Pengaruh Kepemimpinan Dan Tuntutan Tugas Terhadap Komitmen Organisasi Dengan Variabel Moderasi Motivasi Perawat Rumah Sakit Swasta Surabaya
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kehidupan manusia dalam bermasyarakat mengandung aktivitas-aktivitas baik hubungan
antar manusia, individu atau kelompok yang tergabung dalam sebuah organisasi. Organisasi
merupakan suatu sistem dinamis yang berusaha mencapai tujuan yang telah
direncanakan. Faktor penting yang menunjang tercapainya tujuan organisasi
adalah pendayagunaan sumber daya manusia.
Sumber daya manusia adalah pendukung utama organisasi
dalam mencapai tujuan organisasi, karena pada dasarnya manusia memiliki
kecakapan, kecerdasan, kemauan, harapan, pengetahuan, kepercayaan, kesetiaan
dan sebaigainya. Semua ini merupakan karakteristik yang dimiliki oleh manusia.
Jika karakteristik manusia tersebut diterapkan dalam sebuah organisasi, maka
terwujudlah bentuk tingkah laku individu yang baik dalam organisasi tersebut.
Untuk itu berbagai macam usaha agar dalam sebuah
organisasi dapat tumbuh dan berkembang, maka perlu dilakukan adanya suatu
dorongan atau motivasi di dalam tubuh organisasi tersebut seperti memotivasi
karyawan dalam bekerja sehingga dapat menghasilkan kinerja maksimal. Motivasi
mempunyai fungsi yang sangat penting
dalam proses kinerja karyawan. Bila tidak ada dorongan dalam organisasi, maka
dapat mempengaruhi kelancaran kegiatan organisasi atau perusahaan tersebut.
Menurut Robbins (1999: 458) motivasi adalah kerelaan untuk mengeluarkan
usaha-usaha tingkat tinggi menuju tujuan-tujuan organisasi. Motivasi merupakan
kegiatan, menyalurkan, dan memelihara perilaku seseorang. Motivasi juga
merupakan subjek yang penting bagi seorang pemimpin atau manajer, karena manajer harus bekerja
dengan dan melalui karyawan (Handoko, 1999: 251).
Tujuan–tujuan memotivasi para karyawan dengan memberi
tolak ukur yang spesifik dan menantang untuk membimbing dan merangsang kinerja.
(Robbins, dkk., 1999: 488). Suatu kebutuhan yang tidak terpenuhi akan
menciptakan ketegangan, sehingga merangsang dorongan dalam diri individu.
Dorongan-dorongan ini menghasilkan suatu pencarian untuk menemukan
tujuan-tujuan tertentu, jika tercapai akan memuaskan dan menyebabkan penurunan
ketegangan (Robbins, 2002: 55). Sebuah organisasi yang baik akan selalu
memperhatikan keinginan, kebutuhan dan harapan karyawannya. Karena setiap
individu memiliki harapan yang unik dalam cara bekerja, yang membedakan antara
individu yang satu dengan yang lain. Akan tetapi, bagaimanapun juga komposisi
rangkaian pemeberian kebutuhan atau harapan karyawan agar termotivasi harus
dapat terpenuhi secara proporsional dan disesuaikan dengan tujuan prusahaan.
Hal ini mutlak dilakukan apabila perusahaan mengharapkan karyawannya tetap
menjadi anggota organisasi. Hal tersebut mengungkapkan bahwa motivasi dalam
bekerja dapat berpengaruh dan menimbulkan perasaan komitmen terhadap
organisasi.
Komitmen organisasi masih merupakan permasalahan bagi
kebanyakan organisasi dalam sebuah perusahaan. Gejala-gejala yang ada di lapangan
masih sering terdengar dan terasakan, misalnya ketidaknyamanan kerja atau adanya tawaran dari perusahaan
lain, tanpa ragu karyawan tersebut berpaling pada perusahan lain. Komitmen yang
tinggi ditandai dengan adanya kesetiaan dalam melaksanakan tugas-tugasnya
sesuai dengan peraturan dan ketentuan-ketentuan perusahaan. Oleh karena itu,
komitmen dalam organisasi tidak hanya timbul dengan sendirinya, melainkan
timbul dengan adanya kondisi tertentu, maka sudah selayaknya suatu organisasi
atau perusahaan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhi komitmen
organisasi salah satunya adalah adanya suatu dorongan atau motivasi dalam
bekerja. Komitmen sebagai prilaku yang setia, yang pada umumnya datang dalam
diri karyawan itu sendiri.
Setiap perusahaan dalam menjalankan aktivitas sehari-hari
tidak akan lepas dengan yang namanya masalah, dimana masalah tersebut adalah
merupakan suatu faktor penghambat dalam pencapaian tujuan perusahaan. Peneliti
mengidentifikasikan adanya fenomena yang berkaitan dengan pengaruh motivasi
terhadap komitmen karyawan dalam organisasi oleh Perusahaan Kopi ”Burung Jalak”
Malang.
Tingkat kinerja dan semangat yang dimiliki oleh karyawan sudah cukup
tinggi sehingga perusahaan kopi ini mampu bersaing dengan perusahaan kopi-kopi
lainnya padahal rata-rata sebagian besar karyawan berpendidikan sangat rendah
akan tetapi ada sebuah dorongan yang menyebabakan adanya kemampuan untuk
bersaing. Apabila kinerja dan semangat yang tinggi tidak disertai dengan
komitmen organisasi yang tinggi maka prestasi yang dimiliki oleh perusahaan
tidak akan berlangsung lama sehingga tujuan dari perusahaan tidak akan tercapai.
Perusahaan Kopi ”Burung Jalak” merupakan suatu perusahaan
yang bergerak dalam penggilingan kopi dan di kemas dalam bentuk bungkusan yang
harganya relatif murah di bandingkan dengan kopi-kopi yang sudah di terkenal.
Peneliti mengambil obyek penelitian di Perusahaan
Kopi ”Burung Jalak” Malang berkaitan dengan adanya fenomena yang ada dalam
perusahaan tersebut, yang juga belum pernah diadakan penelitian yang berkaitan
dengan pengaruh motivasi terhadap komitmen oraganisasi. Oleh karena itu melalui
penelitian ini akan dikaji bagaimana pengaruh motivasi terhadap komitmen
organisasi pada Perusahaan Kopi ”Burung Jalak” Malang
B.
Rumusan Masalah
1.
Apakah variabel motivasi berpengaruh signifikan secara
simultan terhadap komitmen organisasi pada Perusahaan Kopi ”Burung Jalak”
Malang ?
2.
Apakah variabel motivasi berpengaruh signifikan secara
parsial terhadap komitmen organisasi pada Perusahaan Kopi ”Burung Jalak” Malang
?
3.
Variabel motivasi manakah yang paling dominan pengaruhnya
terhadap komitmen organisasi pada Perusahaan Kopi ”Burung Jalak” Malang ?
C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan penelitian
dirumuskan sebagai berikut:
- Mengetahui pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap komitmen organisasi pada Perusahaan Kopi ”Burung Jalak” Malang secara simultan.
- Mengetahui pengaruh yang signifikan antara motivasi terhadap komitmen organisasi pada Perusahaan Kopi ”Burung Jalak” Malang secara parsial.
- Mengetahui variabel motivasi apa yang paling dominan pengaruhnya terhadap komitmen organisasi pada Perusahaan Kopi ”Burung Jalak” Malang.
D.
Batasan
Penelitian
Pada latar belakang dan rumusan masalah diatas, agar
dalam penelitian ini tidak menimbulkan persepsi yang mengambang sehingga
sehingga sulit untuk dipahami maka diperlukan pembatasan masalah yaitu hanya
pada pengaruh motivasi terhadap komitmen organisasi pada Perusahaan Kopi ”Burung
Jalak” Malang. Dan dari berbagai macam teori motivasi yang ada peneliti
menggunakan teori Herzberg atau disebut teori dua faktor.
E.
Kegunaan Penelitian
1. Bagi Peneliti
Penulisan ini merupakan penerapan
ilmu pada bidang manajemen sumber daya manusia terutama dalam bidang kompensasi
dan komitmen organisasi yang diperoleh selama perkuliahan dengan praktek yang
penulis amati selama meaksanakan penelitian terhadap karyawan.
2.
Bagi Perusahaan
Dari penelitian ini akan diperoleh gambaran tentang motivasi karyawan pada
Perusahaan Kopi ”Burung Jalak” Malang. Gambaran motivasi kerja karyawan ini
penting, karena dengan gambaran ini bisa diantisipasi kebutuhan-kebutuhan apa
kiranya yang merupakan kebutuhan-kebutuhan utama karyawan. Dengan diketahuinya
kebutuhan-kebutuhan yang dianggap utama oleh para karyawan maka seorang
pemimpin dalam lembaga perbankan ini bisa mengadakan penyesuaian-penyesuaian
dalam memenuhi kebutuhan para karyawan dalam rangka peningkatan semangat atau
gairah kerja.
3.
Bagi Universitas
Sedikit ataupun banyaknya hasil peneltitan ini akan memberikan sumbangannya
juga dalam memperkaya informasi empirik dalam bidang sumber daya manusia
khususnya tentang motivasi. Tidak peduli apakah sumbangan itu berupa dukungan
ataupun tantangan, yang jelas sumbangan itu akan memperkaya atau memperjelas serta
berguna juga sebagai bahan literatur atau referensi terhadap ilmu pengetahuan
yang bersangkutan.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A.
Penelitian
Terdahulu
Dalam penelitian H. Teman Koesmono (2007) yang berjudul
”Pengaruh Kepemimpinan Dan Tuntutan Tugas Terhadap Komitmen Organisasi Dengan
Variabel Moderasi Motivasi Perawat Rumah Sakit Swasta Surabaya”, menjelaskan bahwasanya
Berdasarkan hasil analisis data yang ada dapat dijelaskan bahwa Kepemimpinan
berpengaruh secara postif terhadap Stress
Kerja dengan koefisien jalur 0,093. Tuntutan Kerja
mempengaruhi Stress Kerja
dengan koefisien jalur 0,760. Disamping itu dari analisis yang ada ditemukan pula
pengaruh Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja, koefisien jalurnya 0,442. Sedangkan
Tuntutan Tugas mempunyai pengaruh kepada Kepuasan Kerja 0,846. Dalam analisis Stress Kerja ternyata
berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja sebesar 1,478. Kepuasan Kerja berpengaruh
terhadap Komitmen Organisasi dengan Koefisien 0,660 Kepuasan Kerja berdampak
pada Komitmen Organisasi. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Komitmen Organisasi
dengan koefisen arah 0,117.
Moch. Hidayat (2003) dalam penelitiannya yang berjudul
“Hubungan Motivasi Pegawai dan Efektivitas Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Pegawai di Kantor Sekretariat Daerah Propinsi Kalimantan Timur”. Dari hasil
penelitian terhadap 63 orang pegawai ini menunjukkan bahwa ada hubungan positif
antara motivasi pegawai dengan prestasi kerja. Perolehan koefisien korelasi (r)
sebesar 0,84 menunjukkan hubungan positif yang sangat kuat. Ini berarti bahwa
dalam rangka untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai perlu adanya motivasi
yang diperoleh dari motivasi materiil dan motivasi immateriil. Sementara itu
nilai koefisien determinasi (r2) diperoleh = 0,711 atau 71,0 persen menunjukkan
pengaruh motivasi pegawai terhadap prestasi kerja adalah besar pengaruhnya
dibanding variabel efektivitas kerja pegawai. Dilaporkan dari penelitian ini
bahwa tidak selamanya motivasi kerja pegawai didorong oleh kebutuhan bersifat
mendasar (fisiologis), ternyata ada sebagian pegawai tingkat motivasinya tinggi
didorong oleh kebutuhan akan kesempatan mengikuti kediklatan, kesempatan
promosi jabatan, penghargaan dan suasana tempat kerja yang menyenangkan.
Tabel 2. 1
Persamaan dan perbedaan dengan penelitian terdahulu
No
|
Judul
|
Peneliti
|
Variabel
|
Analisis
|
Hasil
|
1.
|
Pengaruh Kepemimpinan Dan Tuntutan Tugas Terhadap Komitmen Organisasi.
Dengan Variabel Moderasi Motivasi Perawat Rumah Sakit Swasta Surabaya
|
H.
Teman Koesmono
2007
|
Kepemimpinan (X
![]() ![]() ![]() ![]() ![]() |
Korelasi
|
Kepemimpinan berpengaruh secara postif terhadap Stress Kerja
dengan koefisien jalur 0,093. Tuntutan Kerja mempengaruhi Stress Kerja
dengan koefisien jalur 0,760. Disamping itu dari analisis yang ada ditemukan
pula pengaruh Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja, koefisien jalurnya 0,442.
Sedangkan Tuntutan Tugas mempunyai pengaruh kepada Kepuasan Kerja 0,846.
Dalam analisis Stress Kerja
ternyata berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja sebesar 1,478. Kepuasan Kerja
berpengaruh terhadap Komitmen Organisasi dengan Koefisien 0,660 Kepuasan
Kerja berdampak pada Komitmen Organisasi. Pengaruh Kepemimpinan terhadap
Komitmen Organisasi dengan koefisen arah 0,117
|
2.
|
Hubungan Motivasi, Pegawai Dan Efektivitas Kerja Terhadap Prestasi Kerja
Pegawai di Kantor Sekretariat Daerah Propinsi Kalimantan Timur
|
Moch. Hidayat
2003
|
Motivasi (X
![]()
Efektivitas kerja (X
![]()
Prestasi kerja (Y)
|
Korelasi
|
Perolehan koefisien korelasi (r) sebesar 0,84
menunjukkan hubungan positif yang sangat kuat. Ini berarti bahwa dalam rangka
untuk meningkatkan prestasi kerja pegawai perlu adanya motivasi yang
diperoleh dari motivasi materiil dan motivasi immateriil.
Sementara itu nilai koefisien determinasi (r2) diperoleh =0,711 atau 71,0
persen menunjukkan pengaruh motivasi pe-
gawai terhadap prestasi kerja adalah besar pengaruhnya disbanding
variabel efektivitas kerja pegawai.
|
3.
|
Pengaruh Motivasi Terhadap Komitmen Organisasi pada Perusahaan
”Kopi Burung” Jalak Malang
|
M. Yulinadi 2008
|
Motivasi (X)
Komitmen Organisasi (Y)
|
Regresi
|
Simultan:
F hitung>F tabel.
Parsial: t hitung > t tabel dengan
nilai 15,491 > dari F
![]() ![]() ![]() |
B.
Kajian Teoritis
1.Motivasi
a.
Pengertian Motivasi
Setiap makhluk hidup di dunia ini
mempunyai kebutuhan dan keinginan yang beraneka ragam, namun yang paling utama
adalah kebutuhan hidup. Sebagai makhluk yang berakal dan lebih sempurna diantara makhluk yang lainnya,
maka untuk memenuhi kebutuhannya manusia melaksanakan suatu
aktivitas-aktivitas, salah satu aktivitas tersebut adalah bekerja. Bekerja
di sini berarti melakukan suatu kegiatan untuk menghasilkan sebuah karya yang
berguna atau dapat dinikmati oleh manusia. Menurut Denny (1993:1) motivasi
berkaitan dengan kemampuan, sehingga orang mengatakan ada kemampuan yang
terkandung di dalam pribadi orang yang penuh motivasi.
Secara
garis besar ada tiga latar belakang yang menyebabkan manusia itu bekerja yaitu
latar belakang individual, latar belakang sosial, dan latar belakang agama. Dalam kehidupan sehari-hari dengan mudah
kita temui orang-orang yang berhasil dalam usahanya di samping juga orang-orang
lain yang mengalami kegagalan. Keberhasilan dan kegagalan itu tidak selamanya
disebabkan oleh perbedaan kemampuan yang mereka miliki tetapi justru lebih
sering disebabkan oleh perbedaan motivasi. Pekerjaan sejenis yang dikerjakan
oleh dua orang yang memiliki kemampuan sama akan memberikan hasil yang berbeda
jika masing-masing memiliki motivasi yang berbeda.
Motivasi
adalah suatu perangsang keinginan dan daya penggerak kemauan bekerja seseorang
setiap motivasi mempunyai tujuan tertentu yang ingin dicapai (Hasibuan, 1999:
95). Motivasi juga bisa di artikan kekuatan yang mendorong seseorang karyawan
yang menimbulkan dan mengarahkan prilaku (Gibson, dkk, 1996; 185)
Motivasi
berasal dari kata-kata ‘movere’ yang berarti dorongan dalam istilah bahasa
Inggrisnya disebut “motivation”. Motivasi
dapat didefinisikan sebagai suatu usaha menimbulkan dorongan (motif) pada individu (kelompok) agar
bertindak, (Mohyi, 1999: 157). Motivasi ini hanya diberikan kepada manusia,
khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Pendapat yang lain mengatakan
bahwa motivasi ialah keinginan untuk melakukan sesuatu dan menentukan kemampuan
bertindak untuk memuaskan kebutuhan individu (Robbins, 2002: 55). Berikut
proses dari pada motivasi dasar:
Gambar 2.1
Proses motivasi dasar
![]() |
Sumber : Robbins
2002: 55
Gambar
di atas menunjukkan suatu kebutuhan yang tidak terpuaskan akan mengakibatkan
tekanan atau ketegangan, sehingga menghasilkan dorongan dari dalam diri
individu. Dorongan itu kemudian menghasilkan sebuah pencarian untuk menemukan
tujuan-tujuan tertentu yang jika tercapai akan memuaskan dan dapat menurunkan
tekanan.
Karyawan-karyawan
yang termotivasi berada dalam suatu kondisi tertekan. Untuk mengurangi
ketegangan ini, mereka melakukan aktivitas. Semakin besar tekanan, semakin
banyak aktivitas yang dibutuhkan untuk mengurangi ketegangan tersebut. Oleh
karena itu, apabila sudah terlihat para karyawan bekerja keras melaksanakan
aktivitasnya, maka dapat disimpulkan bahwa mereka didorong oleh keinginan untuk
mencapai tujuan yang mereka inginkan.
b.
Teori-Teori Motivasi
Pembahasan
teori-teori motivasi didasarkan atas faktor-faktor penyebab adanya motivasi.
Secara garis besar penyebab adanya motivasi dapat digolongkan menjadi lima
golongan. Teori motivasi yang dapat
dipakai untuk mengetahui motivasi diantaranya adalah :
1.
Teori Motivasi berdasarkan Hirarkhi Kebutuhan
Teori ini dikembangkan oleh Maslow pada tahun 1954
(Gibson, 1996, dalam Sopiah,
2008:173). Menurut Maslow, kebutuhan manusia berjenjang, atau bertingkat, mulai
dari tingkatan rendah sampai yang paling tinggi. Manusia adalah sejenis mahkluk
yang serba kekurangan yang kebutuhan-kebutuhanny dapat disusun berdasarkan
keutamaan (Manullang, 2001:114). Teori hirarkhi kebutuhan yang paling terkenal
ialah teori motivasi Maslow dengan lima hirarkhi kebutuhanya. Teori Maslow
tidak hanya mengklasifikasi kebutuhan manusia secara mudah tetapi juga
mempunyai implikasi langsung bagi pengelolaan perilaku manusia dalam organisasi
(Maslow, 1993).
Tingkatan yang dimaksud adalah sebagai berikut: (1)
Kebutuhan fisiologis (phisiologikal
needs) yaitu kebutuhan dasar manusia agar dapat tetap bertahan hidup,
seperti makanan, pakaian, perumahan. (2) kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety needs), meliputi kebutuhan rasa
aman dalam bekerja, keamanan untuk merdeka atau bebas dari ancaman. (3)
Kebutuhan akan rasa memilki, sosial dan kasih sayang (sosial needs), meliputi kebutuhan manusia untuk berinteraksi,
berinterrelasi dan berafiliasi dengan orang lain. (4) Kebutuhan untuk dihargai,
yaitu kebutuhan manusia untuk merasa dihargai, diakui keberadaanya, diakui
eksistensinya, kekuasaan, dan penghargaan dari orang lain. (5) Kebutuhan akan
aktualisasi diri (self actulization),
kebuthan yang dirasakan oleh seseorang dengan menggunakan kemampuan, keahlian
dan potensi dirinya secara maksimal (Sopiah, 2008:173)
2.
Teori Kebutuhan dari Mc Clelland
David Mc
Clelland (1961) dalam Mangkunegara
(2005:97) mengemukakan adanya tiga macam kebutuhan manusia, yaitu berikut ini:
o
Need for Achievement, yaitu
kebutuhan untuk berprestasi yang merupakan refleksi dari dorongan akan tanggung
jawab untuk pemecahan masalah. Seorang pegawai yang mempunyai kebutuhan akan
berprestasi tinggi cenderung untuk berani mengambil resiko. Kebutuhan untuk
berprestasi adalah kebutuhan untuk melakukan pekerjaan lebih baik daripada
sebelumnya, selalu berkeinginan mencapai prestasi lebih tinggi.
o
Need for Affiliatio, yaitu
kebutuhan untuk berafiliasi yang merupakan dorongan untuk berinteraksi dengan orang
lain, berada bersama orang lain, tidak mau melakukan sesuatu yang merugikan
orang lain.
KLIK INI UNTUK MEMBACA SELENGKAPNYA
0 Komentar