ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA UNTUK
MENJAGA KONTINUITAS OPERASIONAL DALAM RANGKA MENINGKATKAN PELAYANAN PADA PT
ANTA EXPRESS TOUR & TRAVEL SERVICE TBK
ABSTRAK
Kata Kunci: Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, Kontinuitas Operasional, Pelayanan.Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang berkaitan dengan pengelolaan pihak
manajemen terhadap aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan. Hal ini selalu
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya intensitas kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.
Dengan pengelolaan modal kerja yang kurang baik akan berakibat terhambatnya atau bahkan terhentinya kegiatan operasional perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk
mendeskripsikan pengelolaan modal kerja pada PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
untuk menjaga kontinuitas operasional perusahaan dan tingkat pelayanan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dengan sumber data sekunder
yaitu laporan keuangan PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk tahun 2004 sampai
dengan tahun 2008. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
penentuan besarnya modal kerja, analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis
pengelolaan modal kerja, dan analisis likuiditas dengan melihat current ratio dan cash ratio.
Dari hasil analisis sumber dan penggunaan modal kerja dan pengelolaan modal kerja
bahwa aktiva lancar mampu membiayai hutang lancar dan biaya operasional perusahaan
pada tahun 2004-2007, sedangkan pada tahun 2008 aktiva lancar perusahaan kurang mampu
membiayai hutang lancar dan biaya operasional karena perusahaan kekurangan modal kerja
sebesar Rp 1.173.721.252 sehingga pada tahun 2008 kontinuitas operasional kurang terjamin
dan akan mengakibatkan pelayanan yang kurang maksimal. Dari analisis current ratio bahwa
rata-rata current ratio perusahaan diketahui sebesar 139%, dan dapat dikatakan likuid dan
optimal dalam menggunakan aktiva lancar untuk membiayai hutang lancarnya, namun dari
analisis cash ratio bahwa perusahaan dikatakan kurang likuid karena selama lima tahun
(tahun 2004-2008) rata-rata cash ratio adalah 79%, kas dan setara kas serta efek tidak dapat
menjamin semua hutang lancar perusahaan.
KLIK INI UNTUK MEMBACA SELENGKAPNYA
Pengolahan OLAH SKRIPSI Penelitian, Pengolahan DAFTAR CONTOH SKRIPSI
Statistik, Olah SKRIPSI SARJANA, JASA Pengolahan SKRISPI LENGKAP Statistik, Jasa Pengolahan SKRIPSI EKONOMI
Skripsi, Jasa Pengolahan SPSS CONTOH SKRIPSI , Analisis JASA SKRIPSI ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
UNTUK MENJAGA KONTINUITAS OPERASIONAL
DALAM RANGKA MENINGKATKAN PELAYANAN
PADA PT ANTA EXPRESS TOUR & TRAVEL SERVICE Tbk
S K R I P S I
Oleh
ELIS HERAWATI
NIM : 05610099
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2009
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
UNTUK MENJAGA KONTINUITAS OPERASIONAL
DALAM RANGKA MENINGKATKAN PELAYANAN
PADA PT ANTA EXPRESS TOUR & TRAVEL SERVICE Tbk
S K R I P S I
Diajukan Kepada :
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Oleh
ELIS HERAWATI
NIM: 05610099
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2009
SURAT PERNYATAAN
Yang bertandatangan di bawah ini saya :
Nama : Elis Herawati
NIM : 05610099
Alamat : Jl. Cenger Ayam Dalam 56 Malang – Jawa Timur
menyatakan bahwa “Skripsi” yang saya buat untuk memenuhi persyaratan kelulusan pada
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang, dengan judul :
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA UNTUK MENJAGA
KONTINUITAS OPERASIONAL DALAM RANGKA MENINGKATKAN PELAYANAN
PADA PT ANTA EXPRESS TOUR & TRAVEL SERVICE Tbk
adalah hasil karya saya sendiri, bukan “duplikasi” dari karya orang lain.
Selanjutnya apabila di kemudian hari ada “klaim” dari pihak lain, bukan menjadi
tanggungjawab Dosen Pembimbing dan atau pihak Fakultas Ekonomi, tetapi menjadi
tanggungjawab saya sendiri.
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan tanpa paksaan dari
siapapun.
Malang, 22 Juni 2009
Hormat saya,
Elis Herawati
NIM : 05610099
LEMBAR PERSETUJUAN
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
UNTUK MENJAGA KONTINUITAS OPERASIONAL
DALAM RANGKA MENINGKATKAN PELAYANAN
PADA PT ANTA EXPRESS TOUR & TRAVEL SERVICE Tbk
S K R I P S I
Oleh
ELIS HERAWATI
NIM : 05610099
Telah disetujui 14 Juli 2009
Dosen pembimbing,
Drs. H. Abdul Kadir Usri, MM., Ak
Mengetahui:
Dekan,
Drs. HA. MUHTADI RIDWAN, MA
NIP 150231828
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA
UNTUK MENJAGA KONTINUITAS OPERASIONAL
DALAM RANGKA MENINGKATKAN PELAYANAN
PADA PT ANTA EXPRESS TOUR & TRAVEL
SERVICE Tbk
S K R I P S I
Oleh
ELIS HERAWATI
NIM : 05610099
Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji
dan Dinyatakan Diterima Sebagai Salah Satu Persyaratan
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (SE)
Pada 24 Juli 2009
Susunan Dewan Penguji Tanda Tangan
1. Ketua
H. Ahmad Djalaluddin, Lc., MA : ( )
NIP 150368783
2. Sekretaris/Pembimbing
Drs. H. Abdul Kadir Usri, MM., Ak : ( )
3. Penguji Utama : ( )
Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, SH., M.Ag
NIP 150203742
Mengetahui :
Dekan,
Drs. HA. MUHTADI RIDWAN, MA
NIP 150231828
PERSEMBAHAN
Teriring rasa syukur kepada Allah SWT skripsi ini ku persembahkan
Kepada Bapak dan Ibuku
Yang dengan jerih payahnya mengasuh dan mendidikku mulai dari kecil hingga sekarang ini,
yang selalu menyayangiku setulus hati, serta berkat doa dan restunya aku bisa
menyelesaikan skripsiku ini. Semoga annda bisa menjadi anak yang berbakti.
Kakak-kakakku Tercinta
Yang selalu mendoakan, memotivasi, memberikan nasehat serta menyayangiku. Semoga aku
bisa menjadi adik yang dapat kakak banggakan.
MOTTO
ms9 Mt7)yB .`B t/ myt `Bur m=yz
mtRqxts `B Br& !$# 3 c) !$# w t $tB
BQqs)/ 4Lym (#rt $tB NkRr'/ 3 !#s)ur yur&
!$# 5Qqs)/ #[q xs ttB ms9 4 $tBur Ogs9 `B
mRr `B @A#ur
“Baginya (manusia) ada malaikat-malaikat yang selalu menjaganya bergiliran, dari depan
dan belakangnya. Mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan
mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri.
Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang
dapat menolaknya dan tidak ada pelindung bagi mereka selain Dia”.
(Ar-Ra’ad 13: 11)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga dapat terselesaikannya Laporan Akhir ini dengan judul: “Analisis
Sumber dan Penggunaan Modal Kerja untuk Menjaga Kontinuitas Operasional dalam
Rangka Meningkatkan Pelayanan pada PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk”.
Tujuan utama dari Laporan Akhir ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan dari
S1 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang. Selama penyusunan Laporan Akhir ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan,
dukungan, bantuan dan doa dari berbagai pihak, maka seiring dengan terselesaikannya
Laporan Akhir ini, penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Malang.
2. Drs. HA. Muhtadi Ridwan, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi.
3. Drs. H. Abdul Kadir Usri, MM., Ak sebagai dosen pembimbing yang sabar dan penuh
pengertian, Prof. Dr. H. Muhammad Djakfar, SH., M.Ag dan H. Ahmad Djalaluddin , Lc.,
MA sebagai dewan penguji. Terimakasih atas masukan, dan kepercayaannya.
4. Semua dosen di Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang yang telah mentransfer ilmu-ilmu pamungkasnya pada saya.
5. Semua staf Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang.
6. Segenap karyawan pojok BEJ UMM yang telah membantu dalam pengambilan data
perusahaan.
7. Ayah, Ibu, kakak, ipar, adikku Sofiah Sari dan keluarga besarku yang selalu
mencurahkan kasih sayang, dukungan dan doa.
8. Sahabat-sahabatku, Muh. Ishak S., Darnawati, Siti Nursalam, Nur Saban, Nilasartika,
Jamila Rejeb, Alhidayah, Titin Sumarni, Bahar Arifin, Iradat Taqwa, Saban M., Muh.
Murdani, Ali Akbar, Nukra dan semua teman-temanku yang selalu memberikan
semangat serta dukungannya serta sahabat-sahabat IPPMI-Muna Malang.
Penulis menyadari bahwa Laporan Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan dan
masih banyak kekurangan yang perlu dibenahi. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan Laporan Akhir ini. Semoga karya
kecil ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya.
Malang, 14 Juli 2009
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................iv
HALAMAN PERNYATAAN..............................................................................v
HALAMAN PERSEMBAHAN.........................................................................vi
MOTTO ..........................................................................................................vii
KATA PENGANTAR.......................................................................................viii
DAFTAR ISI..........................................................................................................x
DAFTAR TABEL................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xiv
ABSTRAK ..........................................................................................................xv
BAB I : PENDAHULUIAN.........................................................................1
A.Latar Belakang............................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................4
C. Tujuan Penelitian........................................................................4
D.Batasan Penelitian......................................................................4
E. Manfaat Penelitian.....................................................................5
BAB II : KAJIAN PUSTAKA........................................................................6
A.Penelitian Terdahulu..................................................................6
B. Landasan Teori.........................................................................11
1. Modal Kerja…………… …...…………………………......11
2. Rasio Likuiditas …………………..…………………….…22
3. Keterkaitan Modal Kerja dan Tingkat Likuiditas
dengan Kontinuitas Operasional……………………..…24
4. Pelayanan ……..…………………..…………………….…25
5. Modal dan Likuiditas Menurut Prespektif Islam..…..…27
C. Kerangka Berpikir....................................................................33
BAB III : METODE PENELITIAN.............................................................34
A.Lokasi Penelitian......................................................................34
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian............................................34
C. Data dan Jenis Data.................................................................35
D.Teknik Pengumpulan Data.....................................................35
E. Instrumen Pengumpulan Data...............................................36
F. Model Analisa Data.................................................................38
BAB IV : PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN 39
A.Paparan Data Hasil Penelitian................................................39
1. Sejarah Singkat dan Perkembangan PT Anta Express Tour & Travel Service
Tbk........................................................................................39
2. Transaksi Permodalan Perusahaan...................................40
3. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan PT Anta Express Tour &
Travel Service Tbk .............................................................41
4. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan ......................42
B. Analisis dan Pembahasan Data Hasil Penelitian.................41
1. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja..............43
2. Analisis Modal Kerja............................................................60
3. Analisis Rasio Likuiditas.....................................................69
4. Keterikatan Modal Kerja, Kontinuitas Operasional Perusahaan dan Tingkat
Pelayanan...............................................................................75
BAB V : PENUTUP........................................................................................78
A.Kesimpulan ..............................................................................78
B. Saran...........................................................................................79
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………..…….80
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Kunjungan Wisatawan di Indonesia Tahun 2004-2008............1
Tabel 2.1 : Perbedaan dan Persamaan Penelitian Terdahulu.....................6
Tabel 3.1 : Instrumen Pengumpulan Data..................................................37
Tabel 4.1 : Laporan Perubahan Modal Kerja PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk (31
Desember 2004-2005) 45
Tabel 4.2 : Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja PT Anta Express Tour & Travel
Service Tbk (31 Desember 2005) 47
Tabel 4.3 : Laporan Perubahan Modal Kerja PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk (31
Desember 2005-2006) 49
Tabel 4.4 : Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja PT Anta Express Tour & Travel
Service Tbk (31 Desember 2006) 51
Tabel 4.5 : Laporan Perubahan Modal Kerja PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk (31
Desember 2006-2007) 53
Tabel 4.6 : Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja PT Anta Express Tour & Travel
Service Tbk (31 Desember 2007) 55
Tabel 4.7 : Laporan Perubahan Modal Kerja PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk (31
Desember 2007-2008) 57
Tabel 4.8 : Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja PT Anta Express Tour & Travel
Service Tbk (31 Desember 2008) 59
Tabel 4.9 : Perputaran Modal Kerja PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk Tahun 2004-
2008 61
Tabel 4.10: Total Biaya Operasional PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk Tahun 2004-
2008 62
Tabel 4.11: Kebutuhan Modal Kerja 1 Kali Operasional PT Anta Express Tour & Travel
Service Tbk Tahun 2004-2008 63
Tabel 4.12: Kebutuhan Modal Kerja Minimum PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Tahun 2004-2008 63
Tabel 4.13: Rasio dan Kelebihan/Kekuranan Modal Kerja PT Anta Express Tour & Travel
Service Tbk Tahun 2004-2008 64
Tabel 4.14: Rekapitulasi Current Ratio PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk Tahun
2004-2008 70
Tabel 4.15: Rekapitulasi Current Ratio Optimal PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Tahun 2004-2008 70
Tabel 4.16 : Rekapitulasi Cash Ratio PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk Tahun 2004-
2008 73
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir......................................................................33
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Neraca Konsolidasi PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk Per 31
Desember 2005-2004
Lampiran 2 : Neraca Konsolidasi PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk Per 31
Desember 2006-2005
Lampiran 3 : Neraca Konsolidasi PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk Per 31
Desember 2008-2007
Lampiran 4 : Laporan Perubahan Ekuitas PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
dan Anak Perusahaan 31 Desember 2005-2004
Lampiran 5 : Laporan Perubahan Ekuitas PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
dan Anak Perusahaan 31 Desember 2006-2005
Lampiran 6 : Laporan Perubahan Ekuitas PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
dan Anak Perusahaan 31 Desember 2008-2007
Lampiran 7 : Laporan Laba Rugi Konsolidasi PT Anta Express Tour & Travel Service
Tbk Tanggal 31 Desember 2005-2004
Lampiran 8 : Laporan Laba Rugi Konsolidasi PT Anta Express Tour & Travel Service
Tbk Tanggal 31 Desember 2006-2005
Lampiran 9 : Laporan Laba Rugi Konsolidasi PT Anta Express Tour & Travel Service
Tbk Tanggal 31 Desember 2008-2007
Lampiran 10 : Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Per 31 Desember 2005-2004
Lampiran 11 : Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Per 31 Desember 2006-2005
Lampiran 12 : Catatan Atas Laporan Keuangan Konsolidasi Per 31 Desember 2008-2007
ABSTRAK
Elis Herawati, 2009 SKRIPSI. Judul: “Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Untuk
Menjaga Kontinuitas Operasional Dalam Rangka Meningkatkan Pelayanan Pada PT
Anta Express Tour & Travel Service Tbk”
Pembimbing: Drs. H. Abdul Kadir Usri, MM., Ak
Kata Kunci: Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, Kontinuitas Operasional, Pelayanan.
Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang berkaitan dengan pengelolaan pihak
manajemen terhadap aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan. Hal ini selalu
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya intensitas kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.
Dengan pengelolaan modal kerja yang kurang baik akan berakibat terhambatnya atau bahkan
terhentinya kegiatan operasional perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk untuk
mendeskripsikan pengelolaan modal kerja pada PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
untuk menjaga kontinuitas operasional perusahaan dan tingkat pelayanan.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dokumentasi dengan sumber data sekunder
yaitu laporan keuangan PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk tahun 2004 sampai
dengan tahun 2008. Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis
penentuan besarnya modal kerja, analisis sumber dan penggunaan modal kerja, analisis
pengelolaan modal kerja, dan analisis likuiditas dengan melihat current ratio dan cash ratio.
Dari hasil analisis sumber dan penggunaan modal kerja dan pengelolaan modal kerja
bahwa aktiva lancar mampu membiayai hutang lancar dan biaya operasional perusahaan
pada tahun 2004-2007, sedangkan pada tahun 2008 aktiva lancar perusahaan kurang mampu
membiayai hutang lancar dan biaya operasional karena perusahaan kekurangan modal kerja
sebesar Rp 1.173.721.252 sehingga pada tahun 2008 kontinuitas operasional kurang terjamin
dan akan mengakibatkan pelayanan yang kurang maksimal. Dari analisis current ratio bahwa
rata-rata current ratio perusahaan diketahui sebesar 139%, dan dapat dikatakan likuid dan
optimal dalam menggunakan aktiva lancar untuk membiayai hutang lancarnya, namun dari
analisis cash ratio bahwa perusahaan dikatakan kurang likuid karena selama lima tahun
(tahun 2004-2008) rata-rata cash ratio adalah 79%, kas dan setara kas serta efek tidak dapat
menjamin semua hutang lancar perusahaan.
ABSTRACT
Herawati, Elis. 2009 THESIS. Title: “An Analysis on Working Capital to Keep the Operational
Continuity in Order to Increase the Services at PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk”.
Advisor: Drs. H. Abdul Kadir Usri, MM., Ak
Keywords: Source and Usage of Working Capital, Operational Continuity, Service
The management of working capital is related to the management maintenance toward the
circulating assets and circulating debt of the company. This is influenced by the intensity of daily
operational activities of the company. The poor management of working capital will restrict or even
block the company’s operational activities. This study aims to describe the working capital
management at PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk to maintain the operational continuity of
the company and its service quality.
The description is done using working capital determination analysis, source analysis and the
working capital usage, working capital management analysis, and liquidity analysis on the basis of
current ratio and cash ratio.
The result of the analysis showed that the circulating assets could cover the circulating assets
and the operational cost of the company in 2004-2007. In a 2008, however, the circulating assets could
not cover those circulating debt and the operational cost because the company was lack of working
capital as much as was less guaranteed resulting is the ratio average was 139% and it could be
considered liquid and optimal in using circulating assets to cost its circulating debt. However, based
on the cash ratio analysis the company was less liquid because the cash ratio average was 79% for five
years (2004-2008); cash and equal cash could not guarantee the company’s circulating debt.
المستخلص
هراواتي إيليس ، 2009 البحث الجامعي. الموضوع : " مصد ر رأس المال الفعال استخدامه
ة الخدمات ف L استمرارية العمل في ترقي PT. Anta Ekspress Tour & Travel Service Tbk. "
المشرف : الدكتورندوس الحاج عبد القادر اسري ، MM., Ak
ل، qq ة العم L تمراري qq تعماله ، اس qq غلية و اس qq ل رأس الش qq ية: اص qq ات الرئيس qq الكلم
ىqq ق بادارة قسم الدارة عل L ادارة رأس الشغلية كان من اشياء الذي يتعل
ثرة q دار ك q ا بمق q ق دائم qL ذا تتعل q ة. وه q سسL المال الطلقة مع الدين الطلقة للمؤ
. فمن ادارة رأس الشغلية القبيحة سيسبب الى ظهور L سسة يوميا L الشغل للمؤ
ن إدارة q ر ع L وq ه ليص q سسة. هذا البحث يقصد ب L العوائق بل سيواقف عملية المؤ
ة في سعي L رأس الشغلي PT.Anta Ekspress Tour & Travel Service Tbk لحراسة
لq ة ، تحلي L غلي q دار رأس الش q ن مق q ن تعيي q ل ع q وهذا التصوير بواسطة تحلي
لqq ة و تحلي L غلي qq ة رأس الش qqL ل اداري qq ة ، تحلي L غلي qq تعمال رأس الش qq ل و اس qq الص
ال q ن الم L ه ا q تعماله و ادارت q ة و اس L غلي q ل رأس الش q الحاصل من تحليل اص
يq ة ف q ة المؤسس qL اريف عملي q ة و مص q الطلقة يقدر ان ينفق على الدين الطلق
2007 . لكن في سنة 2008 المال الطلقة ل يقدر ان ينفق على - سنة 2004
يqq ان ف qq ة النقص qq سسة لملقات المؤسس L ة المؤ L الدين الطلقة و مصاريف عملي
نة 2008 q ي س q ك ف q ل ذل q ة وتتص q رأس الشغلية مقدار 1.173.721.252 روبي
ل. q ر كام q ة غي q دا ويسبب الى خدم L يعاقب الستمرارية الشغلية غير مضمون جي
ح ان L q در 139 % و ص q تويته ق q ن مس L لنا ا q الى حص q فمن التحليل على النسبة الح
دين q ى ال q اق عل q ة لبف q ال الطلق q تعمال الم q ي اس q امل ف q يولية و ك q ه س q نقول ان
نq م تك q ة ل q ل ان المؤسس q دي حص q بة النق q ى نس q ل عل q الطلقة. لكن من التحلي
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di era globalisasi seperti sekarang ini, setiap potensi negara harus dapat dipacu
secara optimal agar bisa menggerakkan perekonomian negara itu sendiri. Indonesia
merupakan salah satu negara yang memiliki potensi wisata. Potensi wisata ini dapat dilihat
dari perkembangan jumlah wisatawan mancanegara dan wisataan nusantara. Untuk
memperjelas perkembangan wisatawan tahun 2004 sampai tahun 2008 dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 1.1
Kunjungan Wisatawan di Indonesia Tahun 2004-2008
Tahun Jumlah Wisatawan
Mancanegara
Jumlah Wisatawan
Nusantara
2004 5.321.165 111.353.000
2005 5.002.101 112.701.000
2006 4.871.351 114.270.000
2007 5.505.759 115.335.000
2008 6.429.027 117.213.000
Sumber: www.budpar.go.id, 2009
Untuk menunjang potensi ini salah satunya diperlukan perusahaan yang bergerak di
bidang jasa pelayanan dalam bidang pariwisata. Salah satu perusahaan di Indonesia yang
bergerak dalam bidang ini adalah PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk.
.PT Anta Express Tour & Travel merupakan salah satu perusahaan di Indonesia yang
telah listing di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia
tentunya tidak menginginkan perusahaannya dilikuidasi dan mengalami kebangkrutan.
Agar perusahaan ini dapat bertahan hidup atau tidak mengalami kebangkrutan dan
dapat menghadapi perubahan yang terjadi, perusahaan tentu saja perlu melaksanakan
fungsi-fungsi manajemen, yang diantaranya meliputi perencanaan, pengorganisasian, dan
pengendalian secara baik sehingga sasaran utama perusahaan dapat tercapai.
Dalam ajaran Islam dikatakan pula bahwasanya Allah sangat mencintai perbuatanperbuatan
yang termanajemen dengan baik, sebagai mana dijelaskan dalam Al-Qur’an surah
ash-Shaf: 4,
b) !$# =t %!$# cq=Gs) y $y| OgRr(x.
`uY/ q B
“Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dalam barisan yang
teratur, mereka seakan-akan seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh”.
Dalam menjalankan manajemen perusahaan salah satunya harus mampu
memanfaatkan sumber modal kerja dan yang akan digunakan secara efektif dan efisien
sebagai modal kerja sehingga mampu mempertahankan kontinuitas operasional dan tingkat
pelayanan perusahaan.
Pengelolaan modal kerja merupakan hal yang berkaitan dengan pengelolaan pihak
manajemen terhadap aktiva lancar dengan hutang lancar perusahaan. Hal ini selalu
dipengaruhi oleh tinggi rendahnya intensitas kegiatan operasional perusahaan sehari-hari.
Dengan pengelolaan modal kerja yang kurang baik akan berakibat terhambatnya atau bahkan
terhentinya kegiatan operasional perusahaan.
Dari tahun ke tahun jumlah modal kerja ini relatif berubah-ubah sesuai dengan
kondisi perusahaan yang bersangkutan. Modal kerja merupakan aspek penting untuk
mencapai tujuan perusahaan baik jangka pendek mapun jangka panjang. Jika pihak
manajemen dapat mengelola dengan cermat, maka tujuan perusahaan yang ditentukan dapat
tercapai.
Pemenuhan modal kerja harus ada pada batas tertentu dari rasio likidutas, sehingga
perusahaan tidak berada dalam keadaan “Technicaly Insolved” (ketidak mampuan perusahaan
dalam membayar kewajiban-kewajibannya yang telah jatuh tempo) dan tetap berada pada
posisi aman.
Berawal dari hal-hal di atas maka penulis memilih judul “ANALISIS SUMBER DAN
PENGGUNAAN MODAL KERJA UNTUK MENJAGA KONTINUITAS OPERASIONAL
DALAM RANGKA MENINGKATKAN PELAYANAN PADA PT ANTA EXPRESS TOUR
& TRAVEL SERVICE Tbk”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah
bagaimana mengelola modal kerja yang baik untuk menjaga kontinuitas operasional dan
tingkat pelayanan pada PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan pengelolaan modal kerja pada PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
untuk menjaga kontinuitas operasional perusahaan dan tingkat pelayanan.
D. Batasan Penelitian
Agar penelitian ini tidak terlalu melebar dan menyebabkan kerancuan dalam
pengertian, maka masalah-masalah dalam penelitian ini dibatasi dalam hal berikut:
1. Pokok pembahasan pada laporan ini hanya dibatasi pada masalah sumber dan
penggunaan modal kerja serta pengelolaan modal kerja bersih (Net Working Capital) yaitu
selisih antara aktiva lancar atas hutang lancar yang dapat digunakan untuk operasi
perusahaan dan memenuhi tiap-tiap hutang lancar. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa dana atau modal kerja yang ada benar-benar telah dimanfaatkan sedemikian rupa
sehingga tercapai suatu tingkat likuiditas yang terjamin.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah serta tujuan penelitian,
maka manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk membantu manajemen perusahaan dalam mengelola penggunaan modal kerja,
2. Sebagai pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan penggunaan modal kerja
secara efektif dalam menjalankan kontinuitas operasional perusahaan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian dalam bidang modal kerja dan rasio keuangan telah dilakukan beberapa
peneliti terdahulu yang menjadi dasar acuan pada penelitian ini. Penelitian ini mengacu pada
penelitian sebelumnya untuk mempermudah dalam pengumpulan data, metode, dan analisis
data yang digunakan untuk pengelolaan data.
Berikut persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu, sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Hasil Penelitian Terdahulu
Peneliti Eni Ismiati Lili Dwi
Suryani
Fatmawatul
Aini
Elis Herawati
Tahun 2005 2006 2007 2009
Judul Analisis sumber
dan penggunaan
modal kerja
untuk menjaga
tingkat likuiditas
dan
meningkatkan
tingkat
profitabilitas
“KAN JABUNG”
Malang
Analisis
laporan
keuangan
perusahaan
(Pada PT
Indofood
Sukses
Makmur Tbk,
Tahun 2000-
2005)
Analisa rasio
keuangan
sebagai salah
satu alat untuk
menilai kinerja
keuangan
perusahaan
(Studi pada PT
Telkom Tbk)
Analisis Sumber
Dan
penggunaan
modal kerja
untuk menjaga
kontinuitas
operasional
dalam rangka
meningkatkan
pelayanan pada
PT Anta Express
Tuor & Travel
Service Tbk
Variabel Sumber dan
penggunaan
modal kerja,
likuiditas, dan
profitabilitas
Rasio
likuiditas,
rasio laverage,
rasio aktivitas,
dan rasio
profitabilitas
Rasio
likuiditas, rasio
solvabilitas,
rasio aktivitas,
dan rasio
profitabilitas
Sumber dan
penggunaan
modal kerja
dan likuiditas
Pendekatan
,
Penggalian
Data dan
Analisis
Kualitatif
deskriptif,
Dokumentasi,
Analisis sumber
dan penggunaan
modal kerja,
analisis rasio
likuiditas dan rasio
profitabilitas
Kualitatif
deskriptif,
Dokumentasi,
Analisis rasio
likuiditas, rasio
laverage, rasio
aktivitas dan
rasio
profitabilitas
Kualitatif
deskriptif,
Dokumentasi,
Analisis rasio
likuiditas, rasio
solvabilitas, rasio
aktivitas, dan
rasio
profitabilitas
Kualitatif
deskriptif,
Dokumentasi,
Analisis sumber
dan penggunaan
modal kerja,
analisis modal
kerja bersih,
analisis rasio
likuiditas
Hasil Pengelolaan modal
kerja KAN
JABUNG Malang
dari tahun ke
tahun semakin baik
namun kurang
maksimal dalam
perolehan tingkat
profitabilitasnya
dan perusahaan
kurang likuid
Kinerja
Keuangan PT
Indofood
Sukses Makmur
Tbk kurang
baik, hal ini
dilihat dari
rasio likuiditas,
rasio laverage,
rasio aktivitas
dan rasio
profitabilitas
yang dalam 6
tahun terakhir
(2002-2005)
cenderung
menurun
Pada tahun 2004-
2006 rasio
likuiditas PT
Telkom Tbk
kurang baik,
rasio solvabilitas
perusahaan
dikatakan baik,
rasio aktivitas
perusahaan
dikatakan baik
dan dari analisis
rasio
profitabilitas
perusahaan
dikatakan baik
Pada tahun
2004-2007 PT
Anta Express
Tour & Travel
Service Tbk
mampu
membiayai
hutang lancar
dan biaya
operasional
dengan aktiva
lancarnya,
sedangkan pada
tahun 2008
perusahaan tidak
mampu. Dari
analisis rasio
likuiditas
dengan current
ratio maka
perusahaan
dikatakan likuid
dan dengan cash
ratio perusahaan
dikatakan
kurang likuid
Sumber: UIN (Skripsi) tidak diterbitkan, (data diolah 2009)
1. Eni Ismiati
Eni Ismiati dalam skripsinya yang berjudul Analisis sumber dan penggunaan modal
kerja untuk menjaga tingkat likuiditas dan meningkatkan tingkat profitabilitas “KAN
JABUNG” Malang menjelaskan bahwa sumber modal kerja adalah sumber dana yang dapat
menaikan kas sebagai modal kerja. Dari hasil penelitiannya diketahui bahwa berdasarkan
analisa rasio likuiditas menunjukkan perusahaan kurang mampu menjaga tingkat
likuiditasnya karena KAN JABUNG Malang tidak dapat menjaga tingkat likuiditasnya sesuai
standar industri yang ada.
Current ratio KAN JABUNG Malang periode tahun 2000-2004 dianggap kurang likuid
karena tingkat likuiditasnya yang diperoleh secara berturut-turut adalah 128,98%, 158,08%,
133,75%, 135,63%, 145,86%. Angka ini menunjukkan bahwa current ratio perusahaan berada di
bawah standar industri (200%). Quick ratio diperoleh KAN JABUNG Malang dari periode
2000-2004 sebesar 117,72%, 126,45%, 115,48%, 122,56%, 1333,69%. Ini menunjukkan bahwa
perusahaan dianggap likuid karena quick ratio yang diperoleh di atas standar industri (100%).
Cash ratio KAN JABUNG Malang periode 2000-2004 sebesar 10,76%, 17,975, 9,775, 11,33%,
15,24% ini menunjukkan bahwa KAN JABUNG Malang mampu membayar kewajiban
lancarnya dengan kas yang dia miliki.
Bila dilihat perkembangan dari tahun ke tahun KAN JABUNG Malang dapat
dikatakan semakin baik pengelolaan modal kerjanya. Dari hasil perhitungan rasio
profitabilitas menunjukkan bahwa KAN JABUNG Malang kurang maksimal dalam
perolehan tingkat profitabilitasnya, hal ini disebabkan karena pengelolaan modal kerja oleh
KAN JABUNG Malang kurang efektif, sumber modal kerja lebih besar dari pada
penggunaannya.
2. Lili Dwi Suryani
Penelitian yang dilakukan Lili Dwi Suryani berjudul Analisa laporan keuangan
perusahaan (pada PT Indofood Sukses Makmur Tbk, tahun 2000-2005) menunjukkan hasil
analisis bahwa kondisi likuiditas perusahaan dilihat dari current ratio, quick ratio dan cash ratio
selama enam tahun terakhir cenderung menurun dan hal ini berarti perusahaan kurang baik
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Pendanaan modal berdasarkan hutang atau laverage perusahaan PT Indofood Sukses
Makmur Tbk yang ditandai dengan debt ratio yang cenderung menurun, nilai total debt to
equity ratio berfluktuasi dan cenderung meningkat, dan pada tingkat long term debt to equity
ratio serta nilai times interest earned ratio berfluktuasi dan cenderung menurun. Aktivitas
perusahaan yang terlihat dalam perhitungan rasio aktivitas menunjukkan bahwa aktivitas PT
Indofood Sukses Makmur Tbk kurang efisien dalam mengelola keseluruhan aktivanya yang
dimiliki untuk meningkatkan volume penjualan. PT Indofood Sukses Makmur Tbk dalam
menghasilkan pendapatan atau laba kurang efektif karena nilai masing-masing rasio
profitabilitas nilainya cenderung mengalami penurunan secara signifikan pada tahun 2001-
2005. Berdasarkan hasil analisis rasio keuangan tersebut, kinerja keuangan perusahaan PT
Indofood Sukses Makmur Tbk kurang baik.
3. Fatmawatul Aini
Penelitian yang dilakukan Fatmawatul Aini (2007), dengan judul Analisa rasio
keuangan sebagai salah satu alat untuk menilai kinerja keuangan perusahaan (Studi pada PT
Telkom Tbk), hasil analisis menunjukkan bahwa dari hasil analisis rasio likuiditas perusahaan
Telkom pada tahun 2004-2006 dalam kondisi yang kurang sehat. Hal ini dapat dilihat dari
nilai current ratio, quick ratio dan cash ratio yang trata-rata nilainya masih berada di bawah
standar penilaian kinerja perusahaan 150% yang menyebabkan kemampuan perusahaan
dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya relatif rendah. Dari hasil analisis rasio
solvabilitas PT Telkom Tbk tahun 2004-2006 dalam kondisi yang baik, apabila dilihat dari
hasil analisis pertahun. Namun apabila dibandingkan dengan standar penilaian kinerja
perusahaan Telkom dikatakan tidak sehat karena nilainya masih berada di bawah standar
penilaian kinerja BUMN. Dari hasil analisis rasio aktivitas perusahaan Telkom dapat
dikatakan dalam mengelola perputaran persedianannya sudah dapat dikatakan baik. Dari
hasil analisis profitabilitas perusahaan Telkom dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan
perusahaan dalam kondisi sehat, hal ini dapat diketahui dari nilai keseluruhan rasionya yang
rata-rata berada di atas standar penilaian kinerja BUMN 12%.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu sama-sama menggunakan
metode kualitatif deskriptif dan penggalian data dengan dokumentasi. Sedangkan perbedaan
penelitian terdahulu dengan penelitian ini adalah selain tempat yang berbeda, judul, juga
berbeda dalam model analisis. Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui bagaimana
tingkat likuiditas dan penggunaan modal kerja yang baik untuk menjaga kontinuitas
operasional perusahaan.
B. Landasan Teori
1. Modal Kerja
Perusahaan merupakan salah satu bentuk lembaga yang bergerak dalam dunia usaha
yang tidak bisa terlepas dari kebutuhan baik dalam rangka untuk membiayai kegiatan
operasional sehari-hari maupun untuk membiayai investasi jangka panjangnya. Dana yang
dikeluarkan diharapkan akan dapat segera kembali masuk ke perusahaan dalam jangka
waktu pendek melalui penjualan atas hasil produksinya, dan dana yang berasal dari
penjualan hasil produksi akan segera dikeluarkan lagi untuk membiayai kegiatan
operasionalnya kembali sehingga dana tersebut akan berputar secara terus-menerus
sepanjang kelangsungan hidup perusahaan.
Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk
membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari misalnya untuk membeli bahan baku, membayar
upah buruh, membayar hutang dan lain-lain.
a. Pengertian Modal Kerja
“Definisi modal kerja yaitu aktiva lancar yang mewakili bagian dari investasi yang
berputar dari satu bentuk ke bentuk lainnya dalam melaksanakan suatu usaha atau modal
kerja adalah kas/bank, surat-surat berharga yang mudah dituangkan (misal giro, cek,
deposito), piutang dagang dan persediaan yang tingkat perputarannya tidak melebihi 1
tahun atau jangka waktu operasi normal perusahaan” (Sundjaja dan Barlian, 2003: 187).
Bambang Riyanto dalam Manullang (2005: 13) mengemukakan tiga konsep pengertian
modal kerja, yaitu;
1) Konsep Kuantitatif
Konsep ini didasarkan atas kualitas dana yang ditanam dalam unsur-unsur aktiva lancar,
yaitu aktiva yang dipakai sekali dan akan kembali menjadi bentuk semula, atau aktiva
dengan dana tertanam di dalamnya yang akan bebas lagi dalam waktu singkat. Konsep
ini sering disebut Gross Working Capital.
2) Konsep Kualitatif
Konsep ini didasarkan pada aspek kualitatif, yaitu kelebihan aktiva lancar dari hutang
lancarnya. Modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang
benar-benar digunakan untuk membiayai operasi perusahaan yang bersifat rutin tanpa
mengganggu likuiditasnya. Konsep ini disebut sebagai Net Working Capital.
3) Konsep Fungsional
Konsep ini didasarkan pada fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana
yang digunakan dalam perusahaan dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan,
dengan kalkulasi sebagian dana digunakan untuk menghasilkan pendapatan pada
periode tersebut (current income) dan sebagian lagi digunakan untuk menghasilkan
pendapatan pada periode-periode berikutnya (future income).
b. Jenis-Jenis Modal Kerja
Bambang Riyanto dalam Manullang (2005: 14) menggolongkan jenis-jenis modal kerja
sebagai berikut:
1) Modal Kerja Permanen (Permanent Working Capital) yaitu modal kerja yang harus tetap
ada pada perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya. Dengan kata lain, modal kerja
permanen adalah modal kerja yang terus menerus diperlukan untuk kelancaran usaha.
Modal Kerja Permanen dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Modal Kerja Primer (Primary Working Capital) yaitu jumlah modal kerja minimum
yang harus ada pada perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha atau operasinya.
b) Modal Kerja Normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah modal kerja yang
diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal.
2) Modal Kerja Variabel (Variable Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya. Modal kerja
variabel dapat dibedakan menjadi 3 yaitu :
a) Modal Kerja Musiman (Seasonal Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
b) Modal Kerja Siklis (Cyclical Working Capital) yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur.
c) Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital) yaitu modal kerja yang besarnya
berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumnya
(misalnya adanya pemogokan buruh, banjir perobahan keadaan ekonomi yang
mendadak).
c. Penentuan Besarnya Modal Kerja
Dalam pengelolaan Modal Kerja yang sering menjadi masalah penting yaitu berapa
besar kebutuhan Modal Kerja yang efisien bagi perusahaan. Penentuan besarnya kebutuhan
modal kerja merupakan masalah karena apabila besarnya Modal Kerja yang telah diterapkan
terlalu besar akan menyebabkan adanya sebagian dana yang menganggur, sehingga dana
yang mengganggur ini akan menyebabkan menurunnya tingkat profitabilitas bagi
perusahaan. Selain itu apabila besarnya Modal Kerja yang telah ditetapkan terlalu kecil
masalah yang ditimbulkan adalah terganggunya proses produksi.
Menurut Bambang Riyanto dalam http://one.indoskripsi.com besar kecilnya kebutuhan modal
kerja tergantung kepada dua faktor yaitu:
1) Metode keterikatan dana
Dalam metode keterikatan dana perlu diketahui adanya dua faktor yang mempengaruhi
yaitu:
a) Periode terikatnya Modal Kerja adalah jangka waktu yang diperlukan mulai kas
ditanamkan ke dalam elemen-elemen Modal Kerja sampai kas menjadi kas lagi.
Semakin lama periode terikatnya Modal Kerja akan semakin memperbesar jumlah
kebutuhan Modal Kerja, demikian sebaliknya bila periode terikatnya modal kerja
semakin cepat maka kebutuhan modal kerja juga semakin kecil.
b) Periode pengeluaran kas per hari merupakan pengeluaran kas rata-rata setiap
harinya yang digunakan untuk keperluan pembelian bahan baku, bahan penolong,
pembayaran upah, pembayaran biaya pemasaran, dan pembayaran tunai lainnya.
2) Metode perputaran modal kerja
Metode ini menjelaskan bahwa besarnya modal kerja ditentukan dengan cara
menghitung perputaran elemen-elemen pembentuk modal kerja seperti perputaran kas,
perputaran piutang, perputaran persediaan.
Makin pendek periode tersebut berarti makin cepat perputarannya atau makin
tinggi tingkat perputarannya (turnover rate-nya). Berapa lama periode perputaran modal
kerja adalah tergantung kepada berapa lama periode perputaran dari masing-masing
komponen modal kerja tersebut. Periode perputaran barang yang mengalami proses
produksi lebih panjang dari pada perputaran barang dagangan.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja
Menurut Jumingan (2006: 69-71) untuk menentukan modal kerja yang diperlukan oleh
suatu perusahaan terdapat sejumlah faktor yang perlu dianalisis. Faktor-faktor tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Sifat umum atau tipe dari perusahaan itu sendiri
Kebutuhan modal kerja pada perusahaan kepentingan umum/perusahaan jasa (public
utility) adalah relatif rendah, karena persediaan dan piutang dalam persediaan tersebut
cepat beralih menjadi uang. Berbeda dengan perusahaan industri , investasi dalam aktiva
lancar dibutuhkan dan lebih besar dengan tingkat perputaran persediaan dan piutang
yang relatif rendah. Perusahaan industri memerlukan modal kerja yang cukup besar
karena untuk melakukan investasi dalam bahan baku, barang dalam proses serta barang
jadi.
2) Waktu yang diperlukan untuk mendapatkan barang dan ongkos produksi per unit/harga
beli barang itu.
Jumlah modal kerja berkaitan langsung dengan waktu yang dibutuhkan mulai dari bahan
baku atau barang jadi dibeli sampai barang-barang dijual kepada konsumen. Semakin
lama waktu yang diperlukan untuk memperoleh barang, jumlah modal kerja yang
diperlukan juga makin besar.
3) Syarat pembelian dan penjualan
Syarat kredit pembelian barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi besar
kecilnya modal kerja. Syarat kredit pembelian yang menguntungkan akan memperkecil
kebutuhan uang kas yang harus ditanamkan dalam persediaan, sebaliknya bila
pembayaran harus dilakukan dengan segera setelah barang diterima maka kebutuhan
uang kas untuk membelanjai volume perdagangan menjadi lebih besar. Untuk
mengurangi kebutuhan modal kerja dan mengurangi resiko kerugian resiko kerugian
akibat adanya piutang yang tak terbayar, biasanya perusahaan memberikan rangsangan
berupa potongan tunai (cash discount).
4) Tingkat perputaran persediaan
Semakin sering perseediaan diganti dan dijual kembali maka kebutuhan modal kerja
yang ditanamkan dalam bentuk persediaan akan semakin rendah. Pengendalian
persediaan yang efektif diperlukan untuk memelihara jumlah, jenis dan kualitas barang
yang sesuai dan untuk mengatur investasi dan persediaan.
5) Tingkat perputaran piutang
Kebutuhan modal kerja juga bergantung pada periode waktu yang dibutuhkan untuk
mengubah suatu piutang menjadi bentuk kas. Bila piutang dapat terkumpul dalam
jangka waktu yang relatif pendek maka kebutuhan modal kerja akan relatif lebih
rendah/kecil. Untuk mencapai tingkat perputaran piutang yang tinggi diperlukan suatu
pengawasan piutang yang efektif dan kebijaksanaan yang tepat sehubungan dengan
perluasan kredit, syarat kredit penjualan, maksimum kredit bagi pelanggan serta sistem
penagihan piutang.
6) Pengaruh konjungtur
Dalam masa “prosperity” (konjungtur tinggi) aktivitas perusahaan diperluas dan ada
kecenderungan bagi perusahaan untuk membeli barang mendahului kebutuhan agar
dapat memanfaatkan harga rendah dan untuk memastikan diri akan adanya persediaan
yang cukup. Dalam hal demikian diperlukan Modal Kerja yang besar.
7) Risiko kemungkinan penurunan harga aktiva lancar
Suatu penurunan harga dibandingkan dengan nilai buku dari aktiva lancar seperti suratsurat
berharga, persediaan, serta piutang akan menurunkan tingkat modal kerja.
Sehubungan dengan itu makin besar resiko kerugian semacam itu makin besar modal
kerja yang diperlukan.
8) Musim
Apabila perusahaan tidak terpengaruh oleh musim maka penjualan tiap bulan rata-rata
sama. Tetapi dalam hal ada musim, maka terdapat perbedaan; di dalam musim maka
terjadi aktivitas yang besar, sedangkan di luar musim aktivitas adalah rendah.
e. Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Menurut Jumingan (2006: 72-75) sumber dan penggunaan modal kerja adalah sebagai
berikut:
Modal kerja dapat berasal dari berbagai sumber, yaitu:
1) Pendapatan bersih
2) Keuntungan dari penjualan surat-surat berharga
3) Penjualan aktiva tetap, investasi jangka panjang, dan aktiva tidak lancar lainnya.
4) Penjualan obligasi dan saham serta kontribusi dana dari pemilik.
5) Dana pinjaman dari bank dan pinjaman jangka pendek lainnya
6) Kredit dari suplier atau tarde creditor.
Penggunaan modal kerja yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar adalah
sebagai berikut:
1) Pengeluaran biaya jangka pendek dan pembayaran utang-utang jangka pendek termasuk
utang deviden.
2) Adanya pemakaian prive yang berasal dari keuntungan (pada perusahaan perseorangan
dan persekutuan).
3) Kerugiaan usaha atau kerugian insidentil yang memerlukan pengeluaran kas.
4) Pembentukan dana untuk tujuan tertentu seperti dana pensiun pegawai, pembayaran
bunga obligasi yang telah jatuh tempo, penempatan kembali aktiva tidak lancar.
5) Pembelian tambahan aktiva tetap, aktiva tidak berwujud dan investasi jangka panjang.
6) Pembayaran utang jangka panjang dan pembelian kembali saham perusahaan.
Transaksi-transaksi yang mengakibatkan perubahan bentuk aktiva lancar tetapi tidak
mengubah jumlah aktiva lancar adalah:
1) Pembelian tunai surat-surat berharga,
2) Pembelian tunai barang-barang dagangan,
3) Perubahan suatu bentuk piutang ke bentuk piutang lainnya, misalnya piutang dagang
menjadi piutang wesel.
f. Pentingnya Modal Kerja yang Cukup
Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan
perusahaan untuk beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan,
misalnya dapat menutup kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa
membahayakan keadaan keuangan perusahaan.
Menurut Jumingan (2006: 67-68) manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup
adalah sebagai berikut:
1) Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti
adanya kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena
harganya merosot.
2) Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat
pada waktunya.
3) Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat
mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.
4) Menjamin perusahaan memiliki credit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak
dapat diduga seperti kebakaran, pencurian, dan sebagainya.
5) Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani
permintaan konsumennya.
6) Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan
kepada pelanggan.
7) Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada
kesulitan dalam memperoleh bahan baku, jasa dan suplai yang dibutuhkan.
8) Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam periode resesi atau depresi.
2. Rasio Likuiditas
Perusahaan-perusahaan yang ingin mempertahankan kelangsungan hidupnya tentu
harus mampu membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dipenuhi. Hal ini
penting guna menunjang kemampuan perusahaan dalam melaksanakan kegiatan
operasionalnya.
“Rasio likuiditas, bertujuan mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya” (Weston dan Brigham, 1981 dalam Jumingan, 2006: 122). “Rasio
likuiditas menunjukkan tingkat kemudahan relatif suatu aktiva untuk segera dikonversikan
ke dalam kas dengan sedikit atau tanpa penurunan nilai serta tingkat kepastian tentang
jumlah kas yang dapat diperoleh” (Muslich, 2003: 47-48).
Menurut Munawir (2004: 31) dalam Arumdati (2006: 47) likuiditas adalah menunjukan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih.
Definisi tersebut menunjukkan bahwa apabila perusahaan meminjam dana dari pihak
luar, jangan sampai perusahaan tidak mampu untuk dapat membayarnya, itu berarti
perusahaan dikatakan “ilikuid”, atau jangan sampai suatu saat perusahaan dilikuidir
(bangkrut).
Menurut Agnes Sawir (2001: 8) dalam Arumdati (2006: 48) rasio-rasio yang tergolong
dalam rasio likuiditas adalah:
a. Current Ratio (Rasio Lancar)
Digunakan untuk menganalisa posisi modal kerja perusahaan dengan membandingkan
aktiva lancar dengan hutang lancar.
Current Ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
b. Quick Ratio/Rasio Acid Test (Rasio Cepat)
Digunakan untuk menganalisa kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya
dengan tidak memperhitungkan persediaan
dengan membandingkan antara aktiva lancar dikurangi persediaan dengan hutang lancar.
Quick Ratio = (Aktiva Lancar - Persediaan)
Hutang lancar
c. Cash Ratio (Rasio Kas)
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajibannya
yang segera harus dibayar dengan menggunakan kas yang yang tersedia atau surat
berharga yang dapat segera diuangkan atau diubah menjadi bentuk kas. Cash rasio ini
lebih cenderung kepada hal yang sifatnya sangat mendadak atau darurat.
Cash Ratio = (Kas + Efek)
Hutang lancar
3. Keterkaitan Modal Kerja dan Tingkat Likuiditas dengan Kontinuitas Operasional
Menurut Munawir (2004: 114) dalam Arumdati (2006) tentang pentingnya modal kerja
yaitu adanya modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan
modal kerja yang cukup itu memungkinkan bagi perusahaan untuk beroperasi dengan
seekonomis mungkin dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau menghadapi bahayabahaya
yang mungkin timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Akan tetapi
adanya modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, dan
hal ini akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kesempatan untuk
memperoleh keuntungan telah disia-siakan.
Masalah modal kerja sangat erat kaitannya dengan pelaksanaan operasional
perusahaan. Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar perusahaan
dapat beroperasi secara efisien dan tidak mengalami kesulitan finansial, misalnya suatu
kondisi untuk dapat menutup kerugian-kerugian dan mengatasi krisis atau keadaan darurat
tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan.
Keterkaitan Tingkat Likuiditas dengan kontinuitas operasional adalah tingkat likuiditas
yang cukup akan memungkinkan perusahaan untuk membayar semua hutang lancarnya
tepat pada waktunya, dan hal ini mencerminkan kontinuitas perusahaan dapat terus berjalan
tanpa terganggu oleh hutang lancar.
4. Pelayanan
“Pelayanan adalah produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang
melibatkan usaha-usaha manusia dan menggunakan peralatan” (Ivancevich, dkk. dalam
Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2007: 2).
“Pelayanan adalah suatu aktivitas atau serangkaian aktivitas yang bersifat tidak kasat
mata (tidak dapat diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya intetraksi antara konsumen
dengan karyawan atau hal-hal lain yang disediakan oleh perusahaan pemberi pelayanan
yang dimaksudkan unutk memecahkan permasalahan konsumen/pelanggan” (Gronroos,
1990: 27 dalam Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2007: 2).
Untuk dapat menyelengaarakan pelayanan dengan baik dan berkualitas salah satu
faktor yang harus ada adalah adanya budaya pelayanan yang berorientasi kepada
kepentingan pelanggan atau pengguna jasa dan perlu memperhatikan prinsip-prinsip
manajemen pelayanan. Prinsip-prinsip tersebut antara lain adalah sebagai berikut (Viljoen,
1997: 253-255 dalam Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2007: 87-88):
a. Identifikasi kebutuhan konsumen yang sesungguhnya.
b. Sediakan pelayanan yang terpadu.
c. Buat sistem yang mendukung pelayanan konsumen.
d. Usahakan agar semua orang atau karyawan bertanggung jawab terhadap kualitas
pelayanan.
e. Layanilah keluhan konsumen secara baik.
f. Terus berinovasi.
g. Karyawan adalah sama pentingya dengan konsumen.
h. Bersikap tegas tetapi ramah terhadap konsumen.
i. Jalin komunikasi dan interaksi khusus dengan pelanggan.
j. Selalu mengontrol kualitas.
“Tingkatan dalam sebuah layanan sendiri menurut Yuli Fajar Susetyo diklasifikasikan dalam
3 tingkatan, yakni sekedar memenuhi kebutuhan dasar dari pengguna produk/jasa,
memenuhi harapan pengguna produk/jasa dan melebihi harapan pengguna produk/jasa,
yakni dengan mengerjakan lebih dari apa yang mereka harapkan sebelumnya“
(http://fpscs.uii.ac.id).
5. Modal dan Likuiditas Menurut Prespektif Islam
a. Modal Menurut Prespektif Islam
“Dalam pandangan Al-Quran, uang merupakan modal serta salah satu faktor produksi
yang penting, tetapi bukan yang terpenting dan "Uang" antara lain diartikan sebagai
"harta" kekayaan, dan "nilai tukar bagi sesuatu” (Shihab, http://media.isnet.org). Dari
kutipan ini maka dapat dikatakan bahwa modal adalah uang atau harta kekayaan.
Harta dalam pandangan Islam pada hakikatnya adalah milik Allah SWT. Maka dari
itu, seorang muslim wajib menggunakan cara-cara yang dibenarkan syariat dalam mengelola
harta miliknya. Menurut Muhammad Shiddiq Al-Jawi pengelolaan kepemilikan mencakup
dua kegiatan. Pertama, pembelanjaan harta (infaqul mal). Kedua, pengembangan harta
(tanmiyatul mal).
Menurut Nabilah Akrom aturan dalam memperoleh harta dan membelanjakan harta,
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Prinsip Sirkulasi dan perputaran. Artinya harta memiliki fungsi ekonomis yang harus
senantiasa diberdayakan agar aktifitas ekonomi berjalan sehat. Maka harta harus berputar
dan bergerak di kalangan masyarakat baik dalam bentuk konsumsi atau investasi. Sarana
yang diterapkan oleh syari’at untuk merealisasikan prinsip ini adalah dengan larangan
menumpuk harta, monopoli terutama pada kebutuhan pokok, larangan riba, berjudi,
menipu.
2. Prinsip jauhi konflik. Artinya harta jangan sampai menjadi konflik antar sesama manusia.
Untuk itu diperintahkan aturan dokumentasi, pencatatan/akuntansi, al-isyhad/saksi,
jaminan (rahn/gadai).
3. Prinsip Keadilan. Prinsip keadilan dimaksudkan untuk meminimalisasi kesenjangan sosial
yang ada akibat perbedaan kepemilikan harta secara individu. Terdapat dua metode untuk
merealisasikan keadilan dalam harta yaitu perintah untuk zakat infak shadaqah, dan
larangan terhadap penghamburan (Israf/mubazir).
Dengan demikian, syara' melarang perputaran kekayaan hanya di antara orang-orang
kaya namun mewajibkan perputaran tersebut terjadi di antara semua orang sebagai mana
Allah SWT berfirman dalam Surah Al-Hasyr: 7:
B u!$sr& !$# 4n?t &!qu `B @dr& 3t)9$# Ts$!
Aq=9ur %!ur 4n1)9$# 4yJtGu9$#ur 3|yJ9$#ur
$#ur @ 69$# s1 w tbq3t P's!r tt/ !$uYF{$#
N3ZB 4 !$tBur N39s?#u Aq9$# nrs $tBur N39pktX
mYt (#qgtFR$$s 4 (#q) ?$#ur !$# ( b) !$# x >$s)9$#
“Harta rampasan fai-i yang diberikan Allah kepada Rasul-Nya (yang berasal) dari
penduduk beberapa negeri, adalah untuk Allah, Rasul, kerabat (Rasul), anak-anak
yatim, orang-orang miskin dan untuk orang-orang yang dalam perjalanan, agar
harta itu jangan hanya beredar di antara orang-orang kaya saja di antara kamu.
Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya
bagimu maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada Allah. Sungguh, Allah
sangat keras hukuman-Nya”.
Di samping itu syara' juga telah mengharamkan penimbunan emas dan
perak (harta kekayaan) meskipun zakatnya tetap dikeluarkan sebagai mana
dijelaskan dalam Al-Qur’an surah At-Taubah:34:
pkr't t%!$# (#qZtB#u b) #ZW2 B t6mF{$#$
b$t7d9$#ur tbq=.'us9 tAuqBr& Y9$# @t69$$/
crtur `t @ 6y !$# 3 %!$#ur cr\3t |=yd%!$#
sp9$#ur wur $pktXq)Z @ 6y !$# Ndt7s
A>#xy/ 5O 9r&
“Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya banyak dari orang-orang alim dan rahib-rahib
mereka benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil, dan (mereka) menghalang-halangi
(manusia) dari jalan Allah. dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak
menginfakkannya di jalan Allah, (bahwa mereka akan mendapat) azab yang pedih”.
Harta atau modal tidak boleh diabaikan, manusia berkewajiban
menggunakannya dengan baik, agar ia terus produktif dan tidak habis digunakan. Nabi
SAW telah bersabda
ن ع باح ص ال ن نى ب ث م ال ن ع م ل س م ن ب يد ل و ا ال ن دث ى ح وس م ن ب يم اه ر ب ا إ ن دث ح يل ع م س إ ن ب مد ح ا م ن ث د ح
ا& يم ت ي ي ل و ن ا م ل أ ال ق ف ناس ال ب ط خ لم س و ه ي ل ع له لى ال ي ص نب ن ال أ ده7 ج ن ع يه ب أ ن ع ب ي ع ش ن و ب ر م ع
ة ق صد ال ه ل ك أ تى ت ح ه ك ر ت ا ي ل و يه ف ر تج ي ل ل ف @ ا م ه ل
“Ingatlah, barang siapa yang mengurus anak yatim yang mempunyai harta, maka hendaklah
ia memperdagangkannya dan janganlah ia membiarkannya sehingga dimakan oleh zakat”.
Islam memerintahkan untuk menggunakan uang pada tempatnya dan secara baik,
serta tidak memboroskannya. Bahkan memerintahkan untuk menjaga dan memeliharanya
sampai-sampai Al-Quran melarang pemberian harta kepada pemiliknya sekalipun, apabila
sang pemilik dinilai boros, atau tidak pandai mengurus hartanya secara baik.
Karena itu seorang wali yang menguasai harta orang-orang yang tidak atau belum
mampu mengurus hartanya, diperintahkan untuk mengembangkan harta yang berada
dalam kekuasaannya itu dan membiayai kebutuhan pemiliknya yang tidak mampu itu, dari
keuntungan perputaran modal, bukan dari pokok modal. Dalam konteks ini, A1-Qur’an
berpesan kepada mereka yang diberi amanat memelihara harta seseorang sebagai mana
dijelaskan dalam Al-Qur’an surah An-Nisaa’: 5 :
wur (#q?s? u!$ygx9$# N3s9uqBr& L9$# @yy_ !$# /3s9
$VJu% Ndq%$#ur $pk Ndq.$#ur (#q9q%ur Nlm;
Zwqs% $]r B
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya,
harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang baik”.
b. Likuiditas Menurut Prespektif Islam
Menurut Munawir (2004: 31) dalam Arumdati (2006: 47) likuiditas adalah menunjukan
kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera
dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat
ditagih.
Dalam ajaran Islam (hukum syara’) telah mewajibkan penunaian hak secara penuh
kepada para pemiliknya tanpa boleh dikurangi sedikit pun. Nabi SAW telah bersabda:
د e ي ب أ ن ع ث ي غ ي ال ب أ ن ع د ي ز ن ب ر و ث ن ع ال ل ب ن ب ان م ي ل ا س ن دث ي ح j س ي و أ ال له ال د ب ع ن ب يز ز ع ال د ب ا ع ن ث د
ه ل دى ال ا أ ه اء د أ يد ر ي ناس ال ال و م أ ذ خ أ ن م ال ق لم س و ه ي ل ع له لى ال ي ص 7 نب ال ن ع ه ن ع له ال ي ض ر ة ر ي ر ه
له ال ه ف ل ت ا أ ه اف ل ت إ يد ر ي ذ خ أ ن م و ه ن ع
“Siapa saja yang mengambil harta orang dan bermaksud untuk melunasinya, maka Allah
akan menolongnya untuk melunasinya. Dan siapa saja yang mengambil harta orang dan
bermaksud merusak nya, maka Allah akan merusak orang itu”. (Imam Bukhari-2212)
ه ل لى ال ي ص 7 نب ال ن ع ة ر ي ر ي ه ب أ ن ع يه ب أ ن ع دث7 ح ي اء ل ع ال ت ع م س ة ب ع ا ش ن دث ح ر ف ع ج ن ب مد ح ا م ن ث د ح
ا حه ط ن ت اء ن ر ق ال ن م اء ح ل ج ال شاة ل ل اد ق تى ي ح ة ام ي ق ال م و ا ي ه ل ه ى أ ل إ وق ق ح ن ال دj ؤ ت ل ال ق نه أ لم س و ه ي ل ع
“Sungguh hak-hak itu pasti akan ditunaikan kepada para pemiliknya pada Hari Kiamat nanti, hingga
seekor domba betina tak bertanduk akan mendapat kesempatan membalas karena pernah ditanduk oleh
domba betina bertanduk”. (Imam Ahmad-7655)
Jelaslah, Rasulullah SAW sangat menekankan kewajiban menunaikan hak secara
penuh di dunia. Dan barang siapa tidak menunaikan hak tersebut, pasti dia akan
menunaikannya pada Hari Kiamat nanti. Ini merupakan peringatan kepada orang yang
melalaikan hak-hak orang lain.
Rasulullah SAW juga menegaskan, bahwa tindakan orang kaya yang menunda-nunda
pelunasan utangnya adalah suatu kezhaliman. Rasulullah SAW bersabda:
ن أ ه ن ه ع ل ال ي ض ر ة ر ي ر ي ه ب أ ن ع ج ر ع أ ال ن ع اد زن7 ي ال ب أ ن ك ع @ ال ا م ن ر ب خ أ ف وس ي ن ب له ال د ب ا ع ن ث د ح
ع ب ت ي ل ي ف ل ى م ل ع م ك د ح أ ع ب أت ا ذ إ م ف @ ل ي ظ 7 ن غ ال ل ط م ال ق لم س و ه ي ل ع له لى ال ص له ال ول س ر
“Perbuatan orang kaya menunda-nunda pembayaran utangnya adalah suatu kezhaliman”.
(Imam Bukhari-2125)
Islam telah menekankan tentang seseorang lebih baik tidak boleh menunda-nunda
pembayaran utang, jadi likuiditas perusahaan dalam hal ini juga perlu dijaga agar hutang
perusahaan dapat dibayar tepat pada waktunya.
C. Kerangka Berpikir
Secara umum kerangka berpikir penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Kebutuhan Modal Kerja
1. Analisis sumber dan penggunaan modal kerja
2. Perhitungan Modal Kerja
3. Analisis Rasio Likuiditas
a. Current Ratio =
Aktiva Lancar : Hutang Lancar
b. Cash Ratio =
(Kas + Efek) : Hutang Lancar
Kontinuitas Operasional
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk dengan
mengambil data dari pojok BEI UMM Malang.
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. “Penelitian kualitatif adalah penelitian
yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur analisis statistik
atau cara kuantifikasi lainnya dan penelitian kualitatif merupakan penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian
misalnya perilaku, motivasi, tindakan, dan lain-lain, secara holistik, dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan
dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah” (Moleong, 2005: 6).
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif. “Metode
deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan
menggambarkan/melukiskan keadaan subyek atau obyek penelitian (seorang, lembaga,
masyarakat, dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya“ (Soejono dan Aburrahman, 1999: 23).
C. Data dan Jenis Data
“Data adalah bentuk-bentuk ungkapan, kata-kata, angka, simbol, dan apa saja yang
memberikan makna, yang memerlukan proses lebih lanjut. Jenis data pada umumnya ada 2
(dua)” (Muhtadi Ridwan, dkk., 2009: 17-18) yaitu:
1. Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari responden atau
informan.
2. Data sekunder, merupakan data yang diperoleh melalui pihak kedua. Pihak kedua yang
memperoleh secara langsung data-data aslinya, misalnya laporan BPS, laporan keuangan
perusahaan, dan lain sebagainya.
Dalam penelitian ini memakai sumber data sekunder dengan jenis data eksternal
dalam bentuk data yang dipublikasikan oleh PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
yaitu laporan keuangan PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk berupa neraca, laporan
perubahan ekuitas, laporan Laba-Rugi, koran, literatur serta sumber-sumber data lain yang
dianggap relevan dengan topik penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
“Teknik pengumpulan data merupakan suatu cara yang digunakan oleh peneliti untuk
memperoleh data dalam penelitian” (Arikunto, 2002: 212).
Dalam usaha untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti
menggunakan teknik pengumpulan data dengan dokumentasi. “Dokumentasi adalah teknik
pengumpulan data dengan cara mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal/variabel
yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah dan sebagainya yang berkaitan dengan perusahaan” (Arikunto, 2002: 206).
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan PT Anta
Ekspress Tour & Travel Service Tbk periode 2004 sampai dengan 2008.
E. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen merupakan alat yang digunakan sebagai pengumpul data dalam suatu
penelitian. Dalam suatu penelitian, kita dapat menggunakan instrumen yang sudah tersedia
dan dapat pula menggunakan instrumen yang dibuat sendiri. Instrumen pengumpulan data
dalam penelitian ini diuraikan sebagai berikut:
Tabel 3.1
Instrumen Pengumpulan Data
No. Variabel Sub Variabel Indikator Sumber
Data
Instrumen
Pengumpulan
1. Sumber dan
penggunaan
modal kerja
- Sumber
ekstern
-Saldo laba
- Penggunaan
aktiva lancar
- Cadangancadangan
- Penyusutan
aktiva tetap
Dokumen Dokumentasi
- Sumber modal
kerja ekstern
- Penggunaan/
pembelian
- Hutang jangka
panjang
- Penuruna
hutang jangka
panjang
- Biaya
operasional
- Kenaikan
modal kerja
- Kenaikan
aktiva tetap
2. Likuiditas - Aktiva
lancar
- Hutang
lancar
- Kas, bank,
piutang,
cadangan
piutang, biaya
dibayar
dimuka,
persediaan
- Hutang, biaya
yang harus
dibayar,
simpanan
Dokumen Dokumentasi
Sumber: Data diolah
F. Model Analisis Data
Dari data-data yang terkumpul, maka data tersebut dianalisis agar dapat digunakan
sebagai alat untuk memecahkan masalah yang diteliti. Tujuan analisis dalam penelitian ini
adalah untuk mengelola data agar mudah dipahami serta dapat diinterprestasikan dan
dipahami dengan baik.
Dalam penelitian ini digunakan analisis kualitatif deskriptif. Adapun tahap-tahap
dalam analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Tahapan dalam analisis sumber dan penggunaan modal kerja, sebagai berikut:
Unsur-Unsur Modal Kerja 31 Desember Perubahan Modal
Kerja
20A 20B Bertambah Berkurang
Aktiva Lancar
Kas Xxx Xxx xxx Xxx
Bank Xxx Xxx xxx Xxx
Pinjaman yang diberikan Xxx Xxx xxx Xxx
Cad. penghapusan
pinjaman
(xxx) (xxx) --- Xxx
Jumlah Aktiva Lancar Xxxx Xxxx --- ---
Hutang Lancar
Tabungan Xxx Xxx xxx ---
Hutang lancar lainnya Xxx Xxx xxx ---
Deposito berjangka Xxx Xxx xxx ---
Pinjaman yang diterima Xxx Xxx xxx ---
Hutang lain-lainnya Xxx Xxx --- Xxx
Jumlah Hutang Lancar Xxxx Xxxx --- ---
Modal Kerja Xxx Xxx --- ---
Bertambahnya Modal Kerja xxx Xxx
--- Xxx
xxxx Xxxx
Laporan Perubahan Modal Kerja
Sumber Modal Kerja
Laba usaha xxxx
Penyusutan xxxx
xxxx
Penggunaan Modal Kerja
Pembelian inventaris kantor xxxx
Pembayaran hutang xxxx
Pembayaran aktiva lain-lain xxxx
xxxx
Penurunan Modal Kerja xxxx
Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
2. Perhitungan pengelolaan modal kerja
Kebutuhan Modal Kerja Minimum
= Kebutuhan 1 kali operasional + Hutang Lancar
Kelebihan/Kekurangan Modal Kerja
= Aktiva Lancar - Modal Kerja Minimum
Rasio Modal Kerja
= Aktiva Lancar / Modal Kerja Minimum
3. Analisa likuiditas
Current Ratio = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Cash Ratio = (Kas + Efek)
Hutang Lancar
BAB IV
PAPARAN DAN PEMBAHASAN DATA HASIL PENELITIAN
A. Paparan Data Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat dan Perkembangan PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk (“Perusahaan”) didirikan berdasarkan akta
yang dibuat dihadapan notaris Lody Herlianto, S.H., notaris pengganti John Leonard
Waworuntu, S.H., No.21 tanggal 10 Mei 1972. Akte pendirian ini telah disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. Y.A.5/405/16 tanggal 22
November 1974. Berdasarkan akta notaris John Leonard Waworuntu, S.H., No. 81 tanggal 25
Maret 1976 yang telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat
Keputusan No. Y.A.5/197/7 tanggal 9 April 1976, nama Perusahaan diubah dari PT. China
Travel Service menjadi PT Anta Express Tour & Travel Service.
Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir
dengan akta notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H, Msi, No. 149 tanggal 20 Oktober 2008
mengenai perubahan susunan anggota direksi dan dewan komisaris Perseroan, yang telah
mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia Nomor AHU-0124146.AH.01.09.Tahun 2008 tertanggal 22 Desember 2008.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, kegiatan usaha Perusahaan meliputi jasa
pelayanan dalam bidang pariwisata antara lain penjualan tiket pesawat, penjualan voucher
hotel, menyelenggarakan tour baik domestik maupun internasional, pengurusan dokumen
perjalanan, penyelenggaraan perjalanan insentif, serta jasa penyelenggaraan konferensi,
pameran dan lain-lain.
Perusahaan berdomisili di Jakarta dengan kantor pusat di Jalan Hayam Wuruk No. 88
dengan 4 cabang yang berlokasi di Jakarta, 1 cabang masing-masing terdapat di Cikarang,
Tangerang, Bandung, Surabaya, Denpasar dan Makassar. Perusahaan mulai beroperasi secara
komersial sejak tahun 1971.
Perusahaan merupakan agen dari IATA (International Air Transport Association) dan
anggota beberapa asosiasi perusahaan wisata dari ASITA (Association of The Indonesian Tours
and Travel Agencies), (www.idx.com).
2. Transaksi Permodalan Perusahaan
Pada tanggal 28 Desember 2001, Perusahaan telah memperoleh Surat Pernyataan
Efektif No.S-4070/PM/2001 dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
(BAPEPAM-LK) untuk melakukan Penawaran Umum Perdana Saham sejumlah 80.000.000
saham dengan nilai nominal sebesar Rp100 per saham dengan harga penawaran sebesar
Rp125 per saham melalui Bursa Efek Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya). Pada tanggal 16 Januari 2004, Perusahaan telah menghapus pencatatan saham dari
Bursa Efek Surabaya (www.idx.com).
3. Struktur Perusahaan dan Anak Perusahaan PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Perusahaan mempunyai anak perusahaan sebagai berikut:
a. PT Vayatour
Anak perusahaan yang dimiliki 98,16 % sejak tahun 1994 yang bergerak dibidang jasa
pariwisata sama dengan kegiatan induk perusahaan yakni di bidang penjualan tiket
penerbangan, penyelenggaraan paket wisata, pemanduan perjalanan, pemesanan akomodasi
pengurusan dokumen perjalanan. Perusahaan beroperasi sejak tahun 1965. Per 31 Desember
2005
jumlah aktiva yang dimliki PT Vayatour sebesar Rp 137.634.378.880 dengan jumlah cabang
sebanyak 13 unit yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
b. PT Vaya Micetama Servindo
Anak perusahaan yang dimiliki 0,80 % sedangkan sisanya dimiliki oleh PT Vayatour.
Perusahaan bergerak di bidang penyelenggaraan pertemuan, konferensi dan berlokasi di
Jakarta. Perusahaan beroperasi sejak tahun 1993. PT Vaya Micetama Servindo berkantor pusat
di Jakarta dan tidak memiliki kantor cabang dengan jumlah aktiva per 31 Desember 2005
sebesar Rp 4.545.846.373.
c. PT Vaya Transport
Anak perusahaan yang dimiliki 0,09 % sedangkan sisanya dimiliki oleh PT Vayatour.
Perusahaan bergerak di bidang penyewaan kendaraan bus dan minibus kepada agen
perjalanan wisata dan berlokasi di Denpasar. Perusahaan beroperasi sejak tahun 1995. PT
Vaya Transport berkantor pusat di Denpasar dan tidak memiliki kantor cabang dengan
jumlah aktiva per 31 Desember 2005 sebesar Rp 1.808.664.254 (www.idx.com).
4. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Pada tanggal 31 Desember 2008, susunan dewan komisaris dan direksi Perusahaan
berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diaktakan dengan Akta
No. 148 tanggal 20 Oktober 2008 dari Notaris Dr. Irawan Soerodjo, S.H.,Msi., adalah sebagai
berikut:
Komisaris
Chairal Tanjung : Komisaris Utama
Rustiyan Oen : Komisaris
Prastowo : komisaris Independen
Direksi
Henry Cratein Suryanaga : Direktur Utama
Ratih Prabandari : Direktur
Muslimin : Direktur
Perusahaan dan Anak perusahaan memiliki 914 karyawan tetap pada tanggal 31
Desember 2008 (826 orang pada tahun 2007), (www.idx.com).
B. Analisis dan Pembahasan Data Hasil Penelitian
1. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja adalah suatu analisa untuk mengetahui
sumber-sumber serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab
berubahnya modal kerja dalam periode tertentu. Untuk menganalisis ini maka akan disusun
laporan perubahan modal kerja terlebih dahulu dan akan disusun laporan sumber dan
penggunaan modal kerja.
Laporan perubahan modal kerja menunjukkan perubahan yang terjadi untuk setiap
jenis atau elemen modal kerja (perubahan masing-masing pos aktiva lancar dan hutang
lancar) dan perubahan modal kerja secara total. Untuk melihat perubahan ini yaitu dengan
cara membandingkan neraca 2 periode.
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja digunakan untuk mengetahui hasilhasil
aktivitas keuangan pada perusahaan dalam 1 periode tertentu dan untuk melihat
penyebab-penyebab terjadinya perubahan modal kerja serta untuk mengetahui darimana
sumber modal kerja diperoleh dan untuk apa modal kerja tersebut digunakan.
Untuk analisis laporan perubahan modal kerja PT Anta Express Tour & Travel Service
Tbk periode 2004-2008 data yang digunakan adalah laporan keuangan berupa neraca PT Anta
Express Tour & Travel Service Tbk periode 2004-2008 (lihat lampiran 1, 2, dan 3), sedangkan
untuk melakukan analisis sumber dan penggunaan modal kerja PT Anta Express Tour &
Travel Service Tbk periode 2005-2008 data yang digunakan adalah laporan perubahan modal
kerja, laporan laba/rugi dan laporan perubahan ekuitas PT Anta Express Tour & Travel
Service Tbk periode 2004-2008 (lihat lampiran 4, 5, 6, 7, 8, dan 9).
Berikut ini disajikan laporan perubahan modal kerja serta laporan sumber dan
penggunaan modal kerja PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk selama periode 2004-
2008.
Tabel 4.1
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Laporan Perubahan Modal Kerja
31 Desember 2004 - 31 Desember 2005 (Dalam Rupiah)
31 Desember Perubahan Modal Kerja
2004 2005 Naik Turun
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas 60.728.329.439 43.429.053.149 17.299.276.290
Investasi jangka
pendek
1.632.095.001 1.009.934.201 622.160.800
Piutang usaha pihak
ketiga
71.512.154.478 94.735.686.403 23.223.531.925
Piutang usaha
hubungan istimewa
1.568.010.312 2.321.361.639 753.351.327
Pitang lain-lain pihak
ketiga
404.823.030 392.474.147 12.348.883
Pajak dibayar di muka 1.888.556.448 691.187.200 1.197.369.248
Biaya di bayar di muka 2.358.453.269 2.860.498.719 502.045.450
Uang muka 17.677.567.677 20.958.146.084 3.280.578.407
Jaminan IATA yang
jatuh tempo dalam
satu tahun
13.726.032.009 19.494.922.075 5.768.890.066
Hutang Lancar
Hutang usaha pihak 83.943.403.106 87.498.121.729 3.554.718.623
ketiga
Hutang usaha
hubungan istimewa
1.229.887.709 - 1.229.887.709
Hutang lain-lain pihak
ketiga
18.681.625.223 21.608.324.619 2.926.699.396
Biaya yang masih
harus dibayar
1.369.829.030 1.671.138.760 301.309.730
Hutang pajak 2.928.185.161 2.357.546.864 570.638.297
Pendapatan diterima
di muka
19.483.239.968 20.415.744.806 932.504.838
Hutang sewa guna
usaha yang jatuh
tempo dalam satu tahu
254.806.849 1.195.199.524 940.392.675
Total 35.328.923.181 27.786.780.483
Peningkatan Modal
Kerja 7.542.142.698
Total 35.328.923.181 35.328.923.181
Sumber: Data lampiran 1 diolah
Dari tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa pada periode 2004-2005 PT Anta Express
Tour & Travel Service Tbk terjadi peningkatan modal kerja sebesar Rp7.542.142.698.
Peningkatan modal kerja ini disebabkan oleh pos-pos yang dapat meningkatkan modal kerja
lebih besar dari pos-pos yang dapat menurunkan modal kerja. Pos-pos yang meningkatkan
modal kerja adalah meningkatnya piutang usaha pada pihak ketiga sebesar Rp
23.223.531.925, meningkatnya piutang usaha karena hubungan istimewa sebesar Rp
753.351.327, meningkatnya biaya dibayar dimuka sebesar Rp502.045.450, meningkatnya uang
muka sebesar Rp3.280.578.407, meningkatnya jaminan IATA yang jatuh tempo dalam satu
tahun sebesar Rp 5.768.890.066, menurunnya hutang usaha hubungan istimewa sebesar Rp
1.229.887.709, dan menurunkan hutang pajak sebesar Rp 570.638.297.
Pos-pos yang menurunkan modal kerja adalah menurunnya kas dan setara kas sebesar
Rp 17.299.276.290, menurunnya investasi jangka pendek sebesar Rp 622.160.800, menurunkan
piutang lain-lain pihak ketiga sebesar Rp 12.348.883, menurunnya pajak dibayar dimuka
sebesar Rp 1.197.369.248, meningkatnya hutang usaha pihak ketiga sebesar Rp3.554.718.623,
meningkatnya hutang lain-lain pihak ketiga sebesar Rp2.926.699.396, meningkatnya biaya
yang masih harus dibayar sebesar Rp 301.309.730, meningkatnya pendapatan diterima
dimuka sebesar Rp932.504.838, dan meningkatnya hutang sewa guna usaha yang jatuh tempo
dalam satu tahun sebesar Rp 940.392.675.
Tabel 4.2
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Periode yang berakhir 31 Desember 2005
(Dalam Rupiah)
Sumber-sumber Modal Kerja
Laba bersih (2005) 7.351.152.516
Bertambahnya hutang tidak
lancar
2.589.511.973
Bertambahnya hak
minoritas atas aktiva bersih
anak perusahaan
562.444.911
Total Sumber Modal Kerja 10.503.109.400
Penggunaan Modal Kerja
Pembayaran deviden 570.000.000
Bertambahnya aktiva tidak
lancar
2.390.966.702
Total Penggunaan Modal
Kerja
2.960.966.702
Peningkatan Modal Kerja 7.542.142.698
Sumber: Data Lampiran 1, lampiran 4, dan lampiran 7 diolah
Berdasarkan perhitungan sumber dan penggunaan modal kerja PT Anta Express Tour
& Travel Service Tbk pada tabel 4.2 terlihat bahwa pada periode 2004-2005 total penggunaan
modal kerja adalah sebesar Rp2.960.966.702 dan sumber modal kerja sebesar Rp
10.503.109.400, sehingga terjadi peningkatan modal kerja perusahaan yaitu sebesar
Rp7.542.142.698.
Pada tahun berakhir 31 Desember 2005 (periode 2004-2005) modal kerja digunakan
untuk pembayaran deviden sebesar Rp 570.000.000 dan penambahan aktiva tidak lancar
sebesar Rp 2.390.966.702 berasal dari perolehan laba bersih tahun 2005 sebesar Rp
7.351.152.516, penambahan hutang tidak lancar sebesar Rp 2.589. 511.973 dan bertambahnya
hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan yaitu sebesar Rp 562.444.911, dan
jumlahnya telah tercukupi sehingga modal kerja bertambah atau meningkat pada tahun 2005
adalah sebesar Rp 7.542.142.698.
Tabel 4.3
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Laporan Perubahan Modal Kerja
31 Desember 2005 - 31 Desember 2006
(Dalam Rupiah)
31 Desember Perubahan Modal Kerja
2005 2006 Naik Turun
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas 43.429.053.149 62.620.376.111 19.191.322.962
Investasi jangka pendek 1.009.934.201 - 1.009.934.201
Piutang usaha pihak
ketiga
94.735.686.403 97.304.081.844 2.568.395.441
Piutang usaha
hubungan istimewa
2.321.361.639 4.820.699.684 2.499.338.045
Pitang lain-lain pihak
ketiga
392.474.147 22.211.899 370.262.248
Pajak dibayar di muka 691.187.200 4.607.800 686.579.400
Biaya di bayar di muka 2.860.498.719 3.341.978.261 481.479.542
Uang muka 20.958.146.084 19.913.726.696 1.044.419.388
Jaminan IATA yang
jatuh tempo dalam satu
tahun
19.494.922.075 25.849.843.363 6.354.921.288
Hutang Lancar
Hutang usaha pihak
ketiga
87.498.121.729 100.579.576.035 13.081.454.306
Hutang usaha hubungan
istimewa
- - -
Hutang lain-lain pihak 21.608.324.619 25.240.720.030 3.632.395.411
ketiga
Biaya yang masih harus
dibayar
1.671.138.760 2.875.796.872 1.204.658.112
Hutang pajak 2.357.546.864 3.237.106.217 879.559.353
Pendapat diterima di
muka
20.415.744.806 22.471.697.729 2.055.952.923
Hutang sewa guna
usaha yang jatuh tempo
dalam satu tahu
1.195.199.524 1.551.301.425 356.101.901
Total 31.095.457.278 24.321.317.243
Peningkatan Modal
Kerja 6.774.140.035
Total 31.095.457.278 31.095.457.278
Sumber: Data lampiran 2 diolah
Dari tabel 4.3 di atas dapat dilihat bahwa pada periode 2005-2006 PT Anta Express
Tour & Travel Service Tbk terjadi peningkatan modal kerja sebesar Rp 6.774.140.035.
Peningkatan modal kerja ini disebabkan oleh pos-pos yang dapat meningkatkan modal kerja
lebih besar dari pos-pos yang dapat menurunkan modal kerja. Pos-pos yang meningkatkan
modal kerja adalah meningkatnya kas dan setara sebesar Rp19.191.322.962, meningkatnya
piutang usaha pihak ketiga sebesar Rp2.568.395.441, meningkatnya piutang usaha hubungan
istimewa sebesar Rp2.499.338.045, meningkatnya biaya dibayar dimuka sebesar
Rp481.479.542, dan meningkatnya jaminan IATA yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar
Rp 6.354.921.288.
Pos-pos yang menurunkan modal kerja adalah menurunnya investasi jangka pendek
sebesar Rp 1.009.934.201, menurunnya piutang lain-lain pihak ketiga sebesar Rp 370.262.248,
menurunnya pajak dibayar di muka sebesar Rp 686.579.400, menurunnya uang muka sebesar
Rp1.044.419.388, meningkatnya hutang usaha pihak ketiga sebesar Rp13.081.454.306,
meningkatnya hutang lain-lain pihak ketiga sebesar Rp3.632.395.411, meningkatnya biaya
yang masih harus dibayar sebesar Rp1.204.658.112, meningkatnya hutang pajak sebesar Rp
879.559.353, meningkatnya pendapatan diterima di muka sebesar Rp 2.055.952.923 dan
meningkatkan hutang sewa guna usaha yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp
356.101.901.
Tabel 4.4
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Periode yang berakhir 31 Desember 2006
(Dalam Rupiah)
Sumber-sumber Modal Kerja
Laba bersih 8.786.715.203
Bertambahnya hutang tidak
lancar
1.453.402.156
Bertambahnya hak
minoritas atas aktiva bersih
anak perusahaan
122.285.287
Total Sumber Modal Kerja 10.362.402.646
Penggunaan Modal Kerja
Pembayaran deviden 1.710.000.000
Bertambahnya aktiva tidak
lancar
1.878.262.611
Total Penggunaan Modal
Kerja
3.588.262.611
Peningkatan Modal Kerja 6.774.140.035
Sumber: Data Lampiran 2, lampiran 5, dan lampiran 8 diolah
Berdasarkan perhitungan sumber dan penggunaan modal kerja PT Anta Express Tour
& Travel Service Tbk pada tabel 4.4 terlihat bahwa pada periode 2005-2006 total penggunaan
modal kerja adalah sebesar Rp3.588.262.611 dan sumber modal kerja sebesar Rp
10.362.402.646, sehingga terjadi peningkatan modal kerja perusahaan yaitu sebesar
Rp6.774.140.035.
Pada tahun berakhir 31 Desember 2006 (periode 2005-2006) modal kerja digunakan
untuk pembayaran deviden sebesar Rp 1.710.000.000 dan penambahan aktiva tidak lancar
sebesar Rp 1.878.262.611 berasal dari perolehan laba bersih tahun 2006 sebesar Rp
8.786.715.203, penambahan hutang tidak lancar sebesar Rp 1.453.402.156 dan bertambahnya
hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan yaitu sebesar Rp 122.285.287, dan
jumlahnya telah tercukupi sehingga modal kerja bertambah atau meningkat pada tahun 2006
adalah sebesar Rp 6.774.140.035.
Tabel 4.5
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Laporan Perubahan Modal Kerja
31 Desember 2006 - 31 Desember 2007
(Dalam Rupiah)
31 Desember Perubahan Modal Kerja
2006 2007 Naik Turun
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas 62.620.376.111 84.326.017.360 21.705.641.249
Investasi jangka pendek - - -
Piutang usaha pihak
ketiga
97.304.081.844 143.300.481.019 45.996.399.175
Piutang usaha
hubungan istimewa
4.820.699.684 7.190.792.906 2.370.093.222
Pitang lain-lain pihak
ketiga
22.211.899 2.483.803.232 2.461.591.333
Pajak dibayar di muka 4.607.800 - 4.607.800
Biaya di bayar di muka 3.341.978.261 3.681.199.601 339.221.340
Uang muka 19.913.726.696 39.129.482.705 19.215.756.009
Jaminan IATA yang
jatuh tempo dalam satu
tahun
25.849.843.363 12.075.942.375 13.773.900.988
Hutang Lancar
Hutang usaha pihak
ketiga
100.579.576.035 145.217.489.198 44.637.913.163
Hutang usaha hubungan
istimewa
- - -
Hutang lain-lain pihak
ketiga
25.240.720.030 31.825.605.033 6.584.885.003
Biaya yang masih harus
dibayar
2.875.796.872 2.969.166.902 93.370.030
Hutang pajak 3.237.106.217 3.619.331.585 382.225.368
Pendapat diterima di
muka
22.471.697.729 28.483.603.495 6.011.905.766
Hutang sewa guna
usaha yang jatuh tempo
dalam satu tahu
1.551.301.425 1.137.045.976 414.255.449
Total 92.502.957.777 71.488.808.118
Peningkatan Modal
Kerja 21.014.149.659
Toatal 92.502.957.777 92.502.957.777
Sumber: Data lampiran 2 dan lampiran 3 diolah
Dari tabel 4.5 di atas dapat dilihat bahwa pada periode 2006-2007 PT Anta Express
Tour & Travel Service Tbk terjadi peningkatan modal kerja sebesar Rp 21.014.149.659.
Peningkatan modal kerja ini disebabkan oleh pos-pos yang dapat meningkatkan modal kerja
lebih besar dari pos-pos yang dapat menurunkan modal kerja. Pos-pos yang meningkatkan
modal kerja adalah meningkatnya kas dan setara sebesar Rp21.705.641.249, meningkatnya
piutang usaha pihak ketiga sebesar Rp45.996.399.175, meningkatnya piutang usaha
hubungan istimewa sebesar Rp2.370.093.222, meningkatnya piutang lain-lain pihak ketiga
sebesar Rp 2.461.591.333, meningkatnya biaya dibayar dimuka sebesar Rp339.221.340,
meningkatnya uang muka sebesar Rp 19.215.756.009 dan menurunnya hutang sewa guna
usaha yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp 414.255.449.
Pos-pos yang menurunkan modal kerja adalah menurunnya investasi jangka pendek
sebesar Rp 1.009.934.201, menurunnya pajak dibayar di muka sebesar Rp 4.607.800,
menurunnya jaminan IATA yang jatuh tempo dalam satu tahun sebesar Rp 13.773.900.988,
meningkatnya hutang usaha pihak ketiga sebesar Rp 44.637.913.163, meningkatnya hutang
lain-lain pihak ketiga sebesar Rp 6.584.885.003, meningkatnya biaya yang masih harus
dibayar sebesar Rp 93.370.030, meningkatnya hutang pajak sebesar Rp 382.225.368, dan
meningkatnya pendapatan diterima di muka sebesar Rp 6.011.905.766.
Tabel 4.6
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Periode yang berakhir 31 Desember 2007
(Dalam Rupiah)
Sumber-sumber Modal Kerja
Laba bersih 11.139.917.592
Bertambahnya hutang tidak
lancar
1.315.808.332
Bertambahnya hak
minoritas atas aktiva bersih
anak perusahaan
147.144.856
Berkurangnya aktiva tidak
lancar
8.411.278.879
Total Sumber Modal Kerja 21.014.149.659
Penggunaan Modal Kerja
Pembayaran deviden 0
Total Penggunaan Modal
Kerja
0
Peningkatan Modal Kerja 21.014.149.659
Sumber: Data Lampiran 2, lampiran 3, lampiran 6, dan lampiran 9 diolah
Berdasarkan perhitungan sumber dan penggunaan modal kerja PT Anta Express Tour
& Travel Service Tbk pada tabel 4.6 terlihat bahwa pada periode 2006-2007 total penggunaan
modal kerja adalah sebesar Rp 0 dan sumber modal kerja sebesar Rp 21.014.149.659, sehingga
terjadi peningkatan modal kerja perusahaan yaitu sebesar Rp 21.014.149.659.
Pada tahun berakhir 31 Desember 2007 (periode 2006-2007) modal kerja tidak
digunakan untuk pembayaran deviden dan lainnya namun hanya terdapat sumber modal
kerja yang berasal dari perolehan laba bersih tahun 2007 sebesar Rp 11.139.917.592,
penambahan hutang tidak lancar sebesar Rp 1.315.808.332, penambahan hak minoritas atas
aktiva bersih anak perusahaan dan bertambahnya hak minoritas atas aktiva bersih anak
perusahaan yaitu sebesar Rp 147.144.856 dan berkurangnya aktiva tidak lancar sebesar Rp
8.411.278.879, sehingga modal kerja bertambah atau meningkat pada tahun 2007 adalah
sebesar Rp21.014.149.659.
Tabel 4.7
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Laporan Perubahan Modal Kerja
31 Desember 2007 - 31 Desember 2008
(Dalam Rupiah)
31 Desember Perubahan Modal Kerja
2007 2008 Naik Turun
Aktiva Lancar
Kas dan setara kas 84.326.017.360 107.168.792.821 22.842.775.461
Investasi jangka pendek - 13.000.000.000 13.000.000.000
Piutang usaha pihak
ketiga
143.300.481.019 135.863.518.269 7.436.962.750
Piutang usaha
hubungan istimewa
7.190.792.906 4.003.186.787 3.187.606.119
Pitang lain-lain pihak
ketiga
2.483.803.232 2.306.151.613 177.651.619
Pajak dibayar di muka - -
Biaya di bayar di muka 3.681.199.601 4.337.202.461 656.002.860
Uang muka 39.129.482.705 18.110.017.467 21.019.465.238
Jaminan IATA yang
jatuh tempo dalam satu
tahun
12.075.942.375 - 12.075.942.375
Hutang Lancar
Hutang usaha pihak
ketiga
145.217.489.198 131.763.084.710 13.454.404.488
Hutang usaha hubungan
istimewa
- -
Hutang lain-lain pihak
ketiga
31.825.605.033 32.178.043.582 352.438.549
Biaya yang masih harus
dibayar
2.969.166.902 2.362.445.821 606.721.081
Hutang pajak 3.619.331.585 2.507.363.880 1.111.967.705
Pendapat diterima di
muka
28.483.603.495 21.128.145.216 7.355.458.279
Hutang sewa guna
usaha yang jatuh tempo
dalam satu tahu
1.137.045.976 249.456.644 887.589.332
Total 59.914.919.206 44.250.066.650
Peningkatan Modal
Kerja 15.664.852.556
Total 59.914.919.206 59.914.919.206
Sumber: Data lampiran 3 diolah
Dari tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa pada periode 2007-2008 PT Anta Express
Tour & Travel Service Tbk terjadi peningkatan modal kerja sebesar Rp 15.664.852.556.
Peningkatan modal kerja ini disebabkan oleh pos-pos yang dapat meningkatkan modal kerja
lebih besar dari pos-pos yang dapat menurunkan modal kerja. Pos-pos yang meningkatkan
modal kerja adalah meningkatnya kas dan setara sebesar Rp22.842.775.461, meningkatnya
investasi jangka pedek sebesar Rp13.000.000.000, meningkatnya biaya dibayar di muka
sebesar Rp656.002.860, menurunnya hutang usaha pihak ketiga sebesar Rp13.454.404.488,
menurunnya biaya yang masih harus dibayar sebesar Rp 606.721.081, menurunnya hutang
pajak sebesar Rp 1.111.967.705, menurunnya pendapatan diterima di muka sebesar Rp
7.355.458.279 dan menurunnya hutang sewa guna usaha yang jatuh tempo dalam satu tahun
sebesar Rp 887.589.332.
Pos-pos yang menurunkan modal kerja adalah menurunnya piutang usaha pihak
ketiga sebesar Rp 7.436.962.750, menurunnya piutang usaha hubungan istimewa sebesar Rp
3.187.606.119, menurunnya piutang lain-lain pihak ketiga sebesar Rp 177.651.619,
menurunnya uang muka sebesar Rp 21.019.465.238, menurunnya jaminan IATA yang jatuh
tempo dalam satu tahun sebesar Rp 12.075.942.375, dan meningkatnya hutang lain-lain pihak
ketiga sebesar Rp 352.438.549.
Tabel 4.8
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Periode yang berakhir 31 Desember 2008
(Dalam Rupiah)
Sumber-sumber Modal Kerja
Laba bersih 11.601.114.914
Bertambahnya hutang tidak
lancar
2.505.429.055
Berkurangnya aktiva tidak
lancar
2.532.588.015
Total Sumber Modal Kerja 16.639.131.984
Penggunaan Modal Kerja
Pembayaran deviden
Berkurangnya hak minoritas
atas aktiva bersih anak
perusahaan
974.279.428
Total Penggunaan Modal
Kerja
974.279.428
Peningkatan Modal Kerja 15.664.852.556
Sumber: Data Lampiran 3, lampiran 6, dan lampiran 9 diolah
Berdasarkan perhitungan sumber dan penggunaan modal kerja PT Anta Express Tour
& Travel Service Tbk pada tabel 4.8 terlihat bahwa pada periode 2007-2008 total penggunaan
modal kerja adalah sebesar Rp974.279.428 dan sumber modal kerja sebesar Rp 16.639.131.984,
sehingga terjadi peningkatan modal kerja perusahaan yaitu sebesar Rp15.664.852.556.
Pada tahun berakhir 31 Desember 2008 (periode 2007-2008) modal kerja digunakan
untuk pengurangan hak minoritas atas aktiva bersih anak perusahaan sebesar Rp 974.279.428
berasal dari perolehan laba bersih tahun 2008 sebesar Rp 11.601.114.914, penambahan hutang
tidak lancar sebesar Rp 2.505.429.055, dan berkurangnya aktiva tidak lancar sebesar
Rp2.532.588.015, sehingga modal kerja bertambah atau meningkat pada tahun 2008 adalah
sebesar Rp 15.664.852.556.
2. Analisis Modal Kerja
Masalah modal kerja sangat erat kaitannya dengan pelaksanaan operasional
perusahaan. Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar perusahaan
dapat beroperasi secara efisien dan tidak mengalami kesulitan finansial, misalnya suatu
kondisi untuk dapat menutup kerugian-kerugian dan mengatasi krisis atau keadaan darurat
tanpa membahayakan keadaan keuangan perusahaan.
Penentuan besarnya kebutuhan modal kerja merupakan masalah karena apabila
besarnya modal kerja yang telah diterapkan terlalu besar akan menyebabkan adanya
sebagian dana yang menganggur, sehingga dana yang mengganggur ini akan menyebabkan
menurunnya tingkat profitabilitas bagi perusahaan. Selain itu apabila besarnya Modal Kerja
yang telah ditetapkan terlalu kecil masalah yang ditimbulkan adalah terganggunya proses
produksi. Berikut ini dalam menentukan besarnya modal kerja dengan menggunakan metode
perputaran modal kerja.
Perputaran modal kerja = Pendapatan Bersih
Modal Kerja
Toal biaya operasioanl
= Beban Pokok Pendapatan + (Beban usaha – penyusutan)
Kebutuhan Modal Kerja 1 kali Operasional
= Total Biaya Operasional
Perputaran Modal Kerja
Kebutuhan Modal Kerja Minimum
= Kebutuhan 1 kali Operasional + Hutang Lancar
Kelebihan Modal Kerja = Aktiva Lancar – Modal Kerja Minimum
Rasio Modal kerja = Aktiva Lancar
Modal Kerja Minimum
Adapun perhitungan kebutuhan modal kerja pada PT Anta Express Tour & Travel
Service Tbk adalah sebagai berikut:
Tabel 4.9
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Perputaran Modal Kerja (Dalam Rupiah)
Tahun 2004-2008
Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008
Aktiva
Lancar
171.496.021.663 185.893.263.617 213.877.525.658 292.187.719.198 284.788.869.418
Hutang
Lancar
127.890.977.047 134.746.076.302 155.956.198.308 213.252.242.189 190.188.539.853
Modal Kerja 43.605.044.616 51.147.187.315 57.921.327.350 78.935.477.009 94.600.329.565
Pendapatan
Bersih
1.219.330.396.078 1.413.607.895.801 1.544.505.342.150 1.820.717.342.344 2.222.965.925.76
1
Perputaran
modal Kerja
28 kali 28 kali 27 kali 23 kali 23 kali
Periode
Perputaran
modal Kerja
13 hari 13 hari 13 hari 16 hari 16 hari
Sumber: Lampiran 1, 2, 3, 7, 8, dan 9 diolah
Tabel 4.10
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Total Biaya Operasional (Dalam Rupiah)
Tahun 2004-2008
2004 2005 2006 2007 2008
Beban
pokok
pendapatan
Tiket 920.520.683.177 1.110.272.970.873 1.190.339.866.165 1.418.262.197.301 1.742.126.059.971
Tur 171.520.028.276 157.317.872.979 197.090.803.924 226.205.520.499 267.289.603.934
Hotel 57.945.059.089 63.958.919.225 69.702.883.268 80.321.896.077 100.126.345.020
Dokumen 10.314.600.311 13.587.621.356 15.257.132.662 17.361.253.974 19.241.418.614
Beban Usaha
Promosi dan
iklan
2.314.988.224 2.555.364.052 2.936.672.144 4.210.069.538 3.186.110.040
Gaji dan
tunjangan
30.005.204.959 35.580.020.827 38.920.772.005 38.264.142.157 47.907.700.561
Paket, pos
dan jasa
telekomunik
asi
5.078.710.331 4.603.112.827 4.096.514.481 3.513.578.881 4.420.489.122
Estimasi
cadangan
imbalan kerja
3.638.087.711 4.517.438.242 2.708.718.510 3.474.045.218 3.706.049.226
Penyustan (3.650.846.148) (4.162.689.049) (3.892.803.404) (4.528.343.308) (5.052.118.278)
Sewa gedung
dan rumah
1.843.939.783 2.772.744.112 2.691.953.726 2.570.040.295 3.010.991.119
Pemeliharaa
n
3.113.146.492 2.488.084.341 2.275.176.147
BBm &
Parkir
1.352.645.283 1.589.577.763 1.979.762.814 1.729.671.605 2.489.617.502
Listrik, air
dan gas
914.559.363. 1.041.067.868 1.154.612.947 1.142.819.060 1.577.959.068
Jamuan dan
representasi
dan
sumbangan
607.088.770 782.274.780 805.988.285 691.112.144 824.025.487
Rumah
tangga
kantor
keamana dan
kebersihan
1.089.470.495 790.537.655 545.382.639 444.949.915 558.361.723
Transportasi
dan
perjalanan
dinas
328.637.747 709.474.474 861.071.075 789.190.644 1.785.041.250
Foto copy
dan cetaka
444.859.304 416.987.177 469.088.585 570.330.563 678.019.152
Adimistrasi
bank
331.317.650 413.148.853 381.242.637 653.665.204 488.922.995
Perijinan dan
jasa
operasional
456.348.722 393.677.148 465.341.021 555.226.398 694.246.868
Asuransi 225.783.206 249.724.212 370.661.835 233.879.674 429.189.607
Perlengkapa
n kantor
299.435.404 234.268.613 171.859.534 369.620.478 485.577.108
Iuran dan
keanggotaan
217.735.789 169.329.151 223.024.628 388.030.411 398.339.957
Pelatihan
dan lokakrya
177.272.620 145.745.956 147.804.600 411.343.487 121.981.392
Renovasi
gedung
93.644.270 201.240.623 684.061.484
Pajak bumi
dan
bangunan
56.682.681 55.084.891
Koran dan
majalah
17.342.250 18.541.252 16.976.176 28.452.975 17.912.091
Lain-lain 0 39.917.635 325.747.220 1.184.122.102
Total biaya
operasional
1.211.936.029.863 1.404.849.661.994 1.534.297.371.292 1.802.573.466.399 2.202.803.168.800
Sumber: Data lampiran 10, 11, dan 12 diolah
Tabel 4.11
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Kebutuhan Modal Kerja 1 Kali Operasional (Dalam Rupiah)
Tahun 2004-2008
Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008
Perputaran
Modal Kerja
28 kali 28 kali 27 kali 23 kali 23 kali
Total biaya
operasional
1.211.936.029.863 1.404.849.661.994 1.534.297.371.292 1.802.573.466.399 2.202.803.168.800
Kebutuhan
Modal Kerja
1 kali
Operasional
43.283.429.638 50.173.202.214 56.825.828.566 78.372.759.409 95.774.050.817
Sumber: Data tabel 4.9 dan 4.10 diolah
Tabel 4.12
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Kebutuhan Modal Kerja Minimum (Dalam Rupiah)
Tahun 2004-2008
Keterangan 2004 2005 2006 2007 2008
Kebutuhan
Modal Kerja
1 kali
Operasional
43.283.429.638 50.173.202.214 56.825.828.566 78.372.759.409 95.774.050.817
Hutang
Lancar
127.890.977.047 134.746.076.302 155.956.198.308 213.252.242.189 190.188.539.853
Kebutuhan
Modal Kerja
Minimum
171.174.406.68
5
184.919.278.51
6
212.782.026.87
4
291.625.001.59
8
285.962.590.67
0
Sumber: Data lampiran 1, 2, 3 dan tabel 4.10 diolah
Tabel 4.13
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Rasio dan Kelebihan/Kekurangan Modal Kerja
Tahun 2004-2008
(Dalam Rupiah)
Tahun Aktiva Lancar Modal Kerja
Minimum
Kelebihan/
Kekurangan
Modal Kerja
Rasio
Modal
Kerja
2004 171.496.021.663 171.174.406.685 321.614.978 100,2%
2005 185.893.263.617 184.919.278.516 973.985.101 100,5%
2006 213.877.525.658 212.782.026.874 1.095.498.784 100,5%
2007 292.187.719.198 291.625.001.598 562.717.600 100,2%
2008 284.788.869.418 285.962.590.670 -1.173.721.252 99,6%
Sumber: Data lampiran 1, 2, 3, dan tabel 4.12 diolah
Dari tabel 4.9, 4.10, 4.11, 4.12 dan tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun
2004 aktiva lancar perusahaan adalah sebesar Rp171.496.021.663, hutang lancar sebesar Rp
127.890.977.047, modal kerja perusahaan adalah sebesar Rp 43.605.044.616. Perputaran modal
kerja adalah 28 kali dalam satu tahun dan memerlukan 13 hari untuk satu kali putaran. Total
biaya operasional perusahaan adalah sebesar Rp1.211.936.029.863, sehingga pada tahun 2004
perusahaan memerlukan modal kerja minimum sebesar Rp 171.174.406.685. Rasio modal
kerja perusahaan adalah sebesar 100,2%. Ini berarti bahwa aktiva lancar mampu atau cukup
untuk membayar hutang lancar dan biaya operasional perusahaan bahkan perusahaan
mengalami kelebihan modal kerja sebesar Rp 321.614.978.
Dari tabel 4.9, 4.10, 4.11, 4.12 dan tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun
2005 aktiva lancar perusahaan adalah sebesar Rp185.893.263.617, hutang lancar sebesar Rp
134.746.076.302, modal kerja perusahaan adalah sebesar Rp 51.147.187.315. Perputaran modal
kerja adalah 28 kali dalam satu tahun dan memerlukan 13 hari untuk satu kali putaran. Total
biaya operasional perusahaan adalah sebesar Rp1.404.849.661.994, sehingga pada tahun 2005
perusahaan memerlukan modal kerja minimum sebesar Rp 184.919.278.516. Rasio modal
kerja perusahaan meningkat menjadi sebesar 100,5%. Ini berarti bahwa aktiva lancar mampu
atau cukup untuk membayar hutang lancar dan biaya operasional perusahaan, dan pada
periode ini perusahaan mengalami peningkatan kelebihan modal kerja menjadi sebesar Rp
973.985.101. Peningkatan rasio dan kelebihan modal kerja ini disebabkan oleh peningkatan
aktiva lancar lebih besar dari peningkatan hutang lancar dan biaya operasional perusahaan.
Dari tabel 4.9, 4.10, 4.11, 4.12 dan tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun
2006 aktiva lancar perusahaan adalah sebesar Rp213.877.525.658, hutang lancar sebesar Rp
155.956.198.308, modal kerja perusahaan adalah sebesar Rp 57.921.327.350. Perputaran modal
kerja adalah 27 kali dalam satu tahun dan memerlukan 13 hari untuk satu kali putaran. Total
biaya operasional perusahaan adalah sebesar Rp1.534.297.371.292, sehingga pada tahun 2006
perusahaan memerlukan modal kerja minimum sebesar Rp212.782.026.874. Rasio modal kerja
perusahaan tidak mengalami perubahan yaitu tetap sebesar 100,5%. Ini berarti bahwa aktiva
lancar mampu atau cukup untuk membayar hutang lancar dan biaya operasional
perusahaan, dan pada periode ini perusahaan mengalami peningkatan kelebihan modal kerja
menjadi sebesar Rp 1.095.498.784. Peningkatan kelebihan modal kerja ini disebabkan oleh
peningkatan aktiva lancar lebih besar dari peningkatan hutang lancar dan biaya operasional
perusahaan.
Dari tabel 4.9, 4.10, 4.11, 4.12 dan tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun
2007 aktiva lancar perusahaan adalah sebesar Rp292.187.719.198, hutang lancar sebesar Rp
213.252.242.189, modal kerja perusahaan adalah sebesar Rp 78.935.477.009. Perputaran modal
kerja adalah 23 kali dalam satu tahun dan memerlukan 16 hari untuk satu kali putaran. Total
biaya operasional perusahaan adalah sebesar Rp1.802.573.466.399, sehingga pada tahun 2007
perusahaan memerlukan modal kerja minimum sebesar Rp291.625.001.598. Rasio modal kerja
perusahaan menurun menjadi sebesar 100,2%. Ini berarti bahwa aktiva lancar mampu atau
cukup untuk membayar hutang lancar dan biaya operasional perusahaan, dan pada periode
ini perusahaan mengalami penurunan kelebihan modal kerja menjadi sebesar Rp 562.717.600.
Penurunan ini disebabkan oleh peningkatan hutang lancar dan biaya operasional lebih besar
dari peningkatan aktiva lancar perusahaan.
Dari tabel 4.9, 4.10, 4.11, 4.12 dan tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun
2008 aktiva lancar perusahaan adalah sebesar Rp284.788.869.418, hutang lancar sebesar Rp
190.188.539.853, modal kerja perusahaan adalah sebesar Rp 94.600.329.565. Perputaran modal
kerja adalah 23 kali dalam satu tahun dan memerlukan 16 hari untuk satu kali putaran. Total
biaya operasional perusahaan adalah sebesar Rp2.202.803.168.800, sehingga pada tahun 2008
perusahaan memerlukan modal kerja minimum sebesar Rp 285.962.590.670. Rasio modal
kerja perusahaan kembali menurun menjadi sebesar 99,6%%. Ini berarti bahwa aktiva lancar
tidak mampu atau tidak cukup untuk membayar hutang lancar dan biaya operasional
perusahaan, dan pada periode ini perusahaan mengalami kekurangan modal kerja sebesar
Rp 1.173.721.252. Penurunan rasio modal kerja dan perusahaan mengalami kekurangan
modal kerja ini disebabkan oleh penurunan aktiva lancar lebih besar dari penurunan hutang
lancar dan biaya operasional perusahaan.
Dari analisis ini dapat disimpulakn bahwa modal kerja perusahaan tahun 2004-2007
cukup untuk membiayai hutang lancar dan biaya operasional perusahaan bahkan mengalami
kelebihan modal kerja, namun pada tahun 2008 modal kerja tidak cukup untuk membiayai
hutang lancar dan biaya operasional perusahaan.
Dari tabel 4.13 di atas dapat dilihat pula kelebihan dan kekurangan modal kerja perusahaan.
Dalam Islam harta atau modal tidak boleh diabaikan, manusia berkewajiban
menggunakannya dengan baik agar modal tersebut dapat terus produktif dan tidak habis
digunakan. Nabi SAW bersabda: “Ingatlah, barang siapa yang mengurus anak yatim yang
mempunyai harta, maka hendaklah ia memperdagangkannya dan janganlah ia
membiarkannya sehingga dimakan oleh zakat”.
Dari hadits tersebut dapat dikatakan bahwasanya harta itu tidak diperbolehkan
menganggur sehingga harta atau modal harus diputar agar terus produktif. Sehingga bila
melihat kelebihan modal kerja perusahaan pada tahun 2004-2007, sebaiknya perusahaan
menginvestasikan kelebihan modal kerja ini pada hal-hal yang dapat menambah
produktivitas perusahaan yang akan berimbas baik pula pada perusahaan.
Kekurangan modal kerja yang terjadi pada perusahaan tahun 2008 dapat dikatakan
tidak perusahaan dapat mengelola modal kerjanya dengan baik dan perusahaan dinilai
boros. Sedangkan dalam ajaran Islam juga memerintahkan untuk menggunakan uang atau
modal pada tempatnya dan secara baik, serta tidak memboroskannya. Bahkan
memerintahkan untuk menjaga dan memeliharanya sampai-sampai Al-Quran melarang
pemberian harta kepada pemiliknya sekalipun, apabila sang pemilik dinilai boros, atau tidak
pandai mengurus hartanya secara baik. Dalam konteks ini, A1-Qur’an berpesan kepada
mereka yang diberi amanat memelihara harta seseorang sebagai mana dijelaskan dalam Al-
Qur’an surah An-Nisaa’: 5 :
wur (#q?s? u!$ygx9$# N3s9uqBr& L9$# @yy_ !$# /3s9
$VJu% Ndq%$#ur $pk Ndq.$#ur (#q9q%ur Nlm;
Zwqs% $]r B
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang belum sempurna akalnya,
harta (mereka yang ada dalam kekuasaan) kamu yang dijadikan Allah sebagai pokok
kehidupan. Berilah mereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang baik”.
3. Analisis Rasio Likuidtas
Alat yang digunakan untuk menjelaskan hubungan antara kemampuan perusahaan
dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan hasil pengelolaan modal kerja
menggunakan analisa rasio. Analisa rasio yang digunakan adalah Analisis Rasio Likuiditas
yaitu:
a. Current Ratio
Current Ratio = Aktiva Lancar x 100%
Hutang Lancar
Current Ratio yang Optimal
=Aktiva Lancar – Kelebihan Modal Kerja x 100%
Hutang Lancar
b. Cash Ratio
Cash Ratio = Kas + Efek x 100%
Hutang Lancar
Adapun perhitungan Rasio Likuiditas pada PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
adalah sebagai berikut :
Perhitungan Current Ratio dan Current Ratio Optimal pada PT Anta Express Tour &
Travel Service Tbk :
Tabel 4.14
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Rekapitulasi Current Ratio
Tahun 2004 – Tahun 2008
Tahun Aktiva Lancar Hutang
Lancar
Current
Ratio
Perubahan
Antar
Tahun
2004 171.496.021.6
63
127.890.977.0
47
134,1%
2005 185.893.263.6
17
134.746.076.3
02
138%
3,9%
2006 213.877.525.6
58
155.956.198.3
08
137,1%
(0,9%)
2007 292.187.719.1
98
213.252.242.1
89
137%
(0,1%)
2008 284.788.869.4
18
190.188.539.8
53
149,1%
12,1%
Total Current Ratio
Rata-Rata Current Ratio tiap tahun
695,3%
139,1%
Sumber: Data lampiran 1, lampiran 2 dan lampiran 3 diolah
Tabel 4.15
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Rekapitulasi Current Ratio Optimal
Tahun 2004 – Tahun 2008
Tahun Aktiva Lancar Kelebihan/
Kekurangan
Modal Kerja
Hutang Lancar Current
Ratio
Optimal
2004 171.496.021.6
63
321.614.978 127.890.977.04
7 133,8%
2005 185.893.263.6
17
973.985.101 134.746.076.30
2 137,2%
2006 213.877.525.6
58
1.095.498.784 155.956.198.30
8 136,4%
2007 292.187.719.1
98
562.717.600 213.252.242.18
9 136,8%
2008 284.788.869.4
18
-
1.173.721.252
190.188.539.85
3
150,4%
Total Current Ratio Optimal
Rata-Rata Current Ratio Optimal tiap tahun
694,6%
1,39%
Sumber: Data lampiran 1, 2, 3 dan tabel 4.13 diolah
Pada tabel 4.14 dan tabel 4.15 di atas dapat dilihat current ratio dan current
ratio yang optimal bagi perusahaan. Pada tahun 2004 kemampuan Current Ratio perusahaan
adalah sebesar 134,1%. Ini berarti bahwa setiap hutang lancar Rp 1,- dijamin Rp 1,341,- dari
aktiva lancar. Sedangkan current ratio yang optimal bagi perusahaan adalah sebesar 133,8%,
ini berarti bahwa setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin Rp 1,338,- dari aktiva lancar. Dari
perbandingan current ratio dengan current ratio yang optimal bagi perusahaan maka dapat
dikatakan bahwa perusahaan pada tahun 2004 telah melebihi 0,3% batas optimal dalam
membiayai hutang lancar dari aktiva lancarnya.
Pada tahun 2005 current ratio perusahaan adalah sebesar 138%. Ini berarti bahwa
setiap Rp 1,- hutang lancar akan dijamin Rp 1,38,- dari aktiva lancar. Pada tahun 2005 ini
current ratio mengalami peningkatan sebesar 3,9%, hal ini disebabkan oleh peningkatan
komponen aktiva lancar. Sedangkan current ratio yang optimal bagi perusahaan adalah
sebesar 137,2%, ini berarti bahwa setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin Rp 1,372 dari aktiva
lancar. Dari perbandingan current ratio dengan current ratio yang optimal bagi perusahaan
maka dapat dikatakan bahwa perusahaan pada tahun 2005 telah melebihi 0,8% batas
optimal dalam membiayai hutang lancar dari aktiva lancarnya.
Pada tahun 2006 current ratio adalah sebesar 137,1%, ini berarti bahwa setiap Rp 1,-
hutang lancar akan dijamin Rp 1,371,- dari aktiva lancar. Pada tahun 2006 ini kemampuan
current ratio mengalami penurunan sebesar 0,9%. Penurunan yang tidak signifikan ini
disebabkan oleh peningkatan hutang lancar dapat diikuti oleh peningkatan aktiva lancar.
Sedangkan current ratio yang optimal bagi perusahaan adalah sebesar 136,4%, ini berarti
bahwa setiap Rp1,- hutang lancar dijamin Rp1,364,- dari aktiva lancar. Dari perbandingan
current ratio dengan current ratio yang optimal bagi perusahaan maka dapat dikatakan bahwa
perusahaan pada tahun 2006 telah melebihi 0,7% batas optimal dalam membiayai hutang
lancar dari aktiva lancarnya.
Pada tahun 2007 current ratio perusahaan adalah sebesar 137,1%. Ini berarti setiap
Rp 1,- Hutang lancar akan dijamin Rp 1,371,- dari aktiva lancar. Sedangkan current ratio yang
optimal bagi perusahaan adalah sebesar 136,8%, ini berarti bahwa setiap Rp 1,- hutang
lancar dijamin Rp1,368,- dari aktiva lancar. Dari perbandingan current ratio dengan current
ratio yang optimal bagi perusahaan maka dapat dikatakan bahwa perusahaan pada tahun
2007 telah melebihi 0,2% batas optimal dalam membiayai hutang lancar dari aktiva
lancarnya.
Pada tahun 2008 current ratio perusahaan adalah meningkat 12,1% yaitu menjadi
sebesar 149,1%, ini berarti bahwa setiap Rp 1,- hutang lancar akan dijamin Rp 1,491,- dari
aktiva lancar. Peningkatan current ratio perusahaan ini disebabkan oleh menurunnya
komponen hutang lancar. Sedangkan current ratio yang optimal bagi perusahaan adalah
sebesar 150,4%, ini berarti bahwa setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin Rp 1,504,- dari aktiva
lancar. Dari perbandingan current ratio dengan current ratio yang optimal bagi perusahaan
maka dapat dikatakan bahwa perusahaan pada tahun 2008 kurang 1,3% dari batas optimal
dalam membiayai hutang lancar dari aktiva lancarnya.
Dari analisa current ratio di atas dapat disimpulkan bahwa PT Anta Express Tour &
Travel Service Tbk rata-rata tahun 2004 sampai 2008 dinyatakan likuid, karena dari tahun
2004 sampai tahun 2008 rata-rata tingkat likuiditas perusahaan mencapai 139% setiap
tahunnya. Ini berarti bahwa setiap hutang lancar Rp 1,- dijamin dengan seluruh aktiva lancar
sebesar Rp 1,39,- Sedangkan rata-rata current ratio yang optimal bagi perusahaan adalah
sebesar 138,9%, ini berarti bahwa setiap Rp 1,- hutang lancar dijamin Rp 1,389,- dari aktiva
lancar. Dari perbandingan rata-rata current ratio dengan rata-rata current ratio yang optimal
bagi perusahaan maka dapat dikatakan bahwa PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
rata-rata pada tahun 2004 sampai tahun 2008 dinyatakan telah optimal dalam pengelolaan
atau pembiayaan hutang lancar dengan menggunakan aktiva lancar perusahaan.
Perhitungan Cash Ratio pada PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk :
Tabel 4.16
PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
Rekapitulasi Cash Ratio (Tahun 2004 – Tahun 2008)
Tahun Kas + Efek Hutang
Lancar
Cash
Ratio
Perubahan
Antar
Tahun
2004 117.728.329.4
39
127.890.977.0
47
92%
2005 100.429.053.1
49
134.746.076.3
02
75% (17%)
2006 119.620.376.11
1
155.956.198.3
08
77% 2%
2007 141.326.017.3
60
213.252.242.1
89
66% (11%)
2008 164.168.792.8
21
190.188.539.8
53
86% 20%
Total Cash Ratio 396%
Rata-rata Cash Ratio tiap tahun 79%
Sumber: Lampiran 1, lampiran 2, lampiran 3 diolah
Dari tabel 4.16 di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2004 cash ratio
menunjukkan nilai 92%, yang berarti bahwa aktiva berupa kas dan setara kas serta Efek tidak
dapat menjamin setiap Rp 1,- hutang lancar.
Pada tahun 2005 cash ratio mengalami penurunan sebesar 17%, hal ini disebabkan
oleh menurunnya jumlah kas dan setara kas sebesar Rp17.299.276.290 dan bertambahnya
komponen hutang lancar pada rekening hutang usaha pihak ketiga, rekening biaya yang
masih harus dibayar, pendapatan diterima di muka, dan rekening hutang sewa guna usaha
yang jatuh tempo dalam satu tahun.
Panda tahun 2006 cash ratio ini mengalami pengingkatan sebesar 2%, yaitu menjadi
77%. Namun peningkatan ini tidak menyebabkan aktiva berupa kas dan setara kas serta efek
dapat menjamin setiap Rp 1,- hutang lancar.
Pada tahun 2007 cash ratio menunjukkan penurunan kembali menjadi 66%,
penurunan ini disebabkan oleh bertambahnya hutang lancar lebih besar dari pada
bertambahnya kas dan setara kas serta efek. Ini berarti bahwa aktiva berupa kas dan setara
kas serta Efek tidak dapat menjamin setiap Rp 1,- hutang lancar.
Pada tahun 2008 cash ratio perusahaan menunjukkan peningkatan 20% menjadi
sebesar 86%, peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan kas dan setara kas serta efek
dan menurunnya hutang lancar. Ini berarti bahwa aktiva berupa kas dan setara kas serta Efek
tidak dapat menjamin setiap Rp 1,- hutang lancar.
Dari analisis cash ratio di atas menunjukkan bahwa PT Anta Express Tour & Travel
Service Tbk dinyataakan tidak likuid, hal ini dapat diartikan bahwa kas dan setara kas serta
Efek tidak dapat membayar untuk setiap Rp 1,- hutang lancar.
4. Keterikatan Modal Kerja, Kontinuitas Operasional Perusahan dan Tingkat
Pelayanan
Dalam melakukan analisis terhadap laporan keuangan bentuk sumber dan
penggunaan modal kerja, jika dilakukan dengan tepat, akan dapat menjelaskan akibat-akibat
dari perubahan rekening (pos) dalam laporan keuangan perusahaan.
Dalam laporan sumber dan penggunaan modal kerja selain dapat melihat besarnya
perubahan modal kerja tersebut, juga dapat berguna untuk dijadikan sebagai acuan dalam
merencanakan penggunaan modal kerja untuk periode berikutnya sehingga diharapkan
modal kerja yang ada dalam perusahaan tersedia dengan jumlah yang cukup sehingga dapat
digunakan untuk melunasi kewajiban-kewajibannya dan dapat membiayai kegiatan
operasinya sehari-hari. Dengan demikian, perusahaan tidak akan berada dalam keadaan
illikuid dan bahkan dilikuidir.
Modal kerja yang cukup sangat penting bagi suatu perusahaan karena dengan modal
kerja yang cukup itu memungkinkan bagi perusahaan untuk menjaga kontinuitas operasional
dan perusahaan tidak mengalami kesulitan atau menghadapi bahaya-bahaya yang mungkin
timbul karena adanya krisis atau kekacauan keuangan. Akan tetapi adanya modal kerja yang
berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, dan hal ini akan menimbulkan
kerugian bagi perusahaan karena adanya kesempatan untuk memperoleh keuntungan telah
disia-siakan.
Setelah dilakukan perhitungan modal kerja, PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
dari tahun 2004 sampai tahun 2007 dinyatakan dapat membayar hutang lancar dan biaya
operasional dengan menggunakan aktiva lancarnya dan bahkan memiliki modal kerja yang
menganggur atau kelebihan modal kerja. Sedangkan pada tahun 2008 perusahaan tidak
dapat membayar hutang lancar dan biaya operasionalnya hanya dengan aktiva lancar
perusahaan.
Dilanjutkan dengan analisis likuiditas pada PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk.
Berdasarkan analisis likuiditas terbukti bahwa PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk
dinyatakan likuid bila dilihat dari current ratio dan optimal dalam pengelolaan hutang lancar
dengan aktiva lancarnya serta kurang likuid bila dilihat dari cash ratio yang tentunya akan
mempengaruhi kelancaran kontinuitas operasional perusahaan.
Hal ini membuktikan bahwa dengan keseluruhan aktiva lancar perusahaan mampu
menjamin hutang lancar dan operasional perusahaan yang pada akhirnya akan menjamin
kontinuitas operasional perusahaan, namun bila hanya dengan aktiva lancar berupa Kas dan
setara kas serta Efek maka perusahaan kurang mampu menjamin hutang lancarnya. Jika
kontinuitas operasional perusahaan terjamin maka diharapkan pelayanan terhadap
konsumen akan terjamin pula.
BAB V
PENUTUP
Pada bab terakhir ini akan dikemukakan kesimpulan mengenai analisa modal kerja
pada PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk berdasarkan hasil perhitungan yang telah
diuraikan pada bab-bab sebelumnya, dan saran-saran.
A. Kesimpulan
Modal kerja bersih (Net Working Capital) pada PT Anta Express Tour & Travel Service
Tbk dari tahun 2004-2008 terus mengalami peningkatan. Kebutuhan modal kerja minimum
perusahaan terus mengalami peningkatan dari tahun 2004 sampai 2007, dan mengalami
penurunan dari tahun 2007 ke tahun 2008. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya
hutang lancar perusahaan.
Dari tahun 2004 sampai tahun 2007 perusahaan mengalami kelebihan modal kerja dan
pada periode ini modal kerja mampu atau cukup untuk membiayai hutang lancar dan biaya
operasional perusahaan sehingga kontinuitas operasional dapat terjamin yang akan
berpengaruh positif pada pelayanan perusahaan. Sedangkan pada tahun 2008 perusahaan
mengalami kekurangan modal kerja dan perusahaan tidak mampu membayar semua hutang
lancar dan biaya operasional sehingga
pada periode ini kontinuitas operasional kurang terjamin yang juga akan berpengaruh
negatif terhadap tingkat pelayanan perusahaan.
Analisis rasio likuiditas pada PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk rata-rata
selama tahun 2004-2008 dinyatakan likuid dengan current ratio, rata-rata current ratio sebesar
139% dan perusahaan dinyatakan optimal dalam penggunaan aktiva lancar dari tahun 2004-
2007 dalam pembiayaan hutang lancar perusahaan, namun kurang optimal pada tahun 2008
sehingga pada tahun 2008 kontinuitas operasional kurang terjamin kelancarannya. Analisis
dengan cash ratio PT Anta Express Tour & Travel Service Tbk dinyatakan kurang likuid, ratarata
cash ratio tahun 2004 sampai tahun 2008 sebesar 79%.
B. Saran
1. Dalam memenuhi kebutuhan modal kerjanya perusahaan harus mempertimbangkan
keseimbangan antara aktiva lancar dengan hutang lancar dan biaya operasional sehingga
modal kerja dapat menjamin kontinuitas operasional perusahaan.
2. Menghindari penanaman investasi berlebih pada aktiva lancar guna menghindari
terjadinya inefisiensi pengelolaan modal kerja.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Fatmawatul. 2007. Analisa Rasio Keuangan Sebagai Salah Satu Alat untuk Menilai
Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada PT Telkom Tbk). Skripsi. Malang: FE-UIN.
Al-Jawi, Muhammad Shiddiq. 2005. Asas-asas Sistem Ekonomi Islam. http://khilafah.org.com.
02 Agustus 2009.
Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja pada Perusahaan Rokok yang Terdaftar Bursa
Efek Indonesia. http://one.indoskripsi.com. 11 April 2009.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Rineka Cipta, Jakarta.
Arumdati, Galuh Putri. 2006. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja dan Tingkat
Likuiditas Perusahaan. (Studi Perbandingan pada Perusahaan Rokok yang Go Public di Bursa
Efek Jakarta). Skripsi. Bandung: FE-Universita Widyatama.
FPSB UII gelar Pelatihan Layanan Prima Bagi Karyawan. 23 Maret 2009. http://fpscs.uii.ac.id. 21
April 2009.
Ismiati, Eni. 2005. Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja untuk Menjaga Tingkat
Likuiditas dan Meningkatkan Tingkat Profitabilitas KAN JABUNG Malang. Skripsi. Malang:
FE-UIN.
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Bumi Aksara, Jakarta.
Manullang, M. 2005. Pengantar Manajemen Keuangan. Ed. I. Andi, Yogyakarta.
Moleong, Lexy J. 2005. Metodologi Penelitian Kualitatif. Ed. Revisi. PT Remaja Rosdakarya,
Bandung.
Muslich, Mohamad. 2003. Manajemen Keuangan Modern: Analisis, Perencanaan, dan
Kebijaksanaan. PT Bumi Aksara, Jakarta.
Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2007. Manajemen Pelayanan (Pengembangan Model
Konseptual, Penerapan Citizen’s Charter dan Standar Pelayanan Minimal. Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.
Ridwan, HA. Muhtadi, dkk. 2009. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Ed. Revisi. Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang.
Shihab, M. Quraish. Wawasan Al-Qur’an. http://media.isnet.org. 11 April 2009.
Soejono dan Aburrahman. 1999. Metode Pemelitian Suatu Pemikiran dan Penerapan. Rineka
Cipta, Jakarta.
Sundjaja, Ridwan S. dan Inge Barlian. 2003. Manajemen Keuangan Satu. Ed. V. Literata Lintas
Media, Jakarta.
Suryani, Lili Dwi. 2006. Analisis Laporan Keuangan Perusahaan (Pada PT Indofood Sukses
Makmur Tbk, Tahun 2000-2005). Skripsi. Malang: FE-UIN.
www.budpar.go.id
www.idx.com
DEPARTEMEN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
FAKULTAS EKONOMI
Terakreditasi ”A” SK BAN-PT Depdiknas Nomor : 005/BAN-PT/ Ak-X/S1/II/2007
Jalan Gajayana 50 Malang 65144 Telepon (0341) 558881, Faksimile (0341) 558881
E-mail: feuin@yahoo.com
Bukti Konsultasi
Nama : Elis Herawati
NIM/Prodi : 05610099/Manajemen
Pembimbing : Drs. H. Abdul Kadir Usri, MM., Ak
Judul Skripsi :Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja Untuk Menjaga Kontinuitas
Operasional Dalam Rangka Meningkatkan Pelayanan Pada PT Anta Express
Tour & Travel Service Tbk
No. Tanggal Materi Konsultasi Tanda Tangan Pembimbing
1 16 April 2009 Proposal 1.
2 27 April 2009 Revisi Proposal 2.
3 5 Mei 2009 Acc Proposal 3.
4 23 Mei 2009 Seminar Proposal 4.
5 17 Juni 2009 Judul 5.
6 2 Juli 2009 BAB I, II, III 6.
7 5 Juli 2009 Revisi BAB I, II, III, IV 7.
8 6 Juli 2009 Revisi BAB I, II, III, IV 8.
9 10 Juli 2009 Revisi BAB I, II, III, IV, V 9.
10 13 Juli 2009 Revisi BAB I, II, III, IV, V 10.
11 14 Juli 2009 Acc Keseluruhan 11.
Malang, 14 Juli 2009
Mengetahui:
Dekan,
Drs. HA. MUHTADI RIDWAN, MA
NIP 150231828 KUNTA,
0 Komentar