan arus dana untuk investasi dan pemanfaatan yang
lebih produktif. Bila peran ini berjalan dengan baik, ekonomi suatu negara akan
meningkat. Tanpa adanya arus dana ini, uang hanya berdiam di saku seseorang,
orang tidak dapat memperoleh pinjaman dan bisnis tidak dapat dibangun
karena mereka tidak memiliki dana pinjaman.
d. Jenis Bank
UU Nomor 10 Tahun 1998, yang merupakan revisi UU Nomor 7 Tahun 1992,
telah menetapkan dua jenis bank yang beroperasi di Indonesia, yaitu bank
73
umum dan bank perkreditan rakyat (BPR). Hakikatnya, perubahan tersebut
sangat mendasar, yang bersumber dari transformasi sistem finansial global.
Bahkan perubahan itu disebut hampir merupakan revolusi. Dalam UU baru
tersebut terdapat perluasan kegiatan perbankan. Terutama dengan
memasukkan prinsip perbankan syariah, pemberian izin bank berpindah ke
Bank Indonesia (BI) dari sebelumnya di bawah Departemen Keuangan, dan
memasukkan kajian amdal dalam kajian pemberian kredit.
G. KERANGKA PIKIR
Gambar 2.7
Kerangka Pikir
Minat Nasabah
Firm’s Marketing
Produk
Promosi
Sociocultural Environment
Keluarga
Sumber Informal
Psychological Field
Motivasi
Persepsi
74
Minat Nasabah
Keputusan Nasabah
Sumber : Generalisasi teori Sciffman dan Kanuk dalam Amirullah (2002:32)
H. MODEL KONSEP
Gambar 2.8
Model Konsep
Sumber : Implikasi teori Philip Kotler
I. HIPOTESIS
Gambar 2.9
Model Hipotesis
75
Dari model diatas dapat diambil hipotesis sebagai berikut :
1. Ho = Faktor-faktor minat tidak mempengaruhi nasabah terhadap BPR Bali
Majujaya Mandiri.
Ha = Faktor-faktor minat tidak mempengaruhi nasabah terhadap BPR Bali
Majujaya Mandiri.
2. Ho = Faktor harga tidak memiliki kontribusi terbesar mempengaruhi
minat nasabah terhadap BPR Bali Majujaya Mandiri.
Ha = faktor harga memiliki kontribusi terbesar mempengaruhi minat
nasabah terhadap BPR Bali Majujaya Mandiri.
76
BAB III
METODE PENELITIAN
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dengan survei nasabah PT. BPR Bali
Majujaya Mandiri. Adapun alasan memilih tempat tersebut, karena PT. BPR Bali
Majujaya Mandiri merupakan BPR yang memiliki jangkauan nasabah yang cukup
luas mencakup wilayah Sidoarjo, Mojokerto, Surabaya dan PT. BPR Bali Majujaya
Mandiri merupakan BPR yang mulai tumbuh berkembang yang sedang
melakukan pemekaran sehingga membutuhkan data-data empiris, informasi dan
riset yang dijadikan dasar pijakan untuk menarik minat nasabah. Alasan tersebut
mendasari dilakukannya penelitian ini.
3. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Sugiyono (2006:1) mengutarakan bahwa penelitian adalah merupakan cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian
penting artinya bagi seorang peneliti dalam memecahkan permasalahan atau
menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang fenomena yang ada dilingkungannya.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode survey.
Arikunto (1995:312) mengutarakan, survey merupakan satu jenis penelitian yang
banyak dilakukan oleh peneliti dalam bidang; sosiologi, bisnis, politik,
pemerintahan dan pendidikan. Menurut Singarimbun dan Effendi (1995:3),
63
77
penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi
dengan kuesioner sebagai alat pengumpulan.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis.
Menurut Nazir (2003:54) metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti
status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari
penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan
secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta
hubungan antarfenomena yang diselidiki.
4. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Menurut Nasir (1999:144) populasi merupakan kumpulan dari individu
dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Sedangkan menurut
Mendenhall dalam Algifari (2003:7) mendefinisikan populasi sebagai berikut
: “A population is the set representing all observations of interest to the sample
collector” Populasi adalah kumpulan semua anggota dari obyek yang diteliti.
Dalam melakukan suatu penelitian (survey) tidaklah selalu perlu untuk
meneliti keseluruhan individu dalam populasi, karena disamping
memerlukan biaya yang cukup besar juga membutuhkan waktu yang cukup
lama. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah nasabah PT. BPR Bali
Majujaya Mandiri.
78
b. Sampel
Sampel menurut Nasir (1999:325) adalah bagian dari populasi yang
karakteristiknya diselidiki dan dianggap bisa mewakili keseluruhan
populasi. Sedangkan menurut Mendenhall dalam Algifari (2003:7)
mendefinisikan sampel sebagai berikut : “A sampel is a subset of measurement
selected from the population of interest” Sampel adalah kumpulan sebagian
anggota dari obyek yang diteliti.
Karena alat analisis yang digunakan adalah analisis faktor, maka jumlah
sampel ditentukan berdasarkan pendapat Malhotra (1996:647) bahwa jumlah
sampel dalam analisa faktor adalah minimal empat kali atau lima kali jumlah
variabel/indikator. Adapun indikator (item) dalam penelitian ini sebanyak
33 item, maka jumlah sampel yang diperlukan adalah 4 dikalikan 33 yaitu
132 responden.
5. Teknik Pengambilan Sampel
Dalam pengambilan sampel, terdapat berbagai metode yang ditawarkan
para ahli untuk mendapatkan sampel yang baik. Menurut Algifari (2003: 19-22),
metode pengambilan sampel dari populasinya dikelompokkan menjadi dua yaitu,
random sampling dan non-random sampling.
Ciri yang mendasar dari pemilihan sampel dengan menggunakan metode
random sampling adalah bahwa setiap anggota populasi mempunyai kesempatan
yang sama untuk menjadi anggota sampel. Proses pemilihan sampel dengan
menggunakan random sampling terdapat empat metode yaitu, random sampling
79
sederhana (simple random sampling), sampling sistematis (systematic sampling),
sampling bertingkat (stratified sampling), dan sampling berkelompok (cluster
sampling).
Sedangkan dalam metode non-random sampling, pemilihan sampel dari suatu
populasi tidak harus memberikan kesempatan yang sama kepada semua anggota
populasi untuk menjadi anggota sampel. Pemilihan sampel dengan cara ini
menggunakan pengetahuan dan opini dari peneliti terhadap obyek yang akan
diteliti. Cara pengambilan sampel seperti ini disebut juga judgement sampling. Baik
tidaknya sampel yang diperoleh dari pemilihan sampel dengan metode nonrandom
sampling (sampling kebijaksanaan) ini sangat tergantung dari kemampuan
peneliti.
Adapun tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
metode non-random sampling. Yaitu dengan cara mengambil sampel dari populasi
dengan berdasar pada pengetahuan dan opini peneliti bahwa mereka yang dipilih
adalah nasabah PT. BPR Bali Majujaya Mandiri dengan jumlah 132 orang.
6. Data dan Sumber Data
Dalam penelitian ini data dan sumber data yang digunakan, yaitu :
1. Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari hasil
penyebaran kuesioner kepada nasabah PT. BPR Bali Majujaya Mandiri sebagai
responden.
80
2. Data Sekunder merupakan data yang diperoleh dari pihak lain yang bersifat
melengkapi data primer yang berupa dokumen-dokumen lembaga
perbankan, bahan kepustakaan yang terkait dengan judul penelitian. Dan
data lain seperti sejarah dan struktur organisasi perusahaan.
7. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Suharsimi Arikunto (1990:134), teknik pengumpulan data adalah
cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data.
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Metode Kuesioner
Yaitu dengan cara memberikan sejumlah lembar pertanyaan yang berkaitan
dengan permasalahan penelitian kepada nasabah PT. BPR Bali Majujaya
Mandiri sebagai responden, sehingga diperoleh data yang akurat tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah terhadap Bank Perkreditan
Rakyat Bali Majujaya Mandiri.
2. Metode Wawancara
Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk
mendapatkan keterangan–keterangan lisan melalui percakapan–percakapan
dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan
kepada peneliti ( Mardalis, 1999:64 ). Dalam hal ini wawancara dilakukan
dengan pihak-pihak yang berkaitan langsung dengan jasa perbankan dan
81
sebagian kecil dari responden untuk mendapatkan informasi yang
berhubungan dengan permasalahan yang akan diteliti.
3. Metode Dokumentasi
Metode ini dilakukan berkaitan dengan obyek dan subyek penelitian melalui
pencatatan dokumen-dokumen, arsip-arsip dan bahan-bahan kepustakaan
yang terkait dengan penelitian ini.
8. Definisi Operasional Variabel dan Skala Pengukuran
Berdasarkan pada tujuan penelitian, faktor perilaku Sciffman and Kanuk
yang akan digunakan sebagai dasar konsep tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi minat nasabah terhadap Bank Perkreditan Rakyat Bali Majujaya
Mandiri. Maka penelitian ini menggunakan 4 kelompok faktor atau variabel yang
dijabarkan ke dalam 17 sub-variabel yang dengan melakukan beberapa
pengembangan didefinisikan sebagai berikut:
a. Produk (F1), sebagai segala sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk
diperhatikan, dimiliki, digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat
memuaskan keinginan dan kebutuhan.
b. Promosi (F2), merupakan elemen penting dalam marketing mix yang
digunakan untuk memberitahukan dan meyakinkan pasar (konsumen) akan
produk-produk dan jasa-jasa dari suatu perusahaan
c. Harga (F3), merupakan satu-satunya elemen bauran pemasaran yang
menghasilkan pendapatan, elemen-elemen lainnya menimbulkan biaya.
82
Permasalahan penetapan dan persaingan harga adalah permasalahan nomor
satu yang dihadapi oleh banyak eksekutif pemasaran.
d. Tempat (F4), Sebagian besar konsumen menginginkan faktor tempat mudah
dijangkau atau tersedia banyak.
e. Karyawan (F5), seseorang yang bekerja di suatu perusahaan. Dalam bekerja
seorang karyawan harus memiliki dedikasi dan profesional didalam
menjalani pekerjaannya.
f. Bukti Fisik (F6), Kondisi kantor yang tertata rapi, bersih dan menarik baik
interior maupun eksterior akan menarik minat konsumen.
g. Proses (F7), Proses dalam setiap transaksi selalu mengutamakan akan
kemudahan, kecepatan, ketelitian dan ketepatan transaksi.
h. Keluarga (F8), merupakan kelompok yang terdiri dari dua atau lebih
kelompok yang berhubungan melalui darah, perkawinan atau adopsi dan
tinggal bersama.
i. Sumber Informal (F9), sebagai sejumlah orang atau kelompok yang
bertindak sebagai pembanding (or reference) terhadap individu dalam setiap
bentuk nilai, sikap atau penuntun ke arah perilaku.
j. Sumber Non Komersial lain (F10), sumber non komersial lain diperoleh
ketika seseorang berpartisipasi ke dalam banyak kelompok sepanjang
hidupnya. Kedudukan orang itu di masing-masing kelompok dapat
ditentukan berdasarkan peran dan status.
83
k. Kelas sosial (F11), merupakan istilah umum yang digunakan untuk
menunjukkan tingkatan-tingkatan orang di dalam suatu masyarakat dengan
anggota masyarakat lain.
l. Budaya dan Sub Budaya (F12), didefinisikan sebagai sejumlah nilai,
kepercayaan dan kebiasaan yang digunakan untuk menunjukkan perilaku
konsumen langsung dari kelompok masyarakat tertentu. sub budaya yang
lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi identifikasi dan
sosialisasi anggotanya yang lebih kecil.
m. Motivasi (F13), suatu dorongan kebutuhan dan keinginan individu yang di
arahkan pada tujuan untuk memperoleh kepuasan.
n. Persepsi (F14), persepsi adalah proses dimana individu memilih, mengatur,
dan menginterpretasikan rangsangan menjadi suatu gambaran dunia yang
berarti dan logis.
o. Belajar (F15), merupakan respon atau reaksi terhadap beberapa stimulus. Jika
respon menyenangkan akan menjadi kepuasan, dan jika respon tidak
menyenangkan akan menjadi hukuman.
p. Kepribadian (F16), suatu bentuk dari sifat-sifat yang ada pada diri individu
yang sangat menentukan perilakunya.
q. Sikap (F17), sikap sebagai ekspresi dari perasaan dalam diri yang
mencerminkan apakah seseorang cenderung suka atau tidak terhadap
beberapa obyek (merek, jasa, perusahaan).
84
Dari 17 sub-variabel tersebut peneliti menjabarkan ke dalam 33 indikator
atau item (X), yang dijadikan sebagai landasan dalam penyusunan butir soal
dalam kuesiner, sebagaimana tabel 2 berikut:
Tabel 3.1
Rincian Cakupan Faktor dan Sub Variabel Penelitian
Konsep Variabel Sub-variabel Indikator / Item
M
I
N
A
T
/
I
N
T
E
R
E
S
T
Marketing
Mix
Lingkungan
Sosial
Budaya
Produk (F1)
Promosi (F2)
Harga (F3)
Tempat (F4)
Karyawan (F5)
Bukti Fisik (F6)
Proses (F7)
Keluarga (F8)
Sumber Informal
(F9)
Sumber Non
Komersial lain
(F10)
Keanekaragaman produk (X1),
Pelayanan (X2),
Humas & Publisitas (X3),
Pemasaran langsung (X4)
Harga geografis (X5), Diskon
dan potongan harga (X6), Harga
diskriminasi (X7)
Jangkauan distribusi (X8),
Lokasi (X9)
Pengetahuan (V10), Ketrampilan
(V11), Penampilan (V12)
Interior kantor (X13), Eksterior
kantor (X14)
Kemudahan transaksi (X15),
Kecepatan transaksi (X16),
Ketelitian (X17)
Pengaruh keluarga (X18)
Ekspresif (X19), informasional
(X20)
Kegiatan yang dilakukan (X21)
85
Psychological
Field
Kelas sosial (F11)
Budaya dan Sub
Budaya (F12)
Motivasi (F13)
Persepsi (F14)
Belajar (F15)
Kepribadian (F16)
Sikap (F17)
Pendidikan (X22), Pekerjaan
(X23)
Pola Hidup (X24), Geografis
(X25)
Kebutuhan (X26), Keinginan
(X27)
Perhatian & pemahaman (X28)
Daya ingat (X29)
Respon (X30), Penguatan (X31)
Kepercayaan diri (X32)
Penilaian (X33)
Sumber : Sciffman dan Kanuk dalam Amirullah (2002:32)
Stevens dalam Singarimbun dan Effendi, (1995:101), membagi tingkat
pengukuran ke dalam empat kategori yaitu Nominal, Ordinal, Interval, dan Rasio.
Adapun pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah tingkat ukuran
Ordinal.
Menurut Singarimbun dan Effendi, (1995:102), tingkat ukuran Ordinal ini
banyak digunakan dalam penelitian sosial terutama untuk mengukur
kepentingan, sikap, atau persepsi. Dalam hal ini peneliti dapat membagi
respondennya ke dalam urutan rangking atas dasar sikapnya pada obyek atau
tindakan tertentu.
Pernyataan AIO di dalam studi psikografik seperti penelitian ini, menurut
Engel, Blackwell dan Miniard (1994 : 385), konsumen biasanya di beri Skala Likert.
Menurut Singarimbun dan Effendi, (1995:111), “Skala Likert merupakan cara
86
pengukuran yang berhubungan dengan pertanyaan tentang sikap seseorang
(Responden) terhadap sesuatu.”
Pengukuran terhadap masing-masing indikator variabel bebas dan variabel
terikat dilakukan sebagai berikut : Tingkat ukuran yang digunakan adalah tingkat
ukuran ordinal dan skala yang digunakan adalah Skala Likert, dimana responden
diminta untuk mengisi daftar pertanyaan dengan jumlah kategori sebanyak lima
dan semua jawaban responden dihitung dengan menggunakan skor sebagai
berikut;
a. Jawaban sangat setuju diberi skor 5
b. Jawaban setuju diberi skor 4
c. Jawaban ragu-ragu diberi skor 3
d. Jawaban tidak setuju diberi skor 2
e. Jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1
9. Validitas dan Reliabilitas
1. Uji Validitas
Menurut Djamaludin Ancok dalam Singarimbun dan Effendi, (1995:124),
“Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Sekiranya peneliti menggunakan kuesioner didalam
87
pengumpulan data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus
mengukur apa yang ingin diukurnya.”
Sebuah instrumen dikatakan valid jika mampu mengukur yang diinginkan
oleh peneliti, serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara
tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data
yang dikumpulkan tidak menyimpang dari gambaran tentang variabel yang
dimaksud.
Menurut Sugiyono (2005:272) pengujian instrumen diujicobakan pada
sampel dari mana populasi diambil. Jumlah anggota yang digunakan sekitar 30
orang. Setelah data ditabulasikan, maka pengujian validitas dilakukan dengan
analisis faktor, yaitu dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dengan
menggunakan rumus korelasi Product Moment, sebagai berikut :
r xy = {N X 2 ( X ) 2 }{N Y 2 ( Y ) 2 }
N XY ( X )( Y )
Σ Σ Σ − Σ
Σ − Σ Σ
Dimana: r xy = Korelasi Product Moment
N = Jumlah responden atau sampel
X = Jumlah jawaban variabel x
Y = Jumlah jawaban variabel y
Nilai r xy yang diperoleh dikaitkan dengan tabel r, bila r xy < nilai r tabel, maka
butir kuesioner dinyatakan gugur. Bila r xy > r tabel, maka butir kuesioner
dinyatakan valid.
88
Sugiyono (2001:233), sebuah data dapat dikatakan valid, apabila validitas
tersebut harus ≥ 0. 30, maka data tersebut dapat dikatakan valid.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu
alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. (Aconk dalam
Singarimbun dan Effendi, 1995:140)
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha
Cronbach. (Arikunto, 1998:193)
( ) ⎥
⎥⎦
⎤
⎢ ⎢⎣
⎡
⎥⎦
⎤
⎢⎣
⎡
−
= Σ
2
2
1 - b
1 t k
r k
σ
σ
Dimana : r = Reliabilitas Instrument
k = banyaknya pertanyaan atau banyaknya soal
Σ 2 b σ = Jumlah Varian Total (butir)
σt2 = Varian Total
Ghozali (2005:42), sebuah data dapat dikatakan reliabel, apabila reliabelitas
tersebut ≥ 0. 60, maka data tersebut dikatakan reliabel.
10. MODEL ANALISIS DATA
1. Analisis Deskriptif
Menurut Benedicta (2003:134) analisis deskriptif adalah untuk memberi
gambaran umum tentang responden, misalnya gambaran umum tentang umur,
tingkat pendidikan, skor rata-rata tiap variabel, standar deviasi tiap variabel dan
sebagainya. Analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisa data dengan
89
cara mendeskripsikan obyek penelitian yang terdiri dari gambaran lokasi
penelitian, keadaan responden yang diteliti, serta item-item yang
didistribusikan dari masing-masing variabel. Setelah data telah terkumpul,
selanjutnya mengolah data kemudian mentabulasikan ke dalam tabel, kemudian
membahas data yang telah diolah tersebut secara deskriptif. Ukuran deskriptif
adalah dengan pemberian angka naik jumlah responden (orang) maupun
prosentase.
2. Analisis Faktor
Menurut Engel, Blackwell dan Miniard (1994 : 387) pernyataan AIO dapat
dianalisis melalui pentabulasian silang masing-masing pernyataan berdasarkan
variabel yang dipercayai penting untuk strategi pemangsaan pasar, seperti jenis
kelamin, usia dan seterusnya. analisis faktor atau teknik peubah ganda
(multivariate) dapat digunakan untuk mengelompokkan pernyataan ke dalam
format yang lebih hemat. Analisis faktor adalah teknis matematis untuk
memeriksa antar korelasi di antara pernyataan-pernyataan dalam upaya
menentukan faktor yang sama atau yang mendasari yang menjelaskan variasi
yang diamati.
Menurut Malhotra (2006:288), analisis faktor adalah salah satu bentuk
analisis statistik multivariat yang bertujuan menemukan satu atau beberapa
variabel konsep yang diyakini sebagai sumber yang melandasi seperangkat
variabel nyata. Sementara menurut Dillon dan Goldstein (1984:432), analisis
faktor mencoba menyederhanakan hubungan yang kompleks dan tersebar yang
90
terdapat diantara sekumpulan “variabel observasi” (observed variabels) dengan
menemukan dimensi-dimensi atau faktor-faktor umum yang saling berkaitan
satu sama lain yang tampaknya merupakan “variabel-variabel yang tidak
berhubungan” (unrelated variabels), dan akibatnya memberikan wawasan bagi
struktur dasar dari data. Dari hasil analisis faktor, apabila terdapat beberapa
variabel yang terkorelasi maka terjadi penyederhanaan atau peringkasan jumlah
variabel. Model persamaan matematis dari analisis faktor adalah :
X1 = Ai1F1 + Ai2F2 + Ai3F3 + …. + AimFm + V1U1
Dimana : X1 = Variabel standar ke-i
Ai1 = Koefisien loading dari variabel i pada faktor khusus
F = Faktor umum (common faktor)
V1 = Koefisien loading terstandardisasi dari variabel i pada faktor
khusus
U1 = Faktor khusus bagi variabel i
Dalam hal ini, faktor-faktor khusus atau unik yang tidak berhubungan satu
sama lain dan tidak berkorelasi dengan faktor-faktor umum, sedangkan faktorfaktor
umum itu sendiri dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari
variabel-variabel yang akan di teliti. Model matematisnya :
F1 = Wi1X1+ Wi2X2+ Wi3X3+…+ WikXk
Dimana: F1 = Estimasi faktor loading ke-i
W1 = Bobot atau koefisien nilai faktor
k = Jumlah variabel
91
Untuk menentukan satu kelompok variabel yang dianggap layak sebagai
faktor, digunakan kriteria berdasarkan eigen value adalah lebih besar atau sama
dengan 1. Besarnya sumbangan masing-masing faktor terhadap keputusan
pembelian dapat dilihat dari nilai total varian masing-masing faktor tersebut.
Dan, untuk mengetahui peranan masing-masing faktor dapat ditentukan dari
besarnya faktor loading dari masing-masing faktor, dimana variabel yang
memiliki peranan utama akan memiliki faktor loading terbesar. Variabel yang
memiliki nilai loading yang lebih besar atau sama dengan 0,5 termasuk pada
variabel-variabel minat.
Tahapan Analisis Faktor dapat di jelaskan sebagai berikut:
1) Merumuskan masalah.
Dalam merumuskan masalah, ada beberapa langkah yang perlu di lakukan.
Pertama, tujuan dari analisis faktor harus jelas. Kedua, variabel-variabel yang
diikutsertakan dalam analisis faktor ditentukan berdasarkan riset, teori dan
pendapat peneliti sendiri. Terakhir, ukuran atau jumlah sampel harus tepat,
setidaknya adalah minimal empat kali atau lima kali jumlah variabel (Malhotra,
1996:647)
2) Membuat matriks korelasi
Matriks korelasi antar variabel digunakan untuk memperoleh analisis faktor
yang akurat dimana semua variabelnya harus berkorelasi, sedangkan variabelvariabel
yang tidak berkorelasi dengan variabel lain akan dikeluarkan dari
proses analisis. Pada tahapan ini juga akan dapat diketahui variabel-variabel
92
yang menimbulkan multikolinearitas, dimana koefisien korelasinya lebih besar
dari 0,3 sehingga variabel-variabel tersebut dijadikan satu atau dipilih salah satu
dari mereka untuk dianalisis lebih lanjut.
Pengujian semua variabel dalam penelitian ini saling berkorelasi, dapat
dilihat dari nilai matriks korelasi determinannya yang harus mendekati nol. Uji
KMO (Kaiser-Meyer-Olkin) digunakan untuk melihat kondisi kedekatan antar
variabel, dimana nilai KMO harus lebih besar dari 0,5 lalu uji Bartlett (Bartlett’s
test of sphericity) digunakan untuk mengetahui kondisi independensi antar
variabel yang ada; dan terakhir, digunakan MSA (Measure of Sampling Adequacy)
untuk mengetahui apakah antar variabel saling berkaitan, dengan ketentuan
bahwa nilai MSA lebih besar dari 0,5.
3) Menentukan jumlah faktor
Untuk meringkas informasi yang terkandung dari beberapa variabel konsep,
maka sejumlah faktor harus disarikan dengan metode tertentu, antara lain
dengan penetapan apriori, eigen value, presentase varian, split-half reliability, atau
uji signifikansi.
Untuk menentukan berapa jumlah faktor yang dapat diterima secara
empiris, dapat ditentukan melalui besar eigen value dari setiap faktor yang
muncul. Semakin besar eigen value dari satu faktor, maka semakin representatif
faktor tersebut untuk mewakili sekelompok variabel. Faktor-faktor inti yang
dipilih adalah faktor yang memiliki eigen value lebih besar atau sama dengan 1.
4) Rotasi faktor
93
Hasil penyederhanaan faktor dari faktor awal (unrotated) memperlihatkan
hubungan antara faktor dan variabel secara individu, namun di dalam faktor
tersebut masih terdapat banyak variabel yang berkorelasi sehingga sulit untuk
diinterpretasikan. Melalui matriks rotasi faktor, matriks faktor awal
ditransformasikan ke dalam matriks yang lebih sederahana sehingga mudah
untuk diinterpretasikan. Rotasi faktor dalam penelitian ini adalah prosedur
rotasi varimax.
5) Interpretasi faktor
Interpretasi dilakukan dengan mengelompokkan variabel-variabel yang
memiliki faktor loading yang tinggi ke dalam faktor yang bersangkutan, dimana
nilai minimal faktor loading adalah 0,5 sementara variabel yang memiliki nilai
faktor loading kurang dari 0,5 akan dikeluarkan dari model analisis.
6) Perhitungan skor faktor
Proses ini pada dasarnya untuk mencari nilai faktor yang digunakan untuk
analisis multivariat, namun dalam penelitian ini pembahasan proses ini tidak
ditekankan karena proses analisis dalam penelitian ini tidak dilanjutkan kepada
analisis multivariat.
7) Penyeleksian surrogate variabel
Tujuan proses ini adalah mencari salah satu variabel dalam setiap faktor
yang dapat bertindak sebagai wakil dari setiap faktor, dimana variabel ini
disebut surrogate variabel. Variabel surrogate ini didasarkan pada nilai faktor
loading tertinggi.
94
8) Menentukan ketepatan model
Tahap terakhir dari proses analisis faktor adalah untuk mengetahui apakah
model analisis yang digunakan mampu menjelaskan dengan baik fenomena
data yang ada, yaitu dengan menguji ketepatannya. Teknik yang dapat
digunakan adalah PCA, yaitu dengan melihat nilai presentase jumlah residual
antara korelasi yang diamati dengan korelasi yang direproduksi. Semakin tinggi
nilai prosentase, berarti semakin jelek kemampuan model di dalam menjelaskan
fenomena yang ada.
95
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
PAPARAN DATA HASIL PENELITIAN
Sejarah Singkat PT. BPR. Bali Maju Jaya Mandiri Sidoarjo
Pada awal mulanya PT. BPR Bali Maju Jaya Mandiri adalah salah satu
unit usaha dari PT. Bank Bali. Dan pada tanggal 17 Juli 1992 Bpk Edi Tong
bertindak selaku Direktur dan Bpk Rudy Ramli selaku direktur utama dan
oleh karena itu untuk dan atas nama Perseroan Terbatas PT. Bank Bali
berkedudukan di Jakarta membuka unit usaha yaitu PT. BPR Bali Maju Jaya
Mandiri di Sidoarjo bertempat di Jl Raya Kepadangan No. 53 Kecamatan
Tulangan, Kabupaten Sidoarjo, Propinsi Jawa Timur. Dengan mendirikan
suatu perseroan terbatas pada hari Selasa tanggal 30 Maret 1993 Akte SK KEP
Menkeh RI P.T. BPR Bali Majujaya Mandiri telah terdaftar di Kepaniteraan
Pengadilan Negeri Sidoarjo dengan Nomor: 53/PT/1993. Berdasarkan
undang-undang dan peraturan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.
PT. BPR. Bali Maju Jaya Mandiri Tulangan Sidoarjo yang diawali dengan
bekerjasama dengan 3 Koperasi Unit Desa (KUD) yaitu KUD Mina Subur
Makmur Porong , KUD Candi Sari Jaya Candi, dan KUD Suka Maju Tulangan
diwilayah Sidoarjo. Modal dasar perseroan ini berjumlah Rp. 300.000.000,00,
terbagi atas 300.000 saham masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp.
84
96
1000,00. dari modal dasar tersebut telah diambil bagian serta akan disetor
penuh dengan uang tunai melalui kas perseroan selambatnya pada anggaran
dasar ini memperoleh persetujuan dari yang berwenang.
Perkembangan terkini dari PT BPR Bali Majujaya Mandiri telah mengalami
progres yang sangat signifikan, baik produk-produk yang dihasilkan,
kepercayaan dari pihak lain (Bank Yudha Bakti)
Sedangkan Maksud dan tujuan didirikan PT. BPR ini adalah untuk
memperluas jaringan dalam usaha/ jasa perbankan :
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk deposito berjangka dan
bertabungan.
Menyediakan/memberi kredit bagi pengusaha kecil dan masyarakat
pedesaan.
Dan pada awal November 2004 PT. Bank Bali Berganti nama menjadi PT.
Bank Permata, dikarenakan adanya Merger (Bank Bali, Bank Universal, Bank
patriot, Bank Prima Express )
Sampai saat ini P.T BPR Bali Majujaya Mandiri terus berupaya untuk
mengembangkan usahanya bersama masyarakat/pengusaha dari lapisan
ekonomi lemah, dengan menjalin kerjasama sebagaimana lazimnya, serta tetap
berpegang pada azaz pengabdian, kerakyatan dan solidaritas. Untuk
meningkatkan pelayanan khususnya pada kalangan usaha kecil, ibu-ibu di
pasar (melijo) maupun pedesaan.
97
Visi dan Misi PT. BPR. Bali Maju Jaya Mandiri
a. Visi didirikannya PT. BPR. Bali Maju Jaya Mandiri Sidoarjo "Menjadikan
jasa keuangan yang sehat".
b. Misi PT. BPR. Bali Maju Jaya Mandiri Sidoarjo adalah: “Menjadi mitra
untuk mendorong pembangunan perekonomian di pedesaan”.
Struktur Organisasi PT. BPR. Bali Maju Jaya Mandiri
Adapun struktur Organisasi dari PT. BPR. Bali Maju Jaya Mandiri
Tulangan Sidoarjo dapat dilihat pada bagan dibawah ini:
Komisaris Utama : Birowo Djoko Mulyono
Komisaris : H. Ach Qusyairi AW
Direktur utama : Akhmad Zaini
Direktur : Khoirun Nasik
GAMBAR 4.1
98
STRUKTUR ORGANISASI PT. BPR BALI MAJUJAYA MANDIRI
Sumber : Arsip bagian administrasi BPR Bali Majujaya Mandiri “RUPS tahun buku
2007”
Ruang Lingkup Kegiatan PT BPR Bali Majujaya Mandiri
Tugas dan wewenang masing-masing bagian adalah sebagai berikut:
a. Dewan Komisaris
1) Dewan komisaris melakukan pengawasan atas kepengurusan atas
perseroan yang dilakukan oleh direksi
99
2) Dewan komisaris terdiri dari seorang atau lebih komisaris, maka seorang
diantaranya dapat diangkat sebagai presiden komisaris
3) Yang boleh diangkat sebagai anggota dewan komisaris hanyalah warga
negara Indonesia. Para anggota komisaris diangkat untuk jangka waktu
sejak tanggal yang ditetapkan oleh RUPS.
4) Para anggota dewan komisaris dapat diberi honorarium dan tunjangan
lainnya yang jumlahnya ditetapkan oleh RUPS.
5) Setiap penggantian anggota dewan komisaris harus didaftarkan dalam
daftar wajib perusahaan sesuai dengan Undang-undang no 3 tahun 1982.
6) Para komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu
dalam jam kerja kantor perseroan berhak memasuki bangunan dan
halaman atau tempat lain yang dipergunakan atau yang dikuasai oleh
perseroan dan berhak memeriksa buku-buku, surat-surat, bukti-bukti,
memeriksa dan mencocokkan keadan uang kas dan lain sebagainya serta
mengetahui segala tindakan yang telah dijalankan oleh direksi.
7) Direksi dan dan setian anggota direksi wajib untuk memberikan
penjelasan tentang segalah hal yang ditanyakan oleh komisaris.
8) Dewan komisaris dengan suarua terbanyak, setiap waktu berhak untuk
memebebas tugaskan untuk sementara waktu seorang atau lebih anggota
direksi, jikalau mereka bertindak bertentang dengan anggaran dasar atau
melalaikan kewajiban atau karena hal-hal penting lainnya.
b. Direksi
100
1) Bertanggungjawab dalam melaksanakan tugas untuk kepentingan
perseroan dan mencapai maksud dan tujuannya.
2) Setiap anggota Direksi wajib menjalankan tugasnya sebaik mungkin
dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
anggaran dasar BPR
3) Direksi berhak mewakili perseroan didalam dan diluar pengadilan
tentang segala hal dan dalam segala kejadian meningkat perseroan
dengan pihak lain.
4) Presiden direktur berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas
direksi serta mewakili perseroan.
5) Untuk tindakan-tindakan tertentu direksi berhak mengangkat seorang
atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan kepadanya
kekuasan yang diatur dalam surat kuasa
c. Marketing
1) Mencari nama dan informasi tentang Perusahaan atau perorangan dari
berbagai sumber serta mengevaluasi data yang diperoleh agar
mendapatkan nasabah yang potensial baik untuk menempatkan uang
atau mengambila kredit di BPR
2) Membuat daftar nama calon nasabah–nasabah yang akan dikunjungi
berdasarkan prioritas agar pelaksanaan kunjungan efisien dan efektif
3) Mengunjungi calon nasabah untuk mengumpulkan data-data dan
mengunjungi nasabah untuk memantau perkembangan nasabah,
101
memberi informasi perbankan, memberi alternatif pemecahan terhadap
permasalahan kredit, dan lain-lain
4) Menyusun laporan hasil kunjungan (call memo) dan mendiskusikan
dengan Kepala cabang
5) Mengumpulkan data-data nasabah /calon nasabah dari pihak-pihak
yang berhubungan dengan nasabahnya
6) Mengelola dan melakukan analisis data kuantitatif dan kualitatif untuk
mengevaluasi kelayakan kredit
7) Memonitor pencairan kredit ke rekening debitur agar pencairan kredit
dilakukan pada waktu yang sesuai perjanjian
8) Melakukan anlisa terhadap jenis usaha yang sesuai dan aman untuk
diberi pinjaman oleh BPR
9) Membuat memo dropping dan diserahkan seksi Legal untuk
pemeriksaan dan persetujuan, membuat memo pelunasan dan
diserahkan seksi Administrasi kredit, membuat dan mengirimkan LO
kepada nasabah untuk mendapatkan persetujuan dan membuat
rekapitulasi daftar dan kondisi debitur
d. Teller
1) Mempersiapkan peralatan teller untuk pengesahan bukti-bukti transaksi
dan membuat cross-in - cross out untuk diserahkan kepada kasir agar
pemindahan dana dari Khasanah ke Teller tercatat dengan benar
102
2) Transaksi penyetoran tunai (melanyani nasabah yang melakukan
transaksi penyetoran tunai tabungan dan melayani nasabah yang
melakukan transaksi penempatan deposito)
3) Transaksi penyetoran non tunai (penyetoran setoran/transfer,
penyetoran Cek/BG, penempatan setoran/transfer, penempatan
Cek/BG)
4) Transaksi penarikan tunai (melayani nasabah yang melakukan transaksi
penasrikan tunai tabungan, dan melayani nasabah yang melakukan
tranksaksi pencairan/pembatalan deposito)
5) Melayani transaksi penarikan tunai untuk biaya-biaya dan pembayaran
gaji karyawan.
6) Ballancing (menjumlah transaksi daftar mutasi harian, mencocokkan
jumlah uang tunai denagn jumlah transaksi hari ini pada daftar mutasi
harian dan membuat cross in- cros out dan perincia deominasi uang tiap
pecahan nominal)
7) Menyerahkan rekapitulasi harian, daftar mutasi, cross in-cross out dan
denominasi uang tiap pecahan nominal kepada kasir
8) Menyimpan cross in-cross out, rekapitulasi dan daftar mutasi harian
untuk file teller sesuai dengan ketentuan retensi yang berlaku
e. Seksi Deposito
1) Memegang password user PC deposito
103
2) Melakukan proses awal hari pada PC deposito sesuai dengan operasi
manual PC deposito
3) Penempatan Deposito tunai (memproses transaksi penempatan deposito
tunai yang diterima dari customer service dan teller)
4) Memproses transaksi penempatan deposito non tunai
5) Memproses transaksi pembatalan deposito
6) Memproses transaksi pencairan deposito dan memproses pencairan
deposito yang ditransfer kerekening tabunagn BPR
7) Memproses transaksi pencairan bunga deposito tunai dan memproses
transaksi pencairan bunga deposito yang ditransfer ke rekening
tabungan
8) Membuat rekapitulasi transaksi harian atau bulanan agar transaksi
deposito dapat termonitor secara benar dan tepat dan menjalankan
proses akhir hari pada PC deposito sesuai dengan operasi PC deposito
9) Mencocokan seluruh mutasi haria deposito dengan seksi terkait
10) Menjalankan proses akhir bulan pada PC deposito sesuai dengan
operasi manual PC deposito
11) Menyerahkan laporan harian / bulanan beserta bukti-bukti transaksi
kepada kepala cabang agar seluruh aktifitas transaksi deposito dapat
termonitor.
12) Menyimpan seluruh dokumen seluruh deposito sebagai file seksi
deposito sesuai dengan ketentuan retensi yang berlaku
104
f. Seksi Tabungan
1) Memegang password user PC tabungan
2) Melakukan proses awal hari pada PC deposito sesuai dengan operasi
manual PC tabungan
3) Pembukaan rekening tabungan (memproses transaksi pembukaan
rekening tabungan)
4) Penutupan rekening tabungan
5) Penyetoran tabungan (memproses transaksi penyetoran tabungan
secara tunai yang diterima dari teller dan memproses transaksi
penyetoran tabungan non tunai yang diterima dari teller)
6) Penarikan tabungan (memproses transaksi penarikan tabunagn secara
tunai yang diterima dari teller)
7) Pemindahbukuan (pemindah bukuan kredit ke rekening tabungan atas
pendropingan kredit atau pembayaran bunga deposito kerekening
tabungan dengan menerima nota kredit dari seksi administrasi
kredit/seksi deposito dan elakukan pemindahbukuan debet ke rekening
tabunagn atas pembenahan debat ke rekening tabunagn atas
pembebanan biaya-biaya kredit atau pembayaran angsuran kredit dari
rekening tabunag dengan menerima nota debet dari seksi administrasi
kredit)
8) Rekapitulasi tabungan dan menjalan proses akhir hari pada PC
tabungan sesuai dengan operasi manual PC tabungan
105
9) Menjalankan proses akhir bulanan pada PC tabungan sesua dengan
operasi manual PC tabungan
10) Mencocokkan seluruh mutasi tabungan dengan seksi terkait
11) Menyerahkan laporan harian / bulanan beserta bukti-bukti traksaksi
kepada Kepala cabang agar seluru aktifitas transaksi tabungan dapat
termonitor dengan benar
12) Menyimpan seluruh dokumen tabungan sebagai file seksi tabungan
sesuai dengan ketentuan retensi yang berlaku.
g. Seksi Legal
1) Memeriksa kelengkapam dan keabsahan dokumen kredit dan dokumen
agunan yang diterima dari marketing
2) Memberikan order kepada Notaris untuk membuat dokumen
perjanjian/pengikatan kredit secara notariil dan pembuatan
SKMHT/APHT
3) Mempersiapkan dokumen-dokumen pengikatan baik secara notariil
maupun unnotariil untuk pengikatan kredit
4) Memberikan dokumen kredit kepada administrasi kredit dan
mengeluarkan dokumen agunan berdasarkan memo pelunasan dari
seksi administrasi kredit
5) Mempersiapkan dokumen0dokumen untuk proses penyelesaian kredit
di pengadilan
106
6) Menyimpan dokumen agunan dan dokumen legal dalam khasanah dan
mencatat dalam buku register legal
h. Seksi Administrasi Kredit
1) Memegang password User PC Loan
2) Menjalankan proses awal hari pada PC Loan sesuai dengan operasi
manual PC Loan
3) Mencetak daftar angsuran hari ini dan daftar tunggakan dari PC Loan
untuk mempersiapkan pembayaran angsuran kredit oleh nasabah dan
mendistribusikan kepada pihak terkait
4) Memproses transaksi pembayaran angsuran kredit
5) Memproses pembatalan angsuran kredit terhadap angsuran hari ini
yang tidak dibayar oleh nasabah
6) Memproses pembukuan fasilitas kredit bagi nasabah baru pada PC
Loan.
7) Memproses pencairan dana ke rekening nasabah.
8) Memproses perpanjangan fasilitas kredit yang diterima dari seksi legal.
9) Memproses perubahan suku bunga kredit pada PC Loan
10) Memproses penutupan fasilitas kredit pada PC Loan bagi nasabah yang
melunasi kreditnya di BPR
11) Membuat voucher/jurnal dari jumlah keseluruhan transaksi per jenis
transaksi berdasarkan nota/bukti transaksi harian/bulanan dan
107
menjalankan prosedur akhir hari pada PC loan sesuai dengan operasi
manual PC Loan
12) Menjalankan prosedur akhir bulan pada PC Loan sesuai dengan operasi
maunual PC Loan
13) Menyerahkan laporan harian/bulanan beserta bukti transaksi kepada
kepala administrasi kredit untuk perseujuan dan pengesahan dan
memberikan informasi tentang trend perkembangan kredit
14) Menyimpan seluruh dokumen sebagai file adminisrasi BPR sesuai
dengan ketentuan retensi yang berlaku
i. Seksi Remedial
1) Melakukan pendekatan terhadap debitur agar debitur mempunyai
kesadaran untyuk memebayar kewajibannya atau menjual agunan
untyuk membayar kewajibannya kepada BPR
2) Melakukan pengambilalihan agunan diluar pengadilan oleh BPR,
dengan cara penarikan agunan dan penyerahan agunan dan jual beli
agunan.
3) Melakukan pengambilalihan agunan melalui proses pengadilan
4) Menjual agunan yang telah diambil alih BPR kepada masyarakat sesuai
dengan harga pasar
5) Membuat daftar debitur yang akan diproses baik melalui pengadilan
atau diluar pengadilan berdasrkan skala prioritas, mencatat setiap
debitur yang dalam proses/sudah diproses dipengadilan atau diluar
108
pengadilan dalam buku register remedial dan membuat laporan hasil
tindak lanjut remedial
6) Memberikan laporan hasil tindak lanjut dari remedial kepada kepala
administrasi kredit dan pihak-pihak terkait
7) Menyimpan seluruh dokumen sebagai file seksi dengan ketentuan
retensi yang berlaku
j. Seksi Personalia
1) Memproses permohonan cuti/ijin yang diajukan oleh karyawan
2) Memonitoring perubahan status karyawan
3) Memonitoring kedisiplinan karyawan dalam menjalankan tanggung
jawabnya
4) Melakukan pengadaan inhouse training atau bekerjasama dengan pihakpihak
luar
5) Membuat rekapitulasi biaya pegawai, membuat surat perjanjian kerja
untuk waktu tertentu, membuat surat pengangkatan karyawan tetap dan
mengatur penggantian dan perjalann dinas.
6) Menjaga kerahasiaan data-data karyawan sesuai kebijakan
7) Menyimpan data karyawan ditempat yang aman sesuai dengan ketentuan
retensi yang berlaku.
k. Seksi Pembukuan
109
1) Menjalankan proses awal hari pada PC agar dapat digunakan untuk
memproses transaksi hari ini sesuai dengan operasi manual
2) Memeriksa kebenaran laporan rekapitulasi dari kepala cabang, kepala
administrasi kredit dan seksi umum serta mencocokkan dengan nota-nota
transaksi
3) Memasukkan transaksi per cabang dalam PC GL berdasarkan rekapitulasi
dari kepala cabang, kepala administrasi kredit dan seksi umum sesuai
dengan system dan prosedur yang berlaku.
4) Menjalankan proses akhir hari pada PC sesuai dengan operasi manual PC
GL, mencetak laporan sesuai operasi manual PC GL dan rekonsiliasi
rekening pada Bank lain dan rekening antar kantor
5) Pembentukan cadangan biaya dan pendapatan, Depresiasi dan pajak
6) Menjalankan proses akhir bulan/tahun pada PC sesuai dengan operasi
manual PC GL
7) Menyerahkan laporang rekapitulasi transaksi per seksi,mutasi harian,
neraca dan laporan laba rugi BPR harian/bulanan dan diserahkan kepala
pembukuan untuk pemeriksaan dan pengesahan, pengisihan SSP dan SPT
dan menyerahkan laporan-laporan financial kepada pihak-pihak terkait.
8) Menyimpan semua laporan keuangan dan bukti-bukti transaksi sebagai
file BPR sesuai dengan ketentuan retensi yang berlaku.
l. Internal Control
110
1) Memeriksa ulang secara berkala kebenaran dan kelengkapan semua
transaksi yang telah dilakukan termasuk dokumen-dokumen/laporanlaporan
yang dihasilakan dan memastikan prosedur kerja telah dijalankan
dengan benar sesuai dengna prosedur dan kebijakan yang berlaku.
2) Meminta seksi yang bersangkutan untuk memperbaiki
kesalahan/kekurangan dalam suatu transaksi dan meminta
pertanggungjawaban seksi yang bersangkutan akan tindak lanjut tugas
yang harus diperbaiki/dilengkapi
3) Memberikan usulan atas kebijakan-kabijakan yang akan dikeluarkan oleh
direksi dan mengusulkan punishment bagi karyawan yang telah
melanggar ketentuan yang berlaku
4) Memberikan laporan tentan hasil-hasil yang dicapai/dampak dari
kebijakan yang telah dikeluarkan oleh direksi dan melaporkan hasil-hasil
pemerikasaan dan rindak lanjutnya kepada direksi dan dewan komisaris
5) Menyimpan dokumen-dokumen sesuai dengan ketentuan retensi yang
berlaku.
m. Accounting
1) Melakukan pemeriksaan atas keabsahan Warkat.
2) Melakukan pembukuan (eksekusi data).
3) Melakukan vertifikasi laporan jurnal transaksi harian.
4) Melakukan penyusunan laporan keuangan BPR untuk direksi dan pihak
terkait lainnya.
111
Gambaran Umum Responden
Responden dalam penelitian ini adalah nasabah PT. BPR Bali Majujaya
Mandiri yang berjumlah 132 orang nasabah. Berdasarkan hasil penelitian kepada
132 orang nasabah melalui kuisioner yang disebarkan telah didapat gambaran
umum responden sebagai berikut :
a. Jenis Kelamin Responden
Tabel 4.1
Distribusi Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin Responden Jumlah Prosentase
1 Laki-laki 75 56,82 %
2 Perempuan 57 43,18 %
Total 132 100 %
Sumber : Data primer diolah, 2008
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa responden berjenis kelamin laki-laki
berjumlah 75 responden (56,82%), dan sebanyak 57 responden (43.18%) berjenis
kelamin perempuan. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa responden
berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada responden berjenis kelamin
perempuan.
b. Umur Responden
Tabel 4.2
Distribusi Umur Responden
No Umur Responden Jumlah Prosentase
112
1 21-25 Tahun 32 24,24 %
2 26-30 Tahun 37 28,03 %
3 31-35 Tahun 31 23,48 %
4 36-40 Tahun 18 13,64 %
5 ≥ 41 Tahun 14 10,61 %
Total 132 100 %
Sumber : Data primer diolah, 2008
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa sebagian besar usia responden adalah 26-30
tahun yang berjumlah 37 responden (28,03%), 21-25 tahun berjumlah 32
responden (24.24%), 31-35 tahun berjumlah 31 responden (23,48%), 36-40 tahun
berjumlah 18 responden (13,64%) dan ≥ 41 tahun berjumlah 14 responden
(10.61%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa usia responden mulai 26
sampai 30 tahun lebih banyak daripada usia responden lainnya.
c. Pendidikan Responden
Tabel 4.3
Distribusi Pendidikan Responden
No Pendidikan Responden Jumlah Prosentase
1 SD/MI 7 5,31 %
2 SLTP/MTS 44 33,35%
3 SLTA/MAN 34 25,78 %
4 S-1/S-2 45 34,04%
5 Lain-lain 2 1,52 %
Total 132 100 %
Sumber : Data primer diolah, 2008
113
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebagian besar pendidikan responden adalah
S-1/S-2 yang berjumlah 45 responden (34,04%), SLTP/MTS berjumlah 44
responden (33,35%), SLTA/MAN yang berjumlah 34 responden (25,78%), SD/MI
berjumlah 7 responden (5,31%) dan Lain-lain berjumlah 2 responden (1,52%). Dari
data tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas pendidikan responden adalah
sarjana.
d. Penghasilan Rata-Rata Per Bulan
Tabel 4.4
Distribusi Penghasilan Rata-Rata Per Bulan
No Penghasilan Responden Jumlah Prosentase
1 < Rp. 1 juta 30 22,73 %
2 Rp. 1 juta s/d < Rp. 2 juta 22 16,76 %
3 Rp. 2 juta s/d < Rp. 3 juta 26 19,65 %
4 Rp. 3 juta s/d Rp. 4 juta 24 18,13 %
5 > Rp. 4 juta 30 22,73 %
Total 132 100 %
Sumber : Data primer diolah, 2008
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa rata-rata penghasilan responden tiap bulan
terbanyak sebesar < Rp. 1 juta dan > Rp. 4 juta yang berjumlah 30 responden
(22,73%), Rp. 2 juta s/d < Rp. 3 juta berjumlah 26 responden (19,65%), Rp. 3 juta
s/d Rp. 4 juta berjumlah 24 responden (18,13%), Rp. 1 juta s/d < Rp. 2 juta
berjumlah 22 responden (16,76%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa
mayoritas rata-rata penghasilan responden tiap bulan adalah sebesar < Rp. 1 juta
dan > Rp. 4 juta.
114
e. Pekerjaan Responden
Tabel 4.5
Distribusi Pekerjaan Responden
No Pekerjaan Responden Jumlah Prosentase
1 Pegawai Negeri 14 10,61 %
2 Karyawan 36 27,27 %
3 Wiraswasta 37 28,03 %
4 Petani 35 26,52 %
5 Lainnya 10 7,58 %
Total 132 100 %
Sumber : Data primer diolah, 2008
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pekerjaan responden yang terbanyak adalah
wiraswasta yang berjumlah 37 responden (28,03%), karyawan berjumlah 36
responden (27,27%), petani berjumlah 35 responden (26,52%), Pegawai Negeri
berjumlah 14 responden (10,61%), dan lain-lain berjumlah 10 responden (7,58%).
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden memiliki
pekerjaan sebagai wiraswasta.
f. Posisi dalam Keluarga
Tabel 4.6
Distribusi Posisi dalam Keluarga Responden
No Posisi dalam Keluarga Jumlah Prosentase
1 Ayah/Ibu 20 15,15 %
2 Anak 25 18,94 %
3 Suami/Istri 47 35,61 %
4 Lainnya 40 30,30 %
115
Total 132 100 %
Sumber : Data primer diolah, 2008
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa responden yang menduduki posisi dalam
keluarga sebagai suami/istri berjumlah 47 responden (35,61%), Lain-lain
berjumlah 40 responden (30,30%), sebagai Anak berjumlah 25 responden (18.94%),
dan sebagai Ayah/Ibu berjumlah 20 responden (15.15%). Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa responden yang menduduki posisi dalam keluarga sebagai
Suami/Istri adalah mayoritas.
g. Informasi BPR Bali Majujaya Mandiri
Tabel 4.7
Distribusi Informasi BPR Bali Majujaya Mandiri
No Informasi BPR Jumlah Prosentase
1 Diri Sendiri 6 4,55 %
2 Keluarga 23 17,42 %
3 Teman 52 39,39 %
4 Referensi 41 31,06 %
5 Brosur /Spanduk 10 7,58 %
Total 132 100 %
Sumber : Data primer diolah, 2008
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memperoleh
informasi mengenai BPR Bali Majujaya Mandiri dari teman yang berjumlah 52
responden (39,39%), referensi berjumlah 41 responden (31,06%), keluarga
berjumlah 23 responden (17,42%), brosur/spanduk berjumlah 10 responden
(7,58%) dan diri sendiri 6 responden (4,55%). Dari data tersebut dapat
116
disimpulkan bahwa informasi responden mengenai BPR Bali Majujaya Mandiri
mayoritas diperoleh dari teman.
Gambaran Distribusi Frekuensi Item
Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai distribusi frekuensi item masingmasing
faktor dari jawaban responden secara keseluruhan, baik dalam jumlah
orang (responden) dan jumlah prosentase maupun mean.
Tabel 4.8
Distribusi Frekuensi Item Faktor-faktor Minat
X Item Jawaban Jumlah Responden % Mean Median
1 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
produk yang ditawarkan
aneka ragam?
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
12
25
70
25
9,1%
18,9%
53%
18,9%
3,82 4,00
2 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
pelayanannya yang baik?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
1
17
21
77
16
0,8%
12,9%
15,9%
58,3%
12,1%
3,68 4,00
3 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
promosi yang dilakukan?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
1
9
37
70
15
0,8%
6,8%
28%
53%
11,4%
3,67 4,00
4 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
ditawari secara langsung
oleh marketingnya?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
6
19
36
58
13
4,5%
14,4%
27,3%
43,9%
9,8%
3,40 4,00
5 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
tabungan permata
terdapat undian dan
hadiah langsung?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
5
24
31
53
19
3,8%
18,2%
23,5%
40,2%
14,4%
3,43 4,00
117
6 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
bunga kredit menurun dan
biaya bisa negosiasi?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
4
16
46
54
12
3%
12,1%
34,8%
40,9%
9,1%
3,41 3,50
7 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
mendapatkan bunga
depositonya lebih tinggi
dari pada bank lain?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
8
36
35
42
11
6,1%
27,3%
26,5%
31,8%
8,3%
3,09 3,00
9 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
lokasinya dekat pusat
keramaian?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
5
29
39
48
11
3,8%
22%
29,5%
36,4%
8,3%
3,23 3,00
10 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
karyawannya tanggap
terhadap keinginan
nasabah?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
9
26
24
63
10
6,8%
19,7%
18,2%
47,7%
7,6%
3,30 4,00
13 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
kondisi kantor bersih dan
nyaman?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
5
16
23
69
19
3,8%
12,1%
17,4%
52,3%
14,4%
3,61 4,00
14 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
tampilan kantor menarik?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
3
18
43
59
9
2,3%
13,6%
32,6%
44,7%
6,8%
3,40 4,00
16 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
transaksinya lebih cepat?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
9
28
29
54
12
6,8%
21,2%
22%
40,9%
9,1%
3,24 3,50
17 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
teliti dalam menangani?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
8
28
30
48
18
6,1%
21,2%
22,7%
36,4%
13,6%
3,30 3,50
18 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
4
10
3%
7,6% 3,63 4,00
118
pengaruh keluarga? Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
33
69
16
25%
52,3%
12,1%
19 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
rekomendasi dari instansi
tempat bekerja?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
1
24
35
55
17
0,8%
18,2%
26,5%
41,7%
12,9%
3,48 4,00
20 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
referensi nasabah BPR Bali
Majujaya Mandiri?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
4
16
34
57
21
3%
12,1%
25,8%
43,2%
15,9%
3,57 4,00
21 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
pengaruh kelompok
masyarakat atau
organisasi?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
2
16
32
64
18
1,5%
12,1%
24,2%
48,5%
13,6%
3,61 4,00
22 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
pengaruh pendidikan
anda?
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
12
35
68
17
9,1%
26,5%
51,5%
12,9%
3,68 4,00
23 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
pengaruh pekerjaan anda?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
11
28
52
36
5
8,3%
21,2%
39,4%
27,3%
3,8%
2,97 3,00
24 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
pengaruh pola hidup
anda?
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
12
36
71
13
9,1%
27,3%
53,8%
9,8%
3,64 4,00
25 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
pengaruh kondisi
geografis?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
6
15
21
71
19
4,5%
11,4%
15,9%
53,8%
14,4%
3,62 4,00
26 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
tuntutan kebutuhan?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
3
18
27
67
17
2,3%
13,6%
20,5%
50,8%
12,9%
3,58 4,00
119
27 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
rasa ingin tahu?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
5
13
24
66
24
3,8%
9,8%
18,2%
50%
18,2%
3,69 4,00
28 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
pemahaman yang baik
tentang produk BPR?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
3
12
46
60
11
2,3%
9,1%
34,8%
45,5%
8,3%
3,48 4,00
29 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
daya ingat?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
9
25
31
55
12
6,8%
18,9%
23,5%
41,7%
9,1%
3,27 4,00
30 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
respon terhadap sosialisasi
BPR?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
5
24
34
56
13
3,8%
18,2%
25,8%
42,4%
9,8%
3,36 4,00
31 Anda berminat ke BPR Bali
Majujaya Mandiri karena
jaminan keamanan oleh
LPS?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
5
16
27
73
11
3,8%
12,1%
20,5%
55,3%
8,3%
3,52 4,00
33 Anda Berminat Ke BPR
Bali Majujaya Mandiri
Karena Penilaian Baik
Anda Terhadap BPR Bali
Majujaya Mandiri?
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju
Ragu-Ragu
Setuju
Sangat Setuju
5
18
37
54
18
3,8%
13,6%
28%
40,9%
13,6%
3,47 4,00
Sumber : Data primer diolah, 2008
Dari tabel 4.8 diatas dapat dilihat bagaimana minat atau persetujuan
responden terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah terhadap
BPR Bali Majujaya Mandiri. Item yang memiliki mean yang lebih tinggi daripada
mediannya, maka implikasinya perlu dipertahankan, yaitu bunga depositonya
lebih tinggi dari pada bank lain dan lokasinya dekat pusat keramaian.
120
Sedangkan item yang memiliki mean yang lebih rendah daripada mediannya
maka implikasinya perlu ditingkatkan.
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Instrument
Suatu instrumen dikatakan memiliki validitas yang tinggi apabila instrumen
tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang
tepat dan akurat sesuai dengan maksud dikenakannya instrumen tersebut. Sisi
lain yang penting adalah kecermatan pengukuran, yaitu kecermatan dalam
mendeteksi perbedaan-perbedaan kecil yang ada pada item yang diukurnya.
Dalam rangka menguji keabsahan dan ketepatan atau keakuratan masing-masing
pertanyaan (item) dilakukan uji validitas dengan menggunakan model “Product
Moment” dari Pearson, yang diungkapkan Sugiyono (2001:233), sebuah data dapat
dikatakan valid, apabila validitas tersebut harus ≥ 0. 30, maka data tersebut dapat
dikatakan valid.
Menyusun suatu bentuk instrumen tidak hanya harus berisi pernyataanpernyataan
yang berdaya diskriminasi baik, akan tetapi harus pula memilki
tingkat reliabilitas yang tinggi, yaitu mampu memberikan hasil ukur yang
terpercaya. Reliabilitas merupakan salah satu ciri atau karakter utama instrumen
pengukuran yang baik.
Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Alpha
Cronbach, sebagaimana Ghozali (2005:42) mengungkapkan, sebuah data dapat
121
dikatakan reliabel, apabila reliabelitas tersebut ≥ 0. 60, maka data tersebut
dikatakan reliabel.
Tabel 4.9
Validitas & Reliabilitas Item-item Kelompok Faktor
Item Koefisien Korelasi Keterangan
X1 0,305 Valid
X2 0,484 Valid
X3 0,512 Valid
X4 0,396 Valid
X5 0,374 Valid
X6 0,461 Valid
X7 0,434 Valid
X8 0,256 Gugur
X9 0,395 Valid
X10 0,496 Valid
X11 0,193 Gugur
X12 0,299 Gugur
X13 0,369 Valid
X14 0,317 Valid
X15 0,246 Gugur
X16 0,524 Valid
X17 0,386 Valid
X18 0,504 Valid
X19 0,461 Valid
X20 0,383 Valid
X21 0,639 Valid
X22 0,402 Valid
X23 0,423 Valid
X24 0,434 Valid
X25 0,602 Valid
X26 0,619 Valid
X27 0,652 Valid
X28 0,683 Valid
X29 0,424 Valid
X30 0,405 Valid
X31 0,312 Valid
122
X32 0,253 Gugur
X33 0,318 Valid
Alpha Cronbach
0,894
Reliabel
Sumber : Data primer diolah, 2008
Secara keseluruhan hasil pengujian validitas dan reliabilitas sebelum
dilakukan pengambilan data yang sebenarnya sebanyak 132 responden, telah
dilakukan uji coba terhadap 30 responden dengan hasil tampak pada Tabel 4.9.
Pada Tabel 4.9. nampak hasil pengujian menunjukkan bahwa seluruh
instrumen yang dipakai memiliki validitas yang cukup tinggi terbukti bahwa
koefisien korelasi masing-masing item memiliki nilai di atas 0,3 kecuali faktorfaktor
yang menggambarkan jangkauan tempat (X8), ketrampilan karyawan
(X11), penampilan karyawan (X12), kemudahan transaksi (X15), dan kepribadian
(X32). Kelima item tersebut gugur dimungkinkan karena kurang dimengerti oleh
responden maupun kurang mendapat perhatian dari pihak BPR.
Kesimpulannya dari hasil uji validitas dari 33 data (item), terdapat 5 data
yang gugur, sehingga penyesuaian diperoleh 28 data yang valid digunakan untuk
pengumpulan data primer. Adapun data yang gugur tidak dapat diolah dalam
proses selanjutnya dan sebagai koreksi penelitian berikutnya.
Sedangkan hasil perhitungan reliabilitasnya memberikan hasil koefisien
dengan teknik Alpha Cronbach sebesar 0,894 (di atas 0,6). Hal ini menunjukkan
bahwa hasil uji validitas dan reliabilitas diatas menunjukkan keakuratan dan
keandalan yang cukup baik.
123
Hasil Uji Analisis Faktor
Berdasarkan hipotesis dalam penelitian ini, yaitu :
1. Diduga semua faktor minat mempengaruhi nasabah terhadap Bank
Perkreditan Rakyat Bali Majujaya Mandiri Tulangan Sidoarjo.
2. Diduga faktor harga memiliki kontribusi terbesar mempengaruhi minat
nasabah terhadap Bank Perkreditan Rakyat Bali Majujaya Mandiri Tulangan
Sidoarjo.
Hasil proses data primer dari 132 responden tercermin pada lampiran yang
menggambarkan hal-hal sebagai berikut:
a. Hasil uji data sebagai syarat untuk proses Analisis Faktor menunjukkan
nilai dari;
Determinan of Correlation Matrik (DOMC) = 0,005. Indikator ini
menunjukkan hubungan inter dependen 28 variabel asal saling
terkait, karena nilai DOMC mendekati nilai 0. Dengan demikian
terbukti bahwa dari 28 variabel memiliki hubungan saling terkait dan
memenuhi syarat untuk diproses dalam Analisis Faktor
Penilaian kecukupan sampling dengan model Kaiser-Meyer-Olkin
(KMO) menunjukan nilai sebesar 0, 704 atau lebih besar dari 0,5
(standar minimal menurut teori) sehingga layak untuk diproses dalam
Analisis Faktor.
124
Berdasarkan uji Bartlett (Bartlett Test of Sphericity) nilai yang
diperoleh = 1276,311 dengan Df = 378 dan Signifikansi = 0,000,
menunjukkan bahwa tingkat peluang kesalahan masih di bawah
tingkat signifikan sesuai teori sebesar 0,05.
Penilaian atas dasar Measure of Sampling Adequacy (MSA) seluruh
variabel sebanyak 28 item yang ditunjukkan dari nilai berdasarkan
garis diagonal nilainya diatas 0,5. (lampiran 5)
Dengan hasil uji tersebut, maka seluruh variabel memenuhi syarat
untuk diproses dengan Analisa Faktor.
b. Prinsip dasar Analisis Faktor dari 28 item dapat dibuat menjadi 28 faktor
dengan sifat-sifat tertentu, yaitu:
Satu faktor bisa mewakili seluruh atau sebagian variabel asal
Kemampuan menjelaskan masing-masing faktor tidak sama, yaitu
FI>F2>F3>F4 dst, dimana tingkat menjelaskan faktor 1 (F1) lebih besar
dari Faktor 2 (F2), demikian seterusnya terhadap Faktor 3 (F3) dan
Faktor 4 (F4) sampai Faktor 28.
Masing-masing faktor bersifat ortogonal (saling lepas), jadi apa yang
dijelaskan dalam F1 semata-mata variabel yang tercakup dalam F1
tanpa ada intervensi dari F2 maupun F3, F4 dst. Hal tersebut
ditunjukkan dari akumulasi percent of variance atau Cummulative
Percent.
125
Dengan demikian tidak semua faktor yang dipilih untuk mewakili
kesimpulan analisis, hanya faktor-faktor berdasarkan batasan-batasan
tertentu dari hasil penilaian alternatif tersebut yang menentukan jumlah
faktor yang signifikan.
Dalam analisis ini, terdapat tiga alternatif proses pemilihan menurut
hasil analisis faktor meliputi:
• Alternatif 1 : dengan menggunakan nilai Eign Value (EV) yang
nilainya di atas 1, muncul 9 faktor yang nilai EVnya di atas 1 (Faktor
1 sampai 9).
• Alternatif 2 : dengan melihat faktor-faktor yang memiliki Percent of
Variance (PV) di atas 5%, diperoleh 9 faktor dengan nilai PV di atas
5%
• Alternatif 3 : dengan melihat faktor-faktor yang nilai Cummulative
Percent (CP) di atas 60%, yaitu mencerminkan kemampuan
menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah
terhadap Bank Perkreditan Rakyat Bali Majujaya Mandiri Tulangan
Sidoarjo.
Pada alternatif 2, dari 9 faktor yang memiliki PV di atas 5% mencapai
nilai CP 67.651%, sedangkan dengan melihat 9 faktor sebagaimana
alternatif 1 diperoleh CP juga sebesar 67.651%, artinya kemampuan
menjelaskan ke 9 faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah
126
terhadap Bank Perkreditan Rakyat Bali Majujaya Mandiri Sidoarjo
mencapai 67.651% (di atas 60%).
Dari tiga alternatif tersebut dapat digunakan dalam penelitian ini,
namun alternatif 1 dengan hasil diperoleh 9 faktor yang memiliki nilai
Eign Value (EV) di atas 1 dengan kemampuan menjelaskan mencapai
67.651% yang dijadikan dasar.
Untuk melihat rincian item atau variabel (X) yang terdapat di dalam 9
faktor yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat
nasabah terhadap Bank Perkreditan Rakyat Bali Majujaya Mandiri
Tulangan Sidoarjo, dapat diketahui dengan cara melihat nilai Loading
Factor terbesar dari 28 item yang dianalisis melalui matriks rotasi faktor,
dimana nilai minimal Loading Factor adalah 0,5.
Tabel 4.10
Rincian Variabel Minat Nasabah
N
o
Nilai
Loading X Item Keterangan Rincian Variabel
1 0,860 29 Daya ingat Faktor persepsi yang menjelaskan daya ingat
mempengaruhi minat nasabah terhadap BPR
Bali Majujaya Mandiri
2 0,846 9 Lokasi Faktor tempat yang menjelaskan lokasi
mempengaruhi minat nasabah terhadap BPR
Bali Majujaya Mandiri
3 0,813 1 Keaneka
ragaman
produk
Faktor produk yang menjelaskan keaneka
ragaman produk mempengaruhi minat nasabah
terhadap BPR Bali Majujaya Mandiri
4 0,809 27 Keinginan Faktor motivasi yang menjelaskan keinginan
mempengaruhi minat nasabah terhadap BPR
Bali Majujaya Mandiri
5 0,796 14 Eksterior Faktor bukti fisik yang menjelaskan eksterior
127
kantor kantor mempengaruhi minat nasabah terhadap
BPR Bali Majujaya Mandiri
6 0,796 23 Pekerjaan Faktor kelas sosial yang menjelaskan pekerjaan
mempengaruhi minat nasabah terhadap BPR
Bali Majujaya Mandiri
7 0,776 18 Pengaruh
keluarga
Faktor keluarga yang menjelaskan pengaruh
keluarga mempengaruhi minat nasabah
terhadap BPR Bali Majujaya Mandiri
8 0,750 6 Diskon dan
potongan
harga
Faktor harga yang menjelaskan diskon &
potongan harga mempengaruhi minat nasabah
terhadap BPR Bali Majujaya Mandiri
9 0,750 21 Kegiatan
yang
dilakukan
Faktor sumber non komersial lain yang
menjelaskan kegiatan yang dilakukan
mempengaruhi minat nasabah terhadap BPR
Bali Majujaya Mandiri
Sumber : Data Primer diolah, 2008.
Berdasarkan hasil analisis, maka diketahui terdapat 28 item yang
memiliki nilai Loading Factor di atas 0,5 yang menggambarkan 9 faktor
yang menjelaskan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi minat
nasabah terhadap BPR Bali Majujaya Mandiri Tulangan Sidoarjo.
Sebagaimana terlihat pada Tabel 4.11
Tabel 4.11
Rincian Item yang dipertimbangkan kedalam 9 Faktor
Faktor Uraian Faktor X Nilai
Loading Item
F1
Persepsi
Faktor persepsi yang
menjelaskan daya ingat,
respon dan penguatan
mempengaruhi minat nasabah
terhadap BPR Bali Majujaya
Mandiri Tulangan Sidoarjo
29
30
31
0,860
0,808
0,801
Daya ingat
Respon
Penguatan
F2
Tempat
Faktor tempat yang
menjelaskan lokasi, harga
diskriminasi dan pengetahuan
mempengaruhi minat nasabah
9
7
10
0,846
0,789
0,670
Lokasi
Harga Diskriminasi
Pengetahuan
128
terhadap BPR Bali Majujaya
Mandiri Tulangan Sidoarjo
F3
Produk
Faktor produk yang
menjelaskan keaneka ragaman
produk, humas & publisitas
dan pelayanan mempengaruhi
minat nasabah terhadap BPR
Bali Majujaya Mandiri
Tulangan Sidoarjo
1
3
2
0,813
0,742
0,632
Keanekaragaman
produk
Humas & Publisitas
Pelayanan
F4
Motivasi
Faktor motivasi yang
menjelaskan keinginan,
perhatian & pemahaman,
kebutuhan dan geografis
mempengaruhi minat nasabah
terhadap BPR Bali Majujaya
Mandiri Tulangan Sidoarjo
27
28
26
25
0,809
0,774
0,759
0,627
Keinginan
Perhatian &
Pemahaman
Kebutuhan
Geografis
F5
Bukti
Fisik
Faktor bukti fisik yang
menjelaskan eksterior kantor
dan interior kantor
mempengaruhi minat nasabah
terhadap BPR Bali Majujaya
Mandiri Tulangan Sidoarjo
14
13
0,796
0,796
Eksterior kantor
Interior kantor
F6
Kelas
Sosial
Faktor kelas sosial yang
menjelaskan pekerjaan dan
penilaian mempengaruhi
minat nasabah terhadap BPR
Bali Majujaya Mandiri
Tulangan Sidoarjo
23
33
0,796
0,771
Pekerjaan
Penilaian
F7
Keluarga
Faktor keluarga yang
menjelaskan pengaruh
keluarga, kecepatan transaksi
dan ekspresif mempengaruhi
minat nasabah terhadap BPR
Bali Majujaya Mandiri
Tulangan Sidoarjo
18
16
19
0,776
0,617
0,538
Pengaruh keluarga
Kecepatan transaksi
Ekspresif
F8
Harga
Faktor harga yang
menjelaskan diskon &
potongan harga, harga
geografis, pemasaran
langsung dan ketelitian
mempengaruhi minat nasabah
terhadap BPR Bali Majujaya
6
5
4
17
0,750
0,697
0,674
0,513
Diskon dan
potongan harga
Harga geografis
Pemasaran langsung
Ketelitian
129
Mandiri Tulangan Sidoarjo
F9
sumber
non
komersial
lain
Faktor sumber non komersial
lain yang menjelaskan
kegiatan yang dilakukan, pola
hidup, pendidikan dan
informasional mempengaruhi
minat nasabah terhadap BPR
Bali Majujaya Mandiri
Tulangan Sidoarjo
21
24
22
20
0,750
0,745
0,717
0,649
Kegiatan yang
dilakukan
Pola hidup
Pendidikan
Informasional
Sumber : Data Primer diolah, 2008.
Untuk mengukur tingkat perubahan setiap variabel (item) X
dibuktikan dengan Fit Model yang menunjukkan nilai yang mengalami
perubahan atas proses pengelompokkan ke dalam 9 faktor tersebut
sebesar 116 (30.0%) yang nilai koefisien korelasinya diatas 0,05, yang
berarti sebesar 70% tidak mengalami perubahan dalam menjelaskan
faktor-faktor yang mempengaruhi minat nasabah terhadap BPR Bali
Majujaya Mandiri Tulangan Sidoarjo.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
1. Analisis dan Intepretasi Analisis Faktor
Tabel 4.11 diatas menggambarkan pertimbangan responden atas masingmasing
faktor sebagai berikut :
a. Faktor Persepsi (F1) yang merupakan faktor dari minat nasabah terhadap
BPR Bali Majujaya Mandiri Tulangan Sidoarjo. Persepsi merupakan suatu
130
proses pemilihan, pengorganisasian dan penginterpretasian atas stimuli
yang diterima oleh konsumen melalui lima indra, menjadi sesuatu yang
bermakna untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang berarti.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor persepsi yang dijelaskan
dengan item daya ingat (X29) dengan nilai faktor loading terbesar yaitu
0,860 dan didukung item yang lain, yaitu respon dan penguatan yang
mencerminkan faktor minat nasabah terhadap BPR Bali Majujaya Mandiri
Tulangan Sidoarjo.
Faktor persepsi sebagai faktor yang memiliki kontribusi terbesar dalam
mempengaruhi minat nasabah terhadap Bank Perkreditan Rakyat Bali
Majujaya Mandiri Tulangan Sidoarjo, berdasarkan teori diatas
dimungkinkan dibentuk oleh tiga pasang pengaruh, yaitu;
1) Karakteristik fisik dari stimuli, karena akibat pemegang saham terbesar
PT. BPR Bali Majujaya Mandiri yaitu Bank Bali likuidasi yang
kemudian merjer menjadi Permata Bank, membawa pengaruh pada
penurunan kepercayaan bahkan ketidakpercayaan masyarakat yang
menjadikan penurunan kinerja dan portofolio PT. BPR Bali Majujaya
Mandiri yang kemudian PT. BPR Bali Majujaya Mandiri gencar
melakukan serangkaian promosi atau aktivitas dalam membangun
kepercayaan masyarakat untuk melakukan transaksi di BPR Bali
Majujaya Mandiri. Dan berdasarkan kinerja dan portofolio PT. BPR
Bali Majujaya Mandiri sampai sekarang ini, menunjukkan serangkaian
131
agenda yang dilaksanakan bisa dikatakan berhasil dalam menarik
kepercayaan masyarakat, hal ini terbukti dengan pertumbuhan dari
tahun ke tahun menunjukkan pertumbuhan yang signifikan dengan
omset mencapai 7 Milyar dan net profit margin sebesar 600 juta
(posisi akhir desember 2007).
Ini berarti bahwa stimuli yang dilancarkan oleh PT. BPR Bali Majujaya
Mandiri mendapat respon yang baik dari masyarakat dan mampu
dipertahankan hingga sekarang.
2) Hubungan stimuli dengan sekelilingnya, selain stimuli yang dilancarkan
oleh PT. BPR Bali Majujaya Mandiri mendapat respon yang baik dari
masyarakat, juga didukung oleh kondisi usaha yang baik dan terus
meningkatnya produktifitas sektor UMKM terutama pengusaha
krupuk dan Intako yang lokasinya dekat BPR Bali Majujaya Mandiri
yang menjadi market potensialnya. Walaupun sekarang ini terjadi
sedikit penurunan akibat dampak lumpur lapindo namun tidak
terlalu signifikan dan yang terpenting tidak mempengaruhi KYD
(kredit yang diberikan) hanya saja meningkatkan NPL (non performing
loan) 2% dari tahun 2007.
3) Kondisi-kondisi di dalam diri kita sendiri, maksudnya adalah kebutuhan
debitur atau nasabah sendiri akan jasa perbankan mendorongnya
untuk melakukan transaksi di BPR Bali Majujaya Mandiri.
132
Dan setelah proses pemilihan, pengorganisasian dan
penginterpretasian atas stimuli yang diterima oleh nasabah, maka akan
terbentuk tiga macam unsur persepsi, sebagaimana menurut Davidoff
yaitu: Atensi (Perhatian), Memori atau Ingatan dan Pemahaman yang
menjadikan faktor persepsi mempengaruhi minat nasabah terhadap BPR
Bali Majujaya Mandiri Tulangan Sidoarjo.
Berkaitan dengan persepsi diatas, Rasulullah SAW memberi isyarat
dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abu Sa’id ra, yaitu :
“Takutlah kalian kepada firasat orang mukmin. Karena sesungguhnya orang
mukmin melihat dengan cahaya Allah Ta’aala.” Kemudian beliau membaca ayat,
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda
(kekuasaan Kami) bagi orang-orang yang memperhatikan tanda-tanda.” Qs. Al-
Hijr (15:75)
Persepsi seorang muslim akan selalu dalam kebenaran karena selalu
dalam bimbingan Allah SWT dan Islam memerintahkan untuk selalu
berbuat baik pada para pesaingnya atau pun konsumen dengan
senantiasa memberi kemudahan dan saling membantu dalam mengatasi
kesulitan. Sebagaimana hadits rosul:
حدثنا علي بن عباش حدثناابو غسان محمدبن مطرف قال حدثنا محمدبن المنكار عن جابر ابن عبد الله رضي الله عنهما أن
رسول الله صلى الله عليه وسلم قال رحم الله رجلا سمحا اذا باع واذ اشتري واذا قتضى.(روه البخري والترمدى)
Artinya “Allah mengasihi orang yang memberikan kemudahan bila ia
menjual dan membeli serta dalam menagih halnya”.
133
Dengan berdasarkan 2 hadist diatas, apabila serangkaian
agenda/aktifitas seperti yang dipaparkan 2 hadist tersebut, akan mampu
diintepretasikan nasabah sebagai stimuli yang membentuk
atensi/perhatian nasabah, memori atau ingatan dan pemahaman yang
mempengaruhi minat nasabah terhadap BPR Bali Majujaya Mandiri
Tulangan Sidoarjo.
b. Faktor Tempat (F2) yang merupakan faktor dari minat nasabah terhadap
BPR Bali Majujaya Mandiri Tulangan Sidoarjo. Ketepatan tempat
merupakan faktor penting dalam bisnis khususnya bidang jasa.
Sebagaimana menurut Mc. Carthy faktor-faktor yang dapat dijabarkan
menjadi elemen-elemen tempat, yaitu saluran distribusi, jangkauan
distribusi, lokasi penjualan, persediaan dan transportasi. Dan juga
berdasarkan sejarah berdirinya Bank Perkreditan Rakyat yang dulunya
dikenal dengan sebutan Lumbung Desa, Bank Desa, Bank Tani dan Bank
Dagang Desa atau Bank Pasar dengan lokasi yang pada umumnya dekat
dengan pasar atau tempat masyarakat yang membutuhkan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor tempat yang dijelaskan
dengan item lokasi (X9) dengan nilai faktor loading terbesar yaitu 0,846
dan didukung item yang lain, yaitu harga diskriminasi dan pengetahuan
yang mencerminkan faktor minat nasabah terhadap BPR Bali Majujaya
Mandiri Tulangan Sidoarjo.
134
Faktor tempat menjadi penting karena memudahkan masyarakat untuk
mengakses layanan yang ada. Dan juga dapat membuat nasabah lebih
dekat tanpa harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk transport. Hal
ini ditandai dengan keberadaan kantor dan kantor kas di pos-pos
strategis.
Kebersihan dan kenyamanan lokasi atau kantor menentukan
kesuksesan sebuah usaha, dimana konsumen menyukai keindahan dan
kenyamanan tempat yang membuat mereka merasa nyaman.
Allah juga menginstruksikan kepada hamba-Nya untuk menjaga
kesucian dan kebersihan dalam surat Al-Baqarah 222:
Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang taubat dan
menyukai orang-orang yang mensucikan diri.”
c. Faktor Produk (F3) yang merupakan faktor dari minat nasabah terhadap
BPR Bali Majujaya Mandiri Tulangan Sidoarjo. Produk sebagai segala
sesuatu yang ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan, dimiliki,
digunakan atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan dan
kebutuhan. Termasuk didalamnya adalah obyek fisik, jasa, orang, tempat,
organisasi dan gagasan. Dalam mengembangkan suatu produk, seorang
perencana produk harus berfikir dalam tiga tingkat. Tingkat yang paling
dasar adalah inti produk yang akan menjawab; apa yang sebenarnya
135
dibeli oleh konsumen. Tingkat kedua adalah wujud produk, yang
termasuk kedalamannya adalah mutu, merek, kemasan dan corak.
Tingkat yang terakhir adalah tentang produk yang ditambahkan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor produk yang dijelaskan
dengan item keanekaragaman produk (X1) dengan nilai faktor loading
terbesar yaitu 0,813 dan didukung item yang lain, yaitu Humas &
Publisitas dan pelayanan yang mencerminkan faktor minat nasabah
terhadap BPR Bali Majujaya Mandiri Tulangan Sidoarjo.
Sebagai lembaga perbankan yang menghimpun dan menyalurkan dana
masyarakat umumnya memiliki tiga produk jasa yang berbentuk
tabungan, deposito dan kredit. Namun yang membedakan dengan
perbankan lainnya adalah penjabaran dari tiga produk tersebut yang
bermacam-macam sesuai dengan segmen yang dibidik, yaitu untuk 1)
Tabungan ; Tabungan Taperma (semacam arisan berhadiah, paling
banyak diminati), Tabungan Loan, Tabungan Kotak, Tabungan Mandiri,
Tabungan Unggul, 2) Deposito seperti umumnya (suku bunga mencapai
12,50%), 3) Kredit ; Kredit Konsumtif, Kredit Modal Kerja, Kredit
Investasi, Kredit Guru dan Kredit Profesional Ekspres (kredit tanpa
anggunan). Dari keanekaragaman produk yang ditawarkan mampu
mempengaruhi minat nasabah terhadap BPR Bali Majujaya Mandiri
Tulangan Sidoarjo.
136
Dengan adanya keanekaragaman produk perlu juga sebuah sarana
sosialisasi atau pengenalan produk atau dalam Islam disebut dengan
istilah ta’aruf. Proses ta’aruf ini sangat jelas sekali digambarkan oleh Al-
Qur’an dalam surat Al-Hujurat : 13 :
Artinya : “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari
seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsabangsa
dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling
bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.“
Tanpa adanya proses ta’aruf tentunya akan menjadikan kurangnya
pengetahuan atau informasi yang didapat sehingga menimbulkan adanya
sangkaan dan pemahaman yang keliru.
Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda ;
حدثنا محمود بن غيلان دثنا ابو داود أنبانا شعبة عن سماك بن حر ب قال سمعت عبد الرحمن بن عبد الله بن مسعود
يحدث عن ابيه قال سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول ن ض ر اللهُ إِم رًأ سمِ ع مِنا شيِئًا َفبلَّغه َ ك ما سمِ ع فَر ب مبلِّغٍ َا و عى
مِ ن سامِعٍ رواه الترمذى
Artinya: “Allah akan memberikan kebahagiaan kepada seseorang yang telah
mendengar suatu (riwayat) dari kami lantas dia menyampaikan (kepada orang
lain) sebagaimana yang dia dengarkan. Boleh jadi orang yang mendapatkan
137
informasi lebih paham dibanding dengan orang yang mendengar informasi itu
secara langsung.”
d. Faktor Motivasi (F4) yang merupakan faktor dari minat nasabah terhadap
BPR Bali Majujaya Mandiri Tulangan Sidoarjo. Motivasi merupakan
kondisi (dorongan) yang menggerakan konsumen untuk memenuhi
kebutuhan dalam dirinya, agar konsumen tersebut dapat menyesuaikan
diri terhadap lingkungannya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor motivasi yang dijelaskan
dengan item keinginan (X27) dengan nilai faktor loading terbesar yaitu
0,809 dan didukung item yang lain, yaitu Perhatian & Pemahaman,
kebutuhan dan geografis yang mencerminkan faktor minat nasabah
terhadap BPR Bali Majujaya Mandiri Tulangan Sidoarjo.
Setiap orang dimotivasi oleh kebutuhan dan keinginan. Kebutuhan
merupakan kekuatan mendasar yang memotivasi seseorang untuk
melakukan sesuatu, dan keinginan merupakan kebutuhan yang dipelajari
selama hidup seseorang.
Suatu keinginan atau kebutuhan bila tidak terpenuhi dapat menuju ke
suatu dorongan yaitu suatu rangsangan kuat yang dapat menyebabkan
suatu ketegangan individu dimana individu tersebut mencoba untuk
mengurangi ketidakpastian tersebut dengan cara-cara yang ditemukan
terhadap perumusan dari dorongan tersebut. Dorongan-dorongan yang
berlaku adalah alasan-alasan dibelakang tingkah laku tertentu.
138
Sebagaimana layaknya lembaga keuangan BPR Bali Majujaya Mandiri
Tulangan Sidoarjo menjembatani keinginan dan kebutuhan nasabah
dalam masalah keuangan (finansial) yang berdasarkan kerjasama
mutualistik agar masyarakat mampu mengatasi masalah keuangan yang
dihadapi.
Motivasi dalam pandangan Islam menurut Najati (2000:22) sangat
beragam. Al-Qur’anul Karim dan Hadist Nabawi sangat sering
menyebutkan aneka motivasi manusia, baik yang bersifat fisiologis,
psikologis, maupun spiritual, diantaranya adalah :
d. Motivasi Fisiologis
Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah berfirman dalam Qs. An-Nahl (16) :
112, yang berbunyi :
Artinya : “Dan Allah telah membuat suatu perumpamaan (dengan) sebuah
negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya
melimpah ruah dari segenap tempat, tetapi (penduduk) nya mengingkari ni`matni`
mat Allah; karena itu Allah merasakan kepada mereka pakaian kelaparan dan
ketakutan, disebabkan apa yang selalu mereka perbuat.”
Dalam Hadist Nabi juga dijelaskan, Rasulullah SAW bersabda: “Siapa
diantara kalian merasa tenang ditengah anggota keluarganya, memiliki badan
139
yang sehat, dan mempunyai (cukup) bahan makanan pada hari (yang dia jalani)
maka dia sama saja telah memiliki dunia beserta isinya.”
e. Motivasi Psikologis
Allah Subhaanahu wa Ta’aala telah berfirman dalam Qs. Ali ‘Imran (3) :
14, yang berbunyi :
Artinya : “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada
apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-an
D E
KUNTA,
0 Komentar