ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA MANAJEMEN KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Pada Pabrik Gula Kebon Agung Jl. Raya Kebon Agung Pakis Aji Kab. Malang)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
era persaingan yang sangat kompetitif saat ini, perusahaan-perusahaan, baik
perusahaan swasta maupun BUMN dituntut untuk bersaing dengan sesama perusahaan nasional maupun
multinasional untuk dapat mempertahankan kelangsungan hidup usahanya. Saat ini
harga gula di pasaran sedang mengalami kenaikan. Hal ini disebabkan oleh adanya
import gula yang dilakukan oleh pemerintah secara besar-besaran, karena
untuk mengantisipasi terjadinya
kekurangan gula konsumsi di tingkat nasional dan memanfaatkan kapasitas pabrik
gula yang tak terpakai.
Indonesia dipastikan tahun ini tidak bisa
merealisasikan cita-cita swasembada gula sebagaimana yang pernah terwujud pada
era Orde Baru. Pasalnya, dari total kebutuhan gula nasional yang mencapai 3,8
juta ton per tahun, produksi dalam negeri hanya mampu mengalokasi 2,2 juta ton.
Dengan demikian, sisa kebutuhan gula yang mencapai 1,6 juta ton per tahun
terpaksa diimpor. Apalagi tingkat produksi gula nasional yang mencapai 2,2 juta
ton tahun lalu terancam menurun tahun ini. Hal ini dimungkinkan karena untuk
kinerja 52 pabrik gula yang dikelola
oleh BUMN perkebunan (PT Perkebunan Nusantara/PTPN I-XIV dan PT
Rajawali Nusantara Indonesia/RNI )
selama 2006 sangat buruk. (http:/www.Ismail.Fahmi@ Bisnis Indonesia.co.id. 19
Januari 2007).
Menurut hasil pemantauan
Asosiasi Pengusaha Gula dan Terigu Indonesia (Apegti), dari empat
variabel yang menjadi indikator kinerja
pabrik gula, tidak satupun yang menggambarkan hasil memuaskan. Keempat variabel
itu adalah produktivitas tingkat kesuburan tanah, hari giling, tingkat efisiensi
pabrik (overall recovery) dan kapaitas terpasang ton tebu per hari (TTH)
(http:/www.Ismail.Fahmi@Bisnis Indonesia.co.id. 19 Januari 2007).
Menteri Negara BUMN
Sugiharto memaparkan akan menggenjot kinerja BUMN untuk mencapai swasembada
gula ditahun 2009. Hal ini dilakukan melalui revitalisasi pabrik gula agar
lebih efisien, disamping peningkatan tebu petani sebagai pemasok bahan baku gula ke BUMN. Dari
jumlah produksi gula nasional tersebut, sekitar 70% diproduksi BUMN dan 30%
oleh swasta. Ini berarti sampai saat ini, Indonesia masih melakukan impor
gula sekitar 600 ribu ton sampai 700 ribu ton per tahun. Padahal Indonesia
pernah mencapai swasembada gula pada zaman penjajahan Belanda
(http:/www.Kompas. 09 April 2007).
Kemampuan perusahaan
untuk dapat bersaing ditentukan oleh baik tidaknya kondisi perusahaan, untuk
dapat mengetahui kondisi perusahaan dapat dilihat dari laporan keuanganya.
Sedangkan baik tidaknya kondisi perusahaan sangat dipengaruhi kinerja dari
manajemen perusahaan tersebut. Kinerja keuangan dapat diketahui dari kemampuan
manajemen dalam meningkatkan kinerja perusahaan dan perbaikan kondisi keuangan
dalam hal efisiensi atau perencanaan manajemen demi keberhasilan perusahaan.
Selain itu juga dapat dilihat dari kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya (Riyanto, 1995: 327-328).
Informasi kinerja
keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi yang
mungkin dikendalikan dimasa depan. Informasi kinerja bermanfaat untuk
memprediksi kapasitas perusahaan dalam menghasilkan arus kas dari sumber daya
yang ada. Disamping itu informasi tersebut berguna dalam perumusan pertimbangan
tentang efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan tambahan sumber daya (IAI,
2004: 5)
Penilaian kinerja
keuangan ini tidak hanya berguna bagi para manajer sebagai alat bantu dalam
pengambilan keputusan, tetapi juga berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan
seperti para pemilik perusahaan, para investor dan calon investor, serta para
kreditor dan calon kreditor (IAI, 2004:3-4). Pengukuran kinerja juga dilakukan
untuk mengetahui apakah perusahaan dalam menjalankan operasinya telah sesuai
dengan rencana dan tujuan yang telah ditetapkan.
Pabrik Gula Kebon Agung
Malang adalah merupakan pabrik gula yang cukup besar yang pengelola serta
direksinya adalah PT Kebon Agung yang mana hasil gulanya sudah mencapai standar
SHS 1 (Pabrik Gula Kebon Agung dan Masyarakat sekitar, 2008). Mengingat
banyaknya pabrik gula yang dikelola oleh BUMN perkebunan (PTPN dan PT RNI) yang
kinerja mengalami penurunan, maka peneliti ingin mengetahui kondisi kinerja
keuangan pada Pabrik Gula Kebon Agung Malang dengan melakukan analisis rasio
keuangan.
Begitu pentingnya
kinerja keuangan perusahaan sehingga sangat berguna bagi pihak manajemen untuk
terus mengetahui kondisi keuangan perusahaan termasuk peningkatan laba
operasional dan pos-pos keuangan lainnya. Dengan kinerja perusahaan yang baik
diharapkan dapat mencapai tujuan jangka pendek maupun jangka panjang, serta menjaga kelangsungan hidup perusahaan dari hasil usahanya yang
menguntungkan.
Bertolak dari latar
belakang diatas, maka peneliti mengambil judul
“ANALISIS RASIO KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA MANAJEMEN KEUANGAN
PERUSAHAAN (Studi Pada Pabrik Gula Kebon Agung Jl. Raya Kebon Agung Pakis Aji
Kab. Malang)
B. Rumusan Masalah
Untuk memberikan
gambaran tentang perkembangan kinerja manajemen keuangan perusahaan Pabrik Gula Kebon Agung Malang,
maka diperlukan analisis atas laporan keuangan perusahaan. Berdasarkan latar
belakang diatas, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitian ini sebagai
berikut:
“ Bagaimana kinerja manajemen
keuangan Pabrik Gula Kebon Agung tahun 2004 - 2007 apabila dinilai dengan
menggunakan analisis rasio keuangan yakni rasio likuiditas, solvabilitas dan
aktivitas?”
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mendiskripsikan serta menilai kinerja keuangan
perusahaan Pabrik Gula Kebon Agung selama 4 periode yakni tahun 2004 - 2007 melalui
analisis rasio keuangan.
D. Batasan Masalah
Untuk membatasi agar
objek yang diteliti tidak terlalu luas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah
agar pembahasan lebih berfokus. Dimana dalam penelitian ini batasan masalahnya
adalah hanya meriset Pabrik Gula Kebon Agung saja dan data yang diambil adalah
laporan keuangan perusahaan berupa neraca, laporan rugi laba, laporan harga pokok
produksi, rincian biaya overhead pabrik dan rincian biaya administrasi dan umum
selama 4 periode yakni tahun 2004-2007 dengan metode time series analysis
dan teknik analisis rasio yang meliputi rasio likuiditas, solvabilitas dan
aktivitas.
E. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini
diharapkan akan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Penulis
Sebagai media aplikasi
ilmu pengetahuan selama mengikuti perkuliahan, serta menambah wacana dan
wawasan keilmuan agar dapat diterapkan dengan kondisi riil yang ada dilapangan.
2. Bagi Akademis
Dari hasil penelitian
ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan dapat dijadikan bahan referensi
untuk penelitian selanjutnya.
3. Bagi Perusahaan
a. Sebagai bahan evaluasi untuk melihat
perkembangan kinerja keuangan perusahaan.
b. Sebagai bahan pertimbangan bagi
pihak manajemen untuk menentukan kebijakan atau keputusan dimasa yang akan
datang.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian
ini mengacu pada penelitian sebelumnya untuk mempermudah dalam pengumpulan
data, metode, dan analisis data untuk pengolahan data.
1. Nur Lailatul Hidayah (2006)
Penelitian
yang dilakukan berjudul “Analisis Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Untuk
Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi pada PT. Mustika Ratu Tbk. Periode
2000-2004)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Mustika Ratu selama lima tahun yaitu dari
tahun 2000–2004 dinilai kurang efisien, apabila ditinjau dengan rasio
profitabilitas dan diukur dengan menggunakan time series analysis yaitu
membandingkan nilai rasio profitabilitas perusahaan selama tahun 2000–2004. Hal
tersebut terlihat dari setiap nilai rasio profitabilitas PT. Mustika Ratu yang
fluktuatif dan cenderung menurun apabila dibandingkan melalui rata-rata nilai
profitabilitas perusahaan setiap tahun selama tahun 2000 – 2004. Adapun
rata-rata perolehan nilai rasio Marjin Laba Atas Penjualan (MLAP) sebesar
10,06%, rasio Basic Earning Power (BEP) sebesar 10,9%, rasio Pengembalian
Atas
Total Aktiva (ROA)sebesar 7,8%, dan rasio Pengembalian Atas Ekuitas Saham Biasa
(ROE) sebesar 9,38%.
2. Nanik Sofiah (2005)
“Analisis
Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (Studi
pada PT. Gudang Garam Tbk. Kediri periode 2000-2004)”. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kondisi likuiditas kurang begitu bagus yang ditinjau oleh current
ratio yang nilainya terus menurun mulai dari 2000-2004 yakni 200.13%
menjadi 168.49% dan nilai quick ratio yang berfluktuatif mulai tahun
2000-2004 yakni 42.37%, 39,92%, 39,16%, 39,54%. Sedangkan nilai cash ratio
berfluktuatif tapi cenderung turun mulai tahun 2003 ke 2004 yaitu 4.46%, 4,73%,
8,46%, 6,82%, 6,74%.
Dari
hasil analisis leverage menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka panjangnya sudah mengalami perbaikan kecuali di tahun 2004,
hal tersebut terbukti dengan debt ratio yang terus turun mulai tahun
2000-2003 yaitu 43,64%, 39,04%, 37,16%, 36,6% dan naik pada tahun 2004 menjadi
40,76%. Nilai debt to equity ratio juga terus menurun dari tahun
2000-2003 yaitu 77,43%, 64,03%, 59,14%, 58,04%, dan naik ditahun 2004 menjadi
68,89%. Nilai time interest ratio cenderung tetap, nilai TIR tinggi ditahun
2000, namun ditahun 2001 menurun (8,7%).
Pada
nilai rasio aktivitas, efektivitas mengalami penurunan jika dilihat dari
perhitungan inventory turnover karena perputaran persediaan hanya
mengalami kenaikan mulai tahun 2001 ke 2003 yakni 1,97%, 2,23%, 2,42%dan tahun
2004 2,23%. Average days inventory berfluktuatif tiap tahunnya dan
cenderung naik ditahun 2000-2004 yaitu 174 hari, 182 hari, 161 hari, 148 hari,
161 hari. Total asset turn over juga
berfluktuatif dan cenderung turun nilainya dari tahun 2000 ke 2004 yaitu 1,38%,
13,3%, 13,5%, 13,3%, 11,7%. Jika dilihat dari fixed asset turnover masih
kurang bagus karena perusahaan kurang mampu mempertahankan penggunaan aktiva tetap,
dan nilainya terus turun dari tahun 2000-2004.
Rasio
profitabilitas mengalami penurunan dari tahun ketahun, seperti gros profit
margin terus turun dari tahun 2000-2003 yaitu 27,58%sampai 19,54% dan naik
sedikit ditahun 2004 yaitu 19,90% . nilai net profit margin juga terus
menurun dari tahun 2000 ke 2004. nilai ROI juga cenderung turun dari tahun 2000
ke 2004, demikian juga terjadi penurunan terhadap ROE.
Dari
hasil analisis rasio nilai pasar menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan pendapatan dari jumlah lembar saham yang beredar kurang baik, hal
ini terbukti dari nilai EPS yang cenderung menurun dari tahun 2000 ke 2004.
Tabel 2.1
Perbedaan Penelitian Sekarang Dengan
Penelitian Tedahulu
No
|
Nama
|
Judul
|
Variabel
|
Metode
|
Hasil Penelitian
|
1.
|
Nur Lailatul Hidayah
(2006)
|
Analisis
Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan
Perusahaan(Studi pada PT. Mustika Ratu Tbk. Periode 2000-2004)
|
-Profitabilitas
(MLAP, BEP, ROA, ROE)
|
Time
series analysis
|
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kinerja PT Mustika Ratu selama lima
tahun kurang efisien apabila ditinjau dengan menggunakan rasio
profitabilitas, yakni fluktuafit dan cenderung menurun
|
2.
|
Nanik Sofiah (2005)
|
Analisis
Rasio Keuangan Sebagai Alat Untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan (studi
pada PT Gudang Garam Kediri Tbk. periode
2000-2004)
|
-Likuiditas (CR,
QR, NWC).
-Leverage (DR,
DER, Time Interest Earned Ratio).
-Aktivitas
(ITR,ADI, TAT, FAT).
-Profitabilitas
(GPM, NPM, ROI, ROE).
-Nilai pasar
|
Time
series analysis
|
Dari perhitungan yakni rasio likuiditas,
rasio aktivitas, rasio profitabilitas, dan rasio nilai pasar menunjukkan
bahwa kinerja keuangan yang dimiliki PT Gudang Garam Kediri Tbk selama 5
periode yakni 2000-2004 rata-rata keseluruhan terlihat kurang stabil, kecuali
pada rasio leverage yang sudah mengalami perbailkan.
|
3.
|
Mahlatin
(2008)
|
Analisis Rasio Keuangan Untuk Menilai
Kinerja Manajemen Keuangan Perusahaan (Studi kasus pada Pabrik Gula Kebon
Agung Malang)
|
-
Likuiditas (CR,QR, CR,)
- Solvabilitas
( DR, DER, TIER)
- Aktivitas (TATO, ITO, FATO, ADI, Average
Collection Periode, Receivables Turnover)
|
Time series analysis
|
Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu adalah terletak pada lokasi penelitian, teknik analisa yang digunakan
adalah rasio likuiditas, aktivitas dan solvabilitas. Sedangkan tahun yang
diteliti yakni tahun 2004-2007. Sedangkan persamaan antara penelitian ini
dengan penelitian terdahulu adalah judul, dan metode yang digunakan yakni time
series analysis.
B. Kajian Teoritis
2. Laporan Keuangan
a. Pengertian Laporan Keuangan.
Dalam
bukunya manajemen keuangan, Brigham (2001: 38) mengemukakan bahwa laporan
keuangan merupakan laporan yang diterbitkan setiap tahun oleh perusahaan kepada
para pemegang saham. Laporan keuangan berisi laporan keuangan dasar dan opini
manajemen atas operasi perusahaan selama tahun lalu dan prospek perusahaan
dimasa depan.
Pada dasarnya laporan
keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat untuk
berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas keuangan dengan pihak-pihak
yang berkepentingan dengan data tersebut (Munawir, 2002: 2). Baridwan (1992: 19)
mengatakan bahwa “laporan keuangan adalah merupakan hasil dari suatu proses
pencatatan, yang merupakan suatu rangkaian dari transaksi-transaksi keuangan
yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.
0 Komentar