judul skripsi : Pengaruh Inflasi, Kurs Dan Bi Rateterhadap Nilai Aktiva Bersih (Nab) Reksadana Syariah Di Indonesia (Periode 2010-2016)
A. PENDAHULUAN
Dominasi industri keuangan kenvensional beberapa dekade inimengalami keruntuhan akibat guncangan ekonomi global. Hal tersebutmenjadi tonggak awal perkembangan industri keuangan syariah dimasyarakat. Hal tersebut dikarenakan keuangan berbasis syariah yanglebih mengutamakan nilai Islam dimana tujuan akhirnya adalah mencapai Falah atau kemenagan di dunia maupun di akhirat dianggap dapat
menjawab kebutuhan masyarakat akan industri keuangan yang stabil
efisien, berkah serta halal. Atas dasar tersebut industri keuangan syariah
mulai dari perbankan hingga lembaga keuangan lainnya mulai di lirik dan
mengalami perkembangan pesat di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Tidak hanya pada lembaga keuangan, Perkembangan industri
syariah juga merambah pada dunia investasi, dimana investasi syariah
adalah investasi yang sesuai dengan aturan syariah yakni tidak mengandung
unsur Maysir, Gharar, dan riba di dalam operasionalnya. Pada dasarnya
investasi syariah merupakan suatu kegiatan penempatan dana pada
asset tertentu, pada periode tertentu dengan tujuan untuk mendapatkan
imbal hasil yang diinginkan, namun juga berdasarkan aturan syariah baik
di dalam operasionalnya maupun hal yang terkait asset di dalamnya.1
Secara umum investasi di bagi atas 2 hal yaitu investasi pad rill asset dan
financial asset.2 Di Indonesia sendiri rill asset dan financial asset mengalami
perkembangan dari waktu ke waktu.
Investasi pada rill asset dapat diartikan sebagai investasi pada sektorsektor
asset yang nyata seperti tanah, bangunan, emas, dan kekayaan
lainnya, sedangkan financial asset merupakan investasi pada asset keuangan
berupa surat berharga pasar uang maupun pasar modal. Investasi di pasar
modal merupakan investasi yang berkembang pesat saat ini. Pasar modal
menjadi tempat bertemunya pihak yang membutuhkan dana (emiten)
dengan pihak yang mau menginvestasikan dananya (investor), selain itu
investasi di pasar modal dapat memberikan tambahan pendapatan (Capital
again) dan deviden bagi investor
Reksa dana adalah suatu wadah yang digunakan untuk menghimpun
dana dari masyarakat yang memiliki modal, memiliki keinginan kuat
untuk berinvestas, tetapi memiliki waktu dan pengetahuan tang
terbatas.4 Perkembangan reksa dana begitu signifikan, hal tersebut
terbukti di tengah krisis ekonomi 1997-1998, Pasar Modal Syariah di
Indonesia mulai menerbitkan reksa dana Syariah oleh PT. Danareksa
Investment Management pada 3 Juli 1997. Selanjutnya, Bursa Efek
Indonesia bekerjasama dengan PT. Danareksa Investment Management
meluncurkan jakarta Islamic Index (JII) pada tanggal 3 Juli 2000 yang
bertujuan untuk memandu investor yang ingin menginvestasikan dananya
secara Syariah.
Perkembangan selanjutnya pada tanggal 18 April 2001, untuk
pertama kali Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (DSNMUI)
mengeluarkan fatwa yang berkaitan langsung dengan pasar
modal, yaitu Fatwa Nomopr 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman
Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah. Reksa dana syariah atau
Islamic mutual found merupakan reksa dana yang beroperasi menurut
ketentuan dan prinsip syariah, baik dalam bentuk akad, pengolahan dana
dan penggunaan dana.
Jenis-jenis
reksadana sendiri dapat dibendakan sebagai beirkut:
- Reksadana Pendapatan Tetap-Tanpa unsur saham. Adalah reksadana yang mengambil strategi investasi dengan tujuan untuk mempertahankan nilai awal modal dan mendapatkan pendapatan yang tetap.
- Reksadana Pendapatan Tetap-Dengan unsur saham. Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelola (aktivanya) dalam bentuk efek bersifat utang. Karena dapat memiliki saham yang secara umum mempunyai resiko yang lebih tinggi.
- Reksadana Saham (Equity Fund). Reksadana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80% dari dana yang dikelolanya dalam efek bersifat ekuitas. Pada umumnya efek saham memberikan kontribusi dengan memberikan hasil yang menarik, dalam bentuk capital gain dengan pertumbuhan harga-harga saham dan dividen.
- Reksadana Campuran (Siscretionary Fund). Reksadana yang mempunyai perbandingan target aset alokasi pada efek saham dan pendapatan tetap yang tidak dapat dikategorikan ke dalam ketiga reksadana lainnya. Reksadana campuran dalam orientasinya.
salah satu ukuran kinerja investasi di reksa dana syariah Salah satu ukuran kinerja investasi di reksa dana syariah adalah
Nilai Aktiva Bersih (NAB). Nilai Aktiva Bersih berkaitan dengan nilai
portofolio reksa dana yang bersangkutan. Aktiva atau kekayaan reksa
dana dapat berupa kas, deposito, SBI, SPBU, surat berharga komersial,
saham, obligasi, right dan lain sebagainya. Sementara kewajiban reksa
dana dapat berupa fee manajer yang belum di bayar, fee bank custodian yang
belum di bayar, fee broker yang belum di bayar, pajak yang belum di bayar
serta efek yang belum di lunasi. Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan Sedangkan Nilai Aktiva Bersih (NAB) per saham atau per unit
penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu reksa dana setelah
dikurangi semua biaya operasional (kewajiban) dan dibagi dengan jumlah
saham atau unit penyertaan yang beredar (dimiliki investor) pada saat
tersebut.
Nilai Aktiva Bersih (NAB) per saham/unit penyertaan dihitung
setiap hari oleh bank kustodian setelah mendapatkan data dari manajer
investasi dan nilainya dapat dilihat pada surat kabar tertentu setiap
hari. Besarnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) bisa berfluktuasi setiap
hari, tergantung pada perubahan nilai efek dalam portofolio reksadana.
Meningkatnya Nilai Aktiva Bersih (NAB) mengindikasikan meningkatnya
investasi pemegang saham/unit penyertaan, begitu pula sebaliknya.9
Berikut adalah gambaran perkembangan kinerja reksadana syariah di
Indonesia :
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif tergantung
dari parah atau tidaknya tingkat inflasi itu sendiri. Sebagian ahli
ekonomi berpendapat bahwa inflasi yang sangat lambat berlakunya
dipandang sebagai stimulator bagi pertumbuhan ekonomi.13 Inflasi
itu ringan justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat
mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan
nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Kenaikan harga dalam inflasi yang tergolong
rendah tersebut tidak secepatnya diikuti oleh kenaikkan upah pekerja,
sehingga keuntungan akan bertambah. Pertambahan keuntungan
akan menggalakan investasi dimasa datang dan ini akan mewujudkan
percepatan dalam pertumbuhan ekonomi.Berbeda halnya dengan inflasi
ringan, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak
terkendali (hiper inflasi), juga menimbulkan beberapa akibat buruk kepada
individu, masyarakat, dan kegiatan perekonomian secara keseluruhan.14
Ketiadaan pertumbuhan ekonomi sebagai akibat dari inflasi yang serius
menyebabkan perekonomian menjadi kacau dan perekonomian dirasakan
lesu, orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau mengadakan
investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat.
0 Komentar