ANALISIS RASIO KEUANGAN SEBAGAI ALAT UNTUK MENGUKUR KINERJA
KEUANGAN
Studi
pada PT. Bentoel Internasional Investama (RMBA)
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang masalah.
Perusahaan merupakan suatu unit kegiatan
produksi yang menyediakan barang dan jasa bagi masyarakat dengan tujuan untuk
memperoleh keuntungan dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Untuk memperoleh
keuntungan dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat perlu memperhatikan dari
kondisi keungan sebagai penunjang keberhasilan tujuan tersebut.
Salah satu sarana untuk mengetahui kondisi
keuangan perusahaan yang bersangkutan dapat dilakukan dengan menganalisa
laporan keuangan. Pada mulanya, laporan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai
alat penguji dari pekerjaan pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan
keuangan tidak hanya sebagai alat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk
dapat menentukan posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan. Informasi yang
terdapat dalam laporan keuangan akan membawa berbagai pihak dalam merumuskan
atau pertimbangan dalam mengambil keputusan dalam hal keuangan. (Haryono, 1992
: 1)
Laporan keuangan perusahaan umumnya terdiri dari laporan neraca, laporan
rugi-laba. Laporan tersebut akan lebih berarti bagi pihak yang berkepentingan
bila data tersebut diperbandingkan untuk dua periode atau lebih dan dianalisis
lebih lanjut sehingga diperoleh data untuk bahan pengambilan keputusan. Dengan
kata lain perubahan untuk mengetahui kondisi perusahaan yang sebenarnya dan
hasil-hasil yang telah dicapai pada periode tertentu.
Dengan menggunakan laporan yang diperbandingkan termasuk data-data
tentang perubahan-perubahan terjadi dalam jumlah rupiah dan persentase maka
beberapa rasio keuangan akan membantu dalam menganalisa dan
menginterprestasikan posisi keuangan suatu perusahaan. Adapun
rasio-rasio keuangan tersebut antara lain :
1. Rasio
Likuiditas
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio likuiditas mengukur kemampuan
liuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan
relatif terhadap hutang lancarnya (Halim dan Hanafi, 2005 : 80).
2. Rasio
Aktivitas
Rasio ini melihat pada beberapa aset
kemudian menentukan berapa tingkat aktivitas aktiva-aktiva tersebut pada
tingkat kegiatan tersebut (Halim dan Hanafi,
2005 : 80).
3. Rasio
Solvabilitas
Rasio-rasio tersebut menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk dapat membayar semua kewajiban finansial jangka
panjang (Halim dan Hanafi,
2005 : 83).
4. Rasio
Profitabilitas.
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan
menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset,
dan modal saham yang tertentu (Halim dan Hanafi,
2005 : 85).
5. Rasio
Pasar.
Rasio pasar mengukur haga pasar relatif terhadap nilai buku (Halim dan
Hanafi, 2005 : 85).
Keberhasilan sebuah
perusahaan dalam mencapai tujuannya dan memenuhi kebutuhan masyarakat sangat
tergantung dari kinerja perusahaan didalam melaksanakan tanggung jawabnya.
Ada beberapa Definisi tentang kinerja
keuangan yaitu :
Menurut Bernadin
dan Russel (1993 : 378), yang terdapat didalam buku “Sistem Manajemen Kinerja”
oleh Ruky (2004:15) “Performance is defined as the recordof outcomes
produced on a specified job junction or activityduring a specified time period”.
Kinerja adalah catatan tentang hasil-hasil yang diproleh difungsi-fungsi
pekerjaan tertentu atau kegiatan tertentu selama kurun waktu tertentu.
Menurut Rudianto (2006 : 311) dalam
bukunya “Akuntansi Manajemen”. Kinerja adalah suatu penentuan secara periodik
efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi, dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya.
Dari kedua definisi di atas dapat di ambil
kesimpulan bahwa kinerja adalah kemampuan atau prestasi yang dicapai dalam
melaksanakan suatu tindakan tertentu selama kurun waktu tertentu.
Dalam Pontianak Post (2008) menyebutkan,
gencarnya kampanye anti rokok yang dilakukan sejumlah elemen masyarakat setahun
belakangan ini tak membuat kinerja finansial para produsen rokok terpukul.
Sepanjang tahun lalu, angka penjualan mereka menanjak, yang berarti batang
rokok yang dijual semakin besar.
PT Bentoel Internasional Investama Tbk (RMBA) meraih kinerja positif.
Produsen rokok asal Malang itu tahun lalu berhasil
membukukan
pendapatan sebesar Rp4,58 triliun, menanjak sekitar 53 persen dibanding periode
sebelumnya.
Tahun lalu, pemilik klub sepak
bola Arema Malang itu berhasil menjual lebih dari 15 miliar batang. ”Itu naik
sebesar 42 persen jika dibandingkan volume penjualan pada 2006,” bebernya.
Perseroan juga berhasil menekan beban kerugian rokok rusak dari Rp6,92 miliar
pada 2006 menjadi Rp6,2 miliar.
http://arsip.pontianakpost.com/berita/index.asp?Berita=Ekonomi&id=155070, selasa 1 april 2008.
Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis ingin meneliti kinerja
keuangan perrusahaan tersebut dan memilih judul “ Analisis Rasio Keuangan
Sebagai Alat Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Bentoel Internasional
Investama (RMBA) Periode 2004-2008”.
B. Rumusan
masalah
Untuk mempermudah penelitian perlu dibuat
perumusan masalah sehingga akan memperjelas masalah yang diteliti, maka penulis
merumuskan permasalahan yaitu Bagaimana kinerja keuangan PT. Bentoel
Internasional Investama (RMBA) dilihat dari Rasio Keuangan?
C. Tujuan
penelitian
Tujuan
dari penelitian ini adalah Untuk mendiskripsikan kinerja keuangan PT. Bentoel
berdasarkan Rasio keuangan.
D. Manfaat
penelitian
Adapun manfaat dari penelitian yang
dilakukan adalah sebagai berikut:
1.
Bagi Penulis
a. Untuk
menambah wawasan pengetahuan dan dapat mempraktekkan segala bentuk teori yang
penulis peroleh di bangku kuliah.
b. Untuk
memenuhi salah satu persyaratan guna menyelesaikan studi jenjang S1 Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
2.
Bagi perusahaan
Dengan adanya penelitian ini diharapkan
dapat membantu perusahaan untuk memberi informasi tentang kondisi keuangannya.
3.
Bagi pihak lain
Sebagai informasi
untuk mengetahui bagaimana kinerja suatu perusahaan dianalisis dan dievaluasi.
BAB
II
KAJIAN
PUSTAKA
A. Penelitian
terdahulu
1. Shofiati
(2005)
Penelitian yang dilakukan berjudul “
Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk menilai Kinerja Keuangan Perusahaan
”. Studi kasus Pada PT. Gudang Garam Tbk. Dengan Variabel pengukuran yaitu
Variabel Likuiditas, Laverege, Aktivitas, dan Profitabilitas /
Rentabilitas serta Penilaian Pasar dan tahun yang diteliti yaitu tahun
2000-2004 dengan metode Time Series Analisis.
Hasil Analisis yang ditunjukkan oleh Current
Ratio nilainya terus menurun dari tahun 2000-2004 dari 200,13 % hingga
168,49 %. hal ini menunjukkan keuangan dalam posisi menurun.
2. Lusiana
(2007)
Penelitian yang dilakukan adalah ”Analisis
Rasio keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan ”. Penelitian ini dilakukan
di PT. Sampoerna, Tbk selama tahun 2002-2006. Variabel yang digunakan Rasio
Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Leverage, Rasio Profitabilitas dengan
menggunakan penelitian jenis kualitatif dengan metode deskriptif. Hasilnya
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan kurang baik. Rasio Likuiditas mengalami
penurunan kondisi ini kurang baik menyebabkan perusahaan akan mengalami
kesulitan dalam pembayaran utang usaha menjadi lambat, rasio aktivitas perusahaan
seperti persediaan mengalami penurunan, rasio leverage mengalami peningkatan
yang berdampak kurang baik karena aktiva maupun modal banyak dibiayai oleh
utang. Tetapi rasio Profitabilitas mengalami peningkatan kecuali GPM dan
menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam keadaan baik apabila dilihat dari
segi keuntungan.
3. Marsudi
Penelitian yang dilakukan adalah “ Analisis Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Mengukur
Kinerja Keuangan Pada PT. Bentoel Internasional Investama (RMBA) Periode
2004-2008”. Penelitian ini dilakukan di PT bentoel Internasional Investama
(RMBA) Malang selama tahun 2004-2008. Variabel yang digunakan adalah Rasio
Likuiditas, Rasio Aktivitas, Rasio Solvabilitas, Rasio Profitabilitas, Rasio
Pasar dengan menggunakan jenis penelitian kualitatif dan dideskripsikan.
Hasilnya dari penelitian menunjukkan Pada tingkat rasio likuiditas hasil yang
diperoleh selama lima tahun oleh PT. Bentoel Internasional Investama dari tahun
2004-2008 di kukur dari rasio lancar perusahaan menunjukkan
adanya kenaikan dan penurunan, tahun 2004 = 2.01%, 2005 = 2.21%, 2006 = 1.60%,
2007 = 3.72%, 2008 = 2.47%. dari tahun 2004 ke 2005 mengalami kenaikan yang
disebabkan oleh semakin menurunnya hutang lancer perusahaan, dan pada tahun
2006 mengalami penurunan karena terjadi kenaikan yang cukup tinggi dari hutang
lancer dan menurunnya tingkat tingkat aktiva lancar, tetapi pada tahun 2007
perusahaan kembali mengalami peningkatan karena perusahaan dapat memperkecil
hutang lancarnya dan meningkatkan aktiva lancarnya, tetapi pada tahun 2008
perusahaaan mengalami penurunan kembali karena aktiva lancer mengalami
penurunan dibansingkan hutang lancar. Rasio cepat PT. Bentoel
Internasional Investama dari tahun 2004 = 1.01%, 2005 = 1.24%, 2006 = 0.80%,
2007 = 1,27%, 2008 = 0.33%. dari hasil tersebut dapat dideskripsikan bahwa
perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2005-2006 yang disebabkan karena
meningkatnya tingkat persediaan dan hutang lancarnya, tetapi di tahun 2007
perusahaan mengalami peningkatan yang cukup baik karena tingginya tingkat
aktiva lancer. Dari rasio Aktivitas menunjukkan bahwa Dari hasil perhitungan
diatas dapat dideskripsikan bahwa piutang perusahaan tahun 2004 berputar 37.86
kali dan diperlukan waktu 9.64 hari, 2005 = 32.00 kali dan 11.20 hari, 2006 =
31.09 kali dan 11.57 hari, 2007 = 33.09 kali dan 10.87 hari, 2008 = 43.46 kali
dan 8.28 hari, dari piutang menjadi kas. Dari tahun 2004-2008 perusahaan terus
mengalami penurunan tingkat perputaran piutang yang di sebabkan oleh semakin
kecilnya pendapatan penjualan dan semakin kecilnya tingkat piutang perusahaan
yang di kuru dari perputaran piutang. Dari Rasio Solvabilitas yang di ukur dari
Rasio Total Hutang terhadap Aset, hasil yang diperoleh tahun 2004 = 0.36, 2005
= 0.33, 2006 = 0.44, 2007 = 0.21, 2008 = 0.27.. Dari data tersebut dapat
dilihat bahwa perusahaan dari tahun 2004 hingga 2005 mengalami penurunan yang
disebabkan karena semakin menurunnya tingkat Total Asset dan pada tahun 2006
mengalami peningkatan yang cukup tinggi yang disebabkan semakin besarnya tingkat
Total Hutang, Dari Rasio Profitabilitas yang di kur dari Dari profit margin data yang didapat pada
perusahaan tahun 2004 = 0.01%, 2005 = 0.04%, 2006 = 0.04%, 2007 = 0.05%, 2008 =
0.04%, ini menunjukkan bahwa PT Bentoel Internasinal Investama dari tahun 2004
sampai 2005 ada peningkatan dan tahun berikutnya sampai 2008 cukup stabil, ini
di sebabkan karena semakin meningkatnya laba bersih yang diperoleh
perusahaan, hal ini menunjukkan efisien
dari manajemen dan perusahaan mampu menghasilkan laba yang tinggi. Dari
Rasio Pasar data yang diperoleh hasil pada tahun 2004 = 12.2 kali, 2005 = 17.1
kali, 2006 = 23.5 kali, 2007 = 39 kali, 2008 = 35.5 kali, dari hasil tersebut
menujukkan bahwa perusahaan semakin tumbuh tinggi dari tahun 2004 hingga tahun
2008 karena semakin tingginya harga pasar per lembar.
Tabel
2.1
Perbandingan
Penelitian.
No
|
Nama
|
Judul Penelitian
|
Variabel Penelitian
|
Metode Penelitian
|
Hasil
|
1
|
Nanik
Shofiati
Di
PT. Gudang Garam Tbk
|
Analisis
Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk menilai Kinerja Keuangan Perusahaan.
Periode
2000-2004
|
Likuiditas,
Leverage,
Aktivitas,
Profitabilitas,
Penilaian Pasar
|
Kualitatif
dengan menggunakan
Time
series analisis
|
Kondisi
likuidutas menunjukkan penurunan, leverage menunjukkan kenaikan,
profitabilitas mengalami penurunan, dan penilaian pasar menunjukkan
peningkatan
|
2
|
Indatul
Lusiana
Di
PT. Sampoerna, Tbk.
|
Analisis
Rasio keuangan Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan. Periode 2002-2006
|
Likuiditas,
Leverage,
Aktivitas,
Profitabilitas.
|
Kualitatif
|
Kinerja
perusahaan kurang baik, Rasio Likuiditas mengalami penurunan, Rasio Aktivitas
perusahaan seperti persediaan mengalami penurunan, Rasio leverage
mengalami penurunan, Rasio profitabilitas mengalami peningkatan kecuali GPM
dan menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam keadaan baik apabila dilihat
dari segi keuntungan
|
KLIK INI UNTUK MEMBACA SELENGKAPNYA
0 Komentar