B. Kajian Teoritis
1. Pengertian Pasar Modal
Menurut Tandelilin (2001:13) Pasar modal adalah tempat atau sarana
bertemunya antara pihak yang memiliki dana dengan pihak yang membutuhkan dana
dengan cara memperjual belikan sekuritas yang umumnya memiliki umur lebih dari
satu tahun, seperti saham dan obligasi .
`Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 tahun 1995, ps 1 pasar
modal sebagai kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran umum dan perdagangan
efek. Perusahaan public yang berkaitan dengan efek yang diterbitkannya, serta
lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.
2. Pasar Modal Yang Efisien
Pasar modal yang
efisien adalah bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap suatu informasi untuk
mencapai harga keseimbangan baru, yaitu pasar bereaksi dengan cepat dan akurat
untuk mencapai harga keseimbangan baru yang mencerminkan informasi yang
tersedia pada waktu itu (Jogianto, 2007:369).
Informasi yang
tersedia bisa dari intern perusahaan maupun eksteren perusahaan seperti peristiwa
ekonomi yang dapat mempengaruhi harga saham dipasar moda adalah peristiwa corporate
action, seperti stock split, right issue, divide, akuisisi, merger yang mempunyai pengaruh terhadap harga saham,
peristiwa insidentil, yaitu yang tidak terulang kembali setiap tahun tetapi
dapat terjadi sewaktu-waktu, berdampak seketika dan drastis terhadap harga
saham, seperti kerusuhan masa dalam pergantian presiden, dan juga kenaikan
harga bahan bakar minyak internasional (Samsul, 2006:274)
Fama (1970) dalam Jugianto (2007:371-376) menyajikan tiga macam
bentuk utama dari efisiensi pasar berdasarkan ketiga macam bentuk dari
informasi, yaitu informasi masa lalu, informasi sekarang yang dipublikasikan
dan informasi privat yaitu:
- Efisiensi pasar bentuk lemah (Weak Form)
Pasar
dikatakan efisiensi dalam bentuk lemah jika harga-harga dari sekuritas
tercermin secara penuh (fully reflect) informasi masa lalu. Informasi masa lalu ini
merupakan informasi yang sudah terjadi.
- Efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Semistrong Form)
Pasar
dikatakan efisiensi setengah kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh
mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang dipublikasikan (all
publicly available information) termasuk informasi yang berada
laporan-laporan keuangan perusahaan emiten.
- Efisiensi pasar bentuk kuat (strong form)
Pasar
dikatakan efisiensi dalam bentuk kuat jika harga-harga sekuritas secara penuh
mencerminkan (fully reflect) semua informasi yang tersedia termasuk informasi
privat.
3. Asimetri Informasi
Manajer sebagai
pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui informasi internal dan prospek
perusahaan dimasa yang akan datang dibandingkan pemilik (pemegang saham). Oleh
karena itu sebagai pengelola, manajer berkewajiban memberikan sinyal mengenai
kondisi perusahaan kepada pemegang saham. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan
melalui pengungkapan informasi pembagian dividen.
Situasi ini akan memicu munculnya suatu kondisi yang disebut
sebagai asimetri informasi (information asymmetry) yaitu suatu kondisi
dimana ada ketidak seimbangan perolehan informasi antara pihak manajemen
sebagai penyedia informasi (prepaper) dengan pihak pemegang saham dan stakeholder
pada umumnya sebagai pengguna informasi(user)(www.freewebs.com 30/1/2008).
Menurut Scott (2000) dalam Sulistiyowati (2006, 10-11) terdapat dua macam asimetri informasi yaitu:
- Adverse selection, adalah tipe asimetri informasi dimana satu atau lebih pihak dalam transaksi bisnis atau transaksi potensial memiliki informasi lebih menguntungkan dibandingkan dengan pihak lain.
- Moral hazard, adalah tipe asimetri informasi dimana satu atau lebih pihak dalam transaksi bisnis atau transaksi yang potensial dapat mengamati tindakan mereka dalam pemenuhan transaksi tetapi pihak lain tidak dapat melakukan hal tersebut.
4. Saham
Saham adalah
sertifikat yang menunjukkan bukti kepemilikan suatu perusahaan, dan pemegang
saham memiliki hak klaim atas penghasilan dan aktiva perusahaan (Rusdin,
2006:68).
Saham berdasarkan
manfaatnya yang diperoleh pemegang saham dibedakan menjadi:
a.
Saham Preferen
Saham preferen mempunyai sifat
gabungan (hybrid) antara obligasi
(bond) dan saham. Seperti bond yang membayar bunga atas
pinjaman, saham preferen juga memberikan hasil yang tetap berupa dividen
preferen. Seperti saham biasa dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham
preferen dibawah klaim pemegang obligasi (bond) (Jogiyanto, 2007:67-68).
Karakteristik
saham preferen:
1)
Pembayaran dividen dalam jumlah tetap.
2)
Hak klaim terlebih dahulu dibanding saham biasa jika perusahaan
dilikuidasi.
3) Dapat
dikonversika menjadi saham biasa (Rusdin, 2006:71).
b.
Saham Biasa
Saham biasa adalah
saham yang menempatkan pemiliknya pada posisi paling akhir dalam hal pembagian
dividen hak atas harta kekayaan perusahaan apabila perusahaan tersebut
mengalami likuiditas (Nasarudin dkk, 2007:190).
Karakteristik saham biasa:
1)
Hak klaim terakhir atas aktiva perusahaan
jika perusahaan dilikuidasi.
2)
Hak suara proposional pada pemilihan direksi
serta keputusan lain yang ditetapkan pada rapat umum pemegang saham.
3)
Dividen, jika perusahaan memperoleh laba dan
disetujui didalam rapat umum pemegang saham.
4)
Hak tanggung jawab terbatas. Hak memesan efek
terlebih dahulu sebelum efek tersebut ditawarkan kepada masyarakat (Rusdin,
2006;70).
5. Dividen
a. Pengertian Dividen
Dividen adalah bagian keuntungan perusahaan
yang dibagikan kepada pemegang saham. Jumlah saham yang akan dibagikan
diusulkan oleh dewan direksi dan disetujui didalam rapat pemegang saham
(Rusdin, 2006:73).
b. Kebijakan Dividen
Kebijakan dividen adalah
keputusan keuangan, yaitu dengan
mempertimbangkan apakah pembayaran dividen akan meningkatkan kemakmuran
pemegang saham, menurut Suad Husnan dalam Ahmad (2004:191) kebijakan dividen
dapat diartikan:
1)
Apakah laba yang diperoleh
seharusnya dibagi-bagikan atau tidak.
2)
Apakah laba sebaiknya
dibagi dengan konsekuensi harus mengeluarkan saham baru, ataukah tidak dibagi
sehingga tidak perlu mengeluarkan saham baru.
Dari
berbagai bentuk cara dalam pembayaan dividen dapat diartikan bahwa stabilitas
dividen berpengaruh positif terhadap harga saham suatu perusahaan.
c.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen suatu perusahaan
menurut Sjahrial (2007:305) yaitu;
1)
Posisi likuiditas perusahaan
Makin
kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar likuiditas perusahaan yang
dibayarkan.
2)
Kebutuhan dana untuk membayar hutang
Apabila sebagian
laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya yang digunakan untuk membayar dividen makin
kecil.
3)
Rencana perluasan usaha
Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang
dapat dibayarkan untuk dividen.
4)
Pengawasan terhadap perusahaan
Kebijakan
pembiayaan untuk ekspansi dibiayai dengan
dana dari sumber intern antara lain laba pertimbangannya apabila
dibiayai dengan penjualan saham baru ini akan melemahkan kontrol dari kelompok
pemegang saham dominan. Karena suara pemegang saham mayoritas berkurang.
d.
Prosedur Pembayaran Dividen
Dalam
proses pembayaran dividen diperlukan daftar para pemegang saham yang telah
menerima dividen. Daftar pemegang saham ini dapat berubah karena adanya
transaksi jual beli saham. Sudjaja dan Berlian menjelaskan (2001:332)
menjelaskan tentang prosedur pembagian dividen. Berikut ini merupakan prosedur
pembayaran dividen:
1)
Tanggal pengumuman (Cum Date)
Tanggal
pengumuman adalah tanggal pada saat direksi perusahaan mengumumkan rencana
pembagian dividen.
2)
Tanggal pencatatan pemegang
saham (Recording Date)
Tanggal
pencatatan pemegang saham adalah hari terakhir untuk mendaftarkan diri sebagai
pemegang saham agar berhak menerima dividen yang akan dibagikan perusahaan.
3)
Tanggal Ex-Dividen
Tanggal
ex-dividen adalah tanggal dimana pada saat hak atas periode berjalan dilepaskan
dari sahamnya. Jangka waktu dari pelepasan saham tersebut adalah empat hari
kerja sebelum tanggal pencatatan pemegang saham.
4)
Tanggal pembayaran (paymet date)
Tanggal
pada saat perusahaan mengirimkan cek kepada nama-nama yang tercatat pada tanggal pembayaran.
6. Volume Perdagangan Saham
Volume
perdagangan saham merupakan penjumlahan dari setiap transaksi yang terjadi
dibursa saham pada waktu tertentu dan saham tertentu. Fluktuasi aktivitas
perdagangan saham dapat dianggap sebagai indikator bahwa trend harga yang
sedang berlaku akan berubah. Aktivitas volme perdagangan saham atau trading
volume activity diukur dengan notasi (Surya Wijaya dan Setiawan, 1998 dalam
Hamidi, 2007).
TVA = Jumlah saham i yang
diperdagangkan pada periode t
Jumlah saham i yang beredar pada periode t
Pengukuran aktiva volume perdagangan saham
merupakan suatu instrument yang dapat digunakan untuk melihat reaksi pasar
modal terhadap suatu informasi dengan parameter pergerakan aktivitas volume
perdagangan. Dengan kata lain, aktivitas volume pedagangan menggambarkan
sentiment pasar disamping juga menggambarkan fluktuasi harga saham.
7. Studi Peristiwa (Event
Study)
Studi peristiwa (event
study) merupakan study yang mempelajari reaksi pasar terhadap suatu
peristiwa (event) yang informasinya dipublikasikan sebagai suatu pengumuman.
Event study dapat digunakan untuk menguji kandungan informasi (information
content) dari suatu pengumuman dan dapat juga digunakan untuk menguji
efisiensi pasar bentuk setengah kuat.
Pengujian kandungan informasi dan pengujian
efisiensi pasar bentuk setengah kuat merupakan dua pengujian yang berbeda.
Pengujian kandungan informasi dimaksudkan untuk melihat reaksi dari suatu
pengumuman. Jika pengumuman mengandung informasi (information content),
maka diharapkan pasar akan bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima
oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan dengan adanya perubahan harga dari
sekuritas bersangkutan (Jogiyanto, 2007:410).
Berdasarkan uraian diatas tampak bahwa
sebenarnya event study dapat dikatakan untuk melihat reaksi pasar modal
(dengan pendekatan harga saham) terhadap suatu peristiwa tertentu.
Langkah-langkah dalam desain event study
biasanya meliputi beberapa tahapan sebagai berikut:
a.
Identifikasi peristiwa atau pengumuman yang kemungkinan memiliki
dampak signifikan terhadap perubahan harga saham.
b. Merumuskan
hipotesis berdasarkan tinjauan literatur.
c. Menentukan
perusahaan yang akan dijadikan sampel.
d.
Menentukan rentang waktu pengamatan (event window).
e. Menghitung
variabel diukur di sekitar peristiwa (Hamidi, 2007).
C. Kajian Teori dalam Prespektif Islam
- Hukum Transaksi Saham
Secara
praktis, instrumen saham belum didapati pada masa Rasulullah dan para sahabat.
Pada masa Rasulullah dan sahabat yang dikenal hanyalah perdagangan komoditas
barang riil seperti layaknya yang terjadi pada pasar biasa. Pengakuan
kepemilikan sebuah perusahaaan (syirkah) ada masa itu belum
direpresentsikan dalam bentuk saham seperti layaknya sekarang. Dengan demikian,
pada masa Rusululah dan para sahabat, bukti kepemilikan dan/ jual beli atas
sebuah asset hanya melalui mekanisme jual beli biasa dan belum melalui initial
public offering dengan saham sebagai instrumennya. Pada saat itu yang
terbentuk hanyalah pasar riil biasa yang mengadakan pertukaran barang dengan
uang (jual beli) dan pertukaran barang dengan
barang atau barter (Huda dan Nasution, 2007:63).
Para ulama kontemporer di antaranya Abu
Zahrah, Abdurrahman Hasan, dan khalaf sebagaimana dituangkan oleh Qordawi dalam kitabnya Fiqhu Zakah halaman 527
para fuqaha yang membolehkan jual beli saham mengatakan bahwa saham sesuai
dengan termenologi yang melekat padanya, maka saham yang dimiliki olah seseorang menunjukkan sebuah
bukti kepemelikan atas perusahaan tertentu yang berbentuk aset, sehingga saham
merupakan cerminan kepemilikan atas aset tertentu. Logika tersebut dijadikan
dasar pemikiran bahwa saham dapat diperjualbelikan sebagaimana layaknya barang
(Huda dan Nasution, 2007:65).
Perdagangan yang terjadi dipasar modal yang
dilakukan oleh penjual (emiten) dan pembeli (investor) yang disertai dengan
kontrak atau perjanjian berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak. Seperti
halnya prinsip jual beli yang telah disyari’atkan Islam yaitu jual beli atas
dasar suka sama suka (Al-Bai’ al-Taradhi). Dalam hal ini Al-Qur’an juga
menegaskan tentang kehalalan jual beli yang terdapat dalam Surat Al-Baqarah
ayat 275 yang berbunyi:
¨@ymr&ur…….. ª!$# yìøt7ø9$# tP§ymur (#4qt/Ìh9$# 4 ………. ÇËÐÎÈ
Artinya: Padahal Allah telah menghalalkan
jual beli dan mengharamkan riba.
Makna yang tersirat dari ayat diatas
menurut al-Atsari (2007: 63) menafsirkan bahwa Dialah Maha mengetahui seluruh
hakikat dan kemaslahatan setiap perkara. Apa yang memberi manfaat bagi
hamba-hamba-Nya maka Dia membolehkannya untuk mereka, dan apa yang membahayakan
mereka, maka Dia melarang mereka darinya. Demikian pula yang terjadi dalam
perdagangan di pasar modal yang memperjualbelikan sekuritas khususnya saham,
yang dapat memberikan manfaat kepada pihak emiten yang membutuhkan dana dan
investor sebagai pihak yang memiliki dana.
- Perserikatan (Musyarakah)
Menurut Qardhawi (2000:314-315) sebagaiman
seorang muslim diperbolehkan menggunakan harta-harta secara perorangan untuk
melakukan pekerjaan mubah yang dikehendakinya, dan sebagian dia diperbolehkan
memberikan hartanya atau sebagian hartanya kepada seseorang yang mempunyai
pengetahuan dan keahlian dengan jalan mudharabah, maka dia juga diperbolehkan
bersekutu dengan orang-orang lain yang memiliki modal untuk melakukan kerja
sama dalam bidang perindustrian, perdagangan atau yang lainnya. Karena diantara
pekerjaan atau proyek-proyek itu ada yang memerlukan banyak pikiran dan tenaga
serta modal, sedang seseoang adalah sedikit bila sendirian dan menjadi banyak
bila bersama orang lain.
Pembagian keuntungan antara pengelola modal
(emiten) dengan penanam modal (investor) dapat menggunakan akad Musyarakah,
musyakah adalah akad kerja sama antara kedua belah pihak atas lebih untuk suatu
usaha tertentu dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana (amal/expertise)
dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama
(Antonio, 2001:90).
Allah berfirman dalam Surat Shaad ayat 24
yang berbunyi:
¨bÎ)ur……. #ZÏVx. z`ÏiB Ïä!$sÜn=èø:$# Éóö6us9 öNåkÝÕ÷èt/ 4n?tã CÙ÷èt/ wÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ………..M»ysÎ=»¢Á9$# ÇËÍÈ
Artinya: Dan sesungguhnya kebanyakan dari
orang-orang yang berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada
sebahagian yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
yang saleh.
Makna yang tersirat dalam ayat diatas
menurut Ghoffar dan al-Atsari (2004: 60) menafsirkan adanya orang-orang yang
berperkara dengan mendominasi dan mengalahkan yang lain dalam perserikatan.
Sebagaimana yang dilakukan oleh emiten dan
investor mereka bekerja sama dalam menjalankan suatu usaha dimana emiten
sebagai pihak yang mengelola dana sedangkan investor sebagai pihak yang
menanamkan dananya untuk memperoleh suatu keuntungan yang nantinya dibagikan
antara pihak-pihak yang ikut dalam perserikatan tersebut yang berupa bagi hasil
(dividen) sesuai dengan kesepakatan kontrak yang telah disetujui bersama.
- Etika dalam Bisnis
Dalam perniagaan (tijarah), seperti
perdagangan saham untuk memperoleh keuntungan, dalam Islam tidak diperbolehkan
untuk menipu walaupun sekedar membawa sesuatu pada kondisi yang menimbulkan
keraguan. Kondisi ini dapat terjadi seperti adanya gangguan pada mekanisme
pasar atau karena adanya informasi penting mengenai transaksi yang tidak
diketahui oleh salah satu pihak (asymmetric information)(Badroen,dkk,
2007:91-93).
Dengan demikian, siapa yang menguasai informasi merekalah yang
berkuasa di pasar, merekalah yang akan menikmati profit yang terbesar. Kemudian
dengan globalisasi yang bersenjata privatisasi, informasi kemudian dikendalikan
para pelaku-pelaku pasar yang berorientasi profit. Dan demi profit mereka
melakukan segala hal untuk bisa menguasai informasi, bahkan sampai memanipulasi
informasi yang ada, baik dengan memutarbalikkan informasi atau menciptakan
informasi yang salah bagi pasar.
Pada akhirnya di
sektor financial kepentingan profit yang menjadi motif konsisten bagi para
pelaku di pasar financial menghambat kepentingan kolektif yang menginginkan
kestabilan sistem keuangan. Kontradiksi ini terlihat jelas dalam kecenderungan
mekanisme perekonomian khususnya keuangan dunia modern.
Dengan karakteristik pasar modern
yang ada saat ini, pada hakikatnya kejujuran menjadi nilai yang vital
dibutuhkan oleh pasar dalam menciptakan sebuah mekanisme pasar yang sehat dan
membangun. Karena baik menjaga agar informasi pasar tetap selalu transparan
maupun informasi tersebut benar adanya, diperlukan satu nilai kejujuran ( http://abiaqsa.blogspot.com 28/6/2009).
Dalam Firman Allah Surat Al-Hujarat ayat 6
yang berbunyi sebagai berikut.
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä bÎ) óOä.uä!%y` 7,Å$sù :*t6t^Î/ (#þqãY¨t6tGsù br& (#qç7ÅÁè? $JBöqs% 7's#»ygpg¿2 (#qßsÎ6óÁçGsù 4n?tã $tB óOçFù=yèsù tûüÏBÏ»tR ÇÏÈ
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jika datang
kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar
kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui
keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.
Makna yang tersirat di atas menurut Ghofar
dan al-Atsarin (2004:476) menafsirkan bahwa Allah memerintah agar benar-benar
meneliti berita yang dibawah oleh orang-orang fasik dalam rangka mewaspadainya,
sehingga tidak ada keputusan berdasarkan perkataan orang fasik tersebut
berpredikat sebagai seorang pendusta dalam berbuat kekeliruan, sehingga orang yang memberikan
keputusan bberdasarkan ucapan orang fasik itu berarti ia mengikuti dari
belakang.
Sebagaimana perdagangan saham di pasar
modal, sebaiknya investor sebagai pengguna informasi lebih berhati-hati dalam
menerima informasi dipasar modal, sehingga investor dapat mengambil keputusan investasi tepat sesuai
dengan analisis informasi yang diterima.
D. Kerangka Berfikir
![]() |


![]() |

E. Hipotesis
Hipotesis adalah
penyertaan atau dugaan yang bersifat sementara terhadap suatu masalah
penelitian yang kebenarannya masih lemah sehingga harus diuji secara empiris
(Hasan, 2002:50).
Adapun hipotesis dari penelitian ini adalah
sebagai berikut.
Hipotesis 1
H0
: µ TVA sebelum = µ TVA saat
H1
: µ TVA sebelum ≠ µ TVA saat
H0
: µ TVA saat = µ TVA sesudah
H1
: µ TVA saat ≠ µ TVA sesudah
Keterangan:
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan saat, antara saat dan sesudah pengumuman
pembagian dividen terhadap trading volume activity.
H1 : Terdapat perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan saat, antara saat dan sesudah pegumuman pembagian
dividen terhadap trading volume activity.
Hipotesis 2
H0
: µ TVA sebelum = µ TVA sesudah
H1
: µ TVA sebelum ≠ µ TVA sesudah
Keterangan:
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman pembagian dividen terhadap trading
volume activity.
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
pengumuman pembagian dividen terhadap trading volume activity.

METODE
PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mengambil lokasi di pojok
Bursa Efek Indonesia Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang pada
sektor perbankan. Karena di Pojok Bursa tersebut terdapat data-data yang cukup
lengkap yang dibutuhkan untuk menyelesaikan penelitian ini.
B. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Berdasarkan
rumusan masalah yang diajukan. Penelitian ini dapat diklasifikasikan kedalam
penelitian kuantitatif menurut Arikunto (12:2006) penelitian kuantitatif yaitu
penelitian yang banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,
penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Dan
merupakan penelitian event study yang merupakan studi yang mempelajari
reaksi pasar tehadap suatu peristiwa (event) yang informasinya
dipublikasikan sebagai pengumuman, event dapat digunakan ntuk menguji
kandungan infomasi (informasi content) dari suatu pengumuman dan dapat
juga digunakan untuk menguji efisiensi pasar bentuk setengah kuat (Jogiyanto,
2007:410).
|
dalam
penelitian ini event yang dapat digunakan untuk menguji efisiensi pasar
adalah pengumuman pembagian dividen.
C. Populasi dan Sampel
Penelitian
ini mengambil populasi pada sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia selama
periode tahun pengamatan yaitu tahun 2008. Menurut Hasan (2000:58) populasi
adalah totalitas dari semua objek atau individu yang mempunyai karakteristik
tertentu, jelas lengkap yang akan diteliti. Dari pengertian tersebut populasi
yang ditentukan dalam penelitian ini ádalah sektor perbankan yang aktif di
Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari 28 perusahaan perbankan.
Tabel 3.1
Jumlah populasi sektor perbankan yang aktif
diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia
No.
|
Kode Emiten
|
Nama Perusahaan
|
1
|
BBKP
|
Bank Bukopin Tbk
|
2
|
BBCA
|
Bank Central Asia Tbk
|
3
|
BNGA
|
Bank CIMB Niaga Tbk
|
4
|
BDMN
|
Bank Danamon Tbk
|
5
|
BNII
|
Bank Internantional
Indonesia Tbk
|
6
|
BMRI
|
Bank Mandiri Tbk
|
7
|
BBNI
|
Bank Negara Indonesia Tbk
|
8
|
BPAI
|
Bank Pan Indonesia Tbk
|
9
|
BBRI
|
Bank Rakyat Indonesia Tbk
|
10
|
AGRO
|
Bank Agro Niaga Tbk
|
11
|
BABP
|
Bank Bumiputera Indonesia
Tbk
|
12
|
BACA
|
Bank Capital Indonesia
Tbk
|
13
|
BAEK
|
Bank Ekonomi Raharja Tbk
|
No.
|
Kode Emiten
|
Nama Perusahaan
|
14
|
BBNP
|
Bank Nusantara
Parahyangan Tbk
|
15
|
BCIC
|
Bank Century Tbk
|
16
|
BEKS
|
Bank Eksekutif
International Tbk
|
17
|
BKSW
|
Bank Kesawan Tbk
|
18
|
BNBA
|
Bank Bumi Arta Tbk
|
19
|
BNLI
|
Bank Permata Tbk
|
20
|
BSWD
|
Bank Swadesi Tbk
|
21
|
BTPN
|
Bank Tabungan Pensiunan
N. Tbk
|
22
|
BVIC
|
Bank Victoria Int.I Tbk
|
23
|
INPC
|
Bank Artjha Graha
International Tbk
|
24
|
MAYA
|
Bank Mayapada Tbk
|
25
|
MCOR
|
Bank Windu Kentjana Int.I Tbk
|
26
|
MEGA
|
Bank Mega Tbk
|
27
|
NISP
|
Bank OCBC NISP Tbk
|
Sumber:
Kompas halaman Bisnis dan Keuangan
Menurut Hasan (2002:50) sampel
adalah bagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara tertentu juga
memiliki karakteristik tertentu, jelas, dan lengkap yang dianggap dapat
mewakili populasi. Sampel penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan
pembagian dividen dan memenuhi kriteria. Cara pengambilan sampel dengan
menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel yang digunakan harus
sesuai dengan kriteria penulis.
Dalam sampel kritereria yang harus dipenuhi.
- Dipilih perusahaan yang mengummkan dividen pada tahun 2008.
- Objek penelitian ini dilakukan pada saham yang aktif diperdagangkan pada periode pengamatan.
- Selama periode pengamatan perusahaan memiliki data yang lengkap untuk digunakan dalam penelitian ini.
Berdasarkan pengklasifikasian
diatas, perusahaan yang dapat dijadikan sampel adalah 7 perusahaan perbankan
yang aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia.
Tabel 3.2
Jumlah sampel sektor perbankan
yang mengumumkan dividen pada tahun 2008 di Bursa Efek Indonesia
No.
|
Kode Emiten
|
Nama Perusahaan
|
Tanggal Pengumuman
|
Dividen/
lembar
|
Volume Perdagangan Saham
|
1
|
BDMN
|
Bank Danamon Tbk
|
16 Mei 2008
|
208,9
|
3,866,500
|
2
|
BBRI
|
Bank Rakyat Indonesia Tbk
|
18 Juni 2008
|
196,34
|
18,588,000
|
3
|
BMRI
|
Bank Mandiri Tbk
|
19 juni 2008
|
186,00
|
29,734,500
|
4
|
BBCA
|
Bank Central Asia Tbk
|
12 Juni 2008
|
63,50
|
22,534,500
|
5
|
BBNI
|
Bank Negara Indonesia Tbk
|
17 Juni 2008
|
29,40
|
110,019,500
|
6
|
BNGA
|
Bank CIMB Niaga Tbk
|
22 Mei 2008
|
11,37
|
34,277,000
|
7
|
BNII
|
Bank Internasional
Indonesia Tbk
|
06 Juni 2008
|
4,13
|
30,562,500
|
Sumber: www.idx.co.id
D. Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data sekunder. Menurut Hasan (2002:82) data sekunder
adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh orang yang melakukan
penelitian dari sumber-sumber yang telah ada.
Data yang diperlukan meliputi:
- Nama perusahaan dan tanggal pengumuman pembagian dividen perusahaan pada tahun amatan.
- Jumlah saham yang diperdagangkan dan jumlah yang beredar.
E. Teknik Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data dalam penelitian ini adalah studi dokumentasi menurut Hasan
(2002:87) studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan pada subyek penelitian, namun melalui dokumen. Dokumen yang digunakan
dalam penelitian ini meliputi data dividen
jumlah saham yang diperdagangkan dan jumlah saham yang beredar.
F. Definisi Operasional Variabel
Difinisi variabel dari penelitian ini adalah:
- Periode Peristiwa adalah jangka waktu yang digunakan untuk melakukan pengukuran variabel volume perdagangan saham, yaitu saham-saham pada sektor perbankan sebelum, saat dan sesudah pengumuman pembagian dividen. Tidak terdapat dasar atau rumusan yang pasti dalam menentukan periode pengamatan, dan dengan mempertimbangkan rentang waktu antara, cume dividen, dan tanggal ex dividen. Periode pengamatan pada penelitian ini terdiri dari 21 hari, yaitu 10 hari sebelum pengumuman dividen (t-10), 1 hari pada saat pengumuman dividen (t0), dan 10 hari setelah pengumuman dividen (t+10).
- Aktivitas volume perdagangan saham (Trading Volume Activity) yang meliputi tinggi rendahnya volume perdaganagan saham yang diperdagangkan merupakan hasil perbandingan antara saham yang ditransaksikan dengan saham perusahaan yang diedarkan pada waktu yang sama.
- Peristiwa pengumuman dividen adalah tanggal pengumuman dividen yang dipublikasikan dipasar modal
G. Model Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam
penelitian ini adalah:
- Analisis Aktivitas Perdagangan Saham
Menghitung AVP saham individu
pada periode t
AVP = ∑SDt
∑SBt
Dimana:
AVP : Aktivitas perdagangan
saham.
SDt : Saham yang diperdgangkan perusahaan
pada periode t.
SBt : Saham perusahaan yang beredar pada periode
t.
- Menghitung rata-rata AVP saham individu selama periode pengamatan
AVPi sebelum =

AVPi saat =

AVPi sesudah =

- Menghitung rata-rata AVP semua saham periode pengamatan
AVPi
sebelum =

AVPi saat
=

AVPi sesudah =

- Menghitung standar deviasi AVP sebelum, saat dan sesudah pengumuman dividen
sebelum


saat 

sesudah


H. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada suatu penelitian merupakan prosedur yang
akan menghasilkan suatu keputusan yaitu keputusan menerima atau menolak
hipotesis itu. Dalam pengujian hipotesis, keputusan yang dibuat mengandung
ketidakpastian artinya keputusan bisa benar atau salah (Hasan, 2002:54).
Pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah:
- Paired sample t-Test
Pengujian
ini menggunakan paired sample t-Test yaitu dua populasi yang diamati
secara berpasangan pada setiap pengamatan. Dimana dua populasi berpasangan ini
dimiliki oleh suatu data yang sifatnya sebelum, saat dan sesudah sehingga
setiap obyek yang sama diamati sebelum treatmen dan sesudah treatmen.
Menentukan Hipotesis:
Hipotesis 1
H0
: µ TVA sebelum = µ TVA saat
H1
: µ TVA sebelum ≠ µ TVA saat
H0
: µ TVA saat = µ TVA sesudah
H1
: µ TVA saat ≠ µ TVA sesudah
Keterangan:
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan saat, antara
saat dan sesudah pengumuman pembagian dividen terhadap trading volume
activity.
H1 : Terdapat perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan saat, antara saat dan sesudah pegumuman pembagian
dividen terhadap trading volume activity.
Hipotesis 2
H0
: µ TVA sebelum = µ TVA sesudah
H1
: µ TVA sebelum ≠ µ TVA
sesudah
Keterangan:
H0 : Tidak terdapat perbedaan yang
signifikan antara sebelum dan sesudah pengumuman pembagian dividen terhadap trading
volume activity.
H1 : Terdapat perbedaan yang signifikan antara sebelum dan sesudah
pengumuman pembagian dividen terhadap trading volume activity.
- Uji-t (t-test)
Uji-t
digunakan untuk menguji signifikansi koefisien regresi tiap variabel bebas yang
pengaruhnya terhadap variabel terikat nilai t-hitungnya.
Nilai t
hitung dibandingkan dengan nilai t tabel dengan taraf signifikan 5% (0,05).
Dalam penelitian ini untuk mencari t hitung
digunakan
SPSS for windows. Jika hasil perbandingan t hitung < t tabel maka H0
diterima dan H1 ditolak, dan apabila t hitung > t tabel,
maka H0 ditolak dan H1 diterima.

PAPARAN DAN
PEMBAHASAN
DATA HASIL
PENELITIAN
A. Paparan Data Hasil
Penelitian
1.
Gambaran Umum Industri
Perbankan tahun 2008
Perbankan adalah usaha yang bergerak dalam bidang keuangan yang
aktivitasnya selalu berkaitan dengan bidang keuangan yaitu menghimpun dana (uang)
dari masyarakat, menyalurkan dana ke masyarakat, dan memberikan jasa-jasa
lainnya seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga dari
dalam kota.
Kondisi perbankan pada tahun 2008 masih terkena imbas dampak
dari kenaikan harga minyak dunia .
Setelah beberapa tahun terakhir perbankan terus menunjukkan kinerja keuangan
yang baik dengan laba yang terus meningkat. Pada kuartal pertama tahun
2008 ini laba perbankan mulai menyurut.
Dalam tiga tahun terakhir laba perbankan mengalami pertumbuhan
yang pesat yaitu dari Rp 33,9 trilyun tahun 2005 menjadi Rp 40,6 trilyun tahun
2006 dan pada tahun 2007 meningkat lagi menjadi Rp 49,9 trilyun, atau rata-rata
meningkat sebesar 21% per tahun.
|
KLIK INI UNTUK MEMBACA SELENGKAPNYA
0 Komentar