Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Pengelolaan Dan Kebijakan Modal Kerja Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (Pada PT. Samudera Indonesia Tbk. Periode Tahun 2003-2004)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah
Saat ini perusahaan PT.
Samudera Indonesia Tbk. telah memiliki layanan transportasi barang yang lengkap
meliputi pelayanan peti kemas, tanker, kegiatan lepas pantai, transportasi
darat untuk alat-alat berat, penyimpanan dan perbaikan peti kemas, pergudangan,
bongkar muat barang, serta layanan transportasi terpadu. Perusahaan juga
melakukan kegiatan keagenan dari beberapa perusahaan pelayanan luar negeri.
Dengan layanan terpadu yang disediakan oleh perusahaan, tingkat permintaan
pelanggan semakin tinggi, perusahaan saat ini sedang mengembangkan layanan
logistik, dengan melakukan sinergi atas seluruh layanan jasa yang ada, dan
menggunakan jejaringan bisnis yang
tersedia sampai saat ini. Melalui perjalanan panjang dalam membangun industri
transportasi di Indonesia dan Asia, perusahaan memiliki citra yang baik dan
terpercaya sebagai mitra bisnis dalam industri transportasi barang di kawasan Asia. Pengalaman
tersebut telah membentuk kompetensi perusahaan yang kuat dan akan semakin
memperkokoh untuk terus menjadi pemain terkemuka di masa mendatang sehingga
pelanggan mendapatkan layanan berkualitas dan mampu memberikan nilai tambah
lagi bagi pemegang saham secara berkesinambungan. http://www.samudera.com /images/news/
announcementpdfs/Samudera_1_9.pdf
Melihat akan kebutuhan transportasi laut tersebut yang semakin
berkembang dan semakin menjadi tuntutan masyarakat akan tersedianya sarana
transportasi laut yang mantap dan disamping itu kebutuhan dari pemakai jasa
transportasi laut sekarang ini semakin banyak seperti untuk mengangkut barang
dagangan dan berlayar dan juga transportasi laut lebih murah dari pada
transportasi darat. Disini dapat dilihat bahwa pengguna jasa adalah mayoritas
pelaku ekonomi di daerah-daerah sehingga setiap kali memakai jasa angkutan laut
selalu membawa barang dagangan yang cukup banyak.http://www.iptek.net.id/ind /?mnu=
8&ch=jsti&id=297
Dalam warta ekonomi direktur PT. Samudera Indonesia Tbk. mendapat
resistensi yang begitu besar saat mulai berkarier di perusahaan ini, kehadirannya
dianggap bernuansa KKN. Apalagi pemilik perusahaan tersebut dipercaya
untuk membenahi keuangan perusahaan. Namun, dengan mengatasi sendiri penolakan
itu lewat cara “merendah” dan mengalah, sekarang justru lebih banyak memperoleh
dukungan. Keuntungan yang diperoleh perusahaan kini naik berlipat-lipat dan
meluas jangkauan bisnisnya. Perlahan-lahan resistensi itu mulai
mencair. Bahkan kini pihak yang menerima kehadiran dirinya jauh lebih banyak
ketimbang mereka yang menolak. Berbarengan
dengan itu, kepercayaan yang diterima makin besar. Direktur PT. Samudera
Indonesia Tbk. mendapat gelar Master of Management dari Asian Institute of
Management, Manila, Filipina, dan kemudian diminta untuk menduduki posisi
kepala divisi keuangan, yang dipercaya menjadi direktur keuangan dan
administrasi. Masalah keuangan perusahaan juga menjadi pekerjaan utama yang
dibebankan pemegang saham. ketika terpilih sebagai dirut. Kemudian direktur PT.
Samudera Indonesia Tbk. mengatakan bahwa jalannya perusahaan akan baik jika pengelolaan
keuangannya pun beres. Dalam membenahi keuangan perusahaan direktur PT. Samudera Indonesia
menerapkan sejumlah kebijakan guna memperbaiki sistem pengelolaan keuangan
perusahaan. Ia mengawalinya dengan melakukan komputerisasi bidang keuangan.
Penerbitan laporan keuangan juga dipercepat, dari yang tadinya makan waktu enam
bulan, kini cuma butuh satu bulan. Untuk mendorong pengelolaan keuangan yang
baik, maka menekankan kultur perusahaan
haruslah transparan. http://www.warta ekonomi.Com./detail .aspaid =6513&cid=4
Sejalan dengan laju pertumbuhan perekonomian di era globalisasi saat ini, makin terasa adanya aktivitas usaha kearah persaingan untuk meraih pangsa pasar yang terbesar. Perusahaan merupakan salah satu penunjang pertumbuhan perekonomian yang memegang peranan penting atas produk jasa atau barang yang dihasilkan. Factor yang menentukan untuk memperoleh laba yang optimal, yaitu tersedianya dana atau modal kerja yang berfungsi untuk membiayai kegiatan perusahaan. Modal kerja merupakan salah satu aspek terpenting dari keseluruhan pembelajaan perusahaan yang erat hubungannya dengan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang berlebihan akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, karena adanya dana yang menganggur yang mengakibatkan terjadinya pemborosan modal kerja dan menjadi biaya menjadi tinggi. Jadi tidak ada dana maka akan mengakibatkan terganggunya kontinyunitas usaha perusahaan, sehingga berpengaruh pada tingkat likuiditas. Tujuan analisa modal kerja pada dasarnya adalah untuk melihat sejauh mana efisiensi pengolahan modal kerja dalam suatu perusahaan yang dilihat pengelolaan kas, pengelolaan piutang dan pengelolaan persediaan yang merupakan asset lancar dari perusahaan, sehingga dapat diketahui perkembangan dan pertumbuhan perusahaan dari usaha yang telah dilakukan oleh perusahaan. http://serbufibrin.blogspot.com/.
Sejalan dengan laju pertumbuhan perekonomian di era globalisasi saat ini, makin terasa adanya aktivitas usaha kearah persaingan untuk meraih pangsa pasar yang terbesar. Perusahaan merupakan salah satu penunjang pertumbuhan perekonomian yang memegang peranan penting atas produk jasa atau barang yang dihasilkan. Factor yang menentukan untuk memperoleh laba yang optimal, yaitu tersedianya dana atau modal kerja yang berfungsi untuk membiayai kegiatan perusahaan. Modal kerja merupakan salah satu aspek terpenting dari keseluruhan pembelajaan perusahaan yang erat hubungannya dengan operasi perusahaan sehari-hari. Modal kerja yang berlebihan akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, karena adanya dana yang menganggur yang mengakibatkan terjadinya pemborosan modal kerja dan menjadi biaya menjadi tinggi. Jadi tidak ada dana maka akan mengakibatkan terganggunya kontinyunitas usaha perusahaan, sehingga berpengaruh pada tingkat likuiditas. Tujuan analisa modal kerja pada dasarnya adalah untuk melihat sejauh mana efisiensi pengolahan modal kerja dalam suatu perusahaan yang dilihat pengelolaan kas, pengelolaan piutang dan pengelolaan persediaan yang merupakan asset lancar dari perusahaan, sehingga dapat diketahui perkembangan dan pertumbuhan perusahaan dari usaha yang telah dilakukan oleh perusahaan. http://serbufibrin.blogspot.com/.
Setiap perusahaan selalu memerlukan modal kerja yang akan digunakan untuk membiayai aktivitas perusahaan sehari-hari. Kekurangan uang tunai (kas) akan menyebabkan perusahaan tidak mampu membayar kewajiban dalam jangka pendek sedangkan kekurangan persediaan akan menyebabkan perusahaan tidak memperoleh keuntungan karena calon pembeli tidak jadi membeli keperusahaan tersebut. Perusahaan yang membiayai kebutuhan modal kerja dengan pinjaman. Jika tidak dilakukan dengan perencanaan yang matang yang selain akan mengurangi laba yang seharusnya diperoleh, juga akan memberikan beban berat pada perusahaan diwaktu yang akan datang (Sundjaja, dkk., 2003:186).
Untuk mengetahui modal kerja lebih
lanjut maka digunakan alat rasio keuangan, di mana analisis rasio keuangan
untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaan, dan juga menghubungkan
unsur-unsur neraca dan perhitungan laporan laba rugi dan juga dapat
menggambarkan tentang sejarah perusahaan dan lain-lain. dan dapat diketahui
posisi keuangan jangka pendek. Dengan melihat modal kerja yang digunakan dan
untuk mengetahui prospek usaha di masa mendatang. Dimana tujuan rasio keuangan
untuk mengukur modal kerja dalam melakukan analisis hubungan dari berbagai pos
dalam suatu keuangan sebagai dasar interpretasi kondisi keuangan dari hasil operasional
suatu perusahaan Manullang (2003:18). Perusahaan PT. Samudera Indonesia Tbk, yang
berlokasi di Kantor Pusat–Jakarta merupakan salah satu perusahaan cukup besar.
Dimana tentunya membutuhkan pengelolaan modal kerja yang baik agar tidak
berlebihan atau kekurangan, karena tanpa modal kerja yang cukup aktivitas perusahaan
akan terancam. Dan
selain pengelolaan modal kerja, juga untuk melihat kebijakan modal kerja
perusahaan saat ini dan menentukan alternatif kebijakan modal kerja untuk
periode mendatang. Di mana Menurut Kartadinata (1990: 152) Kebijakan perusahaan
juga dapat mempengaruhi tingkat modal kerja. Jika perusahaan mengubah kebijakan
kreditnya dari 30 hari menjadi 60 hari maka Lebih banyak dana akan terikat
dalam piutang. jika kebijakan produksinya mengalami perubahan, kebutuhan akan
persediaan bahan mungkin berubah. bila tingkat saldo kas dihubungkan dengan
tingkat penjualan. modal kerja secara keseluruhan akan ikut berubah.
Dari
hasil penelitian Ela Diana tahun 2005 tentang “Efektivitas Pengelolaan Modal
Kerja untuk meningkatkan Profitabilitas
perusahaan (studi kasus pada PT. Kasin
Leather Tanner)” bahwa hasil analisis menunjukkan bahwa pengelolaan persediaan
menunjukkan adanya jumlah persediaan akhir barang jadi yang besar sehingga
mengakibatkan perputaran barang jadi menurun. Dalam penelitian ini peneliti mencoba untuk mengetahui
apakah pada perusahaan PT. Samudera Indonesia Tbk. dengan menggunakan
pengelolaan modal kerja keuangan perusahaan lebih membaik. Di mana adanya modal
kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, dan hal ini
akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena adanya kesempatan untuk
memperoleh keuntungan telah disia-siakan. Sebaliknya adanya ketidak cukupan
maupun manajemen dalam modal kerja merupakan sebab utama kegagalan suatu
perusahaan. Berdasarkan uraian di
atas untuk mengetahui modal kerja pada perusahaan. Maka judul yang diambil
adalah sebagai berikut: “ Analisis Rasio Keuangan Untuk Mengukur Pengelolaan
Dan Kebijakan Modal Kerja Perusahaan yang Go Public di Bursa Efek Indonesia
(Pada PT. Samudera Indonesia Tbk. Periode Tahun 2003-2004)”.
B. Rumusan
Masalah
Dengan
tingkat kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif dan
menimbulkan kerugian karena kesempatan memperoleh laba telah di sia-siakan.
Sebaliknya kekurangan modal kerja merupakan faktor utama kegagalan usaha oleh
karena itu di butuhkan suatu tingkat modal kerja yang cukup untuk menjamin
perusahaan dapat beroperasi secara efisien serta meningkatkan pelayanan
konsumen dan anggota. Permasalahan
yang dibahas pada penelitian ini adalah ”Bagaimana
pengelolaan dan kebijakan modal kerja pada perusahaan PT. Samudera Indonesia
Tbk. Yang bergerak dalam Usaha Transportasi Laut.”
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan
rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah ”Untuk mendeskripsikan pengelolaan dan
kebijakan modal kerja pada perusahaan PT. Samudera Indonesia Tbk. Yang bergerak
dalam Usaha Transportasi Laut.”
D. Manfaat Penelitian
Peneliti ini
mempunyai kegunaan atau manfaat sebagai berikut:
- Menambah wawasan keilmuan dan pemahaman tentang rasio keuangan dalam mengukur pengelolaan dan kebijakan modal kerja
- Memberi sumbangan pemikiran dan penelitian dalam bidang keuangan khususnya dalam berbisnis .
E. Batasan Penelitian
Agar dalam
penelitian ini tidak terlalu melebar maka pada penelitian ini peneliti memberi
batasan sebagai berikut :
1.
Analisa rasio yang digunakan dalam penelitian ini
adalah rasio financial yang terdiri dari rasio likuiditas, aktivitas,
solvabilitas dan profitabilitas.
2.
Melakukan
analisis perubahan dan analisis sumber dan penggunaan modal kerja.
3.
Pengelolaan
modal kerja dilihat dari pengelolaan kas, pengelolaan piutang dan pengelolaan
persediaan dan kebijakan perusahaan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian
Terdahulu
Dari
hasil penelitian Ela Diana tahun 2005 tentang “Efektivitas Pengelolaan Modal
Kerja untuk meningkatkan Profitabilitas perusahaan (studi kasus pada PT. Kasin Leather Tanner)”
bahwa hasil analisis menunjukkan bahwa pengelolaan persediaan menunjukkan
adanya jumlah persediaan akhir barang jadi yang besar sehingga mengakibatkan
perputaran barang jadi menurun.
Dari
hasil penelitian Eni Ismiati tahun 2006 tentang “Analisis sumber dan penggunaan
modal kerja untuk menjaga tingkat likuiditas dan meningkatkan profitabilitas
perusahaan Agro Niaga Jaya Abadi Unggul”. Dari hasil penelitian bahwa tingkat
likuiditas Kan Jabung selama priode 2000-2004 dianggap kurang baik karena tidak
mampu menjaga tingkat likuiditas sesuai dengan standar industri yang ada, dari
hasil perhitungan rasio Profitabilitas menunjukkan bahwa Kan Jabung malang kurang maksimal dalam
perolehan tingkat profitabilitasnya, hal ini disebabkan pengelolaan modal kerja kurang efektif, sumber modal kerja lebih besar.
Dari hasil penelitian Nur Rahmatin
tahun 2006 tentang “pentingnya efisiensi modal kerja untuk menjaga likuiditas
dan meningkatkan rentabilitas pada PT. Perkebunan X Nusantra (Persero) pabrik
gula di Gempol kerep ngejer Mojokerto”
bahwa dari hasil analisis rasio yang dilakukan diketahui bahwa pada umumnya
kondisi keuangan perusahaan dalam keadaan likuid, hal ini ditunjukkan dari
cukup tingginya nilai Curren Ratio dan juga kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba dari tahun ketahun rata-rata juga menunjukkan trend positif,
hal ini karena cukup besarnya nilai rata-rata tingkat rasio profitabilitas.
Perbedaan
penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah penelitian ini adalah
untuk mengukur pengelolaan dilihat dari rasio likuiditas, rasio aktivitas,
rasio leverage, dan rasio profitailitas dan kebijakan modal kerja sedangkan
pada penelitian terdahulu hanya Pengelolaan Modal Kerja untuk meningkatkan Profitabilitas perusahaan saja.
Tabel 2.1
Perbedaan Penelitian Terdahulu
No
|
Nama Peneliti
|
Judul (Tahun)
|
Variabel
|
Metode Analisis
|
Hasil Penelitian
|
1
|
Ela Dina (2005)
|
Efektivitas Pengelolaan Modal Kerja untuk meningkatkan Profitabilitas perusahaan (studi kasus pada PT. Kasin Leather
Tanner).
|
-
Efektivitas
pengelolaan modal kerja
-Profitabilitas
|
-
Analisis
pengelolaan modal kerja
-
Analisis rasio
profitabilitas
|
pengelolaan persediaan barang jadi
yang besar mengakibatkan
perputaran barang jadi menurun
|
2
|
Eni Imiatin (2006)
|
Analisis sumber dan penggunaan modal kerja untuk menjaga tingkat likuiditas
dan meningkatkan profitabilitas perusahaan Agro Niaga Jaya Abadi Unggul.
|
-Sumber dan penggunaan modal kerja
-
Likuiditas dan
Profitabilitas
|
-Analisis sumber
dan penggunaan modal kerja
- Analisis rasio
likuiditas dan profitabilitas
|
pengelolaan modal kerja kurang
efektif, karena sumber modal kerja lebih besar
|
3
|
Maria Ulfah (2007)
|
Analisis Pengelolaan
Modal Kerja untuk Meningkatkan Produktifitas
Perusahaan Pada PT. Semen Gersik Tbk.
|
-
Modal kerja
- Produktivitas
|
-
Analisis modal
kerja
-
Analisis kinerja
- Analisis
rasio produktivitas
|
Modal kerja bersih
sudah optimal, maka kelebihan dana harus diinvestasikan atau digunakan untuk
membayar kewajiban. Perputaran persediaan dan kas perusahaan berada dalam
kondisi kurang baik, untuk itu perusahaan harus mengurangi persediaan bahan baku. Sedangkan Produktivitas
mengalami kenaikan dari tahun ketahun.
|
4
|
Siti Fatimah
(2008)
|
Analisis rasio
keuangan untuk mengukur pengelolaan dan kebijakan modal kerja pada perusahaan
yang Go Public di BEI studi pada PT. Samudera Indonesia Tbk.
|
- Rasio keuangan
- Pengelolaan dan
Kebijakan modal kerja
|
- Analisis rasio keuangan
- Analisis sumber dan penggunaan modal kerja
- Analisis
pengelolaan dan kebijakan modal kerja
|
Hasil dari
pengelolaan dan kebijakan modal kerja cukup baik terutama pada piutang dan
kas dan, dilihat dari kebijakan kas cukup besar, sehingga tidak perlu
melakukan pinjaman.
|
Sumber: Data diolah
Peneliti
B. Kajian Teoritis
1. Pengertian
Analisis Rasio Keuangan
Menurut Sawir (2005:6) rasio
keuangan adalah menghubungkan unsur-unsur neraca dan perhitungan laba-rugi satu
dengan lainnya, dan juga dapat memungkinkan manager keuangan mempekirakan
reaksi para kreditor dan investor dan memberikan pandangan kedalam tentang
bagaimana kira-kira dana dapat diperoleh.
Menurut Tampubolon (2005: 35) rasio
keuangan adalah merupakan alat utama dalam analisis keuangan, karena analisis
ini dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan keuangan
korporasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa pengertian Rasio itu sendiri adalah
hanyalah alat yang dinyatakan dalam arithmantical term yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan antara dua macam data financial yaitu
antara neraca dan laba rugi.
Analisis rasio keuangan merupakan
alat utama dalam analisis keuangan,
karena analisis ini dapat digunakan untuk menjawab berbagai pertanyaan tentang keadaan keuangan perusahaan.
2. Kelompok
Penggunaan Analisa Rasio
Menurut Weston,
dkk., (1994:312) Seperti telah kita ketahui sebelumnya, analisis rasio
digunakan oleh tiga kelompok utama:
- Manajer adalah, menggunakan rasio-rasio tersebut untuk menganalisis, mengendalikan dan memperbaiki operasi-operasi perusahaan.
- Analisis kredit adalah, seperti petugas bank atau analis yang menetapkan peringkat obligasi (di AS), yang menganalisis rasio untuk menentukan kemampuan suatu perusahaan membayar utangnya.
- Analisis sekuritas, yaitu analisis saham yang berkepentingan atas efisiensi dan prospek pertumbuhan perusahaan, dan analis obligasi yang berkepentingan atas kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan pokok obligasi serta nilai likuidasi aktiva dalam hal terjadinya kepailitan.
3. Keterbatasan
Analisa Rasio
Menurut Weston,
dkk., (1994: 313) kita juga harus memperhatikan bahwa meskipun analisis rasio
dapat menghasilkan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan operasi dan
keadaan keuangan perusahaan, namun di dalamnya terdapat masalah dan
kertebatasan yang memerlukan kehati-hatian dan pertimbangan. Sebagian dari
masalah tersebut adalah sebagai berikut:
- Banyak perusahaan besar yang mengoprasikan beberapa devisi yang berada pada Industri yang sangat berlainan, dan dalam keadaan semacam ini sulit untuk mendapatkan rata-rata industri yang bisa digunakan sebagai bahan pembanding yang tepat.
- Hampir semua perusahaan ingin berprestasi di atas rata-rata, sehingga pencapain prestasi rata-rata semata belumlah harus dinyatakan baik.
- Inflasi menyebabkan distorsi yang besar pada neraca nilai yang tercatat di neraca kerap kali sangat berbeda dengan nilai yang “sebenarnya”.
- Faktor musiman juga menyebabkan ketimpangan pada analisis Rasio.
- Perusahaan dapat menggunakan teknik “window dressing “ (teknik untuk mempercantik laporan keuangan.
- Perbedaan praktek operasi dan akuntansi bisa menyebabkan distorsi dalam perbandingan.
- Sulit untuk menetapkan secara pasti apakah suatu rasio itu baik atau buruk.
- Sejumlah perusahaan bisa mempunyai sejumlah rasio yang kelihatan “ baik” sedangkan rasio lainnya “jelek” sehingga sulit untuk utuk mengatakan apakah secara keseluruhan perusahaan baik atau buruk.
4. Pengertian Modal Kerja
Menurut Sawir (2005:129) modal kerja adalah investasi perusahaan dalam
aktiva jangka pendek atau lancar, termasuk di dalamnya kas, skuritas, piutang,
persedian, dan dalam beberapa perusahaan, biaya dibayar dimuka. Sedangkan (Martin, dkk., 1994: 3)
bahwa modal kerja sebagai investasi perusahaan dalam aktiva lancar.
Menurut Jumingan (2006: 67) Modal
kerja hanyalah jumlah dana yang digunakan selama priode akuntansi yang
dimaksudkan untuk menghasilkan pendapatan jangka pendek saja, yaitu berupa kas,
persediaan barang dagang, piutang (setelah dikurangi profit margin),
menyusun aktiva tetap.
Ketiga
definisi di atas, menunjukkan bahwa modal kerja adalah jumlah keseluruhan
aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan.
Sedangkan modal kerja dalam Islam Menurut Hendi
(2002: 9) adalah harta dalam bahasa arab disebut, al- mal
dari kata مال- يميل-ميلا yang berarti condong, cenderung dan miring. Sedangkan harta dalam istilah
imam Hanafiah adalah:
ما يميل إليه طبع الإ نسان و يمكن
اد خاره إلى وقت ا لحاجة
“ suatu yang
digandrungi tabiat manusia dan memungkinkan untuk disimpan hingga dibutuhkan ”.
Jadi
harta segala sesuatu yang dapat disimpan untuk digunakan ketika dibutuhkan, dalam penggunaannya
bias bias dicampuri orang lain.
Menurut Hafidhuddin (2007:1) Allah telah
menciptakan langit dan bumi beserta
isinya untuk manusia. Ia pula yang telah menundukkan semua itu agar dapat dimanfaatkan
sebesar-sebesarnya bagi kesejahteraan
ras manusia. Itulah anugerah Allah untuk dinikmati dan dipergunakan sebagai mestinya.
Harta dipelihara manusia karena
manusia membutuhkan manfaat harta tersebut. Fungsi harta amat banyak baik
kegunaannya dalam hal yang baik, maupun kegunaan dalam hal yang buruk.
Harta
dalam mekanisme pengelolaan Menurut Huda, dkk., (2007:3-4) apabila harta
tersebut merupakan hak milik Allah, sementara Allah telah menyerahkan kekuasaan
atas harta tersebut kepada manusia, melalui izin darinya, maka perolehan
seseorang atas harta tersebut sama dengan kegiatan yang dilakukan seseorang
untuk memanfaatkan serta mengembangkan harta.yang antara lain karena menjadi
miliknya. Sebab ketika seseorang memiliki harta maka esensinya, dia memiliki
harta tersebut hanya untuk dimanfaatkannya. Sehingga dalam hal ini dia terkait
dengan hukum-hukum syara’ dan bukan bebas mengelola secara mutlak.
Begitu pula tidak bebas mengelola zat barang tersebut secara mutlak, meskipun
ia memiliki zatnya. Alasannya ketika dia mengelola dalam rangka memanfaatkan
harta tersebut dengan cara tidak sah menurut syara’.
Dalam syariat harta terbagi menjadi 2 bagian:
a)
harta
tetap (diam), harta yang tidak mungkin dipindahkan seperti tanah melekat dengan
tanah, seperti bangunan permanen.
b)
harta
bergerak, adalah harta yang cepat dipindahkan dan dialihkan seperti uang.
Terkait
dengan hak
terhadap harta dapat dijelaskan sebagai berikut:
1)
harta pribadi, harta ini tidak boleh diambil
oleh orang lain melainkan dengan kerelaan hati
dari pemiliknya.
2)
harta milik Allah, harta pada dasarnya milik
Allah (hakiki kepemilikan), manusia hanya diberi kesempatan memilikinya
sementara (derivatif dari kepemilikan Allah.
3) harta milik bersama, konsekuensi harta ini
adalah didahulukannya kepentingan bersama dari pada kepentingan pribadi, ketika
terjadi bentrokan dengan memberikan kompensasi yang adil kepada pemilik harta tersebut.
Jadi modal dalam ekonomi syariah
bukan hanya uang, tetapi meliputi materi baik berupa uang ataupun materi
lainnya, serta kemampuan dan kesempatan. berbagai macam bentuk akad muamalah
terdapat dalam ekonomi syariah guna membangunsebuahusaha.
Islam menganjurkan hendaknya seorang
muslim harus mampu memenuhi kebutuhan pokoknya melalui penggunaan sumber daya
secara baik dan efisien dan penghapusan konsumsi yang tidak esensial.
Menurut
Yusanto (2002: 46) dikatakan bahwa dalam kerangka wirausaha, modal adalah sesuatu yang dapat
digunakan untuk menjalankan usaha.
Karenanya, modal meliputi benda fisik dan non fisik, seperti uang, raga,
pendidikan, pengalaman kerja, waktu, dan lain-lain.
Jadi
modal itu sendiri sesuatu yang dapat digunakan untuk menjalankan usaha untuk menghasilkan asset.
Berkaitan
dengan waktu, terdapat dua hal penting, yakni. 1) kesempatan dan 2) efisien.
Kejelian dan kecekatan dalam melihat kesempatan dan menggunakan momen yang
tepat sangat menentukan keberhasilan. Bekerja dikatakan makin efisien jika dalam satu satuan
waktu atau tenaga atau biaya,
menghasilkan makin banyak produk.
Tingkat
efisiensi dalam suatu bisnis umumnya diukur dengan nilai uang atau sesuatu yang
dapat memajukan bisnis perusahaannya. berkenaan dengan faktor waktu dan modal
itulah, terdapat istilah yang di perkenankan Soesarsono (1996) sebagai kerja
lebih.
Pembentukan
modal Menurut Haritsi (2006:506) Pembentukan modal dalam ragam bentuknya
di mana merupakan pilar terpenting yang menupang kesuksesan pengembangan
ekonomi. di mana hal terpenting yang terdapat dalam fiqih ekonomi umar tentang
pembentukan modal hakiki, dan pembentukan modal social (bangunan dasar) dengan
menilai keduanya sebagian bentuk modal yang lazim bagi proses pengembangan ekonomi. Dimana disini yang di
bahas tentang pembentukan modal diantaranya:
a.
Pembentukan
Investasi
Menabung
(investasi) merupakan keharusan untuk dapat dikembangkan dalam pembentukan
kebutuhan dasar produksi dan
melindunginya. Di mana perhatian terhadap pembentukan tabungan dalam fiqih ekonomi umar ini nampak
dalam penanggulangan terhadap segala fenomena pemborosan dan melampui batas
kesederhanaan dalam konsumsi. Di antara perkataan Umar yang menunjukkan hal
tersebut adalah kecukupan yang disertai kesederhanaan adalah lebih
mencukupi dari pada kerlonggaran yang diserta pemborosan, artinya, pemasukan
yang sama dengan kadar kecukupan disertai hemat dalam pembelanjaannya adalah
jauh lebih mencukupi dan lebih banyak dari pada pemasukan banyak disertai
pemborosan.
b.
Penggunaan Harta
Kekayaan
tidak akan memiliki fungsi yang signifikan jika tidak diarahkan pada
bidang-bidang investasi yang berguna. Oleh karena itu Umar menghimbau agar mengembangkan sumber ekonomi dan melarang penelantarannya.di antara buktinya
adalajah perkataan Umar “ barang siapa menelantarkan selama tiga tahun dengan tidak dikelola,
kemudian dating orang lain lalu menggarapnya, maka tanah itu menjadi milik orang lain. Dan juga melindungi
dasar-dasar produksi, dan berupaya keras untuk tidak menjual atau
mengkonsumsinya
Menurut
Haritsi (2006: 508) Sesungguhya sederhana dalam menggunakan harta agar dapat di
tabung dan dipergunakan sebagai modal adalah metode ekonomi yang benar.
Menurut Ibrahim
(2005:131) agar penggunaan harta menjadi amal yang diterima dan diridhoi oleh
Allah Swt., maka dalam diri orang yang membelanjakan harta harus terpenuhi
syarat-syaratnya berikut:
1.Beriman kepada Allah Swt.
2.Ikhlas karena Allah Swt. Semata
3.Usaha yang baik
4.Tidak menyebut-nyebut harta yang telah diinfakkan
5.Mensyukuri nikmat kekayaan
5. Konsep Modal Kerja
Riyanto (1990) dalam Sawir
(2005:130) berkaitan dengan pengertian modal kerja ini dapat dikemukakan beberapa konsep yaitu:
a.
Konsep Kuantitatif
Konsep ini
berdasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur-unsur aktiva
lancar di mana aktiva ini merupakan
aktiva yang sekali berputar kembali
dalam bentuk semula atau aktiva di mana dana yang tertanam di dalamnya akan
dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek. dengan demikian modal kerja menurut
konsep ini adalah keseluruhan dari
jumlah aktiva lancar. Modal kerja dalam
pengertian ini sering disebut modal
kerja (gross working capital).
- Konsep Kualitatif
Modal kerja menurut konsep ini adalah
sebagian dari aktiva lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai
operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan
kelebihan aktiva lancar di atas utang lancar. modal kerja dalam pengertian ini
sering disebut modal kerja bersih (net
working capital).
- Konsep Fungsional
Konsep ini
didasarkan pada fungsi dari dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana
yang digunakan dalam suatu priode akuntansi tertentu yang seluruhnya langsung
menghasilkan pendapatan bagi priode tersebut (current income) dan ada
sebagian dana lain yang juga digunakan selama priode tersebut tetapi tidak
seluruhnya digunakan untuk menghasilkan pendapatan bagi priode tertentu. Modal
kerja menurut konsep ini menitik beratkan pada fungsi dari pada dana dalam
menghasilkan pendapatan (income) dari usaha pokok perusahaan.
Menurut
Sawir (2005: 131) Perputaran modal kerja dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2. 1
Perputaran Modal Kerja
![]() |
6. Jenis-jenis
Modal Kerja
Mengenai jenis-jenis modal kerja,
Tailor dalam Sawir (2005: 132) adalah sebagai berikut:
- Modal Kerja Permanen (Permanen Working Capital)
yaitu
modal kerja yang harus tetap ada pada perusahaan untuk dapat menjalankan
fungsinya atau dengan kata lain modal kerja yang secara terus menerus
diperlukan untuk kelancaran usaha. Permanen Working Capital ini dapat
dibedakan dalam :
1)
Modal kerja primer (Primary
Working Capital)
yaitu jumlah modal kerja minimum yang harus ada pada
perusahaan untuk menjamin kontinuitas usaha.
2)
Modal
kerja normal (Normal Working Capital) yaitu jumlah modal kerja yang
diperlukan untuk menyelenggarakan luas produksi yang normal dalam artian yang
dinamis.
- Modal Kerja Variabel
Menurut Sawir (2005:132) modal
kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan
perubahan keadaan. Modal kerja ini dibedakan antara lain:
a)
Modal kerja musiman
yaitu modal kerja
yang berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi musim.
b)
Modal kerja siklis
yaitu modal kerja yang jumlahnya
berubah-ubah disebabkan karena fluktuasi konjungtur.
c)
Modal kerja darurat
yaitu modal kerja yang besarnya
berubah-ubah karena keadaan darurat yang tidak diketahui sebelumya.
7. Penggunaan Modal Kerja
Menurut Jumingan (2006:74)
penggunaan modal kerja yang mengakibatkan berkurangnya aktiva lancar adalah
sebagai berikut:
a.
Pengeluaran biaya jangka pendek dan pembayaran
utang-utang jangka pendek (termasuk
utang deviden)
b.
Adanya
pemakaian prive yang berasal dari keuntungan (pada perusahaan perseorangan
dan persekutuan)
c. Kerugian usaha atau kerugian insidentil yang
memerlukan pengeluaran kas.
d.
Pembentukan
dana untuk tujuan tertentu seperti dana pensiun pegawai, pembayaran bunga
obligasi yang telah jatuh tempo, penempatan kembali aktiva tidak lancar
e.Pembelian tambahan aktiva tetap,
aktiva tidak berwujud, dan investasi jangka panjang.
f. Pembayaran utang jangka
panjang dan pembelian kembali saham
perusahaan.
8. Unsur Modal Kerja
Menurut Ahmad (1997: 5)
Unsur atau komponen modal kerja dapat dilihat pada setiap neraca perusahaan,
yaitu pada semua perkiraan aktiva lancar dan kewajiban lancarnya. Perbedaan
yang ada biasanya menyangkut perkiraan–perkiraan atau pos-pos atau
jenis-jenisnya, yang disebabkan perbedaan jenis perusahaan.
9. Peranan Modal
Kerja
Menurut Ahmad (1997:5) modal
kerja pada hakikatnya merupakan jumlah yang terus-menerus harus ada dalam
menopang usaha perusahaan yang menjembatani antara saat pengeluaran untuk
memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. atau mengeluarkan
untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan atau
pengeluaran yang bersifat bukan untuk harta tetap.
10.
Manajemen Modal Kerja
Weston dalam Sawir
(2005:133) manajemen modal kerja mengacu pada semua aspek penatalaksanaan
aktiva lancar dan utang lancar sehingga dalam manajemen modal kerja adalah
bahwa kegiatan yang mencakup semua fungsi manajemen atas aktiva lancar dan
kewajiban jangka pendek perusahaan.
Menurut Sawir (2005:133) sasaran
yang ingin dicapai dari manajemen modal kerja adalah:
- Memaksimalkan nilai perusahaan dengan mengelola aktiva lancar sehingga tingkat pengembalian investasi marjinal adalah sama atau lebih besar dari biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva-aktiva tersebut.
- Meminimalkan dalam jangka panjang, biaya modal yang digunakan untuk membiayai aktiva lancar.
- Pengawasan terhadap arus dana dalam aktiva lancar dan ketersediaan dana dari sumber utang, sehingga perusahaan selalu dapat memenuhi kewajiban keuangannya ketika jatuh tempo.
11.
Pentingnya Manajemen
Modal Kerja
Menurut Ahmad
(1997:1) meskipun analisis pengelolaan modal kerja belum seluas
penelitian-penelitian keputusan bidang permodalan dan investasi jangka panjang,
tetapi modal kerja yang tepat merupakan syarat keberhasilan suatu perusahaan
apalagi bagi perusahaan kecil, disamping itu modal kerja sangat menentukan
komposisi likuiditas perusahaan dan likuiditas adalah persyaratan keberhasilan
serta kontinuitas perusahaan.
Menurut
Weston, dkk., (1994:412) yaitu Ada beberapa alasan yang menyebabkan pengelolaan
modal kerja merupakan topik penting,
- Survei menunjukkan bahwa hampir semua manajer keuangan mencurahkan sebagian besar waktunya untuk operasi internal sehari-hari perusahaan, dan hal ini merupakan bagian dari pengelolaan modal kerja.
- Aktiva lancar merupakan bagian yang cukup besar dari total aktiva, umumnya berkisar 40 persen. Lebih jauh lagi, aktiva lancar berfluktuasi dengan penjualan, dan penjualan berubah terus menerus.
- Pengelolaan modal kerja khususnya penting bagi perusahaan kecil. Meskipun perusahaan kecil dapat memperkecil investasinya dalam aktiva tetap dengan menyewa atau mengontrak gedung dan peralatan, mereka tidak bisa menghindari investasi dalam bentuk kas, piutang, dan persediaan.
- Pertumbuhan penjualan mempunyai hubungan yang erat dan langsung dengan investasinya dalam bentuk aktiva lancar.
12.
Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja
Menurut Jumingan (2006: 69) berapa banyaknya modal kerja yang diperlukan
oleh suatu perusahaan? Untuk menentukan jumlah modal kerja yang diperlukan oleh
suatu perusahaan terdapat sejumlah
faktor yang dianalisis. Faktor-faktor tesrsebut
sebagai berikut:
a. Sifat Umum atau
Tipe Perusahaan
Modal kerja
yang dibutuhkan perusahaan jasa (public utility) relative rendah
karena investasi dalam persediaan dan piutang pencairannya menjadikan relative
cepat.
b.Syarat Pembelian dan Penjualan
Syarat kredit
pembelian barang dagangan atau bahan baku akan mempengaruhi besar kecilnya
modal kerja.
c. Tingkat Perputaran
Persediaan
Semakin
sering persediaan diganti (dibeli atau dijual kembali) maka kebutuhan modal
kerja yang ditanamkan dalam bentuk persediaan
(barang) akan semakin rendah.
d.
Tingkat Perputaran
Piutang
Kebutuhan modal kerja juga tergantung pada priode waktu yang diperlukan untuk
mengubah piutang menjadi uang kas. apabila piutang terkumpul dalam waktu pendek
berarti kebutuhan akan modal kerja akan
menjadi semakin rendah.
e.Pengaruh Konjungtur (business cycle)
Pada
priode makmur (prosperity) aktivitas perusahaan meningkat dan perusahaan cenderung membeli barang lebih
banyak memanfaatkan harga yang masih rendah. Ini berarti perusahaan memperbesar
tingkat persediaan.
f. Pengaruh Musim
Banyak
perusahaan di mana penjualannya hanya terpusat pada beberapa bulan saja.
Perusahaan yang dipengaruhi oleh musim membutuhkan jumlah maksimum modal kerja untuk
priode yang relative pendek.
g.Credit Rating dari Perusahaan
Jumlah modal kerja,
dalam bentuk kas termasuk surat-surat
berharga, yang dibutuhkan perusahaan untuk membiayai operasi nya
tergantung pada kebijaksanaan penyediaan uang kas.
13.
Kebutuhan Modal Keja
Menurut Sundjaja, dkk.,
(2003:189-190) Berdasarkan modal kerja yang dibutuhkan suatu perusahaan
tergantung dari beberapa hal yaitu:
a.
Besar kecilnya skala usaha perusahaan
Kebutuhan modal
kerja pada perusahaan besar berbeda dengan perusahaan kecil. Hal ini terjadi
karena beberapa alasan. Perusahaan besar mempunyai keuntungan akibat luasnya
sumber pembiayaan yang tersedia, pada perusahaan kecil, tidak tertagihnya
beberapa piutang para langganan dapat sangat mempengaruhi unsur-unsur modal
kerja seperti kas dan persediaan.
- Aktivitas perusahaan
Perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa tidak mempunyai persediaan barang dagangan sedangkan
perusahaan yang menjual persediaannya secara tunai tidak memiliki piutang
dagang.
- Volume penjualan
Volume penjualan merupakan faktor yang
sangat penting yang mempengaruhi terhadap kebutuhan modal kerja.
d.
Perkembangan
teknologi
Kemajuan teknologi,
khususnya yang berhubungan dengan proses produksi yang mempengaruhi kebutuhan
modal kerja.
e. Sikap
perusahaan terhadap likuiditas dan profitabilitas.
Adanya biaya dari
semua dana yang digunakan perusahaan mengakibatkan jumlah modal kerja yang
relatif besar mempunyai kecenderungan untuk mengurangi laba perusahaan, tetapi
dengan manahan uang kas dan persediaan yang lebih besar akan membuat perusahaan
lebih mampu untuk membayar transaksi yang dilakukan dan risiko kehilangan
pelanggan tidak terjadi karena perusahaan mempunyai persediaan barang yang
cukup.
Menurut Sawir (2005:138) modal kerja yang
berlebihan menunjukkan adanya pengelolaan dana yang tidak efektif disamping
akan menimbulkan keburukan –keburukan seperti:
1) Dapat menimbulkan pemborosan-pemberosan.
2) Investasi-investai pada cabang yang
tidak diinginkan.
3) Kerugian bunga karena saldo bank
yang tidak dipergunakan
14.
Pertukaran antara Laba dan Risiko
a.
Total
investasi dalam perusahaan terdiri dari aktiva lancar dan aktiva tetap
b.
Laba
dan risiko perusahaan dipengaruhi oleh rasio dari aktiva lancar terhadap aktiva
tetap
c.
Tingkat
aktiva tetap ditentukan oleh skala dan intensifikasi modal dalam produksi.
Jadi
jika produksi meningkat, kebutuhan aktiva lancar meningkat dan jika produksi
turun, kebutuhan akan aktiva lancar berkurang.
Berdasarkan
kebijakan-kebijakan di atas, maka dapat disusun proyeksi laporan keuangan untuk
satu tahun mendatang guna memberikan pemecahan
masalah, yaitu dengan menyusun proyeksi laporan keuangan tahun 2008 yang
di sajikan adalah sebagai berikut:
15. Sebab Perubahan Modal Kerja
Tujuan laporan perubahan modal
kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu
periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode
tersebut. Laporan
perubahan modal kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana management
mengelolah perputaran atau sirkulasi modalnya. http://f-andriana.blogspot.com/2007_10_01_archive.html
Dimana
sebab-sebab perubahan modal kerja berasal dari :
a.
Adanya kenaikan sector modal baik yang berasal
dari laba maupun adanya pengeluaran modal saham atau tambahan investasi dari
pemilik perusahaan maka modal kerja akan bertambah
b.
Ada
pengurangan atau penurunan aktiva tetap yang diimbangi dengan bertambahnya
aktiva lancar karena adanya penjualan aktiva tetap maupun melalui proses
depresiasi,modal kerja kan bertambah
c.
Ada
penambahan hutang jangka panjang baik dalam bentuk obligasi, hipotek, atau
hutang jangka panjang lainnya yang diimbangi dengan bertambahnya aktiva lancar,
maka modal kerja akan bertambah
d.
Karena
kerugian yang diderita oleh perusahaan, baik kerugian normal maupun kerugian
exidentil.maka akan mengurangi modal kerja
e.
Adanya
pembentukan dana atau pemisahan aktiva lancar untuk tujuan-tujuan tertentu
dalam jangka panjang. maka akan mengurangi modal kerja
f.
Adanya
penambahan atau pembelian aktiva tetap maka akan mengurangi modal kerja
g.
Pengambilan uang atau barang yang dilakukan oleh pemilik
perusahaan untuk kepentingan pribadi.
16.
Sumber dan
Penggunaan Modal Kerja
Menurut
Sawir (2005:140) apabila sumber lebih besar dari pada penggunaan, berarti ada
kenaikan modal kerja. Sebaliknya apabila penggunaan lebih besar dari pada sumber, berarti terjadi penurunan
modal kerja. Menurut Jumingan (2006:78) laporan sumber dan penggunaan modal
kerja disusun berdasarkan data neraca yang diperbandingkan dan informasi yang
berkenaan dengan perubahan semua
rekening tidak lancar dan pos-pos modal sendiri. Informasi ini dianalisis dengan tujuan untuk dapat
menjelaskan tentang sumber-sumber dan penggunaan modal kerja.
a.
Sumber-sumber Modal
Kerja
Sumber-sumber modal
kerja yang akan menambah modal kerja adalah:
1)
Adanya kenaikan sektor modal, baik yang
berasal dari laba maupun penambahan
modal saham.
2)
Ada
pengurangan atau penurunan aktiva tetap adanya penjualan aktiva tetap melalui psoses depresiasi.
3)
Adanya penambahan utang jangka panjang, baik
dalam bentuk obligasi atuu utang jangka
panjang lainnya.
b.
Penggunaan Modal
Kerja
Penggunaan-penggunaan
modal kerja yang mengakibatkan turunnya modal kerja adalah sebagai berikut:
1)
Berkurangnya
modal sendiri karena kerugian, atau pengambilan privasi oleh pemilik
perusahaan.
2)
Pembiayaan
utang-utang jangka panjang
3)
Adanya
penambahan atau pembelian aktiva tetap
c.
Penyusunan
Laporan Sumber dan Penggunaan Modal Kerja
Langkah-langkah
dalam penyusunan laparan sumber dan penggunaan modal kerja adalah sebagai berikut:
1)
Tabulasikan
perubahan pos-pos neraca awal dan akhir (2 periode) dan klasifikasi sebagai
sumber dan penggunaan dana sesuai dengan pola berikut ini:
a)
Sumber
dana terdiri dari penurunan dalam pos-pos aktiva dan kenaikan pada pos-pos pasiva.
b)
Penggunaan
dana terdiri dari kenaikan pos-pos aktiva atau penurunan pos-pos pasiva.
2)
Masukkan
data laba bersih sebagai sumber dana dan deviden sebagai penggunaan dana. laba
bersih dikurangi dividen adalah laba ditahan, sehingga laba ditahan tidak
dimasukkan lagi sebagai sumber dana, keculi apabila data laba bersih dan
dividen tidak diketahui.
3)
Kelompokkan
perubahan-perubahan dalam modal kerja (aktiva lancar dan pasiva)
17. Manfaat Manajemen Modal Kerja
Menurut Jumingan (2006: 67) manfaat
lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah sebagai berikut :
a.
Melindungi
perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva
lancar.
b.
Memungkinkan
untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
c.
Menjamin
dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi
perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang
mungkin terjadi.
d.
Memungkinkan
untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani konsumen
e.
Memungkinkan
bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan kepada
para langganannya.
f.
Memungkinkan
bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada
kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.
g.
Laporan
modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk mengadaka
18.
Efektivitas
Pengelolaan dan Kebijakan Modal Kerja
Menurut Diana (2005:24) efektivitas
pengelolaan modal kerja merupakan kemampuan perusahaan di dalam mengendalikan
modal kerja secara benar sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Dalam
suatu perusahaan, modal kerja merupakan
salah satu faktor yang penting untuk menjamin kelangsungan hidupnya
dalam jangka panjang. Oleh karena itu,
dalam operesinya perusahaan harus mengelola modal kerjanya secara efektif.
Menurut Diana (2005:24) manajemen
modal kerja suatu perusahaan dikatakan efektif apabila hasil yang dicapai
dengan adanya pengelolaan modal kerja tersebut sesuai dengan tujuan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Dengan kata lain
tujuan perusahaan dapat tercapai
dengan cara yang benar yaitu melalui efektivitas di dalam manajemen modal
kerja.
Menurut
Weston, dkk., (1994:411) pengelolaan modal kerja menyangkut administrasi atas
aktiva lancar dan kewajiban lancar
sesuai dengan pedoman kebijakan yang telah digariskan. pengelolaan modal kerja,
meliputi:
a.
Pengelolaan Kas
Menurut Weston, dkk., (1994:438)
kas merupakan aktiva “yang tidak menghasilkan laba” dalam arti bahwa, meskipun
ia dibutuhkan untuk membayar pekerja dan
bahan baku, membeli aktiva tetap, membayar pajak, melunasi utang, membayar
deviden, dan sebagainya, namun kas itu sendiri tidak menghasilkan
bunga. Karena
itu, tujuan pengelolaan kas adalah agar jumlah kas ditekan sampai jumlah
minimum yang diperlukan untuk
menjalankan usahanya.
Menurut
Weston, dkk., (1994:438) ada dua alasan utama perusahaan untuk menyimpan kas
sebagai berkut:
1)
Transaksi.
Kas diperlukan dalam pelaksanaan usaha. Pembayaran harus dengan uang kas, dan
penerimaan dimasukkan ke perkiraan kas. Saldo kas yang terkait dengan
pembayaran dan penagihan rutin tersebut disebut saldo transaksi.
2)
Kompensasi
atas pinjaman dan pelayanan bank. Bank meminjamkan uang dari deposito yang
diterimanya sehingga semakin besar deposito yang diterimanya, makin besar kemungkinan
untuk memperoleh laba.
KLIK INI UNTUK MEMBACA SELENGKAPNYA
0 Komentar