Analisis Kinerja Keuangan Berdasarkan Metode Vertikal – Horizontal Dan Rasio Keuangan Pada Pt Pln (Persero) Pusat
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kinerja keuangan PT PLN
(Persero) Pusat pada periode 2008-2012. Indikator ukur yang digunakan adalah
metode vertikal – horizontal dan rasio keuangan yang terdiri dari ROE, ROI,
Rasio Kas, Rasio Lancar, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Total
Asset Turn Over, Debt Rasio dan Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset.
Kemudian digunakan pula standar kesehatan perusahaan BUMN berdasarkan
nilai rasio yang telah ditetapkan oleh Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara nomor: KEP-100/MBU.2002. Pada penelitian ini, data yang digunakan
adalah laporan konsolidasi PT PLN (Persero) Pusat yang telah disediakan oleh
perusahaan tersebut dalam situs resminya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kinerja keuangan PT PLN (Persero) Pusat Periode 2008-2012 adalah buruk atau
tidak sehat. Hal tersebut berdasarkan standar yang telah ditetapkan oleh
Kementrian Badan Usaha Milik Negara mengenai tingkat rasio PT PLN (Persero)
yang diukur berdasarkan total skor keseluruhan. Walaupun berdasarkan metode
vertikal dan horizontal menggambarkan proporsi pertumbuhan aset yang sangat
baik dalam kurun waktu lima tahun, tetapi dari hasil analisis Debt Rasio,
pertumbuhan aset tersebut cenderung dibiayai oleh utang. Bahkan pada tahun
2009, sebesar 85.05% aset PT PLN (Persero) dibiayai oleh utang, sedangkan
tingkat suku bunga kredit pada tahun tersebut cukup tinggi walaupun pada tahun
tersebut juga sedang terjadi deflasi. Implikasinya adalah, walaupun aset PT PLN
(Persero) Pusat terus bertambah, tetapi beban bunga yang harus dibayar oleh
PT PLN (Persero) Pusat semakin menekan laba bersih tiap tahunnya, sedangkan
aset tersebut masih tetap dibiayai oleh utang yang didominasi oleh utang jangka
panjang.
Kata Kunci: Kinerja Keuangan, Vertikal, Horizontal, ROE, ROI, Rasio Kas, Rasio
Lancar, Perputaran Piutang, Perputaran Persediaan, Total Asset Turn Over, Debt
Rasio dan Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aset.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Secara umum, tujuan perusahaan didirikan adalah untuk m
enghasilkan
laba bagi pemiliknya
. Oleh karena itu
,
d
alam upaya menjalankan dan
mempertahankan
serta meningkatkan
kegia
tan
usahanya, setiap segmen
manajemen dalam perusa
haan yang antara lain pemasaran, sumber daya
manusia, operasional dan keuangan, harus menjadi satu kesatuan yang dapat
bekerja sama guna mencapai tujuan perusahaan tersebut.
Dilihat dari sudut pandang keuangan, pengawasan terhadap posisi
-
posisi
keuangan
pa
da laporan keuangan perusahaan merupakan hal yang sangat
penting. Dikatakan demikian, karena laporan keuangan merupakan salah satu
sumber data dan informasi yang menggambarkan kondisi kesehatan perusahaan
secara kuantitatif
dan
dapat digunakan
sebagai dasa
r dalam pengambilan
ke
putusan oleh
pihak
-
pihak yang berkepentingan
.
Data dalam laporan keuangan haruslah benar
-
benar relevan,
agar output
informasi yang dihasilkan dari hasil analisis memiliki tingkat akurasi yang baik
sehingga pihak
-
pihak yang berkepentin
gan dapat menjadikan informasi tersebut
sebagai informasi yang reliabel dalam pengambilan keputusan.
Untuk pihak
manajemen, informasi yang tersaji harus dianalisis
dan diinterpretasikan lebih
jauh lagi agar mempunyai nilai guna yang lebih.
Ada beberapa met
ode yang
dapat digunakan dalam menganalisis laporan keuangan untuk melihat dan
mengetahui kondisi keuangan perusahaan, namun pada penelitian ini penulis
hanya menggunakan metode analisis verti
k
al
–
horizontal dan analisis rasio.
2
Analisis vertikal
–
horizon
tal digunakan untuk mengetahui proporsi
masing
-
masing pos
-
pos pada neraca, laba/rugi dan arus kas serta untuk
membandingkan dan mengetahui
trend
atau pergerakan pos
-
pos tersebut dari
tahun ke
-
tahun. Neraca, laba/rugi dan arus kas penting diteliti dengan me
tode
vertikal
–
horizontal karena laporan tersebut merupakan laporan yang secara
umum dibutuhkan untuk melihat data dan informasi keuangan perusahaan.
Neraca dan laba/rugi juga digunakan dalam analisis rasio, berbeda dengan
laporan arus kas. Laporan arus k
as atau biasa disebut dengan
cash flow
, tidak
digunakan dalam analisis rasio secara umum. Tetapi seperti yang telah
dijelaskan sebelumnya, laporan arus kas penting diteliti dengan metode vertikal
–
horizontal karena pada laporan arus kas terdapat laporan
-
l
aporan mengenai data
dan informasi yang menggambarkan aktivitas
-
aktivitas operasi, aktivitas
-
aktivitas
investasi dan aktivitas
-
aktivitas pendanaan perusahaan secara kuantitatif. Data
-
data dalam laporan arus kas juga merupakan data
-
data yang membentuk kas
p
erusahaan dalam laporan neraca. Kemudian pada penelitian ini, akan diteliti
secara vertikal
–
horizontal laporan arus kas untuk mengetahui proporsi aktivitas
-
aktivitas keuangan perusahaan secara operasional, investasi dan pendanaan,
kemudian membandingkan
aktivitas
-
aktivitas keuangan tersebut dari tahun ke
-
tahun. Penelitian secara vertikal
–
horizontal pada laporan arus kas juga akan
berguna untuk menggambarkan seberapa besar kas perusahaan pada neraca
dibentuk oleh aktivitas operasi, aktivitas investasi da
n aktivitas pendanaan.
Untuk analisis rasio, penulis menggunakan analisis rasio
profitabilitas
,
likuiditas, aktivitas dan rasio solvabilitas. Keempat rasio tersebut dinilai cukup
oleh penulis untuk melihat keseimbangan keuangan dan kelangsungan hidup
perus
ahaan. Tingginya tingkat profitabilitas perusahaan lebih penting dibanding
laba maksimal yang dapat dicapai oleh perusahaan pada setiap periode
3
akuntansi. Dikatakan demikian karena jika profitabilitas sebagai alat ukur, kita
dapat melihat sejauh mana kemam
puan perusahaan dalam menghasilkan laba
yang maksimal secara riil, bukan laba secara nominal. Kemudian dengan
memperhatikan tingkat likuiditas perusahaan, maka dapat dilihat sejauh mana
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Berdasarkan rasio
li
kuiditas, dapat pula diketahui apakah kas pada neraca perusahaan berada pada
posisi yang optimal. Karena secara teoritis, kelebihan uang yang melebihi
kebutuhan perusahaan dinilai menyebabkan terlalu banyaknya uang yang
menganggur, sedangkan uang yang meng
anggur tersebut seharusnya dapat
dikelola secara lebih optimal untuk kepentingan perusahaan. Begitu pula jika kas
perusahaan berada pada posisi kekurangan uang, maka akan dinilai dapat
menyebabkan ketidakmampuan perusahaan dalam membiayai berbagai aktivita
s
operasi dan investasinya. Rasio aktivitas kemudian akan menggambarkan dan
menentukan tingkat likuiditas yang sebenarnya dari masing
-
masing
current
account.
Tingkat likuiditas dan aktivitas perusahaan yang tidak baik akan
mengindikasikan tingkat solvabili
tas yang tidak baik pula. Dikatakan demikian,
karena jika perusahaan sudah tidak mampu memenuhi kewajiban
-
kewajiban
jangka pendeknya, maka hampir dapat dipastikan pula perusahaan tersebut akan
kesulitan dalam memenuhi kewajiban
-
kewajiban jangka panjangnya.
PT PLN (Persero) merupakan perusahaan monopoli yang bergerak
dibidang kelistrikan yang juga merupakan salah satu badan usaha milik Negara.
PT PLN (Persero) sebagai perusahaan monopoli di Indonesia diketahui memiliki
aset yang besar. Besaran aset, modal da
n laba perusahaan tersebut dapat dilihat
pada tabel berikut:
KLIK INI UNTUK MEMBACA SELENGKAPNYA
0 Komentar