Analisis
Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan
(Studi Pada Bursa Efek Indonesia)
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dewasa ini dunia usaha berada dalam
lingkungan persaingan yang berubah cepat. Akhir-akhir ini sistem
keuangan dunia telah menunjukkan adanya gejolak ekonomi. Gejolak dalam
sistem keuangan dapat menciptakan berbagai ancaman yang dapat melemahkan
daya saing perusahaan. Baik itu perusahaan yang go-public maupun yang tidak go-public.
Dengan adanya gejolak ekonomi, harga saham perusahaan bisa mengalami penurunan.
Hal ini dapat menyebabkan sepinya investasi di pasar modal. Oleh karena itu,
para investor harus berhati-hati dalam pengambilan keputusan untuk investasi.
Pengambilan keputusan
investasi memerlukan pertimbangan dan analisis yang mendalam untuk menjamin
keamanan dana yang diinvestasikan serta keuntungan yang diharapkan (Hin, 2008:1). Calon investor
harus mengetahui keadaan dan prospek perusahaan yang menjual surat berharganya.
Hal ini dapat diperoleh dengan melakukan
analisis fundamental. Analisis fundamental adalah metode analisis berdasarkan
kinerja keuangan perusahaan (Tryfino, 2009:8). Kinerja keuangan dapat dilihat
dari laporan keuangan.
Laporan keuangan yang diterbitkan oleh perusahaan
merupakan salah satu sumber informasi mengenai posisi keuangan, kinerja serta
perubahan posisi keuangan, yang sangat berguna untuk mendukung pengambilan
keputusan. Agar informasi yang tersaji menjadi lebih bermanfaat, data keuangan
harus dikonversi menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan.
Hal ini ditempuh dengan cara melakukan analisis laporan keuangan. Analisis
tersebut dilakukan dalam bentuk rasio keuangan.
Sebelum melakukan investasi, investor perlu mengetahui
dan memilih perusahaan mana yang memiliki saham yang dapat memberikan
keuntungan secara optimal. Analisis fundamental merupakan salah satu cara untuk
mengetahui prospek dari suatu industri. Menurut Husnan (2005:307) analisis
fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan:
(a) mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham
di masa yang akan datang, dan (b) menerapkan hubungan variabel-variabel
tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham. Analisa fundamental meliputi
analisa ekonomi, industri dan perusahaan. Dalam melakukan analisis perusahaan,
investor mendasarkan kerangka pikirnya pada 2
komponen utama yaitu earning per share (EPS) dan price earning ratio (PER). Ada tiga
alasan yang mendasari penggunaan komponen tersebut. Pertama, karena pada
dasarnya komponen tersebut bisa dipakai untuk mengestimasi nilai intrinsik
suatu saham. Kedua, deviden yang dibayarkan perusahaan pada dasarnya
dibayarkan dari earning. Ketiga, adanya hubungan antara perubahan
earning dengan perubahan harga saham (Tandelilin, 2001:232). Selain menggunakan 2 komponen tersebut,
digunakan dividend pay-out ratio
(DPR). Dalam DPR dapat dilihat proporsi pendapatan yang dibayarkan sebagai
deviden kepada investor.
Dari sudut pandang investor, salah satu indikator untuk menilai prospek perusahaan adalah
dengan melihat pertumbuhan
profitabilitas perusahaan. Indikator ini sangat penting diperhatikan untuk
mengetahui sejauhmana investasi yang akan dilakukan investor mampu memberikan return yang sesuai
dengan tingkat yang disyaratkan investor
(Tandelilin, 2001:240). Untuk itu, digunakan dua rasio profitabilitas utama,
yaitu: return on equity (ROE) dan return on assets (ROA).
Dalam berinvestasi, investor harus selektif dalam memilih
tempat investasi. Salah satu alternatif tempat investasi yang perlu
dipertimbangkan adalah dalam sektor
pertambangan, alasannya investasi di sektor ini tetap memberikan
peluang untuk mendapat keuntungan maksimal, karena sektor pertambangan memegang
kendali dalam sektor perekonomian,
seperti bahan bakar minyak yang merupakan kebutuhan pokok. Dengan naiknya harga minyak mentah dunia, batubara sekarang menjadi sumber energi
utama dunia. Hal ini menyebabkan meningkatnya permintaan batubara dan meningkatkan
pendapatan perusahaan.
Sejumlah perusahaan pertambangan di Indonesia juga
mengalami peningkatan pendapatan. Salah satunya PT. International Nickel Ind.
Tbk, perusahaan ini mendapatkan keuntungan sebesar Rp 4,6 trilliun di tahun
2006 dan tahun 2007 telah membukukan laba sebesar Rp 11,05 trilliun, meningkat
lebih dari 2 kali lipat. Peningkatan
keuntungan juga diikuti oleh perusahaan tambang lainnya seperti PT. Aneka
Tambang, perusahaan ini mengalami kenaikan laba dari tahun 2005 ke tahun 2006
yaitu dari Rp 842 milliar menjadi Rp 1,5 trilliun dan PT. Timah yang membukukan
profit 2 kali lipat di tahun 2006 sebesar Rp 208 milliar (www.csrreview-online.com).
Walaupun harga
produk pertambangan terus meningkat, tetapi investasi di sektor pertambangan
ini berjalan lambat. Terdapat tujuh
masalah yang diindikasikan menghambat industri pertambangan, yaitu kepastian
sistem kontrak karya, perbaikan sistem perpajakan dan royalti, penyelesaian
konflik kepentingan tambang dengan peraturan kehutanan, penambangan tanpa izin,
tumpang tindih peraturan pusat dan daerah, keadilan dalam divestasi kepemilikan
asing, serta beda penafsiran atas peraturan (www.kompas.co.id). Dengan kondisi yang kurang menguntungkan seperti ini, para
pelaku di sektor ini tidak bisa memanfaatkan tingginya harga komoditas, seperti
logam dan bahan pertambangan secara optimal di dalam negeri. Dan juga tarif pajak
sektor ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan industri lainnya dan lebih
tinggi dari negara-negara pertambangan lainnya. Contohnya, tarif pajak yang
diterapkan kepada produsen batu bara, 65% lebih tinggi dibanding produsen utama
dunia, yaitu Australia, China, dan Afrika Selatan. Oleh karena itu, timbul pertanyaan apakah
sektor pertambangan ini masih layak digunakan untuk investasi walaupun laba
yang dihasilkan tinggi karena harga komoditasnya terus meningkat.
Laporan keuangan sangat berguna bagi investor untuk
menentukan keputusan investasi yang terbaik dan menguntungkan. Berdasarkan
analisa terhadap informasi laporan keuangan, investor bisa mengetahui
perbandingan antara nilai intrinsik saham perusahaan dibanding harga pasar
saham perusahaan bersangkutan, dan atas dasar perbandingan tersebut investor
akan bisa membuat keputusan apakah membeli atau menjual saham bersangkutan. Selain itu, dari laporan keuangan dapat
dilakukan analisis fundamental. Dari analisis fundamental tersebut dapat
dilihat earning yang dihasilkan
perusahaan dan ini sangat mempengaruhi investor. Analisis rasio
keuangan merupakan suatu alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan
yang dihasilkan bermanfaat untuk melakukan klasifikasi atau prediksi terhadap
harga saham.
Dari uraian tersebut, peneliti memilih judul: Analisis
Pengaruh Variabel Fundamental Terhadap Harga Saham Perusahaan Pertambangan (Studi Pada Bursa Efek
Indonesia).
B.
Rumusan Masalah
Dari
latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah variabel fundamental
(ROA, ROE, EPS, PER, dan DPR) mempunyai pengaruh yang signifikan, baik secara
bersama-sama maupun secara individual terhadap harga saham?
2. Dari variabel
fundamental (ROA, ROE, EPS, PER, dan DPR) yang diteliti, variabel mana yang
paling berpengaruh terhadap harga saham?
C.
Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di
atas, tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui
pengaruh variabel fundamental (ROA, ROE, EPS, PER, dan DPR) baik secara
bersama-sama maupun secara individual terhadap harga saham.
2. Untuk mengetahui
variabel fundamental (ROA, ROE, EPS, PER, dan DPR) yang paling berpengaruh
terhadap harga saham.
D.
Batasan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis memberikan batasan sebagai berikut:
1. Variabel bebas (X) yang digunakan adalah variabel fundamental berupa Return On Assets (ROA), Return On Equity (ROE), Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) dan Devidend Pay-Out Ratio (DPR), serta
variabel terikat (Y) adalah harga saham. Harga saham yang digunakan adalah
harga penutupan, dengan asumsi harga penutupan mewakili
pergerakan harga saham dalam satu periode perdagangan di bursa.
2. Periode pengamatan yang dipilih adalah periode tahun 2005 – 2007.
3. Objek penelitian adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia tahun 2005-2007.
E.
Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis, sebagai
media pengembangan dan aplikasi ilmu pengetahuan mengenai pasar modal yang
didapat di bangku kuliah.
2. Bagi perusahaan,
sebagai sumber informasi dalam pengambilan keputusan di bidang keuangan untuk
memaksimalkan pengembalian terhadap pemegang saham.
3. Bagi investor dan
calon investor, sebagai sumber informasi dan bahan pertimbangan untuk kegiatan
investasi di pasar modal.
4. Bagi akademis,
penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
F.
Penelitian Terdahulu
Sebelumnya
penelitian ini telah dilakukan oleh Munifatur Rosyidah (2005). Penelitiannya
berjudul Analisis Pengaruh Variabel Earning Per Share (EPS), Price
Earning Ratio (PER), Return On Assets (ROA) Dan Return On Equity (ROE)
Terhadap Harga Saham (Studi Pada Saham Perusahaan Industri Barang Konsumsi Yang
Listing Di BEJ Tahun 2000-2004).
Masalah yang diteliti adalah adakah pengaruh variabel Earning Per Share (EPS),
Price Earning Ratio (PER), Return On Assets (ROA) dan Return
On Equity (ROE) baik secara serentak maupun secara parsial terhadap harga
saham, dan juga variabel mana yang berpengaruh paling dominan terhadap harga
saham. Dan hasilnya adalah bahwa secara serentak variabel Earning Per Share (EPS),
Price Earning Ratio (PER), Return On Assets (ROA) dan Return
On Equity (ROE) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap harga saham.
Sedangkan secara parsial diperolah hasil bahwa variabel Earning Per Share (EPS)
dan Price Earning Ratio (PER) berpengaruh secara signifikan terhadap
harga saham, dan juga variabel Earning Per Share (EPS) mempunyai
pengaruh paling dominan terhadap harga saham.
Aang
Faridl Z. (2007) dengan judul penelitiannya adalah Analisis Pengaruh Earning Per Share (EPS), Price Earning Ratio (PER) Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga
Saham (Studi Pada Perusahaan Farmasi Yang Terdaftar Di BEJ Periode Tahun
2002-2005). Masalah yang diteliti sama dengan penelitian yang dilakukan oleh
Munifatur Rosyidah. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa secara simultan
(serentak) variabel Earning Per Share (EPS),
Price Earning Ratio (PER) dan Return On Equity (ROE) berpengaruh nyata
terhadap harga saham. Sedangkan secara parsial (individu) variabel Earning Per Share (EPS) berpengaruh
nyata terhadap harga saham tetapi Price
Earning Ratio (PER) dan Return On
Equity (ROE) tidak berpengaruh nyata terhadap harga saham. Untuk variabel
yang mempunyai pengaruh paling dominan adalah Earning Per Share (EPS).
Penelitian
berikutnya dilakukan oleh Yusita Nur Annisa (2003) dengan judul Analisis
Pengaruh Variabel Devidend Payout Ratio (DPR), Earning Growth (EG)
Dan Financial Leverage (FLV) Terhadap Price Earning Ratio (PER)
Dalam Penilaian Saham (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di BEJ Tahun 2000-2003). Masalah
yang diteliti juga sama dengan dua penelitian sebelumnya. Hasil dari
penelitiannya adalah bahwa variabel Devidend Payout Ratio (DPR), Earning
Growth (EG) dan Financial Leverage (FLV) berpengaruh signifikan
(nyata) secara bersama-sama (serentak) terhadap Price Earning Ratio (PER)
dalam penilaian saham. Sedangkan secara parsial variabel Earning Growth (EG) berpengaruh signifikan terhadap Price
Earning Ratio (PER). Sedangkan variabel yang berpengaruh dominan terhadap Price
Earning Ratio (PER) adalah variabel Earning Growth (EG).
KLIK INI UNTUK MEMBACA SELENGKAPNYA
0 Komentar