STUDI KELAYAKAN IMPLEMENTASI TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI E-BANKING
SEBAGAI SISTEM PEMBAYARAN DI PDAM KOTA BATU
(Studi Pada Peningkatan Kualitas Pelayanan
Bagi Pelanggan)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
dunia bisnis selalu mengalami persaingan, perubahan dan ketidakpastian.
Persaingan bisnis makin tajam dan beragam ditambah lagi dengan lingkungan
bisnis yang selalu berubah dengan cepat. Pada kondisi seperti ini dibutuhkan
seperangkat kiat untuk tetap dapat bertahan dan berkembang. Oleh karena itu
dibutuhkan sistem yang dapat mengelola informasi yang sedang berkembang baik
didalam maupun diluar lingkungan perusahaan.
Seiring dengan hal tersebut, penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi menjadi sangat penting diera globalisasi
sekarang ini, karena dapat menembus jarak yang jauh bahkan melampaui batas
negara sekalipun. Pada saat ini telah berkembang dengan pesat dengan apa yang
dinamakan Electronic Banking (E-Banking) sebagai implementasi
penggunaan teknologi informasi. Sistem itu harus disesuaikan dengan keperluan
perusahaan sehingga operasional perusahaan akan berjalan lancar mencapai
efisiensi pelayanan itu sendiri (Iskandar dan saiful, 1997 dan Hariyanto 2005:2).
Pelayanan merupakan kunci keberhasilan
dalam berbagai usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Khususnya dalam
organisasi pemerintahan. Peranan pelayanan akan lebih besar dan bersifat
menentukan manakala dalam kegiatan-kegiatan jasa dan
masyarakat tersebut terdapat kompetisi. Dengan adanya sarana yang memadai
diharapkan dapat mempercepat, mempermudah proses pelaksanaan pekerjaan,
sehingga dapat menghemat waktu, juga adanya kenyamanan bagi masyarakat dan orang-orang
yang berkepentingan (Moenir, 1992:16).
Pelayanan merupakan suatu tindakan yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan orang lain (konsumen, pelanggan, klien dll.)
yang tingkat pemuasanya hanya dapat dirasakan oleh orang yang melayani maupun
dilayani (Sugiarto, 1999:36).
Mengingat
pentingnya pelayanan dalam membantu menyiapkan, menyelesaikan keperluan, atau
kebutuhan seorang, atau sekelompok orang. Dalam artian obyek yang dilayani
adalah individu atau organisasi. Untuk itu dalam mempermudah pelayanan harus
didukung dengan sistem peralatan yang modern guna memperlancar dan mempercepat
proses pelayanan yaitu dengan sistem informasi yang berbasis komputer.
Sebagai
sebuah perusahaan persero, pelanggan PDAM Kota Batu ini adalah seluruh
masyarakat yang tentunya sangat membutuhkan air minum dalam setiap laju
kehidupanya. Pelanggan ini terdiri
dari beberapa jenis golongan yakni : Sosial, non niaga, niaga, dan industri.
PDAM Kota Batu harus mempunyai rencana berinovasi dan meningkatkan kreatifitas
pelayanan yang terus dikembangkan dalam menciptakan berbagai kemudahan pada
pelanggan.
Sebagai
wujud dari kreatifitas dan rencana inovasi dalam hal pelayanan tersebut, PDAM
Kota Batu mempunyai strategi dan Program baru untuk mendukung keefektifan dan
efisien pelayanan, karena pelayanan pelanggan yang efektif dan efisien akan
memudahkan pelanggan.
Layanan
pelanggan merupakan salah satu jalur untuk menuju layanan publik yang
berkualitas. Sejalan dengan hal tersebut, adanya program pemerintah dalam hal
pelayanan publik sesuai dengan keputusan Menteri Pemberdayagunaan Aparatur
Negara Nomor: kep/25/M.PAN/2/2004. Unit Pelayanan Instansi Pemerintah dalam hal
ini PDAM Kota Batu dalam memenuhi pelayanan publik yang diharapkan masyarakat
terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya dengan membuat pedoman
pelayanan pelanggan, serta selalu berupaya memberikan kemudahan bagi masyarakat
dalam hal ini dapat dilakukan dengan rencana mengimplementasikan teknologi
informasi.
Dari
hasil wawancara dengan bapak Choirul anam selaku direktur umum, beliu
mengatakan Program rencana pelayanan pembayaran tagihan rekening PDAM Kota Batu
melalui E-Banking Bank bermula dari pemikiran para jajaran direktur yang
melihat banyaknya pelanggan yang melakukan keluhan yakni kurang lebih 50
pelanggan untuk setiap bulannya (sumber PDAM Kota Batu) PDAM yang berdomisili
diluar Kota Batu yang merasa kesulitan dalam melakukan pembayaran dengan datang
langsung melalui PDAM Kota Batu, sebagai wujud dari kreatifitas dan rencana inovasi
PDAM Kota Batu dalam hal pelayanan tersebut, dan merupakan rancangan upaya
strategis perusahaan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, sehingga dalam
pemberian layanan, pelanggan tidak kecewa disebabkan proses dan prosedur yang
berbelit-belit dan berada dalam antrian yang panjang, karena dengan adanya rencana
inovasi baru pelayanan diharapkan menjadi cepat dan tepat. Adapun data keluhan
dapat dilihat pada tabel berikut :
Dengan
adanya rencana inovasi ini, maka peneliti tertarik untuk lebih mencermati dari
upaya implementasi yang dilakukan oleh PDAM Kota Batu tersebut. Dalam artian
apa yang dilakuakan oleh PDAM Kota Batu tersebut benar-benar memberikan arti
peningkatan pelayanan bagi para pelanggan, dengan judul “ STUDI KELAYAKAN IMPLEMENTASI
TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI E-BANKING SEBAGAI SISTEM PEMBAYARAN DI PDAM
KOTA BATU (Studi Pada Peningkatan Kualitas Pelayanan Bagi Pelanggan)“
B. Rumusan Masalah
Dari sedikit uraian
diatas dapat diambil beberapa permasalahan untuk mempermudah proses
identifikasi masalah, antara lain :
1.
Bagaimana rencana Implementasi Teknologi Informasi melalui E-Banking sebagai sistem
pembayaran di PDAM Kota Batu?
2.
Apa benefit serta
tanggapan pelanggan dari rencana Implementasi Teknologi Informasi melalui E-Banking
sebagai sistem pembayaran di PDAM Kota Batu?
3.
Studi benefit pada PDAM yang telah melakukan E-Banking yang dapat memutuskan produk
mana yang perlu dianalisis oleh PDAM Kota Batu?
C. Fokus Penelitian
Studi ini membahas
rencana Implementasi Teknologi
Informasi melalui E-Banking Bank
Mandiri yang digunakan sebagai sistem
pembayaran di PDAM Kota Batu.
Dari studi awal yang dilakukan oleh peneliti, PDAM Kota Batu melakukan rencana
inovasi dengan memberikan layanan media pembayaran melalui tekhnologi informasi
melalui dua media yakni E-Banking dan semi E-Banking (yakni
pembayaran melalui sistem ATM Bank).
Tekhnologi Semi E-Banking yakni
pembayaran melalui sistem ATM Bank oleh PDAM Kota Batu telah dilaksanakan
melalui kerjasama Konkret dengan Pihak Bank Mandiri sebagai penyedia sarana.
Akan tetapi bukan hal ini yang akan dikaji oleh peneliti karena dinilai telah
jelas pelaksanaannya.
Sedangkan pembayaran tagihan yang Melalui E-Banking
yang dalam hal ini melalui media Akses Internet masih dalam tahap pengkajian
untuk diimplementasikan. Maka dari penelitian ini peneliti mampu memecahkan
pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menjadi kendala dalam rencana
implememtasi E-Banking tersebut.
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Untuk mengetahui rancangan Implementasi
Teknologi Informasi melalui E-Banking Sebagai Sistem Pembayaran Di PDAM Kota Batu.
2.
Untuk mendeskripsikan
benefit serta tangapan pelanggan dari rencana Implementasi Teknologi
Informasi Melalui E-Banking Sebagai Sistem Pembayaran di PDAM Kota Batu.
E. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan dan kontribusi yang
diharapkan dapat dicapai dari penelitian ini adalah :
a) Bagi
Perusahaan
1.
Bahan referensi dalam
menganalisa kinerja kebijakan yang telah diterapkan
2.
Dari penelitian ini
diharapkan menjadi pertimbangan bagi perusahaan sebagai penentu kebijakan
perusahaan lebih lanjut
b) Bagi
Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat
memperkaya khasanah keilmuan tentang implementasi dari penerapan teknologi
informasi melalui E-Banking sebagai sistem pembayaran.
c) Bagi
Peneliti
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah
wawasan keilmuan dan pengetahuan serta menambah wacana pemikiran penulis
mengenai “Studi Kelayakan Implementasi Teknologi Informasi melalui E-Banking Sebagai Sistem Pembayaran”, serta
mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh
diperkuliahan.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
Penelitian Terdahulu
Penelitian
terdahulu bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan. Selain itu
untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian ini. Maka dalam kajian
pustaka ini peneliti mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu.
Penelitian
tentang E-Banking pernah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya,
Ikrar Setyo Martani dengan judul Analisis Sistem Informasi Pembayaran Melalui E-Banking
(Studi Tentang BTN Campus E-Banking
pada PT. BTN (persero) Cabang Malang). Hasil dari penelitian ini adalah Sistem
pelayanan BTN Campus E-Banking BTN menerapkan sistem on-line ealtime,
dapat menarik nasabah untuk bekerjasama dengan BTN dalam pelayanan pembayaran
SPP, sistem yang diterapkan telah berjalan dengan baik meskipun ada
permasalahan yang timbul akibat pihak Bank masih belum bisa melakukan pelayanan
beberapa transfer dari rekening nasabah BTN sendiri ke rekening rektor
Universitas Brawijaya, sehingga mahasiswa harus diperumit dengan mengambil uang
terlebih dahulu dari rekening tabunganya, Outlet (kantor ) BTN yang tersebar di
Indonesia jumlahnya tidak terlalu banyak untuk melayani mahasiswa yang berada
diluar daerah yang tersebar di Indonesia sedangkan pelayanan pembayaran baru
bisa dilaksanakan di kantor BTN saja.
Peneliti selanjutnya adalah M. Inu Satria
dengan judul “Penggunaan dan Penerapan Teknologi Sistem Informasi dalam EFT di
Dunia Perbankan Indonesia (Studi Pada Bank Centra Asia Cabang Malang di Wilayah
Kodya Malang)”. Hasil dari penelitian ini adalah Kemajuan dan perkembangan
teknologi computer dan informasi dalam kegiatan perbankan telah melahirkan jasa
pelayanan baru yaitu EFT melalui produk-produk seperti ATM, Credit cart, debed
dsb.
Kelebihan dan keuntungan EFT : bagi
perusahaan yaitu dapat meningkatkan daya saing, untuk menarik nasabah,
meningkatkan kecepatan proses transaksi kepada nasabah dan meningkatkan
efisiensi sumber daya bank.
Sedangkan manfaat dan keuntungan bagi
nasabah yakni EFT bermanfaat dalam melayani berbagai transaksi perbankan.
Dengan menggunakan kecepatan jasa EFT melalui produk-produknya nasabah akan
memperoleh kecepatan dan kepraktisan dalam transaksi.
Tabel 2.1
Hasil Penelitian
Terdahulu
No
|
Pembahasan
|
Peneliti
Terdahulu
|
Peneliti
Sekarang
|
1
|
Nama
Peneliti
|
Ikrar
Setyo Martani
|
Amma
Wahyuntya Erisando
|
2
|
Judul
|
Analisis
Sistem Informasi Pembayaran Melalui E-Banking (Studi Tentang BTN
Campus E-Banking pada PT.BTN (persero) Cabang Malang).
|
Studi
kelayakan Implementasi Teknologi Informasi melalui E-Banking Sebagai Sistem
Pembayaran di PDAM Kota
Batu.
|
3
|
Tempat
Penelitian
|
PT. BTN (persero) Jl. Ade Irma Suryani 2-4 Malang.
|
PDAM Kota Batu Jl. RA. Kartini. No.10 Batu.
|
4
|
Tujuan
|
1.
Analisis sistem BTN Campus E-Banking
dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang dihadapi perusahaan
2.
Analisis
kemudahan dan kebermanfaatan yang diberikan sistem BTN Campus E-Banking
|
1.
untuk
rancangan Implementasi Teknologi Informasi melalui
E-Banking sebagai
Sistem Pembayaran di PDAM Kota Batu.
2.
Untuk
mendeskripsikan benefit yang diperoleh dari rencana implementasi
teknologi informasi melalui E-Banking
sebagai sistem pembayaran di PDAM Kota Batu.
|
5
|
Metode
Analisa data
|
Analisis
sistem BTN Campus E-Banking sebagai
langkah awal untuk penerapan dan pengembangan sistem selanjutnya,
dengan tahapan:
1.
menggambarkan sistem BTN Campus E-Banking
dan mempelajari prosedur yang ada dalam penerapan sistem
2. masalah yang dihadapi dalam penerapan sistem
3.
menganalisis sistem
4.
membuat laporan hasil analisis
|
1.
Metode kualitatif deskriptif ini
dilakukan dengan menggunakan pemikiran logis untuk menggambarkan, menjelaskan
dan menguraikan secara mendalam dan sistematis tentang keadaan yang
sebenar-benarnya.
2.
Proportion
of managemen Vision achived.
Masing-masing individu yang memegang jabatan manager ke atas (seperti senior
manager, general manager, vice president, director dsb.) diminta untuk
melakukan penilaian atau kajian yang didasarkan pada apakah implementasi
teknologi informasi melalui E-Banking di PDAM Kota Batu sesuai dengan
“keinginan atau kehendak” atau rencana mereka semula sebagai seorang yang
mengambil keputusan.
3.
User
Attitudes. Pengukuran manfaat dengan cara melibatkan
mayoritas user atau pengguna teknologi informasi di dalam perusahaan. Melalui
survai, jajak pendapat, observasi dan diskusi, masing-masing pengguna diminta
untuk menyatakan penilaianya terhadap
suatu aplikasi yang mereka pergunakan terutama berkaitan dengan seberapa
besar manfaat diterapkanya aplikasi tersebut untuk membantu aktivitas mereka
sehari-hari. Semakin positif anggapan mereka, semakin dinilai layaklah
investasi teknologi informasi yang telah dilakukan oleh perusahaan.
|
6
|
Hasil
Penelitian
|
Sistem
pelayanan BTN Campus E-Banking BTN menerapkan sistem on-line ealtime,
dapat menarik nasabah untuk bekerjasama dengan BTN dalam pelayanan pembayaran
SPP, sistem yang diterapkan telah berjalan dengan baik meskipun ada
permasalahan yang timbul akibat pihak Bank masih belum bisa pelayanan
beberapa transfer dari rekening nasabah BTN sendiri ke rekening rector
Universitas Brawijaya, sehingga mahasiswa harus diperumit dengan mengambil
uang terlebih dahulu dari rekening tabunganya, Otlet (kantor ) BTN yang
tersebar di Indonesia jumlahnya tidak terlalu banyak untuk melayani mahasiswa
yang berada diluar daerah yang tersebar di Indonesia sedangkan pelayanan
pembayaran baru bisa dilaksanakan di kantor BTN saja.
|
Dalam
Proses
|
1
|
Nama
Peneliti
|
M. Inu
Satria
|
|
2
|
Judul
|
Penggunaan
dan penerapan teknologi sistem informasi dalam EFT di Dunia perbankan Indonesia
(Studi Pada Bank Centra Asia Cabang Malang di Wilayah Kodya Malang)
|
|
3
|
Tempat
penelitian
|
Bank
Centra Asia Cabang Malang
|
|
4
|
Tujuan
|
1.
Untuk mengetahui aspek sistem yang
terdapat pada penggunaan dan penerapan EFT.
2.
Untuk mengetahui sejauh mana pandangan
sistem dan kepastian sistem yang
diperoleh nasabah.
3.
Untuk mengetahui resiko serta pencegah
dan penyelesaian terhadap segala masalah yang timbul dari penggunaan dan
penerapan EFT.
|
|
5
|
Metode
|
Menggunakan
pendekatan normative yang berarti bahwa pendekatan yang dilakukan berdasar
keterangan yang berlaku dan sinkronisasi antara peraturan-peraturan yang
berlaku mengenai penggunaan dan penerapan teknologi sistem informasi di dalam
EFT. Analisis ini menggunakan metode deskriptif analisis yakni merupakan data
yang diperoleh kemudian dianalisa secara kualitatif yang menggunakan
teori-teori sistem yang ada dan peraturan penggunaan yang berlaku.
|
|
6
|
Hasil
|
1.
Kemajuan dan perkembangan teknologi
computer dan informasi dalam kegiatan perbankan telah melahirkan jasa
pelayanan baru yaitu EFT melalui produk-produk seperti ATM, Credit cart,
debed dsb.
2.
Kelebihan dan keuntungan EFT : bagi
perusahaan yaitu dapat meningkatkan daya saing, untuk menarik nasabah,
meningkatkan kecepatan proses transaksi kepada nasabah dan meningkatkan
efisiensi sumber daya bank.
3.
Sedangkan manfaat dan keuntungan bagi
nasabah yakni EFT bermanfaat dalam meayani berbagai transaksi perbankan.
Dengan menggunakan kecapatan jasa EFT melalui produk-produknya nasabah akan
memperoleh kecepatan dan kepraktisan dalam transaksi.
|
|
B. Kajian
Teoritis
1. Konsep
Dasar Sistem
Pengertian sistem menurut Gardon (1993:67) sebuah sistem
abstrak adalah suatu susunan teratur gagasan atau konsepsi yang saling
tergantung. “Kumpulan dari bagian-bagian atau hal-hal yang berkaitan satu sama
lain sehingga membentuk satu kesatuan”.
Sistem adalah suatu
jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau menyelesaikan suatu sasaran
tertentu. Sedangkan sistem yang menekankan pada komponenya menerangkan bahwa
sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai
suatu tujuan (Geral an Staling dan Hasta, 2004:15).
Sedangkan menurut Jogiyanto (1990:2), “sistem dapat
didefinisikan dengan pendekatan prosedur dan dengan pendekatan komponen. Dengan
pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai kumpulan dari prosedur-
prosedur yang mempunyai tujuan tertentu”.
Dari penjelasan mengenai sistem secara umum dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1)
Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur atau
komponen-komponen.
2)
Unsur atau komponen
tersebut berhubungan dan berkaitan dengan untuk mencapai tujuan.
3)
Suatu sistem
merupakan bagian dari sistem lain yang lebih tinggi.
4)
Unsur-unsur atau
komponen-komponen merupakan bagian terpadu sistem yang bersangkutan.
2.
Konsep Dasar
Informasi
Informasi adalah data
yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan
bermanfaat dalam mengambil keputusan saat ini atau mendatang (Davis, 1993:28).
Informasi dapat juga
didefinisikan sebagai data yang telah diolah manjadi suatu hasil yang lebih
beguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya (Jogiyanto, 1990:8)
Sedangkan menurut McLeod (2004:12) informasi adalah data yang telah
diproses, sehingga data-data yang tersebut memiliki arti yang dapat dipahami oleh
manusia sebagai pengguna data tersebut.
3. Konsep Dasar Sistem Informasi
Sistem informasi merupakan sekumpulan elemen yang saling
berhubungan satu sama lain untuk membentuk satu kesatuan yang menggabungkan
data, memproses, menyimpan dan mendistribusikanya sehingga dapat digunakan
sebagai pengambilan keputusan dan mengendalikanya (Hasta, 2004:24)
Sistem informasi menurut Bodnar dan
Hopwood dalam Jusuf dan Tambunan, (2004:4) menganjurkan pengguna teknologi
komputer dalam organisasi untuk menyajikan kepada pemakai. Sistem informasi “berbasis komputer”
merupakan sekelompok perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk
mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat.
Sedangkan menurut
Jogiyanto (2001) dan Basid, (2006:12) Sistem Informasi dapat
didefinisikan sebagai kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain
yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan
menyimpan serta mendistribusikan informasi.
- Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi
manajemen adalah suatu sistem yang menyediakan informasi yang akurat dan tepat
secara cepat kepada manajemen dengan bantuan komputer untuk mempermudah
pengambilan keputusan dan organisasi dapat melaksanakan perencanaan,
pengorganisasian, dan pengendalian operasi secara efektif dan efisien
(Putranta, 2004:158).
Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem manusia atau mesin yang
terpadu (integrated), untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi
operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah organisasi (Davis,
1993:3).
Sistem informasi manajemen
adalah suatu sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa
pemakai dengan kebutuhan yang serupa (McLeod, 2004:260).
5. Teknologi
Informasi
Teknologi informasi adalah suatu alat yang dapat mempermudah
atau memperlancar suatu pekerjaan. Alat dalam suatu teknologi dapat berupa
perangkat, baik perangkat keras maupun perangkat lunak. Perangkat keras dapat
berupa mesin, alat komputer dan lain sebagainya (Putranta, 2004:24).
Teknologi informasi secara ringkas berarti teknologi
untuk menghadirkan informasi atau secara lengkapnya teknologi informasi
mempunyai penngertian luas yang melipiti segala hal yang berkaitan dengan
proses, penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi (Akbar,
2006:7)
Teknologi informasi merupakan suatu strategi kompetitif
perusahaan untuk dapat berkompetisi dengan para pesaing atau lawan pada suatu
pasar. Aplikasi TI adalah suatu perwujudan dari rencana strategi yang telah
ditetapkan dalam bentuk suatu perencanaan dan kemudian pengendalian dari
implementasi strategi TI tersebut. (Ardiyansyah, 2002:21).
Pengertian secara nyata bahwa teknologi informasi
merupakan pengembangan dari teknologi komputer yang dipadukan dengan teknologi
komunikasi. Internet dan ATM merupakan contoh teknologi yang memanfaatkan
teknologi komunikasi. Pengambilan uang melalui ATM (Automatic teller machine atau automated teller
machine; di Indonesia juga kadang
merupakan singkatan bagi anjungan tunai mandiri) adalah sebuah alat elektronik
yang mengijinkan nasabah bank untuk mengambil uang dan
mengecek rekening tabungan mereka tanpa perlu dilayani oleh seorang „teller“
manusia dan transfer uang melalui
E-Banking yang dapat dilakukan dirumah merupakan sejumlah contoh hasil
penerapan teknologi informasi.
- Pengembangan Sistem
Pengembangan
sistem yakni serangkaian langkah-langkah pemecahan masalah yang memastikan
bahwa masalah itu pertama-tama dipahami, solusi alternatif dipertimbangkan, dan
solusi yang dipilih bekerja (Mcleod, 2004:122).
Pengembangan
sistem dapat diartikan menggantikan sistem yang lama dengan sistem baru untuk
memperbaiki sistem yang ada. Ada beberapa hal mengapa sistem yang lama perlu
diganti atau diperbaiki yaitu :
1) Adanya permasalahan yang timbul pada sistem yang lama.
Permasalahan tersebut dapat berupa, Ketidak beresan sistem lama menyebabkan
sistem lama tidak dapat beroprasi sesuai yang diharapkan. Pertumbuhan
organisasi yang menyebabkan harus disusun sistem yang baru, pertumuhan
organisasi diantaranya adalah kebutuhan informasi yang luas, volume pengolahan
data semakin meningkat, perubahan perinsip akuntansi yang baru, karena
perubahan ini maka sistem yang lama sudah tidak dapat memenuhi lagi semua
kebutuhan informasi yang dibutuhkan.
2)
Untuk meraih
kesempatan.
3)
Adanya instruksi
dari pimpinan organisasi atau dari luar organisasi misalnya peraturan
pemerintah (Jogiyanto, 1999 dan Setyomartani,
2006:15).
Karena adanya permasalahan, kesempatan atau instruksi,
maka sistem yang baru perlu dikembangkan untuk memecahkan
permaasalahan-permasalahan yang timbul, meraih kesempatan-kesempatan yang ada
atau memenuhi istruksi yang diberikan.
- Hubungan Sistem Informasi dan Teknologi Informasi
Apabila ditinjau dari pengertian maka
sistem informasi diibaratkan sebuah permintaan bagi masyarakat yang membutuhkan
sarana dan teknologi informasi diibaratkan sebagai penyediaan informasi dalam
bentuk penciptaan produk teknologi informasi baik perangkat lunak maupun
perangkat keras (Putranta, 2004:6)
Keberadaan dan peran teknologi informasi telah masuk keberbagai sektor
kehidupan dan membawa kita keera glaobalisasi yang lebih cepat dari bayangan
kita semula. Sektor kehidupan manusia yang paling banyak dipengaruhi teknologi
informasi adalah organisasi bisnis atau dunia industri yang merupakan entitas
yang paling banyak manfaatnya. Bagi perusahaan teknologi informasi dan sistem
informasi tidak hanya sebagai sarana pendukung untuk meningkatkan kinerja
perusahaan tetapi telah menjadi senjata bersaing dengan perusahaan lain
ditingkat global. Serta keandalan sistem informasi dalam suatu perusahaan
terletak pada keterikatan pada komponen yang ada sehingga menghasilkan dan
mengalirkan suatu informasi yang berguna bagi perusahaan secara akurat,
terpercaya, cepat, relevan dan detail (Putranta, 2004:7)
- Metodologi Pembangun Sistem Informasi
Menurut
Putranta (2004:138) ada enam tahapan dalam pembuatan sistem informasi agar
dapat menghasilkan sistem yang standart. Keenam tersebut antara lain adalah :
1)
Tahap perencanaan,
merupakan langkah kegiatan semenjak ide pertama yang melatarbelakangi
pelaksanaan proyek.
2)
Tahap analisis,
merupakan dua aspek yang harus dianalisis yaitu aspek bisnis dan aspek
teknologi. Aspek bisnis dimulai dari mempelajari karakteristik perusahaan yang
bersangkutan muali dari sejarah, struktur, visi, misi, kunci keberhasilan,
ukuran kinerja, strategi, program-program dan lain sebagainya.
3)
Tahap perancangan,
merupakan kerjasama antara bagian TI dengan bagian bisnis atau manajemen.
4)
Tahap konstruksi,
merupakan uji coba sistem.
5)
Tahap implementasi,
merupakan tahap pertama kali sistem informasi yang akan digunakan di dalam
perusahaan.
6)
Tahap pasca implementasi,
merupakan tahap penggunaan dan pemeliharaan.
- Elemen Lingkungan Perusahaan
Lingkungan
suatu perusahaan belum tentu sama dengan lingkungan perusahaan lain, pemilik
suatu perusahaan harus melihat terlebih dahulu lingkungan yang ada disekitarnya
sebelum mereka mendirikan perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan yang
akan dikelolanya apakah dekat dengan sumber daya atau jauh dari sumber daya
yang dibutuhkan untuk memproduksi barang atau jasa.
McLeod
(2004:29) menyebutkan elemen lingkungan adalah organisasi atau individu yang
berada di luar perusahaan dan memiliki pengaruh lansung atau tidak pada
perusahaan. Ada delapan elemen lingkungan antara lain yaitu :
1)
Pemasok, sebagai
penyedia material, mesin, jasa dan informasi yang digunakan oleh perusahaan
untuk memproduksi barang dan jasanya.
2)
Pelanggan, mencakup
pemakai saat ini dan calon pemakai.
3)
Serikat buruh,
organisasi bagi tenaga kerja terampil maupun tenaga kerja tidak terampil.
4)
Masyarakat keuangan,
terdiri dari lembaga-lembaga yang mempengaruhi sumber daya uang yang tersedia
bagi perusahaan.
5)
Pemegang saham atau
pemilik saham adalah orang-orang yang menanamkan modal di perusahaan atau
tingkat manajemen tinggi.
6)
Pesaing, mencakup
semua organisasi yang bersaing dengan perusahaan yang bersaing di pasaran.
7)
Pemerintah, pada
tingkat pusat, daerah, dan lokal yang memberikan batasan dalam bentuk
undang-undang dan peraturan tetapi juga memberikan bantuan dalam bentuk
pembelian, informasi dan dana.
8)
Masyarakat global,
merupakan wilayah geografis tempat perusahaan melaksanakan operasinya.
- Sistem Pembayaran
Sistem pembayaran tunai saat ini mengalami perkembangan
menjadi sistem pembayaan non tunai berbasis elektronik. Perkembangan sistem
pembayaran didorong oleh besarnya volume dan nilai transaksi, peningkatan resiko,
kompleksnya transaksi dan perkembangan teknologi.
Sistem
pembayaran adalah suatu sistem yang mencakup pengaturan kontrak atau
perjanjian, fasilitas operasional dan mekanisme teknis yang digunakan untuk
menyampaikan, pengesahan dan penerimaan, instruksi pembayaran, serta pemenuhan
kewajiban pembayaran melalui pertukaran“nilai“ antar perorangan, bank dan
lembaga lainya baik domestik maupun cross border antar negara (Mulyati,
2003:2).
- Internet Working
Laudon (2005:396) internet merupakan implementasi internet
working yang terbesar dan yang paling terkenal yang menghubungakan ribuan
jaringan individual di seluruh dunia. Internet merupakan metode komunikasi yang
sangat cepat transmisinya; pesan-pesan yang berasal dari manapun di dunia bisa sampai atau diterima dalam hitungan
detik atau menit.
Internet working
merupakan pengoneksian beragam jaringan terpisah yang masing-masing memiliki
identitasnya sendiri, ke dalam jaringan yang saling terkoneksi (Loudon,
2005:392).
- E-Banking
Electronic Banking, atau E-Banking bisa diartikan sebagai aktifitas
perbankan di internet. Layanan ini memungkinkan nasabah sebuah bank dapat
melakukan hampir semua jenis transaksi perbankan melalui sarana internet,
khususnya via web. Mirip dengan penggunaan mesin ATM, lewat sarana internet
seorang nasabah dapat melakukan aktifitas pengecekan rekening, transfer dana
antar rekening, hingga pembayaran tagihan-tagihan rutin bulanan (listrik,
telepon, dsb.) melalu rekening banknya. (http://dhani.singcat.com/contact.php)
Electronic Banking dikenal juga dengan EFT yang menggunakan komputer dan
teknologi elektronik yang menggantikan cek dan transaksi manual lainya yang
menggunakan kertas (www.ftc.gov). Hani Ningsih mendefinisikan
E-Banking sebagai sistem berbasis
internet yang memberikan layanan berupa transaksi perbankan melalui internet
(Setyomartani, 2006:25)
Dapat disimpulkan E-Banking merupakan sistem elektrik yang
memberikan layanan perbankan melalui internet. Untuk dapat menggunakan layanan
ini, seorang nasabah akan dibekali dengan login dan kode akses ke situs web
dimana terdapat fasilitas E-Banking milik bank bersangkutan.
Selanjutnya, nasabah dapat melakukan login dan melakukan aktifitas perbankan
melalui situs web bank bersangkutan. Jelas banyak keuntungan yang bisa
didapatkan nasabah dengan memanfaatkan layanan ini, terutama bila dilihat dari
waktu dan tenaga yang dapat dihemat karena transaksi E-Banking jelas
bebas antrian dan dapat dilakukan dari mana saja sepanjang nasabah dapat
terhubung dengan jaringan internet.
- Jenis-Jenis Teknologi E-Banking
a)
Automated Teller
Machine (ATM).
Terminal elektronik
yang disediakan lembaga keuangan atau perusahaan lainnya yang membolehkan
nasabah untuk melakukan penarikan tunai dari rekening simpanannya di bank,
melakukan setoran, cek saldo, atau pemindahan dana.
b)
Computer Banking.
Layanan bank yang
bisa diakses oleh nasabah melalui koneksi internet ke pusat data bank, untuk
melakukan beberapa layanan perbankan, menerima dan membayar tagihan, dan
lain-lain.
c)
Debit (or check) Card.
Kartu yang digunakan pada ATM atau terminal point-of-sale
(POS) yang memungkinkan pelanggan memperoleh dana yang langsung didebet
(diambil) dari rekening banknya.
d)
Direct Deposit.
Salah satu bentuk
pembayaran yang dilakukan oleh organisasi (misalnya pemberi kerja atau instansi
pemerintah) yang membayar sejumlah dana (misalnya gaji atau pensiun) melalui
transfer elektronik. Dana ditransfer langsung ke setiap rekening nasabah.
e) Direct
Payment (also electronic bill payment).
Salah satu bentuk pembayaran yang
mengizinkan nasabah untuk membayar tagihan melalui transfer dana elektronik.
Dana tersebut secara elektronik ditransfer dari rekening nasabah ke rekening
kreditor. Direct payment berbeda dari preauthorized
debit dalam hal ini, nasabah harus menginisiasi setiap transaksi direct
payment.
f) Electronic
Bill Presentment and Payment (EBPP).
Bentuk pembayaran tagihan yang disampaikan
atau diinformasikan ke nasabah atau pelanggan secara online, misalnya melalui
email atau catatan dalam rekening bank. Setelah penyampaian tagihan tersebut,
pelanggan boleh membayar tagihan tersebut secara online juga. Pembayaran
tersebut secara elektronik akan mengurangi saldo simpanan pelanggan tersebut.
g)
Electronic Check
Conversion.
Proses konversi
informasi yang tertuang dalam cek (nomor rekening, jumlah transaksi, dll) ke
dalam format elektronik agar bisa dilakukan pemindahan dana elektronik atau
proses lebih lanjut.
h)
Electronic Fund
Transfer (EFT).
Perpindahan “uang” atau “pinjaman” dari satu rekening ke rekening lainnya
melalui media elektronik.
i)
Payroll Card.
Salah satu tipe “stored-value card”
yang diterbitkan oelh pemberi kerja sebagai pengganti cek yang memungkinkan
pegawainya mengakses pembayaraannya pada terminal ATM atau Point
of Sales. Pemberi kerja menambahkan nilai pembayaran pegawai ke
kartu tersebut secara elektronik.
j)
Preauthorized Debit (or
automatic
bill payment).
Bentuk
pembayaran yang mengizinkan nasabah untuk mengotorisasi pembayaran rutin
otomatis yang diambil dari rekening banknya pada tanggal-tangal tertentu dan
biasanya dengan jumlah pembayaran tertentu (misalnya pembayaran listrik,
tagihan telpon, dll). Dana secara
elektronik ditransfer dari rekening pelanggan ke rekening kreditor (misalnya
PLN atau PT Telkom).
k)
Prepaid Card.
Salah satu tipe Stored-Value Card
yang menyimpan nilai moneter di dalamnya dan sebelumnya pelanggan sudah
membayar nilai tersebut ke penerbit kartu.
l)
Smart Card.
Salah satu tipe stored-value
card yang di dalamnya tertanam satu atau lebih chips
atau microprocessors sehingga bisa menyimpan data,
melakukan perhitungan, atau melakukan proses untuk tujuan khusus (misalnya
validasi PIN, otorisasi pembelian, verifikasi saldo rekening, dan menyimpan
data pribadi). Kartu ini bisa digunakan pada sistem terbuka (misalnya untuk
pembayaran transportasi publik) atau sistem tertutup (misalnya MasterCard
atau Visa networks).
m)
Stored-Value Card.
Kartu yang di dalamnya tersimpan sejumlah nilai moneter,
yang diisi melalui pembayaran sebelumnya oleh pelanggan atau melalui simpanan
yang diberikan oleh pemberi kerja atau perusahaan lain. Untuk single-purpose
stored value card, penerbit (issuer) dan penerima (acceptor)
kartu adalah perusahaan yang sama dan dana pada kartu tersebut menunjukkan
pembayaran di muka untuk penggunaan barang dan jasa tertentu (misalnya kartu
telpon). Limited-purpose card secara umum digunakan secara
terbatas pada terminal POS yang teridentifikasi sebelumnya di lokasi-lokasi
tertentu (misalnya vending machines di
sekolah-sekolah). Sedangkan multi-purpose card dapat
digunakan pada beberapa penyedia jasa dengan kisaran yang lebih luas, misalnya
kartu dengan logo MasterCard, Visa, atau logo lainnya dalam jaringan antar bank
(http://dhani.singcat.com/contact.php)
14. Pelayanan
Pelayanan merupakan kunci keberhasilan dalam berbagi
usaha atau kegiatan yang bersifat jasa. Khususnya dalam organisasi pemerintahan. Peranan pelayanan akan lebih besar
dan bersifat menentukan manakala dalam kegiatan-kegiatan jasa dan masyarakat
tersebut terdapat kompetisi.
Pentingnya pelayanan melahirkan
pendapat tentang definisi pelayanan. Dikemukakan oleh Moenir (1992:16) “ Untuk
memenuhi kehidupanya manusia berusaha, baik melalui aktifitas sendiri maupun
secara tidak lansung melalui aktivitas orang lain. Aktifitas adalah suatu
proses penggunaan akal pikiran dan panca indra manusia dengan atau tanpa alat
bantu yang digunakan seseorang untuk mendapatkan sesuatu yang diinginkan baik
yang berbentuk barang maupun jasa. Proses pemenuhan kebutuhan inilah yang
dinamakan pelayanan.”
Adapun
prosedur pembayaran yang dilakukan PDAM Kota Batu Saat ini dapat dilihat dalam
table dibawah ini.
Prosedur Pembayaran Tagihan Rekening
![]() |
PROSEDUR PEMBAYARAN TAGIHAN REKENING
|
||
No. Dokumen
|
No. Revisi
|
Halaman
|
|
008/PDAM/SOP/2007
|
0
|
1/1
|
|
PROSEDUR TETAP
|
Tanggal Terbit
|
Ditetapkan Tanggal 2 – 5 - 2007
Ir. ZAINUL ARIFIN, Kr
|
|
|
|||
TUJUAN
|
Tujuan prosedur ini adalah dalam rangka memberi pedoman
tata cara pembayaran rekening bulanan
|
||
RUANG LINGKUP
|
Ruang lingkup prosedur ini mulai dari pelanggan datang
di loket pembayaran sampai selesai melakukan pembayaran
|
||
REFERENSI
|
1.
Keputusan Wali Kota Batu Nomor 22 Tahun
2004 tentang Struktur Oraganisasi dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum
Kota Batu
2.
Surat keputusan Direksi PDAM Kota Batu
Nomor : 690/11/422.402/2004 tanggal 17 April 2004 tentang penetapan besarnya
biaya Pemasangan Sambungan Instalasi Baru, Balik Nama, Buka Kembali, Sanksi
Denda atas Pelanggaran Keterlambatan Pembayaran Rekening, Serta Biaya
Pemeliharaan
|
||
UNIT TERKAIT
|
1.
Pelanggan
2.
Kasir Loket Pembayaran
|
||
DOKUMEN YANG DIGUNAKAN
|
1.
Rekening Lama
2.
Rekening Tagihan
|
||
PERSYARATAN
|
Pelanggan dapat menunjukkan ID Pelanggan
|
||
PROSEDUR
|
1.
Pelanggan datang ke kasir dengan membawa
rekening lama atau menyebut ID Pelanggan
2.
Kasir memasukkan ID Pelanggan dan
membaca nilai tagihan rekening
3.
pelanggan membayar tagihan rekening pada kasir
4.
Kasir mencetak rekening dan menyerahkan
ke pelanggan serta menyerahkan uang kembalian
|
||
KURUN WAKTU PENYELESAIAN
|
2 menit
|
||
BIAYA
|
Tidak ada biaya
|
Sumber : Buku Pedoman
Pelayanan PDAM Kota Batu
Data diatas juga dijabarkan dalam
diagram alir pembayaran tagihan rekening sebagai berikut.

Sumber : Buku Pedoman
Pelayanan PDAM Kota Batu
Dalam melakukan prosedur ini pelanggan tidak dikenakan
biaya sama sekali dan cukup memakan waktu dua menit, dokumen yang digunakan
berupa rekening lama dan rekening tagihan. Akan tetapi disini pelanggan harus
datang dan mengantri diloket pembayaran PDAM Kota Batu.
15. Pelayanan
Dalam Perspektif Islam
Mengenai pelayanan dalam hubunganya dengan kerja atau
bisnis, Islam telah mengatur bahwa setiap orang maupun organisasi perusahaan
wajib memberikan pelayanan dengan kualitas yang terbaik. Pelayanan yang
berkualitas adalah yang apabila dikerjakan seseorang untuk orang lain
menimbulkan rasa tentram dan bahagia yang memberikan implikasi bagi terbangunya
hubungan dalam rangka mempererat tali silaturrahmi diantara dua belah pihak
sehingga menimbulkan jalinan kerja sama
yang terbangun dengan diikat oleh tali persaudaraan.
Dengan terjaganya
keharmonisan kedua belah pihak lewat silaturrahmi maka akan meluaskan rizki dan
memanjangkan umur. Seperti yang disabdakan oleh Rosullah saw, yang artinya :
“ Dari Abi
Hurairah ra. Ia berkata : Rosullah saw, bersabda : barang siapa yang diluaskan
rizkinya dan dilambatkan ajalnya, hendakalah ia menyambung tali persaudaraanya
“. (HR.Bukhari)
Pada waktu kita memberikan pelayanan bagi orang lain
hendaklah denga bermurah hati (semisal senum, ramah tamah dan sopan santun).
Denagn demikian pelanggan akan merasa diperhatikan dan dihargai oleh pihak
perusahaan atau dalam hal ini pihak PDAM Kota Batu, sehingga mereka akan ikut
merasa memiliki terhadap eksistensi perusahaan. Sebagai timbal baliknya
pelanggan akan menjadi loyal terhadap PDAM Kota Batu . Seperti yang disabdakan
oleh Rosullah saw yang artinya : Dari jabir ra. Bahwasanya Rosullah saw
bersabda :
“Allah menyayangi
seseorang yang bermurah hati ketika menjual, ketika membeli dan ketika
mengadakan penagihan”. (HR. Bukhori)
Dan sebagaimana hadis
nabi lain yang artinya :
“ senyummu dimuka saudaramu adalah sodaqoh “. (HR. Bukhori).
Dalam memberikan pelayanan tidak
hanya diperuntukkan pada karyawan saja
akan tetapi juga kepada karyawan agar mereka juga merasa puas dan tidak kecewa
mnjadi anggota perusahaan.
Seperti difirmankan Allah SWT dalam
kitab suci Al-Qur’an surat An-Nisa’: 86
yang berbunyi :

Artinya : Apabila kamu diberi penghormatan dengan
sesuatu penghormatan, Maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik
dari padanya, atau balaslah penghormatan itu (dengan yang serupa)[327].
Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu. (QS. An-Nisa’: 86)
Hal ini mengajarkan
pada kita/perusahaan untuk selalu memperlakukan setiap orang dengan baik dan
selalu menghargai dan menghormati setiap prestasi karyawanya.
- Sistem dan Teknologi Informasi Ditinjau Dari Sudut Pandang Islam
Dalam
pandangan Islam, segala sesuatu harus dikerjakan secara rapi, benar dan teratur. Proses-prosesnya
harus diikuti dengan baik. Sesuatu tidak dilakukan secara asal-asalan. Hal ini merupakan prinsip utama dalam ajaran Islam,
Rosullah saw. Bersabda dalam sebuah hadis yang
diriwayatkan Imam Thabrani, bunyi hadits tersebut adalah:
Artinya : “Sesungguhnya
Allah sangat mencintai orang yang jika melakukan suatu pekerjaan, dilakukan
secara itqan (tepat, terarah, jelas dan cepat).” (HR. Thabrani).
Arah pekerjaan yang jelas, landasan yang
mantab dan cara-cara mendapatkan informasi yang transparan merupakan perbuatan
yang dicintai Allah SWT. Sebenarnya
manajemen dalam arti mengatur segala sesuatu agar dilakukan dengan baik, tepat,
dan tuntas merupakan hal yang disyariatkan dalam Islam (Hafidhudin 2003 : 1).
Untuk
menunaikan tugas itu, Allah memberikan manusia dua anugerah nikmat utama yaitu,
Manhaj al hakah (Sistem) dan wasilah al-hayah (sarana).
Sistem adalah seluruh aturan hidup manusia yang bersumber dari Al-Qur’an
dan Sunnah Rasul. Aturan tersebut berbentuk keharusan dan larangan melakukan
sesuatu. Aturan tersebut dikenal dengan hukum lima yaitu: wajib, sunnah
(mahbub), mubah, makruh, dan haram. Pelaksanaan Sistem kehidupan secara
konsisten dalam semua kegiatan akan melahirkan sebuah tatanan kehidupan yang
lebih baik yang disebut dengan hayatan thayibah (Hariyadi, 2005:15).
Pelaksanaan sistem yang konsisten akan melahirkan sebuah tatanan yang rapi,
dan sebuah tatanan yang rapi disebut sebagai manajemen yang rapi. Seperti yang
difirmankan Allah dalam QS :
An-Nahl ayat 97 yang berbunyi :

Artinya : “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik
laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami
berikan kepadanya kehidupan yang baik[ dan Sesungguhnya akan kami beri balasan
kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan”. (QS. An- Nahl : 97)
Sebaliknya menolak aturan atau sama sekali
tidak memiliki keinginan mengaplikasikan aturan dalam kehidupan akan melahirkan
kekacauan dalam kehidupan sekarang, ma’isyatan dhankan atau kehidupan
yang sempit serta kecelakaan di ahirat nanti.
Kevalitan dalam suatu
informasi merupakan sebuah etika yang harus diindahkan oleh semua elemen,
kekurangan informasi dalam komunikasi massa bisa dilihat dari sejauh mana
informasi tersebut telah diteliti dengan cermat dan seksama, sehingga informasi
yang disajikan telah mencapai ketepatan .
Menyampaikan
informasi secara tepat merupakan landasan pokok untuk tidak mengakibatkan
masyarakat pembaca, pendengar, dan pemirsa mengalami kesalahan. Kesalahan yang
ditimbulkan oleh kesesatan informasi media massa maupun media elektronik, tentu
bisa diperkirakan betapa besar bahayanya dan kerugian yang diderita masyarakat.
Dari hal itu semua sebuah informasi yang tidak akurat dan valid, serta
memberikan sebuah informasi atau berita (tabayyun) dengan tanpa adanya
etika akurasi informasi dalam ajaran Islam merupakan sebuah perbuatan dosa,
karena telah menyampaikan berita kebohongan atau kedustaan, dan perbuatan itu
merupakan suatu perbuatan yang telah dilaknat oleh Allah. Dalam ajara Islam
sendiri telah dijelaskan dalam QS. Al-Hujurat : 6, Allah berfirman :

Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang fasik membawa suatu berita, Maka periksalah dengan teliti agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu“. ( QS. Al-Hujurat : 6)
Berdasarkan ayat diatas. Bagitu jelas akan kedudukan
sistem informasi dalam ajaran Islam, yang mana memiliki fungsi sebagai wahana
atau instrumen untuk menuju suatu kemaslahatan serta terhindarnya suatu
kesesatan informasi dan kerugian bagi masyarakat secara universal (Amir, 1999 :
97).
Menurut Al-Maraghy, bahwasanya informasi itu harus
mengandung muatan faidah yang besar, yang faidah itu bisa memperoleh ilmu
pengetahuan dan menghilangkan ketidaktahuan. Karena itu perlu sikap hati-hati
dan direnungkan terlibih dahulu sembari betul-betul melacak kejelasanya, serta
mendalami substansi informasi terseut. Al-Maraghy mengatakan pada seseorang
bahwasanya kalau menerima informasi jangan ditelan mentah-mentah, lalu lansung
membenarkan dan menyebarkan pada orang lain, sehingga mengundang buruk pada
ummat (Hariyadi, 2005:19)
Permasalahan tentang informasi sebenarnya sudah
dijelaskan melalui ayat suci Al-Qur’an dengan jelas apabila ada persoalan yang
memerlukan jawaban yang benar , maka bertanyalah pada seorang ahlinya. Allah
mengingatkan dalam QS. An-Nahl : 43 yang berbunyi :

Artinya : ”Dan kami tidak mengutus sebelum kamu, kecuali
orang-orang lelaki yang kami beri wahyu kepada mereka; Maka bertanyalah kepada
orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui“. (QS. An-Nahl : 43)
Hal itu berarti,
jika seseorang menginginkan informasi maka hendaklah memikirkan sesuatu
terlebih dahulu siapa yang dijadikan sumber informasi (Amir, 1999 : 100).
C.
Kerangka Berfikir

Sumber : Gasperz dalam Indranata (2008 :70)
Data primer diolah
Rumusan masalah dalam
penelitian ini berawal dan didasarkan pada rencana Implementasi yang dilakukan
PDAM kota Batu untuk meningkatkan kualitas pelayanannya pada pelanggan. Sebelum
rancangan ini diimplementasikan, PDAM kota Batu memerlukan banyak informasi
terkait dengan beberapa permasalahan yang muncul diantaranya deskripsi secara
umum menegenai apa tujuan, kegunaan, dan keuntungan-keuntungan baik bagi
perusahaan dan pelanggan dari Implementesi E-Banking sebagai sistem
pembayaran yang dalam jangka panjang tujuan tersebut diharapkan adanya umpan
balik yang saling menguntungkan.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitiaan
Lokasi penelitian
merupakan dimana tempat peneliti melakukan penelitian untuk memperoleh
data-data yang diperlukan. Sesuai dengan judul yang diambil tentang Implementasi
Teknologi Informasi melalui E-Banking dalam meningkatkan kualitas pelayanan di
PDAM Kota Batu. maka penelitian akan diadakan di PDAM Kota Batu yang berlokasi
di Jalan RA. Kartini No. 10 Batu.
B. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang
digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Penelitian diskriptif
yang mendiskripsikan keadaan objek penelitian pada saat sekarang berdasarkan
fakta dan data yang tampak atau sebagaimana adanya. Penelitian kualitatif
didefinisikan oleh Bogdan & Taylor (1975 :5) dan Moleong (2006:4)
adalah sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.
Adapun penelitian
Deskriptif menurut Arikunto (1998:309) adalah penelitian yang dimaksudkan untuk
mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan
gejala menuntut apa adanya pada saat peneliti dilakukan. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah membuat deskripsi, gambaran secara sistematis, aktual dan
akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang dimiliki.
Berdasarkan uraian tersebut dapat dikemukakan bahwa
penelitian deskriptif ini berusaha menggambarkan objek penelitian berdasarkan
fakta dan data serta kejadian berusaha menghubungkan kejadian-kejadian atau
objek penelitian sekaligus menganalisanya berdasarkan konsep-konsep yang telah
dikembangkan sebelumnya sehingga memudahkan peneliti dalam memecahkan masalah.
C. Informan
Informan dalam penelitian kualitatif sangat erat kaitanya dengan
faktor-faktor kontektual. Menurut Lincoln dan Guba dan Moleong (2008: 228) pada
paradikma alamiah peneliti memulai dengan asumsi bahwa kontek itu kritis
sehingga masing-masing kontek itu ditangani dari segi konteknya sendiri. Jadi informan
dalam hal ini (penelitian kualitatif) ialah untuk menjaring sebanyak mungkin
informasi dari pelbagai macam sumber dan bangunanya. Dengan demikian tujuanya
bukan memusatkan diri pada adanya perbedaan-perbedaan yang nantinya
dikembangkan dalam generalisasi.
Dalam hal ini tujuanya adalah untuk merinci kekhususan
yang ada dalam kontek yang unik. Dengan kata lain tujuan informan ialah untuk
menggali informasi yang akan menjadi dasar dari rancangan dan teori yang
muncul. Oleh sebab itu pada penelitian kualitatif tidak ada sampel acak,
melainkan dilakukan dengan sampel bertujuan (purposive sample).
Pada penelitian ini tujuan informan didasarkan pada
pertimbangan-pertimbangan informasi yang diperlukan. Maksudnya memperluas
informasi, dan jika tidak ada lagi informasi yang dapat dijaring maka penarikan
sampel pun sudah dapat di akhiri atau jika sudah mulai terjadi pengulangan
informasi maka penarikan informan sudah harus dihentikan. Adapun jumlah
informan yang kami dapat yakni dari pihak internal berjumlah 3 orang (direktur
umum, direktur teknik dan kepala personalia) dan pihak eksternal yakni
pelanggan berjumlah 15 orang (Lihat lampiran III)
D. Sumber Data
Sumber data adalah subyek dari mana saja data dapat diperoleh (Arikunto,
2002:107). Lebih lanjut dikatakan bahwa, secara garis besar ada tiga jenis
sumber data yang biasanya disingkat dengan 3p, yaitu:
- Person (orang): tempat peneliti bertanya mengenai variabel yang diteliti.
- Paper (kertas): dokumen ,arsip, pedoman surat keputusan (SK) dan lain sebagainya, tempat penelitian membaca dan mempelajari sesuatu yang berhubungan dengan data penelitian.
- Place (tempat): ruang laboratorium (yang berisi perlengkapan), bengkel kelas dan sebagainya tempat berlangsungnya suatu kegiatan yang berhubungan dengan penelitian.
Sumber data utama
dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan tindakan, selebihnya data
tambahan seperti dokumen dan lain-lain. (Moleong 2002:112). Adapun
sumber data yang digunakan dalam penelitian ini dengan dua sumber data :
1. Data
primer (Primary data), merupakan sumber data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli (tidak melalui media perantara). Data primer
secara khusus dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan penelitian (Indriantoro, et, al, 2002:146). Data ini diperoleh dengan
melakukan wawancara dan observasi dengan pihak terkait, dalam hal ini adalah
responden atau calon pembeli.
2. Data Sekunder (Secondary Data),
merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung
melalui media perantara (Indriantoro, et,
al, 2002:147). Data ini diperoleh dari dokumen-dokumen yang umumnya berupa
bukti, catatan atau laporan histories yang telah tersusun dalam arsip (data
dokumenter).
E. Teknik Pengumpulan
Data
Pengumpulan data merupakan bagian dari proses
pengujian data yang berkaitan dengan sumber dan cara untuk memperoleh data
penelitan. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
1. Observasi
(Pengamatan)
Observasi adalah proses pencatatan pola perilaku subyek
(orang), obyek (benda) atau kejadian yang sistematik tanpa adanya pertanyaan
atau komunikasi dengan individu-individu yang diteliti (Indriantoro, et, al, 2002:157). Peneliti melakukan
pengamatan secara langsung pada responden atau calon pembeli. Dalam melakukan observasi juga diperlukan sebuah instrumen
sebagai alat untuk menyusun item-item kejadian atau tingkah laku yang
digambarkan akan terjadi.
1.
Masalah-masalah dalam mengamati prilaku
1.1 Pengamatan
a.
peneliti harus dapat
mencerna informasi yang didapatkan dari observasi dan kemudian melakukan
penarikan kesimpulan (inferensia) mengenai sebab akibatnya.
b.
Kebanyaan peneliti
membuat inferensia yang sangat keliru berdasarkan pengamatannya.
c.
Peneliti dapat
mempengaruhi object observasi semata-mata karena dia menjadi bagian dari
situasi pengamatan tersebut.
d.
Orang akan bertindak
berbeda bahkan dibuat-buat manakala dia diamati orang lain.
1.2
Validitas dan Keandalan
a
ukuran pengamatan itu
memprediksikan kriteria yang relevan secara anda.
b.
perlu mendevinisika
secara cukup tepat dn tidak raguragu apa yang akan kita amati (harus ada
devinisi variable operasional mengenai apa yang diukur)
1.3
Kategori Untuk
observasi, perlu dibuat kategori-kategori
untuk mencatat perilaku yang teramat.
1.4
Unit Prilaku
Harus jelas, misalnya
”Kerjasama”. Devinisi kerjasama adalah :
mau menerima saran, dan gagasan orang lain; bekerjasama secara harmonis dengan
orang lain untuk mencapai tujuan.
1.5
Inferensia
Peneliti/Pengamat
Maksudnya adalah
penarikan kesimpulan oleh peneliti/pengamat
1.6
Generalitas atau Daya
Terap
Maksudnya adalah melakukan
pengamatan mengenai kepatuhan prilaku dalam melakukan sebuah perintah.
1. Interview
(Wawancara)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data
yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui
bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang yang dapat memberikan
keterangan pada si peneliti (Mardalis, 1999:64). Peneliti melakukan wawancara
dengan pihak-pihak terkait dengan maksud untuk melengkapi data yang diperoleh
melalui observasi.
3.
Dokumentasi
Menurut Indriantoro, dkk (2002:146) data ini berupa: faktur,
jurnal surat-surat, notulen hasil rapat, memo atau dalam bentuk laporan
program. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan dokumentasi sebagai sarana
untuk mendapatkan data tentang: sejarah berdirinya PDAM Kota batu, struktur
organisasi, visi dan misi, kegiatan dalam komunikasi pemasaran.
F.
Teknik Analisis Data
Analisis data adalah
sebagai bagian dari proses pengujian data yang hasilnya digunakan sebagai bukti
yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian (Indriantoro, 2002:11).
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara data Analisis data dapat dilakukan setelah memperoleh
data-data, baik dengan observasi, wawancara dan dokumentasi. Kemudian data-data
tersebut diolah dan dianalisis untuk mencapai tujuan akhir penelitian.
Model analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Metode deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur
pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan
subjek/objek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada
saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya
(Soejono, 1999:23).
Dengan analisis
deskriptif, Peneliti mendeskripsikan informasi apa adanya sesuai dengan
variabel-variabel yang diteliti. Dan dalam hal ini, Peneliti akan mendeskripsikan pada “Implementasi
Teknologi Informasi Melalui E-Banking Sebagai Sistem Pembayaran Di PDAM
Kota Batu (Studi Pada Peningkatan Kualitas Pelayanan Bagi Pelanggan)“. Disamping itu, peneliti menganalisa adanya masalah dalam
pelaksanaannya serta memberikan solusi dan alternatif pemecahan masalah yang
dihadapi.
Pada proses analisis
data dalam memeriksa keabsahaan data peneliti menggunakan metode triangulasi,
metode triangulasi yaitu memeriksakan kebenaran data yang telah diperolehnya
kepada pihak-pihak lainnya yang dapat dipercaya (Usman, 2005:88).
Adapun teknik
triangulasi yang digunakan adalah:
1.
Triangulasi Sumber
Menurut Moleong
(2005:330) triangulasi dengan sumber adalah membandingkan dan mengecek baik
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang
berbeda dalam penelitian kualitatif, mengecek data yang diperoleh dari seorang
informan (calon pembeli), kemudian data tersebut dicek dengan bertanya pada
informasi lain (calon pembeli lain) secara terus menerus sampai terjadi
kejenuhan data artinya sampai tidak ditemukan data baru lagi.
2.
Triangulasi dengan Metode
Triangulasi dengan metode menurut Patton
dalam Moleong (2005:331) adalah:
a)
Pengecekan derajat
kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa teknik pengumpulan data, peneliti mengecek data atau informasi yang
diperoleh melalui metode wawancara kemudian data tersebut dicek melalui
observasi (pengamatan) atau dokumentasi, dan begitu juga sebaliknya.
b)
Pengecekan derajat
kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama, peneliti mengecek
data atau informasi yang diperoleh melalui wawancara dengan seorang informan.
Kemudian data yang diperoleh tersebut dicek pada informan yang bersangkutan
pada waktu yang berbeda. Hasil wawancara dapat dilihat dalam (Lampiran III)
3)
Triangulasi dengan Teori
Triangulasi dengan
teori menurut Lincoln dan Guba dalam Moleong (2005:331) adalah berdasarkan
anggapan bahwa fakta fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan
salah satu teori.
Dari pemaparan diatas
penelitian diarahkan untuk mencoba mengungkapkan seberapa jauh dan mendalam rencana
Implementasi Teknologi Informasi melalui E-Banking
sebagai sistem pembayaran akan dipaparkan secara sederhana namun mendalam dan
langsung pada aspek yang diteliti.
Guna memudahkan dalam
mewujudkan rencana Implementasi ini adalah dengan mengiventarisasi problematik
yang ada diantara kelemahan dan kelebihan antara pembayaran konvensional dengan
E-Banking
a. Pembayaran
Konvensional
No
|
SAMPEL/INFORMAN
|
KELEBIHAN
|
KELEMAHAN
|
1
2
3
4
5
|
Konsumen
Juru bayar
Pihak perusahaan
Juru parkir
Wiraswasta
|
Mudah, tidak ribet
Mudah karena terbiasa
Mudah
Mudah dan dekat rumah
Mudah
|
Harus menunggu bila lampu padam.
Terkadang harus mengantri.
Lamban dalam penghitungan uang.
Tidak cekatan.
Harus kembali bila lupa bawa ID.
|
b. Pembayaran melalui
E-Banking
No
|
SAMPEL/INFORMAN
|
KELEBIHAN
|
KELEMAHAN
|
1
2
3
4
5
|
Konsumen
Juru bayar
Pihak perusahaan
Juru parkir
Wiraswasta
|
Transaksi cepat
Bisa kapan saja
Efisiensi waktu
Bisa kapan saja
Praktis dan mudah
|
Harus keluar biaya operasional
Susah bila ada kemacetan
Terkadang salah dalam pembayaran
Ribet bila terjadi kesalahan
Harus keluar biaya operasional
|
BAB
IV
ANALISIS
DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A.
Paparan Hasil Penelitian
1. Sejarah Singkat PDAM Kota Batu
Perusahaan Daerah Air
Minum Kota Batu terbentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kota Batu Nomor : 30
Tahun 2003 pada tanggal 30 April 2003 dan Penyerahan Aset Perusahaan Daerah Air
Minum Kabupaten Malang yang berada di Kota Batu kepada Pemerintah Kota Batu
dengan Keputusan Bupati Malang Nomor : 44 Tahun 2003 pada tanggal 20 Juni 2003.
Perusahaan Daerah Air
Minum Kota Batu berdasarkan Perda Kota Batu Nomor : 30 Tahun 2003 merupakan
Badan Hukum yang berkedudukan dan berkantor di Kota Batu dengan tujuan sebagai
salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan di bidang air bersih serta sumber
Pendapatan Asli Daerah dan sebagai sarana pengembangan perekonomian dalam
rangka pembangunan Nasional pada umumnya.
Berdasarkan Keputusan
Walikota Batu Nomor : SK.821.2/001/422.024/2004 tanggal 5 Januari 2004 telah
diangkat dan dilantik Direksi Perusahaan Daerah Air Minum Kota Batu sebagai
berikut:
1.
Ir. Zainul Arifin,
Kr. Sebagai Direktur Utama PDAM Kota
Batu
2.
Nina Irawati,SE.
MM. Sebagai Direktur Umum PDAM Kota Batu
3.
Abdul Rochim Sebagai
Direktur Teknik PDAM Kota Batu.
Serah terima Tugas dan Tanggung Jawab
pelayanan air minum PDAM Kota Batu kepada Direksi yang baru untuk menjalankan
tugas dan kegiatan operasional Perusahaan dimulai pada tanggal 6 Januari 2004.
Dengan dibentuknya
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Batu dalam usaha meningkatkan pelayanan pada
masyarakat utamanya masyarakat di wilayah Kota Batu dan kelancaran pelaksanaan
tugas Perusahaan Daerah Air Minum Kota Batu secara berdaya guna dan berhasil
guna, pada awal terbentuknya PDAM Kota Batu mempunyai 9896 Pelanggan dengan rincian sebanyak 8525
Pelanggan Aktif dan 1371 Pelanggan Non Aktif, dengan kondisi pelayanan di
beberapa wilayah Pelanggan PDAM Kota Batu masih dengan system Gilir dan Kantor
PDAM Kota Batu berlokasi di Jalan RA. Kartini No. 10 Batu.
Perusahaan Daerah Air
Minum Kota Batu sebagai Perusahaan milik Pemerintah Daerah adalah suatu alat
kelengkapan Otonomi Daerah. Perusahaan Daerah Air Minum mempunyai tugas
menyelenggarakan pengelolaan air minum untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat yang mencakup aspek Sosial, Kesehatan dan Pelayanan Umum.
Dalam melaksanakan
tugas, Perusahaan Daerah Air Minum mempunyai fungsi :
1. Pelayanan Umum /
Jasa
2. Penyelenggaraan
kemanfaatan umum
3. Memupuk pendapatan
2. Visi Dan Misi
Sebagai perusahaan
daerah, PDAM Kota Batu mempunyai tantangan besar untuk dapat menentukan sejauh
mana kualitas sumber daya manusianya. Karena keberhasilan suatu organisasi
sangat tergantung pada sistem manajemen untuk dapat mencapai tujuan jangka
pendek dan jangka panjang.
Jika perusahaan
diawasi oleh suatu sistem yang baik dan memiliki semangat etos ketja serta
loyalitas yang tinggi, maka visi dan misi dari perusahaan tersebut akan dapat
tercapai dengan maksimal.
Adapun visi dan misi PDAM Kota Batu adalah
sebagai berikut :
1. V i s i
a.
Tercukupinya kebutuhan air minum bagi
segenap masyarakat Kota Batu dan meningkatkan kesejahteraan dalam
bidangpenyediaan air bersih
b. Memberikan kontribusi kepada Pemkot Batu untuk
Pembangunan Daerah
c.
Menunjang suksesnya
Pembangunan Daerah Kota Batu sebagai Kota Agropolitan dan tujuan Wisata
2. Misi
a. Redenfinisi
kelembagaan penyelenggara air minum
b. Pelestarian
dan pemeliharaan sumber air
c. Penataan
jaringan pipa secara efisiensi
d.
Terwujudnya
managemen secara profesional dalam meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
e.
Tercapainya target
PAD secara rutin setiap tahun.
3. Logo dan Motto
Logo PDAM Batu adalah sebagai berikut:

Adapun motto PDAM Batu adalah “Menuju
Profesionali dan Mandiri Untuk Kepuasan Pelanggan.”
4. Struktur Organisasi PDAM Kota Batu
Struktur organisasi yang ada saat ini di
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Batu terdiri dari tiga direktur yang memiliki
fungsi dan tugas masing-masing yakni pertama direktur utama sebagai pengendali
dan pengambil kebijakan, kedua direktur umum sebagai pengendali operasional
internal perusahaan, ketiga direktur teknik sebagai pengendali dan pengontrol
teknik lapangan. Dalam hal ini Walikota batu tetap menjadi pimpinan tertinggi
mengingat Perusahaan Daerah Air Minum merupakan badan usaha yang dimiliki dan
dikelola oleh daerah.
Direktur umum dan
direktur teknik masing-masing membawahi dua kepala bagian. Dan masing-masing
bagian membawahi beberapa sie sebagai pembantu dalam melaksanakan tugasnya.
Secara terperinci struktur organisasi, tugas, serta deskripsi dari struktur
organisasi PDAM Kota Batu dapat dijabarkan sebagai berikut :
Susunan organisasi
dan Tata Kerja Perusahaan Daerah Air Minum merupakan Perusahaan Daerah tipe B,
yaitu yang terdiri:
1. Badan
Pengawas
2. Direksi
3. Unsur
staf
Direksi adalah unsur pimpinan perusahaan
daerah yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Daerah atas persetujuan
DPRD. Yang dalam melaksanankan tugasnya bertangung jawab kepada Kepala Daerah.
Direksi terdiri dari:
a. Direktur
Utama
b. Direktur
Bidang Umum
c.
Direktur Teknik.
Gambar
4.1
Bagan
Struktur Organisasi
Perusahaan Daerah Air Minum Kota Batu

Sumber : Buku Pedoman
Pelayanan PDAM Kota Batu
5. Ruang Lingkup
Kegiatan atau Usaha PDAM Batu
Perusahaan Daerah Air
Minum mempunyai tugas menyelenggarakan pengelolaan air minum untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek Sosial, Kesehatan dan Pelayanan
Umum. Dalam melaksanakan tugas, Perusahaan Daerah Air Minum mempunyai fungsi
sebagai : Pelayanan Umum / Jasa, Penyelenggaraan kemanfaatan umum (yaitu air),
serta Memupuk pendapatan daerah Kota Batu.
Dalam melaksanakan
kegiatannya Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Batu sebagai bagian dari
perusahaan daerah bekerja sama dengan Dinas Pekerjaan Umum Kota Batu dan
Propinsi Jawa timur. Kerjasama ini dilakukan secara intern dimana guna
menunjang operasional perusahaan yang asetnya dimiliki dan digunakan untuk
pembanguan derah setempat.
Secara garis besar
kegiatan usaha Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Batu terbagi dalam tiga
lingkup yaitu Produksi, Distribusi serta Pelayanan Penjualan yang dijelaskan
dibawah ini:
1. Produksi
Kegiatan produksi
PDAM meliputi pengelolaan dan penyediaan air bersih bagi masyarakat Kota Batu
yang bahan bakunya berasal dari dari mata air yang terdapat di wilayah Kota
Batu. Berbeda dengan Perusahaan Daerah Air Minum Kota Surabaya yang bahan
bakunya berasal dari air sungai sehingga memerlukan mesin-mesin untuk proses
produksi. PDAM Kota Batu hanya memerlukan sedikit pengolahan yaitu dengan
memberikan gas chlor (C12) pada setiap sumber air minum karena bahan
baku yang digunakan berasal langsung dari air sumber pegunungan.
2. Distribusi
Distribusi dilakukan
setelah bahan baku telah melalui proses pngolahan. Pendistribusian dilakuan
terhadap seluruh warga Kota Batu yang menjadi pelangan PDAM yang meliputi rumah
tangga, niaga, social, badan usaha/komersil, industri, instansi pemerintah, dan
TNI/Polri.
Secara organisatoris
kegiatan distribusi terintegrasi dengan bagian produksi hanya saja distribusi
lebih mengarah kepada pengadaan air untuk pelanggan. Disamping itu distribusi
dituntut untuk melakukan pengadaan jaringan-jaringan pipa, pemetaan dan
perawatan secara intensif. Lebih lanjut dapat dilihat pada jobdis PDAM Kota
Batu.
3. Pelayanan Penjualan
Dalam melakukan pelayanan penjualan PDAM yang merupakan salah satu
perusahaan monopili hanya menunggu pelangan untuk datang (pasif selling),
hal ini memang sangat dimungkinkan karena dalam bisnis monopoli PDAM tidak
memiliki pesaing perusahaan serupa di daerah yang sama.
Meskipun merupakan perusahaan monopoli tetapi guna menunjang kinerja
perusahaan, PDAM Kota Batu memiliki program-program serta sarana dan prasarana
yang digunakan dalam melaksanakan pelayanan untuk mencapai pelayanan prima yang
ditargetkan yakni :
a.
Program
Program
yang dilakukan adalah :
1) Iklan
layanan masyarakat untuk disiarkan di stasiun televisi bekerjasama dengan ATV
sedang dalam proses.
2) Info
pelanggan PDAM Kota Batu sudah terealisasi tgl 18 Januari 2005 ketik SMS ke
5050
b. Sarana dan Prasarana
1) Dengan
jumlah Pegawai PDAM Kota Batu sebanyak 95 personil untuk melayani pelanggan
PDAM Kota Batu sebanyak 9896 pelanggan.
2)
Untuk operasional
Teknik di lapangan ditunjang dengan :
-
2 sepeda motor dan
-
1 mobil Pick Up
3) Dan
adanya Petugas Piket untuk pelayanan diluar jam kerja mulai jam 14.00 WIB s.d
22.00 WIB setiap hari sebanyak 4 personil untuk mengatasi Keluhan Pelanggan.
KLIK INI UNTUK MEMBACA SELENGKAPNYA
0 Komentar