ANALISIS REAKSI SAHAM TERHADAP PERISTIWA STOCK SPLIT YANG DITUNJUKKAN OLEH ABNORMAL RETURN DAN TRADING VOLUME ACTIVITY (Event Study Pada Perusahaan Yang Melakukan Stock Split di BEJ)
Era globalisasi yang semakin luas dan
cepat ini, informasi dan pengetahuan mempunyai peranan penting dan menentukan
terhadap keberhasilan dalam berbisnis. Begitu juga pada perdagangan saham yang
terdapat di pasar modal, banyak aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh para
investor untuk memperoleh keuntungan (return). Dengan mengandalkan
informasi yang masuk dalam pasar modal tersebut maka diharapkan informasi
tersebut bisa digunakan untuk pertimbangan pengambilan keputusan yang dilakukan
oleh para investor dalam memilih portofolio investasi yang efisien dan
memperoleh return yang tinggi.
Pasar modal sebagai sumber informasi
memegang peranan penting terhadap transaksi perdagangan. Para pelaku di pasar
modal sangat membutuhkan setiap informasi yang dapat mempengaruhi naik turunnya
harga surat berharga di pasar modal. Salah satu informasi yang ada adalah
pengumuman pemecahan saham (stock split).
“Stock split adalah memecah selembar saham menjadi
banyak lembar saham atau memecah saham menjadi n lembar saham. Harga perlembar
saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya”
(Jogiyanto, 2003:415). Dari teori tersebut dapat dilihat bahwa stock split
yang dilakukan oleh perusahaan emiten tidak terbatas sesuai keputusan
manajer-manajer perusahaan dalam melakukan perubahan terhadap jumlah saham yang
beredar dan nilai nominal per lembar saham sesuai dengan split factor. Split
faktor disini ialah nilai yang ditunjukkan oleh jumlah nilai n.
Sehingga satu lembar saham bisa dipecah
menjadi dua, dimana setiap pemegang saham akan menerima dua lembar saham untuk
setiap satu lembar saham yang dipegang sebelumnya, nilai nominal saham baru
adalah setengah dari nilai nominal saham sebelumnya. Sedangkan bila satu lembar
saham dipecah menjadi tiga, maka pemegang saham akan menerima tiga lembar saham
untuk setiap satu lembar saham yang dimiliki sebelumnya, nilai nominal saham
baru adalah sepertiga dari nilai nominal saham sebelumnya dan demikian
seterusnya.
Keputusan melakukan stock split
pada umumnya dilakukan pada saat harga saham dinilai terlalu tinggi sehingga
akan mengurangi minat investor untuk membelinya. Stock split timbul atau
terjadi di pasar modal karena adanya keinginan dari para emiten untuk
mempertahankan agar saham yang dimilikinya tetap berada dalam rentang
perdagangan yang optimal.
Para ahli menyebut stock split sebagai
suatu kosmetika saham, dalam arti bahwa tindakan perusahaan tersebut merupakan
upaya pemolesan saham agar lebih menarik dimata investor sekalipun tidak
meningkatkan kemakmuran bagi investor. Tindakan pemecahan saham akan
menimbulkan efek fatamorgana bagi investor, yaitu investor akan merasa
seolah-olah menjadi lebih makmur karena memegang saham dalam jumlah yang lebih
banyak. Jadi, pemecahan saham sebenarnya merupakan tindakan perusahaan yang
tidak memiliki nilai ekonomis (Jogiyanto 2003:416). Meskipun secara teoritis
pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis atau tidak secara langsung
mempengaruhi cash flow perusahaan, tetapi banyak terjadi peristiwa
pemecahan saham di pasar modal. Terdapat beberapa alasan dibalik pelaksanaan stock
split yang menurut Keown dkk. (1996) dalam Rohana et al. (2003) adalah:
(1)
Supaya harga saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan jumlah
pemegang saham dan meningkatkan likuiditas perdagangan saham,
(2) Untuk mengembalikan harga dan ukuran
perdagangan rata-rata saham kepada kisaran yang telah ditargetkan,
(3)
Untuk membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang berupa peningkatan
laba dan dividen kas.
Umumnya Stock split dilakukan
oleh para emiten didasari oleh tingginya harga saham suatu perusahaan, sehingga
investor kurang mampu untuk melakukan pembelian dan berakibat menurunnya
likuiditas dari suatu saham, dengan adanya kebijakan stock split akan
menimbulkan dampak penurunan harga saham (yang disertai perubahan jumlah saham
yang beredar secara proporsional). Penurunan harga ini diharapkan akan diikuti
dengan meningkatnya return saham, return yang meningkat akan menarik minat
investor untuk melakukan investasi. Banyaknya investor yang ikut berpartisipasi
dalam aksi jual atau beli saham akan menjadikan volume perdagangan saham
tersebut meningkat sehingga berakibat pada adanya perubahan aktivitas
perdagangan pada level tertentu. Berdasarkan hal tersebut maka dapat ditarik
satu kesimpulan sementara bahwa peristiwa stock split mengandung satu informasi
sehingga pasar modal bereaksi yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return
dan Trading Volume Activity (TVA) saham.
Dampak Stock split yang dilakukan
perusahaan-perusahaan telah pernah diteliti sebelumnya. Beberapa penelitian
yang dilakukan menunjukkan hasil yang kontroversi mengenai efek stock split
tersebut, hal ini terlihat dari penelitian yang dilakukan Grinblatt, Masulis
dan Titman (1984) dalam Sutrisno,dkk(2000;3) “Bahwa di sekitar pengumuman Stock
split menunjukkan adanya perilaku harga saham yang abnormal. Diyakini pula
bahwa peningkatan harga yang terjadi tidak disebabkan karena adanya pengumuman
deviden yang meningkat seperti yang dikemukakan oleh Fama dan French (1993).
Penelitian lain dilakukan oleh McNichols
dan Dravid (1990) dalam Almilia dan Kristijadi (2005) memberikan bukti bahwa
semakin rendahnya harga saham, maka hal tersebut menimbulkan bertambahnya biaya
yang harus dikeluarkan perusahaan akibat melakukan aktivitas stock split.
Aktivitas stock split yang dilakukan perusahaan ini akan
diinterpretasikan investor sebagai sinyal bahwa manajer memiliki informasi yang
menguntungkan di mana hal tersebut ditunjukkan dengan adanya abnormal return
di sekitar pengumuman stock split.
Hasil berbeda ditunjukkan oleh penelitian
Murray (1985) dalam Sutrisno, dkk(2000;3) yang menyatakan bahwa stock split
tidak berpengaruh terhadap volume perdagangan maupun bid–ask spread. Dan
juga penelitian yang dilakukan oleh Copeland (1979), dalam Rohana et al. (2003)
yang justru menunjukkan hasil yang berlawanan yaitu, “pasar tidak melakukan
reaksi terhadap pengumuman stock split”.
Dari Perbedaan hasil penelitian tentang
stock split yang secara umum menghasilkan dua pendapat yang berbeda terhadap
variabel-variabel yang diteliti, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih
jauh tentang stock split sehingga mengambil judul penelitian “Analisis
Reaksi Saham Terhadap Peristiwa Stock Split Yang Ditunjukkan Oleh Abnormal
Return dan Trading Volume Activity (Event Study Pada
Perusahaan yang Melakukan Stock Split di BEJ Periode 2005-2007)”.
A.
Rumusan
Masalah
1.
Apakah
saham bereaksi terhadap peristiwa stock split yang ditunjukkan dengan
adanya abnormal return dan perubahan Trading Volume Activity?
2.
Apakah
terdapat perbedaan signifikan abnormal return dan Trading Volume
Activity sebelum dan sesudah stock split?
B.
Tujuan
Penelitian
Sesuai
dengan rumusan masalah yang ada, tujuan penelitian ini adalah:
1.
Untuk
mengetahui reaksi saham terhadap peristiwa stock split yang ditunjukkan
dengan adanya abnormal return dan Trading Volume Activity saham.
2.
Untuk
mengetahui adanya perbedaan abnormal return dan Trading Volume
Activity sebelum dan sesudah stock split.
C.
Batasan
Penelitian
Dalam
penelitian ini, peneliti memberi batasan pada:
1.
Perusahaan
yang menjadi sampel penelitian tersebut hanya melakukan kebijakan stock
split sebanyak satu kali dalam periode 2005-2007.
2.
Perusahaan-perusahaan
yang menjadi sampel penelitian tersebut hanya melakukan kebijakan stock
split berupa kebijakan pemecahan naik (split-up) atas saham
beredarnya. Pemecahan naik (split-up) adalah pemecahan saham dengan
rasio penurunan nilai nominal per lembar saham, sehingga yang akan
mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar.
D.
Manfaat
Penelitian
1.
Bagi Praktisi dan Investor Pasar Modal penelitian ini diharapkan mampu sebagai
sumber informasi mengenai dampak peristiwa stock split terhadap pasar
modal, yang menyebabkan perubahan harga dan likuiditas saham perusahaan.
2.
Bagi Pembaca dan Pengembangan Penelitian Selanjutnya sebagai sumber referensi
dan tambahan pengetahuan dalam kerangka pengembangan penelitian selanjutnya
yang sejenis.
3. Bagi Peneliti
Menambah
pengetahuan dan wawasan dalam aplikasi ilmu yang telah diperoleh serta
mengetahui gambaran umum mengenai pasar modal dan aktivitas di dalamnya
khususnya terkait dengan sebuah perusahaan yang melakukan stock split.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO
|
PENELITI
|
JUDUL
|
METODE
|
VARIABEL
|
HASIL
|
1
|
Wang Sutrisno,
Francisca Yuniartha, Soffy Susilowati (2000)
|
Pengaruh Stock
Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek Jakarta
|
Regresi sederhana.
|
Stock Split, Likuiditas dan Return Saham
|
Aktivitas
split
berpengaruh signifikan terhadap harga saham, volume perdagangan dan
persentase spread, tetapi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
varians saham dan abnormal return baik ditinjau secara individual
maupun sebagai sebuah portofolio
|
2
|
Denny Suntoro dan Imam Subekti
(2003)
|
Kandungan Informasi Atas Peristiwa Stock Split
|
Regresi linear dan one sample t-test
|
Stock Split
Abnormal Return, Return Saham
|
Hasil penelitian
ini membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan peristiwa stock split
terhadap return saham dan juga berpengaruh signifikan terhadap volume
perdagangan saham.
|
3
|
Indah Kurniawati (2003)
|
Analisis Kandungan informasi Stock Split dan Likuiditas Saham:
Studi Empiris pada Non-synchronous Trading
|
Regresi linear sederhana (paired sample t-test)
|
Stock Split dan Likuiditas Saham
|
Pengumuman
stock split memiliki kandungan informasi sehingga direspon oleh pelaku
pasar. Sehingga pasar bereaksi karena mengetahui propsek perusahaan yang
bagus dimasa akan depan yang disinyalkan melalui stock split sedangkan
volume perdagangan tidak signifikan, ini dikarenakan investor round lot
lebih banyak dan investor kecil bertambah dikarenakan adanya peristiwa stock
split.
|
4
|
Luciana Spica
Almilia dan
Emanuel
Kristijadi(2005)
|
Analisis Kandungan
Informasi dan Efek Intra Industri
Pengumuman Stock
Split yang Dilakukan oleh
Perusahaan Bertumbuh dan Tidak Bertumbuh
|
Crude dependence
adjustment, Independent
Sample T –Test, Paired samples test, Independent Sample T-test.
|
Stock split, Abnormal return, Resiko sistematis
|
Pengumuman
stock split yang dilakukan perusahaan memiliki kandungan informasi
sehingga direspons oleh para pelaku pasar. Selain itu, terdapat perbedaan
beta sebelum dan setelah pengumuman stock split. Perbedaan beta terjadi
setelah pengumuman stock split antara perusahaan bertumbuh dengan
perusahaan tidak bertumbuh, dimana beta perusahaan tidak bertumbuh lebih
besar dari perusahaan bertumbuh dan juga memberikan bukti bahwa efek intra
industri pada pengumuman stock split hanya terjadi pada perusahaan
bertumbuh, sedang pengumuman stock split yang dilakukan oleh
perusahaan tidak bertumbuh adalah competitive effect.
|
5
|
Farid Muchtar (peneliti sekarang)
|
Analisis Reaksi Saham Terhadap Peristiwa Stock Split Yang
Ditunjukkan Oleh Abnormal Return Dan Trading Volume Activity (Event
Study Pada Perusahaan Yang Melakukan Stock Split Di BEJ Periode
2005-2007)
|
Kolmogorov Smirnov Test, One Sample t Test, Paired
Sample t-Test
|
Stock Split, Abnormal Return Dan Trading Volume Activity
|
Hasil penelitian mampu membuktikan bahwa terdapat
reaksi pasar yang signifikan atas peristiwa stock split terhadap abnormal
return dan tarding volume activity ini diuji dengan One Sample t
Test, .
Sedangkan, berdasarkan hasil pengujian dengan Paired
Sample t-Test yang bertujuan mengetahui adanya perbedaan abnormal return
dan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah peristiwa stock
spli hasilnya membuktikan bahwa terdapat perbedaan signifikan Abnormal
Return sebelum dan sesudah peristiwa stock split. Namun. tidak
dapat membuktikan adanya perbedaan yang signifikan TVA perusahaan sebelum dan
sesudah peristiwa.
|
Sumber:
data diolah 2006
1)
Wang
Sutrisno, Francisca Yuniartha, Soffy Susilowati (2000), Melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return
Saham di Bursa Efek Jakarta” periode
Penelitian ini ialah Juli 1995–Juli 1997. Berdasarkan dari hasil penelitian itu
didapat kesimpulan bahwa aktivitas split mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap harga saham, volume perdagangan dan persentase spread,
tetapi tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap varians saham dan abnormal
return baik ditinjau secara individual maupun sebagai sebuah portofolio,
sehingga tidak ada perubahan pada return saham. Sedangkan Rata – rata, harga
saham mempunyai hubungan yang positif terhadap persentase spread dan rata-rata,
volume perdagangan mempunyai hubungan yang negatif terhadap persentase spread
baik ditinjau secara individual ataupun sebagai sebuah portofolio. Dan dengan
semakin besarnya persentase spread, secara keseluruhan baik ditinjau
secara individual maupun sebagai sebuah portofolio disimpulkan bahwa likuiditas
saham mengalami penurunan setelah stock split.
2)
Denny
Suntoro dan Imam Subekti (2003), melakukan penelitian mengenai kandungan
informasi yang dimiliki oleh perusahaan yang melakukan stock split di
BEJ dengan judul “Kandungan Informasi atas Pertistiwa Stock Split”. Untuk
menghindari bias yang disebabkan oleh kondisi BEJ yang masih merupakan thin
market, penelitian tersebut menggunakan abnormal return koreksi sebagai
proksi dari return saham. Penelitian tersebut mampu membuktikan bahwa terdapat
pengaruh yang signifikan peristiwa stock split terhadap return saham,
pasar menunjukkan reaksi positif pada t-2, t+1, dan t+4. Hasil lain dari
penelitian tersebut adalah stock split juga berpengaruh signifikan
terhadap volume perdagangan saham pada saat t+2 dan t+5.
3)
Indah Kurniawati (2003), melakukan penelitian
dengan judul “Analisis Kandungan Informasi Stock Split dan Likuiditas
Saham: Studi Empiris pada Non-synchronous Trading” periode
penelitian ini ialah juni 1994 – juni1997, pengujian dilakukan dengan cara
menganalisis terhadap variable stock split, abnormal return, dan likuiditas
saham. Hasilnya menunjukkan Pengumuman stock split memiliki kandungan
informasi sehingga direspon oleh pelaku pasar di BEJ. Hal ini menunjukkan pasar
bereaksi karena mengetahui propsek perusahaan yang bagus dimasa yang akan depan
yang disinyalkan melalui stock split sedangkan volume perdagangannya
tidak signifikan dengan p-value sebesar 0.052, ini dikarenakan investor
round lot lebih banyak dan investor kecil bertambah dikarenakan adanya
peristiwa stock split.
4)
Luciana Spica Almilia
dan Emanuel Kristijadi(2005), judul penelitian “Analisis Kandungan Informasi
Dan Efek Intra Industri Pengumuman Stock Split Yang Dilakukan Oleh
perusahaan Bertumbuh Dan Tidak Bertumbuh” hasil penelitian menunjukkan bahwa
pengumuman stock split yang dilakukan oleh perusahaan bertumbuh dan
tidak bertumbuh memiliki kandungan informasi sehingga direspon oleh para pelaku
pasar. Selain itu, terdapat perbedaan beta sebelum dan setelah pengumuman stock
split. Perbedaan beta terjadi setelah pengumuman stock split antara
perusahaan bertumbuh dengan perusahaan bertumbuh, dimana beta perusahaan tidak
bertumbuh lebih besar dari perusahaan bertumbuh Penelitian ini juga memberikan
bukti bahwa efek intra industri pada pengumuman stock split hanya
terjadi pada perusahaan bertumbuh, sedangkan pengumuman stock split yang
dilakukan oleh perusahaan bertumbuh adalah competitive effect.
5)
Perbedaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah :
a.
Sample yang diambil dalam penelitian ini ialah perusahaan- perusahaan di Bursa
Efek Jakarta yang melakukan Stock Split pada tahun 2005-2007
b).
Uji yang digunakan ialah Kolmogorov Smirnov Test untuk mengetahui
normalitas data, One Sample t Test untuk mengetahui Abormal Return
dan Trading Volume Activity, Paired Sample t-Test bila data
terdistribusi normal dan Uji Peringkat
Wilcoxon bila data tidak berdistribusi normal.
B. Kajian Teoritis
1. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Pada dasarnya, pasar modal merupakan tempat pertemuan antara pihak yang
membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana. Pasar modal sebagai pasar
untuk berbagai instrumen keuangan atau sekuritas jangka panjang yang bisa
diperjual-belikan baik dalam bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah (public authorities) maupun swasta. Dengan
demikian, pasar modal merupakan konsep yang lebih sempit daripada pasar
keuangan (financial market). Dalam financial market,
diperdagangkan semua bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka panjang
ataupun dana jangka pendek (Husnan, 1996:3).
Secara
formal, Husnan (2001:3) mendefinisikan pasar modal sebagai:
“Pasar modal dapat didefinisikan sebagai
pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang
bisa diperjual-belikan baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah (public authorities), maupun perusahaan
swasta”.
Dalam Undang-Undang
Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal, mendefinisikan pasar modal
sebagai “kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga
dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.
Berdasarkan
definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pasar modal adalah pasar dari
berbagai instrumen keuangan jangka panjang, dimana pasar modal memiliki dua
fungsi yaitu menyediakan dana bagi pihak yang memerlukan dana dan mempunyai
kelebihan dana untuk menginvestasikan dana yang mereka miliki. Disamping itu,
pasar modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena
dengan adanya pasar modal maka pihak yang mempunyai dana (investor) dapat
memilih alternatif investasi yang menurutnya memberikan return yang optimal.
Dari sisi syariah,
pasar modal adalah salah satu sarana atau produk muamalah. Transaksi di dalam
pasar modal, menurut prinsip hukum syariah tidak dilarang atau dibolehkan
sepanjang tidak terdapat transaksi yang bertentangan dengan ketentuan yang
telah digariskan oleh syariah. (Tim Studi Tentang Investasi Syariah di Pasar
Modal Indonesia, 2004)
Di antara yang
dilarang oleh syariah adalah transaksi yang mengandung bunga dan riba, terdapat
spekulasi dan mengandung gharar atau ketidakjelasan yaitu transaksi yang
di dalamnya dimungkinkan terjadinya penipuan (khida’). Termasuk dalam
pengertian ini: melakukan penawaran palsu (najsy); transaksi atas barang
yang belum dimiliki (short selling/bai’u maalaisa bimamluk); menjual
sesuatu yang belum jelas (bai’ul ma’dum); pembelian untuk penimbunan
efek (ihtikar) dan menyebarluaskan informasi yang menyesatkan atau
memakai informasi orang dalam untuk memperoleh keuntungan transaksi yang
dilarang (insider trading). (Tim Studi Tentang Investasi Syariah di
Pasar Modal Indonesia, 2004)
Larangan transaksi
bunga (riba) sangat jelas, karena itu transaksi di pasar modal yang di dalamnya
terdapat bunga (riba) tidak diperkenankan oleh Syari’ah. Sebagaimana Firman
Allah SWT yang terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 275 yang berbunyi
úïÏ%©!$#
tbqè=à2ù't (#4qt/Ìh9$#
w
tbqãBqà)t
wÎ)
$yJx. ãPqà)t Ï%©!$# çmäܬ6ytFt
ß`»sÜø¤±9$#
z`ÏB
Äb§yJø9$# 4 y7Ï9ºs
öNßg¯Rr'Î/
(#þqä9$s% $yJ¯RÎ) ßìøt7ø9$#
ã@÷WÏB
(#4qt/Ìh9$#
3 ¨@ymr&ur
ª!$#
yìøt7ø9$#
tP§ymur
(#4qt/Ìh9$#
4 `yJsù ¼çnuä!%y` ×psàÏãöqtB
`ÏiB
¾ÏmÎn/§
4ygtFR$$sù ¼ã&s#sù $tB y#n=y
ÿ¼çnãøBr&ur
n<Î) «!$#
( ïÆtBur
y$tã y7Í´¯»s9'ré'sù
Ü=»ysô¹r& Í$¨Z9$#
( öNèd
$pkÏù
crà$Î#»yz
“Orang-orang yang makan (mengambil)
riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan
syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu,
adalah disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus
berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya dahulu
(sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. orang yang
kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah penghuni-penghuni neraka;
mereka kekal di dalamnya”. (Q.S Al-Baqarah :275)
Sedangkan ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa dalam
jual beli hendaknya kita laksanakan dengan cara yang benar bukan dengan cara
yang batil, yakni
$ygr'¯»t úïÏ%©!$#
(#qãYtB#uä w (#þqè=à2ù's? Nä3s9ºuqøBr& Mà6oY÷t/
È@ÏÜ»t6ø9$$Î/
HwÎ) br&
cqä3s?
¸ot»pgÏB
`tã
<Ú#ts?
öNä3ZÏiB 4 wur (#þqè=çFø)s? öNä3|¡àÿRr&
4
¨bÎ) ©!$# tb%x.
öNä3Î/ $VJÏmu
“Hai orang-orang yang beriman,
janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali
dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan
janganlah kamu membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”. (Q.S An Nisaa: 29)
Dengan adanya ketentuan dan pandangan syariah seperti di
atas, maka investasi tidak dapat dilakukan ke produk yang bertentangan dengan
syariah. Oleh karena itu investasi di pasar modal harus dilakukan dengan
selektif dan dengan hati-hati (ihtiyat) supaya tidak masuk kepada produk
non halal. Sehingga hal inilah yang mendorong islamisasi pasar modal.
Terkait dengan upaya pengembangan pasar modal syariah,
hingga saat ini terdapat 6 (enam) Fatwa DSN-MUI yang berkaitan dengan industri
pasar modal. Fatwa-fatwa tersebut adalah:
1.
Fatwa No.05 tahun
2000 tentang Jual Beli Saham
2.
Fatwa No.20 tahun
2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah
3.
Fatwa No.32 tahun
2002 tentang Obligasi Syariah
4.
Fatwa No.33 tahun
2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah
5.
Fatwa No.40 tahun
2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang
Pasar Modal.
6.
Fatwa No.41 tahun
2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah.
Bentuk ideal dari pasar modal Syariah dapat dicapai
dengan islamisasi empat pilar pasar modal, yaitu:
1)
Emiten (perusahaan)
dan efek yang diterbitkannya didorong untuk memenuhi kaidah Syariah, keadilan,
kehati-hatian dan transparansi.
2)
Pelaku pasar
(investor) harus memiliki pemahaman yang baik tentang ketentuan muamalah,
manfaat dan risiko transaksi di pasar modal.
3)
Infrastruktur
informasi bursa efek yang jujur, transparan dan tepat waktu yang merata di
publik yang ditunjang oleh mekanisme pasar yang wajar.
4)
Pengawasan dan penegakan
hukum oleh otoritas pasar modal dapat diselenggarakan secara adil, efisien,
efektif dan ekonomis.
Selain itu prinsip-prinsip Syari’ah juga akan memberikan
penekanan (emphasis) pada:
1)
Kehalalan produk atau
jasa dari kegiatan usaha, karena menurut prinsip Syariah manusia hanya boleh
memperoleh keuntungan atau penambahan harta dari hal-hal yang halal dan baik.
2)
Adanya kegiatan usaha
yang spesifik dengan manfaat yang jelas, sehingga tidak ada keraguan akan hasil
usaha yang akan menjadi obyek dalam perhitungan keuntungan yang diperoleh.
3)
Adanya mekanisme bagi
hasil yang adil –baik dalam untung maupun rugi- menurut penyertaan masing-masing
pihak.
4)
Penekanan pada
mekanisme pasar yang wajar dan prinsip kehati-hatian baik pada emiten maupun
investor. (Tim Studi Tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia, 2004)
b. Bentuk Pasar Modal
Sunariyah
(2004:12-16) pasar modal berdasarkan macam-macam dan proses penyelenggaraan
transaksi, pasar modal dibedakan menjadi:
1). Macam-macam pasar modal
1)
Pasar
Perdana (Primary Market) yaitu penawaran saham dari emiten kepada
investor selama waktu yang telah ditetapkan oleh pihak yang menerbitkan sebelum
saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Harga saham di pasar ini
ditentukan oleh penjamin emisi dan perusahaan yang menerbitkan saham (emiten).
2)
Pasar
Sekunder (Secondary Market) yaitu perdagangan saham setelah melewati
penawaran di pasar perdana. Jadi pasar sekunder merupakan pasar dimana saham
dan sekuritas lainnya diperjual-belikan secara luas setelah penjualan di pasar
perdana. Harga saham di pasar sekunder ditentukan oleh pemerintah dan penawaran
antara pembeli dan penjual menurut mekanisme pasar.
3)
Pasar
Ketiga (Third Market) yaitu tempat perdagangan saham di luar bursa (over
the counter market). Di Indonesia pasar ini disebut bursa pararel, yaitu
suatu sistem perdagangan efek atau surat berharga yang terorganisir di luar
bursa efek resmi, dalam bentuk pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh
Perserikatan dan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) dengan diawasi dan
dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
4)
Pasar
Keempat (Fourth Market) pada dasarnya merupakan suatu bentuk perdagangan
efek antar pemodal atau investor dengan kata lain berupa pengalihan saham dari
satu pemegang saham ke pemegang saham lainnya tanpa melalui perantara
perdagangan efek atau lembaga lainnya.
2). Pasar modal ditinjau dari proses transaksi
a)
Pasar Spot, yaitu pasar keuangan
yang memperdagangkan sekuritas untuk diserahkan secara langsung (spontan).
Artinya jika seseorang membeli suatu jasa-jasa finansial maka pada saat itu
juga akan menerima jasa yang dibeli tersebut.
Dalam Islam transaksi ini hukumnya adalah boleh, karena dianggap tunai,
sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai proses penyelesaian yang tidak bisa
dihindari (ِمَّما
لاَ ُبَّد مِنْهُ)
dan merupakan transaksi internasional. (Fatwa DSN NO: 28/DSN-MUI/III/2002 Tentang Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf))
b)
Pasar
Future atau Forward, yaitu pasar keuangan dimana penyerahan
sekuritas dilakukan pada waktu yang akan datang sesuai dengan kesepakatan.
Proses transaksi tersebut memuat kesepakatan waktu terjadinya transaksi dan
saat penyerahan harus dilakukan sehingga perpindahan kekayaan memerlukan jangka
waktu tertentu.
Transaksi Forward dalam Islam Hukumnya adalah haram, karena harga yang
digunakan adalah harga yang diperjanjikan (muwa'adah) dan penyerahannya
dilakukan di kemudian hari, padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum
tentu sama dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk forward
agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari (lil hajah). (Fatwa DSN
NO: 28/DSN-MUI/III/2002 Tentang Jual
Beli Mata Uang (Al-Sharf))
c)
Pasar Opsi, yaitu pasar keuangan
yang memperdagangkan hak untuk menentukan pilihan (menjual atau membeli)
terhadap saham atau obligasi, pilihan tersebut adalah persetujuan atau kontrak
hak pemegang saham untuk membeli atau menjual dalam waktu tertentu.
Dalam Islam, pasar opsi yaitu kontrak untuk memperoleh hak dalam rangka
membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus dilakukan atas sejumlah unit
valuta asing pada harga dan jangka waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya
haram, karena mengandung unsur maisir (spekulasi). (Fatwa DSN NO:
28/DSN-MUI/III/2002 Tentang Jual Beli
Mata Uang (Al-Sharf))
c. Peranan Pasar Modal
Menurut
Jogiyanto (2003:11) bahwa, “pasar modal mempunyai peranan yang penting dalam
suatu negara, bahkan dapat dikatakan bahwa pasar modal merupakan indikator
keberhasilan perekonomian suatu negara”. Peranan pasar modal adalah:
a.
Sebagai
sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan
menjual saham dan mengeluarkan obligasi.
b.
Untuk
menarik pembeli dan penjual untuk berpartisipasi, pasar modal harus bersifat
likuid dan efisien.
c.
Pasar
modal juga mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang produktif untuk
memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke peminjam.
Sementara
itu, Husnan (2001:4-5) mengemukakan bahwa, “keberadaan pasar modal mempunyai
beberapa daya tarik dari para investor, antara lain sebagai berikut:
1)
Pasar
modal akan bisa menjadi alternatif penghimpun dana selain sistem perbankan.
Pasar modal memungkinkan perusahaan menerbitkan sekuritas yang berupa surat
tanda hutang (obligasi) ataupun surat tanda kepemilikan (saham).
2)
Pasar
modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai pilihan investasi yang
sesuai dengan preferensi resiko mereka. Dengan adanya pasar modal, para pemodal
memungkinkan untuk melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio
(atau gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan resiko yang mereka
tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan.
d. Instrumen Pasar Modal
Instrumen
pasar modal pada prinsipnya merupakan semua jenis surat berharga (securitas).
Adapun pengertian dari beberapa instrumen pasar modal yang umum diperdagangkan,
adalah sebagai berikut:
1)
Saham
(Stock), merupakan suatu surat penyertaan atau kepemilikan seseorang
atau badan dalam suatu perusahaan.
2)
Rights, merupakan hak yang diberikan kepada
pemegang saham lama untuk membeli tambahan saham baru yang diterbitkan oleh
suatu perusahaan.
3)
Obligasi
(Bond), merupakan bukti hutang dari emiten yang dijamin oleh pihak
penganggung yang mengandung suatu janji pembayaran bunga atau janji lainnya
serta pelunasan pokok pinjaman yang akan dilakukan pada tanggal jatuh tempo.
4)
Waran
(Warrant), merupakan hak yang diberikan kepada pemilik obligasi untuk
membeli sejumlah tertentu saham penerbit obligasi dimasa yang akan datang
dengan harga yang telah ditentukan.
2.
Saham
a. Pengertian Saham
Pengertian
saham secara umum adalah surat bukti atau tanda kepemilikan bagian modal pada
suatu perseroan terbatas yang memberikan keuntungan dalam bentuk deviden dan capital
gain. Husnan (2001:285)
mendefinisikan saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang
berbentuk perseroan terbatas (PT). Pemilik saham suatu perusahaan disebut
sebagai pemegang saham, merupakan pemilik saham.
Sugiyarso
dan Winarni (2005:32), “saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh
sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau yang biasa
disebut emiten”.
Menurut
Harianto dan Sudomo (1998:66), “Saham adalah surat bukti pemilikan bagian modal
atau tanda penyertaan modal pada perusahaan yang memberi hak atas deviden dan
lain-lain menurut besar kecil modal disetor”.
Dari beberapa
pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda penyertaan atau
pemilikan seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan. Sedangkan
keuntungan yang dapat diperoleh dengan memiliki saham yaitu, dividen dan
capital gain.
Sedangkan dalam
islam, saham syariah adalah salah satu bentuk dari saham biasa yang memiliki
karakteristik khusus berupa kontrol yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup
kegiatan usaha. Di Indonesia saham syariah dimasukkan dalam perhitungan Jakarta
Islamic Index (JII) yang merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT.
Bursa Efek Jakarta yang merupakan subset dari Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG). Bagi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Indeks, mereka
dinilai telah memenuhi penyaringan syariah dan kriteria untuk indeks. (Tim
Studi Tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia, 2004)
b. Jenis-Jenis Saham
Menurut
jenisnya saham dibedakan menjadi dua yaitu saham biasa dan saham preferent.
1). Saham Biasa (Common Stock)
Saham
biasa adalah bukti tanda kepemilikan atas suatu perusahaan. Keuntungan yang
dinikmati oleh pemegang saham biasa berasal dari pembayaran deviden dan
kenaikan harga saham. Deviden akan dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh
laba. Besar kecilnya deviden yang diterima oleh pemegang saham tidak tetap,
tergantung dari Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Tendelilin
(2001:18) mendefinisikan saham biasa (common stock) sebagai, “sekuritas yang
menunjukkan bahwa pemegang saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas
aset-aset perusahaan”. Oleh karena itu, sebagai salah satu pemilik perusahaan
pemegang saham mempunyai hak-hak. Hak
tersebut antara lain:
a)
Pemegang
saham biasa mempunyai hak suara pada Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat
Umum Luar Biasa (RULBS).
b)
Mempunyai
wewenang untuk memilih direktur perusahaan, memilih manajemen seperti komisaris
dan direksi perusahaan.
c)
Mempunyai
hak terlebih dahulu untuk membeli saham pada perusahaan yang bersangkutan
sebelum dibeli oleh investor baru.
d)
Pemegang
saham biasa diberi hak atas laba bersih perusahaan sebagai laba atas dana yang
diinvestasikan, hal ini berbentuk deviden.
e)
Pemilik
saham biasa mendapatkan hak untuk memperoleh pembagian kekayaan perusahaan
apabila perusahaan dinyatakan bangkrut, dimana pembagian kekayaan tersebut akan
dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
f)
Pemegang
saham biasa mempunyai hak melihat atau mengetahui hasil RUPS dan daftar para
pemegang saham suatu perusahaan serta mempunyai akses yang tidak terbatas untuk
akses pembukuan keuangan perusahaan, kecuali kalau dibatasi oleh suatu keadaan
tertentu.
Sedangkan
dalam Islam saham jenis ini boleh diperdagangkan karena saham sesuai dengan
terminologi yang melekat padanya, maka saham yang dimiliki seseorang
menunjukkan sebuah bukti kepemilikan atas perusahaan tertentu yang berbentuk
aset, sehingga saham merupakan cerminan atas aset tertentu. Saham biasa (Coomon
Stock) menurut para ulama boleh dikarenakan saham jenis ini mempunyai
prinsip keadilan dan keterbukaan yang merata buat semua pemegang saham. Namun,
aturan dan norma jual beli saham tetap mengacu pedoman jual beli yakni tercapai
rukun, syarat, aspek an-taradhin, serta terhindar dari unsur-unsur yang
merusat atau tidak mengesahkan jual beli saham tersebut. (Huda dan Nasution,
2007: 65)
2).
Saham Preferen (Preffered Stock)
“Saham preferen (Preffered Stock) merupakan saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa
menghasilkan pendapatan tetap (seperti obligasi) dan juga mendapatkan hak
kepemilikan seperti saham biasa”, (Tandelilin, 2001:18). Saham preferen adalah
jenis saham lain sebagai alternatif dari saham biasa Pemegang saham preferen
akan mendapatkan hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan setelah
dikurangi dengan pembayaran kewajiban pemegang obligasi dan hutang (sebelum
pemegang saham biasa mendapatkan haknya).
Dikatakan
preferen, karena saham ini memiliki keistimewaan diantaranya sebagai berikut
(Hartono dalam Puspaningsih, 2006: 17):
a). Preferen terhadap deviden
(1)
Pemegang
saham preferen mempunyai hak untuk menerima deviden terlebih dahulu dibandingkan
dengan pemegang saham biasa.
(2)
Pemegang
saham preferan mempunyai hak deviden komulatif, yaitu memberikan hak kepada
pemegang sahamnya untuk menerima dividen tahun-tahun sebelumnya yang belum
dibayarkan sebelum pemegang saham biasa menerina devidennya.
b). Preferen terhadap likuidasi
Pemegang saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu atas aktiva
perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki oleh saham biasa pada saat
terjadi likuidasi. Besarnya hak atas aktiva pada saat likuidasi adalah sebesar
nilai nominal saham preferennya, termasuk semua dividen yang belum dibayar jika
bersifat kumulatif.
Dalam
pandangan syariah saham preferen cenderung tidak diperbolehkan karena dua
alasan yang tidak dapat diterima secara konsep syariah. Dua alasan terebut
ialah :
a.
Adanya
keuntungan tetap (predeterminant reneveu), yang dikategorikan oleh sebagian
ulama sebagai riba.
b.
Pemilik
saham preferen mendapat hak istimewa terutama pada saat perusahaan dilikuidasi.
Hal ini mengandung unsur ketidakadilan. (Huda dan Nasution, 2007: 66)
c. Keuntungan dan Kerugian Membeli Saham
Dalam
membeli saham seorang investor perlu memperhatikan keuntungan dan kerugian yang
akan didapatnya dalam membeli saham. Keuntungan membeli saham antara lain
sebagai:
1)
Deviden
Yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan penerbit saham
tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan.
2)
Capital
Gain
Merupakan
selisih keuntungan dari harga jual dan harga beli yang lebih tinggi, yang
disebut juga selisih kenaikan kurs yang lebih tinggi dibandingkan dengan kurs
pada waktu membelinya
3)
Saham
Bonus
Saham
bonus yaitu saham yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham yang
diambil dari agio saham. Agio saham adalah selisih antara harga perdana tehadap
harga nominal.
Sedangkan
kerugian dari membeli saham, antara lain sebagai berikut
1) Tidak Mendapat Deviden
Perusahaan
akan membagikan dividen jika operasional perusahaan menghasilkan keuntungan.
Dengan demikian perusahaan tidak akan membagi-kan dividen jika perusahaan
tersebut mengalami kerugian.
2) Capital
Loss
Dalam
aktivitas perdagangan saham tidak selalu pemodal mendapat capital gain ada
kalanya pemodal harus menjual dengan harga jauh lebih rendah dengan harga beli.
3)
Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi
Dalam
kondisi perusahaan dilikuidasi maka pemegang saham akan menempati posisi
terakhir dalam pembagian aset perusahaan dibanding kreditor.
4)
Saham di delist dari bursa (Delisting)
“Delisting adalah tindakan mengeluarkan suatu
saham yang telah tercatat dibursa efek karena kurang memenuhi kriteria yang
ditentukan oleh manajemen bursa efek atau atas permintaan emiten, sehingga saham
tersebut tidak dapat diperdagangkan lagi dibursa efek tersebut”, (Sunariyah,
2004:37-38).
Suatu
saham di delist dari bursa umumnya karena kinerja yang buruk misalnya
dalam kurun waktu tertentu tidak pernah diperdagangkan, mengalami kerugian
beberapa tahun, tidak membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa
tahun dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan Peraturan Pencatatan Efek di
Bursa.
d. Penilaian Harga Saham
Dalam
penilaian harga saham dikenal adanya tiga jenis nilai saham yaitu: nilai buku,
nilai pasar, nilai intrisik saham. Nilai buku merupakan nilai yang
dihitung dari pembukuan perusahaan penerbit saham. Nilai pasar adalah nilai
saham tersebut bila berada di pasaran. Sedangkan nilai intrinsik ialah
sebenarnya atau seharusnya dari saham tersebut. Dengan memahami ketiga konsep
nilai saham maka kita dapat mengetahui saham-saham yang tumbuh dan yang
murah.
3. Stock Split (Pemecahan Saham)
a. Pengertian Stock Split
(Pemecahan Saham)
Pemecahan saham
merupakan satu aktivitas yang dilakukan oleh para manajer perusahaan dengan
melakukan perubahan terhadap jumlah saham yang beredar dan nilai nominal
perlembar saham sesuai dengan split factor. Split factor merupakan
perbandingan jumlah saham yang beredar sebelum dilakukannya split dengan
jumlah saham yang beredar setelah dilakukannya split.
Jogiyanto
(2003:415), “Stock split berarti memecah selembar saham menjadi n lembar
saham, dimana harga perlembar saham baru setelah di stock split adalah sebesar
1/n dari saham sebelumnya”. Menurut Ewijaya dan Nur Indriantoro (1999:55),
menyatakan bahwa “Stock split adalah, perubahan nilai nominal per lembar
saham dan menambah jumlah lembar saham yang beredar sesuai dengan faktor
pemecahan (split factor)”
Kesimpulan
dari pengertian di atas bahwa, pemecahan saham akan meningkatkan jumlah lembar
saham yang diperdagangkan dan secara proporsi akan menurunkan nilai per lembar
sahamnya. Pemecahan saham merupakan kosmetika saham, dalam arti bahwa tindakan
perusahaan tersebut merupakan upaya pemolesan saham agar terlihat lebih menarik
di mata investor.
Sedangkan dalam Islam melarang setiap aktivitas
perekonomian yang mengandung unsur paksaan, mafsadah (tidak bermanfaat), dan
gharar (penipuan). Namun, perdagangan Islam mengizinkan adanya sistem kerja
sama (syirkah). Terkait dengan penentuan adanya stock split yang
dilakukan perusahaan itu tidak mengandung unsur paksaan karena keputusan
tersebut telah disepakati sebelumnya dalam rapat umum pemegang saham yang
dilakukan oleh perusahaan dan juga stock split ini dilakukan pada semua
saham yang beredar sehingga prinsip keadilan dan merata juga ada karena semua
pemegang mendapat split faktor yang sama. Serta, dengan adanya stock
split harga menjadi turun dan diharapkan akan semakin terjangkau oleh
investor lainnya. Hal ini sesuai dengan Al-Quran surat Surat Al Hasyr ayat 7,
yang berbunyi:
!$¨B uä!$sùr& ª!$# 4n?tã ¾Ï&Î!qßu ô`ÏB È@÷dr& 3tà)ø9$# ¬Tsù ÉAqß§=Ï9ur Ï%Î!ur 4n1öà)ø9$# 4yJ»tGuø9$#ur ÈûüÅ3»|¡yJø9$#ur Èûøó$#ur È@Î6¡¡9$# ös1 w tbqä3t P's!rß tû÷üt/ Ïä!$uÏYøîF{$# öNä3ZÏB 4 !$tBur ãNä39s?#uä ãAqß§9$# çnräãsù $tBur öNä39pktX çm÷Ytã (#qßgtFR$$sù 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ( ¨bÎ) ©!$# ßÏx© É>$s)Ïèø9$#
Artinya : Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan
Allah kepada RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota
Maka adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar
di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan Rasul
kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah.
dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat keras hukumannya. (Al Hasyr :7)
b. Jenis-jenis Stock Split
Akmila dan Kusuma
(2003:37) dalam Puspitaningsih (2006) ada dua jenis stock split
(pemecahan saham) yang dapat dilakukan, yaitu:
1). Pemecahan Naik (split-up atau forward split)
Pemecahan naik (Split-up) adalah
penurunan nilai nominal per lembar saham sehingga mengakibatkan bertambahnya
jumlah saham yang beredar. Misalnya, satu lembar saham dipecah menjadi dua, hal
ini berarti setiap satu lembar saham lama akan ditukar dengan dua lembar saham.
2). Pemecahan Turun (split-down atau reverse split)
Pemecahan turun (split-down) adalah
peningkatan nilai nominal per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang
beredar. Misalnya, dua lembar saham dipecah menjadi satu, hal ini berarti untuk
setiap dua lembar saham akan ditukarkan dengan satu lembar saham baru.
c. Tujuan Stock Split
Manajer-manajer
perusahaan mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam melakukan stock split
terhadp sahamnya, karena manajer mempunyai alasan ketika benar-benar melakukan stock
split.
Menurut Halim
(2005:97), “Tujuan dilakukan pemecahan saham adalah untuk menjaga harga pasar
saham agar tidak terlalu tinggi sehingga sahamnya lebih memasyarakat dan lebih
banyak diperdagangkan”.
Stock split bertujuan agar perdagangan suatu saham menjadi lebih
likuid, karena jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak dan harganya
menjadi lebih murah. Hal ini akan sangat efektif bila dilakukan pada
saham-saham yang harganya cukup tinggi (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:131).
Menurut
Keown, et. al, (1996) dalam Rohana et al, (2003), ada beberapa alasan manajer
perusahaan melakukan stock split antara lain sebagai berikut:
1)
Supaya
harga saham tidak terlalu mahal sehingga dapat meningkatkan jumlah pemegang
saham dan meningkatkan likuiditas perdagangan saham.
2)
Untuk
mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata-rata saham kepada kisaran yang
telah ditargetkan.
3)
Untuk
membawa informasi mengenai investasi yang berupa perningkatan laba dan deviden
kas.
Keiso
dan Weygant (2004:822) juga mengutip dari The DH&S Review tanggal 12 Mei
1986, yang menyatakan bahwa alasan dibalik pemecahan saham antara lain:
1)
Untuk
menyesuaikan harga pasar saham perusahaan hingga tingkat di mana lebih banyak
individu dapat berinvestasi dalam saham.
2)
Untuk
menyebarkan dasar pemegang saham dengan meningkatkan jumlah saham yang beredar
dan membuatnya lebih dapat dipasarkan.
3)
Untuk
menguntungkan pemegang saham yang ada dengan memungkinkan mereka mengambil
manfaat dari suatu penyelesaian pasar yang tidak sempurna sesudah pemecahan
tersebut.
Kesimpulan
dari beberapa alasan dilakukannya pemecahan saham (stock split) yang
telah dipaparkan di atas mempunyai tujuan, antara lain:
1)
Meningkatkan
jumlah pemegang saham.
2)
Mengembalikan
ukuran perdagangan rata-rata saham pada rentang perdagangan tertentu.
3)
Menyampaikan
informasi mengenai prospek peningkatan return masa depan yang substansial.
d. Manfaat Stock Split
Bagi
sebagian pihak khususnya para emiten, pemecahan saham diyakini dapat memberikan
berbagai manfaat bagi mereka. Menurut pendapat McGough (1993) dalam Ewijaya dan
Nur Indriantoro (1991:121), mengemukakan bahwa manfaat pada umumnya yang
diperoleh dari stock split adalah penurunan harga saham yang selanjutnya
menambah daya tarik investor untuk memiliki saham tersebut sehingga membuat
saham menjadi likuid untuk diperdagangkan.
Menurut
Indah Kurniawati (2003:266), beberapa pelaku pasar khususnya para emiten mempunyai
pendapat bahwa stock split memiliki berbagai macam manfaat diantaranya
adalah:
1)
Harga
saham yang lebih rendah setelah stock split akan meningkatkan daya tarik
investor untuk membeli sejumlah saham yang lebih besar sehingga dapat mengubah investor
odd lot menjadi investor round lot.
2)
Meningkatkan
daya tarik investor kecil untuk melakukan investasi.
3)
Meningkatkan
jumlah pemegang saham sehingga pasar akan menjadi likuid.
4)
Sinyal
yang positif bagi pasar bahwa kinerja manajemen perusahaan bagus dan memiliki
prospek yang baik.
e. Teori-Teori yang
Mendasari Kebijakan Stock Split
Marwata
(2000) dalam Suntoro dan Subekti (2003) menjelaskan bahwa dua teori mengenai
pemecahan saham adalah signaling theory dan trading range theory.
1). Signalling
Theory
Signalling theory
menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan informasi kepada investor tentang
prospek peningkatan return yang substansial. Return yang meningkat tersebut
dapat diprediksi dan merupakan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka
panjang (Baker dan Powell, 1993 dalam Subekti dan Suntoro, 2003). Pengumuman
pemecahan saham dianggap sebagai sinyal yang diberikan oleh manajemen kepada
publik bahwa perusahaan memilki prospek yang bagus di masa depan. Analis akan
menangkap sinyal tersebut dan kemudian menggunakannya untuk memprediksi
peningkatan earning jangka panjang. Reaksi pasar terhadap pemecahan saham
sebenarnya bukan terhadap tindakan pemecahan saham yang tidak memiliki nilai
ekonomis itu sendiri, melainkan terhadap prospek perusahaan di masa depan yang
disinyalkan oleh pemecahan saham tersebut.
Baker
dan Powell (1993) dalam Suntoro dan Subekti (2003:121) menjelaskan signalling
theory pemecahan saham dengan menggunakan penjelasan asimetri informasi.
Manajemen memiliki informasi lebih tentang prospek perusahaan dibandingkan
pihak luar (investor). Pemecahan saham merupakan upaya untuk menarik
investor dengan memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki kondisi bagus.
Pemecahan saham memerlukan biaya, oleh karena itu hanya perusahaan yang
mempunyai prospek bagus saja yang mampu melakukannya (Copeland, 1979 dalam
Subekti dan Suntoro, 2003:121). Jika kondisi perusahaan tidak bagus, maka
perusahaan tidak akan melakukan pemecahan saham.
Signalling
theory
menyatakan bahwa stock split memberikan sinyal yang positif karena
manajer perusahaan akan menginformasikan prospek masa depan yang baik dari
perusahaan kepada publik yang belum mengetahuinya. Hasil penelitian Rohana dkk
(2003:121), menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan pemecahan saham
mengalami reaksi pasar yang positif yang bukan disebabkan oleh informasi
tentang kemungkinan perusahaan akan membagikan deviden, namun lebih
disebabkan karena kemungkinan peningkatan laba akuntansi.
2). Trading
Range Theory
Trading
range theory
menyatakan bahwa pemecahan saham akan meningkatkan likuiditas perdagangan
saham. Menurut teori ini, harga saham yang terlalu tinggi (overprice)
menyebabkan kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan sehingga mendorong
perusahaan melakukan stock split. Dengan adanya pemecahan saham, harga
saham menjadi tidak terlalu tinggi, sehingga akan semakin banyak investor yang
mampu bertransaksi. Ikenberry et al. (1996) dalam Rohana, et al. (2003:604)
menyatakan bahwa, “stock split mengakibatkan terjadinya penataan kembali
harga saham pada rentang yang lebih rendah”. Survey yang dilakukan oleh Baker
dan Gallagher (1980) dalam Rozef (1998), “menunjukkan bahwa manajer cenderung
untuk menyebutkan alasan likuiditas ini sebagai motivasi pemecahan saham”.
Meski stock split diyakini memberikan manfaat baik bagi investor maupun
emiten, namun pelaksanaan aktivitas stock split masih menimbulkan
pendapat yang bertentangan. Copeland (1979) dalam Rohana et al. (2003:604)
menemukan bahwa, “likuiditas mengalami penurunan setelah pemecahan saham, yaitu
volume perdagangan menjadi lebih rendah dibandingkan sebelumnya”.
4. Abnormal Return
Efisiensi pasar dapat diuji dengan melihat abnormal return yang
terjadi. Pasar dikatakan tidak efisien jika satu atau beberapa pelaku pasar
dapat menikmati abnormal return dalam jangka waktu yang cukup lama. Abnormal
return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang
sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal
merupakan return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor).
Dengan demikian abnormal return adalah selisih antara return
sesungguhnya yang terjadi dengan return ekspektasi.
Para
investor tentunya mengharapkan return yang akan diterima proporsional dengan
pengorbanan yang dikeluarkan. Akan tetapi dalam prakteknya, tidaklah selalu
demikian. Fenomena inilah yang dikenal dengan istilah abnormal return,
yang dihitung dari selisih antara return yang sesungguhnya terjadi (accrual
return) dengan return yang diharapkan oleh investor (expected return).
Formula
yang digunakan untuk menghitung abnormal return (Jogiyanto, 2003:433)
adalah sebagai berikut:
ARi.t = Ri.t - E(Ri.t)
Notasi:
ARi.t
= abnormal return saham ( i ) pada periode ke- t
Ri.t
= actual return saham ( i ) pada periode ke- t
E(Ri.t) = return ekspektasi saham (i) pasar
pada periode ke- t
Return
sesunguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t yang merupakan
selisih harga sekarang relatif terhadap harga sebelumnya atau dapat dihitung
dengan rumus (Pi.t - Pi.t-1) / (Pi.t-1). Sedangkan return
ekspektasi merupakan return yang diestimasi yang diharapkan oleh investor.
Brown dan Warner (1985) dalam Jogiyanto (2003:434) menggunakan:
a. Mean-adjusted
return model
Disebut juga dengan model disesuaikan rata-rata, model ini menganggap
bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama dengan rata-rata return
realisasinya selama periode estimasi. Persamaan Mean-adjusted return
model adalah sebagai berikut:
![]() |
E[Ri.t] =
Notasi:
E[Ri.t] = return ekspektasi
sekuritas i pada periode peristiwa ke-t
Ri.t
= return realisasi sekuritas i pada periode estimasi
ke-t
T
= lamanya periode estimasi yaitu dari t1 sampai t2
b. Market
model
Untuk perhitungan dengan menggunakan
market model dilakukan dua tahap yang pertama membentuk model ekspektasi dengan
menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan kedua menggunakan model
ekspektasi tersebut untuk mengestimasi return normal periode jendela.
Persamaan
market model yaitu:
[Ri.j] = i + βi ∙ RM.j + ε i.j
Notasi:
E[Ri.j] = return ekspektasi
sekuritas i pada periode estimasi ke-j
i = intercept untuk sekuritas i
βi = koefisien slope yang merupakan beta
dari sekuritas i
Rm.j = return indeks pasar pada periode estimasi
ke-t yang dapat dihitung dengan rumus Rm.j = (IHSGj – IHSGj-1) /
(IHSGj-1),
dimana IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan
ε i.t =
kesalahan residu sekuritas i pada periode estimasi ke-j
c. Market-adjusted model
Model ini menganggap bahwa penduga
terbaik untuk mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar
pada saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu menggunakan
periode estimasi, karena return sekuritas yang diestimasi adalah sama dengan
return indeks pasar.
5. Trading Volume Activity (TVA)
Trading
Volume Activity
(TVA), yang juga disebut dengan aktivitas volume perdagangan saham merupakan
salah satu instrumen yang dapat untuk melihat reaksi pasar modal terhadap
informasi-informasi yang masuk pada pasar modal.
Foster
(1986) dalam Suntoro dan Subekti (2003) menyatakan “Trading Volume Activity merupakan
suatu instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap
suatu informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di
pasar”.
Suryawijaya
(1998:42), “Trading Volume Activity merupakan suatu instrumen yang dapat
digunakan untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu informasi melalui
parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar”.
Trading
volume activity
(Aktivitas volume perdagangan) merupakan penjualan dari setiap transaksi yang
terjadi di bursa saham pada saat waktu dan saham tertentu, dan merupakan salah
satu faktor yang juga memberikan pengaruh terhadap pergerakan harga saham.
Volume transaksi merupakan unsur kunci dalam melakukan prediksi terhadap
pergerakan harga saham.
Trading
Volume Avtivity (TVA) dianggap sebagai ukuran dari kekuatan atau kelemahan
pasar. Ketika TVA cenderung mengalami peningkatan saat harga mengalami
peningkatan penurunan, maka pasar diindikasikan dalam keadaan bearish. Ketika trading
volume activity cenderung meningkat selama harga mengalami peningkatan maka
pasar di indikasikan dalam keadaan bullish. Ketika TVA cenderung
mengalami penurunan selama harga mengalami penurunan maka pasar berada dalam
keadaan bullish. Dan ketika volume perdagangan cenderung mengalami
penurunan selama harga mengalami kenaikan maka pasar dalam keadaan bearish.
Perhitungan
Trading Volume Activity dilakukan dengan membandingkan jumlah saham
perusahaan yang diperdagangkan dalam suatu periode tertentu dengan keseluruhan
jumlah saham yang beredar dari perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama,
menurut Jones, Charles P. (1986:375) didapat persamaan sebagai berikut:
TVA =
|
Jumlah saham i yang diperdagangkan pada waktu t
Jumlah saham i yang beredar pada waktu t
|
Notasi:
TVA = Trading Volume Activity (aktifitas
volume perdagangan)
6)
Kerangka
Berfikir
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
![]() |
7. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang perumusan masalah dan tujuan penelitian, maka
dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
a.
Pasar
modal bereaksi terhadap peristiwa stock split yang ditunjukkan dengan
adanya abnormal return dan perubahan Trading Volume Activity
b.
Terdapat
perbedaan signifikan abnormal return dan Trading Volume
Activity perusahaan sebelum dan sesudah peristiwa stock split
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta yang terdapat pada pojok
BEJ Universitas Muhammadiyah Malang, karena data di sana dirasa cukup untuk
bahan dalam penelitian ini.
B. Jenis dan
Pendekatan Penelitian
Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian event study. Menurut Jogiyanto
(2003:318), studi peristiwa (event study) “merupakan studi yang
mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang
informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman”. Event study dapat
digunakan untuk menguji kandungan informasi (information content) dari
suatu pengumuman. Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat
reaksi dari suatu pengumuman. Peristiwa yang diuji adalah peristiwa stock
split.
Sedangkan
pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif, dimana penelitian mencoba
menjelaskan apakah ada hubungan yang signifikan antara variabel independent
dengan variabel dependent melalaui uji satatistik.
C. Populasi dan Sampel
Populasi
adalah keseluruhan aspek penelitian (Arikunto, 1998:115). Populasi dari
penelitian ini adalah keseluruhan perusahaan go public yang terdaftar di Bursa
Efek Jakarta yang melakukan kebijakan stock split selama tahun 2005-2007 dari
data terakhir diperoleh 28 perusahaan. Dari populasi tersebut. Kemudian dipilih
beberapa perusahaan untuk dijadikan sampel. “Sampel adalah bagian atau populasi
yang diteliti” (Arikunto, 1998:117). Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian
ini diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. “Metode purposive
sampling adalah pemilihan sampel secara tidak acak yang informasinya diperoleh
dengan menggunakan pertimbangan tertentu, yang pada umumnya disesuaikan dengan
tujuan atau masalah penelitian” (Indriantoro dan Supomo, 2002:131). Kriteria
untuk menentukan sampel adalah :
1.
Tidak
mengalami pembatalan perdagangan saham (suspending) selama tahun
2005-2007.
2.
Memiliki
data yang dibutuhkan untuk penelitian secara lengkap.
3.
Tidak
melakukan corporate action lain selama periode pengamatan (event window),
seperti right issue, warrant, additional shares, pengumuman
dividen, saham bonus, merger dan lain-lain.
4.
Hanya
melakukan kebijakan stock split sebanyak satu kali dalam tahun yang
bersangkutan.
5.
Hanya
melakukan kebijakan stock split berupa kebijakan pemecahan naik (split-up)
atas saham beredarnya. Yang dimaksud dengan pemecahan naik (split-up) adalah
pemecahan saham dengan rasio penurunan nilai nominal per lembar saham, sehingga
yang akan mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar.
Dari
28 perusahaan yang melakukan stock split periode 1 januari 2005- 31
desember 2007 ada 7 kegiatan stock split yang tidak layak menjadi sampel
penelitian ini, yakni PT. Buana Finance Tbk. (BBLD) karena pada periode
pengamatan juga malakukan warant, PT. Humpuss Intermoda Transportasi
Tbk. (HITS) yang dalam tahun pengamatan telah melakukan stock split dua kali
yakni 15 Des 2005 dan 11 Sep 2007 dan PT. Lippo Karawaci Tbk. (LPKR) yang
malakukan stock split dua kali dalam tahun pengamatan yakni 28 Juli 2006
dan tanggal 26 Desember 2007, serta melakukan warant pada 28 juli 2006.
Sedangkan PT. Tigaraksa Satria Tbk. (TGKA) yang melakukan stock split pada 30
Agu 2005 dan PT. Jaya Pari Steel Tbk. (JPRS) stock split pada 12 Des 2007 tidak
diambil sebagai sampel karena data yang dibutuhkan untuk penelitian tidak
ditemukan dan tidak lengkap. Sehingga dari hasil akhir yang memenuhi
kualifikasi sebagai sampel penelitian ini adalah sebanyak 21 emiten.
Tabel 3.1
Daftar Emiten Yang Memenuhi Kriteria
Sebagai Sampel Periode 2005-2007
No
|
Kode Emiten
|
Nama Perusahaan
|
Tanggal Pemecahan
|
Split Faktor
|
Harga
|
|
Sebelum
|
Sesudah
|
|||||
1
|
SMAR
|
PT. Sinar Mas Agro Resources and technology Tbk.
|
20 Jun 2005
|
1 : 5
|
Rp. 1000,-
|
Rp. 200,-
|
2
|
CTRS
|
PT. Ciputra Surya Tbk.
|
25 Jul 2005
|
1 : 2
|
Rp. 500,-
|
Rp. 250,-
|
3
|
HEXA
|
PT. Hexindo Adiperkasa Tbk.
|
01 Sep 2005
|
1 : 5
|
Rp. 500,-
|
Rp. 100,-
|
4
|
PRAS
|
PT. Prima Alloy Steel Universal Tbk.
|
20 Sep 2005
|
1 : 5
|
Rp. 500,-
|
Rp. 100,-
|
5
|
TMAS
|
PT. Pelayaran tempuran Emas Tbk.
|
17 Mar 2006
|
1 : 2
|
Rp. 250,-
|
Rp. 125,-
|
6
|
DPNS
|
PT. Duta Pertiwi Nusantara Tbk.
|
08 Jun 2006
|
1 : 2
|
Rp. 500,-
|
Rp. 250,-
|
7
|
PJAA
|
PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk.
|
10 Jul 2006
|
1 : 2
|
Rp. 500,-
|
Rp. 250,-
|
8
|
JRPT
|
PT. Jaya Real Property Tbk.
|
14 Agu 2006
|
1 : 5
|
Rp. 500,-
|
Rp. 100,-
|
9
|
TSPC
|
PT. Tempo Scan Pacific Tbk.
|
14 Sep 2006
|
1 :10
|
Rp. 500,-
|
Rp. 100,-
|
10
|
EKAD
|
PT. Ekadharma International Tbk.
|
19 Okt 2006
|
1 : 2
|
Rp. 100,-
|
Rp. 50,-
|
11
|
APOL
|
PT. Arpeni Pratama Ocean Line Tbk.
|
24 Nov 2006
|
1 : 2
|
Rp. 500,-
|
Rp. 250,-
|
12
|
PLIN
|
PT. Plaza Indonesia Realty Tbk.
|
26 Des 2006
|
1 : 5
|
Rp. 1000,-
|
Rp. 200,-
|
13
|
BMTR
|
PT. Bimantara Citra Tbk.
|
24 Apr 2007
|
1 : 5
|
Rp. 500,-
|
Rp. 100,-
|
14
|
DAVO
|
PT. Davomas Abadi Tbk.
|
28 Mei 2007
|
1 : 2
|
Rp. 100,-
|
Rp. 50,-
|
15
|
ANTM
|
PT. Aneka Tambang Tbk.
|
12 Jul 2007
|
1 : 5
|
Rp. 500,-
|
Rp. 100,-
|
16
|
AKRA
|
PT. AKR Corporindo Tbk.
|
27 Jul 2007
|
1 : 5
|
Rp. 500,-
|
Rp. 100,-
|
17
|
SMGR
|
PT. Semen Gresik Tbk.
|
07 Agu 2007
|
1:10
|
Rp. 1000,-
|
Rp. 100,-
|
18
|
SOBI
|
PT. Sorini Agro Asia Corporindo Tbk.
|
22 Agu 2007
|
1 : 5
|
Rp. 500,-
|
Rp. 100,-
|
19
|
HADE
|
PT. Hortus Danavest Tbk.
|
10 Sep 2007
|
1 : 2
|
Rp. 200,-
|
Rp. 100,-
|
20
|
PWON
|
PT. Pakuwon Jati Tbk.
|
19 Sep 2007
|
1 : 5
|
Rp. 500,-
|
Rp. 100,-
|
21
|
CPIN
|
PT. Charoen Pokphand Indonesia Tbk.
|
01 Nov 2007
|
1 : 2
|
Rp. 100,-
|
Rp. 50,-
|
Sumber : Data sekunder dari www.ksei.co.id data sudah diolah
D. Data dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berasal
dari data sekunder (secondary data), yaitu data penelitian yang
diperoleh peneliti secara tidak langsung (melalui media perantara) atau
merupakan data yang diperoleh dan dicatat oleh pihak lain (Indriantoro Dan Supomo,
2002:147). Data sekunder dapat diperoleh dari perusahaan yang diteliti atau
data yang dipublikasikan untuk umum dalam hal ini terbitan yang dikeluarkan
oleh media massa atau perusahaan penerbit. Data dalam penelitian ini merupakan
data sekunder yang diambil dari data base BEJ (www.jsx.co.id). Data penelitian
terdiri dari:
1.
Data
mengenai tanggal pengumuman stock split.
2.
Data
harian harga saham selama periode pengamatan.
3.
Data
harian volume perdagangan saham selama periode pengamatan.
4.
Data
mengenai jumlah saham beredar perusahaan sampel pada saat periode t.
5.
Data
harian Index Harga Saham Gabungan (IHSG)
6.
Data
Abnormal return koreksi
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis
dan standart untuk memperoleh data yang diperlukan adalah dokumentasi, yang
mana data dokumentasi memuat apa dan kapan suatu kejadian atau transaksi, serta
siapa yang terlibat dalam suatu kejadian (Indrianto dan supomo 2002: 40).
Pengumpulan data unrtuk penelitian ini difokuskan pada volume dan harga saham
yang beredar untuk masing-masing saham yang menjadi sampel selama periode
penelitian yaitu 11 hari. Periode pengamatan disebut juga periode jendela (window
period) yang dalam penelitian ini diambil 5 hari sebelum tanggal pengumuman
stock split (pre event window), 1 hari saat pengumuman stock split
(event date), dan 5 hari setelah tanggal pengumuman stock split (post event
perod). Pengambilan periode ini dilakukan untuk menghindari confounding
effect dari adanya peristiwa lain, seperti right issue, warrant, additional
shares, pengumuman dividen, saham bonus, merger dan lain-lain,
F. Definisi Operasional Variabel
1.
Event
study
“Merupakan studi peristiwa yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu
peristiwa (event). Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan
informasi (information content) dari suatu peristiwa” (Jogiyanto, 2003:418).
2. Stock
split
“Merupakan pemecahan sejumlah lembar
saham menjadi jumlah lembar saham yang lebih banyak dengan menggunakan nominal
yang lebih rendah per lembarnya secara proporsional” (Abdul Halim, 2005:97).
3. Abnormal return
Abnormal
return
adalah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return
ekspektasi (return normal).
4. Trading Volume Activity (TVA)
Trading
volume activity
digunakan untuk melihat perubahan atas likuiditas saham. Untuk menghitung TVA
saham diperlukan data mengenai volume perdagangan dan jumlah saham beredar pada
saat t.
G. Model Analisis Data
Model yang digunakan
dalam penelitia ini ialah Kolmogorov-Smirnov Test, uji One Sample
t-Test dan Paired Sample t-Test dinama untuk perhitungannya dapat dilakukan
dengan menggunakan program Statistical Package for Social Science (SPSS).
Penerapan model ini ialah:
1.
Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas ini diharapkan akan dapat menentukan alat uji
selanjutnya yang digunakan dalam penelitian. Uji normalitas data menggunakan Kolmogorov-Smirnov
Test, dengan membandingkan Asymptotic Significance dengan α = 0,05.
Dasar penarikan kesimpulan adalah data dikatakan berdistribusi normal apabila
nilai Asymptotic Significance-nya > 0,05 (Singgih Santoso, 2004:212).
2. Pengujian Hipotesis
a.
Uji Hipotesis I
Pengujian terhadap Hipotesis I menggunakan uji One Sample t-Test,
yaitu pengujian terhadap nilai rata-rata suatu observasi, apakah secara
statistik berbeda dari nol atau sama dengan nol.
Langkah-langkah
dalam pengujian ini adalah :
1). Menentukan level of significance (α) = 5%.
2). Menentukan Hipotesis
Untuk
abnormal return
Ho :
Pasar modal tidak bereaksi terhadap peristiwa stock split yang
ditunjukkan dengan adanya abnormal return
Ha :
Pasar modal bereaksi terhadap peristiwa stock split yang ditunjukkan
dengan adanya abnormal return
Untuk
Trading Volume Activity
Ho :
Pasar modal tidak bereaksi terhadap peristiwa stock split yang
ditunjukkan dengan perubahan Trading Volume Activity
Ha :
Pasar modal bereaksi terhadap peristiwa stock split yang ditunjukkan
dengan perubahan Trading Volume Activity
3). Hipotesis dapat dibuktikan apabila dijumpai nilai
t-hitung yang signifikan dari abnormal return selama periode pengamatan.
Hipotesis dapat
dibuktikan apabila dijumpai nilai t-hitung yang signifikan dari TVA selama
periode pengamatan.
b).
Uji Hipotesis II
Dari
hasil uji kenormalan data, maka tahapan uji hipotesis yang diambil adalah
sebagai berikut:
1).
Jika data berdistribusi normal, maka pengujian ini menggunakan Paired Sample
t-Test yaitu dua populasi yang diamati secara berpasangan pada setiap
pengamatan. Dimana dua populasi berpasangan ini dimiliki oleh suatu data yang
sifatnya sebelum dan sesudah sehingga setiap obyek yang sama diamati sebelum treatmen
dan sesudah treatmen.
Langkah-langkah
dalam pengujian ini adalah :
a. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan signifikan
abnormal return dan Trading Volume Activity perusahaan
sebelum dan sesudah peristiwa stock split
Ha : Terdapat perbedaan signifikan abnormal
return dan Trading Volume Activity perusahaan sebelum dan
sesudah peristiwa stock split
b. Menentukan level of significance (α), yaitu
sebesar 5% dengan derajat kebebasan (df) sebesar n-1.
c. Membandingkan probabilitas (p) t-hitung dengan α = 5%.
Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada:
- Apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho
ditolak.
- Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho
diterima.
2). Jika data tidak berdistribusi normal, maka teknik uji
beda dua sampel berpasangan yang digunakan adalah Uji Peringkat Wilcoxon
(Wilcoxon Signed Rank Test) yang merupakan uji statistik non parametrik
(Santoso, 2004:148). Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah :
a. Menentukan level of significance (α), yaitu
sebesar 5% dengan derajat kebebasan (df) sebesar n-1.
b. Membandingkan probabilitas (p) z-hitung dengan α = 5%.
Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada:
- Apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho
ditolak.
- Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho
diterima.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A.
ANALISIS
DATA
1.
Gambaran
Umum Pasar Modal Dan Bursa Efek Jakarta
a. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta
Bursa Efek Jakarta (BEJ) mulai beroperasi pada tanggal 10
Agustus 1978 yang ditandai dengan go public-nya PT. Semen Cibinong
sebagai perusahaan pertama yang tercatat di BEJ. Pada saat itu yang bertindak
selaku pengelola bursa adalah Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM). Hal
tersebut berlangsung hingga tahun 1990 dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden
No. 53/1990 dan Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia, yang pada intinya
mengubah status BAPEPAM menjadi badan yang mengawasi serta membina kegiatan
pasar modal sekaligus mengganti singkatan BAPEPAM menjadi Badan Pengawas Pasar
Modal. Dengan perubahan status ini, pada dasarnya BAPEPAM tidak lagi mengelola
kegiatan bursa termasuk BEJ, namun pengelolaannya diserahkan kepada pihak
swasta mulai tanggal 16 April 1992, sedangkan swastanisasi perseroan oleh
menteri keuangan dilakukan pada tanggal 13 Juli 1992.
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum
Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial
atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan,
bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal
tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang dunia ke I dan II,
perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik
Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat
berjalan sebagaimana mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar
modal pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan
pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di
Indonesia dapat dilihat sebagai berikut:
- 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.
- 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
- 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
- Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup.
- 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang Dunia II
- 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman (Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi Pemerintah RI (1950)
- 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin tidak aktif.
- 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
- 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan di bawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal. Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
- 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.
- 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87) yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di Indonesia.
- 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat meningkat.
- 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE), sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
- Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88 (PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan pasar modal.
- 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya.
- 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
- 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan dengan sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
- 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai diberlakukan mulai Januari 1996.
- 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
- 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
- 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading).
- 2004 : Diluncurkannya produk Kontrak Opsi Saham.
- 3 Desember 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
b. Perkembangan Bursa Efek Jakarta
Sejak 22 Mei 1995, Bursa Efek Jakarta telah menerapkan
sistem perdagangan secara otomatis yang disebut dengan JATS (Jakarta Automatic Trading System). Seluruh
order/pesanan jual -beli saham dilakukan dengan menggunakan sistem komputer
yang terintegrasi dengan sistem perdagangan efek para anggota bursa. Dengan
diterapkannya sistem perdagangan secara otomatis (JATS), diharapkan proses
pelaksanaan transaksi perdagangan akan semakin tertib, wajar, likuid serta transparan.
Dengan demikian, maka pelaksanaan perdagangan efek di BEJ tidak lagi dilakukan
secara langsung di lantai perdagangan bursa.
Pada tanggal 30 November 2007 Bursa Efek Jakarta
melakukan penggabungan dengan Bursa Efek Surabaya dan berganti nama menjadi
Bursa Efek Indonesia sehingga dua bursa Indonesia itu akhirnya menjadi satu dan
diharapkan akan lebih baik dalam prospek maupun kinerjanya yang baik pula.
Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi beroperasi mulai tanggal 3 Desember 2007 ini ditandai
dengan bergabungnya 26 saham dari BES. Perusahaan atau emiten yang terdaftar (listing) di Bursa Efek
Indonesia sampai 30 Desember 2007
sebanyak 378 perusahaan.
Perusahaan-perusahaan yang listing di BEI digolongkan
menjadi beberapa golongan yaitu; Agriculture, Forestry And Fishing, Animal Feed And
Husbandary, Manufacturing, Transportation Service, Communication, Whole Sale
And Retail Trade, Bank Credit Agencies Other Than Bank, Securities, Real Estate
And Property, Hotel And Travel Service.
2.
Analisis
Event Study
a.
Abnormal Return dan AAR
Abnormal
return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang
sesungguhnya terjadi terhadap return normal jadi return tidak normal (abnormal
return) adal;ah selisih antara return sesungguhnya yang terjadi dengan return
ekspektasi.
Pengujian abnormal return
tidak dilakukan untuk tiap-tiap sekuritas tetapi dilakukan secara agregat
dengan pengujian rata-rata return tidak normal seluruh sekuritas secara cross
section untuk tiap-tiap hari periode.
Dalam penelitian ini, selama 5
hari pengamatan sebelum adanya peristiwa stock split semua menunjukkan angka negatif namun yang
tertinggi ialah pada t-1 dan terendah t-3. sedangkan untuk setelah event juga
menunjukkan nilai negatif semua, yang terendah pada t1 dan tertinggi t4 seperti
yang terlihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.1
Average
Abnormal Return
Sebelum
Event
|
Sesudah
Event
|
||
T
|
Nilai
|
T
|
Nilai
|
-5
|
-1722.14
|
1
|
-1730.66
|
-4
|
-1724.91
|
2
|
-1749.83
|
-3
|
-1718.82
|
3
|
-1750.46
|
-2
|
-1723.30
|
4
|
-1753.55
|
-1
|
-1727.19
|
5
|
-1748.47
|
Sumber : Data
diolah 2007
Dari
tabel tersebut menunjukkan bahwa abnormal return selama periode pengamatan
menunjukkan negatif semua sedangkan yang terendah ialah pada KLIK INI UNTUK MEMBACA SELENGKAPNYA
Pengolahan OLAH SKRIPSI Penelitian, Pengolahan DAFTAR CONTOH SKRIPSI
Statistik, Olah SKRIPSI SARJANA, JASA Pengolahan SKRISPI LENGKAP Statistik, Jasa Pengolahan SKRIPSI EKONOMI
Skripsi, Jasa Pengolahan SPSS CONTOH SKRIPSI , Analisis JASA SKRIPSI ANALISIS REAKSI SAHAM TERHADAP PERISTIWA STOCK
SPLIT YANG DITUNJUKKAN OLEH ABNORMAL RETURN
DAN TRADING VOLUME ACTIVITY
(Event Study Pada Perusahaan Yang Melakukan Stock Split di BEJ
Periode 2005-2007)
SKRIPSI
Oleh :
FARID MUCHTAR
NIM : 03220090
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
2008
ii
ANALISIS REAKSI SAHAM TERHADAP PERISTIWA STOCK
SPLIT YANG DITUNJUKKAN OLEH ABNORMAL RETURN
DAN TRADING VOLUME ACTIVITY
(Event Study Pada Perusahaan Yang Melakukan Stock Split di BEJ
Periode 2005-2007)
SKRIPSI
Diajukan kepada :
Universitas Islam Negeri (UIN) Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh :
FARID MUCHTAR
NIM : 03220090
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
2008
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
ANALISIS REAKSI SAHAM TERHADAP PERISTIWA STOCK
SPLIT YANG DITUNJUKKAN OLEH ABNORMAL RETURN
DAN TRADING VOLUME ACTIVITY
(Event Study Pada Perusahaan Yang Melakukan Stock Split di BEJ
Periode 2005-2007)
SKRIPSI
Oleh :
FARID MUCHTAR
NIM : 03220090
Telah Disetujui 24 Juli 2008
Dosen Pembimbing,
Ahmad Fahrudin Alamsyah, SE., MM
NIP. 150294653
Mengetahui :
Dekan,
Drs. HA. MUHTADI RIDWAN, MA
NIP. 150231828
iv
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS REAKSI SAHAM TERHADAP PERISTIWA STOCK
SPLIT YANG DITUNJUKKAN OLEH ABNORMAL RETURN
DAN TRADING VOLUME ACTIVITY
(Event Study pada Perusahaan yang Melakukan Stock Split di BEJ
Periode 2005-2007)
SKRIPSI
Oleh:
FARID MUCHTAR
NIM : 03220090
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji
dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Pada 5 Agustus 2008
Susunan Dewan Penguji Tanda Tangan
1 Ketua
H. Ahmad Djalaludin, Lc., MA
NIP. 150368783
:
( )
2 Sekretaris / Pembimbing
Ahmad Fahruddin A., SE., MM
NIP. 150294653
:
( )
3 Penguji Utama
Drs. Agus Sucipto, MM
NIP. 150327243
:
( )
Disahkan Oleh:
Dekan,
Drs. HA. MUHTADI RIDWAN, MA
NIP. 150231828
v
PERSEMBAHAN
Ku persembahkan Karya kecilku ini pada :
Bapak dan Ibu tercinta yang telah selalu memberikan cinta dan
dukungan pada anakmu ini.
Saudara serta keluarga besarku di Garum dan Kesamben
Adik Weny yang sabar menemani dan menasihatiku.
Teman-Teman UKM KOPMA “Padang Bulan” dan warganya.
Koperasi Pemuda “Muda Mandiri Sejahtera (MMS)”.
Teman-Teman seperjuangan semuanya
vi
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini saya :
Nama : Farid Muchtar
NIM : 03220090
Alamat : Jl. Kartini No. 1 Jugo Kesamben Blitar
menyatakan bahwa “Skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan
pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN )malang,
dengan judul :
ANALISIS REAKSI SAHAM TERHADAP PERISTIWA STOCK SPLIT
YANG DITUNJUKKAN OLEH ABNORMAL RETURN DAN TRADING
VOLUME ACTIVITY (Event Study Pada Perusahaan Yang Melakukan Stock
Split di BEJ Periode 2005-2007)
adalah hasil karya saya sendiri, bukan “ duplikasi” dari karya orang lain.
Selanjutnya apabila di kemudian hari ada “ klaim” dari pihak lain, bukan menjadi
tanggungjawab Dosen Pembimbing dan atau pihak Fakultas Ekonomi, tetapi menjadi
tanggung jawab saya sendiri.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan dari
siapapun.
Malang, 24 Juli 2008
Hormat saya,
Farid Muchtar
NIM: 03220090
vii
MOTTO
t Ïèϱ sƒø:$# ’n?tã Î) î u
Î7s3s9 $p ¨ Î)u 4 Í 4 n=¢Á9$#u Î ö9¢Á9$$Î/ (# ã ŠÏètFó™$#u
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. dan Sesungguhnya yang
demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu”,
(Q. S. Al Baqarah: 45)
$p š‰r' tƒ t Ï%©!$# (#þ ã t (# ßs|¡øù$$sù ħÎ= yfy ø9$# †Îû (# ßs¡¡x s? ö ä3s9 Ÿ ŠÏ% #sOEÎ) #u
Ëx|¡ø tƒ ª!$# ö ä3s9 ( #sOEÎ)u Ÿ ŠÏ% (# â“à± $# (# â“à± $$sù Æìsùö tƒ ª!$# t Ï%©!$# (# ã t ö ä3 Ï #u
t Ï%©!$#u (# è? é& z ù=Ïèø9$# ;M y_u‘yŠ 4 ª!$#u $y Î/ t è=y ×
Î7yz ÷ès?
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah
dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan
untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah
akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang
kamu kerjakan”.
(Q. S. Al Mujaadilah: 11)
viii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Untaian puji syukur dengan hati dan pikiran yang tulus saya
panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya
peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Analisis Reaksi
Saham Terhadap Peristiwa Stock Split yang Ditunjukkan oleh Abnormal
Return dan Trading Volume Activity (Event Study pada Perusahaan yang
Melakukan Stock Split di BEJ Periode 2005-2007)”
Salawat serta salam semoga tetap terlimpahkan kepada junjungan kita
nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya yang telah
menegakkan syi’ar Islam hingga kita dapat merasakan manfaatnya sampai
sekarang.
Adapun pembuatan skripsi ini adalah sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan
Manajemen Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik
penyajian data maupun sistematika penulisannya. Untuk itu peneliti
mengharapkan adanya saran dan kritikan yang membangun demi
sempurnanya skripsi ini.
Pada kesempatan ini pula, perkenankanlah peneliti menyampaikan
rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan
baik secara langsung maupun tidak sehingga skripsi ini bisa selesai. Untuk
itu, ucapan syukur dan doa tulus peneliti panjatkan, semoga Allah
senantiasa memberi rahmat, anugerah dan hidayah-Nya bagi mereka semua.
Kata terima kasih khusus peneliti persembahkan kepada:
1. Prof. DR. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang.
ix
2. Drs. HA. Muhtadi Ridwan, MA. Selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Islam Negeri (UIN) Malang.
3. Bapak Ahmad Fahrudin Alamsyah, SE., MM., Selaku Dosen
Pembimbing yang telah sabar serta rela kehilangan waktunya untuk
memberikan dorongan serta membimbing penulisan skripsi ini
hingga selesai.
4. Seluruh Dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, khususnya
dosen Fakultas Ekonomi yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuannya selama penulis menjadi mahasiswa.
5. Segenap pegawai Pojok Bursa Efek Jakarta UMM, yang telah
memberikan izin penelitian dan membantu mengumpulkan data-data
yang diperlukan penulis.
6. Bapak Muchtar dan Ibu Chomsatun tercinta yang telah memberikan
dukungan baik moril, maupun materiil demi kelancaran studi penulis
hingga selesai.
7. Saudara – saudaraku khususnya Ulil Karomah, Yuana Tri Syafiah
Muchtar dan Imam Ghozali serta keluarga besar di Garum yang tidak
bosan memberi dorongan serta motivasi bagi penulis selama ini
khususnya saat melakukan pembelajaran.
8. Adik Weny Rismawati yang sabar menemani dan menasihatiku,
Insyaallah kita akan bersama selalu.
9. Sahabat-sahabat seperjuanganku angkatan Fakultas Ekonomi
angkatan 2003 yang senantiasa memberikan motivasi dan
penyemangat bagi penulis. Semoga kita menjadi yang terbaik.
10. Teman sekamarku, Abdul Aziz jangan bosan dan marah bila harus
terkena kudeta dan sendirian di kamar. Serta jangan lupa sama PP. Al
Barokah IA 76.
x
11. UKM KOPMA “Padang Bulan” dan warganya yang telah banyak
mengajariku untuk menggali potensi diri serta memberiku
pengalaman dan ilmu yang tidak penulis dapatkan di bangku kuliah.
12. Koperasi Pemuda “Muda Mandiri Sejahtera (MMS)” terima kasih
bimbingan dan relasinya serta waktu yang telah diberikan.
13. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan,
yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Semoga Allah melindungi dan memberi anugerah mereka semua,
karena hanya kepada-Nya kita meminta. Akhirnya, peneliti berharap
semoga skripsi ini bisa bermanfaat dan menambah khazanah ilmu
pengetahuan. Amin.
Wassamualaikum Wr. Wb
Malang, 24 Juli 2008
Peneliti
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v
MOTTO ............................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ x
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiv
ABSTRAK ........................................................................................................... xv
BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6
D. Batasan Penelitian ...................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7
BAB II : KAJIAN PUSTAKA ........................................................................ 8
A. Penelitian Terdahulu ................................................................... 8
B. Kajian Teoritis .............................................................................. 16
1. Pasar Modal .............................................................................. 16
a. Pengertian Pasar Modal ..................................................... 16
b. Bentuk Pasar Modal ........................................................... 22
c. Peranan Pasar Modal .......................................................... 25
d. Instrumen Pasar Modal ..................................................... 26
2. Saham ......................................................................................... 26
a. Pengertian Saham ............................................................... 26
b. Jenis-Jenis Saham ................................................................ 28
c. Keuntungan dan Kerugian Membeli Saham .................. 32
d. Penilaian Harga Saham ..................................................... 34
3. Stock Split (Pemecahan Saham) ............................................... 34
a. Pengertian Stock Split (Pemecahan Saham) ..................... 34
b. Jenis-jenis Stock Split ........................................................... 36
c. Tujuan Stock Split ................................................................ 37
d. Manfaat Stock Split .............................................................. 39
e. Teori-Teori yang Mendasari Kebijakan Stock Split ......... 39
4. Abnormal Return ...................................................................... 42
5. Trading Volume Activity (TVA) ................................................ 45
xii
6. Kerangka Berfikir ...................................................................... 47
7. Hipotesis .................................................................................... 48
BAB III : METODE PENELITIAN ............................................................... 49
A. Lokasi Penelitian .......................................................................... 49
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian ................................................ 49
C. Populasi dan Sampel ................................................................... 50
D. Data dan Sumber Data ................................................................ 53
E. Teknik Pengumpulan Data ......................................................... 54
F. Definisi Operasional Variabel ..................................................... 55
G. Model Analisis Data .................................................................... 56
1. Uji Normalitas Data ..................................................................... 56
2. Pengujian Hipotesis .................................................................. 57
BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL
PENELITIAN ...................................................................................
60
A. Analisis Data ................................................................................. 60
1. Gambaran Pasar Modal Dan Bursa Efek Jakarta ................. 60
a. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia ............................... 60
b. Perkembangan Bursa Efek Jakarta .................................... 64
2. Analisis Event Study .................................................................. 65
a. Abnormal Return dan AAR ............................................... 65
b. Trading Volume Activity ................................................... 68
3. Hasil Analisis ............................................................................. 70
a. Uji Normalitas Data ............................................................. 70
b. Pengujian Hipotesis ............................................................ 71
1). Uji Hipotesis I .................................................................. 71
2). Uji Hipotesis II ................................................................ 74
a). Abnormal Return ....................................................... 75
b). Trading Volume Activity ......................................... 75
B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................... 76
BAB V : PENUTUP ......................................................................................... 86
A. Kesimpulan ................................................................................... 86
B. Saran ............................................................................................... 87
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 89
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 : Penelitian Terdahulu .............................................................. 8
Tabel 3.1 : Daftar Emiten Yang Memenuhi Kriteria Sebagai sampel . 52
Tabel 4.1 : Average Abnormal Return ........................................................ 66
Tabel 4.2 : Rata-rata Trading Volume Activity ......................................... 68
Tabel 4.3 : Hasil Uji Normalitas ............................................................... 70
Tabel 4.4 : Hasil uji one sample t test abnormal return ........................ 72
Tabel 4.5 : Hasil uji one sample t test Trading Volume Activity .............. 73
Tabel 4.6 : Hasil uji paired sample t-test abnormal return dan TVA . 75
Tabel 4.7 : Perbedaan Hasil – Hasil Penelitian ...................................... 80
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1: Kerangka Berfikir ........................................................ 47
Gambar 4.1: Average Abnormal Return ............................................ 67
Gambar 4.2: Rata-Rata Trading Volume Activity ........................ 69
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Harga Saham
Lampiran 2 : Abnormal Return
Lampiran 3 : Rata – rata Abnormal Return
Lampiran 4 : Volume Perdagangan
Lampiran 5 : Saham Beredar
Lampiran 6 : Trading Volume Activity
Lampiran 7 : Rata – rata Trading Volume Activity
Lampiran 8 : Hasil Pengujian SPSS
Lampiran 9 : Bukti Konsultasi
Lampiran 10 : Surat Keterangan Penelitian
xvi
ABSTRAK
Muchtar, Farid. 2008. SKRIPSI. Judul : “Analisis Reaksi Saham Terhadap
Peristiwa Stock Split Yang Ditunjukkan Oleh Abnormal Return
Dan Trading Volume Activity (Event Study Pada Perusahaan
Yang Melakukan Stock Split Di Bej Periode 2005-2007)
Pembimbing : Ahmad Fahrudin Alamsyah, SE., MM.
Kata Kunci : Stock Split, Abnormal Return, Trading Volume Activity
Informasi dan pengetahuan mempunyai peranan penting dan
menentukan terhadap dalam berbisnis begitu pula dalam pasar modal
banyak investor yang mengandalkan informasi untuk mendapatkan
keuntungan. Salah satu informasi yang juga berpengaruh ialah informasi
stock split (Pemecahan Saham). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui reaksi pasar terhadap peristiwa stock split yang ditunjukkan
dengan adanya perubahan terhadap abnormal return dan Trading Volume
Activity saham.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan sampel sebanyak 21
perusahaan, yang melakukan stock split pada periode 2005-2007 di Bursa Efek
Jakarta (BEJ). Sedangkan alat analisis yang digunakan ialah uji normalitas
data menggunakan Kolmogorov Smirnow Test, One sample T-Test, Paired
sample T-test jika data terdistribusi normal. Jika data tidak terdistribusi
normal maka menggunakan uji peringkat wilcoxon.
Dari hasil pengujian kenormalan data menunjukkan bahwa data
berdistribusi normal sehingga pengujian menggunakan alat uji Paired
sample T-test. Hasil uji hipotesis penelitian ini menemukan fakta bahwa
peristiwa stock split menyebabkan perubahan terhadap abnormal return dan
Trading Volume Activity (TVA). Hasil pengujian terhadap perbedaan rata-rata
abnormal return dan Trading Volume Activity (TVA) periode sebelum dan
sesudah peristiwa stock split menunjukkan hanya terdapat perbedaan
terhadap abnormal return, sedangkan Trading Volume Activity (TVA) tidak
dijumpai adanya perbedaan sebelum dan sesudah peristiwa stock split yang
signifikan. Tidak adanya perbedaan ini menunjukkan bahwa pasar investor
masih banyak yang melakukan wait and see terhadap adanya peristiwa stock
split dan tidak melakukan perdagangan karena pasar modal Indonesia
masih tergolong pasar yang inefisien, sehingga dalam jangka pendek stock
split tidak mampu memberikan signal adanya perubahan earning bagi
investor.
xvii
ABSTRACT
Muchtar, Farid. 2008. THESIS. Title: “Analysis on Stock Reaction to Stock split
Event Showed by Abnormal Return and Trading Volume
Activity (Event Study on Stock Splited Company in Stock
Exchange Jakarta 2005-2007 Period)”.
Advisor : Ahmad Fahrudin Alamsyah, SE., MM.
Key Words : Stock split, Abnormal Return, Trading Volume Activity
Information and knowledge have important role and determine not
only in business but also in stock exchange. Many investors who rely on
information to get profit. One of information which is also influence is stock
split information. The aim of this research is to know the market reaction to
Stock split Event Which is Showed by the changes of stock Abnormal Return
and Trading Volume Activity.
The research is done by using 21 sample of company, which do Stock
Split in Stock Exchange Jakarta (BEJ) in 2005-2007. While analysis instrument
which is used is data normality test using Kolgorov Smirnov Test, One
sample T-test, Paired sample T-test if the data is normally distributed. If the
data is not distributed normally, it will use wilcoxon level test.
From the result of data normal test shows that the data is distributed
normally, therefore the test uses Paired sample T-test instrument. The result
of this research hypothesis finds that stock split event causes the changes on
Abnormal Return and Trading Volume Activity (TVA). The test result on
average difference of Abnormal Return and Trading Volume Activity (TVA)
before and after stock split event shows only the difference on Abnormal
Return, while in Trading Volume Activity (TVA), there is no difference before
and after significant stock split event. The absence of this difference shows
that investor market still wait and see to the stock split event and do not do
trading because Indonesian stock exchange still included to inefficient
market. So, in short term the stock split is not able to give signal the presence
of earning changes for investor.
xviii
2008 8 5 9 5 6 8 !:"#; < 8 = # $8 : %"7&' ( ) *
+ , -
. / 0 12%#3<48>?6 BEJ 8C: < B 5 @ ) 8% A -3 A :7 2005 D 2007 B / ) F GH IG E + ' ( ) * +, . /012%#G 8% %J 89"@
H/ %O / K @ -) 4 ^ Z T L#2 G [V AN :\ MG N=;@ -VN O P Z T!#!"U#"# Q]A 5 -2 - 89 W# X$ R5 E- Y M % "S % `8Z T # U - 8' ,NKT `#VUHN E4 9` - 8C: < 9 56 a :; H + # - ' - 8(C% ) *4 +9 ,- X .9 / 01 2 %#G!"# 2005 D 2007 7 5 @ ) 8% A -3 A : < BEJ 8X b [ 9 56 8%"%" 8 c G B 9 58, % R Kolmogorov Smirnow Test, One Sample T-test, Paired Sample Ttest
h iOX8"% ,e8X b 9 % R /08, % d e 5f g2-R 8, % d e 5 g2 wilcoxon R 8, % d e 5 ZG45R 8, % 8X b 8j% ,H 8X b 8 c 9 56 8X b 6 Paired Sample T-test k ZGdl b ' N(` )8%* +$ , -8j % , -. /0 12%#G!"#/%O (TVA) A- $ N`!"#8X b 8j% ,- ' ( ) * +,- . /012%#GH (TVA) ' X- (l )8C:*< +4, ^G mn . /0 12%#G!"# A $ Z . ,oG4 (TVA) 4p 9 f A : ,oG4 Z3 A $ r C`q % - [ -NX X- l 9A $ Z G K).- wait and see ZAG d:%iZ 3 Rf j 9 fR-/ Y l R < 6 =!; "# AB i:C5 H-4 9ts9 C "5 7WuX 4 e/ % O5
)%,- X,eU 4
LiG
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Era globalisasi yang semakin luas dan cepat ini, informasi dan
pengetahuan mempunyai peranan penting dan menentukan terhadap
keberhasilan dalam berbisnis. Begitu juga pada perdagangan saham yang
terdapat di pasar modal, banyak aktivitas perdagangan yang dilakukan oleh
para investor untuk memperoleh keuntungan (return). Dengan
mengandalkan informasi yang masuk dalam pasar modal tersebut maka
diharapkan informasi tersebut bisa digunakan untuk pertimbangan
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh para investor dalam memilih
portofolio investasi yang efisien dan memperoleh return yang tinggi.
Pasar modal sebagai sumber informasi memegang peranan penting
terhadap transaksi perdagangan. Para pelaku di pasar modal sangat
membutuhkan setiap informasi yang dapat mempengaruhi naik turunnya
harga surat berharga di pasar modal. Salah satu informasi yang ada adalah
pengumuman pemecahan saham (stock split).
“Stock split adalah memecah selembar saham menjadi banyak lembar
saham atau memecah saham menjadi n lembar saham. Harga perlembar
saham baru setelah stock split adalah sebesar 1/n dari harga sebelumnya”
(Jogiyanto, 2003:415). Dari teori tersebut dapat dilihat bahwa stock split yang
2
dilakukan oleh perusahaan emiten tidak terbatas sesuai keputusan manajermanajer
perusahaan dalam melakukan perubahan terhadap jumlah saham
yang beredar dan nilai nominal per lembar saham sesuai dengan split factor.
Split faktor disini ialah nilai yang ditunjukkan oleh jumlah nilai n. Sehingga
satu lembar saham bisa dipecah menjadi dua, dimana setiap pemegang
saham akan menerima dua lembar saham untuk setiap satu lembar saham
yang dipegang sebelumnya, nilai nominal saham baru adalah setengah dari
nilai nominal saham sebelumnya. Sedangkan bila satu lembar saham dipecah
menjadi tiga, maka pemegang saham akan menerima tiga lembar saham
untuk setiap satu lembar saham yang dimiliki sebelumnya, nilai nominal
saham baru adalah sepertiga dari nilai nominal saham sebelumnya dan
demikian seterusnya.
Keputusan melakukan stock split pada umumnya dilakukan pada saat
harga saham dinilai terlalu tinggi sehingga akan mengurangi minat investor
untuk membelinya. Stock split timbul atau terjadi di pasar modal karena
adanya keinginan dari para emiten untuk mempertahankan agar saham
yang dimilikinya tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal.
Para ahli menyebut stock split sebagai suatu kosmetika saham, dalam
arti bahwa tindakan perusahaan tersebut merupakan upaya pemolesan
saham agar lebih menarik dimata investor sekalipun tidak meningkatkan
kemakmuran bagi investor. Tindakan pemecahan saham akan menimbulkan
3
efek fatamorgana bagi investor, yaitu investor akan merasa seolah-olah
menjadi lebih makmur karena memegang saham dalam jumlah yang lebih
banyak. Jadi, pemecahan saham sebenarnya merupakan tindakan
perusahaan yang tidak memiliki nilai ekonomis (Jogiyanto 2003:416).
Meskipun secara teoritis pemecahan saham tidak memiliki nilai ekonomis
atau tidak secara langsung mempengaruhi cash flow perusahaan, tetapi
banyak terjadi peristiwa pemecahan saham di pasar modal. Terdapat
beberapa alasan dibalik pelaksanaan stock split yang menurut Keown dkk.
(1996) dalam Rohana et al. (2003) adalah:
(1) Supaya harga saham tidak terlalu mahal sehingga dapat
meningkatkan jumlah pemegang saham dan meningkatkan
likuiditas perdagangan saham,
(2) Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata-rata
saham kepada kisaran yang telah ditargetkan,
(3) Untuk membawa informasi mengenai kesempatan investasi yang
berupa peningkatan laba dan dividen kas.
Umumnya Stock split dilakukan oleh para emiten didasari oleh
tingginya harga saham suatu perusahaan, sehingga investor kurang mampu
untuk melakukan pembelian dan berakibat menurunnya likuiditas dari
suatu saham, dengan adanya kebijakan stock split akan menimbulkan
dampak penurunan harga saham (yang disertai perubahan jumlah saham
yang beredar secara proporsional). Penurunan harga ini diharapkan akan
diikuti dengan meningkatnya return saham, return yang meningkat akan
menarik minat investor untuk melakukan investasi. Banyaknya investor
4
yang ikut berpartisipasi dalam aksi jual atau beli saham akan menjadikan
volume perdagangan saham tersebut meningkat sehingga berakibat pada
adanya perubahan aktivitas perdagangan pada level tertentu. Berdasarkan
hal tersebut maka dapat ditarik satu kesimpulan sementara bahwa peristiwa
stock split mengandung satu informasi sehingga pasar modal bereaksi yang
ditunjukkan dengan adanya abnormal return dan Trading Volume Activity
(TVA) saham.
Dampak Stock split yang dilakukan perusahaan-perusahaan telah
pernah diteliti sebelumnya. Beberapa penelitian yang dilakukan
menunjukkan hasil yang kontroversi mengenai efek stock split tersebut, hal ini
terlihat dari penelitian yang dilakukan Grinblatt, Masulis dan Titman (1984)
dalam Sutrisno,dkk(2000;3) “Bahwa di sekitar pengumuman Stock split
menunjukkan adanya perilaku harga saham yang abnormal. Diyakini pula
bahwa peningkatan harga yang terjadi tidak disebabkan karena adanya
pengumuman deviden yang meningkat seperti yang dikemukakan oleh
Fama dan French (1993).
Penelitian lain dilakukan oleh McNichols dan Dravid (1990) dalam
Almilia dan Kristijadi (2005) memberikan bukti bahwa semakin rendahnya
harga saham, maka hal tersebut menimbulkan bertambahnya biaya yang
harus dikeluarkan perusahaan akibat melakukan aktivitas stock split.
Aktivitas stock split yang dilakukan perusahaan ini akan diinterpretasikan
5
investor sebagai sinyal bahwa manajer memiliki informasi yang
menguntungkan di mana hal tersebut ditunjukkan dengan adanya abnormal
return di sekitar pengumuman stock split.
Hasil berbeda ditunjukkan oleh penelitian Murray (1985) dalam
Sutrisno, dkk(2000;3) yang menyatakan bahwa stock split tidak berpengaruh
terhadap volume perdagangan maupun bid–ask spread. Dan juga penelitian
yang dilakukan oleh Copeland (1979), dalam Rohana et al. (2003) yang justru
menunjukkan hasil yang berlawanan yaitu, “pasar tidak melakukan reaksi
terhadap pengumuman stock split”.
Dari Perbedaan hasil penelitian tentang stock split yang secara umum
menghasilkan dua pendapat yang berbeda terhadap variabel-variabel yang
diteliti, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih jauh tentang stock split
sehingga mengambil judul penelitian “Analisis Reaksi Saham Terhadap
Peristiwa Stock Split Yang Ditunjukkan Oleh Abnormal Return dan Trading
Volume Activity (Event Study Pada Perusahaan yang Melakukan Stock Split di
BEJ Periode 2005-2007)”.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah saham bereaksi terhadap peristiwa stock split yang
ditunjukkan dengan adanya abnormal return dan perubahan Trading
Volume Activity?
6
2. Apakah terdapat perbedaan signifikan abnormal return dan Trading
Volume Activity sebelum dan sesudah stock split?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui reaksi saham terhadap peristiwa stock split yang
ditunjukkan dengan adanya abnormal return dan Trading Volume
Activity saham.
2. Untuk mengetahui adanya perbedaan abnormal return dan Trading
Volume Activity sebelum dan sesudah stock split.
D. Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti memberi batasan pada:
1. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian tersebut hanya
melakukan kebijakan stock split sebanyak satu kali dalam periode
2005-2007.
2. Perusahaan-perusahaan yang menjadi sampel penelitian tersebut
hanya melakukan kebijakan stock split berupa kebijakan pemecahan
naik (split-up) atas saham beredarnya. Pemecahan naik (split-up)
adalah pemecahan saham dengan rasio penurunan nilai nominal per
7
lembar saham, sehingga yang akan mengakibatkan bertambahnya
jumlah lembar saham yang beredar.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi Praktisi dan Investor Pasar Modal penelitian ini diharapkan
mampu sebagai sumber informasi mengenai dampak peristiwa stock
split terhadap pasar modal, yang menyebabkan perubahan harga dan
likuiditas saham perusahaan.
2. Bagi Pembaca dan Pengembangan Penelitian Selanjutnya sebagai
sumber referensi dan tambahan pengetahuan dalam kerangka
pengembangan penelitian selanjutnya yang sejenis.
3. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan dan wawasan dalam aplikasi ilmu yang
telah diperoleh serta mengetahui gambaran umum mengenai pasar
modal dan aktivitas di dalamnya khususnya terkait dengan sebuah
perusahaan yang melakukan stock split.
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
NO PENELITI JUDUL METODE VARIABEL HASIL
1 Wang Sutrisno,
Francisca
Yuniartha,
Soffy
Susilowati
(2000)
Pengaruh
Stock Split
Terhadap
Likuiditas
dan
Return
Saham di
Bursa
Efek
Jakarta
Regresi
sederhana.
Stock Split,
Likuiditas
dan Return
Saham
Aktivitas split
berpengaruh
signifikan
terhadap
harga saham,
volume
perdagangan
dan
persentase
spread, tetapi
tidak
mempunyai
pengaruh
yang
signifikan
terhadap
varians saham
dan abnormal
return baik
ditinjau secara
individual
maupun
sebagai
sebuah
portofolio
2 Denny Suntoro
dan Imam
Subekti
(2003)
Kandung
an
Informasi
Atas
Regresi
linear dan
one sample
t-test
Stock Split
Abnormal
Return,
Return Saham
Hasil
penelitian ini
membuktikan
bahwa
terdapat
pengaruh
9
Peristiwa
Stock Split
yang
signifikan
peristiwa stock
split terhadap
return saham
dan juga
berpengaruh
signifikan
terhadap
volume
perdagangan
saham.
3 Indah
Kurniawati
(2003)
Analisis
Kandung
an
informasi
Stock Split
dan
Likuiditas
Saham:
Studi
Empiris
pada
Nonsynchrono
us Trading
Regresi
linear
sederhana
(paired
sample ttest)
Stock Split
dan
Likuiditas
Saham
Pengumuman
stock split
memiliki
kandungan
informasi
sehingga
direspon oleh
pelaku pasar.
Sehingga
pasar bereaksi
karena
mengetahui
propsek
perusahaan
yang bagus
dimasa akan
depan yang
disinyalkan
melalui stock
split
sedangkan
volume
perdagangan
tidak
signifikan, ini
dikarenakan
investor round
lot lebih
banyak dan
investor kecil
10
bertambah
dikarenakan
adanya
peristiwa stock
split.
4 Luciana Spica
Almilia dan
Emanuel
Kristijadi(2005)
Analisis
Kandung
an
Informasi
dan Efek
Intra
Industri
Pengumu
man Stock
Split yang
Dilakuka
n oleh
Perusaha
an
Bertumbu
h dan
Tidak
Bertumbu
h
Crude
dependence
adjustment,
Independent
Sample T –
Test, Paired
samples
test,
Independent
Sample Ttest.
Stock split,
Abnormal
return, Resiko
sistematis
Pengumuman
stock split yang
dilakukan
perusahaan
memiliki
kandungan
informasi
sehingga
direspons oleh
para pelaku
pasar. Selain
itu, terdapat
perbedaan
beta sebelum
dan setelah
pengumuman
stock split.
Perbedaan
beta terjadi
setelah
pengumuman
stock split
antara
perusahaan
bertumbuh
dengan
perusahaan
tidak
bertumbuh,
dimana beta
perusahaan
tidak
bertumbuh
lebih besar
dari
perusahaan
bertumbuh
11
dan juga
memberikan
bukti bahwa
efek intra
industri pada
pengumuman
stock split
hanya terjadi
pada
perusahaan
bertumbuh,
sedang
pengumuman
stock split yang
dilakukan
oleh
perusahaan
tidak
bertumbuh
adalah
competitive
effect.
5 Farid Muchtar
(peneliti
sekarang)
Analisis
Reaksi
Saham
Terhadap
Peristiwa
Stock Split
Yang
Ditunjukk
an Oleh
Abnormal
Return
Dan
Trading
Kolmogorov
Smirnov
Test, One
Sample t
Test, Paired
Sample t-
Test
Stock Split,
Abnormal
Return Dan
Trading
Volume
Activity
Hasil
penelitian
mampu
membuktikan
bahwa
terdapat
reaksi pasar
yang
signifikan atas
peristiwa stock
split terhadap
abnormal
return dan
tarding volume
activity ini
diuji dengan
One Sample t
Test, .
Sedangkan,
berdasarkan
12
Volume
Activity
(Event
Study
Pada
Perusaha
an Yang
Melakuka
n Stock
Split Di
BEJ
Periode
2005-
2007)
hasil
pengujian
dengan Paired
Sample t-Test
yang
bertujuan
mengetahui
adanya
perbedaan
abnormal
return dan
Trading
Volume
Activity
sebelum dan
sesudah
peristiwa stock
spli hasilnya
membuktikan
bahwa
terdapat
perbedaan
signifikan
Abnormal
Return
sebelum dan
sesudah
peristiwa stock
split. Namun.
tidak dapat
membuktikan
adanya
perbedaan
yang
signifikan
TVA
perusahaan
sebelum dan
sesudah
peristiwa.
Sumber: data diolah 2006
13
1) Wang Sutrisno, Francisca Yuniartha, Soffy Susilowati (2000), Melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Stock Split Terhadap Likuiditas dan
Return Saham di Bursa Efek Jakarta” periode Penelitian ini ialah Juli
1995–Juli 1997. Berdasarkan dari hasil penelitian itu didapat kesimpulan
bahwa aktivitas split mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap
harga saham, volume perdagangan dan persentase spread, tetapi tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap varians saham dan
abnormal return baik ditinjau secara individual maupun sebagai sebuah
portofolio, sehingga tidak ada perubahan pada return saham. Sedangkan
Rata – rata, harga saham mempunyai hubungan yang positif terhadap
persentase spread dan rata-rata, volume perdagangan mempunyai
hubungan yang negatif terhadap persentase spread baik ditinjau secara
individual ataupun sebagai sebuah portofolio. Dan dengan semakin
besarnya persentase spread, secara keseluruhan baik ditinjau secara
individual maupun sebagai sebuah portofolio disimpulkan bahwa
likuiditas saham mengalami penurunan setelah stock split.
2) Denny Suntoro dan Imam Subekti (2003), melakukan penelitian
mengenai kandungan informasi yang dimiliki oleh perusahaan yang
melakukan stock split di BEJ dengan judul “Kandungan Informasi atas
Pertistiwa Stock Split”. Untuk menghindari bias yang disebabkan oleh
kondisi BEJ yang masih merupakan thin market, penelitian tersebut
14
menggunakan abnormal return koreksi sebagai proksi dari return saham.
Penelitian tersebut mampu membuktikan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan peristiwa stock split terhadap return saham, pasar menunjukkan
reaksi positif pada t-2, t+1, dan t+4. Hasil lain dari penelitian tersebut
adalah stock split juga berpengaruh signifikan terhadap volume
perdagangan saham pada saat t+2 dan t+5.
3) Indah Kurniawati (2003), melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Kandungan Informasi Stock Split dan Likuiditas Saham: Studi Empiris pada
Non-synchronous Trading” periode penelitian ini ialah juni 1994 – juni1997,
pengujian dilakukan dengan cara menganalisis terhadap variable stock
split, abnormal return, dan likuiditas saham. Hasilnya menunjukkan
Pengumuman stock split memiliki kandungan informasi sehingga
direspon oleh pelaku pasar di BEJ. Hal ini menunjukkan pasar bereaksi
karena mengetahui propsek perusahaan yang bagus dimasa yang akan
depan yang disinyalkan melalui stock split sedangkan volume
perdagangannya tidak signifikan dengan p-value sebesar 0.052, ini
dikarenakan investor round lot lebih banyak dan investor kecil bertambah
dikarenakan adanya peristiwa stock split.
4) Luciana Spica Almilia dan Emanuel Kristijadi(2005), judul penelitian
“Analisis Kandungan Informasi Dan Efek Intra Industri Pengumuman
Stock Split Yang Dilakukan Oleh perusahaan Bertumbuh Dan Tidak
15
Bertumbuh” hasil penelitian menunjukkan bahwa pengumuman stock
split yang dilakukan oleh perusahaan bertumbuh dan tidak bertumbuh
memiliki kandungan informasi sehingga direspon oleh para pelaku
pasar. Selain itu, terdapat perbedaan beta sebelum dan setelah
pengumuman stock split. Perbedaan beta terjadi setelah pengumuman
stock split antara perusahaan bertumbuh dengan perusahaan bertumbuh,
dimana beta perusahaan tidak bertumbuh lebih besar dari perusahaan
bertumbuh Penelitian ini juga memberikan bukti bahwa efek intra
industri pada pengumuman stock split hanya terjadi pada perusahaan
bertumbuh, sedangkan pengumuman stock split yang dilakukan oleh
perusahaan bertumbuh adalah competitive effect.
5) Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya ialah :
a. Sample yang diambil dalam penelitian ini ialah perusahaanperusahaan
di Bursa Efek Jakarta yang melakukan Stock Split pada
tahun 2005-2007
b). Uji yang digunakan ialah Kolmogorov Smirnov Test untuk mengetahui
normalitas data, One Sample t Test untuk mengetahui Abormal Return
dan Trading Volume Activity, Paired Sample t-Test bila data
terdistribusi normal dan Uji Peringkat Wilcoxon bila data tidak
berdistribusi normal.
16
B. Kajian Teoritis
1. Pasar Modal
a. Pengertian Pasar Modal
Pada dasarnya, pasar modal merupakan tempat pertemuan antara
pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan
dana. Pasar modal sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan
atau sekuritas jangka panjang yang bisa diperjual-belikan baik dalam
bentuk hutang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh
pemerintah (public authorities) maupun swasta. Dengan demikian, pasar
modal merupakan konsep yang lebih sempit daripada pasar keuangan
(financial market). Dalam financial market, diperdagangkan semua
bentuk hutang dan modal sendiri, baik dana jangka panjang ataupun
dana jangka pendek (Husnan, 1996:3).
Secara formal, Husnan (2001:3) mendefinisikan pasar modal
sebagai:
“Pasar modal dapat didefinisikan sebagai pasar untuk berbagai
instrumen keuangan (sekuritas) jangka panjang yang bisa diperjualbelikan
baik dalam bentuk hutang maupun modal sendiri, baik yang
diterbitkan oleh pemerintah (public authorities), maupun perusahaan
swasta”.
Dalam Undang-Undang Pasar Modal No. 8 tahun 1995 tentang
Pasar Modal, mendefinisikan pasar modal sebagai “kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek,
17
Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya,
serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek”.
Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa pasar
modal adalah pasar dari berbagai instrumen keuangan jangka panjang,
dimana pasar modal memiliki dua fungsi yaitu menyediakan dana bagi
pihak yang memerlukan dana dan mempunyai kelebihan dana untuk
menginvestasikan dana yang mereka miliki. Disamping itu, pasar
modal dapat mendorong terciptanya alokasi dana yang efisien, karena
dengan adanya pasar modal maka pihak yang mempunyai dana
(investor) dapat memilih alternatif investasi yang menurutnya
memberikan return yang optimal.
Dari sisi syariah, pasar modal adalah salah satu sarana atau
produk muamalah. Transaksi di dalam pasar modal, menurut prinsip
hukum syariah tidak dilarang atau dibolehkan sepanjang tidak
terdapat transaksi yang bertentangan dengan ketentuan yang telah
digariskan oleh syariah. (Tim Studi Tentang Investasi Syariah di Pasar
Modal Indonesia, 2004)
Di antara yang dilarang oleh syariah adalah transaksi yang
mengandung bunga dan riba, terdapat spekulasi dan mengandung
gharar atau ketidakjelasan yaitu transaksi yang di dalamnya
dimungkinkan terjadinya penipuan (khida’). Termasuk dalam
18
pengertian ini: melakukan penawaran palsu (najsy); transaksi atas
barang yang belum dimiliki (short selling/bai’u maalaisa bimamluk);
menjual sesuatu yang belum jelas (bai’ul ma’dum); pembelian untuk
penimbunan efek (ihtikar) dan menyebarluaskan informasi yang
menyesatkan atau memakai informasi orang dalam untuk memperoleh
keuntungan transaksi yang dilarang (insider trading). (Tim Studi
Tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia, 2004)
Larangan transaksi bunga (riba) sangat jelas, karena itu transaksi
di pasar modal yang di dalamnya terdapat bunga (riba) tidak
diperkenankan oleh Syari’ah. Sebagaimana Firman Allah SWT yang
terdapat dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 275 yang berbunyi
š Ï%©!$# t è=à2ù'tƒ (#4 t/Ìh 9$# Ÿ t ã à)tƒ Î) $y x. ã# à)tƒ ”Ï%©!$# çμäܬ6y‚tFtƒ ß& s z&Ï Üø‹¤±9$#
Äb§y ø9$# 4 y7Ï9)sOE ö ß*$+r'Î/ (#þ ä9$s% $y $+Î) ßìø‹t7ø9$# ã ÷WÏ (#4 t/Ìh 9$# 3 ¨ ymr&u ª!$# yìø‹t7ø9$# t#§ ymu (#4 t/Ìh 9$# 4 &y
s
ù
…ç-u !%y` ×.sàÏãö t &Ïi /ÏμÎn/§‘ 4‘y*tF+$$sù …ã&s#sù $t y#n=y™ ÿ…ç-ã ø r&u ’n<Î) «!$# ( ï3t
u
y7Í× s9' é'sù yŠ$tã
Ü= y š7 à$Î# yz $p 6Ïù ö è5 ( Í‘$¨ 9$# sô¹r&
“Orang-orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri
melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan syaitan lantaran
(tekanan) penyakit gila. keadaan mereka yang demikian itu, adalah
disebabkan mereka Berkata (berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama
dengan riba, padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan
riba. orang-orang yang Telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya,
19
lalu terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu adalah
penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya”. (Q.S Al-Baqarah
:275)
Sedangkan ayat Al-Qur’an yang menjelaskan bahwa dalam jual
beli hendaknya kita laksanakan dengan cara yang benar bukan dengan
cara yang batil, yakni
$y*•ƒr' tƒ š Ï%©!$# (# ã8t #u Ÿ (#þ è=à2ù's? ä3s9)u ø r& 9à6o8÷;t/ È ÏÜ t6ø9$$Î/ H Î) r&
š7 ä3s? ¸ t pgÏB &tã <Ú#t s? ö ä3 Ïi 4 Ÿ u (#þ è=çFø)s ö ä3Î/ t %x. ©!$# ¨ Î) 4 ö ä3|¡à +r& ?
$V ŠÏmu‘
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta
sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang
berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu
membunuh dirimu; Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang
kepadamu”. (Q.S An Nisaa: 29)
Dengan adanya ketentuan dan pandangan syariah seperti di atas,
maka investasi tidak dapat dilakukan ke produk yang bertentangan
dengan syariah. Oleh karena itu investasi di pasar modal harus
dilakukan dengan selektif dan dengan hati-hati (ihtiyat) supaya tidak
masuk kepada produk non halal. Sehingga hal inilah yang mendorong
islamisasi pasar modal.
20
Terkait dengan upaya pengembangan pasar modal syariah, hingga
saat ini terdapat 6 (enam) Fatwa DSN-MUI yang berkaitan dengan
industri pasar modal. Fatwa-fatwa tersebut adalah:
1. Fatwa No.05 tahun 2000 tentang Jual Beli Saham
2. Fatwa No.20 tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi
Untuk Reksa Dana Syariah
3. Fatwa No.32 tahun 2002 tentang Obligasi Syariah
4. Fatwa No.33 tahun 2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah
5. Fatwa No.40 tahun 2003 tentang Pasar Modal dan Pedoman
Umum Penerapan Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal.
6. Fatwa No.41 tahun 2004 tentang Obligasi Syariah Ijarah.
Bentuk ideal dari pasar modal Syariah dapat dicapai dengan
islamisasi empat pilar pasar modal, yaitu:
1) Emiten (perusahaan) dan efek yang diterbitkannya didorong
untuk memenuhi kaidah Syariah, keadilan, kehati-hatian dan
transparansi.
2) Pelaku pasar (investor) harus memiliki pemahaman yang baik
tentang ketentuan muamalah, manfaat dan risiko transaksi di
pasar modal.
21
3) Infrastruktur informasi bursa efek yang jujur, transparan dan tepat
waktu yang merata di publik yang ditunjang oleh mekanisme
pasar yang wajar.
4) Pengawasan dan penegakan hukum oleh otoritas pasar modal
dapat diselenggarakan secara adil, efisien, efektif dan ekonomis.
Selain itu prinsip-prinsip Syari’ah juga akan memberikan penekanan
(emphasis) pada:
1) Kehalalan produk atau jasa dari kegiatan usaha, karena menurut
prinsip Syariah manusia hanya boleh memperoleh keuntungan
atau penambahan harta dari hal-hal yang halal dan baik.
2) Adanya kegiatan usaha yang spesifik dengan manfaat yang jelas,
sehingga tidak ada keraguan akan hasil usaha yang akan menjadi
obyek dalam perhitungan keuntungan yang diperoleh.
3) Adanya mekanisme bagi hasil yang adil –baik dalam untung
maupun rugi- menurut penyertaan masing-masing pihak.
4) Penekanan pada mekanisme pasar yang wajar dan prinsip kehatihatian
baik pada emiten maupun investor. (Tim Studi Tentang
Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia, 2004)
22
b. Bentuk Pasar Modal
Sunariyah (2004:12-16) pasar modal berdasarkan macam-macam
dan proses penyelenggaraan transaksi, pasar modal dibedakan
menjadi:
1). Macam-macam pasar modal
1) Pasar Perdana (Primary Market) yaitu penawaran saham dari
emiten kepada investor selama waktu yang telah ditetapkan oleh
pihak yang menerbitkan sebelum saham tersebut diperdagangkan
di pasar sekunder. Harga saham di pasar ini ditentukan oleh
penjamin emisi dan perusahaan yang menerbitkan saham
(emiten).
2) Pasar Sekunder (Secondary Market) yaitu perdagangan saham
setelah melewati penawaran di pasar perdana. Jadi pasar sekunder
merupakan pasar dimana saham dan sekuritas lainnya diperjualbelikan
secara luas setelah penjualan di pasar perdana. Harga
saham di pasar sekunder ditentukan oleh pemerintah dan
penawaran antara pembeli dan penjual menurut mekanisme pasar.
3) Pasar Ketiga (Third Market) yaitu tempat perdagangan saham di
luar bursa (over the counter market). Di Indonesia pasar ini disebut
bursa pararel, yaitu suatu sistem perdagangan efek atau surat
berharga yang terorganisir di luar bursa efek resmi, dalam bentuk
23
pasar sekunder yang diatur dan dilaksanakan oleh Perserikatan
dan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) dengan diawasi dan
dibina oleh Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM).
4) Pasar Keempat (Fourth Market) pada dasarnya merupakan suatu
bentuk perdagangan efek antar pemodal atau investor dengan kata
lain berupa pengalihan saham dari satu pemegang saham ke
pemegang saham lainnya tanpa melalui perantara perdagangan
efek atau lembaga lainnya.
2). Pasar modal ditinjau dari proses transaksi
a) Pasar Spot, yaitu pasar keuangan yang memperdagangkan
sekuritas untuk diserahkan secara langsung (spontan). Artinya jika
seseorang membeli suatu jasa-jasa finansial maka pada saat itu
juga akan menerima jasa yang dibeli tersebut.
Dalam Islam transaksi ini hukumnya adalah boleh, karena
dianggap tunai, sedangkan waktu dua hari dianggap sebagai
proses penyelesaian yang tidak bisa dihindari (FC HG@< DE?C BA =>@? )< dan
merupakan transaksi internasional. (Fatwa DSN NO: 28/DSNMUI/
III/2002 Tentang Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf))
b) Pasar Future atau Forward, yaitu pasar keuangan dimana
penyerahan sekuritas dilakukan pada waktu yang akan datang
sesuai dengan kesepakatan. Proses transaksi tersebut memuat
24
kesepakatan waktu terjadinya transaksi dan saat penyerahan harus
dilakukan sehingga perpindahan kekayaan memerlukan jangka
waktu tertentu.
Transaksi Forward dalam Islam Hukumnya adalah haram, karena
harga yang digunakan adalah harga yang diperjanjikan
(muwa'adah) dan penyerahannya dilakukan di kemudian hari,
padahal harga pada waktu penyerahan tersebut belum tentu sama
dengan nilai yang disepakati, kecuali dilakukan dalam bentuk
forward agreement untuk kebutuhan yang tidak dapat dihindari
(lil hajah). (Fatwa DSN NO: 28/DSN-MUI/III/2002 Tentang Jual
Beli Mata Uang (Al-Sharf))
c) Pasar Opsi, yaitu pasar keuangan yang memperdagangkan hak
untuk menentukan pilihan (menjual atau membeli) terhadap
saham atau obligasi, pilihan tersebut adalah persetujuan atau
kontrak hak pemegang saham untuk membeli atau menjual dalam
waktu tertentu.
Dalam Islam, pasar opsi yaitu kontrak untuk memperoleh hak
dalam rangka membeli atau hak untuk menjual yang tidak harus
dilakukan atas sejumlah unit valuta asing pada harga dan jangka
waktu atau tanggal akhir tertentu. Hukumnya haram, karena
25
mengandung unsur maisir (spekulasi). (Fatwa DSN NO: 28/DSNMUI/
III/2002 Tentang Jual Beli Mata Uang (Al-Sharf))
c. Peranan Pasar Modal
Menurut Jogiyanto (2003:11) bahwa, “pasar modal mempunyai
peranan yang penting dalam suatu negara, bahkan dapat dikatakan
bahwa pasar modal merupakan indikator keberhasilan perekonomian
suatu negara”. Peranan pasar modal adalah:
a. Sebagai sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana
jangka panjang dengan menjual saham dan mengeluarkan obligasi.
b. Untuk menarik pembeli dan penjual untuk berpartisipasi, pasar
modal harus bersifat likuid dan efisien.
c. Pasar modal juga mempunyai fungsi sarana alokasi dana yang
produktif untuk memindahkan dana dari pemberi pinjaman ke
peminjam.
Sementara itu, Husnan (2001:4-5) mengemukakan bahwa,
“keberadaan pasar modal mempunyai beberapa daya tarik dari para
investor, antara lain sebagai berikut:
1) Pasar modal akan bisa menjadi alternatif penghimpun dana selain
sistem perbankan. Pasar modal memungkinkan perusahaan
menerbitkan sekuritas yang berupa surat tanda hutang (obligasi)
ataupun surat tanda kepemilikan (saham).
2) Pasar modal memungkinkan para pemodal mempunyai berbagai
pilihan investasi yang sesuai dengan preferensi resiko mereka.
Dengan adanya pasar modal, para pemodal memungkinkan untuk
melakukan diversifikasi investasi, membentuk portofolio (atau
gabungan dari berbagai investasi) sesuai dengan resiko yang mereka
tanggung dan tingkat keuntungan yang mereka harapkan.
26
d. Instrumen Pasar Modal
Instrumen pasar modal pada prinsipnya merupakan semua jenis
surat berharga (securitas). Adapun pengertian dari beberapa instrumen
pasar modal yang umum diperdagangkan, adalah sebagai berikut:
1) Saham (Stock), merupakan suatu surat penyertaan atau kepemilikan
seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.
2) Rights, merupakan hak yang diberikan kepada pemegang saham
lama untuk membeli tambahan saham baru yang diterbitkan oleh
suatu perusahaan.
3) Obligasi (Bond), merupakan bukti hutang dari emiten yang dijamin
oleh pihak penganggung yang mengandung suatu janji pembayaran
bunga atau janji lainnya serta pelunasan pokok pinjaman yang akan
dilakukan pada tanggal jatuh tempo.
4) Waran (Warrant), merupakan hak yang diberikan kepada pemilik
obligasi untuk membeli sejumlah tertentu saham penerbit obligasi
dimasa yang akan datang dengan harga yang telah ditentukan.
2. Saham
a. Pengertian Saham
Pengertian saham secara umum adalah surat bukti atau tanda
kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbatas yang
27
memberikan keuntungan dalam bentuk deviden dan capital gain.
Husnan (2001:285) mendefinisikan saham menunjukkan bukti
kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas
(PT). Pemilik saham suatu perusahaan disebut sebagai pemegang
saham, merupakan pemilik saham.
Sugiyarso dan Winarni (2005:32), “saham adalah surat berharga
yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan
Terbatas (PT) atau yang biasa disebut emiten”.
Menurut Harianto dan Sudomo (1998:66), “Saham adalah surat
bukti pemilikan bagian modal atau tanda penyertaan modal pada
perusahaan yang memberi hak atas deviden dan lain-lain menurut
besar kecil modal disetor”.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa saham
adalah tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan usaha
dalam suatu perusahaan. Sedangkan keuntungan yang dapat diperoleh
dengan memiliki saham yaitu, dividen dan capital gain.
Sedangkan dalam islam, saham syariah adalah salah satu bentuk
dari saham biasa yang memiliki karakteristik khusus berupa kontrol
yang ketat dalam hal kehalalan ruang lingkup kegiatan usaha. Di
Indonesia saham syariah dimasukkan dalam perhitungan Jakarta
Islamic Index (JII) yang merupakan indeks yang dikeluarkan oleh PT.
28
Bursa Efek Jakarta yang merupakan subset dari Indeks Harga Saham
Gabungan (IHSG). Bagi perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Indeks, mereka dinilai telah memenuhi penyaringan syariah dan
kriteria untuk indeks. (Tim Studi Tentang Investasi Syariah di Pasar
Modal Indonesia, 2004)
b. Jenis-Jenis Saham
Menurut jenisnya saham dibedakan menjadi dua yaitu saham
biasa dan saham preferent.
1). Saham Biasa (Common Stock)
Saham biasa adalah bukti tanda kepemilikan atas suatu
perusahaan. Keuntungan yang dinikmati oleh pemegang saham
biasa berasal dari pembayaran deviden dan kenaikan harga saham.
Deviden akan dibayarkan sepanjang perusahaan memperoleh laba.
Besar kecilnya deviden yang diterima oleh pemegang saham tidak
tetap, tergantung dari Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Tendelilin (2001:18) mendefinisikan saham biasa (common
stock) sebagai, “sekuritas yang menunjukkan bahwa pemegang
saham biasa tersebut mempunyai hak kepemilikan atas aset-aset
perusahaan”. Oleh karena itu, sebagai salah satu pemilik
perusahaan pemegang saham mempunyai hak-hak. Hak tersebut
antara lain:
29
a) Pemegang saham biasa mempunyai hak suara pada Rapat
Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Rapat Umum Luar Biasa
(RULBS).
b) Mempunyai wewenang untuk memilih direktur perusahaan,
memilih manajemen seperti komisaris dan direksi perusahaan.
c) Mempunyai hak terlebih dahulu untuk membeli saham pada
perusahaan yang bersangkutan sebelum dibeli oleh investor
baru.
d) Pemegang saham biasa diberi hak atas laba bersih perusahaan
sebagai laba atas dana yang diinvestasikan, hal ini berbentuk
deviden.
e) Pemilik saham biasa mendapatkan hak untuk memperoleh
pembagian kekayaan perusahaan apabila perusahaan
dinyatakan bangkrut, dimana pembagian kekayaan tersebut
akan dilakukan setelah semua kewajiban perusahaan dilunasi.
f) Pemegang saham biasa mempunyai hak melihat atau
mengetahui hasil RUPS dan daftar para pemegang saham suatu
perusahaan serta mempunyai akses yang tidak terbatas untuk
akses pembukuan keuangan perusahaan, kecuali kalau dibatasi
oleh suatu keadaan tertentu.
30
Sedangkan dalam Islam saham jenis ini boleh diperdagangkan
karena saham sesuai dengan terminologi yang melekat padanya,
maka saham yang dimiliki seseorang menunjukkan sebuah bukti
kepemilikan atas perusahaan tertentu yang berbentuk aset,
sehingga saham merupakan cerminan atas aset tertentu. Saham
biasa (Coomon Stock) menurut para ulama boleh dikarenakan saham
jenis ini mempunyai prinsip keadilan dan keterbukaan yang merata
buat semua pemegang saham. Namun, aturan dan norma jual beli
saham tetap mengacu pedoman jual beli yakni tercapai rukun,
syarat, aspek an-taradhin, serta terhindar dari unsur-unsur yang
merusat atau tidak mengesahkan jual beli saham tersebut. (Huda
dan Nasution, 2007: 65)
2). Saham Preferen (Preffered Stock)
“Saham preferen (Preffered Stock) merupakan saham yang
memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa,
karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti obligasi) dan
juga mendapatkan hak kepemilikan seperti saham biasa”,
(Tandelilin, 2001:18). Saham preferen adalah jenis saham lain
sebagai alternatif dari saham biasa Pemegang saham preferen akan
mendapatkan hak terhadap pendapatan dan kekayaan perusahaan
setelah dikurangi dengan pembayaran kewajiban pemegang
31
obligasi dan hutang (sebelum pemegang saham biasa mendapatkan
haknya).
Dikatakan preferen, karena saham ini memiliki keistimewaan
diantaranya sebagai berikut (Hartono dalam Puspaningsih, 2006:
17):
a). Preferen terhadap deviden
(1) Pemegang saham preferen mempunyai hak untuk
menerima deviden terlebih dahulu dibandingkan dengan
pemegang saham biasa.
(2) Pemegang saham preferan mempunyai hak deviden
komulatif, yaitu memberikan hak kepada pemegang
sahamnya untuk menerima dividen tahun-tahun
sebelumnya yang belum dibayarkan sebelum pemegang
saham biasa menerina devidennya.
b). Preferen terhadap likuidasi
Pemegang saham preferen mempunyai hak terlebih dahulu
atas aktiva perusahaan dibandingkan dengan hak yang dimiliki
oleh saham biasa pada saat terjadi likuidasi. Besarnya hak atas
aktiva pada saat likuidasi adalah sebesar nilai nominal saham
preferennya, termasuk semua dividen yang belum dibayar jika
bersifat kumulatif.
Dalam pandangan syariah saham preferen cenderung tidak
diperbolehkan karena dua alasan yang tidak dapat diterima secara
konsep syariah. Dua alasan terebut ialah :
a. Adanya keuntungan tetap (predeterminant reneveu), yang
dikategorikan oleh sebagian ulama sebagai riba.
b. Pemilik saham preferen mendapat hak istimewa terutama pada
saat perusahaan dilikuidasi. Hal ini mengandung unsur
ketidakadilan. (Huda dan Nasution, 2007: 66)
32
c. Keuntungan dan Kerugian Membeli Saham
Dalam membeli saham seorang investor perlu memperhatikan
keuntungan dan kerugian yang akan didapatnya dalam membeli
saham. Keuntungan membeli saham antara lain sebagai:
1) Deviden
Yaitu pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan
perusahaan.
2) Capital Gain
Merupakan selisih keuntungan dari harga jual dan harga beli
yang lebih tinggi, yang disebut juga selisih kenaikan kurs yang
lebih tinggi dibandingkan dengan kurs pada waktu membelinya
3) Saham Bonus
Saham bonus yaitu saham yang dibagikan perusahaan kepada
para pemegang saham yang diambil dari agio saham. Agio saham
adalah selisih antara harga perdana tehadap harga nominal.
Sedangkan kerugian dari membeli saham, antara lain sebagai
berikut
1) Tidak Mendapat Deviden
Perusahaan akan membagikan dividen jika operasional
perusahaan menghasilkan keuntungan. Dengan demikian
33
perusahaan tidak akan membagi-kan dividen jika perusahaan
tersebut mengalami kerugian.
2) Capital Loss
Dalam aktivitas perdagangan saham tidak selalu pemodal
mendapat capital gain ada kalanya pemodal harus menjual dengan
harga jauh lebih rendah dengan harga beli.
3) Perusahaan Bangkrut atau Dilikuidasi
Dalam kondisi perusahaan dilikuidasi maka pemegang saham
akan menempati posisi terakhir dalam pembagian aset perusahaan
dibanding kreditor.
4) Saham di delist dari bursa (Delisting)
“Delisting adalah tindakan mengeluarkan suatu saham yang
telah tercatat dibursa efek karena kurang memenuhi kriteria yang
ditentukan oleh manajemen bursa efek atau atas permintaan
emiten, sehingga saham tersebut tidak dapat diperdagangkan lagi
dibursa efek tersebut”, (Sunariyah, 2004:37-38).
Suatu saham di delist dari bursa umumnya karena kinerja yang
buruk misalnya dalam kurun waktu tertentu tidak pernah
diperdagangkan, mengalami kerugian beberapa tahun, tidak
membagikan dividen secara berturut-turut selama beberapa tahun
34
dan berbagai kondisi lainnya sesuai dengan Peraturan Pencatatan
Efek di Bursa.
d. Penilaian Harga Saham
Dalam penilaian harga saham dikenal adanya tiga jenis nilai
saham yaitu: nilai buku, nilai pasar, nilai intrisik saham. Nilai buku
merupakan nilai yang dihitung dari pembukuan perusahaan penerbit
saham. Nilai pasar adalah nilai saham tersebut bila berada di pasaran.
Sedangkan nilai intrinsik ialah sebenarnya atau seharusnya dari saham
tersebut. Dengan memahami ketiga konsep nilai saham maka kita
dapat mengetahui saham-saham yang tumbuh dan yang murah.
3. Stock Split (Pemecahan Saham)
a. Pengertian Stock Split (Pemecahan Saham)
Pemecahan saham merupakan satu aktivitas yang dilakukan oleh
para manajer perusahaan dengan melakukan perubahan terhadap
jumlah saham yang beredar dan nilai nominal perlembar saham sesuai
dengan split factor. Split factor merupakan perbandingan jumlah saham
yang beredar sebelum dilakukannya split dengan jumlah saham yang
beredar setelah dilakukannya split.
Jogiyanto (2003:415), “Stock split berarti memecah selembar saham
menjadi n lembar saham, dimana harga perlembar saham baru setelah
35
di stock split adalah sebesar 1/n dari saham sebelumnya”. Menurut
Ewijaya dan Nur Indriantoro (1999:55), menyatakan bahwa “Stock split
adalah, perubahan nilai nominal per lembar saham dan menambah
jumlah lembar saham yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan
(split factor)”
Kesimpulan dari pengertian di atas bahwa, pemecahan saham
akan meningkatkan jumlah lembar saham yang diperdagangkan dan
secara proporsi akan menurunkan nilai per lembar sahamnya.
Pemecahan saham merupakan kosmetika saham, dalam arti bahwa
tindakan perusahaan tersebut merupakan upaya pemolesan saham
agar terlihat lebih menarik di mata investor.
Sedangkan dalam Islam melarang setiap aktivitas perekonomian
yang mengandung unsur paksaan, mafsadah (tidak bermanfaat), dan
gharar (penipuan). Namun, perdagangan Islam mengizinkan adanya
sistem kerja sama (syirkah). Terkait dengan penentuan adanya stock
split yang dilakukan perusahaan itu tidak mengandung unsur paksaan
karena keputusan tersebut telah disepakati sebelumnya dalam rapat
umum pemegang saham yang dilakukan oleh perusahaan dan juga
stock split ini dilakukan pada semua saham yang beredar sehingga
prinsip keadilan dan merata juga ada karena semua pemegang
mendapat split faktor yang sama. Serta, dengan adanya stock split harga
36
menjadi turun dan diharapkan akan semakin terjangkau oleh investor
lainnya. Hal ini sesuai dengan Al-Quran surat Surat Al Hasyr ayat 7,
yang berbunyi:
!$¨ u !$sùr& ª!$# 4’n?tã /Ï&Î! ß™u‘ ô&Ï È ÷5r& 3“t à)ø9$# ¬Ts 4’n1ö à)ø9$# “Ï%Î!u É= ß™§ =Ï9u ù
4 ö ä3 Ï Ï !$uŠÏ8øîF{$# t ÷ t/ P's! ߊ t ä3tƒ Ÿ ö’s1 È ‹Î6¡¡9$# È ø>$#u È Å3 |¡y ø9$#u 4’y tGuŠø9$#u
!$t u ã ä39s?#u ã= ß™§ 9$# ç- ä‹ã‚sù $t u ö ä39p ©!$# ¨ Î) ( ©!$# (# à)¨?$#u 4 (# ß*tF+$$sù çμ÷8tã t
É>$s)Ïèø9$# ߉ƒÏ‰x©
Artinya : Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada
RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka
adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu jangan
beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang diberikan
Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka
tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat
keras hukumannya. (Al Hasyr :7)
b. Jenis-jenis Stock Split
Akmila dan Kusuma (2003:37) dalam Puspitaningsih (2006) ada
dua jenis stock split (pemecahan saham) yang dapat dilakukan, yaitu:
1). Pemecahan Naik (split-up atau forward split)
Pemecahan naik (Split-up) adalah penurunan nilai nominal per
lembar saham sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah
saham yang beredar. Misalnya, satu lembar saham dipecah menjadi
37
dua, hal ini berarti setiap satu lembar saham lama akan ditukar
dengan dua lembar saham.
2). Pemecahan Turun (split-down atau reverse split)
Pemecahan turun (split-down) adalah peningkatan nilai nominal
per lembar saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar.
Misalnya, dua lembar saham dipecah menjadi satu, hal ini berarti
untuk setiap dua lembar saham akan ditukarkan dengan satu
lembar saham baru.
c. Tujuan Stock Split
Manajer-manajer perusahaan mempunyai tujuan yang berbedabeda
dalam melakukan stock split terhadp sahamnya, karena manajer
mempunyai alasan ketika benar-benar melakukan stock split.
Menurut Halim (2005:97), “Tujuan dilakukan pemecahan saham
adalah untuk menjaga harga pasar saham agar tidak terlalu tinggi
sehingga sahamnya lebih memasyarakat dan lebih banyak
diperdagangkan”.
Stock split bertujuan agar perdagangan suatu saham menjadi lebih
likuid, karena jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak dan
harganya menjadi lebih murah. Hal ini akan sangat efektif bila
dilakukan pada saham-saham yang harganya cukup tinggi (Darmadji
dan Fakhruddin, 2001:131).
Menurut Keown, et. al, (1996) dalam Rohana et al, (2003), ada
beberapa alasan manajer perusahaan melakukan stock split antara lain
sebagai berikut:
38
1) Supaya harga saham tidak terlalu mahal sehingga dapat
meningkatkan jumlah pemegang saham dan meningkatkan
likuiditas perdagangan saham.
2) Untuk mengembalikan harga dan ukuran perdagangan rata-rata
saham kepada kisaran yang telah ditargetkan.
3) Untuk membawa informasi mengenai investasi yang berupa
perningkatan laba dan deviden kas.
Keiso dan Weygant (2004:822) juga mengutip dari The DH&S
Review tanggal 12 Mei 1986, yang menyatakan bahwa alasan dibalik
pemecahan saham antara lain:
1) Untuk menyesuaikan harga pasar saham perusahaan hingga
tingkat di mana lebih banyak individu dapat berinvestasi dalam
saham.
2) Untuk menyebarkan dasar pemegang saham dengan
meningkatkan jumlah saham yang beredar dan membuatnya lebih
dapat dipasarkan.
3) Untuk menguntungkan pemegang saham yang ada dengan
memungkinkan mereka mengambil manfaat dari suatu
penyelesaian pasar yang tidak sempurna sesudah pemecahan
tersebut.
Kesimpulan dari beberapa alasan dilakukannya pemecahan saham
(stock split) yang telah dipaparkan di atas mempunyai tujuan, antara
lain:
1) Meningkatkan jumlah pemegang saham.
2) Mengembalikan ukuran perdagangan rata-rata saham pada
rentang perdagangan tertentu.
3) Menyampaikan informasi mengenai prospek peningkatan return
masa depan yang substansial.
39
d. Manfaat Stock Split
Bagi sebagian pihak khususnya para emiten, pemecahan saham
diyakini dapat memberikan berbagai manfaat bagi mereka. Menurut
pendapat McGough (1993) dalam Ewijaya dan Nur Indriantoro
(1991:121), mengemukakan bahwa manfaat pada umumnya yang
diperoleh dari stock split adalah penurunan harga saham yang
selanjutnya menambah daya tarik investor untuk memiliki saham
tersebut sehingga membuat saham menjadi likuid untuk
diperdagangkan.
Menurut Indah Kurniawati (2003:266), beberapa pelaku pasar
khususnya para emiten mempunyai pendapat bahwa stock split
memiliki berbagai macam manfaat diantaranya adalah:
1) Harga saham yang lebih rendah setelah stock split akan
meningkatkan daya tarik investor untuk membeli sejumlah saham
yang lebih besar sehingga dapat mengubah investor odd lot menjadi
investor round lot.
2) Meningkatkan daya tarik investor kecil untuk melakukan
investasi.
3) Meningkatkan jumlah pemegang saham sehingga pasar akan
menjadi likuid.
4) Sinyal yang positif bagi pasar bahwa kinerja manajemen
perusahaan bagus dan memiliki prospek yang baik.
e. Teori-Teori yang Mendasari Kebijakan Stock Split
Marwata (2000) dalam Suntoro dan Subekti (2003) menjelaskan
bahwa dua teori mengenai pemecahan saham adalah signaling theory
dan trading range theory.
40
1). Signalling Theory
Signalling theory menyatakan bahwa pemecahan saham
memberikan informasi kepada investor tentang prospek
peningkatan return yang substansial. Return yang meningkat
tersebut dapat diprediksi dan merupakan sinyal tentang laba jangka
pendek dan jangka panjang (Baker dan Powell, 1993 dalam Subekti
dan Suntoro, 2003). Pengumuman pemecahan saham dianggap
sebagai sinyal yang diberikan oleh manajemen kepada publik
bahwa perusahaan memilki prospek yang bagus di masa depan.
Analis akan menangkap sinyal tersebut dan kemudian
menggunakannya untuk memprediksi peningkatan earning jangka
panjang. Reaksi pasar terhadap pemecahan saham sebenarnya
bukan terhadap tindakan pemecahan saham yang tidak memiliki
nilai ekonomis itu sendiri, melainkan terhadap prospek perusahaan
di masa depan yang disinyalkan oleh pemecahan saham tersebut.
Baker dan Powell (1993) dalam Suntoro dan Subekti (2003:121)
menjelaskan signalling theory pemecahan saham dengan
menggunakan penjelasan asimetri informasi. Manajemen memiliki
informasi lebih tentang prospek perusahaan dibandingkan pihak
luar (investor). Pemecahan saham merupakan upaya untuk menarik
investor dengan memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki
41
kondisi bagus. Pemecahan saham memerlukan biaya, oleh karena
itu hanya perusahaan yang mempunyai prospek bagus saja yang
mampu melakukannya (Copeland, 1979 dalam Subekti dan
Suntoro, 2003:121). Jika kondisi perusahaan tidak bagus, maka
perusahaan tidak akan melakukan pemecahan saham.
Signalling theory menyatakan bahwa stock split memberikan
sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan
menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan
kepada publik yang belum mengetahuinya. Hasil penelitian Rohana
dkk (2003:121), menunjukkan bahwa perusahaan yang melakukan
pemecahan saham mengalami reaksi pasar yang positif yang bukan
disebabkan oleh informasi tentang kemungkinan perusahaan akan
membagikan deviden, namun lebih disebabkan karena kemungkinan
peningkatan laba akuntansi.
2). Trading Range Theory
Trading range theory menyatakan bahwa pemecahan saham
akan meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut teori
ini, harga saham yang terlalu tinggi (overprice) menyebabkan
kurang aktifnya saham tersebut diperdagangkan sehingga
mendorong perusahaan melakukan stock split. Dengan adanya
pemecahan saham, harga saham menjadi tidak terlalu tinggi,
42
sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi.
Ikenberry et al. (1996) dalam Rohana, et al. (2003:604) menyatakan
bahwa, “stock split mengakibatkan terjadinya penataan kembali
harga saham pada rentang yang lebih rendah”. Survey yang
dilakukan oleh Baker dan Gallagher (1980) dalam Rozef (1998),
“menunjukkan bahwa manajer cenderung untuk menyebutkan
alasan likuiditas ini sebagai motivasi pemecahan saham”. Meski
stock split diyakini memberikan manfaat baik bagi investor maupun
emiten, namun pelaksanaan aktivitas stock split masih menimbulkan
pendapat yang bertentangan. Copeland (1979) dalam Rohana et al.
(2003:604) menemukan bahwa, “likuiditas mengalami penurunan
setelah pemecahan saham, yaitu volume perdagangan menjadi
lebih rendah dibandingkan sebelumnya”.
4. Abnormal Return
Efisiensi pasar dapat diuji dengan melihat abnormal return yang
terjadi. Pasar dikatakan tidak efisien jika satu atau beberapa pelaku pasar
dapat menikmati abnormal return dalam jangka waktu yang cukup lama.
Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return yang
sesungguhnya terjadi terhadap return normal. Return normal merupakan
return ekspektasi (return yang diharapkan oleh investor). Dengan
43
demikian abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang
terjadi dengan return ekspektasi.
Para investor tentunya mengharapkan return yang akan diterima
proporsional dengan pengorbanan yang dikeluarkan. Akan tetapi dalam
prakteknya, tidaklah selalu demikian. Fenomena inilah yang dikenal
dengan istilah abnormal return, yang dihitung dari selisih antara return
yang sesungguhnya terjadi (accrual return) dengan return yang
diharapkan oleh investor (expected return).
Formula yang digunakan untuk menghitung abnormal return
(Jogiyanto, 2003:433) adalah sebagai berikut:
AR
i.t
= R
i.t
- E(R
i.t
)
Notasi:
AR
i.t
= abnormal return saham ( i ) pada periode ke- t
R
i.t
= actual return saham ( i ) pada periode ke- t
E(R
i.t
) = return ekspektasi saham (i) pasar pada periode ke- t
Return sesunguhnya merupakan return yang terjadi pada waktu ke-t
yang merupakan selisih harga sekarang relatif terhadap harga
sebelumnya atau dapat dihitung dengan rumus (P
i.t
- P
i.t-1
) / (P
i.t-1
).
Sedangkan return ekspektasi merupakan return yang diestimasi yang
diharapkan oleh investor. Brown dan Warner (1985) dalam Jogiyanto
(2003:434) menggunakan:
44
a. Mean-adjusted return model
Disebut juga dengan model disesuaikan rata-rata, model ini
menganggap bahwa return ekspektasi bernilai konstan yang sama
dengan rata-rata return realisasinya selama periode estimasi.
Persamaan Mean-adjusted return model adalah sebagai berikut:
E[R
i.t
] =
Notasi:
E[R
i.t
] = return ekspektasi sekuritas i pada periode peristiwa ke-t
R
i.t
= return realisasi sekuritas i pada periode estimasi ke-t
T = lamanya periode estimasi yaitu dari t1 sampai t2
b. Market model
Untuk perhitungan dengan menggunakan market model
dilakukan dua tahap yang pertama membentuk model ekspektasi
dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan
kedua menggunakan model ekspektasi tersebut untuk mengestimasi
return normal periode jendela.
Persamaan market model yaitu:
[R
i.j
] = @
i
+ B
i
· R
M.j
+ D
i.j
Notasi:
E[R
i.j
] = return ekspektasi sekuritas i pada periode estimasi ke-j
Q
i
= intercept untuk sekuritas i
R
i
= koefisien slope yang merupakan beta dari sekuritas i
R
m.j
= return indeks pasar pada periode estimasi ke-t yang dapat
dihitung dengan rumus R
m.j
= (IHSG
j
– IHSG
j-1
) / (IHSG
j-1
),
dimana IHSG adalah Indeks Harga Saham Gabungan
S
i.t
= kesalahan residu sekuritas i pada periode estimasi ke-j
c. Market-adjusted model
Model ini menganggap bahwa penduga terbaik untuk
mengestimasi return suatu sekuritas adalah return indeks pasar pada
saat tersebut. Dengan menggunakan model ini, maka tidak perlu
T
t
j t
Ri j
=
.2
1
.
45
menggunakan periode estimasi, karena return sekuritas yang
diestimasi adalah sama dengan return indeks pasar.
5. Trading Volume Activity (TVA)
Trading Volume Activity (TVA), yang juga disebut dengan aktivitas
volume perdagangan saham merupakan salah satu instrumen yang dapat
untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasi-informasi yang
masuk pada pasar modal.
Foster (1986) dalam Suntoro dan Subekti (2003) menyatakan “Trading
Volume Activity merupakan suatu instrumen yang dapat digunakan
untuk melihat reaksi pasar modal terhadap suatu informasi melalui
parameter pergerakan aktivitas volume perdagangan di pasar”.
Suryawijaya (1998:42), “Trading Volume Activity merupakan suatu
instrumen yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar modal
terhadap suatu informasi melalui parameter pergerakan aktivitas volume
perdagangan di pasar”.
Trading volume activity (Aktivitas volume perdagangan) merupakan
penjualan dari setiap transaksi yang terjadi di bursa saham pada saat
waktu dan saham tertentu, dan merupakan salah satu faktor yang juga
memberikan pengaruh terhadap pergerakan harga saham. Volume
transaksi merupakan unsur kunci dalam melakukan prediksi terhadap
pergerakan harga saham.
46
Trading Volume Avtivity (TVA) dianggap sebagai ukuran dari
kekuatan atau kelemahan pasar. Ketika TVA cenderung mengalami
peningkatan saat harga mengalami peningkatan penurunan, maka pasar
diindikasikan dalam keadaan bearish. Ketika trading volume activity
cenderung meningkat selama harga mengalami peningkatan maka pasar
di indikasikan dalam keadaan bullish. Ketika TVA cenderung mengalami
penurunan selama harga mengalami penurunan maka pasar berada
dalam keadaan bullish. Dan ketika volume perdagangan cenderung
mengalami penurunan selama harga mengalami kenaikan maka pasar
dalam keadaan bearish.
Perhitungan Trading Volume Activity dilakukan dengan
membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam
suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham yang beredar
dari perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama, menurut Jones,
Charles P. (1986:375) didapat persamaan sebagai berikut:
TVA =
Jumlah saham i yang diperdagangkan pada waktu t
Jumlah saham i yang beredar pada waktu t
Notasi:
TVA = Trading Volume Activity (aktifitas volume perdagangan)
47
6) Kerangka Berfikir
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
Abnormal
Return
Harga saham terlalu tinggi mengakibatkan kurang
menarik dan tidak terjangkau oleh investor
Kebijakan Stock Split yang
dilakukan oleh emiten
Kajian Teori
1. Penelitian Terdahulu
2. Pasar Modal
3. Saham
4. Stock Split
5. Abnormal Return
6. Trading Volume Activity
Reaksi Pasar
Trading Volume
Activity
Penerapan Fakta
Uji Normalitas
Kolmogorov Smirnov Test,
Tidak terdistribusi Normal
Wilcoxon Signed Rank Test
Terdistribusi Normal
Paired Sample t-Test
Hasil dan Kesimpulan
48
7. Hipotesis
Berdasarkan latar belakang perumusan masalah dan tujuan penelitian,
maka dapat dibuat hipotesis sebagai berikut:
a. Pasar modal bereaksi terhadap peristiwa stock split yang ditunjukkan
dengan adanya abnormal return dan perubahan Trading Volume Activity
b. Terdapat perbedaan signifikan abnormal return dan Trading Volume
Activity perusahaan sebelum dan sesudah peristiwa stock split
49
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta yang terdapat pada
pojok BEJ Universitas Muhammadiyah Malang, karena data di sana
dirasa cukup untuk bahan dalam penelitian ini.
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian event study.
Menurut Jogiyanto (2003:318), studi peristiwa (event study) “merupakan
studi yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu peristiwa (event)
yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman”. Event
study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information
content) dari suatu pengumuman. Pengujian kandungan informasi
dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu pengumuman. Peristiwa
yang diuji adalah peristiwa stock split.
Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif, dimana
penelitian mencoba menjelaskan apakah ada hubungan yang signifikan
antara variabel independent dengan variabel dependent melalaui uji
satatistik.
50
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan aspek penelitian (Arikunto, 1998:115).
Populasi dari penelitian ini adalah keseluruhan perusahaan go public
yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta yang melakukan kebijakan stock split
selama tahun 2005-2007 dari data terakhir diperoleh 28 perusahaan. Dari
populasi tersebut. Kemudian dipilih beberapa perusahaan untuk
dijadikan sampel. “Sampel adalah bagian atau populasi yang diteliti”
(Arikunto, 1998:117). Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini
diambil dengan menggunakan metode purposive sampling. “Metode
purposive sampling adalah pemilihan sampel secara tidak acak yang
informasinya diperoleh dengan menggunakan pertimbangan tertentu,
yang pada umumnya disesuaikan dengan tujuan atau masalah
penelitian” (Indriantoro dan Supomo, 2002:131). Kriteria untuk
menentukan sampel adalah :
1. Tidak mengalami pembatalan perdagangan saham (suspending)
selama tahun 2005-2007.
2. Memiliki data yang dibutuhkan untuk penelitian secara lengkap.
3. Tidak melakukan corporate action lain selama periode pengamatan
(event window), seperti right issue, warrant, additional shares,
pengumuman dividen, saham bonus, merger dan lain-lain.
51
4. Hanya melakukan kebijakan stock split sebanyak satu kali dalam tahun
yang bersangkutan.
5. Hanya melakukan kebijakan stock split berupa kebijakan pemecahan
naik (split-up) atas saham beredarnya. Yang dimaksud dengan
pemecahan naik (split-up) adalah pemecahan saham dengan rasio
penurunan nilai nominal per lembar saham, sehingga yang akan
mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar.
Dari 28 perusahaan yang melakukan stock split periode 1 januari 2005-
31 desember 2007 ada 7 kegiatan stock split yang tidak layak menjadi
sampel penelitian ini, yakni PT. Buana Finance Tbk. (BBLD) karena pada
periode pengamatan juga malakukan warant, PT. Humpuss Intermoda
Transportasi Tbk. (HITS) yang dalam tahun pengamatan telah melakukan
stock split dua kali yakni 15 Des 2005 dan 11 Sep 2007 dan PT. Lippo
Karawaci Tbk. (LPKR) yang malakukan stock split dua kali dalam tahun
pengamatan yakni 28 Juli 2006 dan tanggal 26 Desember 2007, serta
melakukan warant pada 28 juli 2006. Sedangkan PT. Tigaraksa Satria Tbk.
(TGKA) yang melakukan stock split pada 30 Agu 2005 dan PT. Jaya Pari
Steel Tbk. (JPRS) stock split pada 12 Des 2007 tidak diambil sebagai
sampel karena data yang dibutuhkan untuk penelitian tidak ditemukan
dan tidak lengkap. Sehingga dari hasil akhir yang memenuhi kualifikasi
sebagai sampel penelitian ini adalah sebanyak 21 emiten.
52
Tabel 3.1
Daftar Emiten Yang Memenuhi Kriteria Sebagai Sampel Periode 2005-2007
No Kode Harga
Emiten
Nama Perusahaan Tanggal
Pemecahan
Split
Faktor Sebelum Sesudah
1 SMAR PT. Sinar Mas Agro
Resources and
technology Tbk.
20 Jun 2005 1 : 5 Rp.
1000,-
Rp.
200,-
2 CTRS PT. Ciputra Surya
Tbk.
25 Jul 2005 1 : 2 Rp. 500,- Rp.
250,-
3 HEXA PT. Hexindo
Adiperkasa Tbk.
01 Sep
2005
1 : 5 Rp. 500,- Rp.
100,-
4 PRAS PT. Prima Alloy
Steel Universal Tbk.
20 Sep
2005
1 : 5 Rp. 500,- Rp.
100,-
5 TMAS PT. Pelayaran
tempuran Emas Tbk.
17 Mar
2006
1 : 2 Rp. 250,- Rp.
125,-
6 DPNS PT. Duta Pertiwi
Nusantara Tbk.
08 Jun 2006 1 : 2 Rp. 500,- Rp.
250,-
7 PJAA PT. Pembangunan
Jaya Ancol Tbk.
10 Jul 2006 1 : 2 Rp. 500,- Rp.
250,-
8 JRPT PT. Jaya Real
Property Tbk.
14 Agu
2006
1 : 5 Rp. 500,- Rp.
100,-
9 TSPC PT. Tempo Scan
Pacific Tbk.
14 Sep
2006
1 :10 Rp. 500,- Rp.
100,-
10 EKAD PT. Ekadharma
International Tbk.
19 Okt
2006
1 : 2 Rp. 100,- Rp. 50,-
11 APOL PT. Arpeni Pratama
Ocean Line Tbk.
24 Nov
2006
1 : 2 Rp. 500,- Rp.
250,-
53
12 PLIN PT. Plaza Indonesia
Realty Tbk.
26 Des
2006
1 : 5 Rp.
1000,-
Rp.
200,-
13 BMTR PT. Bimantara Citra
Tbk.
24 Apr
2007
1 : 5 Rp. 500,- Rp.
100,-
14 DAVO PT. Davomas Abadi
Tbk.
28 Mei
2007
1 : 2 Rp. 100,- Rp. 50,-
15 ANTM PT. Aneka Tambang
Tbk.
12 Jul 2007 1 : 5 Rp. 500,- Rp.
100,-
16 AKRA PT. AKR Corporindo
Tbk.
27 Jul 2007 1 : 5 Rp. 500,- Rp.
100,-
17 SMGR PT. Semen Gresik
Tbk.
07 Agu
2007
1:10 Rp.
1000,-
Rp.
100,-
18 SOBI PT. Sorini Agro Asia
Corporindo Tbk.
22 Agu
2007
1 : 5 Rp. 500,- Rp.
100,-
19 HADE PT. Hortus Danavest
Tbk.
10 Sep
2007
1 : 2 Rp. 200,- Rp.
100,-
20 PWON PT. Pakuwon Jati
Tbk.
19 Sep
2007
1 : 5 Rp. 500,- Rp.
100,-
21 CPIN PT. Charoen
Pokphand Indonesia
Tbk.
01 Nov
2007
1 : 2 Rp. 100,- Rp. 50,-
Sumber : Data sekunder dari www.ksei.co.id data sudah diolah
D. Data dan Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini berasal dari data sekunder
(secondary data), yaitu data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak
54
langsung (melalui media perantara) atau merupakan data yang diperoleh
dan dicatat oleh pihak lain (Indriantoro Dan Supomo, 2002:147). Data
sekunder dapat diperoleh dari perusahaan yang diteliti atau data yang
dipublikasikan untuk umum dalam hal ini terbitan yang dikeluarkan
oleh media massa atau perusahaan penerbit. Data dalam penelitian ini
merupakan data sekunder yang diambil dari data base BEJ
(www.jsx.co.id). Data penelitian terdiri dari:
1. Data mengenai tanggal pengumuman stock split.
2. Data harian harga saham selama periode pengamatan.
3. Data harian volume perdagangan saham selama periode pengamatan.
4. Data mengenai jumlah saham beredar perusahaan sampel pada saat
periode t.
5. Data harian Index Harga Saham Gabungan (IHSG)
6. Data Abnormal return koreksi
E. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data adalah prosedur yang sistematis dan
standart untuk memperoleh data yang diperlukan adalah dokumentasi,
yang mana data dokumentasi memuat apa dan kapan suatu kejadian atau
transaksi, serta siapa yang terlibat dalam suatu kejadian (Indrianto dan
supomo 2002: 40). Pengumpulan data unrtuk penelitian ini difokuskan
55
pada volume dan harga saham yang beredar untuk masing-masing
saham yang menjadi sampel selama periode penelitian yaitu 11 hari.
Periode pengamatan disebut juga periode jendela (window period) yang
dalam penelitian ini diambil 5 hari sebelum tanggal pengumuman stock
split (pre event window), 1 hari saat pengumuman stock split (event date),
dan 5 hari setelah tanggal pengumuman stock split (post event perod).
Pengambilan periode ini dilakukan untuk menghindari confounding effect
dari adanya peristiwa lain, seperti right issue, warrant, additional shares,
pengumuman dividen, saham bonus, merger dan lain-lain,
F. Definisi Operasional Variabel
1. Event study
“Merupakan studi peristiwa yang mempelajari reaksi pasar
terhadap suatu peristiwa (event). Event study dapat digunakan untuk
menguji kandungan informasi (information content) dari suatu
peristiwa” (Jogiyanto, 2003:418).
2. Stock split
“Merupakan pemecahan sejumlah lembar saham menjadi jumlah
lembar saham yang lebih banyak dengan menggunakan nominal yang
lebih rendah per lembarnya secara proporsional” (Abdul Halim,
2005:97).
56
3. Abnormal return
Abnormal return adalah selisih antara return sesungguhnya yang
terjadi dengan return ekspektasi (return normal).
4. Trading Volume Activity (TVA)
Trading volume activity digunakan untuk melihat perubahan atas
likuiditas saham. Untuk menghitung TVA saham diperlukan data
mengenai volume perdagangan dan jumlah saham beredar pada saat t.
G. Model Analisis Data
Model yang digunakan dalam penelitia ini ialah Kolmogorov-
Smirnov Test, uji One Sample t-Test dan Paired Sample t-Test dinama untuk
perhitungannya dapat dilakukan dengan menggunakan program
Statistical Package for Social Science (SPSS). Penerapan model ini ialah:
1. Uji Normalitas Data
Pengujian normalitas ini diharapkan akan dapat menentukan alat
uji selanjutnya yang digunakan dalam penelitian. Uji normalitas data
menggunakan Kolmogorov-Smirnov Test, dengan membandingkan
Asymptotic Significance dengan U = 0,05. Dasar penarikan kesimpulan
adalah data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai Asymptotic
Significance-nya > 0,05 (Singgih Santoso, 2004:212).
57
2. Pengujian Hipotesis
a. Uji Hipotesis I
Pengujian terhadap Hipotesis I menggunakan uji One Sample t-
Test, yaitu pengujian terhadap nilai rata-rata suatu observasi,
apakah secara statistik berbeda dari nol atau sama dengan nol.
Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah :
1). Menentukan level of significance (U) = 5%.
2). Menentukan Hipotesis
Untuk abnormal return
Ho : Pasar modal tidak bereaksi terhadap peristiwa stock split
yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return
Ha : Pasar modal bereaksi terhadap peristiwa stock split yang
ditunjukkan dengan adanya abnormal return
Untuk Trading Volume Activity
Ho : Pasar modal tidak bereaksi terhadap peristiwa stock split
yang ditunjukkan dengan perubahan Trading Volume
Activity
Ha : Pasar modal bereaksi terhadap peristiwa stock split yang
ditunjukkan dengan perubahan Trading Volume Activity
3). Hipotesis dapat dibuktikan apabila dijumpai nilai t-hitung yang
signifikan dari abnormal return selama periode pengamatan.
58
Hipotesis dapat dibuktikan apabila dijumpai nilai t-hitung yang
signifikan dari TVA selama periode pengamatan.
b). Uji Hipotesis II
Dari hasil uji kenormalan data, maka tahapan uji hipotesis yang
diambil adalah sebagai berikut:
1). Jika data berdistribusi normal, maka pengujian ini menggunakan
Paired Sample t-Test yaitu dua populasi yang diamati secara
berpasangan pada setiap pengamatan. Dimana dua populasi
berpasangan ini dimiliki oleh suatu data yang sifatnya sebelum
dan sesudah sehingga setiap obyek yang sama diamati sebelum
treatmen dan sesudah treatmen.
Langkah-langkah dalam pengujian ini adalah :
a. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak terdapat perbedaan signifikan abnormal return dan
Trading Volume Activity perusahaan sebelum dan
sesudah peristiwa stock split
Ha : Terdapat perbedaan signifikan abnormal return dan
Trading Volume Activity perusahaan sebelum dan
sesudah peristiwa stock split
b. Menentukan level of significance (U), yaitu sebesar 5% dengan
derajat kebebasan (df) sebesar n-1.
59
c. Membandingkan probabilitas (p) t-hitung dengan U = 5%.
Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada:
- Apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak.
- Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho diterima.
2). Jika data tidak berdistribusi normal, maka teknik uji beda dua
sampel berpasangan yang digunakan adalah Uji Peringkat
Wilcoxon (Wilcoxon Signed Rank Test) yang merupakan uji
statistik non parametrik (Santoso, 2004:148). Langkah-langkah
dalam pengujian ini adalah :
a. Menentukan level of significance (U), yaitu sebesar 5% dengan
derajat kebebasan (df) sebesar n-1.
b. Membandingkan probabilitas (p) z-hitung dengan U = 5%.
Penarikan kesimpulan pada uji ini didasarkan pada:
- Apabila nilai probabilitas (p) < 0,05 maka Ho ditolak.
- Apabila nilai probabilitas (p) > 0,05 maka Ho diterima.
60
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. ANALISIS DATA
1. Gambaran Umum Pasar Modal Dan Bursa Efek Jakarta
a. Sejarah Singkat Bursa Efek Jakarta
Bursa Efek Jakarta (BEJ) mulai beroperasi pada tanggal 10 Agustus
1978 yang ditandai dengan go public-nya PT. Semen Cibinong sebagai
perusahaan pertama yang tercatat di BEJ. Pada saat itu yang bertindak
selaku pengelola bursa adalah Badan Pelaksana Pasar Modal
(BAPEPAM). Hal tersebut berlangsung hingga tahun 1990 dengan
dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 53/1990 dan Surat Menteri
Keuangan Republik Indonesia, yang pada intinya mengubah status
BAPEPAM menjadi badan yang mengawasi serta membina kegiatan
pasar modal sekaligus mengganti singkatan BAPEPAM menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Dengan perubahan status ini, pada dasarnya
BAPEPAM tidak lagi mengelola kegiatan bursa termasuk BEJ, namun
pengelolaannya diserahkan kepada pihak swasta mulai tanggal 16 April
1992, sedangkan swastanisasi perseroan oleh menteri keuangan
dilakukan pada tanggal 13 Juli 1992.
Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak jaman kolonial
61
Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu
didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan
pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912, perkembangan
dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan,
bahkan pada beberapa periode kegiatan pasar modal mengalami
kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti perang
dunia ke I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial
kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang
menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana
mestinya.
Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal
pada tahun 1977, dan beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami
pertumbuhan seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang
dikeluarkan pemerintah.
Secara singkat, tonggak perkembangan pasar modal di Indonesia
dapat dilihat sebagai berikut:
• 14 Desember 1912 : Bursa Efek pertama di Indonesia dibentuk di
Batavia oleh Pemerintah Hindia Belanda.
• 1914 – 1918 : Bursa Efek di Batavia ditutup selama Perang Dunia I
62
• 1925 – 1942 : Bursa Efek di Jakarta dibuka kembali bersama dengan
Bursa Efek di Semarang dan Surabaya
• Awal tahun 1939 : Karena isu politik (Perang Dunia II) Bursa Efek di
Semarang dan Surabaya ditutup.
• 1942 – 1952 : Bursa Efek di Jakarta ditutup kembali selama Perang
Dunia II
• 1952 : Bursa Efek di Jakarta diaktifkan kembali dengan UU Darurat
Pasar Modal 1952, yang dikeluarkan oleh Menteri kehakiman
(Lukman Wiradinata) dan Menteri keuangan (Prof.DR. Sumitro
Djojohadikusumo). Instrumen yang diperdagangkan: Obligasi
Pemerintah RI (1950)
• 1956 : Program nasionalisasi perusahaan Belanda. Bursa Efek semakin
tidak aktif.
• 1956 – 1977 : Perdagangan di Bursa Efek vakum.
• 10 Agustus 1977 : Bursa Efek diresmikan kembali oleh Presiden
Soeharto. BEJ dijalankan di bawah BAPEPAM (Badan Pelaksana Pasar
Modal). Tanggal 10 Agustus diperingati sebagai HUT Pasar Modal.
Pengaktifan kembali pasar modal ini juga ditandai dengan go public
PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.
63
• 1977 – 1987 : Perdagangan di Bursa Efek sangat lesu. Jumlah emiten
hingga 1987 baru mencapai 24. Masyarakat lebih memilih instrumen
perbankan dibandingkan instrumen Pasar Modal.
• 1987 : Ditandai dengan hadirnya Paket Desember 1987 (PAKDES 87)
yang memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan
Penawaran Umum dan investor asing menanamkan modal di
Indonesia.
• 1988 – 1990 : Paket deregulasi dibidang Perbankan dan Pasar Modal
diluncurkan. Pintu BEJ terbuka untuk asing. Aktivitas bursa terlihat
meningkat.
• 2 Juni 1988 : Bursa Paralel Indonesia (BPI) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Persatuan Perdagangan Uang dan Efek (PPUE),
sedangkan organisasinya terdiri dari broker dan dealer.
• Desember 1988 : Pemerintah mengeluarkan Paket Desember 88
(PAKDES 88) yang memberikan kemudahan perusahaan untuk go
public dan beberapa kebijakan lain yang positif bagi pertumbuhan
pasar modal.
• 16 Juni 1989 : Bursa Efek Surabaya (BES) mulai beroperasi dan
dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta yaitu PT Bursa Efek
Surabaya.
64
• 13 Juli 1992 : Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan
Pengawas Pasar Modal. Tanggal ini diperingati sebagai HUT BEJ.
• 22 Mei 1995 : Sistem Otomasi perdagangan di BEJ dilaksanakan
dengan sistem komputer JATS (Jakarta Automated Trading Systems).
• 10 November 1995 : Pemerintah mengeluarkan Undang –Undang No.
8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. Undang-Undang ini mulai
diberlakukan mulai Januari 1996.
• 1995 : Bursa Paralel Indonesia merger dengan Bursa Efek Surabaya.
• 2000 : Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (scripless trading) mulai
diaplikasikan di pasar modal Indonesia.
• 2002 : BEJ mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh
(remote trading).
• 2004 : Diluncurkannya produk Kontrak Opsi Saham.
• 3 Desember 2007 : Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa
Efek Jakarta (BEJ) dan berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia
(BEI)
b. Perkembangan Bursa Efek Jakarta
Sejak 22 Mei 1995, Bursa Efek Jakarta telah menerapkan sistem
perdagangan secara otomatis yang disebut dengan JATS (Jakarta
Automatic Trading System). Seluruh order/pesanan jual -beli saham
dilakukan dengan menggunakan sistem komputer yang terintegrasi
65
dengan sistem perdagangan efek para anggota bursa. Dengan
diterapkannya sistem perdagangan secara otomatis (JATS), diharapkan
proses pelaksanaan transaksi perdagangan akan semakin tertib, wajar,
likuid serta transparan. Dengan demikian, maka pelaksanaan
perdagangan efek di BEJ tidak lagi dilakukan secara langsung di lantai
perdagangan bursa.
Pada tanggal 30 November 2007 Bursa Efek Jakarta melakukan
penggabungan dengan Bursa Efek Surabaya dan berganti nama menjadi
Bursa Efek Indonesia sehingga dua bursa Indonesia itu akhirnya menjadi
satu dan diharapkan akan lebih baik dalam prospek maupun kinerjanya
yang baik pula. Bursa Efek Indonesia (BEI) resmi beroperasi mulai
tanggal 3 Desember 2007 ini ditandai dengan bergabungnya 26 saham
dari BES. Perusahaan atau emiten yang terdaftar (listing) di Bursa Efek
Indonesia sampai 30 Desember 2007 sebanyak 378 perusahaan.
Perusahaan-perusahaan yang listing di BEI digolongkan menjadi
beberapa golongan yaitu; Agriculture, Forestry And Fishing, Animal Feed
And Husbandary, Manufacturing, Transportation Service, Communication,
Whole Sale And Retail Trade, Bank Credit Agencies Other Than Bank,
Securities, Real Estate And Property, Hotel And Travel Service.
2. Analisis Event Study
a. Abnormal Return dan AAR
66
Abnormal return atau excess return merupakan kelebihan dari return
yang sesungguhnya terjadi terhadap return normal jadi return tidak
normal (abnormal return) adal;ah selisih antara return sesungguhnya
yang terjadi dengan return ekspektasi.
Pengujian abnormal return tidak dilakukan untuk tiap-tiap
sekuritas tetapi dilakukan secara agregat dengan pengujian rata-rata
return tidak normal seluruh sekuritas secara cross section untuk tiaptiap
hari periode.
Dalam penelitian ini, selama 5 hari pengamatan sebelum adanya
peristiwa stock split semua menunjukkan angka negatif namun yang
tertinggi ialah pada t-1 dan terendah t-3. sedangkan untuk setelah
event juga menunjukkan nilai negatif semua, yang terendah pada t1
dan tertinggi t4 seperti yang terlihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.1
Average Abnormal Return
Sebelum Event Sesudah Event
T Nilai T Nilai
-5 -1722.14 1 -1730.66
-4 -1724.91 2 -1749.83
-3 -1718.82 3 -1750.46
-2 -1723.30 4 -1753.55
-1 -1727.19 5 -1748.47
Sumber : Data diolah 2007
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa abnormal return selama
periode pengamatan menunjukkan negatif semua sedangkan yang
67
terendah ialah pada 3 hari sebelum peristiwa dengan nilai -1718.82
dan yang tertinggi ialah hari ke 4 setelah peristiwa dengan nilai -
1753.55.
Gambar 4.1
Average Abnormal Return
Rata-Rata Abnormal Return
-5
-4
-3
-2
-1 0
1
2 3
4
5
-1760.00
-1750.00
-1740.00
-1730.00
-1720.00
-1710.00
-1700.00
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Periode Pengamatan
Sumber : Data diolah 2007
Dari grafik tersebut terlihat bahwa abnormal return semua
mempunyai nilai negatif dan terus mengalami penurunan sejak t-5
namun, sedikit naik pada t-3, setelah itu kembali menurun dan yang
tertajam pada t 2 kemudian fluktuatif dan kembali naik setelah t4
yang merupakan titik terendah abnormal return selama pengamatan.
68
b. Trading Volume Activity
Trading Volume Activity (TVA), merupakan salah satu instrumen
yang dapat untuk melihat reaksi pasar modal terhadap informasiinformasi
dalam penelitian ini ialah stock split yang masuk pada pasar
modal dan merupakan salah satu faktor yang juga memberikan
pengaruh terhadap pergerakan harga saham. Trading Volume Avtivity
(TVA) dianggap sebagai ukuran dari kekuatan atau kelemahan pasar.
Selama 5 hari pengamatan sebelum adanya peristiwa stock split
semua menunjukkan angka positif namun yang tertinggi ialah pada t-
3 dan terendah t-1. sedangkan untuk setelah event juga menunjukkan
nilai positif semua, yang terendah pada t4 dan tertinggi t1 seperti
yang terlihat dalam tabel berikut.
Tabel 4.2
Rata-rata Trading Volume Activity
Sebelum Event Sesudah Event
T Nilai T Nilai
-5 0.006761 1 0.007820
-4 0.006877 2 0.002726
-3 0.008667 3 0.002087
-2 0.005602 4 0.001176
-1 0.005076 5 0.001941
Sumber : Data diolah 2007
Dari tabel tersebut menunjukkan bahwa TVA selama periode
pengamatan menunjukkan positif semua sedangkan yang terendah
ialah pada t 4 setelah peristiwa dengan nilai 0.001176 dan yang
69
tertinggi ialah hari ke 3 sebelum peristiwa dengan nilai TVA -
0.008667.
Gambar 4.2
Rata-Rata Trading Volume Activity
Rata - Rata Trading Volume Activity
-5 -4
-3
-2
-1
0
1
2
3
4
5
0.000000
0.001000
0.002000
0.003000
0.004000
0.005000
0.006000
0.007000
0.008000
0.009000
0.010000
-5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4 5
Periode Pengamatan
Sumber : Data diolah 2007
Dari grafik TVA terlihat bahwa pergerakan sangat fluktuatif, pada
t-3 banyak yang melakukan perdagangan karena ini paling tinggi di
periode pengamatan kemudian turun terus hingga t1 yang mencapai
nilai 0.007820 lalu turun dan mengalami kenaikan lagi di akhir
periode pengamatan setelah terendah selama periode pengamatan
yakni pada hari t4.
3. Hasil Analisis
70
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas data terlebih dahulu dilakukan sebelum melakukan
uji hipotesis penelitian Pengujian normalitas ini dilakukan untuk
mengetahui alat uji statistik apa yang tepat digunakan untuk data,
apakah menggunakan alat uji statistik parametrik ataukah non
parametrik. Pengujian dilakukan dengan terlebih dahulu
mentransformasikan data ke dalam bentuk logaritmik, dengan tujuan
untuk mengurangi efek skewness (kecuraman) data. Hasil pengujian
dengan menggunakan One Sample Kolmogorov Smirnov Test disajikan
pada Tabel berikut.
Tabel 4.3
Hasil Uji Normalitas
Asymptonic Sicnificant
Variabel
Sebelum Sesudah
Abnormal Return 1000 0.460
TVA 0.969 0.525
Sumber : Data diolah 2007
Berdasarkan hasil uji normalitas pada Tabel 4.3 di atas, diperoleh
nilai asymptotic significance >0,05 pada semua variabel penelitian.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa data memiliki distribusi normal
sehingga pengujian selanjutnya dengan menggunakan uji statistik
parametrik dapat dilanjutkan.
b. Pengujian Hipotesis
71
1). Uji Hipotesis I
Pengujian terhadap Hipotesis I menggunakan uji One Sample
t-Test, yang digunakan untuk melihat apakah terjadi reaksi pasar
modal yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return
perubahan trading volume activity saham yang signifikan saat
periode pengamatan, maka digunakan uji one sample t-test dengan
menggunakan level of significance sebesar 0.05.
a). abnormal return
Ho : Pasar modal tidak bereaksi terhadap peristiwa stock split
yang ditunjukkan dengan adanya abnormal return
Ha : Pasar modal bereaksi terhadap peristiwa stock split yang
ditunjukkan dengan adanya abnormal return
Pengujian terhadap Hipotesis ini bertujuan untuk
mengetahui, apakah terdapat reaksi pasar modal yang signifikan
pada peristiwa stock split terhadap abnormal return saham.
Hipotesis ini dapat dibuktikan apabila dijumpai nilai thitung
> t-tabel sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
Hasil pengujian Hipotesis menggunakan Uji One Sample t-
Test dengan tingkat signifikasi 0.05 disajikan pada tabel 4.4
72
Tabel 4.4
Hasil Uji One Sample T Test Abnormal Return
Periode AAR t-hitung t-tabel Probabilitas Keterangan
-5 -1722.14 -15.997 2.228 0.000 Signifikan
-4 -1724.91 -15.836 2.228 0.000 Signifikan
-3 -1718.82 -15.702 2.228 0.000 Signifikan
-2 -1723.30 -15.776 2.228 0.000 Signifikan
-1 -1727.19 -15.941 2.228 0.000 Signifikan
1 -1730.15 -15.888 2.228 0.000 Signifikan
2 -1749.83 -15.819 2.228 0.000 Signifikan
3 -1750.46 -16.000 2.228 0.000 Signifikan
4 -1753.55 -15.848 2.228 0.000 Signifikan
5 -1748.47 -16.036 2.228 0.000 Signifikan
Sumber : Data diolah 2007
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.4 di atas,
diperoleh nilai AAR negatif semua selam periode pengamatan.
Pengujian selama periode pengamatan menghasilkan nilai thitung
yang signifikan pada semua hari pengamatan, yaitu sejak
t-5 sampai t5, dengan hasil ini maka Hipotesis I penelitian dapat
dibuktikan. Jadi terdapat reaksi pasar yang signifikan peristiwa
stock split terhadap abnormal return saham.
b). Trading Volume Activity
Ho : Pasar modal tidak bereaksi terhadap peristiwa stock split
yang ditunjukkan dengan perubahan Trading Volume
Activity
Ha : Pasar modal bereaksi terhadap peristiwa stock split yang
ditunjukkan dengan perubahan Trading Volume Activity
73
Pengujian terhadap Hipotesis ini bertujuan untuk
mengetahui apakah terdapat reaksi pasar yang signifikan
peristiwa stock split terhadap besarnya TVA. Hipotesis ini dapat
dibuktikan apabila dijumpai nilai t-hitung > t-tabel sehingga Ho
ditolak. Hasil pengujian ini disajikan pada tabel berikut.
Tabel 4.5
Hasil uji one sample t test Trading Volume Activity
Periode t-hitung t-tabel Probabilitas Keterangan
-5 2.781 2.228 0.012 Signifikan
-4 2.562 2.228 0.019 Signifikan
-3 2.310 2.228 0.032 Signifikan
-2 2.522 2.228 0.020 Signifikan
-1 2.878 2.228 0.009 Signifikan
1 1.979 2.228 0.062 Tidak Signifikan
2 2.584 2.228 0.018 Signifikan
3 2.658 2.228 0.015 Signifikan
4 2.949 2.228 0.008 Signifikan
5 3.406 2.228 0.003 Signifikan
Sumber : Data diolah 2007
Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel 4.5 di atas,
diperoleh bahwa terjadi signifikan 9 hari dari periode
pengamatan sedangkan satu hari pada t+1 menunjukkan tidak
signifikan. Dengan hasil ini maka Hipotesis I penelitian juga
dapat dibuktikan, jadi terdapat reaksi pasar yang signifikan
peristiwa stock split terhadap TVA saham.
2). Uji Hipotesis II
74
Karena data terdistribusi normal sesuai dengan hasil uji
normalitas data seperti pada tabel 4.3, maka pengujian hipotesis II
menggunakan Paired Sample t-Test yaitu dua populasi yang
diamati secara berpasangan pada setiap pengamatan.
Ho : Tidak terdapat perbedaan signifikan abnormal return dan
Trading Volume Activity perusahaan sebelum dan
sesudah peristiwa stock split
Ha : Terdapat perbedaan signifikan abnormal return dan
Trading Volume Activity perusahaan sebelum dan
sesudah peristiwa stock split
Level of significance sebesar 5% dengan df 4 dan t-tabel 2.776.
dan Ha diterima apabila nilai probabilitas (p) < 0,05. Hasil dari
pengujian yang dilakukan dengan menggunakan statistik
parameterik dengan bantuan SPSS for Windows versi 11 adalah
sebagai berikut.
Tabel 4.6
Hasil uji Paired Sample T-Test Abnormal Return dan TVA
Variabel t- hitung t-Tabel Sig 2 tailed Keterangan
75
Abnormal Return 5.632 2.776 0.005 Signifikan
TVA 2.739 2.776 0.052 Tidak Signifikan
Sumber : Data diolah 2007
a) Abnormal Return
Pengujian terhadap Hipotesis II bertujuan mengetahui
adanya perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah
peristiwa stock split. Berdasarkan hasil pengujian pada Tabel
4.5 di atas, pengujian terhadap variabel abnormal return
menghasilkan nilai t-hitung sebesar 5.632 dengan p-value
sebesar 0,005. Karena nilai p-value<0 data-blogger-escaped--1723.2720="" data-blogger-escaped--1746.5940="" data-blogger-escaped-0="" data-blogger-escaped-2.739="" data-blogger-escaped-4.5="" data-blogger-escaped-5.="" data-blogger-escaped-76="" data-blogger-escaped-abnormal="" data-blogger-escaped-activity="" data-blogger-escaped-adalah="" data-blogger-escaped-adanya="" data-blogger-escaped-atas="" data-blogger-escaped-atau="" data-blogger-escaped-b.="" data-blogger-escaped-berdasarkan="" data-blogger-escaped-bertujuan="" data-blogger-escaped-dan="" data-blogger-escaped-dapat="" data-blogger-escaped-dari="" data-blogger-escaped-dengan="" data-blogger-escaped-di="" data-blogger-escaped-dibagi="" data-blogger-escaped-dibuktikan.="" data-blogger-escaped-didapat="" data-blogger-escaped-disimpulkan="" data-blogger-escaped-hari="" data-blogger-escaped-hasil="" data-blogger-escaped-hipotesis="" data-blogger-escaped-ii="" data-blogger-escaped-ini="" data-blogger-escaped-jadi="" data-blogger-escaped-karena="" data-blogger-escaped-maka="" data-blogger-escaped-mengetahui="" data-blogger-escaped-menghasilkan="" data-blogger-escaped-nilai="" data-blogger-escaped-p-value="" data-blogger-escaped-pada="" data-blogger-escaped-penelitian="" data-blogger-escaped-pengamatan="" data-blogger-escaped-pengujian="" data-blogger-escaped-penjumlahan="" data-blogger-escaped-perbedaan="" data-blogger-escaped-perdangangan="" data-blogger-escaped-peristiwa="" data-blogger-escaped-perusahaan="" data-blogger-escaped-rata="" data-blogger-escaped-return="" data-blogger-escaped-saham="" data-blogger-escaped-sebelum="" data-blogger-escaped-sebesar="" data-blogger-escaped-sedangkan="" data-blogger-escaped-sesudah="" data-blogger-escaped-setelah="" data-blogger-escaped-signifikan="" data-blogger-escaped-split.="" data-blogger-escaped-split="" data-blogger-escaped-stock="" data-blogger-escaped-tabel="" data-blogger-escaped-terdapat="" data-blogger-escaped-terhadap="" data-blogger-escaped-thitung="" data-blogger-escaped-trading="" data-blogger-escaped-tva="" data-blogger-escaped-untuk="" data-blogger-escaped-variabel="" data-blogger-escaped-volume="">0,05 sedangkan rata – rata TVA sebelum adanya stock
split adalah 0.0066 dan rata – rata setelah peristiwa adalah
0.0032, rata – rata sebelum peristiwa didapat dari penjumlahan
nilai abnormal hari pengamatan dan dibagi 5. maka Hipotesis
II penelitian ini tidak dapat dibuktikan. Jadi dapat disimpulkan
tidak terdapat perbedaan signifikan TVA perusahaan sebelum
dan sesudah peristiwa stock split.
B. PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Secara umum, hasil penelitian ini mampu membuktikan bahwa peristiwa
stock split yang dilakukan oleh perusahaan, oleh investor dianggap memiliki
kandungan informasi yang cukup relevan. Hal ini didasarkan pada temuan
dihasilkannya nilai t-hitung abnormal return dan TVA yang signifikan.
Hasil pengujian terhadap abnormal return sepuluh hari pada periode
pengamatan, menghasilkan signifikan. Grafik ini menunjukkan bahwa
investor pada periode menjelang stock split cenderung melakukan strategi
wait and see akibat pasar modal Indonesia yang masih belum efisien. Strategi
ini dilakukan karena masih terdapat informasi yang tidak jelas mengenai
prospek perusahaan di masa depan sesudah stock split.
77
AAR kembali mengalami perbaikan tiga hari menjelang stock split, yang
kemudian kembali menurun sampai empat hari sesudah stock split.
Pergerakan ini menunjukkan bahwa infvestor masih melakukan strategi wait
n see sampai pergerakan benar-benar dianggap normal, ini bisa ditunjukkan
pada hari ker 5 setelah stok split abnormal mulai bergerak.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian dari Indah Kurniawati
(2003) dan Suntoro dan Subekti (2003) yang juga menemukan fakta bahwa
pengumuman stock split direspons secara positif oleh investor. Hal ini sesuai
dengan signalling theory, yang menyatakan bahwa stock split memberikan
informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return masa depan
yang baik. Pengumuman stock split dianggap sebagai sinyal yang diberikan
oleh pihak manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek
yang bagus di masa depan.
Sedangkan hasil pengujian terhadap volume perdagangan saham atau
Trading Volume Activity (TVA) juga mampu membuktikan bahwa peristiwa
stock split memiliki kandungan informasi, sehingga menyebabkan adanya
perubahan volume perdagangan saham. Hal ini sesuai dengan salah satu
tujuan utama dilakukannya stock split, yaitu dapat mengurangi nilai pasar
saham yang terlalu tinggi sehingga mampu menarik minat lebih banyak
investor, terutama investor dengan daya beli yang relatif kecil. Adanya
pemain baru terhadap saham perusahaan ini akan menyebabkan
78
peningkatan jumlah pemegang saham sehingga pasar menjadi lebih likuid
(Kieso dan Weygandt, 1993 dalam Kurniawati, 2003). Hasil penelitian ini
juga mendukung hasil penelitian Indah Kurniawati (2003) yang menemukan
fakta bahwa terdapat perubahan tingkat likuiditas saham yang disebabkan
kegiatan stock split oleh perusahaan.
Tapi, dalam merespons stock split pasar cenderung berhati-hati dan
bahkan beberapa saham yang melakukan stock split malah tidak melakukan
perdagangan dan menunggu sampai proses pencatatan saham dengan nilai
baru dilakukan.
Berdasarkan pengamatan ditemui bahwa sejak t-5 sebelum peristiwa
TVA mengalami kenaikan, namun setelah t-3 TVA mengalami penurunan
dan setelah sehari setelah stock split TVA naik kemudian turun lagi dan
kembali normal pada t+4. Hasil ini sesuai dengan pengujian terhadap nilai
CAR di mana pada periode ini investor cenderung melakukan strategi wait
and see yang diakibatkan adanya ketidakpastian informasi pada pasar.
Berdasarkan hasil pengujian terhadap Hipotesis II, penelitian ini
menemukan fakta adanya perbedaan yang signifikan antara abnormal return
perusahaan sebelum dan sesudah peristiwa stock split. Ini mendukung
penelitian yang dilakukan oleh Suntoro dan Subekti (2003) yang
mengatakan bahwa terdapat perbedaan abnormal return sebelum dan
sesudah stock split. Return merupakan ukuran yang dijadikan dasar untuk
79
mengetahui besarnya tingkat pengembalian atas suatu nilai investasi pada
suatu saham. Besarnya tingkat return juga menunjukkan besarnya tingkat
kemakmuran investor dari investasinya. Adanya perbedaan terhadap
abnormal return pada periode sebelum dan sesudah peristiwa stock split,
menunjukkan bahwa penelitian ini menemukan adanya perbedaan tingkat
kemakmuran investor pada periode tersebut. Hal ini sesuai dengan signalling
theory, yang menyatakan bahwa stock split memberikan informasi kepada
investor tentang prospek peningkatan return masa depan yang baik.
Pengumuman stock split dianggap sebagai sinyal yang diberikan oleh pihak
manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek yang bagus
di masa depan.
Namun, hasil pengujian terhadap TVA tidak mampu membuktikan
adanya perbedaan yang signifikan TVA perusahaan sebelum dan sesudah
stock split. Hasil ini memperkuat penelitian yang dilakukan oleh Indah
Kurniawati (2003) yang menunjukkan pasar bereaksi dengan adanya stock
split namun volume perdagangannya tidak signifikan dan mengindikasikan
bahwa investor round lot lebih banyak dan investor kecil bertambah
dikarenakan adanya peristiwa stock split yang telah memecah saham menjadi
n lembar saham yang kebanyakan tidak melakukan perdagangan hingga
selesainya pencatatan saham dengan nilai baru.
80
Untuk mempermudah melihat persamaan atau perbedaan hasil
penelitian maka bisa dilihat seperti tabel yang tercantum di bawah ini.
Tabel 4.7
Perbedaan Hasil – Hasil Penelitian
NO PENELITI JUDUL HASIL
1 Wang
Sutrisno,
Francisca
Yuniartha,
Soffy
Susilowati
(2000)
Pengaruh Stock
Split Terhadap
Likuiditas dan
Return Saham
di Bursa Efek
Jakarta
Aktivitas stock split berpengaruh
signifikan terhadap harga saham, volume
perdagangan dan persentase spread,
tetapi tidak mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap varian saham dan
abnormal return baik ditinjau secara
individual maupun sebagai sebuah
portofolio
2 Denny
Suntoro
dan Imam
Subekti
(2003)
Kandungan
Informasi Atas
Peristiwa Stock
Split
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan
peristiwa stock split terhadap return
saham dan juga berpengaruh signifikan
terhadap volume perdagangan saham.
3 Indah
Kurniawati
(2003)
Analisis
Kandungan
informasi Stock
Split dan
Likuiditas
Saham: Studi
Empiris pada
Nonsynchronous
Pengumuman stock split memiliki
kandungan informasi sehingga direspons
oleh pelaku pasar. Sehingga pasar
bereaksi karena mengetahui propsek
perusahaan yang bagus di masa akan
depan yang disinyalkan melalui stock split
sedangkan volume perdagangan tidak
signifikan, ini dikarenakan investor round
lot lebih banyak dan investor kecil
81
Trading bertambah dikarenakan adanya peristiwa
stock split.
4 Luciana
Spica
Almilia dan
Emanuel
Kristijadi(2
005)
Analisis
Kandungan
Informasi dan
Efek Intra
Industri
Pengumuman
Stock Split yang
Dilakukan oleh
Perusahaan
Bertumbuh dan
Tidak
Bertumbuh
Pengumuman stock split yang dilakukan
perusahaan memiliki kandungan
informasi sehingga direspons oleh para
pelaku pasar. Selain itu, terdapat
perbedaan beta sebelum dan setelah
pengumuman stock split. Perbedaan beta
terjadi setelah pengumuman stock split
antara perusahaan bertumbuh dengan
perusahaan tidak bertumbuh, di mana
beta perusahaan tidak bertumbuh lebih
besar dari perusahaan bertumbuh dan
juga memberikan bukti bahwa efek intra
industri pada pengumuman stock split
hanya terjadi pada perusahaan
bertumbuh, sedang pengumuman stock
split yang dilakukan oleh perusahaan
tidak bertumbuh adalah competitive
effect.
5 Farid
Muchtar
(peneliti
sekarang)
Analisis Reaksi
Saham
Terhadap
Peristiwa Stock
Split Yang
Ditunjukkan
Oleh Abnormal
Return Dan
Hasil penelitian mampu membuktikan
bahwa terdapat reaksi pasar yang
signifikan atas peristiwa stock split
terhadap abnormal return dan tarding
volume activity ini diuji dengan One
Sample t Test. Sedangkan, berdasarkan
hasil pengujian dengan Paired Sample t-
Test yang bertujuan mengetahui adanya
82
Trading Volume
Activity (Event
Study Pada
Perusahaan
Yang
Melakukan
Stock Split Di
BEJ Periode
2005-2007)
perbedaan abnormal return dan Trading
Volume Activity sebelum dan sesudah
peristiwa stock spli hasilnya membuktikan
bahwa terdapat perbedaan signifikan
Abnormal Return sebelum dan sesudah
peristiwa stock split. Namun. tidak dapat
membuktikan adanya perbedaan yang
signifikan TVA perusahaan sebelum dan
sesudah peristiwa
Secara umum, hasil penelitian yang dilakukan peneliti mampu
membuktikan bahwa peristiwa stock split yang dilakukan oleh perusahaan,
oleh investor dianggap memiliki kandungan informasi yang cukup relevan.
Hal ini didasarkan pada temuan dihasilkannya nilai t-hitung abnormal return
dan TVA yang signifikan. Ini semakin menambah perbedaan hasil penelitian
yang telah dilakukan sebelumnya terhadap peristiwa stock split karena
penelitian tentang stock split secara umum menghasilkan dua pendapat yang
berbeda. Dari beberapa hasil penelitian stock split memiliki pengaruh yang
cukup signifikan baik terhadap harga dan Trading Volume Acticity, akan
tetapi beberapa penelitian juga menunjukkan hasil bahwa pengumuman
stock split tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel
yang diteliti.
Dan berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa Keputusan
stock split yang dilakukan oleh perusahaan menyebabkan perubahan
83
terhadap preferensi investor dalam berinvestasi, yang berarti peristiwa stock
split dianggap informatif oleh investor. Perubahan preferensi ini menjadi
penyebab utama dijumpainya nilai yang signifikan pada pengujian terhadap
abnormal return dan TVA, sehingga salah satu tujuan dari perusahaan di
Indonesia dalam melakukan stock split yaitu untuk menurunkan harga
saham yang dirasa terlalu tinggi oleh investor agar lebih bisa terjangkau oleh
investor kecil bisa tercapai.
Sehingga, pada rapat umum pemegang saham (RUPS) dalam
menentukan kebijakan untuk melakukan stock split manajemen harus
mengkaji dan menjelaskan dengan detail prospek dan kondisi perusahaan
kedepannya agar masyarakat luas mengetahui dengan benar kondisi
perusahaan adalah sesuai dengan yang digambarkan dengan adanya stock
split itu, sesuai dengan signalling theory.
Adanya peristiwa-peristiwa yang menurut investor mempunyai
pengaruh pada pasar seperti stock split, saham bonus, right issue dan
pembagian deviden cenderung akan mengakibatkan short selling dan
memang salah satu yang mendorong perubahan harga saham dan volume
perdagangan menjadi tidak wajar dan mengakibatkan adanya abnormal
return dan TVA yang berubah selama periode pengamatan. Sehingga ini bisa
menjadikan tindakan-tindakan yang melanggar prinsip syariah yakni akan
menjadikan terjadinya gharar atau penipuan.
84
Namun, pelaku perdagangan yang ada dalam pasar modal tidak hanya
mempunyai karakter yang sama sehingga dalam menanggapi informasi
yang masuk dalam pasar akan direspons berbeda-beda. Seorang investor (the
riel investor) pasti akan sangat teliti sebelum menginvestasikan dananya
untuk membeli saham maupun melakukan transaksi lain. Berbagai bahan
pertimbangan dapat digunakan sebelum investasi, salah satunya yakni
dengan menganalisis laporan keuangan sebuah emiten dan prospek ke
depannya.
Sedangkan Seorang spekulan biasanya lebih rajin dalam mengikuti
setiap berita, informasi dan rumor yang terjadi pada setiap emiten. Spekulan
juga rajin dalam mengikuti naik turunnya harga saham setiap saat melalui
analisis banyaknya pembeli dan penjual. Para spekulan cenderung lebih aktif
memantau setiap perubahan harga saham dari point ke point karena para
spekulan pada umumnya tidak memiliki tujuan untuk menginvestasikan
dananya terlalu lama dalam saham yang dibelinya tatapi hanya ingin
mendapatkan selisih antara nilai beli dan nilai jual sahamnya.
Untuk itu, guna mengurangi kecurangan yang dilakukan oleh para
spekulan dengan melakukan shot seling dan mencegah praktek-praktek lain
yang merugikan seperti gharar, riba, dan maysir maka hendaknya
ditetapkan hoding period atau jangka waktu memegang saham minimum.
Sehingga para spekulan tidak bisa menjual saham setiap saat, melainkan
85
harus menunggu waktu minimalnya tercapai dan ini bisa meminimalisir dari
mencari untung dari pergerakan saham semata.
Mekanisme pasar masih harus disempurnakan untuk menghindari
inefisiensi pasar yang disebabkan informasi-informasi yang masuk bursa
dan mencegah spekulasi-spekulasi. Ini sesuai dengan firman Allah SWT
dalam Al-Quran Surat Al-Hujaraat ayat 6.
š‰r' tƒ t Ï%©!$# (#þ ã t #u Î) ó ä.u !%y` 7,Å™$sù :*t6tBÎ/ (#þ ã8¨;t6tGsù r 7's# y*pg¿2 $J ö s% (# ç7ŠÅÁè? &
(# ßsÎ6óÁçGsù 4’n?tã $t ó çFù=y t Ï Ï‰ t+ èsù
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu
berita, Maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah
kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu
menyesal atas perbuatanmu itu”. (Q.S. Al-Hujuraat : 6)
Serta hendaknya investor tidak cepat berspekulasi setelah adanya
informasi yang diterima melainkan kita harus hati-hati dalam menerima
informasi atau berita tersebut. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW
“Segala Sesuatu yang halal dan haram telah jelas, tetapi diantara keduanya
terdapat hal-hal yang samar dan tidak diketahui oleh kebanyakan orang. Barang
siapa berhati-hati terhadap hal-hal yang meragukan, berarti telah menjaga agama
dan kehormatan darinya...”(HR. Bukhori Muslim)
86
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dengan melakukan pengujian terhadap
variabel-variabel dan juga dengan melakukan pengujian hipotesis, serta
berbagai pembahasan yang telah dipaparkan dapat diambil kesimpulan :
1. Berdasarkan hasil pengujian terhadap Hipotesis I yakni menggunakan uji
One Sample t-Test, untuk melihat reaksi pasar modal yang ditunjukkan
dengan adanya abnormal return dan trading volume activity yang signifikan
saat periode pengamatan. Hasilnya menunjukkan bahwa nilai t-hitung
abnormal return signifikan pada semua hari pengamatan. Sedangkan
Trading Volume Activity diperoleh hasil bahwa terjadi signifikan 9 hari
dari periode pengamatan sedangkan satu hari pada t+1 menunjukkan
tidak signifikan. Jadi dari pengujian hipotesis ini, penelitian mampu
membuktikan bahwa terdapat reaksi pasar yang signifikan atas peristiwa
stock split terhadap abnormal return dan tarding volume activity.
2. Berdasarkan hasil pengujian terhadap Hipotesis II yakni menggunakan Paired
Sample t-Test. Paired Sample t-Test digunakan karena data terdistribusi normal.
Pengujian ini bertujuan mengetahui adanya perbedaan abnormal return
dan Trading Volume Activity sebelum dan sesudah peristiwa stock split.
87
a. Pengujian terhadap variabel abnormal return menghasilkan nilai thitung
sebesar 5.632 dengan p-value sebesar 0,005. Karena nilai pvalue<
0,05. Sedangkan rata – rata abnormal return sebelum adanya
stock split adalah -1723.2720 dan rata – rata setelah peristiwa adalah -
1746.5940. Maka penelitian ini dapat membuktikan terdapat
perbedaan signifikan abnormal return perusahaan sebelum dan
sesudah peristiwa stock split.
b. Pengujian terhadap Trading Volume Activity menghasilkan nilai thitung
sebesar 2.739 dengan p-value sebesar 0,052. Karena nilai pvalue>
0,05 sedangkan rata – rata TVA sebelum adanya stock split
adalah 0.0066 dan rata – rata setelah peristiwa adalah 0.0032. sehingga
penelitian ini tidak dapat membuktikan adanya perbedaan yang
signifikan TVA perusahaan sebelum dan sesudah peristiwa stock split.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti maka
peneliti memberikan saran pada berbagai pihak yang terkait dengan
penelitian ini, khususnya untuk penelitian selanjutnya adalah:
1. Untuk penelitian selanjutnya, hendaknya bisa dikembangkan dengan
menggunakan dua periode pengamatan, yaitu periode pendek (11
hari sampai 21 hari) dan periode panjang (41 hari pengamatan).
88
Penggunaan dua periode pengamatan ini dimaksudkan supaya dapat
diketahui kinerja perusahaan dalam jangka panjang setelah
melakukan stock split. Namun tetap harus memilah perusahaan yang
diambil sebagai sampel hanya yang melakukan stock split saja dan
tidak melakukan corporate action lain agar hasil yang didapatkan
benar-benar sesuai dan valid.
2. Dalam melakukan penelitian selanjutnya layak dijadikan
pertimbangan untuk memasukkan variabel kinerja fundamental selain
kinerja teknikal saham. Penggunaan pengukuran kinerja fundamental
berguna untuk mengetahui apakah kinerja saham sudah mampu
mencerminkan kinerja perusahaan secara umum, setelah maupun
sebelum melakukan stock split.
3. Untuk para investor, setidaknya dengan adanya suatu informasi atau
peristiwa lain, misalnya stock split, warant, pengumuman dividen,
pembagian saham bonus dan corporate action lainnya hendaknya tidak
melakukan short seling atau tindakan negatif lainnya secara besarbesaran
melainkan melakukan aksi secara positif. Karena salah satu
baiknya perekonomian suatu negara ditunjukkan oleh aktif tidaknya
pasar modal.
89
DAFTAR PUSTAKA
Alhusin, Syahri, 2003. Aplikasi Statistik Praktis Dengan SPSS.10 For
Windows. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.
Al-Mushlih, Abdullah dan Shalah ash-Shawi. 2007. Bursa Saham Dalam
Perspektif Islam. http://www.alsofwah.or.id/index.php?pilih=
indexanalisa / 20 Juli 2008
Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur PenelitianSuatu Pendekatan Praktek. PT.
Rineka Cipta, Jakarta.
Darmadji, Tjiptono dan Hendi M. Fakhruddin, 2001, Pasar Modal Indonesia:
Pendekatan Tanya Jawab, Edisi 1, Salemba Empat, Jakarta
Departemen Agama RI. 2004. Al-Qur’an dan Terjemahnya Al-jumanatul ‘ali.
CV Penerbit J-ART, Bandung.
Ewijaya dan Nur Indriantoro, 1999. Analisis Pengaruh Pemecahan Saham
terhadap Perubahan Harga Saham. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia,
Januari, Vol 2, No. 1:53-56.
Halim, Abdul, 2005. Analisis Investasi. Edisi 2, Salemba Empat, Jakarta.
Husnan, Suad, 1998. Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Edisi 3,
Unit Penerbit dan Percetakan (UPP) AMP YKPN, Yogyakarta.
IDX Statistik 2007 Complied by Reseach and Product Development Division.
Indah Kurniawati, 2003. Analisis Kandungan Informasi Stock Split dan
Likuiditas Saham: Studi Empiris pada Non-synchronous Trading.,
Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol. 6, No. 3: 264-275.
Indriantoro, Nur dan Supomo, 2002. Metodologi Penelitian Bisnis untuk
Akuntasi dan Manajemen Keuangan. BPFE, Yogyakarta.
Jogiyanto, 2003. Teori Portfolio dan Analisis Investasi. Edisi Ketiga, BPFE,
Yogyakarta.
________ 2005. Pasar Efisien Secara Keputusan. Penerbit PT Gramedia
Pustaka Utama, Jakarta
90
Huda, Nurul dan Mustafa Edwin Nasution, 2007. Investasi Pada Pasar Modal
Syariah. Kencana Prenada Media Grup, Jakarta.
Puspitaningsih, Andri, 2006. Analisis Reaksi Pasar Modal Terhadap
Peristiwa Stock Split Yang Ditunjukkan Oleh Abnormal Return Dan
Trading Volume Activity (Event Study Pada Perusahaan Yang
Melakukan Stock Split di BEJ Periode 2000-2004), Skripsi Universitas
Brawijaya Malang
Rohanna, Jeannet, Mukhlasin, 2003. Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Stock Split dan Dampak yang Ditimbulkannya.
Simposium Nasional Akuntasi VI. Surabaya, pp. 601-613.
Santoso, Singgih, 2004. SPSS Statistik Parametrik. PT. Elex Media
Komputindo, Jakarta.
Spica Almilia, Luciana dan Emanuel Kristijadi, 2005. Analisis Kandungan
Informasi Dan Efek Intra Industri Pengumuman Stock Split Yang
Dilakukan Oleh Perusahaan Bertumbuh Dan Tidak Bertumbuh.
Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia, Vol. 20 No. 1, Januari 2005 : ISSN
0215 – 2487.
Sudarsono, Heri, 2005. Bank & Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan
Ilustrasi. Edisi Kedua. EKONISIA, Yogyakarta.
Sugiyarso, G. dan Winarni, F., 2005. Manajemen Keuangan. Media Pressindo,
Yogyakarta.
Sunariyah, 2004. Pengantar Pengetahuan Pasar Modal. Edisi Empat, UPP AMP
YKPN, Yogyakarta.
Suntoro, Denny dan Imam Subekti, 2003. Kandungan Informasi atas
Pertistiwa Stock Split, Telaah Ekonomi Manajemen dan Akuntansi.
Jurnal Ekonomi & Bisnis Indonesia, Vol. IV, No. 2: 119-132.
Suryawijaya, M.A. dan Setiawan, F.A., 1998. Reaksi Pasar Modal Indonesia
terhadap Politik dalam Negeri (Event study pada Peristiwa 27 Juli 1996).
Vol VII, No.18: 137-155.
Sutrisno,Wang., Francisca Yuniartha dan Soffy Susilowati, 2000. Pengaruh
Stock Split Terhadap Likuiditas dan Return Saham di Bursa Efek
91
Jakarta. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan Vol. 2, No. 2, September
2000: 1 – 13.
Tandelilin, Eduardus, 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portfolio. Edisi
Pertama. BPFE, Yogyakarta.
Tim Studi Tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia BAPEPAM,
2004. Studi Tentang Investasi Syariah di Pasar Modal Indonesia. www.
bapepam.go.id.
www.bapepam.go.id. /BAPEPAMLK/Kajian Riset Pasar Modal.htm/. 3 Februari
2008
_________________ /Annual Report Bapepam 2005.pdf/. 3 Februari 2008
_________________ /Annual Report Bapepam 2006.pdf/. 3 Februari 2008
_________________ /Annual Report Bapepam 2007.pdf/. 21 Juli 2008
www.jsx.co.id. / History/ 3 Februari 2007
www.ksei.co.id. /List_StockSplit-Reverse Stock_2005/. 3 Februari 2008
____________ /List_StockSplit-Reverse Stock_2006/. 3 Februari 2008
____________ /List_StockSplit-Reverse Stock_2007/. 3 februari 2008
www.mui.or.id. / Fatwa Dewan Syari'ah Nasional NO: 28/DSN-MUI/III/2002
Tentang Jual Beli Mata Uang (AL-SHARF)/. 9 Agustus 2008
Lampiran 1
Harga Saham
No KODE -5 -4 -3 -2 -1 HO 1 2 3 4 5
1 SMAR
3.800
3.900
3.850
3.850
3.900
880
950
860
930
1.050
1.050
2 CTRS
1.330
1.330
1.300
1.320
1.320
650
680
670
670
650
650
3 HEXA
6.000
6.000
5.400
6.100
6.200
1.210
1.210
1.200
1.200
1.250
1.260
4 PRAS
800
870
840
840
860
175
175
175
175
150
150
5 TMAS
1.590
1.610
1.750
1.810
1.750
940
910
900
890
910
930
6 DPNS
1.000
980
1.050
1.100
980
500
420
415
405
405
425
7 PJAA
1.740
1.800
1.890
2.100
2.050
1.000
990
960
970
930
910
8 JRPT
3.300
3.300
3.300
3.100
2.950
580
580
580
580
580
580
9 TSPC
7.050
7.150
7.500
7.450
7.450
760
720
780
780
750
770
10 EKAD
350
360
370
335
330
170
170
170
170
170
170
11 APOL
1.430
1.480
1.520
1.530
1.520
750
710
740
710
680
690
12 PLIN
5.200
5.200
5.200
5.200
5.200
1.040
1.040
1.100
1.100
1.100
1.110
13 BMTR
5.075
5.250
5.300
5.250
5.200
1.050
1.200
1.130
1.130
1.200
1.200
93
14 DAVO
590
590
580
580
590
300
290
285
285
285
285
15 ANTM
12.500
13.050
13.800
13.700
13.100
2.700
2.700
2.675
2.600
2.600
2.600
16 AKRA
5.000
5.100
5.250
5.300
5.350
1.000
1.120
1.100
1.100
1.100
1.100
17 SMGR
52.700
52.600
52.000
53.000
52.500
5.250
5.150
5.100
4.900
4.950
4.975
18 SOBI
3.900
3.825
3.575
3.650
3.700
750
710
730
720
720
710
19 HADE
800
800
800
800
840
375
400
400
400
370
370
20 PWON
3.000
3.000
2.800
2.800
2.800
560
520
520
440
455
450
21 CPIN
1.300
1.370
1.360
1.410
1.410
740
700
720
720
760
750
94
Lampiran 2
Abnormal Return
KODE -5 -4 -3 -2 -1 HO 1 2 3 4 5
SMAR -1099,893 -1104,864 -1118,593 -1124,760 -1140,807 -1147,484 -1132,250 -1133,785 -1136,339 -1134,541 -1118,900
CTRS -1127,432 -1131,020 -1139,683 -1156,495 -1171,240 -1169,264 -1177,324 -1177,125 -1185,610 -1181,330 -1177,220
HEXA -1060,850 -1047,870 -993,870 -1038,690 -1049,074 -1039,035 -1034,890 -1050,598 -1058,380 -1079,408 -1096,992
PRAS -1084,740 -1057,543 -1049,945 -1055,730 -1065,566 -1055,386 -1043,060 -1015,760 -1011,850 -1033,723 -1036,630
TMAS -1237,566 -1247,147 -1241,993 -1244,926 -1244,783 -1274,283 -1306,592 -1329,201 -1323,651 -1306,128 -1309,728
DPNS -1334,340 -1326,320 -1347,399 -1327,672 -1308,229 -1270,540 -1245,390 -1262,702 -1253,604 -1232,920 -1248,111
PJAA -1309,087 -1338,055 -1333,550 -1329,739 -1342,354 -1342,270 -1338,920 -1345,990 -1343,700 -1312,891 -1292,281
JRPT -1389,586 -1404,420 -1393,820 -1410,141 -1391,558 -1405,473 -1414,090 -1432,010 -1437,430 -1432,190 -1428,563
TSPC -1460,361 -1462,556 -1464,491 -1443,917 -1442,170 -1454,948 -1459,373 -1464,587 -1472,520 -1475,528 -1480,993
EKAD -1552,467 -1553,821 -1573,122 -1561,195 -1560,205 -1564,725 -1568,820 -1722,590 -1780,970 -1750,770 -1766,240
APOL -1668,704 -1667,255 -1683,363 -1683,963 -1707,037 -1702,427 -1719,893 -1711,918 -1699,191 -1722,632 -1729,942
PLIN -1793,690 -1780,970 -1750,770 -1766,240 -1785,700 -1784,000 -1787,610 -1807,502 -1809,430 -1831,340 -1835,081
BMTR -1969,605 -1967,445 -1948,771 -1932,149 -1981,000 -1983,608 -1976,007 -1995,868 -2011,380 -2018,338 -1993,510
DAVO -2066,891 -2070,390 -2078,837 -2095,600 -2058,523 -2065,532 -2075,953 -2053,697 -2070,640 -2084,687 -2096,080
ANTM -2196,436 -2218,746 -2228,382 -2273,247 -2263,124 -2280,924 -2306,870 -2304,839 -2284,788 -2296,240 -2292,550
AKRA -2340,868 -2350,190 -2382,551 -2382,440 -2394,101 -2316,603 -2292,750 -2315,908 -2327,570 -2273,230 -2284,060
SMGR -2315,895 -2327,572 -2273,241 -2284,041 -2231,360 -2207,330 -2189,369 -2288,570 -2182,049 -2209,920 -2200,855
SOBI -2200,879 -2136,229 -1962,865 -1984,569 -2039,946 -2001,687 -2098,103 -2109,632 -2163,874 -2168,270 -2105,704
HADE -2195,780 -2212,990 -2253,900 -2200,220 -2226,800 -2239,453 -2209,363 -2218,090 -2210,240 -2230,465 -2228,590
PWON -2218,090 -2210,240 -2230,457 -2228,590 -2219,070 -2283,980 -2318,961 -2298,590 -2334,114 -2346,376 -2329,991
CPIN -2541,728 -2607,516 -2645,567 -2665,003 -2648,260 -2681,115 -2648,204 -2707,541 -2662,250 -2703,604 -2665,933
95
Lampiran 3
Rata – rata Abnormal Return
No KODE Sebelum HO Sesudah
1 SMAR -1117,783322 -1147,48432 -1131
2 CTRS -1145,173918 -1169,263896 -1179,721649
3 HEXA -1038,070776 -1039,034819 -1064,053707
4 PRAS -1062,70463 -1055,386478 -1028,204573
5 TMAS -1243,283118 -1274,282803 -1315,059921
6 DPNS -1328,791981 -1270,539845 -1248,545315
7 PJAA -1330,557094 -1342,270195 -1326,756482
8 JRPT -1397,904898 -1405,473434 -1428,856636
9 TSPC -1454,698879 -1454,948036 -1470,600223
10 EKAD -1560,161956 -1564,724838 -1717,877979
11 APOL -1682,064349 -1702,426623 -1716,715085
12 PLIN -1775,473975 -1783,999951 -1814,192649
13 BMTR -1959,793992 -1983,608136 -1999,02073
14 DAVO -2074,048232 -2065,531563 -2076,211412
15 ANTM -2235,987066 -2280,923776 -2297,05751
16 AKRA -2370,029995 -2316,603123 -2298,703595
17 SMGR -2286,421665 -2207,329935 -2214,152585
18 SOBI -2064,897837 -2001,687312 -2129,116556
19 HADE -2217,937998 -2239,453473 -2219,349665
20 PWON -2221,289359 -2283,979932 -2325,606401
21 CPIN -2621,614894 -2681,11507 -2677,506578
96
Lampiran 4
Volume Perdagangan
No KODE -5 -4 -3 -2 -1 HO 1 2 3 4 5
1 SMAR 0
48.000
0 0
964.000
7.500
124.500
981.500
2.485.000
33.500
10.000
2 CTRS
7.718.000
12.056.000
9.019.000
16.731.500
21.369.000
24.205.000
68.227.504
18.821.500
4.460.500
1.436.000
6.791.500
3 HEXA
69.500
94.000
96.000
610.000
32.000
28.000
17.500
50.500
90.000
2.116.000
1.696.000
4 PRAS
25.000
71.000
34.000
0
110.000
0 0 0 0
113.000
0
5 TMAS
2.644.500
1.587.000
949.000
1.843.000
5.092.000
1.417.500
2.549.000
4.624.500
565.000
196.500
275.500
6 DPNS 0
150.000
377.000
102.000
4.000
15.500
2.500
0
102.000
45.000
0
7 PJAA
1.268.500
377.500
863.500
522.000
1.822.500
888.500
1.032.500
440.000
1.898.500
2.231.500
4.962.500
8 JRPT 0
833.000
55.000
47.500
214.500
82.000
0 0 0 0 833.000
9 TSPC
14.238.500
21.351.500
27.763.000
5.685.500
924.500
1.036.000
2.361.500
2.532.000
886.000
860.500
1.214.500
10 EKAD
5.000
11.000
2.000
3.500
52.000
40.000
0 0 0 0 28.000
11 APOL
2.261.500
6.121.000
1.097.500
1.324.000
1.480.500
5.515.500
883.500
1.023.000
999.500
329.500
3.367.000
12 PLIN
28.000
52.500 0 0 11.000 0 0
2.500
0 0 28.000
13 BMTR
10.716.000
33.816.500
61.850.000
118.187.000
25.908.000
84.409.504
144.587.008
2.456.000
1.937.500
3.234.000
3.947.000
97
14 DAVO
683.500
285.000
509.500
1.553.000
2.887.000
8.297.500
15.655.000
1.495.500
233.500
0
186.000
15 ANTM
15.128.000
8.288.500
27.336.500
92.598.496
22.599.500
14.748.500
35.677.500
27.898.500
15.189.000
6.749.000
11.560.500
16 AKRA
11.596.000
7.182.000
3.525.000
2.449.000
2.948.000
2.061.500
1.591.000
2.428.000
2.299.000
4.444.000
1.884.500
17 SMGR
7.582.500
2.720.500
846.000
2.717.000
4.193.000
6.402.000
3.403.000
952.500
212.500
670.000
326.500
18 SOBI
5.639.500
2.567.500
5.107.500
1.278.500
5.040.000
3.318.000
1.090.000
300.000
1.050.500
102.500
1.195.500
19 HADE 0 0 0
10.000
20.000
500
35.000
0 0
20.000
0
20 PWON 0 0
152.500
0 0 0
228.500
1.500
20.000
61.500
5.000
21 CPIN
48.286.500
54.241.000
77.873.504
26.249.500
32.555.000
34.592.500
23.028.000
21.569.500
23.423.500
8.487.000
14.965.000
98
Lampiran 5
Saham Beredar
No KODE -5 -4 -3 -2 -1 HO 1 2 3 4 5
1 SMAR
297.360.000
297.360.000
297.360.000
297.360.000
297.360.000
297.360.000
297.360.000
297.360.000
297.360.000
297.360.000
297.360.000
2 CTRS
989.432.417
989.432.417
989.432.417
989.432.417
989.432.417
989.432.417
989.432.417
989.432.417
989.432.417
989.432.417
989.432.417
3 HEXA
840.000.000
840.000.000
840.000.000
840.000.000
840.000.000
840.000.000
840.000.000
840.000.000
840.000.000
840.000.000
840.000.000
4 PRAS
117.000.000
117.000.000
117.000.000
117.000.000
117.000.000
117.000.000
117.000.000
117.000.000
117.000.000
117.000.000
117.000.000
5 TMAS
1.141.030.000
1.141.030.000
1.141.030.000
1.141.030.000
1.141.030.000
1.141.030.000
1.141.030.000
1.141.030.000
1.141.030.000
1.141.030.000
1.141.030.000
6 DPNS
270.000.000
270.000.000
270.000.000
270.000.000
270.000.000
270.000.000
270.000.000
270.000.000
270.000.000
270.000.000
270.000.000
7 PJAA
1.599.999.998
1.599.999.998
1.599.999.998
1.599.999.998
1.599.999.998
1.599.999.998
1.599.999.998
1.599.999.998
1.599.999.998
1.599.999.998
1.599.999.998
8 JRPT
550.000.000
550.000.000
550.000.000
550.000.000
550.000.000
550.000.000
550.000.000
550.000.000
550.000.000
550.000.000
550.000.000
9 TSPC
450.000.000
450.000.000
450.000.000
450.000.000
450.000.000
450.000.000
450.000.000
450.000.000
450.000.000
450.000.000
450.000.000
10 EKAD
559.020.000
559.020.000
559.020.000
559.020.000
559.020.000
559.020.000
559.020.000
559.020.000
559.020.000
559.020.000
559.020.000
11 APOL
1.499.302.000
1.499.302.000
1.499.302.000
1.499.302.000
1.499.302.000
1.499.302.000
1.499.302.000
1.499.302.000
1.499.302.000
1.499.302.000
1.499.302.000
12 PLIN
35.500.000.000
3.550.000.000
3.550.000.000
3.550.000.000
3.550.000.000
3.550.000.000
3.550.000.000
3.550.000.000
3.550.000.000
3.550.000.000
3.550.000.000
13 BMTR
2.751.053.910
2.751.053.910
2.751.053.910
2.751.053.910
2.751.053.910
2.751.053.910
2.751.053.910
2.751.053.910
2.751.053.910
2.751.053.910
2.751.053.910
14 DAVO
12.403.711.320
12.403.711.320
12.403.711.320
12.403.711.320
12.403.711.320
12.403.711.320
12.403.711.320
12.403.711.320
12.403.711.320
12.403.711.320
12.403.711.320
15 ANTM
9.538.459.749
9.538.459.749
9.538.459.749
9.538.459.749
9.538.459.749
9.538.459.749
9.538.459.749
9.538.459.749
9.538.459.749
9.538.459.749
9.538.459.749
99
16 AKRA
625.045.000
625.045.000
625.045.000
625.045.000
625.045.000
625.045.000
625.045.000
625.045.000
625.045.000
625.045.000
625.045.000
17 SMGR
593.152.000
593.152.000
593.152.000
593.152.000
593.152.000
593.152.000
593.152.000
593.152.000
593.152.000
593.152.000
593.152.000
18 SOBI
180.000.000
180.000.000
180.000.000
180.000.000
180.000.000
180.000.000
180.000.000
180.000.000
180.000.000
180.000.000
180.000.000
19 HADE
1.060.000.000
1.060.000.000
1.060.000.000
1.060.000.000
1.060.000.000
1.060.000.000
1.060.000.000
1.060.000.000
1.060.000.000
1.060.000.000
1.060.000.000
20 PWON
1.543.577.000
1.543.577.000
1.543.577.000
1.543.577.000
1.543.577.000
1.543.577.000
1.543.577.000
1.543.577.000
1.543.577.000
1.543.577.000
1.543.577.000
21 CPIN
1.642.280.704
1.642.280.704
1.642.280.704
1.642.280.704
1.642.280.704
1.642.280.704
1.642.280.704
1.642.280.704
1.642.280.704
1.642.280.704
1.642.280.704
100
Lampiran 6
Trading Volume Activity
No KODE -5 -4 -3 -2 -1 HO 1 2 3 4 5
1 SMAR 0,000000 0,000161 0,000000 0,000000 0,003242 0,000025 0,000419 0,003301 0,008357 0,000113 0,000034
2 CTRS 0,007800 0,012185 0,009115 0,016910 0,021597 0,024464 0,068956 0,019023 0,004508 0,001451 0,006864
3 HEXA 0,000083 0,000112 0,000114 0,000726 0,000038 0,000033 0,000021 0,000060 0,000107 0,002519 0,002019
4 PRAS 0,000214 0,000607 0,000291 0,000000 0,000940 0,000000 0,000000 0,000000 0,000000 0,000966 0,000000
5 TMAS 0,002318 0,001391 0,000832 0,001615 0,004463 0,001242 0,002234 0,004053 0,000495 0,000172 0,000241
6 DPNS 0,000000 0,000094 0,000236 0,000064 0,000003 0,000010 0,000002 0,000000 0,000064 0,000028 0,000000
7 PJAA 0,000793 0,000236 0,000540 0,000326 0,001139 0,000555 0,000645 0,000275 0,001187 0,001395 0,003102
8 JRPT 0,000000 0,001515 0,000100 0,000086 0,000390 0,000149 0,000000 0,000000 0,000000 0,000000 0,001515
9 TSPC 0,031641 0,047448 0,061696 0,012634 0,002054 0,002302 0,005248 0,005627 0,001969 0,001912 0,002699
10 EKAD 0,000009 0,000020 0,000004 0,000006 0,000093 0,000072 0,000000 0,000000 0,000000 0,000000 0,000050
11 APOL 0,001508 0,004083 0,000732 0,000883 0,000987 0,003679 0,000589 0,000682 0,000667 0,000220 0,002246
12 PLIN 0,000001 0,000015 0,000000 0,000000 0,000003 0,000000 0,000000 0,000001 0,000000 0,000000 0,000008
13 BMTR 0,003895 0,012292 0,022482 0,042961 0,009417 0,030683 0,052557 0,000893 0,000704 0,001176 0,001435
14 DAVO 0,000055 0,000023 0,000041 0,000125 0,000233 0,000669 0,001262 0,000121 0,000019 0,000000 0,000015
15 ANTM 0,001586 0,000869 0,002866 0,009708 0,002369 0,001546 0,003740 0,002925 0,001592 0,000708 0,001212
16 AKRA 0,018552 0,011490 0,005640 0,003918 0,004716 0,003298 0,002545 0,003885 0,003678 0,007110 0,003015
17 SMGR 0,012783 0,004587 0,001426 0,004581 0,007069 0,010793 0,005737 0,001606 0,000358 0,001130 0,000550
18 SOBI 0,031331 0,014264 0,028375 0,007103 0,028000 0,018433 0,006056 0,001667 0,005836 0,000569 0,006642
19 HADE 0,000000 0,000000 0,000000 0,000009 0,000019 0,000000 0,000033 0,000000 0,000000 0,000019 0,000000
20 PWON 0,000000 0,000000 0,000099 0,000000 0,000000 0,000000 0,000148 0,000001 0,000013 0,000040 0,000003
21 CPIN 0,029402 0,033028 0,047418 0,015984 0,019823 0,021064 0,014022 0,013134 0,014263 0,005168 0,009112
Lampiran 7
Rata – rata Trading Volume Activity
No KODE Sebelum HO Sesudah
1 SMAR
0,00068066
0,00068570
0,00073715
2 CTRS
0,01352159
0,01685421
0,02820850
3 HEXA
0,00021464
0,00020476
0,00018655
4 PRAS
0,00041026
0,00036752
0,00024615
5 TMAS
0,00212361
0,00190854
0,00207716
6 DPNS
0,00007913
0,00008106
0,00006263
7 PJAA
0,00060675
0,00055925
0,00064113
8 JRPT
0,00041818
0,00044800
0,00014509
9 TSPC
0,03109467
0,02522689
0,01678689
10 EKAD
0,00002630
0,00003882
0,00003488
11 APOL
0,00163870
0,00207276
0,00137411
12 PLIN
0,00000374
0,00000358
0,00000062
13 BMTR
0,01820957
0,02356704
0,03161999
14 DAVO
0,00009542
0,00021819
0,00046602
15 ANTM
0,00347962
0,00347166
0,00404595
16 AKRA
0,00886336
0,00581254
0,00402355
17 SMGR
0,00608916
0,00569112
0,00592125
18 SOBI
0,02181444
0,01923500
0,01759333
19 HADE
0,00000566
0,00000575
0,00001236
20 PWON
0,00001976
0,00001976
0,00004937
21 CPIN
0,02913089
0,02746321
0,02366203
102
Lampiran 8
Hasil Pengujian SPSS
1. Pengujian Abnormal Return
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SEBELUM SESUDAH
N 5 5
Mean -1723.2720 Normal Parameters(a,b) -1746.5940
Std. Deviation 3.12795 9.09966
Absolute .159 .382
Positive .159 .382
Most Extreme
Differences
Negative -.123 -.222
Kolmogorov-Smirnov Z .355 .853
Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000 .460
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
T-Test
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
SEBELUM5
21
-
1722.1375
493.34495 107.65669
SEBELUM4
21
-
1724.9123
499.15771 108.92514
SEBELUM3
21
-
1718.8176
501.63476 109.46568
SEBELUM2
21
-
1723.3013
500.56490 109.23222
SEBELUM1
21
-
1727.1860
496.51696 108.34888
HO
21
-
1727.1460
498.21821 108.72013
SESUDAH1
21
-
1730.6568
499.16259 108.92621
SESUDAH2
21
-
1749.8335
506.90912 110.61664
SESUDAH3
21
-
1750.4562
501.35955 109.40562
SESUDAH4
21
-
1753.5491
507.06684 110.65106
SESUDAH5
21
-
1748.4740
499.66375 109.03557
103
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Interval
of the Difference
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference Lower Upper
SEBELUM5
-15.997 20 .000 -1722.1375
-
1946.7055
-
1497.5696
SEBELUM4
-15.836 20 .000 -1724.9123
-
1952.1262
-
1497.6985
SEBELUM3
-15.702 20 .000 -1718.8176
-
1947.1590
-
1490.4762
SEBELUM2
-15.776 20 .000 -1723.3013
-
1951.1557
-
1495.4469
SEBELUM1
-15.941 20 .000 -1727.1860
-
1953.1979
-
1501.1742
HO
-15.886 20 .000 -1727.1460
-
1953.9323
-
1500.3598
SESUDAH1
-15.888 20 .000 -1730.6568
-
1957.8728
-
1503.4407
SESUDAH2
-15.819 20 .000 -1749.8335
-
1980.5757
-
1519.0912
SESUDAH3
-16.000 20 .000 -1750.4562
-
1978.6723
-
1522.2401
SESUDAH4
-15.848 20 .000 -1753.5491
-
1984.3632
-
1522.7350
SESUDAH5
-16.036 20 .000 -1748.4740
-
1975.9182
-
1521.0298
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error
Mean
Pair 1 SEBELUM -1723.2720 5 3.12795 1.39886
SESUDAH -1746.5940 5 9.09966 4.06949
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 SEBELUM &
SESUDAH
5 .120 .847
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
of the Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean
Lower Upper
t
df
Sig.
(2-tailed)
Pair 1 SEBELUM -
SESUDAH
23.3220 9.26025 4.14131 11.8239 34.8201 5.632 4 .005
104
2. Pengujian Trading Volume Activity
NPar Tests
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
SEBELUM SESUDAH
N 5 5
Normal Parameters(a,b) Mean .0066 .0032
Std. Deviation .00139 .00267
Absolute .220 .363
Positive .220 .363
Most Extreme
Differences
Negative -.147 -.230
Kolmogorov-Smirnov Z .492 .812
Asymp. Sig. (2-tailed) .969 .525
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data.
T-Test
One-Sample Statistics
N Mean Std. Deviation
Std. Error
Mean
SEBELUM5 21 .0068 .01114 .00243
SEBELUM4 21 .0069 .01230 .00268
SEBELUM3 21 .0087 .01720 .00375
SEBELUM2 21 .0056 .01018 .00222
SEBELUM1 21 .0051 .00808 .00176
HO 21 .0057 .00949 .00207
SESUDAH1 21 .0078 .01810 .00395
SESUDAH2 21 .0027 .00484 .00106
SESUDAH3 21 .0021 .00360 .00079
SESUDAH4 21 .0012 .00183 .00040
SESUDAH5 21 .0019 .00261 .00057
105
One-Sample Test
Test Value = 0
95% Confidence Interval
of the Difference
t df Sig. (2-tailed)
Mean
Difference Lower Upper
SEBELUM5 2.781 20 .012 .0068 .0017 .0118
SEBELUM4 2.562 20 .019 .0069 .0013 .0125
SEBELUM3 2.310 20 .032 .0087 .0008 .0165
SEBELUM2 2.522 20 .020 .0056 .0010 .0102
SEBELUM1 2.878 20 .009 .0051 .0014 .0088
HO 2.738 20 .013 .0057 .0013 .0100
SESUDAH1 1.979 20 .062 .0078 -.0004 .0161
SESUDAH2 2.584 20 .018 .0027 .0005 .0049
SESUDAH3 2.658 20 .015 .0021 .0004 .0037
SESUDAH4 2.949 20 .008 .0012 .0003 .0020
SESUDAH5 3.406 20 .003 .0019 .0008 .0031
T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation
Std. Error
Mean
SEBELUM .0066 5 .00139 .00062
Pair 1
SESUDAH .0032 5 .00267 .00119
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 SEBELUM &
SESUDAH
5 .152 .807
Paired Samples Test
Paired Differences
95% Confidence Interval
of the Difference
Mean
Std.
Deviation
Std. Error
Mean Lower Upper
t
df
Sig.
(2-tailed)
Pair 1 SEBELUM -
SESUDAH
.0034 .00281 .00126 .0000 .0069 2.739 4 .052
106
Lampiran 9
Bukti Konsultasi
BUKTI KONSULTASI
Nama : Farid Muchtar
NIM : 03220090
Fak / Jur : Ekonomi / Manajemen
Pembimbing : Ahmad Fahruddin A,SE., MM
Judul Skripsi : Analisis Reaksi Saham Terhadap Peristiwa Stock Split Yang
Ditunjukkan Oleh Abnormal Return Dan Trading Volume
Activity (Event Study Pada Perusahaan Yang Melakukan Stock
Split Di Bej Periode 2005-2007)
No Topik Bimbingan Tanggal
Pembimbingan
Tanda Tangan
Dosen
Pembimbing
1 Pengajuan Proposal 26 Januari 2007
2 Revisi Proposal 27 Februari 2008
3 Seminar Proposal 3 Maret 2008
4 Revisi Proposal 11 Maret 2008
5 Pengajuan Skripsi
6 Revisi BAB I, II, III
7 Pengajuan BAB IV, V
8 Revisi BAB IV ,V
9 ACC BAB IV dan V
10 ACC Ujian Skripsi
Malang, 23 Maret 2007
Dekan,
Drs. H.A. Muhtadi Ridwan, MA
NIP. 150231828
DEPARTEMEN AGAMA RI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MALANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN MANAJEMEN
Jl. Gajayana No.50 Telp. (0341) 551354 - 572533
107
Lampiran 10
Surat Keterangan Penelitian KUNTA,
0 Komentar