PENGARUH SWITCHING BARRIER TERHADAP
REPURCHASE INTENTION (STUDI PADA
PRODUK PEMUTIH WAJAH MEREK POND’S DI SWALAYAN ”RATU” MALANG)
Kata
Kunci : Switching Barrier, Customer
Value, Repurchase Intention
Persaingan yang semakin ketat, mengharuskan perusahaan untuk
mempertahankan pelanggan yang ada, karena biaya untuk menarik pelanggan baru
lebih besar dari biaya untuk mempertahankannya. Oleh karena itu, setiap
perusahaan perlu memahami nilai konsumen (customer value) untuk dapat
dijadikan dasar pertimbangan untuk mempertahankan pelanggan. Untuk memberi salah satu nilai pelanggan dan mengantisipasi agar
pelanggan tidak berpindah ke produk sejenis yang lain, perusahaan perlu
membangun hambatan-hambatan yang dapat mengikat pelanggan yang disebut dengan switching
barrier. Variabel dari switching barrier ini meliputi biaya
perpindahan (switching cost), daya pikat dari alternatif (alternative
attractiveness), dan hubungan interpersonal (interpersonal relationships).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh switching barrier terhadap repurchase
intention (niat pembelian ulang) pond’s pemutih wajah di Malang, dengan
menggunakan analisis regresi linear berganda yang diuji secara simultan (uji F)
dan parsial (uji t). Penelitian
ini menggunakan sampel 70 responden dan teknik pengumpulan data dengan
wawancara, dokumentasi dan penyebaran kuesioner. Sedangkan pengujian instrumen
menggunakan uji validitas reabilitas dan uji asumsi klasik.
Hasil penelitian dari uji
secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa variabel biaya perpindahan (X1), daya
pikat alternatif (X2) dan hubungan interpersonal (X3) secara simultan
berpengaruh terhadap repurchase intention (Y) dengan perolehan nilai F
hitung 12,812 > F tabel 2,74.
disamping itu nilai Ajusted R Square sebesar 0,339 yang berarti besar pengaruh
variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) adalah 33,9%. Sedangkan uji secara parsial (uji t) menunjukkan
bahwa biaya perpindahan berpengaruh terhadap repurchase intention dengan
nilai t hitung 3,675 > t tabel 1,980, daya pikat
alternatif berpengaruh terhadap repurchase intention dengan nilai t hitung
2,643 > t tabel 1,980, sedangkan hubungan interpersonal
tidak berpengaruh terhadap repurchase intention dengan nilai t hitung
1,712< t tabel 1,980.
3. Hubungan
Interpersonal (Interpersonal
Relationships)
Dalam ajaran Islam
hubungan interaksi antara konsumen dan produsen seperti diungkapkan Zenrif
(2006 : 81) dapat dimaknai dengan khilal (persahabatan). Dalam hal ini,
hubungan sosial yang paling luas dibangun pertama, atas landasan kesadaran
kemanusiaan secara global (ukhuwah insaniyah) yang terdiri dari
suku-suku dan bangsa-bangsa agar saling mengenal budaya dan kepribadiannya
masing-masing, dimana menurut Syakir Sula (2006: 41) mereka tidak boleh
melupakan tujuan di balik perbedaan tersebut untuk saling mengenal,
tolong-menolong, saling percaya satu sama lain dan saling membantu karena
masing-masing dari mereka mempunyai kedudukan yang sama dihadapan Tuhan. Firman
Allah:
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.s 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© @ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ×Î7yz ÇÊÌÈ
Artinya:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal. (QS. al-Hujurat: 13)
Kedua, hubungan
dengan sesama umat Islam didasarkan atas kesadaran sebagai saudara seiman (ukuwah
Islamiyah). Firman Allah:
$yJ¯RÎ) tbqãZÏB÷sßJø9$# ×ouq÷zÎ) (#qßsÎ=ô¹r'sù tû÷üt/ ö/ä3÷uqyzr& 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ÷/ä3ª=yès9 tbqçHxqöè? ÇÊÉÈ
Artinya:
Sesungguhnya orang-orang beriman itu
bersaudara. Sebab itu damaikanlah (perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu
itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu mendapat rahmat (QS. al-Hujurat: 10).
Hubungan ini dapat
dijalankan untuk membangun kekuatan Islam dengan secara tidak langsung
menanamkan nilai kepada selain muslim, sehingga manifestasi dari keberadaan
Islam yang rahmatan lil alamin (rahmat bagi semua alam) benar-benar
terbukti.
Ketiga, dan hubungan
sosial yang paling kecil dibangun atas dasar kekerabatan (ukhuwah ahliyah),
yang dasar utama pembentukan kasih sayang yang dapat dikembangkan antara
konsumen dengan sesamanya maupun konsumen dengan pihak produsen. Allah
berfirman:
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# (#qà)®?$# ãNä3/u Ï%©!$# /ä3s)n=s{ `ÏiB <§øÿ¯R ;oyÏnºur t,n=yzur $pk÷]ÏB $ygy_÷ry £]t/ur $uKåk÷]ÏB Zw%y`Í #ZÏWx. [ä!$|¡ÎSur 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# Ï%©!$# tbqä9uä!$|¡s? ¾ÏmÎ/ tP%tnöF{$#ur 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3øn=tæ $Y6Ï%u ÇÊÈ
Artinya:
Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada
Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah
menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah)
hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu (QS. an-Nisa: 1)
4. METODOLOGI
PENELITIAN
a. Lokasi Penelitian.
Adapun
lokasi penelitian ini akan dilaksanakan di swalayan ”RATU”, dengan pertimbangan
bahwa outlet tersebut dirasa cukup representatif untuk mewakili seluruh
pengguna Pond’s pemutih wajah yang ada di Malang.
b. Jenis Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah
ditetapkan, maka jenis penelitian yang akan digunakan adalah penelitian
kuantitatif dengan pendekatan deskriptif-analitis.
c. Populasi
Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh konsumen yang telah membeli produk Pond’s dengan kategori pemutih wajah
yang ada di swalayan ”RATU”.
d. Sampel
Teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian
ini dengan menggunakan teknik accidental sampling technique. Dalam penelitian
ini peneliti akan memberikan kuesioner kepada konsumen produk Pond’s yang
kebetulan bertemu di outlet. Adapun jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
sedikit 4 atau 5 kali jumlah item yang diteliti (Malhotra, 1996: 620). Karena
jumlah item yang diteliti adalah sebanyak
14 item, maka sampel yang ditetapkan sebanyak 70 responden.
e. Teknik
Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah
prosedur yang sistematik dan standar untuk memperoleh data yang diperlukan.
Adapun teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan kuesioner (angket), wawancara, dokumentasi
f. Uji Validitas Dan Reliabilitas
- Uji Validitas
Pengujian
validitas menggunakan program SPSS 12. For Windows. Lebih lanjut,
Ghozali (2005: 45) jika hasil koefisien korelasi
0,600 dan
signifikan (P
0,05), maka instrumen tersebut dinyatakan valid. Sebaliknya, apabila nilai r ≤
0,600, maka instrumen tersebut dikatakan tidak valid.


2. Uji Reliabilitas
Pengujian
validitas menggunakan program SPSS 12. For Windows. Uji reliabilitas adalah dengan menguji skor antar item
dengan tingkat signifikansi 0,05 sehingga
apabila koefisien alpha hitung > 0,600, maka dapat dinyatakan reliabel
(Ghozali, 2005:42).
11. Model Analisis Data
a.
Analisis Regresi Berganda
Analisis ini dugunakan untuk menentukan
ketepatan prediksi apakah ada hubungan yang kuat antar variabel terikat (Y) repurchase
intention dan variable bebas (X), maka dalam penelitian ini regresinya
sebagai berikut (Sugiyono, 2004: 211):
Y=
a+B1 X1 + B2 X2+ B3 X3
+ e
Keterangan:
Y = Repurchase intention
a = Konstanta
B1
– B3 = Koefisien regresi
variable ke-1 sampai ke-3
X1
= Biaya perpindahan
X2
= Hubungan interpersonal
X3
= Daya pikat alternatif
E = Standar
eror
Selain analisis
diatas penelitian ini juga menggunakan uji asumsi klasik yang menjadi syarat
dalam analisis regresi linear berganda.
5. ANALISIS DAN
PEMBAHASAN
a. Karakteristik Responden
Dari 70 orang responden, sebagian besar
adalah lulusan SLTA sebesar 65,7%. Usia antara < 20
Tahun sampai dengan >41. Berdasarkan jenis kelamin
87,1% adalah wanita. Sedangkan pendapatan
antara < 500 000 – 1 500 000 ribu dengan sebagian besar < 500 000 sebesar
54,3%. Dan lama konsumsi yang > 7 kali sebanyak
58,6%.
b. Gambaran
Distribusi Item.
1. Variabel Bebas.
· Biaya Perpindahan.
Dari delapan item
yang terdiri dari upaya untuk memperoleh pengetahuan
baru (X1.1), upaya untuk membentuk pengalaman baru (X1.2), kenyamanan toko
(X1.3), adaptasi dengan lokasi baru (X1.4) kenyamanan dengan lokasi baru
(X1.5), kesempatan diterima orang lain(X1.6), kesempatan berekspresi diri
(X1.7), dan harga yang murah (X1.8). item X1.1 memiliki distribusi frekuensi
tertinggi dengan nilai mean 4,66, sedangkan yang terendah adalah X18 dengan nilai
3,60.
·
Daya Pikat
Alternatif.
Dari 1(satu) variabel
daya pikat alternatif yang terdiri dari perbandingan
jumlah resiko yang muncul (X2). Frekuensi tertinggi adalah pada jawaban
setuju (S) 50%, sedangkan frekuensi terendah pada jawaban sangat tidak setuju
(STS) 1,4%.
·
Hubungan
Interpersonal.
Dari 4 (empat) item, yang
terdiri dari komunikasi yang dijalin antara karyawan
dengan pelanggan (X3.1), kesempatan konsultasi
(X3.2), komunikasi yang dijalin antara
pelanggan dengan sesamanya (X3.3), kesempatan
bertukar pikiran antar sesama pelanggan (X3.4). Item X3.3 memiliki nilai
distribusi frekuensi tertinggi dengan nilai mean 3,60, sedangkan terendah pada X3.2
dengan nilai mean 3,41.
2. Variabel Terikat.
·
Variabel Repurchase
Intention.
Dari variabel repurchase
intention yang terdiri dari 1 (satu) item, yaitu kesediaan untuk melakukan
pembelian(Y). frekuensi jawaban setuju (S) memiliki nilai tertinggi sebesar
48,6%, sedangkan sangat tidak setuju (STS) adalah 0%.
c. Uji Validitas
dan Reliabilitas.
dari hasil uji validitas dan reiabilitas
yang dilakukan, dijelaskan bahwa semua variabel dalam penelitian ini valid dan
reliabel.
d.
Uji Asumsi Klasik.
1. Uji Multikolonieritas
Tabel 4.12
Hasil Uji Asumsi Multikolinieritas
Variabel bebas
|
VIF
|
Keterangan
|
Biaya
perpindahan(X1)
Daya pikat
alternatif (X2)
H. Interpersonal(X3)
|
1,121
1,117
1,182
|
Non multikolinieritas
Non multikolinieritas
Non multikolinieritas
|
Sumber:
Data Primer Diolah
Berdasarkan hasil pengujian multikolinearitas seperti yang tercantum
pada tabel 4.13 dapat diketahui bahwa masing-masing
peubah bebas mempunyai nilai VIF kurang
dari kurang dari 10, Sehingga dapat dikatakan bahwa
model regresi yang digunakan adalah bebas multikolinieritas.
2. Uji Autokorelasi
Tabel 4.13
Hasil Uji
Asumsi Autokorelasi
Model
|
R
|
R Square
|
Adjusted R Square
|
Std. Error of the Estimate
|
Durbin-Watson
|
1
|
.607(a)
|
.368
|
.339
|
.634
|
1.664
|
Sumber: Data Primer Diolah
Berdasarkan
hasil analisis menunjukkan bahwa nilai Durbin-Watson sebesar 1,664. Nilai tersebut dapat dinyatakan menedekati angka dua. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokorelasi diantara data pengamatan.
3. Uji Heteroskedastisitas
Tabel 4.14
Hasil Uji Asumsi Heteroskedastisitas
Keterangan
|
Signikansi
|
Alpha
|
Kondisi
|
Simpulan
|
X1-AX1
X2-AX2
X3-AX3
|
0,799
0,683
0,852
|
0,05
0,05
0,05
|
Sig>Alp
Sig>Alp
Sig>Alp
|
Homokedastisitas
Homokedastisitas
Heterokedastisitas
|
Sumber:
Data Primer Diolah
Dari tabel hasil analisis
diatas menunjukkan bahwa nilai signifikansi > 0,05, sehingga ketiga variabel
dari switching barrier bebas dari
heterokedastisitas.
4. Uji Normalitas
Gambar 4.1
Grafik Uji Normalitas

Sumber: Data Diolah
Berdasarkan gambar
diatas, hasil analisis diatas menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti
arah garis diagonal, dan dapat dinyatakan bahwa
data berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
5. Uji Linearitas
Tabel
4.15
Hasil
Uji Asumsi linearitas
Keterangan
|
Signifikansi
|
Alpha
|
Kondisi
|
Simpulan
|
Y*X1
Y*X2
Y*X3
|
0,087
0,338
0,415
|
0,05
0,05
0,05
|
S>A
S>A
S>A
|
Linear
Linear
Linear
|
Sumber:
Data Primer Diolah
Dengan demikian dari hasil analisis
diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa garis regresi tersebut berbentuk linear sehingga dapat digunakan
untuk memprediksikan besarnya variabel dependen.
e. Analisis Regresi Linier Berganda.
Pengujian melalui regresi linier berganda
dilakukan untuk menganalisis pengaruh switching barrier terhadap repurchase
intention kosmetik pemutih wajah merek Pond’s. Adapun tingkat kepercayaan yang digunakan
dalam perhitungan korelasi linear berganda adalah 95% atau dengan tingkat
signifikan 0,05 (
= 0,05). Pada analisis regresi linear berganda dilakukan uji
F untuk simultan dan uji t untuk parsial. Secara ringkas hasil analisis regresi
linier berganda terdapat dalam tabel berikut ini:

Tabel 4.16
Rekapitulai Analisis Regresi Linier Berganda Pengaruh Switching Barrier Terhadap Repurchase
Intention Pond’s
Variabel
|
B (Koefisien Regresi)
|
BETA
|
t hitung
|
t tabel
|
Sig t
|
Alpha
|
Hipotesis
|
Konstanta
|
-0.687
|
-
|
-0,842
|
-
|
0.403
|
-
|
-
|
X1
|
0,094
|
0,381
|
3,675
|
1,980
|
0,000
|
0,05
|
Ho Ditolak
Ha Diterima
|
X2
|
0,233
|
0,273
|
2,643
|
1,980
|
0,010
|
0,05
|
Ho Ditolak
Ha Diterima
|
X3
|
0,050
|
0,182
|
1,712
|
1,980
|
0,092
|
0,05
|
Ho Diterima
Ha Ditolak
|
N = 70
R = 0, 607
R Square = 0, 368
Adjusted R Square = 0, 339
|
F hitung = 12.812
F tabel = 2,74
Sig F = 0,000
Alpha = 0,05
|
Sumber: Data Primer Diolah
- Analisis dan Intepretasi secara Simultan.
Berdasarkan hasil analisis regresi linear pada Tabel 4.16
maka dihasilkan persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
|
Y = -0,086+ 0,096X1 + 0,056X2
+ 0,057X3
Hasil analisis tersebut akan diinterpretasikan sebagai
berikut :
·
a = -0,086
Harga
konstanta -0,086 berarti bahwa apabila nilai
dari biaya perpindahan, daya pikat alternatif, dan hubungan interpersonal sama
dengan nol, maka tingkat atau besarnya variabel repurchase intention di
RATU akan sebesar -8,6%.
·
b1 = 0,096
Hal
ini berarti variabel biaya perpindahan mempengaruhi repurchase intention
sebesar 9,6% atau berpengaruh positif yang artinya jika biaya perpindahan
ditingkatkan 1% saja, maka repurchase intention akan meningkat sebesar
9,6%. Sebaliknya jika biaya perpindahan
diturunkan 1% saja maka repurchase intention akan menurun sebesar 9,6%, dengan asumsi variabel bebas lainnya tetap
(X2, X3, = 0) atau Ceteris Paribus.
·
b2 = 0,056
Hal
ini berarti variabel daya pikat alternatif mempengaruhi repurchase intention
sebesar 5,6% atau berpengaruh positif yang artinya jika karakteristik
tambahan ditingkatkan 1% saja, maka repurchase intention akan meningkat sebesar 5,6%. Sebaliknya jika daya pikat
alternatif diturunkan 1% saja, maka repurchase
intention akan menurun sebesar
5,6%, dengan asumsi variabel bebas
lainnya tetap (X1 dan X3, = 0) atau Ceteris Paribus.
·
b3 = 0,057
Hal
ini berarti variabel hubungan interpersonal mempengaruhi repurchase intention
sebesar 5,7% atau berpengaruh positif yang artinya jika hubungan interpersonal
ditingkatkan 1% saja, maka repurchase intention akan meningkat sebesar
5,7%. Sebaliknya jika hubungan interpersonal diturunkan 1% saja maka repurchase
intention akan menurun sebesar 5,7%, dengan
asumsi variabel bebas lainnya tetap (X1 dan X2 = 0) atau Ceteris Paribus.
Koefisien determinasi (adjusted R square) sebesar 0,339
atau 33,9%, koefisien determinasi ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar
prosentase pengaruh variabel bebas terhadap perubahan variabel terikat, artinya
besarnya pengaruh variabel bebas yaitu biaya perpindahan(X1), daya pikat alternatif(X2), dan
hubungan interpersonal(X3), terhadap perubahan variabel terikat repurchase
intention (Y), dan besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat dalam penelitian ini adalah 33,9%. Sedangkan sisanya yaitu 66,1%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar variabel penelitian.
Berdasarkan hasil analisis dan intepretasi diatas dapat
dijelaskan bahwa switching barrier yang meliputi biaya
perpindahan, daya pikat alternatif, dan hubungan interpersonal berpengaruh terhadap intensitas pembelian ulang (repurchase
intention) Pond’s pemutih wajah. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Claes-Robert Julander dan Magnus Söderlund (2003:1) yang mengatakan bahwa switching
barrier berpengaruh secara positif terhadap repurchase intention.
- Analisis dan Intepretasi secara Parsial
Dari hasil analisis pada tabel 4.15
dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
1. Biaya Perpindahan (X1)
Variabel biaya perpindahan merupakan
variabel yang berpengaruh secara parsial terhadap repurchase intention
dengan nilai t hitung sebesar 3,675 sedangkan t tabel
1,980, dengan demikian dapat dijelaskan t hitung> t tabel.
Dengan kata lain hasil pengujian ini mendukung hipotesis 1.
Adapun distribusi frekuensi item pada
variabel biaya perpindahan, item upaya untuk
memperoleh pengetahuan baru (X1.1) merupakan item yang memiliki
distribusi rata-rata tertinggi 4,66. Hal ini berarti kebutuhan akan informasi
tentang produk Pond’s pemutih wajah tinggi. Terbukti sebagian besar dari
responden meluangkan waktunya untuk membaca informasi yang terdapat pada
kemasan produk Pond’s sebelum melakukan keputusan pembelian.
Firman
Allah SWT:
uqèd Ï%©!$# @yèy_ ãNä3s9 uÚöF{$# Zwqä9s (#qà±øB$$sù Îû $pkÈ:Ï.$uZtB (#qè=ä.ur `ÏB ¾ÏmÏ%øÍh ( Ïmøs9Î)ur âqà±Y9$# ÇÊÎÈ
Artinya:
Dialah yang menjadikan
bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah
sebahagian dari rezki-Nya, dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah)
dibangkitkan
(QS. al-Mulk: 15).
Dari ayat di atas
dinyatakan bahwa, Allah memberikan kemudahan-kemudahan
bagi umatnya dalam menjalani hidupnya, begitu juga dalam memenuhi kebutuhannya (Karimuddin,
2006). Kemudahan ini juga dikehendaki bagi konsumen untuk
melakukan pencarian informasi produk yang sesuai dengan hatinya. Konsumen cenderung untuk memilih sesuatu yang
memberi kemudahan dan kebaikan bagi dirinya, dan hal ini merupakan sunnatullah.
Adapun parameter kebaikan seperti yang diungkapkan Ali
Nashif (1996:1) bahwa ketika seorang sahabat Nabi SAW. bernama Wabishah bin Ma'bad ketika berkunjung kepada
Nabi SAW. lalu beliau menyapanya
dengan bersabda:
"Engkau
datang menanyakan kebaikan?" "Benar, wahai Rasul," jawab
Wabishah. "Tanyailah hatimu! "Kebajikan adalah sesuatu yang tenang
terhadap jiwa, dan yang tenteram terhadap hati, sedangkan dosa adalah yang
mengacaukan hati dan membimbangkan dada, walaupun setelah orang memberimu
fatwa." (HR Ahmad dan
Ad-Darimi).
Lebih lanjut, seperti yang telah
dikemukakan Engel (1994: 156) bahwa informasi yang dibutuhkan untuk tiap
kelas sosial berbeda-beda. Semakin rendah kelas sosialnya, semakin rendah
tingkat informasi yang diperolehnya. Begitu juga sebaliknya, semakin tinggi
kelas sosialnya, semakin tinggi pula tingkat informasi yang dibutuhkannya. Oleh
karena itu bagi Unilever, informasi produk yang disampaikan baik melalui iklan
media cetak, media elektronik maupun informasi yang dicantumkan langsung
melalui kemasan produk pond’s selayaknya disesuaikan dengan kelas sosial yang
ada. Disamping itu, Unilever dapat meningkatkan kinerja SPG (Sales Promotion
Girl) yang telah didelegasikan pada tiap-tiap counter Pond’s untuk
memberikan informasi yang diinginkan konsumen mengenai produk Pond’s.
Informasi produk yang disampaikan
hendaknya mampu membantu untuk mempermudah konsumen untuk menyelesaikan masalah
wajahnya. Informasi tersebut dibuat untuk membangun persepsi konsumen bahwa
Pond’s merupakan produk yang tepat untuk menjadikan wajah lebih putih. Konsumen
semakin senang untuk merawat wajahnya yang merupakan wujud dari rasa syukur
atas karunia wajah yang sempurna yang telah diberikan kepadanya (konsumen).
Dengan informasi produk tersebut, konsumen mampu untuk merekomendasikan kepada
orang lain untuk ikut mengkonsumsinya, karena memang layak untuk dikonsumsi dan
benar-benar mampu untuk menjadikan wajah lebih putih.
Adapun distribusi rata-rata terendah
jawaban responden terletak pada item harga yang murah (X1.8) dengan rata-rata
3,60. Hal ini berarti harga Pond’s selama ini dianggap mahal oleh pelanggan
Pond’s. Harga seringkali menjadi variabel yang dipertimbangkan oleh konsumen
dalam pembelian suatu produk. Ibnu Khaldun mengatakan bahwa, dalam menetapkan
harga hendaknya mengambil keuntungan yang wajar, sehingga akan mendorong
tumbuhnya perdagangan (A. Karim, 2001: 164). Besarnya harga uang yang masih mau
dibayar oleh konsumen harus lebih besar atau sama dengan tingkat harga dimana
pemasar ingin menjualnya (Peter dan Olson, 2000: 222).
Disamping itu, bagi konsumen sesuatu
yang dibeli harus dianggap memberikan nilai total yang lebih besar bagi
konsumen dari pada hanya sekedar penjumlahan biaya yang dikeluarkan. Konsumen
akan bersedia membayar sejumlah uang ketika harga suatu barang dianggap pantas
dan layak. Dengan kata lain, konsumen memandang bahwa pembelian yang dilakukan
memberikan nilai manfaat yang jauh lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan
dan berkeinginan untuk melakukan pertukaran untuk mendapatkan manfaat tersebut.
Oleh karena itu, ketika kebijakan penetapan harga tetap seperti harga awal,
maka Unilever dapat membangun nilai (value) total dengan meningkatkan
empat jenis biaya dasar konsumen yang meliputi uang, waktu kegiatan kognitif
dan upaya perilaku. Disamping itu, Unilever dapat membangun persepsi konsumen
mengenai harga Pond’s yang mampu memberikan manfaat secara fungsional maupun
emosional.
2. Daya Pikat Alternatif (X2)
Variabel daya pikat alternatif
merupakan variabel yang berpengaruh secara parsial terhadap repurchase
intention dengan nilai t hitung sebesar 2,643> t tabel 1,980, dengan
demikian dapat dijelaskan t hitung> t tabel. Dengan kata lain hasil
pengujian ini mendukung hipotesis 1.
Adapun distribusi frekuensi item pada
variabel daya pikat alternatif dapat diketahui bahwa dari item perbandingan
jumlah resiko yang muncul meiliki nilai rata-rata sebesar 3,94, dan distribusi
jawaban setuju sebesar 50%. Hal ini berarti tingkat perbandingan yang dilakukan
konsumen antara produk Pond’s pemutih wajah dengan produk pemutih lain cukup
tinggi.
men dapat
mengambil keputusan yang didasarkan pada suara hati Ilahiah yang disebut
keputusan spiritual. Ketika keputusan spiritual diambil
oleh seseorang, umumnya akan bersama dengan munculnya perasaan damai dan
kebahagiaan dalam hati. Dan itulah yang dinamakan dengan makna puncak spiritual
atau the ultimate meaning
(Ginanjar Agustian, 2003: 151). Harga dari keputusan spiritual yang
bisa dinikmati langsung berupa kesejukan hati dan kedamaian jiwa. Di lain
pihak, Unilever dapat menanamkan nilai dengan membangun persepsi konsumen untuk
mengkonsumsi berdasarkan nilai spiritual yang bersumber dari suara hati
ilahiah. Hal ini dapat dibangun dengan meningkatkan kinerja iklan yang tidak
hanya menekankan sisi pemutihnya, akan tetapi bagaimana iklan dapat membangun
persepsi bahwa memakai Pond’s merupakan bentuk nilai ibadah yang dapat
menjadikan wajah lebih putih segar sehingga pada waktu melakukan solat merasa
lebih nyaman, disamping itu orang lain yang melihat wajahnya merasa senang
karena wajah yang putih bersinar.
3.
Hubungan Interpersonal (X3)
Variabel
hubungan interpersonal merupakan variabel yang tidak berpengaruh secara parsial
terhadap repurchase intention dengan nilai t hitung sebesar 1,712
sedangkan t tabel 1,980, dengan demikian dapat dijelaskan bahwaw t hitung <
t tabel. Dengan kata lain hasil pengujian ini menolak hipotesis 1.
Adapun
distribusi frekuensi item pada variabel hubungan interpersonal, item kesempatan
bertukar pikiran antara pelanggan dengan sesamanya (X3.1) dengan rata-rata
merupakan item yang memiliki distribusi rata-rata tertinggi sebesar 3,67. Hal
ini berarti sebagian besar pelanggan Pond’s pemutih wajah sering bertukar
pikiran dengan dengan teman yang sama-sama menggunakan Pond’s.
Dalam
ajaran Islam hubungan antar sesama manusia seperti diungkapkan Zenrif (2006 :
81) dapat dimaknai dengan khilal (persahabatan) yang berfungsi untuk
pemenuhan kepentingan hubungan sosial, tolong menolong, dan berperilaku baik
kepada sesama manusia, saling percaya satu sama lain dan saling membantu karena
masing-masing dari mereka mempunyai kedudukan yang sama dihadapan Tuhan. Sebagaimana dalam
firman Allah:
$pkr'¯»t â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.s 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© @ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ×Î7yz ÇÊÌÈ
Artinya:
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa- bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal. (QS. al-Hujurat: 13)
Lebih
lanjut, Wrightsman dan Deaux mengatakan bahwa hubungan interpersonal dilakukan
seseorang merupakan bentuk kebutuhan akan pengakuan dari orang lain berupa
tanggapan yang menunjukkan bahwa dirinya normal, sehat dan berharga dapat
terpenuhi, karena dengan hubungan ini jati diri seseorang akan terbentuk. Perilaku hubungan ini
diharapkan berkembang pada diri seseorang karena dapat memberikan kesejahteraan
bagi orang lain secara fisik maupun psikologis. Lebih lanjut, semakin baik
hubungan interpersonal seseorang maka makin terbuka orang untuk mengungkapkan
dirinya dan makin cermat mempersepsikan tentang orang lain dan diri sendiri
(Mustika Sari, 2007: 2).
Oleh
karena itu, hubungan interpersonal antar sesama pelanggan Pond’s yang selama
ini terbentuk merupakan suatu hal yang perlu dipertahankan dan dipelihara oleh
Unilever, karena hal ini dapat menjadi aset yang penting bagi perusahaan untuk
mempertahankan pelanggan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan
mengadakan acara-acara (event) menarik yang dapat mempertemukan
pelanggan seperti halnya roadshow di berbagai kota. Dalam acara tersebut
disertakan juga permainan (game) yang mengikutsertakan pelanggan
sehingga sehingga mampu mempererat hubungan emosional mereka.
Adapun
distribusi rata-rata terendah responden pada variabel hubungan interpersonal
terletak pada item kesempatan konsultasi (X3.2) dengan nilai rata-rata sebesar
3,41. Hal ini berarti kesempatan konsultasi yang diberikan pihak Pond’s pemutih
wajah kepada konsumen kecil.
Dalam
ajaran Islam hubungan interaksi antara konsumen dan produsen seperti
diungkapkan Zenrif (2006 : 81) dapat dimaknai dengan khilal (persahabatan) yang
pada dasarnya berfungsi untuk memenuhi kepentingan hubungan sosial, tolong
menolong, dan berperilaku baik kepada sesama manusia. Dimana hubungan sosial
yang paling kecil dapat dibangun atas dasar kekerabatan (ukhuwah ahliyah), yang
dasar utamanya adalah pembentukan kasih sayang antar sesama manusia (Zenrif,
2006: 83). Hubungan ini juga dapat dilakukan bagi produsen terhadap konsumennya
dengan tujuan untuk memelihara hubungan jangka panjang yang berkesinambungan.
Allah SWT berfirman:
y7Ï9ºs Ï%©!$# çÅe³t6ã ª!$# çny$t7Ïã tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# 3 @è% Hw ö/ä3è=t«ór& Ïmøn=tã #·ô_r& wÎ) no¨uqyJø9$# Îû 4n1öà)ø9$# 3 `tBur ô$ÎtIø)t ZpuZ|¡ym ÷̯R ¼çms9 $pkÏù $·Zó¡ãm 4 ¨bÎ) ©!$# Öqàÿxî îqä3x© ÇËÌÈ
Artinya:
Itulah (karunia)
yang (dengan itu) Allah menggembirakan hamba- hamba-Nya yang beriman dan
mengerjakan amal yang saleh. Katakanlah: "Aku tidak meminta kepadamu
sesuatu upahpun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam kekeluargaan".
Dan siapa yang mengerjakan kebaikan akan Kami tambahkan baginya kebaikan pada
kebaikannya itu. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri (QS. as-Syura: 23)
Salah satu cara yang dapat dilakukan
untuk membina hubungan jangka panjang dengan pelanggan adalah dengan
memperhatikan tingkat kemungkinan keluhan konsumen atas suatu produk. Dimana,
seperti yang diungkapkan oleh Mowen dan Minor (2002: 103) bahwa salah satu
kemungkinan mengeluh terjadi karena memang produk tersebut dianggap penting
oleh konsumen.
Untuk menangani tingkat keluhan konsumen perusahaan dapat memberikan kesempatan
konsultasi kepada konsumen. Semakin besar dan semakin baik kesempatan
konsultasi diberikan kepada konsumen, semakin baik pula produk akan
dipersepsikan oleh konsumen.
Oleh karena itu, perusahaan dalam hal
ini Unilever dapat meningkatkan kesempatan konsultasi yang kepada konsumen
Pond’s pemutih wajah sebagai salah satu bentuk perhatiannya terhadap konsumen.
Hal ini dilakukan dengan menyediakan bagi tempat untuk pelayanan
konsultasi dan penanganan keluhan bagi konsumen di tiap-tiap counter
Pond’s yang dianggap strategis seperti halnya mall. Hal ini sejalan
dengan pendapat Peter dan Olson (2000: 225) yang mengatakan bahwa berbelanja di
mall kadang kala dilakukan sebagai sarana untuk bersantai. Sehingga,
tingkat kesediaan konsumen untu.
KLIK INI UNTUK MEMBACA SELENGKAPNYA
Pengolahan OLAH SKRIPSI Penelitian, Pengolahan DAFTAR CONTOH SKRIPSI
Statistik, Olah SKRIPSI SARJANA, JASA Pengolahan SKRISPI LENGKAP Statistik, Jasa Pengolahan SKRIPSI EKONOMI
Skripsi, Jasa Pengolahan SPSS CONTOH SKRIPSI , Analisis JASA SKRIPSI PENGARUH SWITCHING BARRIER TERHADAP REPURCHASE INTENTION (STUDI PADA PRODUK PEMUTIH WAJAH MEREK POND’S DI SWALAYAN ”RATU” MALANG)
Kata Kunci : Switching Barrier, Customer Value, Repurchase Intention
Persaingan yang semakin ketat, mengharuskan perusahaan untuk mempertahankan pelanggan yang ada, karena biaya untuk menarik pelanggan baru lebih besar dari biaya untuk mempertahankannya. Oleh karena itu, setiap perusahaan perlu memahami nilai konsumen (customer value) untuk dapat dijadikan dasar pertimbangan untuk mempertahankan pelanggan. Untuk memberi salah satu nilai pelanggan dan mengantisipasi agar pelanggan tidak berpindah ke produk sejenis yang lain, perusahaan perlu membangun hambatan-hambatan yang dapat mengikat pelanggan yang disebut dengan switching barrier. Variabel dari switching barrier ini meliputi biaya perpindahan (switching cost), daya pikat dari alternatif (alternative attractiveness), dan hubungan interpersonal (interpersonal relationships).
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh switching barrier terhadap repurchase intention (niat pembelian ulang) pond’s pemutih wajah di Malang, dengan menggunakan analisis regresi linear berganda yang diuji secara simultan (uji F) dan parsial (uji t). Penelitian ini menggunakan sampel 70 responden dan teknik pengumpulan data dengan wawancara, dokumentasi dan penyebaran kuesioner. Sedangkan pengujian instrumen menggunakan uji validitas reabilitas dan uji asumsi klasik.
Hasil penelitian dari uji secara simultan (uji F) menunjukkan bahwa variabel biaya perpindahan (X1), daya pikat alternatif (X2) dan hubungan interpersonal (X3) secara simultan berpengaruh terhadap repurchase intention (Y) dengan perolehan nilai F hitung 12,812 > F tabel 2,74. disamping itu nilai Ajusted R Square sebesar 0,339 yang berarti besar pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) adalah 33,9%. Sedangkan uji secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa biaya perpindahan berpengaruh terhadap repurchase intention dengan nilai t hitung 3,675 > t tabel 1,980, daya pikat alternatif KUNTA,
0 Komentar