Skripsi Pengaruh Komunikasi Persuasif Terhadap Kinerja Karyawan Asuransi Jiwa Bersama (AJB) Bumiputera 1912 Cabang Pasuruan Kota
BAB I
LATAR BELAKANG
A. LATAR BELAKANG
Perusahaan sebagai organisasi bisnis, agar tetap bertahan
dan mampu bersaing dengan kompetitor perlu melakukan upaya untuk mengelola
sumber daya yang dimiliki terutama sumber daya manusia yang sampai saat ini
masih menjadi penentu keberhasilan perusahaan.
Faktor manusia
sangat berperan dalam pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya terpenting
dalam organisasi adalah sumber daya manusia. Melihat manusia sebagai komponen
paling esensial dalam setiap langkah organisasi, maka sepatutnya apabila
manajemen perusahaan memberikan pembinaan dan dorongan untuk meningkatkan
kemampuan kerja karyawan. Penemuan baru dalam bidang teknologi yang cenderung
mengambil alih peran sumber daya manusia dengan mesin yang serba otomatis yang
bisa menyingkirkan tenaga manusia sebagai operator atau pengendali.
Upaya pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan
akan sangat bergantung pada berperannya pimpinan. Pimpinan mempunyai peranan
penting karena besarnya tanggung jawab dalam memimpin dan menjamin kelancaran
tugas para karyawan. Pimpinan dan karyawan sebagai sumber daya manusia dalam
organisasi²gat menentukan keberhasilan suatu organisasi dalam rangka
pencapaian tujuan.
Tenaga kerja merupakan asset bagi sebuah
perusahaan. Organisasi sebagai bentuk persekutuan dua orang atau lebih yang
bekaerja sama perlu meningkatkan kinerja karyawan dalam upaya mencapai
tujuannya. Peningkatan kinerja karyawan akan berdampak pada pencapaian
efektivitas dan evisiensi organisasi.
Produktivitas kerja karyawan AJB
Bumiputera 1912 cabang Pasuruan Kota semakin meningkat. Hal ini ditandai dengan
kemampuan karyawan dalam melaksanakan tugas pekerjaan tepat pada waktunya,
tingkat absensi karyawan per bulan yang dulunya mempunyai absensi rata- rata
3-4 kali perbulan per karyawan menjadi 1-2 kali perbulan per karyawan, dan
ketepatan waktu karyawan dalam masuk kerja.
AJB Bumiputera 1912 kantor Cabang Pasuruan
Kota perlu lebih meningkatkan produktivitas kerja karyawannya, apalagi sebagai salah satu asuransi, kompensasi bagi
karyawan biasanya berdasarkan kepangkatan dan senioritas dalam bentuk bonus,
insentif dan penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Pengalaman kerja
karyawan yang rata- rata 20 tahunan lebih menjadi modal awal peningkatan
kinerja perusahaan.
AJB Bumiputera 1912 adalah perusahaan
asuransi jiwa nasional milik bangsa Indonesia yang pertama dan tertua.
Didirikan di Magelang pada tangal 12
februari 1912 atas prakarsa seorang guru sederhana bernama M. Ng. Dwidjosewojo-
sekretaris persatuan guru hindia belanda (PGHB) gagasan pendirian perusahaan
asuransi ini karena didorong oleh keperihatinan yang mendalam terhadap nasib
para guru bumi putera. Dalam pendirian tersebut M. Ng. Dwidjosewojo dibantu
bersama dua orang guru lainnya yaitu MKH Soebroto dan M. Adimijdojo.Alasan
didirikan AJB Bumiputera 1912 Pasuruan ini atau anak cabang karena untuk
mempermudah layanan di berbagai kecamatan.
Letak perusahaan berarti dimana perusahaan
melakukan aktivitasnya sehari- hari sedangkan letak perusahaan ini menentukan
masa depan perusahaan. Adapun letak AJB Bumiputera 1912 adalah di jl. Panglima
Sudirman no. 31 Pasuruan.
AJB Bumiputera 1912 kantor Cabang Pasuruan
Kota dipimpin oleh seorang kepala cabang yang membawahi Administratur dan
beberapa Supervisor dan Agen. Perusahaan ini dalam perkembangannya banyak
mengalami perubahan, salah satunya adalah penerapan gaya kepemimpinan. AJB
Bumiputera 1912 sebagai asuransi jiwa pertama dan tertua yang sebelumnya
menerapkan gaya kepemimpinan yang menghendaki pimpinan lebih dominan dalam
mempengaruhi atau menentukan perilaku karyawan. Seiring dengan perkembangan
zaman, gaya kepemimpinan yang telah mengalami perubahan yaitu pimpinan lebih
menghargai dan terbuka terhadap masukan yang diberikan karyawan sehingga kerja
sama yang berlangsung secara timbal balik.
Tidak
seperti perusahaan berbentuk perseroan terbatas (PT) yang kepemilikanya hanya
oleh pemodal tertentu, sejak awal pendirianya Bumiputera sudah menganut sistem
kepemilikan dan penguasaan yang unik, yakni bentuk badan usaha mutual atau
usaha bersama.
Upaya pimpinan dalam meningkatkan kinerja karyawan ini
tidak terlepas dari adanya komunikasi. Komunikasi merupakan faktor penting
kehidupan suatu organisasi baik organisasi yang dilakukan oleh pimpinan
terhadap karyawan maupun komunikasi yang dilakukan oleh karyawan itu sendiri.
Peran pimpinan dalam mengerakkan sumber daya yang ada sangat menentukan
terhadap sukses tidaknya organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya.
Setelah melakukan wawancara dengan pimpinan dan dikuatkan
peneliti dengan mengadakan PKL (Praktek Kerja Lapangan) selama 40 hari di AJB
Bumiputera 1912 Cabang Pasuruan Kota, peneliti menyimpulkan bahwa pimpinan AJB
Bumiputera 1912 Cabang Pasuruan Kota dalam berkomunikasi dengan karyawan
menggunakan komunikasi persuasif. Tujuan memilih teknik ini adalah memperoleh
efek yang langsung atau tahan lama sesuai dengan yang diinginkan komunikator.
Komunikasi persuasif disini lebih mengarah pada kegiatan psikologis, suatu
teknik komunikasi yang memiliki aspek-aspek manusiawi.
Beberapa teknik dalam komunikasi persuasif yang
dikemukakan oleh Effendy (1992: 22) yaitu: Pertama, Teknik Integrasi adalah kemampuan komunikator untuk menyatukan diri
secara komunikatif dengan komunikan. Kedua, Pay-Off Idea adalah kegiatan untuk mempengaruhi orang lain dengan
cara mengiming- ngiming hal yang menguntungkan atau yang menjanjikan harapan. Ketiga,
Iching Device yaitu menata pesan
komunikasi dengan himbauan emosional sedemikian rupa sehingga komunikan menjadi
lebih tertarik.
Adanya komunikasi persuasif yang diterapkan di AJB
Bumiputera 1912 Pasuruan ini mempererat hubungan pimpinan dan karyawan yang
secara tidak langsung akan mampu meningkatkan kinerja karyawan.
Dari latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
mengambil judul penelitian ”Pengaruh Komunikasi Persuasif Terhadap Kinerja Karyawan Asuransi Jiwa Bersama (AJB)
Bumiputera 1912 Cabang Pasuruan Kota” karena didalam suatu perusahaan,
komunikasi itu sangat penting. Seperti yang dijelaskan oleh Lindgren (dalam
Effendy, 2001: 17) yang menyatakan bahwa ”Effective
Leadership Means Effective Communication”. Seorang pimpinan harus mampu
melaksanakan komunikasi secara efektif jika ingin melaksanakan kepemimpinan
yang efektif. Seorang pimpinan berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para
karyawan melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan
kegembiraan. Suasana seperti itu diharapkan dapat meningkatkan kinerja yang
tinggi. Alasan peneliti memilih obyek di AJB Bumiputera 1912 Cabang Pasuruan
Kota, yang pertama adalah karena AJB Bumiputera 1912 merupakan asuransi pertama
dan tertua yang ada di Indonesia. Alasan kedua yaitu dari penelitian awal
memang terdapat komunikasi persuasif di lingkungan AJB Bumiputera 1912 Cabang
Pasuruan Kota oleh pimpinan terhadap bawahan.
B.
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang ini,
serta untuk mengetahui ssecara lebih lanjut tentang komunikasi dan juga kinerja
karyawan, maka dapat dirumuskan suatu permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah teknik
Integrasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan AJB
BUMIPUTERA 1912 cabang Pasuruan kota?
2. Apakah teknik
Pay off Idea berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan AJB
BUMIPUTERA 1912 cabang Pasuruan kota?
3. Apakah teknik
Iching Device berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan AJB
BUMIPUTERA 1912 cabang Pasuruan kota?
4. Apakah teknik
Integrasi, teknik Pay off Idea dan teknik Iching Device berpengaruh secara
simultan terhadap kinerja karyawan AJB BUMIPUTERA 1912 cabang Pasuruan kota?
5. Diantara ketiga teknik tersebut (teknik Integrasi, teknik Pay off Idea dan
teknik Iching Device) mana yang berpengaruh paling dominan terhadap kinerja
karyawan AJB BUMIPUTERA 1912 cabang Pasuruan kota?
C.
TUJUAN
PENELITIAN
Tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Ingin mengetahui apakah teknik Integrasi berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan
AJB BUMIPUTERA 1912 cabang Pasuruan kota
2. Ingin mengetahui apakah teknik Pay off Idea berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
karyawan AJB BUMIPUTERA 1912 cabang Pasuruan kota
3. Ingin mengetahui apakah teknik Iching Device berpengaruh secara parsial terhadap kinerja
karyawan AJB BUMIPUTERA 1912 cabang Pasuruan kota
4. Ingin mengetahui apakah teknik Integrasi, teknik Pay off Idea dan teknik Iching Device
berpengaruh secara simultan terhadap kinerja karyawan AJB BUMIPUTERA 1912
cabang Pasuruan kota
5. Ingin mengetahui pengaruh yang paling dominan
antara ketiga teknik tersebut (teknik
Integrasi, teknik Pay off Idea dan teknik Iching Device) terhadap kinerja
karyawan AJB BUMIPUTERA 1912 cabang Pasuruan kota
D.
MANFAAT
PENELITIAN
1.
Bagi AJB BUMIPUTERA 1912 Cabang Pasuruan Kota
Hasil penelitian ini
diharapkan dapat menjadi masukan bagi AJB BUMIPUTERA 1912 Pasuruan sebagai
bahan pertimbangan dalam menentukan komunikasi sehubungan dengan peningkatan
produktivitas kerja karyawan
2. Bagi fakultas ekonomi Universitas Islam
Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang
Untuk bahan informasi
yang berguna untuk memperkaya literatur yang ada. Terutama yang berhubungan
dengan ilmu ekonomi mengenai sub pokok
bahasan komunikasi bagi MSDM.
3. Bagi penulis
Merupakan suatu sarana untuk
menerapkan ilmu pegetahuan yang diperolah selama kuliah, khususnya pada masalah
yang terkait dengan bidang SDM
E.
BATASAN
MASALAH
Untuk memperjelas pokok maka
penelitian ini hanya dibatasi pada Komunikasi Persuasif terhadap Produktivitas Kerja Karyawan Pada
AJB BUMIPUTERA 1912 Cabang Pasuruan Kota.

KAJIAN
PUSTAKA
A.
Penelitian
Terdahulu
Tabel 2..1
Penelitian Terdahulu
no
|
Peneliti
|
Judul
|
Variabel
|
Hasil
|
||
1
|
Puspasari (2001)
|
|
Komunikasi (X)
Disiplin kerja karyawan (Y)
|
Dari hasil analisa yang dilakukan menunjukkan rs=
0.953, artinya hubungan antara komunikasi atasan dan bawahan terhadap
disiplin kerja karyawan adalah sangat erat, dimana jika dipresentasikan hub.
Antara komunikasi atasan dan bawahan terhadap disiplin kerja sebesar 95.3%.
sedangkan untuk pengujian hipotesa dengan uji t diperoleh t hitung =
26.875553 lebih besar daripada t tabel = (alfa = 5%, db = N = 73) = 0.306.
hasil ini dapat diinteprestasikan hipotesa diterima yang menunjukkan bahwa
komunikasi antara atasan dan bawahan mempunyai hubungan yang signifikan
dengan disiplin kerja karyawan.
|
||
2
|
Iif kholifah (2005)
|
Pengaruh komunikasi antara atasan dan bawahan terhadap
kepuasan kerja karyawan pada perusahaan Kompor Kupu Mas Merjosari Malang
|
Komunikasi (X)
Kepuasan Kerja Karyawan (Y)
|
menyimpulkan bahwa Komunikasi internal mempunyai
pengaruh yang lebih dominan sebesar 39.1% daripada komunikasi eksternal yang
berpengaruh sebesar 25.8% terhadap kepuasan kerja karyawan kompor kupu mas
Malang.
|
||
3
|
Siti Arofah (2009)
|
Pengaruh Komunikasi Persuasif terhadap kinerja karyawan
AJB Bumiputera 1912 Cabang Pasuruan Kota
|
Komunikasi (X)
Kinerja karyawan (Y)
|
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara
simultan variabel komunikasi persuasif mempunyai pengaruh yang cukup kuat,
hal ini ditunjukkan Fhitung sebesar 19, 072, dan tingkat signifikansi
sebesar 0,000, dapat dilihat pada uji F, variabel komunikasi Persuasif
mempunyai pengaruh yang cukup besar juga terhadap kinerja sebesar 43,0%.
Hasil perhitungan uji t, nilai t hitung variabel Integrasi sebesar 2,364 dan nilai t
hitung variabel Pay-of Idea
sebesar 2,748 sedangkan
nilai t hitung Iching Device sebesar 3,126, dan t tabel sebesar 1,996.
|
Sumber: Data Diolah 2009
Dengan melihat tabel diatas, maka
dapat terlihat perbedaan penelitian terdahulu dan penelitian sekarang. Adapun
perbedaan penelitian antara penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang
yaitu dalam hal obyek yang diteliti, variabel indepennya dan hasil dari masing-
masing peneliti.
B. Kajian Teori
1. Komunikasi
Manusia
dalam menjalankan kehidupan sehari- hari tidak terlepas dari pengaruh manusia
lain sebagai wujud makhluk sosial. Bentuk interaksi antar manusia adalah dengan
berorganisasi. Organisasi merupakan sekumpulan orang- orang yang mempunyai misi
dan tujuan yang sama untuk memajukan kesejahteraan hidupnya. Kelangsungan hidup
organisasi tergantung pada sumber daya yang dimiliki terutama SDM, sebab
manusia merupakan faktor pelaku dalam organisasi.
Salah satu upaya untuk menciptakan kerjasama antar
individu adalah dengan jalan komunikasi. Komunikasi yang baik antar individu
akan mengakibatkan kemajuan organisasi karena dengan tercapainya suatu
komunikasi yang baik akan terjadi saling pengertian antar komunikator dengan
komunikan sehingga jalannya fungsi-fungsi manajemen menjadi efektif dan
efisien.
1)
Pengertian
Komunikasi
Komunikasi berasal dari bahasa latin
“communicatio” dan bersumber dari communis yang berarti sama atau kesamaan
makna. Menurut Effendy (2000: 5), “komunikasi adalah proses penyampaian suatu
pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu atau untuk mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung
melalui media”. Winardi (1990: 213) mengartikan komunikasi sebagai:
Sebagai proses dimana pihak tertentu
menyampaikan kepada pihak lain, pandangannya, keinginannya, pendiriannya dengan
harapan bahwa pihak yang dihubungi itu dapat mengerti dan melaksanakan
tindakan- tindakan sesuai dengannya.
Pendapat Winardi tersebut diperjelas lagi
oleh Hovland (dalam Siahaan, 1990: 03) yang menjelaskan bahwa, ”komunikasi
adalah proses bilamana seorang individu (komunikator) mengoper stimulans
(biasanya lambang kata- kata) untuk merubah tingkah laku individu lainnya
(komunikan)”. Pelaksanaan komunikasi harus timbul saling pengertian antara
pimpinan dan karyawan sehingga terjadi hubungan yang harmonis. Komunikasi merupakan
proses pemindahan pengrtian yang membutuhkan ketrampilan- ketrampilan tertentu.
Handoko (1998: 272) mengartikan komunikasi sebagai berikut:
Proses pemindahan
pengertian dalam bentuk gagasan atau informasi dari seseorang ke orang lain.
Perpindahan pengertian tersebut merupakan lebih dari sekedar kata-kata yang
digunakan dalam percakapan, tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, dsb. Dan
pemindahan yang efektif memerlukan tidak hanya tranmisi data, tetapi bahwa
seseorang mengirimkan data dan menerimanya sangat tergantung pada keterampilan
tertentu.
Hampir setiap orang
setuju bahwa komunikasi diantara mereka dan antara mereka dengan lingkungan
merupakan sumber kehidupan dan kedinamisan organisasi. Komunikasi merupakan hal
penting dalam tingkatan manajemen, terutama dalam kepemimpinan. Hal ini seperti
dikemukakan oleh Lindgren (dalam Effendy, 2001: 117) yang menyatakan bahwa, “effective
Leadership means effective communication”. Seorang pimpinan harus mampu
melaksanakan komunikasi secara efektif jika ingin melaksanakan kepemimpinan
yang efektif. Seorang pimpinan
berkomunikasi efektif bila ia mampu
membuat para karyawan melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan,
dan kegembiraan. Suasana seperti itu diharapkan dapat meningkatkan kinerja yang
tinggi.
Dari
Definisi-definisi diatas dapat simpulkan bahwa komunikasi adalah sebuah proses
dimana pihak tertentu menyampaikan kepada pihak lain pandangannya,
keinginannya, pendiriannya dengan harapan bahwa pihak yang dihubungi itu dapat
mengerti dan melaksanakan tindakan- tindakan sesuai dengannya
2)
Proses Komunikasi
Komunikasi
dalam setiap gerak langkah organisasi mempunyai
peranan dominan, terutama berlaku dalam masalah efektivitas organisasi.
Proses dan pola organisasi merupakan sarana yang diperlukan untuk
mengkoordinasi dan mengarahkan karyawan ketujuan dan sarana organisasi. Ruslan
(1999: 69) menyatakan bahwa, “ proses komunikasi dapat diartikan sebagai
transfer informasi atau pesan dari pengirim sebagai komunikator dan kepada
penerima pesan sebagai komunikan. Proses komunikasi tersebut bertujuan untuk
mencapai saling pengertian antara kedua belah pihak”. Efendy (2001: 11) lebih
lanjut menjelasakan bahwa, “proses komunikasi
pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh
seseorang kepada orang lain”. Melalui proses komunikasi akan ada reaksi atau
umpan balik dari komunikan yang berupa tanggapan baik yang bersifat positif
maupun negatif.
Tanggapan positif
menunjukkan komunikan dapat mengerti pesan yang disampaikan komunikator. Ada
persetujuan, keterbukaan dan pemahaman yang sama. Tanggapan negatif menunjukkan
bahwa pesan telah tersampaikan, tetapi tidak ada persetujuan atau dukungan dari
komunikan. Berdasarkan pendapat- pendapat diatas, proses komunikasi merupakan
proses pentransferan informasi atau pesan dari seseorang kepada orang lain.
Proses komunikasi yang terjadi
dalam organisasi memang sangat dibutuhkan dan dalam pelaksaannya banyak sekali
faktor yang diperhitungkan, diantara adalah teknik apa yang harus dipakai.
Menurut Efendy (1993: 81) komunikasi dibedakan menjadi tiga macam, yaitu :
a)
Komunikasi informatif, adalah proses
penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberikan sesuatu,
dimana komuniktor tidak mengharapkan apa-apa dari komunikasi, hany agar
komunikan tahu saja.
b)
Komunikasi koersif, adalah proses
penyampaian pesan seseorang kepada orang lain dengan ancaman atau sanksi untuk
merubah sikap, opini, dan tingkah laku.
c)
Komunikasi persuasif, adalah proses
penyampaian pesan seseorang kepada orang lain agar berubah sikapnya, opininya
dan tingkah lakunya dengan kesadaran sendiri.
Gambar2.1. Model
proses komunikasi
![]() |

Gambar 2.1. model
Proses Komunikasi
Sumber: Stoner, dkk (1996: 21)
Model proses komunikasi tersebut menggambarkan adanya
suatu pesan dari seorang pengirim yang terlebih dahulu dikodekan dan diteruskna
oleh suatu saluran, kemudian, diterima oleh receiver (penerima) dan
diberi umpan balik.
John (2003: 83) mengemukakan ada empat unsur pokok dalam
proses komunikasi, yaitu:
a)
Pengirim Pesan, merupakan pihak yang memiliki ide untuk
dikomunikasikan kepada pihak lain (penerima).
b)
Saluran komunikasi, informasi
ditransmisikan melalui saluran komunikasi yang menghubungkan antara pengirim
dan penerima pesan
c)
Penerima
Pesan, adalah pihak yang menerima symbol- symbol komunikasi, menerjemahkan dan
memahaminya. Kegiatan menerjemahkan ini disebut decoding.
d)
Umpan Balik, merupakan unsure yang penting dalam
komunikasi. Komunikasi dikatakan efektif jika pengertian terhadap symbol-
simbol atau pesan komunikasi antara pengirim dan penerima adalah sama.
Pengecekan apakah pengertian penerima sama dengan pengertian pengirim pesan
digunakan umpan balik.
Ruslan (1999: 71)
mengemukakan ada empat unsur pokok dalam proses komunikasi, yaitu:
a)
Source, yaitu individu yang berinisiatif sebagai
sumber atau untuk menyampaikan pesan- pesannya.
b)
Message, suatu gagasan dan ide berupa pesan,
informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan yang akan disampaikan komunikator
kepada perorangan atau kelompok tertentu
c)
Channel,
berupa media, sarana atau saluran yang
digunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan kepada khalayaknya
d)
Effect,
suatu dampak yang terjadi dalam proses
penyampaian pesan- pesan tersebut, yang dapat berakibat positif maupun negative
menyangkut tanggapan, persepsi dan opini dari hasil komunikasi tersebut.
Semua unsur atau komponen dalam proses
komunikasi sama pentingnya walaupun unsure pesan cukup dominant dalam interaksi
yang dilakukan. Dalam proses komunikasi minimal terdapat tiga unsur yaitu
sumber, pesan dan penerima.
2.
Komunikasi Persuasif
Organisasi sebagai kerangka kerja (frame of work) dari
suatu manajemen yang menunjukkan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung
jawab yang jelas antara pimpinan dan bawahan dalam suatu system manajemen
modern. Ada yang
diklasifikasikan sebagai pemimpin dan ada pula yang bertindak sebagai bawahan
dimana anatara keduanya saling berhubungan dalam rangka mencapai tujuan
bersama. Interaksi yang harmonis antara para karyawan suatu organisasi baik
dalam hubungannya secara timbale balik maupun secara horizontal antara para
karyawan secara timbale balik pula disebabkan oleh komunikasi.
Komunikasi
dapat berjalan baik bila pimpinan mampu mempengaruhi bawahan agar melakukan
kegiatan yang diinginkan dengan kesadaran sendiri. Pemimpin harus bersifat
persuasif dalam berkomunikasi.
Widjaja
(1997: 67) mengungkapkan “dengan demikian dapat dikatakan bahwa menggunakan
teknik komunikasi persuasif ini tidak lain dari suatu usaha untuk meyakinkan
orang lain agar berbuat dan bertingkah laku seperti yang diharapkan komunikator
dengan cara membujuk tanpa memaksanya atau tanpa kekerasan. Simon (dalam
Effendy, 2001: 58) mengatakan bahwa, “Persuasion adalah komunikasi
manusia yang direncanakan untuk mempengaruhi orang lain dengan mengubah nilai
atau sikap mereka”.
Kemampuan
pimpinan berempati kepada karyawan dalam kontek organisasi merupakan salah satu
factor penting. Adanya kemampuan untuk berempati kepada karyawan, pimpinan bias
mengetahui perasaan karyawan dengan lebih mendalam dan akan lebih mudah untuk
dihimbau melakukan sesuatu yang pimpinan inginkan.
Beberapa metode
dalam komunikasi persuasive yang dikemukakan oleh Effendy (2000: 22) adalah
a.
Asosiasi
Adalah penyajian pesan komunikasi dengan
cara menumpangkannya pada suatu objek atau peristiwa yang sedang menarik
perhatian khalayak. Metode ini dilaksanakan oleh pimpinan dalam menyampaikan
pesan dengan menghubungkan sesuatu atau hal yang menarik perhatian sehingga
pesan yang disampaikan menjadi lebih mengena pada komunikan. Pimpinan dalam
kegiatan itu diharapkan mengikuti objek atau peristiwa yang menarik perhatian
khalayak secara terus menerus.
b.
Integrasi
Adalah kemampuan komunikator untuk
menyatukan diri secara komunikatif dengan komunikan, metode ini mengandung
pengertian adanya kemampuan komunikator untuk menyatukan diri kepada pihak
komunikan. Demikian pula halnya dengan seorang pimpinan harus mempunyai
kemampuan menyatukan diri dengan karyawannya, dalam hal ini merasa senasib
dengan karyawannya sehingga dapat memberikan tanggapan yang berupa tindakan
atau perilaku. Dampak yang didapat adalah pimpinan akan mudah dalam
menyampaikan kehendaknya kepada karyawan.
c.
Pay- Off Idea
Merupakan kegiatan untuk mempengaruhi
orang lain dengan cara mengiming- ngiming hal yang menguntungkan atau hal yang
menjanjikan harapan. Dalam rangka mencapai tujuannya, metode ini berdaya upaya
menumbuhkan kegairahan emosional. Metode ini menyajikan pesan yang mengandung
sugesti (anjuran) yang bila ditaati hasilnya memuaskan. Pimpinan menerapkan
metode ini dengan melaksanakan aktifitas penyampaian pesan yang sifatny
memberikan penghargaan atau janji bagi karyawan yang berprestasi.
d.
Iching Device
Yaitu menata pesan komunikasi dengan
himbauan emosional sedemikian rupa sehingga komunikan menjadi lebih tertarik.
Metode ini pada dasarnya bertujuan menggugah hati nurani karyawan, artinya
upaya untuk mengubah pesan berupa perintah, anjuran maupun teguran dari
pimpinan agar karyawan merasa tertarik dan akhirnya bertindak sesuai dengan
pesan komunikator (pimpinan). Komunikator dalam hal ini diharapkan memahami dan
menguasai pesan yang akan disampaikan dengan cara sedemikian rupa sehingga
karyawan sedikit demi sedikit mengerti pesan yang dimaksud dan melaksanakannya.
Hal ini dimaksudkan agar komunikator menggunakan factor- factor dalam memperkuat
kegiatan komunikasi persuasive yang dilakukan sehingga karyawan dapat
mengikutinya.
e.
Red Herring
Seni seorang komunikator untuk meraih
kemenangan dalam perdebatan dengan mengelakkan argumentasi yang lemah untuk
kemudian mengalihkannya sedikit demi ke aspek yang dikuasainya guna dijadikan
senjata ampuh dalam menyerang lawan. Komunikator dalam metode ini diharapkan
memahami dan menguasai pesan yang akan disampaikan dengan cara sedemikian rupa
sehingga dapat mengelakkan argumentasi yang lemah dan kemudian mengalihkannya
kepada pesan yang diinginkan komunikator.
Effendy
(2000: 24), menyebutkan bahwa “demikian beberapa teknik persuasif untuk dipilih
dan dipergunakan dalam situasi komunikasi tertentu”, penulisannya menggunakan
tiga metode persuasive dalam penelitian ini, yaitu metode Integrasi, Pay- Off Idea, dan Iching Device. Penulis memfokuskan
pada tiga metode diatas karena dari pengertian ketiga metode tersebut nampak
bahwa ketiganya jauh dari sifat memaksa atau kekerasan dalam member perintah,
tetapi lebih mengarah himbauan atau bujukan. Pimpinan juga menyampaikan pesan
komunikasi sedemikian rupa sehingga enak didengar dan dibaca untuk mempengaruhi
bawahannya agar berubah sikap, opini dan tingkah lakunya. Penulis tidak
menggunakan teknik Asosiasi dan Red Herring karena:
a. Teknik asosiasi dalam penyajian pesan
komunikasi dilaksanakan dengan menumpangkannya pada suatu objek atau peristiwa
yang sedang menarik perhatian khalayak. Jadi dalam hal ini untuk penyajian
komunikasi harus ada objek yang menarik terjadi.
b.
Teknik Red Herring dipergunakan dalam perdebatan untuk
meraih kemenangan. Teknik ini sangat penting untuk mempertahankan diri atau
untuk menyerang secara diplomatis. Dalam kondisi ini dimungkinkan pihak yang
kalah merasa sakit hati atau kecewa sehingga dapat menimbulkan efek negative
tertentu.
3. Kinerja Karyawan
Setiap
perusahaan pada umumnya selalu ingin memperoleh keunggulan bersaing. Keunggulan
tersebut dapat diperoleh melalui upaya peningkatan kineja perusahaan. Semakin
tinggi kinerja yang dicapai maka semakin tinggi pula harapan untuk mencapai
tujuan perusahaan.
Batasan
tentang kinerja dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, seperti Hasibuan
(1999: 126), yaitu “kinerja adalah perbandingan antara output dengan input.
Kinerja dipandang sebagai penggunaan intensif terhadap sumber-sumber konversi
seperti tenaga kerja dan mesin yang diukur secara tepat dan benar-benar
menunjukkan suatu penampilan yang efisiensi. Kussrianto (1991: 2) mengatakan
bahwa ”kinerja secara spesifik adalah perbandingan antara hasil yang dicapai
dengan peran serta tenaga kerja per satuan waktu”. Kinerja yang dimiliki oleh
suatu perusahaan berasal dari hasil kerja yang dilakukan oleh setiap karyawan
dan mencakup efektivitas dan efisiensi.
Dari berbagai
pandapat diatas, penulis menggunakan efektifitas dan efisiensi sebagai
indikator dari kinerja.
Selanjutnya dapat
dijelaskan sebagai berikut:
a) Efektivitas
Sedarmayanti (2000:
59) mendevinisikan efektivitas sebagai berikut ”Efektivitas merupakan sesuatu
yang memberikan gambaran target dapat tercapai”. Efektivitas ini berkaitan
dengan pencapaian untuk kerja yang maksimal, dalam arti pencapaian target yang
telah ditetapkan sebelumnya. Pelaksanaan kerja suatu karyawan dapat dinyatakan
efektif, bila hasil guna yang tercapai sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya oleh perusahaan.
b) Efisiensi
Sedarmayanti (2000:
59) menyatakan bahwa “apabila masukan yang sebenarnya digunakan semakin besar
penghematannya, maka tingkat efisiensi semakin tinggi, tetapi semakin kecil masukan
yang dapat dihemat maka semakin rendah tingkat efisiensinya”. Organisasi atau
perusahaan dalam melakukan kegiatannya pasti akan memperhitungkan nilai
keuntungan yang akan dicapai. Terlebih lagi perusahaan yang memiliki output
produksi yang tinggi, ia akan menggunakan sumber-sumber secara efisien untuk
meningkatkan hasil sehingga produktivitas akan meningkat.
Pekerja lazim
dijadikan faktor pengukur produktivitas. Atas dasar inilah kita dapat berbicara
mengenai kinerja karyawan. Berdasarkan teori-teori mengenai produktivitas yang
telah dikemukakan dapat dijelaskan bahwa kinerja karyawan itu sendiri adalah
efektivitas pencapaian hasil sesuai dengan target yang telah ditetapkan dan
efisiensi penggunaan personil sebagai tenaga kerja.
4. Pengaruh Komunikasi Persuasif Terhadap Kinerja Karyawan
Setiap
perusahaan pada umumnya selalu ingin meningkatkan kinerja karyawan untuk
menunjukkan bahwa perusahaan tersebut berkembang. Komunikasi dalam suatu
organisasi sangat penting karena salah pemberian dalam pemberian dan penerimaan
dalam suatu argumentasi yang diberikan ataupun kekurangan informasi dapat
menyebabkan pertentangan dalam organisasi.
Hal-hal yang dapat mempengaruhi kinerja (Anogoro dan
Widiyanti, 1993: 68) adalah sebagai berikut:
a)
Pengertian
tujuan perusahaan, oleh karyawan
b)
Pemberian
upah atau gaji
c)
Disiplin
kerja dalam hubungannya dengan jam kerja yang ditetapkan dan pengerjaan target
yang telah ditentukan
d)
Komunikasi. Hal ini dikaitkan dengan erat tidaknya
hubungan antara karyawan
Upaya perusahaan dalam mencapai kinerja dan tujuannya
tidak terlepas dari adanya komunikasi. Seorang pemimpin dalam berkomunikasi
harus memperhatikan aspek- aspek manusia yang dapat menggiatkan karyawan untuk
bekerja sama- sama dan bekerja secara produktif. Adanya proses komunikasi persuasif
berarti adanya pemuasan kebutuhan bawahan dan hal ini berdampak pada bawahan
dalam melaksanakan tugasnya. Mereka akan melaksanakan tugas sesuai dengan
batas-batas yang telah ditentukan oleh organisasi.
5. Kajian Teori Islam
1. Komunikasi Dalam Islam
Dalam Islam komunikasi harus dilandasi dengan cinta dan
kasih sayang. Tidak ada alasan bagi anda untuk keluar dari etika-etika yang
telah digaris bawahi oleh risalah Islam.
Hal tersebut telah dicontohkan langsung oleh Allah yang Maha Penyayang
dalam Al Qur’an. Karenanya kita akan mendapati bahwa setiap surah dalam Al
Qur’an selalu diawali dengan Bismillahi Rahmaani Rahiim (Dengan nama Allah Yang
Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang). Komunikasi dalam Islam sangat erat
kaitannya dengan misi Islam sebagai rahmatan lil'alamin. Misi itulah yang
mendorong Rasulullah untuk menyampaikan da’wah dengan penuh kasih sayang.
Seperti
yang terdapat dalam surat Ali Imran ayat 159 yang menjelaskan KLIK INI UNTUK MEMBACA SELENGKAPNYA
0 Komentar