BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Usaha
kecil dan menengah (UKM) merupakan salah
satu bagian penting dari perekonomian di Indonesia. Dalam tiga tahun terakhir,
jumlah unit usaha UKM terlihat berkembang pesat. Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian
Koperasi dan UKM, pada 2003 tercatat
jumlahnya menjadi 42,4 juta unit atau naik 9,5 prosen dari tahun 2000. Sejak
krisis moneter menimpa perekonomian nasional, tidak diragukan lagi usaha kecil
dan menengah adalah salah satu faktor penyelamat sehingga proses pemulihan
ekonomi bisa dilakukan yaitu dengan ikut serta dalam meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan penyerapan tenaga kerja.
Kabupaten
Lumajang merupakan daerah potensial penghasil nangka yang memiliki prospek yang sangat baik untuk
dikembangkan. Salah satu wujud peran
masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan adalah pengembangan industri kecil
kripik nangka. Hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator sebagai berikut:
1.
Kabupaten Lumajang merupakan salah satu daerah yang
banyak menghasilkan buah nangka.
2.
Sumber daya manusia yang sudah menguasai teknik
pengolahan nangka menjadi kripik nangka.
3.
Prospek pasar kripik nangka yang terbuka luas ditandai
dengan banyaknya permintaan baik dari Bali, Lumajang, Probolinggo, Surabaya,
Malang, dan lain-lain.
Berlatar
belakang hal diatas maka didirikan Perusahaan “ Firda Group”, usaha kecil dan menengah yang bergerak
dibidang pembuatan kripik nangka. Berawal dari usaha kecil-kecilan yang
dipimpin oleh Drs. Mahalli sebagai direktur dan juga merangkap sebagai pemilik
perusahaan. Firda Group didirikan pada tahun 1998.
Sebagai perusahaan yang baru
berkembang, Firda Group belum memiliki kebijakan strategi pemasaran
yang sistematis sebagai acuan untuk mencapai tujuan. Tentunya perusahaan juga membutuhkan
strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan yang tak luput dari kondisi lingkungan eksternal dan internal yang ada. Maka
perlu adanya pola strategi yang dilakukan berdasarkan analisis lingkungan
eksternal dan analisis lingkungan
internal perusahaan, sehingga dapat diketahui kelemahan dan kekuatan yang
dimilikinya guna mengatasi ancaman dan peluang yang ada dalam lingkungan
eksternal perusahaan itu sendiri.
Oleh karena itu, penting bagi Perusahaan Kripik Nangka “Firda Group” untuk merumuskan pola strategi yang tepat guna menjaga kelangsungan hidupnya
sekaligus unggul dalam persaingan bisnis ini, sehingga pada akhirnya tujuan
perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai. Perlu ditekankan
disini, bahwa penelitian ini bukan merupakan suatu tolok ukur dari sesuai
tidaknya strategi pemasaran yang dilaksanakan perusahaan saat ini, tetapi
merupakan usaha untuk memberikan suatu alternatif strategi pemasaran kepada
pihak perusahaan, yang nantinya dapat digunakan sebagai bahan masukan dan
pertimbangan untuk menerapkan pola strategi pemasaran dalam menjalankan
usahanya untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sehingga penulis tertarik
untuk mengangkat persalahan diatas dalam skripsi ini dengan judul “Pola
Strategi Pemasaran Pada Perusahaan Kripik Nangka “Firda Group” Lumajang Jawa
Timur.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan diatas, maka dapat
dirumuskan permasalahan sebagai berikut :“Bagaimanakah pola strategi
pemasaran pada Perusahaan Kripik Nangka “ Firda Group ” Lumajang Jawa Timur?”
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pola strategi pemasaran pada Perusahaan Kripik Nangka “Firda Group”
Lumajang Jawa Timur.
D. BATASAN PENELITIAN
Mengingat begitu banyak
faktor yang mempengaruhi manajemen strategi pemasaran suatu perusahaan serta
semakin kompleknya lingkungan, baik internal maupun eksternal yang harus
dihadapi perusahaan, maka pada penelitian ini akan dibuat batasan-batasan
penelitian sebagai berikut :
1. Dari lingkungan internal ini hanya
terbatas pada aspek-aspek pokok perusahaan yang meliputi keuangan, produksi,
pemasaran, dan sumber daya manusia.
2. Dari lingkungan eksternal ini hanya
terbatas mengenai lingkungan yang mempengaruhi perusahaan, dalam hal ini
lingkungan jauh, lingkungan industri, dan lingkungan operasional yang
mempengaruhi obyek penelitian.
E. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini
diharapkan bermanfaat bagi banyak pihak. Berikut ini manfaat yang diharapkan
oleh penulis:
·
Bagi
Perusahaan
o
Sebagai
bahan perbandingan atas langkah-langkah yang telah atau sedang diambil oleh
perusahaan dalam mencapai tujuannya.
o
Sebagai
bahan acuan perusahaan dalam merumuskan pola strategi pemasaran dan
mengimplementasikan strategi pemasaran selanjutnya.
·
Bagi
Pihak Lain
Skripsi ini diharapkan dapat menambah
wawasan pengetahuan dan digunakan sebagai acuan atau perbandingan bagi
penelitian lebih lanjut.
·
Bagi
Penulis
a)
Mendapatkan gambaran tentang kondisi perusahaan dalam
kaitannya dengan manajemen strategi pemasaran.
b)
Memperdalam penguasaan disiplin ilmu manajemen khususnya
manajemen strategi pemasaran.
BAB II
KAJIAN
PUSTAKA
A.
PENELITIAN TERDAHULU
1.
Penelitian Imam Bayu Andrian
Penelitian yang dilakukan
oleh Imam Bayu Andrian dengan judul “Perumusan Strategi Perusahaan (Studi Pada
Perusahaan Kopi Bubuk Cap “Nongko” Tuban - Jawa Timur)” ini diperoleh kesimpulan
bahwa pada analisis lingkungan eksternal perusahaan, tampak bahwa keadaan
ekonomi, pesaing dan tingkat persaingan industri dalam masing-masing lingkungan
dalam lingkungan eksternal mempunyai pengaruh
yang signifikan disamping faktor-faktor lain yang mempengaruhi
perusahaan. Dalam lingkungan operasional, banyaknya jumlah pesaing dalam
industri pengolahan kopi menjadi ancaman serius perusahaan utamanya berdampak
pada makin meningkatnya intensitas persaingan dalam industri.
Analisis lingkungan
internal menunjukkan bahwa Perusahaan Kopi Bubuk Cap “Nongko” Tuban memiliki
kekuatan di bidang pemasaran utamanya berkaitan dengan kualitas, harga dan
ragam produk. Kondisi aspek produksi dan SDM meski belum optimal tetapi sampai
sekarang masih cukup efektif dalam mendukung aktifitas perusahaan. Adapun
kinerja keuangan perusahaan menunjukkan
kondisi yang kurang baik seperti ukuran rasio profitabilitas, dan aktifitas
meski dua rasio keuangan yang lain dalam kondisi yang stabil.
Analisis Matrik EFE yang
menghasilkan nilai 3,20 menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi baik dalam
lingkungan eksternalnya, sedangkan nilai 2,70 yang dihasilkan Matrik IFE
menunjukkan kondisi perusahaan secara internal adalah mendekati baik.
Berdasarkan hasil analisis
Matrik TOWS diperoleh beberapa alternatif strategi yaitu:
a.
Strategi SO
-
Menjaga
kualitas produk yang dihasilkan.
-
Menambah
varian atau jenis produk yang dihasilkan.
-
Mengoptimalkan
peran sales serta untuk mencari daerah pemasaran baru.
b.
Strategi WO
-
Rencana
dan program rekrutmen karyawan pada periode berikutnya harus lebih berkualitas.
-
Memperluas
daerah pemasaran perusahaan.
c.
Strategi ST
-
Memperkuat
jalinan kerjasama dengan pemasok dan berusaha mencari pemasok alternatif.
-
Menjaga
agar harga produk yang ditawarkan tetap mampu bersaing di pasaran.
d.
Strategi WT
-
Perusahaan
tidak dapat menambah intensitas promosi kepada konsumen.
-
Perusahaan
tidak dapat menanggulangi persaingan antar perusahaan pengolahan kopi.
Adapun strategi yang dapat
digunakan perusahaan saat ini adalah Strategi SO.
Berdasarkan
pada hasil analisis Matrik QSPM yang mampu secara jelas menunjukkan alternatif
strategi mana yang paling baik untuk dipilih perusahaan, diperoleh keputusan
pemilihan strategi berupa Pengembangan Pasar.
2. Penelitian Albert Steinado Endra Lava
Berdasarkan
hasil pengamatan, pengumpulan dan analisis data yang dilakukan oleh Albert
Steinado Endra Lava diperoleh dari Hotel Lava View Lodge yang kemudian
dilanjutkan dengan pembahasan permasalahan sesuai dengan kajian teori yang ada,
maka dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu :
·
Hotel Lava View Lodge merupakan salah satu Hotel
Melati yang berada di lereng
lautan pasir Gunung Bromo selain Hotel Cemara Indah dan Hotel Bromo Permai.
·
Hotel
Lava View Lodge Yang belokasi di Cemorolawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten
Probolinggo Jawa Timur mencoba untuk memberikan pelayanan yang berkesan dan
unik dalam proses akomodasi wisatawan yang berkunjung ke kawasan Wisata Gunung
Bromo.
·
Guna
memperlancar kegiatan usaha, Hotel Lava View Lodge memerlukan suatu strategi
yang tepat agar mampu mempertahankan kegiatan perusahaan sekaligus mampu untuk
berusaha menjadi leader dalam industri. Dalam merumuskan strategi
perusahaan, Hotel Lava View Lodge perlu mengetahui berbagai kondisi eksternal
sekaligus kondisi internal perusahaan yang dapat mempengaruhi kegiatan
perusahaan.
o
Lokasi
(Place)
Keberadaan
Hotel Lava View Lodge bertujuan untuk mengakomodasikan para wisatawan baik
dalam maupun luar negeri yang bermaksud menikmati keindahan panorama Gunung
Bromo. Secara umum, wisatawan memilih lokasi penginapan/hotel yang paling dekat
dengan obyek wisata. Oleh karena itu, pemilihan lokasi sangat penting dalam
menunjang pertumbuhan bisnis hotel ini.
o
Produk
(Product)
Produk
utama Hotel Lava View Lodge adalah pelayanan persewaan kamar. Ada berbagai
macam pilihan jenis kamar dengan fasilitas berbeda untuk tamu hotel. Seperti
yang dijelaskan sebelumnya, Hotel Lava View Lodge memiliki enam janis kamar
mulai dari yang memiliki fasilitas paling lengkap hingga yang berfasilitas
sederhana yaitu Family, Bungalow Double / Twin, Standard Superior Twin,
Standard Junior Twin, Standard, dan Ekonomi.
o Harga (Price)
Adapun
faktor-faktor yang dianggap mempengaruhi penetapan harga tiap jenis kamar
adalah; lokasi hotel, fasilitas kamar, klasifikasi hotel, dan musim kunjungan.
o Promosi (Promotion)
Hotel
Lava View Lodge melakukan langkah-langkah untuk mempromosikan layanannya kepada
publik diantaranya dengan menggunakan agen-agen perjalanan yang dapat
menghubungkan wisatawan dengan hotel. Pihak hotel juga membuat website yang
bernama www.globaladventureindonesia.com agar nantinya mudah dikenali oleh para
tamu dan wisatawan.
3. Tabel Perbandingan Penelitian Terdahulu
Dengan Penelitian Ini
Tabel 2.1
Perbedaan Dengan Penelitian Terdahulu
|
Penelitian Imam Bayu Andrian
|
Penelitian Albert Steinado
|
Penelitian Sekarang
|
Judul
|
Perumusan
Strategi Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Kopi Bubuk Cap “Nongko” Tuban -
Jawa Timur)
|
Analisis
Lingkungan Sebagai Dasar Penetapan Strategi Perusahaan (Studi Kasus Pada
Hotel Lava View Lodge Probolinggo-Jawa Timur)
|
Pola
Strategi Pemasaran
Pada
Perusahaan Kripik Nangka “Firda Group”
Lumajang Jawa Timur
|
Obyek
|
Perusahaan
Kopi Bubuk Cap “Nongko” Tuban
|
Pada
Hotel “Lava View Lodge” Probolinggo-Jawa Timur
|
Perusahaan
Kripik Nangka “Firda Group” Lumajang
|
Produk
|
Permasalahan
yang diungkap masih bersifat umum tentang produk yang di produksi tanpa ada
spesifikasi yang jelas
|
Permasalahan
yang diungkap lebih spesifik tentang pembahasan produk yang di produksi
|
Permasalahan
yang diungkap lebih spesifik tentang pembahasan produk yang di produksi
|
Analisis Data
|
Analisis
Matrik EFE, analisis Matrik TOWS, Analisis SWOT
|
Analisis
Matrik EFE, analisis Matrik TOWS, Analisis SWOT
|
Analisis
deskriptif
|
B. KAJIAN TEORITIS
1. Pengertian Strategi
Istilah strategi berasal
dari bahasa Yunani (stratos = militer dan Ag yang berarti
pemimpin), yang berarti generalship atau sesuatu yang dikerjakan oleh
para jendral perang dalam membuat rencana untuk memenangkan perang.
Menurut Tjiptono (1997:3), strategi
adalah suatu alat untuk menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan
yang dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber dan organisasi.
Sedangkan menurut Handoko (1994:86), strategi adalah program umum untuk
mencapai tujuan organisasi dalam melaksanakan misi. Menurut Kotler (1997:75),
strategi sebagai rencana permainan untuk mencapai sasaran usaha dengan
menggunakan pemikiran yang strategis. Strategi adalah alat untuk menggambarkan
arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang dipilih dan merupakan pedoman untuk
mengalokasikan sumber daya dan organisasinya (Tjiptono, 1995:3). Sedangkan
menurut Kotler (1997:75) strategi sebagai rencana permainan untuk mencapai
sasaran usaha dengan menggunakan pemikiran yang strategis.
Dari
definisi strategi di atas disimpulkan bahwa penyusunan strategi perlu
mempertimbangkan kondisi dan perubahan lingkungan perusahaan, baik internal
maupun eksternal yang pada akhirnya dapat tercapai tujuan yang telah
ditetapkan.
Untuk mencapai
tujuan perusahaan diperlukan suatu kegiatan yang memerlukan pola pikir secara
terstruktur yang biasa disebut dengan strategi. Sebuah perusahaan memanfaatkan
strategi sebagai ujung tombak untuk bertarung dalam pasar atau dalam industri.
Secara lebih spesifik, strategi digunakan sebagai dasar dalam proses
pengambilan keputusan manajemen yang menentukan apakah perusahaan dapat terus
bertahan, berkembang atau akan mengalami kemunduran dalam situasi persaingan
yang ada. Memahami manajemen strategi tentunya harus mendefinisikan strategi
dalam ruang lingkup bisnis.
Menurut Jauch
dan Glueck (1999:12), strategi
didefinisikan sebagai:
Strategi adalah
rencana yang disatukan, menyeluruh dan terpadu yang mengabaikan keunggulan
strategi perusahaan dengan tantangan lingkungan dan yang dirancang untuk
memastikan bahwa tujuan utama perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan yang
tepat oleh perusahaan.
Dalam konteks
bisnis, strategi menggambarkan arah bisnis yang mengikuti lingkungan yang
dipilih dan merupakan pedoman untuk mengalokasikan sumber daya dan usaha suatu
organisasi. Pernyataan strategi merupakan kunci keberhasilan dalam menghadapi
perubahan lingkungan bisnis. Strategi memberikan kesatuan arah bagi anggota
organisasi. Oleh karena itu, strategi harus merupakan pernyataan yang jelas dan
bersifat partisipatif.
Menurut Pearce
dan Robinson (1997:20), definisi strategi sebagai berikut:
“Strategi
diartikan oleh para manajer sebagai rencana mereka yang berskala besar dan
berorientasi ke masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan guna mencapai
sasaran-sasaran perusahaan.”
Dari
uraian diatas, maka dapat diketahui
bahwa strategi adalah rencana yang disatukan untuk mencapai tujuan utama
organisasi atau perusahaan baik melalui perumusan tugas, tujuan dan sasaran
perusahaan. Strategi memberikan kerangka untuk keputusan-keputusan manajerial,
yang mencerminkan kesadaran perusahaan mengenai bagaimana, kapan, dan dimana ia
harus bersaing, dan untuk maksud apa.
2. Pengertian Manajemen
Strategi
Seperti halnya strategi, manajemen strategi juga
mempunyai definisi yang berbeda-beda, berikut ini beberapa penulis manajemen
strategi memberikan definisinya :
a. Pearce dan Robinson
(1997:20) :
“Manajemen strategi didefinisikan sebagai
sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan
pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai
sasaran-sasaran perusahaan”.
- Jauch dan Glueck (1999:12) :
“Manajemen strategi (strategic management)
merupakan arus keputusan dan tindakan yang mengarah pada perkembangan suatu
strategi atau strategi-strategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran
perusahaan. Proses manajemen strategis ialah cara dengan jalan mana para
perencana strategi menentukan sasaran dan membuat kesimpulan strategis”.
c. Hunger dan Wheelen (2003:3):
“Manajemen strategis adalah
serangkaian keputusan dan tindakan managerial yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategis meliputi pengamatan
lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategi atau perencanaan
jangka panjang), implementasi dan
evaluasi serta pengendalian. Manajemen strategis menekankan pada pengamatan dan
evaluasi peluang dan ancaman lingkungan dengan melihat kekuatan dan kelemahan
perusahaan”.
Ciri khusus manajemen strategi adalah penekanan pada
pengambilan keputusan strategis. Keputusan strategis berhubungan dengan masa
yang akan datang dalam jangka panjang untuk organisasi secara keseluruhan.
Menurut Hunger dan Wheelen (2003:3) keputusan strategis mempunyai tiga karakteristik
yaitu:
a. Rare: keputusan-keputusan strategis
yang tidak biasa dan khusus, yang tidak dapat ditiru.
b. Consequential: keputusan-keputusan strategis
yang memasukkan sumber daya penting dan menuntut banyak komitmen.
c. Directive: keputusan-keputusan strategis
yang menetapkan keputusan yang dapat ditiru untuk keputusan-keputusan lain dan
tindakan-tindakan dimasa yang akan datang untuk organisasi secara keseluruhan.
Dari beberapa definisi manajemen strategi diatas, dapat
diketahui bahwa pada dasarnya manajemen strategi adalah gabungan pola pikir
strategis dengan fungsi-fungsi manajemen. keterkaitan fungsi-fungsi manajemen
yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian dalam
proses manajemen strategi, menunjukkan bahwa dalam pengambilan dan pelaksanaan
keputusan maupun tindakan strategi membutuhkan penekanan dari peran serta
seluruh organisasi. Selain itu, definisi yang beragam tersebut menunjukkan
bahwa manajemen strategi sangat menekankan pada pengamatan terhadap lingkungan
untuk mengantisipasi berbagai perubahan baik intern maupun ekstern dalam rangka
menentukan posisi perusahaan dalam industri di masa yang akan datang.
Manajemen strategi merupakan suatu rangkaian proses
pengambilan keputusan strategi yang meliputi kerangka perumusan (formulating),
implementasi (implementing) serta evaluasi (evaluating). Proses
manajemen strategi ini meliputi rencana-rencana jangka panjang maupun pendek
untuk mencapai sasaran-sasaran yang telah ditetapkan. Jadi dalam hal ini
strategi merupakan parameter sebuah organisasi dalam pengertian menentukan
tempat bisnis dan cara bisnis.
3. Manfaat Manajemen Strategi
Dengan
menggunakan rancangan manajemen strategi, perusahaan akan mendapatkan manfaat.
Menurut Pearce II dan Robinson (1997:30) menjelaskan bahwa ada beberapa manfaat
dari manajemen strategi yaitu:
- Kegiatan perumusan (formulasi) strategi memperkuat kemampuan perusahaan mencegah masalah.
- Keputusan strategi yang didasarkan pada kelompok mungkin sekali dihasilkan dari alternatif yang terbaik yang ada.
- Keterlibatan karyawan dalam perumusan strategi meningkatkan pemahaman mereka akan adanya hubungan produktivitas-imbalan disetiap rencana strategi dan, dengan demikian, mempertinggi motivasi mereka.
- Kesenjangan dan tumpang tindih kegiatan diantara individu dan kelompok berkurang karena partisipasi dalam perumusan strategi memperjelas adanya perbedaan peran masing-masing.
- Penolakan terhadap perubahan berkurang.
Sedangkan
menurut pendapat Wahyudi (1996: 19) ada beberapa manfaat yang diperoleh
perusahaan jika mereka menerapkan manajemen strategi, yaitu :
1) Memberi arah jangka panjang
yang akan dituju.
2) Membantu perusahaan
beradaptasi pada perubahan-perubahan yang terjadi.
3) Membuat suatu perusahaan
menjadi lebih efektif.
4)
Mengidentifikasi keunggulan komparatif suatu perusahaan dalam
lingkungan yang beresiko.
5)
Aktivitas pembuatan strategi akan mempertinggi kemampuan
perusahaan untuk mencegah munculnya masalah dimasa yang akan datang.
6)
Keterlibatan karyawan dalam pembuatan strategi akan lebih
memotivasi mereka pada tahap pelaksanaannya.
7)
Aktivitas tumpang tindih akan dikurangi.
8)
Keengganan untuk berubah dari karyawan lama dapat dikurangi.
Dengan
menggunakan manajemen strategi sebagai suatu kerangka kerja untuk menyelesaikan
tiap-tiap masalah dalam organisasi, maka manajer diajak untuk berpikir lebih
kreatif dan secara strategis. Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan
mempertimbangkan lebih banyak alternatif yang dibangun dari suatu analisis yang
lebih teliti akan lebih menjanjikan suatu hasil yang menguntungkan.
Pengaplikasian
manajemen strategi sebagai suatu kerangka kerja untuk menyelesaikan masalah
yang dihadapi perusahaan, maka manajer diajak untuk berpikir secara strategis.
Pemecahan masalah dengan menghasilkan dan mempertimbangkan lebih banyak
alternatif penyelesaian masalah yang dibangun dari analisis yang teliti
tentunya akan memberikan hasil yang menguntungkan. Hal ini karena pihak
manajemen akan mempertimbangkan prioritas-prioritas penyelesaian masalah dengan
lebih efektif dan efesien.
4. Pengertian Pemasaran
Pemasaran
adalah suatu proses dan managerial dimana individu dan kelompok mendapatkan
kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar
segala sesuatu yang bernilai baik bagi pihak yang lain. Menurut Boyd (2004:4)
dalam bukunya Manajemen Pemasaran menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu
proses social yang melibatkan kegiatan-kegiatan penting yang memungkinkan
individu dan perusahaan mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan keinginan
melalui pertukaran dengan pihak lain untuk mengembangkan hubungan pertukaran.
Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa pemasaran merupakan
serangkaian kegiatan baik bersifat sosial maupun managerial dan dalam
keinginannya terjadi sebuah hubungan yang saling ketergantungan antara
konsumen, produsen dan perusahaan.
5. Pengertian Strategi Pemasaran
Dari
pengertian strategi dan pemasaran di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
strategi merupakan pernyataan bagaiman suatu merk atau lini produk mencapai
tujuannya. Sementara itu Tull dan Kahle dalam bukunya Tjiptono (2000:6)
mendefinisikan strategi pemasaran sebagai alat fundamental yang direncanakan
untuk mencapai tujuan perusahaan dengan mengembangkan keunggulan bersaing yang
berkesinambungan melalui pasar sasaran tersebut.
Menurut
Kotler (1997:75) dalam bukunya Manajemen Pemasaran mengatakan strategi
pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasarkan itu unit bisnis diharapkan
dapat mencapai sasaran pemasaran. Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan
arah dalam kaitannya dengan variable-variabel seperti segmentasi pasar,
identifikasi pasar, elemen bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran, atau
dengan kata lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran
kebijakan dan aturan yang memberi arah kepada usaha pemasaran dari waktu ke
waktu pada masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama
tanggapan perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan pesaing yang
selalu berubah.
6.
Manfaat Strategi Pemasaran
1. Membantu menyediakan tujuan, sasaran dan
arah perusahaan di masa depan dengan jelas untuk semua karyawan
2. Memberikan pedoman yang jelas dan terarah
bagi perusahaan dalam mengantisipasi ancaman dan memanfaatkan peluang yang ada
dengan baik
3. Memberikan pedoman untuk memanfaatkan
kekuatan perusahaan sebagai upaya untuk memenangkan persaingan serta
mengantisipasi setiap kelemahan yang ada.
4. Perusahaan yang melaksanakan strategi
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk berhasil daripada perusahaan yang tidak
melaksanakan.
7. Model
Manajemen Strategi
Model manajemen strategi pada dasarnya disusun untuk membantu pihak
manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan strategis. Pengambilan
keputusan strategis yang pada umumnya adalah suatu proses dimana informasi
sebelumnya atau masa lalu, informasi saat ini, prediksi ke depan terhadap operasi
serta lingkungan bisnis, mengalir melalui tahapan yang saling terkait ke arah
pencapaian suatu tujuan.
Menurut Pearce dan Robinson (1997: 34) menjelaskan model atau proses
manajemen strategi sebagai berikut:
1.
Menentukan misi perusahaan.
Misi suatu perusahaan adalah tujuan unik yang membedakannya dengan
perusahaan lain yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan operasinya secara
ringkas, misi menguraikan produk, pasar, dan bidang produk yang digarap
perusahaan yang mencerminkan nilai dan prioritas dari para pengambil keputusan
strategiknya.
2.
Pengembangan profil perusahaan.
Profil perusahaan menggambarkan kuantitas dan kualitas sumber daya
keuangan, manusia, dan fisik perusahaan. Profil ini juga menilai kekuatan dan
kelemahan manajemen dan struktur organisasi perusahaan. Akhirnya profil
perusahaan membandingkan keberhasilan masa lalu perusahaan serta titik
perhatian tradisionalnya dengan kemampuan perusahaan saat ini guna
mengidentifikasi kemampuan masa depan perusahaan.
3.
Analisis lingkungan eksternal.
Lingkungan eksternal perusahaan terdiri dari semua keadaan dan kekuatan
yang mempengaruhi pilihan strategiknya dan menentukan situasi persaingannya.
Model manajemen strategik memperlihatkan lingkungan eksternal ini sebagai tiga
segmen yang berinteraksi: lingkungan operasional, industri, dan lingkungan
jauh.
4.
Analisis dan pilihan strategi.
Penilaian yang simultan atas lingkungan eksternal dan profil perusahaan
memungkinkan perusahaan mengidentifikasi berbagai peluang interaktif yang
mungkin menarik. Peluang-peluang ini adalah jalur investasi yang mungkin. Tetapi
mereka harus disaring berdasarkan misi perusahaan guna menghasilkan sekumpulan
peluang yang mungkin dan dikehendaki. Proses penyaringan ini
menghasilkan sekumpulan opsi atau pilihan yang nantinya akan menghasilkan
pilihan strategik (strategic choice). Proses ini dimaksudkan untuk
menyediakan kombinasi sasaran jangka panjang dan strategi umum yang secara
optimal akan memposisikan perusahaan dalam lingkungan eksternalnya untuk
mencapai misi perusahaan.
5.
Menentukan strategi jangka panjang.
Hasil yang diharapkan suatu organisasi dalam kurun beberapa tahun dinamakan
sasaran jangka panjang (long-term objectives). Sasaran seperti biasanya
meliputi beberapa atau seluruh bidang berikut: kemampulabaan (profitabilitas),
laba atas investasi (Return On Investment), posisi bersaing,
kepemimpinan teknologi, produktivitas, hubungan karyawan, tanggung jawab
sosial, dan pengembangan karyawan.
6.
Menentukan strategi umum.
Rencana umum dan menyeluruh mengenai tindakan-tindakan utama yang akan
dilakukan perusahaan untuk mencapai sasaran jangka panjangnya dalam suatu
lingkuangan yang dinamik dinamakan strategi umum, pernyataan (rumusan) tentang
cara ini mengungkapkan bagaimana sasaran-sasaran tersebut akan dicapai.
Meskipun tiap strategi umum, sebenarnya merupakan satu paket yang khas atau
unik dari strategi jangka panjang, ada 14 rancangan dasar yang dapat
dikemukakan: konsentrasi, pengembangan pasar, pengembangan produk, inovasi,
strategi horizontal, integrasi vertikal, usaha patungan, aliansi strategik,
konsorsium, diversifikasi konsentrik, diversifikasi konglomerat, pembenahan
diri, divestasi, dan likuidasi.
7.
Menetapkan sasaran tahunan.
Hasil yang ingin dicapai organisasi atau perusahaan dalam kurun waktu satu
tahun dinamakan sasaran tahunan atau sasaran jangka pendek. Sasaran seperti ini
mencakup bidang-bidang yang sama dengan bidang dicakup dalam sasaran jangka
panjang. Perbedaan antara sasaran jangka pendek dan sasaran jangka panjang
utamanya terletak pada rincian yang lebih besar dan diperlukan dalam sasaran
jangka pendek.
8.
Strategi fungsional.
Dalam kerangka besar strategi umum, setiap fungsi bisnis atau divisi
membutuhkan rencana tindakan yang spesifik dan terpadu. Kebanyakan manajer
strategik berusaha mengembangkan suatu strategi operasional untuk setiap
perangkat sasaran tahunan terkait. Strategi operasional adalah rumusan rinci
mengenai cara-cara yang akan digunakan untuk mencapai sasaran tahunan
berikutnya.
9.
Menetapkan kebijakan.
Kebijakan adalah keputusan bersifat umum yang telah ditetapkan sebelumnya
yang menjadi pedoman atau menjadi pengganti bagi pengambil keputusan manajerial
yang bersifat repetitif (berulang). Kebijakan memedomani pemikiran, keputusan,
dan tindakan manajer dan pada bawahan mereka dalam mengimplementasikan strategi
organisasi. Kebijakan memberi penuntun untuk menetapkan dan mengendalikan
proses operasi perusahaan yang sedang berjalan sesuai dengan sasaran strategik
perusahaan. Kebijakan seringkali meningkatkan efektifitas manajerial melalui
standarisasi keputusan-keputusan rutin dan batasan keleluasaan manajer dan
bawahan dalam mengimplementasikan strategi operasional.
10. Melembagakan
strategi.
Sasaran tahunan, strategi fungsional, serta kebijakan-kebijakan spesifik
merupakan sarana penting untuk mengkomunikasikan apa yang harus dilakukan untuk
mengimplementasikan strategi secara keseluruhan perusahaan. Dengan
menerjemahkan keinginan-keinginan jangka panjang ke dalam pedoman tindakan
jangka pendek, mereka menjadikan strategi operasional. Tetapi strategi
keseluruhan juga harus dilembagakan (institutionalized); artinya,
strategi haruslah meresap ke dalam kehidupan sehari-hari perusahaan agar dapat
terimplementasi secara efektif.
Empat elemen organisasi merupakan sarana fundamental untuk melembagakan
strategi perusahaan: (1) struktur, (2) kepemimpinan, (3) kultur, dan (4)
imbalan. Implementasi yang berhasil menuntut manajemen dan integrasi yang
efektif dari keempat elemen ini untuk memastikan bahwa strategi
“mendarah-daging” dalam kehidupan sehari-hari perusahaan.
11. Pengendalian
dan evaluasi.
Implementasi (pelaksanaan) strategi harus dipantau untuk mengetahui sejauh
mana sasaran perusahaan tercapai. Betapapun diusahakan obyektif, proses
perumusan strategi sebagian besar bersifat subyektif. Jadi, ujian penting
pertama terhadap suatu strategi hanya dapat dilakukan setelah implementasi.
Para manajer strategik harus memperhatikan isyarat-isyarat dini reaksi pasar
terhadap strategi mereka. Mereka juga harus menyiapkan metode pemantauan dan
pengendalian untuk memastikan bahwa strategi mereka diikuti.
Berikut ini akan digambarkan model manajemen Strategi menurut Pearce dan
Robinson (1997: 18):
Gambar 2.1
Model Manajemen Strategi






|

|
|


|



|



|
|




|
|
|




|



|
Sumber : Pearce and Robinson. Manajemen Strategik. 1997.
8. Analisa Lingkungan
Perusahaan
8.1.
Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah lingkungan
perusahaan yang ada didalam suatu perusahaan. Analisis ini ditujukan untuk
mengetahui kekuatan dan kelemahan perusahaan relatif di banding para
pesaingnya.
William Glueck dan Jauch (1999:162) memberikan
pengertian analisis lingkungan internal, yaitu:
“Analisis
lingkungan internal adalah merupakan proses dengan mana perencana strategi
mengkaji pemasaran, dan distribusi perusahaan, penelitian dan pengembangan,
produksi dan operasi, sumber daya dan karyawan perusahaan serta faktor-faktor
keuangan dan akuntansi untuk menentukan dimana perusahaan mempunyai kemampuan
yang penting, sehingga perusahaan memanfaatkan peluang dengan cara yang paling
efektif dan dapat menangani ancaman didalam lingkungan”.
Menurut Pearce dan Robinson (1997:238)
sedikitnya ada lima faktor yang harus di pertimbangkan dalam analisis
lingkungan internal, yaitu:
1.
Pemasaran:
a.
Produk atau jasa perusahaan: luasnya lini
produk.
b.
Konsentrasi penjualan dalam produk yang
sedikit atau kepada pelanggan yang sedikit.
c.
Kemampuan mengumpulkan informasi yang
diperlukan untuk pasar.
d.
Pangsa pasar atau pangsa sub pasar.
e.
Bauran produk atau jasa dan potensial ekspansi:
daur hidup dari produk utama; keseimbangan laba di banding penjualan dalam
produk dan jasa.
f.
Saluran distribusi: jumlah, cakupan dan
pengendalian.
g.
Organisasi penjualan yang efektif:
pengetahuan tentang kebutuhan pelanggan.
h.
Citra produk atau jasa, reputai dan mutu.
i.
Daya imajinasi, efisiensi dan efektivitas
dari promosi penjualan dan periklanan.
j.
Strategi penetapan harga dan kelenturan atau
fleksibilitas penetapan harga.
k.
Prosedur-prosedur untuk mencerna umpan balik
pasar dan mengembangkan produk baru, jasa atau pasar.
l.
Pelayanan dan tindak lanjut setelah
penjualan.
m.
Loyalitas kepada merek.
2.
Keuangan dan akuntansi:
a.
Kemampuan untuk memperoleh modal jangka
pendek dan modal jangka panjang.
b.
Sumber daya tingkat korporat (perusahaan yang
banyak usaha).
c.
Biaya modal relatif terhadap apa yang ada
pada industri dan pesaing.
d.
Pertimbangan pajak.
e.
Hubungan dengan pemilik, investor dan
pemegang saham.
f.
Posisi daya-ungkit (leverage):
kemampuan untuk menggunakan strategi keuangan alternatif, seperti sewa guna
atau sale and leaseback.
g.
Biaya masuk dan hambatan masuk.
h.
Rasio harga laba (price-earning ratio).
i.
Modal kerja; fleksibilitas struktur modal.
j.
Pengendalian biaya yang efektif; kemampuan
untuk mengurangi biaya.
k.
Efisiensi dan efektivitas dari sistem
akuntansi biaya, anggaran dan perencanaan laba.
3.
Sumber daya manusia:
a.
Manajemen personalia.
b.
Moral dan ketrampilan karyawan.
c.
Biaya hubungan tenaga kerja dibandingkan
terhadap apa yang yang ada dalam industri dan pesaing.
d.
Efisiensi dan efektivitas dari kebijakan
personil.
e.
Efektivitas penggunaan insentif untuk
memotivasi kinerja karyawan.
f.
Kemampuan untuk meratakan jumlah karyawan,
g.
Perputaran kemangkiran karyawan.
h.
Ketrampilan khusus dan pengalaman.
4.
Operasional:
a.
Biaya bahan baku dan ketersediaan hubungan
dengan pemasok.
b.
Sistem pengendalian dan persediaan;
perputaran persediaan.
c.
Lokasi fasilitas; tata letak dan utilitas
fasilitas.
d.
Skala ekonomi.
e.
Efisiensi teknis dari fasilits-fasilitas dan
utilisasi fasilitas.
f.
Efisiensi dari penggunaan sub-kontrak.
g.
Tingkat dari integrasi vertikal; nilai tambah
dan margin laba.
h.
Efisiensi dan biaya atau manfaat dari
peralatan.
i.
Efektivitas dari prosedur pengendalian
operasi; desain, penjadwalan pembelian, pengendalian mutu dan efisiensi.
j.
Kompetensi biaya dan teknologi relatif
terhadap apa yang dimiliki industri dan pesaing.
k.
Riset
dan pengembangan teknologi atau inovasi
l.
Paten, merek dagang, dan perlindungan hukum
yang sejenis.
5.
Organisasi
dan manajemen umum:
a.
Struktur organisasi
b.
Citra dan prestasi perusahaan
c.
Prestasi perusahaan dalam mencapai tujuan
d.
Organisasi sistem komunikasi
e.
Sistem pengendalian organisasi secara
keseluruhan
f.
Suasa organisasi; budaya atau kultur
organisasi
g.
Penggunaan prosedur dan teknik-teknik yang
sistematis dalam pengambilan keputusan
h.
Keterampilan manajemen puncak; kemampuan dan
kepentingan
i.
Sistem perencanaan strategik
j.
Sinergi intra-organisasi (perusahaan
multibisnis)
8.2. Analisis Lingkungan Eksternal
Interaksi antara organisasi dengan lingkungan di luar ruang
lingkup organisasi disebut lingkungan eksternal. Analisa ini meliputi penilaian
tentang peluang dan ancaman perusahaan. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu
mengidentifikasi dan menilai faktor-faktor lingkungan eksternal yang relevan
dengan aktivitas operasionalnya.
Analisa lingkungan eksternal berfungsi untuk memastikan usaha-usaha
perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuannya. Hal ini memungkinkan dilakukannya
tindakan antisipasi dan penyesuaian diri terhadap perubahan-perubahan
lingkungan dengan sedemikian rupa sehingga membuka peluang baru untuk
pertumbuhan dan profitabilitas.
Wheelen and Hunger (2002) berpendapat bahwa :
“Analisa
lingkungan eksternal adalah suatu proses yang terdiri dari peluang dan ancaman
yang berada diluar organisasi dan umumnya tidak didalam kendali jangka pendek
manajemen puncak.”
Sedangkan Pearce dan Robinson (1997:195-196) membagi lingkungan
eksternal berdasarkan prioritas kepentingan menjadi:
1. Lingkungan Jauh, meliputi:
a) Ekonomi
Faktor ekonomi berkaitan dengan sifat dan arah sistem ekonomi
tempat suatu perusahaan beroperasi. Karena pola konsumsi dipengaruhi oleh
kesejahteraan relatif berbagai segmen pasar, dalam perencanaan strategiknya
setiap perusahaan harus mempertimbangkan kecenderungan ekonomi di segmen-segmen
yang mempengaruhi industrinya.
b) Masyarakat dan demografi
Kekuatan sosial bersifat dinamis dan selalu berubah sebagai akibat
upaya orang untuk memuaskan keinginan dan kebutuhan mereka melalui pengendalian
dan penyesuaian diri terhadap faktor-faktor lingkungan. Menerjemahkan perubahan
sosial ke dalam ramalan mengenai dampak-dampak terhadap bisnis merupakan proses
yang sukar. Namun perkiraan dampak dari perubahan seperti perubahan geografis
dalam populasi dan perubahan nilai kerja, standar etika dapat membantu
perusahaan dalam usahanya untuk tetap berjaya.
c) Ekologi
Ekologi mengacu pada hubungan antara manusia dan mahluk hidup
lainnya dengan udara, tanah, dan air yang mendukung kehidupan mereka. Ancaman
terhadap ekologi, bisnis sekarang memikul tanggungjawab untuk meniadakan hasil
limbah dari proses manufaktur mereka dan untuk membersihkan kembali lingkungan
yang telah tercemar akibat ulah sebelumnya. Oleh karena itu, untuk menjaga agar
beban biaya pengendalian ekologi dapat terkurangi, maka diperlukan perencanaan
tentang pemeliharaan ekologi dalam lingkungan operasional bisnis.
d) Politik
Arah dan stabilitas politik merupakan pertimbangan penting untuk
para manajer dalam merumuskan strategi perusahaan. Faktor-faktor politik
menentukan parameter legal dan regulasi yang membatasi operasi perusahaan.
Karena itu, perusahaan harus mampu meramalkan perubahan keputusan politik dalam
lingkungan bisnis.
e) Teknologi
Perubahan teknologi membantu perusahaan untuk menghindari
keusangan dan mendorong inovasi, perusahaan harus mewaspadai perubahan
teknologi yang mungkin mempengaruhi industrinya. Kunci peramalan kemajuan teknologi
yang bermanfaat terletak pada dugaan yang akurat mengenai kemampuan teknologi
masa depan dan dampak yang mungkin.
2. Lingkungan Industri, meliputi:
a) Pendatang baru
Pendatang baru ke suatu industri membawa masuk kapasitas baru,
keinginan untuk merebut bagian pasar (market share), dan seringkali sumber daya
yang cukup besar. Besarnya ancaman masuk bergantung pada hambatan masuk yang
ada dan pada reaksi dari peserta persaingan yang sudah ada menurut perkiraan
calon pendatang baru.
b) Kekuatan tawar-menawar pemasok
Pemasok dapat memanfaatkan kekuatan tawar menawarnya atas para
anggota industri dengan menaikkan harga atau menurunkan kualitas barang dan
jasa yang dijualnya. Karenanya, pemasok yang kuat dapat menekan kemampulabaan
suatu industri yang tidak dapat mengimbangi kenaikan biaya dengan menaikkan
harganya sendiri.
c) Produk dan jasa substitusi
Penetapan batas harga tertinggi akan membatasi potensi produk atau
jasa substitusi suatu industri. Jika industri tidak mampu meningkatkan kualitas
produk atau mendefinsikannya, laba dan pertumbuhan industri dapat terancam.
Produk dan jasa substitusi tidak hanya membatasi laba dalam masa-masa normal
melainkan juga mengurangi laba maksimal yang dapat diraih industri dalam masa
keemasan.
d) Kekuatan tawar menawar pembeli
Pembeli memiliki kemampuan untuk menekan harga, menuntut kualitas
lebih tinggi atau layanan lebih banyak, dan mengadu domba sesama anggota
industri. Pembeli cenderung lebih peka terhadap harga jika mereka membeli
produk yang tidak terdiferensiasi, relative lebih mahal terhadap penghasilan
mereka, dan jika kualitas tidak terlalu penting bagi mereka.
e) Persaingan dikalangan peserta
persaingan yang ada
Perusahaan memiliki keleluasaan tertentu untuk memperbaiki keadaan
melalui perubahan strategik. Pemusatan usaha penjualan pada segmen industri
yang paling cepat tumbuh atau pada wilayah pasar yang biaya tetapnya paling
rendah dapat mengurangi dampak persaingan antar anggota industri.
3. Lingkungan Operasional,
meliputi:
a) Posisi bersaing
Menilai posisi bersaing dapat meningkatkan kesempatan perusahaan
untuk merancang strategi yang mengoptimalkan peluang yang muncul dari
lingkungan. Pengembangan profil pesaing memungkinkan suatu perusahaan
memperkirakan secara lebih akurat baik potensi pertumbuhan jangka pendek dan
jangka panjang maupun potensi labanya.
b) Profil pelanggan dan perubahan
pasar
Pengembangan profil pelanggan dan perubahan pasar meningkatkan
kemampuan para manajer untuk merencanakan operasi startegik. Selain itu
rancangan ini dapat mengantisipasi
perubahan pada pasar dan alokasi sumber daya guna mendukung perubahan pola
permintaan.
c) Hubungan dengan pemasok
Hubungan antara suatu perusahaan dan pemasoknya sangat penting
bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan. Perusahaan
selalu bergantung pada pemasok untuk mendukung keuangan, layanan, bahan baku
dan peralatan.
d) Kreditor
Kreditor memberikan gambaran yang jelas terhadap posisi modal
kerja suatu perusahaan.
e) Pasar tenaga kerja
Pasokan tenaga kerja yang terampil dan berpengalaman yang
berbeda-beda memberikan peluang bagi kebutuhan karyawan atau tenaga kerja
bagi suatu perusahaan.
Gambar 2.2
Lingkungan Ekstern Perusahaan

|

|

|
|
|
Memulai analisa lingkungan, hendaknya perlu dikembangkan keahlian
dalam meramalkan perubahan-perubahan lingkungan yang penting. Untuk membantu
menduga peluang dan ancaman yang akan datang, menurut Pearce dan Robinson
(1997:189) hendaknya mengambil langkah-langkah berikut:
1. Memilih variabel-variabel
lingkungan yang penting bagi perusahaan
2. Memilih sumber informasi
lingkungan yang penting
3. Mengevaluasi teknik-teknik
peramalan
4. Mengintegrasikan hasil
peramalan ke dalam proses manajemen strategik
5. Memantau aspek-aspek penting
dalam manajemen strategic
9. Strategi Pemasaran Dalam Islam
Dalam Al-Quran Allah telah
mengajarkan kepada seluruh umat manusia untuk mengembangkan dirinya dan
melarang mereka berpangku tangan, kita harus berusaha supaya mendapatkan apa
yang kita inginkan dan mendapat ridho Allah SWT. Firman Allah dalam surat
al-Jumu’ah ayat 10:
#sÎ*sù ÏMuÅÒè% äo4qn=¢Á9$# (#rãϱtFR$$sù Îû ÇÚöF{$# (#qäótGö/$#ur `ÏB È@ôÒsù «!$# (#rãä.ø$#ur ©!$# #ZÏWx. ö/ä3¯=yè©9 tbqßsÎ=øÿè? ÇÊÉÈ
Artinya:
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu ke muka bumi dan
carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.”
(Q.S. al-Jumu’ah : 10).
Menurut
Afzaklur (1995;13) keberhasilan ekonomi Islam terletak sejauhmana keselarasan
atau keseimbangan dapat dilakukan diantara kebutuhan material dan kebutuhan
etika manusia, sehingga tinggal bagaimana cara manusia itu mendapatkan keduanya
yaitu antara kebutuhan ekonominya dan kebutuhan akan akhiratnya.
Pada
zaman sekarang ini persaingan antara pengusaha dianggap sebagai persoalan yang
umum dan merupakan suatu hubungan yang tidak dapat dielakkan. Aspek kemurahan
hati dianggap oleh para ahli ekonomi klasik sebagai cara untuk mengubah keadaan
yang tidak seimbang dan akhirnya akan menciptakan kebaikan sosial sebagai
kebalikan dari persaingan yang terjadi di kalangan pengusaha yang bermotivasikan
keuntungan semata.
Cara yang demikian hanya
memberikan manfaat kepada beberapa orang atau golongan dalam masyarakat dan
mengesampingkan kepentingan masyarakat banyak. Persaingan yang timbul di
kalangan para pengusaha tersebut akan menyebabkan mubazirnya barang-barang
produksi yang mereka hasilkan dan ini akan menciptakan pengeluaran yang
sia-sia. Ketidakadilan kepada para konsumen dan berkurangnya upah yang harus
diberikan kepada pekerja. Sistem periklanan, teknik pemasaran dan kaidah-kaidah
lain yang merugikan sering dijalankan untuk memanipulasi pandangan para
konsumen agar mau membeli barang-barang hasil produksi mereka yang kurang baik
mutunya, selanjutnya hal tersebut akan menyebabkan kerugian kepada para
pedagang kecil dan selanjutnya akan menimbulkan sistem monopoli dimana hak-hak
mereka tidak diakui.
Suatu hal yang jelas bahwa
semangat Islam tidak menerima hakikat dan keadaan ini. Islam tidak menganggap
bahwa kehidupan ini merupakan suatu kerjasama dan menganggap perlu bahwa
kerjasama yang aktif dibentuk dalam hubungan dan kerjasama ekonomi. Menurut
pandangan Islam terhadap kehidupannya, manusia sudah seharusnya menciptakan
kerjasama dan menganggap bahwa aspek ini sebagai hal yang umum dalam mencapai
tujuan kehidupan bagi semua orang dan tidak menjalankan persaingan yang dapat
menolak hak-hak masyarakat lainnya. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Maidah
ayat 2:
¢ (#qçRur$yès?ur n?tã ÎhÉ9ø9$# 3uqø)G9$#ur ( wur (#qçRur$yès? n?tã ÉOøOM}$# Èbºurôãèø9$#ur 4 (#qà)¨?$#ur ©!$# ( ¨bÎ) ©!$# ßÏx© É>$s)Ïèø9$# ÇËÈ
Artinya:”Dan
tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertaqwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat berat siksa-Nya” (Al-Maidah : 2)
Bahwasanya kegiatan
penyaluran distribusi atau pemasaran merupakan suatu interaksi kerjasama yang
berusaha untuk menyalurkan da memasarkan barang-barang dari produsen agar cepat
sampai kepada konsumen. Orang yang terjun ke dunia usaha, berkewajiban
mengetahui hal-hal yang mengakibatkan penyaluran distribusi atau jual beli itu
sah atau tidak. Ini dimaksudkan agar muamalah berjalah sah dan segala sikap dan
tindakannya jauh dari kerusakan yang tidak dibenarkan.
Penyaluran distribusi
barang berlangsung dengan adanya akad. Dan dalam akad tidak ada kemestian
menggunakan kata-kata khusus, karena ketentuan hukumnya ada pada akad dengan
tujuan dan makna, bukan dengan kata-kata dan bentuk kata itu. Yang diperlukan
adalah saling ridha (rela) direalisasikan dalam bentuk mengambil dan memberi
atau cara lain yang dapat menunjukkan keridhaan dan berdasarkan makna pemilikan
dan mempermilikkan. Adapun syarat-syarat barang yang diakadkan adalah: bersih
orangnya, dapat dimanfaatkan, milik orang yang melakukan akad, mampu
mengerahkan, barang yang akan diakadkan ada di tangan.
Untuk
merealisasikan hal-hal tersebut diatas maka harus kita perhatikan beberapa
perincian yang berkaitan dengan:
- Kualitas Produk
Islam memprioritaskan
kebaikan dan kualitas untuk segala sesuatu terutama untuk barang produksi yang
akan menjadi kolnsumsi masyarakat, dengan harapan dapat terjalin hubungan yang
baik dan kepuasan yang seimbang antara produsen dan konsumen. Firman Allah SWT
dalam surat An-Nisa’ ayat 29:
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#qãYtB#uä w (#þqè=à2ù's? Nä3s9ºuqøBr& Mà6oY÷t/ È@ÏÜ»t6ø9$$Î/ HwÎ) br& cqä3s? ¸ot»pgÏB `tã <Ú#ts? öNä3ZÏiB 4 wur (#þqè=çFø)s? öNä3|¡àÿRr& 4 ¨bÎ) ©!$# tb%x. öNä3Î/ $VJÏmu ÇËÒÈ
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian memakan harta sesama kalian
dengan jalan yang bathil, kecuali dengan jalan perdagangan yang berlaku degna
suka sama suka diantara kalian. Dan janganlah kamu membunuh dirimu;
Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.”. (Q.S. An-Nisa’:29).
- Bermanfaat
Suatu produk yang
dihasilkan di samping berkualitas juga harus diperhitungkan manfaatnya bagi
masyarakat. Hal ini untuk mencegah kemubadziran
dan kesia-siaan bagi produsen dan keborosan konsumen yang mengkonsumsi
barang yang tidak terlalu penting bagi mobilitas perekonomian.
- Tidak Menipu
Untuk penipuan produk,
Islam telah jauh hari melakukan antisipasi yang berbentuk larangan yang
kontribusinya sangat penting bagi perekonomian.
10. Kerangka Berpikir
|

|

|

|

|

|
|

BAB
III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan pada Perusahaan Kripik Nangka “ Firda Group” yang berlokasi di
jalan Perumahan Griyo Wonorejo Blok B/14 Wonorejo Kecamatan Kedungjajang
Lumajang Jawa Timur
B. Jenis dan
Pendekatan Penelitian
Penelitian
ini bersifat deskriptif, yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk melakukan
pengukuran yang cermat dan sistematis terhadap peristiwa tertentu dengan cara
menafsirkan data yang telah ada (Masri Singarimbun dan Sofyan Efendy, 1995: 4).
Penelitian deskriptif ini lebih bersifat penjelasan terhadap fenomena yang ada,
dengan mengembangkan konsep dan menghimpun fakta, tetapi tidak melakukan
pengujian hipotesis.
C. Subyek Penelitian
Menurut Arikunto
(2006;145), subyek penelitian adalah subyek yang dituju oleh peneliti. Penelitian ini
mengenai strategi perusahaan, penelitian ini dilakukan di Perusahaan Kripik
Nangka “ Firda Group” Lumajang-Jawa Timur. Subyek dalam penelitian ini adalah karyawan kantor Perusahaan Kripik
Nangka “ Firda Group” guna
memperoleh informasi manajemen strategi pemasaran, misalnya mengenai visi dan
misi perusahaan, serta kinerja fungsional perusahaan. Data yang langsung
diambil dari informan, dalam hal ini adalah karyawan kantor Perusahaan Kripik Nangka “ Firda Group”.
D. Data dan Sumber
Data
Menurut Marzuki (2000:55)
berdasarkan sumbernya, data yang digunakan dalam suatu penelitian dapat dibagi
dalam dua jenis, yaitu :
6. Data primer
Data primer yaitu data yang langsung
diperoleh atau dikumpulkan sendiri dari lapangan atau obyek penelitian, diamati
dan dicatat untuk pertama kalinya sesuai dengan variabel yang diteliti atau
diolah. Data Primer diambil melali interview pada bagian pemasaran guna
mengungkapkan tentang informasi-informasi pelaksanaan pemasaran Kripik Nangka
di perusahaan “Firda Group” Lumajang Jawa Timur
7. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh
dari sumber kedua yang masih tersedia di perusahaan atau instansi terkait.
E. Teknik Pengumpulan
Data
Cara pengumpulan data yang digunakan
adalah :
c) Teknik observasi
Teknik observasi artinya
teknik pengumpulan data dimana untuk memperoleh data dilakukan dengan
mengadakan pengamatan langsung dan pencatatan secara sistematis terhadap gejala
dan fenomena yang diteliti. Sehubungan dengan teknik ini, peneliti memperoleh
data melalui pengamatan langsung di Perusahaan Kripik Nangka “ Firda Group” yang kemudian mencatat fenomena yang ada,
misalnya proses produksi dan aliran bahan baku sampai menjadi barang jadi
sekaligus proses pemasarannya.
d) Teknik interview
Teknik interview yaitu teknik pengumpulan data dimana untuk
memperoleh data dilakukan dengan mengadakan wawancara langsung dengan
pihak-pihak yang mempunyai hubungan dengan topik yang dibahas. Sehubungan
dengan teknik ini, peneliti memperoleh data melalui wawancara langsung dengan
karyawan kantor Perusahaan Kripik Nangka “ Firda Group” guna memperoleh informasi manajemen
strategi pemasaran, misalnya mengenai visi dan misi perusahaan, serta kinerja
fungsional perusahaan.
e) Teknik dokumenter
Teknik dokumenter yaitu
teknik pengumpulan data dimana untuk memperoleh data dilakukan dengan cara
melihat arsip-arsip, dokumen-dokumen, serta buku-buku yang tersedia di
perusahaan. Sehubungan dengan teknik ini, peneliti memperoleh data dengan
melihat arsip-arsip yang dimiliki oleh Perusahaan Kripik
Nangka “ Firda Group”,
misalnya arsip produksi selama setahun, arsip job discription, dan juga
informasi dari buku-buku lain yang mendukung kegiatan perusahaan.
F. Metode Analisis
Data
Analisis secara umum akan dilakukan
dengan analisis eksternal dan internal. Sedangkan analisis peluang, ancaman,
kekuatan dan kelemahan dilakukan analisis deskriptif dengan tabel-tabel. Adapun
deskripsi yang dipaparkan pada penelitian ini adalah menggunakan 4 intrumen
pokok pada perencanaan strategik secara kuantitatif (Quantitative Strategy Planning), sebagai
berikut :
3.
Peluang
Peluang dapat dikatakan
sebagai suatu kesempatan atau faktor yang memiliki kecenderungan untuk
memberikan keuntungan bagi perusahaan. Berikut ini merupakan uraian dari
peluang bagi Perusahaan Kripik Nangka “Firda Group” Lumajang Jawa Timur
a. Jumlah penduduk Indonesia yang besar
Penduduk Indonesia yang
terus berkembang dari tahun ke tahun merupakan peluang bagi perusahan, karena
semakin banyak penduduk maka semakin besar pula kesempatan untuk dapat
memasarkan produk yang dimiliki.
b. Menguatnya beberapa indikator ekonomi
Mulai pulihnya kondisi ekonomi yang diindikasikan dengan
menguatnya beberapa indikator ekonomi di Indonesia memberikan peluang yang
besar bagi perusahaan. Ini dapat ditunjukkan dengan pergerakan beberapa indikator
ekonomi seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi ataupun pendapatan nasional ke
arah yang positif. Kecenderungan pertumbuhan ekonomi yang semakin baik tentu
akan memberikan kesempatan bagi perusahaan untuk mengembangkan usahanya dengan
lebih agresif, ini ditambah dengan naiknya pendapatan masyarakat seiring dengan
membaiknya tingkat inflasi akan memicu positifnya respon daya beli masyarakat
terhadap produk yang dihasilkan perusahaan.
c.
Supply tenaga kerja di Indonesia yang melimpah.
Tumbuhnya market share dan daerah pemasaran seiring dengan tumbuhnya perusahaan tentu
saja tidak hanya menyebabkan kapasitas atau jumlah produksi saja yang bertambah
sebagai konsekuensi ekspansi perusahaan. Hal ini berarti nantinya akan terjadi
peningkatan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menggerakkan perusahaan
dalam segala kegiatan operasionalnya. Melimpahnya supply tenaga kerja di
Indonesia menjadi angin segar bagi setiap perusahaan yang ingin mengembangkan
usahanya. Ini berarti bahwa perusahaan-perusahaan tidak terkecuali Perusahaan
Kopi Bubuk Cap “Nongko” Tuban tidak akan mengalami kesulitan untuk mendapatkan
tambahan tenaga kerja baik kuantitas maupun kualitasnya.
d. Banyaknya pasar potensial yang belum
terjangkau
Mengingat daerah pemasaran perusahaan saat ini masih mencakup
wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, maka masih banyak daerah dengan pasar
dengan konsumen potensialnya yang belum tersentuh perusahaan. Kedua daerah
itupun masih sebagian kecil wilayahnya yang tergarap oleh perusahaan. Hal ini
tentunya masih jauh dari visi ke depan perusahaan yang menginginkan agar
produknya dapat disukai seluruh masyarakat Indonesia.
4.
Ancaman
Ancaman
dapat dikatakan sebagai suatu keadaan yang memiliki kecenderungan dapat
membahayakan perusahaan jika tidak segera dilakukan usaha antisipasi yang cepat
dan tepat. Berikut beberapa kondisi yang berpotensi
untuk menjadi ancaman bagi Perusahaan Kripik Nangka “Firda Group” Lumajang Jawa
Timur:
a. Tingginya persaingan antar perusahaan
Kripik Nangka
b. Bargaining Power dari pembeli
c.
Bargaining
Power dari pemasok
d. Melimpahnya produk subtitusi
e. Tingginya potensi masuknya pendatang baru
5.
Kekuatan
Kekuatan dapat dikatakan
sebagai suatu keunggulan internal yang dimiliki perusahaan dalam upayanya
mengembangkan eksistensinya. Berikut komponen kekuatan utama yang dimiliki
Perusahaan Kripik Nangka “Firda Group” Lumajang Jawa Timur:
a. Kualitas produk yang bercita rasa tinggi
Kualitas produk dari
perusahaan yang bergerak di sektor manufaktur jelas menjadi modal utama untuk
bersaing dalam industri. Hal ini juga menjadi perhatian utama perusahaan yang
selalu berusaha menghasilkan kripik nangka yang berkualitas atau dengan
kata lain bercita rasa tinggi
b. Harga produk yang bersaing
Dengan banyaknya produk
pesaing yang beredar di pasaran, perusahaan menyadari bahwa agar dapat bersaing
di pasar, salah satu faktor yang menentukan adalah bagaimana menghasilkan
produk dengan harga yang kompetitif. Selain terus menerus melakukan pengawasan
terhadap biaya produksi, selama ini perusahaan dalam menetapkan harga jualnya
selalu memperhatikan harga umum yang berlaku di pasar dan harga jual produk
dari pesaing
c.
Karyawan
yang terampil, disiplin dan berdedikasi
tinggi
Sebagai perusahaan yang
dapat dikatakan padat karya, sumber daya manusia menjadi salah satu modal
perusahaan yang sangat diharapkan memberikan kontribusi yang positif terhadap
perkembangan perusahaan.
d. Hubungan antara pimpinan dengan karyawan
terjalin dengan baik
Lingkungan kerja yang
kondusif dalam suatu perusahaan dapat memberi manfaat berupa tambahan motivasi
dan produktifitas
6.
Kelemahan
Kelemahan adalah faktor-faktor internal perusahaan yang
memiliki kecenderungan untuk mengganggu dan merusak aktifitas perusahaan dalam
mencapai tujuannya. Beberapa faktor yang dapat diidentifikasi sebagai kelemahan
Perusahaan Kripik Nangka “Firda Group” Lumajang Jawa Timur dapat dilihat dalam
uraian berikut ini:
a. Kurangnya inovasi dalam produk
b. Salesman kurang terampil
c.
Jumlah
Saluran distribusi yang kurang memadai
d. Promosi yang kurang efektif
e. Mesin dan peralatan yang mulai usang
BAB IV
PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. PAPARAN DATA HASIL
PENELITIAN
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Firda
Group adalah sebuah perusahaan yang memproduksi khusus produk kripik nangka,
dimana perusahaan ini merupakan perusahaan perseorangan. Pertama kali
perusahaan ini didirikan pada tahun 1998 oleh 3 orang yang bergabung dan
bekerja sama baik dari segi modal maupun pemikiran, dimana salah satunya adalah
bapak Mahalli, SE yang sekaligus sebagai pimpinan sampai sekarang dengan nama “
Abadi Group”
Karena
adanya perbedaan prinsip dan kepentingan, maka pada tahun 2002 ketiga pemilik
perusahaan pecah dan akhirnya dijalankan oleh bapak Mahalli., SE seorang diri
dan nama perusahaan diganti menjadi “Firda Group”. Seperti ungkapan Mahalli
(2008) dalam petikan wawancara tentang asal mula berdirinya perusahaan Kripik
Nangka “Firda Group” berikut ini:
“Perusahaan ini
didirikan pada tahun 1998 dengan nama “ Abadi Group”oleh saya dan dua orang
teman saya yang bergabung dan bekerja sama baik dari segi modal. Kebetulan saya
dipercaya oleh teman-teman untuk memimpin perusahaan ini. Lama-kelamaan ada
perbedaan prinsip dan kepentingan diantara kami, kami pecah pada tahun 2002 dan
akhirnya perusahaan ini dijalankan saya seorang diri dan nama perusahaan
diganti menjadi Firda Group”.
Semula
perusahaan ini memproduksi secara kecil-kecilan, modal yang digunakan adalah
modal sendiri, sedangkan tenaga kerja yang di serap sebanyak 3 orang serta
dengan peralatan yang sangat sederhana. Pada tahun 2003 perusahaan menambah
tenaga kerja dan menambah mesin produksi yang pertama hanya 1 unit sekarang
menjadi 2 unit, sehingga saat ini perusahaan berkembang sangat pesat dan mampu
mengikuti perkembangan kemajuan teknik didalam menunjang kebutuhan konsumen
yang akan dicapai.
Untuk
lebih jelasnya, simak petikan wawancara dengan Mahalli (2008) berikut ini:
“Dulu perusahaan ini
membuat kripik secara kecil-kecilan dengan modal sendiri dan pekerjanya cuma 3
orang. Sedangkan peralatan yang digunakan masihlah sederhana. Kira-kira pada
tahun 2003 menambah pekerja dan menambah mesin produksi yang pertama hanya 1
unit menjadi 2 unit Vacuum Veyer. Dan alhamdulillah hingga saat ini perusahaan
berkembang pesat dalam memenuhi kebutuhan konsumen.”
2. Lokasi Perusahaan
Lokasi
perusahaan kripik nangka Firda Group terletak di Jl. Pondok K. Syarifuddin No.
7 Desa Wonorejo Kecamatan Kedungjajang, Lumajang. Alasan Mahalli memilih lokasi
ini sebagai tempat perusahaan yang dipimpinnya karena letaknya yang strategis.
Lebih jauh perhatikan wawancara dengan Mahalli (2008) berikut ini:
“Saya memilih lokasi
ini sebagai tempat berdirinya perusahaan karena selain dekat dengan rumah saya,
disini juga sangat strategis.”
Pemilihan
lokasi perusahaan ini sangat menguntungkan. Adapun faktor-faktor yang
menguntungkan di tinjau dari letak perusahaan adalah sangat strategis, karena
mengingat letak perusahaan tidak jauh dari jalan raya antara jurusan
Probolingo-Jember dan merupakan bagian dari jalur Pantura, sehingga sangat
memudahkan pengangkutan dalam penjualan hasil produksinya dan juga dalam
pembelian atau pengadaan bahan baku.
Faktor-faktor lain yang
menguntungkan sehubungan dengan letak perusahaan adalah sebagai berikut:
4.
Faktor Tenaga Kerja
Kebutuhan tenaga kerja tidaklah mengalami kesulitan,
karena jumlah tenaga kerja sudah cukup banyak di sekitar perusahaan tersebut
dan didukung pula oleh ikatan kekeluargaan masyarakat sekitar masih kuat,
dimana semuanya itu dapat menunjang perkembangan perusahaan dari tahun ke
tahun.
5.
Faktor Transportasi
Untuk pengadaan bahan baku dan bahan-bahan penolong lain
serta penjualan hasil produksi dapat di tempuh dalam waktu yang relatif pendek
dan dengan biaya yang ekonomis.
6.
Faktor Pasar
Perusahaan memilih lokasi tersebut dengan
mempertimbangkan dekat dengan daerah pemasaran dan merupakan tempat yang
strategis karena daerah ini mempunyai sarana penghubung yang baik.
Selain
beberapa faktor di atas, ada juga segi lain yang menguntungkan yaitu:
9) Segi Sosial, yang
berarti menambah lapangan pekerjaan bagi masyarakat.
10)
Segi Ekonomis, yang berarti merupakan upaya pemerintah
dalam meningkatkan dan mengembangkan produk dalam negeri.
11)
Segi Teknis, yang berarti meringankan biaya transportasi
bagi perusahaan.
Menurut Kotler (1997:75),
strategi pemasaran adalah logika pemasaran dan berdasarkan itu unit bisnis diharapkan dapat mencapai
sasaran pemasaran. Pada dasarnya strategi pemasaran memberikan arah dalam
kaitannya dengan variable-variabel seperti segmentasi pasar, identifikasi
pasar, elemen bauran pemasaran dan biaya bauran pemasaran, atau dengan kata
lain, strategi pemasaran adalah serangkaian tujuan dan sasaran kebijakan dan
aturan yang memberi arah kepada usaha pemasaran dari waktu ke waktu pada
masing-masing tingkatan dan acuan serta alokasinya, terutama tanggapan
perusahaan dalam menghadapi lingkungan dan keadaan pesaing yang selalu berubah.
3. Organisasi dan Manajemen
Suatu
lembaga atau perusahaan dalam rangka pencapaian tujuannya memerlukan suatu
wadah atau struktur organisasi agar dalam pelaksanaan kegiatannya menjadi
terarah dan tidak menyimpang dari tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Pearce II dan Robinson
(1997:30) menjelaskan bahwa ada beberapa manfaat dari manajemen strategi yaitu:
- Kegiatan perumusan (formulasi) strategi memperkuat kemampuan perusahaan mencegah masalah.
- Keputusan strategi yang didasarkan pada kelompok mungkin sekali dihasilkan dari alternatif yang terbaik yang ada.
- Keterlibatan karyawan dalam perumusan strategi meningkatkan pemahaman mereka akan adanya hubungan produktivitas-imbalan disetiap rencana strategi dan, dengan demikian, mempertinggi motivasi mereka.
- Kesenjangan dan tumpang tindih kegiatan diantara individu dan kelompok berkurang karena partisipasi dalam perumusan strategi memperjelas adanya perbedaan peran masing-masing.
- Penolakan terhadap perubahan berkurang.
Sebuah
lembaga atau perusahaan yang memiliki struktur organisasi akan dapat diketahui
rincian pembagian kegiatan kerja dan dapat menunjukkan hubungan fungsi atau
kegiatan yang berbeda-beda serta tingkat spesialisasi kegiatan kerjanya.
Struktur organisasi juga menunjukkan hierarkhi dan struktur wewenang
organisasi.
Begitu
pula yang terjadi di perusahaan Firda Group yang bergerak dalam produksi kripik
nangka ini, mempunyai struktur yang berbentuk garis. Struktur ini merupakan
kerangka dasar yang berhubungan dan berinteraksi secara formal yang telah
disusun dengan maksud untuk membantu perencanaan, pengaturan, serta pergerakan
usaha-usaha yang telah dilakukan dalam organisasi atau perusahaan.
Dengan
demikian, usaha-usaha tersebut terkoordinir secara konsisten dengan sasaran
organisasi. Pada bentuk organisasi garis ini tugas perencanaan dan pengendalian
berada dalam satu tangan atau rantai komando (chain of command) berasal dari 1 orang, yaitu dengan garis
kewenangannya langsung dari pimpinan ke bawah, seperti pada perusahaan kripik
nangka “firda Group”. Berhubung perusahaan ini masih beberapa tahun berdiri
jadi struktur organisasi yang diterapkan masih cukup sederhana, direktur
memberi kewenangan kepada empat (4) divisi yaitu divisi produksi,
pemasaran,pembelian, dan keuangan. Untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada
Gambar 4.1 di bawah ini:
Gambar
4.1
Struktur Organisasi
Perusahaan Kripik Nangka “ Firda Group” Lumajang.
|






|
|
|
|
Sumber Data:
Perusahaan Kripik Nangka “ Firda
Group” Lumajang (2008)
Keterangan:
Direktur :
Mahalli. SE
Kabag Produksi : P. Sakim
Kabag Pemasaran : P. Marjudi
Kabag Keuangan : Ny. Mardiana
Kabag Pembelian : M. Samsul
Untuk lebih jelasnya mengenai tugas
dan tanggung jawab masing-masing personalia perusahaan adalah sebagai berikut:
a.
Direktur
Direktur
adalah orang yang menjalankan perusahaan yaitu memikirkan, merencanakan serta
menentukan kebijaksanaan ketentuan garis-garis pedoman dalam penyelenggaraan
untuk mencapai tujuan. Adapun tugas dan wewenangnya adalah:
1.
Mengatur stabilitas dan kehidupan perusahaan dan
bertanggung jawab kepada pihak luar atau dalam.
2.
Merencanakan pelaksanaan kerja
3.
Melakukan pengawasan pekerjaan
4.
Mengusahakan pengembangan dan kemajuan perusahaan
5.
Melakukan komunikasi dengan pihak luar.
b.
Bagian Produksi
Bagian
ini mempunyai tugas yang berhubungan dengan produksi, adapun tugas dan
wewenangnya adalah sebagai berikut:
1.
Mengkoordinir bagian pengolahan dan bagian gudang
2.
Mengawasi proses produksi agar sesuai denga rencana
3.
Menciptakan desain-desain produksi
4.
Mengatur agar proses pengolahan seefisien mungkin
5.
Bertanggung jawab kepada direktur
c.
Bagian Pemasaran
Bagian pemasaran bertugas mengadakan strategi
pemasaran dan promosi. Tugas dan wewenang
bagian pemasaran adalah sebagai berikut:
3.
Mengkoordinir proses penjualan dan bagian produksi
4.
Memperluas daerah pemasaran
5.
Merencanakan target penjualan
6.
Melakukan promosi penjualan bagi perusahaan
7.
Menyusun perencanaan penjualan dan produksi berdasarkan
pesanan
8.
Mempelajari cara-cara penjualan yang berhasil digunakan
oleh perusahaan sejenis
9.
Bagian ini bertanggung jawab kepada direktur
d.
Bagian Keuangan
Adapun tugas dan wewenang bagian keuangan adalah sebagai
berikut:
6.
Setiap tahun membuat anggaran perusahaan (anggaran
belanja perusahaan).
7.
Memperhitungkan serta mencatat segala pengeluaran dan
pemasukan
8.
Bagian ini bertanggung jawab kepada direktur
e.
Bagian Pembelian
Bagian pembelian mempunyai tugas dan wewenang yaitu
sebagai berikut:
·
Melakukan pembelian bahan baku dan bahan penolong dengan
tepat, di sertai dengan kualitas yang baik.
·
Memberikan tembusan kepada bagian keuangan
·
Membuat laporan persediaan agar tidak menimbulkan
hambatan dalam proses produksi
·
Bagian ini bertanggung jawab kepada direktur
4. Misi danTujuan Perusahaan
a.
Misi Perusahaan
Misi merupakan tujuan mendasar (fundamental purpose)
yang membedakan satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis, juga
merupakan filosofi dasar perusahaan yang akan menentukan bentuk sosok
strateginya. Menurut Pearce dan Robinson (1997: 34), misi
suatu perusahaan adalah tujuan unik yang membedakannya dengan perusahaan lain
yang sejenis dan mengidentifikasi cakupan operasinya secara ringkas, misi
menguraikan produk, pasar, dan bidang produk yang digarap perusahaan yang
mencerminkan nilai dan prioritas dari para pengambil keputusan strategiknya.
Berikut ini misi Perusahaan kripik nangka “ Firda Group”
Lumajang antara lain:
1)
Mempertahankan dan menjamin
kualitas produk untuk menjaga kepuasan konsumen.
2)
Berusaha untuk mencapai
keunggulan biaya yang dapat memungkinkan perusahaan menawarkan harga yang
kompetitif atas produk yang dihasilkan.
3)
Memberdayakan sumber daya
manusia yang ada untuk memberikan kontribusi yang positif bagi kesejahteraan
bersama.
4)
Memiliki komitmen untuk
merespon selera atau kebutuhan konsumen di pasar.
5)
Mempertahankan dan berupaya
meningkatkan hubungan yang baik antara pihak perusahaan dengan pihak lain yang
terkait untuk memperlancar aktivitas perusahaan.
b.
Tujuan Perusahaan
Tujuan harus ditetapkan dengan tegas, jelas dan terarah. Tujuan
dapat juga dipergunakan sebagai tolok ukur untuk menilai keberhasilan
perusahaan. Menurut Pearce dan Robinson (1997: 34), hasil yang diharapkan suatu organisasi dalam
kurun beberapa tahun dinamakan sasaran jangka panjang (long-term
objectives). Sasaran seperti biasanya meliputi beberapa atau seluruh bidang
berikut: kemampulabaan (profitabilitas), laba atas investasi (Return On
Investment), posisi bersaing, kepemimpinan teknologi, produktivitas,
hubungan karyawan, tanggung jawab sosial, dan pengembangan karyawan.
Berikut ini disajikan beberapa tujuan jangka panjang dan pendek
yang telah ditetapkan oleh Perusahaan kripik nangka “ Firda Group” Lumajang,
antara lain:
1)
Tujuan jangka panjang
Tujuan jangk.a panjang yang hendak dicapai oleh Perusahaan
kripik nangka “ Firda Group” Lumajang
adalah:
(a)
Memperkuat posisi perusahaan dalam pasar.
(b)
Memperluas daerah pemasaran.
(c)
Meningkatkan market share.
(d)
Mengadakan ekspansi.
2)
Tujuan jangka pendek
Tujuan jangka pendek yang hendak dicapai oleh Perusahaan kripik
nangka “ Firda Group” Lumajang adalah:
7.
Peningkatan volume
penjualan tiap tahunnya.
8.
Peningkatan laba perusahaan
yang relatif stabil tiap tahunnya.
9.
Pelaksanaan fungsi-fungsi
organisasi yang tertib.
5. Personalia
Personalia mencakup masalah jumlah karyawan, jam kerja,
dan sistem pengupahan. Faktor tenaga kerja adalah faktor yang menunjang dalam
melaksanakan aktivitas perusahaan, baik tenaga kerja terdidik maupun tidak
terdidik.
a.
Jumlah Karyawan dan Karyawati
Penentuan kebutuhan karyawan yang dibutuhkan untuk
melaksanakan pekerjaan hendaknya ditentukan secara matang. Karena menurut
Handoko (1994:237), kebutuhan
personalia perusahaan harus diperkirakan dalam hal spesialisasi pekerjaan,
keterampilan jabatan, karakteristik personalia dan jumlah karyawan yang
dibutuhkan.
Jumlah tenaga kerja di perusahaan kripik nangka “ Firda
Group” Lumajang adalah terdiri dari 11 orang karyawan dan 7 orang karyawati.
Jadi jumlah keseluruhan tenaga kerja di perusahaan kripik nangka “ Firda Group”
adalah 23 orang. Jumlah tenaga kerja banyak terserap di bagian pengolahan yaitu
tenaga kerja laki-laki 4 orang dan perempuan 2 orang, dan di tambah 3 orang
perempuan di bagian pengemasan. Jadi total bagian pengolahan adalah 6 orang
tenaga kerja. Untuk yang mengkoordinir bagian pengolahan dan gudang sendiri di
pegang oleh 1 orang yaitu kepala bagian produksi, direktur 1 orang laki-laki,
kepala bagian keuangan di pegang oleh satu orang perempuan, di bagian penjualan
terdiri dari 4 orang laki-laki yang di koordinir oleh kepala bagian pemasaran 1
orang laki-laki, bagian pembelian bahan terdiri dari 3 orang laki-laki yang di
koordinir oleh 1 orang laki-laki kepala bagian pembelian.. Untuk sopir hanya 1
orang laki-laki dan 1 orang laki-laki untuk satpam. Untuk lebih jelasnya dapat
di lihat pada Tabel 4.1 :
KLIK INI UNTUK MEMBACA SELENGKAPNYA
0 Komentar