Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana. Dana diperoleh dari pemilik perusahaan atau dari hutang. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap untuk memproduksi barang atau jasa, membeli bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, untuk piutang dagang, untuk mengadakan persediaan kas dan membeli surat berharga yang sering disebut efek atau sekuritas baik untuk kepentingan transaksi maupun untuk menjaga likuiditas perusahaan.
Dengan demikian maka untuk melakukan bisnis setiap perusahaan selalu memerlukan aktiva riil (real asset), baik yang berujud (tangible assets) seperti mesin, pabrik, kantor, kendaraan, maupun yang tidak berujud (intangible assets) seperti keahlian teknis (tehnical expertise), merek dagang (trade-Mark) dan patent. Untuk memperoleh aktiva riil tersebut, perusahaan harus mencari uang untuk membayarnya antara lain dengan menjual saham, obligasi bagi perusahaan yang berbentuk perseroan terbatas (PT) maupun sekuritas lain atau mencari kredit dari bank. Sekuritas tersebut yang berupa sepotong kertas itu disebut aktiva keuangan (Financial assets).
Kertas-kertas yang merupakan aktiva keuangan itu mempunyai nilai sehingga dapat diperjual belikan karena kertas-kertas tersebut mempunyai tuntutan atau hak (claims) atas aktiva riil dari perusahaan yang menerbitkan sekuritas tersebut. Perusahaan yang menerbitkan sahamnya di pasar modal, kinerja keuangannya akan selalu di pantau oleh masyarakat luas terutama investor. Investor akan melihat performa perusahaan dari laporan keuangan tahunan dan tengah tahunan perusahaan, serta deviden sebagai acuan memprediksi perkembangan perusahaan. Saham-saham yang menjanjikan tingkat pengembalian investasi yang tinggi akan lebih diminati oleh investor. Karena investor yang rasional akan memilih saham yang memberikan return maksimum dengan resiko tertentu atau return tertentu dengan resiko minimum.
Harga saham di pasar modal itu sendiri selalu mengalami fluktasi, naik dan turun dari satu waktu ke waktu lainnya. Seperti komoniti pada umumnya, fluktasi harga tersebut tergantung pada harga permintaan dan penawaran. Faktor-faktor yang menjadikan harga saham dapat berubah setiap saat antara lain: komoditi pasar, kondisi fundamental perusahaan termasuk kondisi financial perusahaan (internal perusahaan) dan kondisi non fundamental perusahaan termasuk tingkat bunga, pergerakan harga, persepsi investor terhadap perusahaan, informasi yang berkembang atau isu lain yang menerpa pasar modal. Return on nvestment (ROI) adalah merupakan salah satu bentuk rasio Profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
.
Keuntungan yang diperoleh dari investasi tidak terlepas dari fluktuasi harga saham. Fluktuasi harga saham di bursa sangat berkaitan erat dengan permintaan dan penawaran saham, dengan kata lain berkaitan dengan keputusan investasi yang sehat memerlukan serangkaian kegiatan yang sistematis dari mulai mengidentifikasi informasi, memilah-milah informasi yang relevan, menggunakan informasi tersebut untuk memprediksi suatu trend, memperhitungkan resiko dan lain-lain sebelum menentukan pilihan yang dianggap sesuai.
Disini penulis mencoba untuk meneliti pengaruh Return on Investment (ROI) terhadap perubahan harga saham pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Dimana perusahaan ini merupakan produsen atau penghasil mie instant, yang meliputi pembuatan mie dan pembuatan bumbu mie instant. Bersama-sama dengan anak perusahaan. Indofood Group merupakan produsen mkanan olahan terkemuka di indonesia. Perusahaan ini memperoduksi berbagai jenis produk mie, termasuk mie instant (Instant noodles) dan mie segar (Fresh noodles). Indofood Group juga menghasilkan berbagai produk makanan olahan lainnya, seperti penyedap makanan (Food Seasonings), mkanan ringan (snack foods), makanan bayi (baby foods) dan kopi.
Berdasarkan data-data laporan keuangan yang penulis dapatkan melalui bursa efek jakarta (BEJ), dilihat bahwa laporan keuangan pada PT. Indofood sukses Makmur Tbk. Periode tahun 2001 sampai dengan 2005 berkaitan dengan perhitungan Return on investment perusahaan, yang meliputi laba bersih perusahaan dan total aktiva perusahaan. bahwa laba bersih (Net profit) perusahaan pada tahun 2001 sebesar Rp. 746.329.723.584 kemudian sampai dengan tahun 2005 laba bersih (Net profit) perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp. 124.017.962.994 dan Pada tahun 2001 total aktiva (Total assets) perusahaan sebesar Rp. 12.979.101.584.102 kemudian sampai dengan tahun 2005 total aktiva (total assets) perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp. 14.786.084.242.855 setelah penulis lihat data-data laporan keuangan perusahaan tersebut secara garis besar, bahwa diperkirakan ada indikasi akan terjadinya pergerakan harga saham atau berubahnya harga saham PT. Indofood Sukses makmur Tbk. yang diperkirakan cenderung mengalami penurunan terhadap harga sahamnya, karena dipengaruhi oleh berubahya Return on Investment (ROI) Perusahaan. Dimana ROI perusahaan tersebut diperkirakan cenderung mengalami penurunan berdasarkan dari data-data laporan keuangan yang telah dilihat dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 yang meliputi laba bersih dan total aktiva perusahaan yang mengalami trend penurunan.
Data laporan keuangan PT. Indofoood Sukses Makmur Tbk. Diatas dapat menjadi bahan informasi dan pertimbangan bagi seorang investor yang ingin menanamkan modalnya di PT. indofoood Sukses Makmur Tbk karena dalam melakukan investasi yang sehat, pertama seorang investor dan calon investor sebelumnya harus mempertimbangkan berbagai faktor yaitu faktor internal eksternal emiten. Informasi kedua adalah faktor-faktor teknis yang harus diketahui oleh para pelaku bursa berupa fluktuasi kurs, volume transaksi, kondisi bursa dan lain-lain. Informasi ketiga berkaitan dengan faktor lingkungan yang mencakup kondisi ekonomi, sosial politik dan stabilitas nasional suatu negara. Informasi yang terakhir ini tidak kalah pentingnya adalah prospek perusahaan dan perdagangan efek. Bertitik tolak dari permasalahan diatas, penulis meneliti dan membahas masalah tersebut dalam bentuk skripsi, dengan judul “Pengaruh Return on Investment (ROI) terhadap Perubahan Harga Saham pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Pengolahan OLAH SKRIPSI Penelitian, Pengolahan DAFTAR CONTOH SKRIPSI
Statistik, Olah SKRIPSI SARJANA, JASA Pengolahan SKRISPI LENGKAP Statistik, Jasa Pengolahan SKRIPSI EKONOMI
Skripsi, Jasa Pengolahan SPSS CONTOH SKRIPSI , Analisis JASA SKRIPSI PENGARUH RETURN ON INVESTMENT (ROI) TERHADAP
PERUBAHAN HARGA SAHAM PADA PT. INDOFOOD SUKSES
MAKMUR TBK.
SKRIPSI
MANAJEMEN KEUANGAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat ujian Sarjana (SI)
Pada program studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten
Oleh :
Nama : ADE JANUARI IKHLAS
NIM :
JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
BANTEN
2006
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana.
Dana diperoleh dari pemilik perusahaan atau dari hutang. Dana yang diterima oleh
perusahaan digunakan untuk membeli aktiva tetap untuk memproduksi barang
atau jasa, membeli bahan-bahan untuk kepentingan produksi dan penjualan, untuk
piutang dagang, untuk mengadakan persediaan kas dan membeli surat berharga
yang sering disebut efek atau sekuritas baik untuk kepentingan transaksi maupun
untuk menjaga likuiditas perusahaan.
Dengan demikian maka untuk melakukan bisnis setiap perusahaan selalu
memerlukan aktiva riil (real asset), baik yang berujud (tangible assets) seperti
mesin, pabrik, kantor, kendaraan, maupun yang tidak berujud (intangible assets)
seperti keahlian teknis (tehnical expertise), merek dagang (trade-Mark) dan patent.
Untuk memperoleh aktiva riil tersebut, perusahaan harus mencari uang untuk
membayarnya antara lain dengan menjual saham, obligasi bagi perusahaan yang
berbentuk perseroan terbatas (PT) maupun sekuritas lain atau mencari kredit dari
bank. Sekuritas tersebut yang berupa sepotong kertas itu disebut aktiva keuangan
(Financial assets). Kertas-kertas yang merupakan aktiva keuangan itu mempunyai
nilai sehingga dapat diperjual belikan karena kertas-kertas tersebut mempunyai
2
tuntutan atau hak (claims) atas aktiva riil dari perusahaan yang menerbitkan
sekuritas tersebut.
Perusahaan yang menerbitkan sahamnya di pasar modal, kinerja
keuangannya akan selalu di pantau oleh masyarakat luas terutama investor.
Investor akan melihat performa perusahaan dari laporan keuangan tahunan dan
tengah tahunan perusahaan, serta deviden sebagai acuan memprediksi
perkembangan perusahaan. Saham-saham yang menjanjikan tingkat pengembalian
investasi yang tinggi akan lebih diminati oleh investor. Karena investor yang
rasional akan memilih saham yang memberikan return maksimum dengan resiko
tertentu atau return tertentu dengan resiko minimum.
Harga saham di pasar modal itu sendiri selalu mengalami fluktasi, naik dan
turun dari satu waktu ke waktu lainnya. Seperti komoniti pada umumnya, fluktasi
harga tersebut tergantung pada harga permintaan dan penawaran. Faktor-faktor
yang menjadikan harga saham dapat berubah setiap saat antara lain: komoditi
pasar, kondisi fundamental perusahaan termasuk kondisi financial perusahaan
(internal perusahaan) dan kondisi non fundamental perusahaan termasuk tingkat
bunga, pergerakan harga, persepsi investor terhadap perusahaan, informasi yang
berkembang atau isu lain yang menerpa pasar modal.
Return on nvestment (ROI) adalah merupakan salah satu bentuk rasio
Profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dengan
keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk
operasinya perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.
3
Keuntungan yang diperoleh dari investasi tidak terlepas dari fluktuasi harga
saham. Fluktuasi harga saham di bursa sangat berkaitan erat dengan permintaan
dan penawaran saham, dengan kata lain berkaitan dengan keputusan investasi
yang sehat memerlukan serangkaian kegiatan yang sistematis dari mulai
mengidentifikasi informasi, memilah-milah informasi yang relevan, menggunakan
informasi tersebut untuk memprediksi suatu trend, memperhitungkan resiko dan
lain-lain sebelum menentukan pilihan yang dianggap sesuai.
Disini penulis mencoba untuk meneliti pengaruh Return on Investment
(ROI) terhadap perubahan harga saham pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Dimana perusahaan ini merupakan produsen atau penghasil mie instant, yang
meliputi pembuatan mie dan pembuatan bumbu mie instant. Bersama-sama
dengan anak perusahaan. Indofood Group merupakan produsen mkanan olahan
terkemuka di indonesia. Perusahaan ini memperoduksi berbagai jenis produk mie,
termasuk mie instant (Instant noodles) dan mie segar (Fresh noodles). Indofood
Group juga menghasilkan berbagai produk makanan olahan lainnya, seperti
penyedap makanan (Food Seasonings), mkanan ringan (snack foods), makanan
bayi (baby foods) dan kopi.
Berdasarkan data-data laporan keuangan yang penulis dapatkan melalui
bursa efek jakarta (BEJ), dilihat bahwa laporan keuangan pada PT. Indofood
sukses Makmur Tbk. Periode tahun 2001 sampai dengan 2005 berkaitan dengan
perhitungan Return on investment perusahaan, yang meliputi laba bersih
perusahaan dan total aktiva perusahaan. bahwa laba bersih (Net profit) perusahaan
pada tahun 2001 sebesar Rp. 746.329.723.584 kemudian sampai dengan tahun
4
2005 laba bersih (Net profit) perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp.
124.017.962.994 dan Pada tahun 2001 total aktiva (Total assets) perusahaan
sebesar Rp. 12.979.101.584.102 kemudian sampai dengan tahun 2005 total aktiva
(total assets) perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp. 14.786.084.242.855
setelah penulis lihat data-data laporan keuangan perusahaan tersebut secara garis
besar, bahwa diperkirakan ada indikasi akan terjadinya pergerakan harga saham
atau berubahnya harga saham PT. Indofood Sukses makmur Tbk. yang
diperkirakan cenderung mengalami penurunan terhadap harga sahamnya, karena
dipengaruhi oleh berubahya Return on Investment (ROI) Perusahaan. Dimana
ROI perusahaan tersebut diperkirakan cenderung mengalami penurunan
berdasarkan dari data-data laporan keuangan yang telah dilihat dari tahun 2001
sampai dengan tahun 2005 yang meliputi laba bersih dan total aktiva perusahaan
yang mengalami trend penurunan.
Data laporan keuangan PT. Indofoood Sukses Makmur Tbk. Diatas dapat
menjadi bahan informasi dan pertimbangan bagi seorang investor yang ingin
menanamkan modalnya di PT. indofoood Sukses Makmur Tbk karena dalam
melakukan investasi yang sehat, pertama seorang investor dan calon investor
sebelumnya harus mempertimbangkan berbagai faktor yaitu faktor internal
eksternal emiten. Informasi kedua adalah faktor-faktor teknis yang harus diketahui
oleh para pelaku bursa berupa fluktuasi kurs, volume transaksi, kondisi bursa dan
lain-lain. Informasi ketiga berkaitan dengan faktor lingkungan yang mencakup
kondisi ekonomi, sosial politik dan stabilitas nasional suatu negara. Informasi
yang terakhir ini tidak kalah pentingnya adalah prospek perusahaan dan
5
perdagangan efek. Bertitik tolak dari permasalahan diatas, penulis meneliti dan
membahas masalah tersebut dalam bentuk skripsi, dengan judul
“Pengaruh Return on Investment (ROI) terhadap Perubahan Harga
Saham pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembahasan yang telai diuraikan diatas,
maka dapat diidentifikasikan masalah yang akan diteliti yaitu:
1) Seberapa besar perkembangan Return on Investment (ROI) pada PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk. Selama Lima tahun terakhir yaitu terhitung dari tahun
2001 sampai dengan tahun 2005?
2) Seberapa besar perkembangan harga saham pada PT.Indofood Sukses
Makmur Tbk. Selama lima tahun terakhir yaitu terhitung dari tahun 2001
sampai dengan tahun 2005?
3) Seberapa besar pengaruh Return on Investment (ROI) terhadap perubahan
harga saham pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk?
1.3 Pembatasan Masalah
Penalitian ini dibatasi hanya pada pengaruh Return on Investment (ROI)
terhadap perubahan harga saham selama lima tahun terakhir pada PT. Indofood
Sukses makmur Tbk. yang berkedudukan di Jakarta.
6
1.4 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang dihadapi, maka tujuan penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui perkembangan Return on Investment (ROI) selama lima
tahun terakhir terakhir terhitung dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005
pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk?
2) Untuk mengetahui perkembangan harga saham Pada PT. Indofood Sukses
makmur Tbk. selama lima tahun terakhir terhitung dari tahun 2001 sampai
dengan tahun 2005?
3) Untuk mengetahui pengaruh Return on Investment (ROI) terhadap perubahan
harga Saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk?
1.5 Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini adalah:
1) Bagi perusahaan, dengan penelitian ini dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan PT. Indofood Sukses makmur Tbk. Untuk meningkatkan
efektifitas pengelolaan perusahaan yang baik sehingga dapat memberikan
keuntungan yang maksimum.
2) Bagi penulis sendiri dapat menambah pengetahuan mengenai Pengembalian
Investasi (Return on Investment) dan pengetahuan mengenai saham-saham,
dimana materi tersebut dipergunakan dalam penelitian ini.
3) Bagi pihak lain, dengan penelitian ini dapat memberikan referensi bagi
peneliti lainnya yang berminat melakukan penelitian lebih lanjut.
7
1.6 Kerangka Pemikiran
Anlisa Return on Investment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti
yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat
menyeluruh (Komprehensif). Analisa ROI ini sudah merupakan teknik analisa
yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahan untuk mengukur efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan. Return on investment (ROI) itu sendiri adalah
salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat
mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan
dalam aktiva yang digunankan untuk operasinya perusahaan untuk menghasilkan
keuntungan. Dengan demikian ratio ini menghubungkan keuntungan yang
diperoleh dari operasinya perusahaan (Net operating income) dengan jumlah
investasi atau aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi
tersebut (Net operating assets). Sebutan lain dari rasio ini adalah “Net operating
profit rate of return” atau “Operating earning power”.
Besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor pertama, yaitu turnover dari
operating assets merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan dalam
operasi (Oprating assets) terhadap jumlah penjualan yang diperoleh selama
periode tersebut. Rasio ini merupakan ukuran tentang sampai seberapa jauh aktiva
ini telah dipergunakan di dalam kegiatan perusahaan atau atau menunjukkan
berapa kali operating assets berputar dalam satu periode tertentu, biasanya satu
tahun. Dalam menganalisa dengan rasio ini sebaliknya diperbandingkan selama
beberapa tahun sehingga di ketahui trend dari pada penggunaan operating assets.
Suatu trend angka rasio yang cenderung naik memberiakan gambaran bahwa
8
perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva. yang kedua merupakan
Profit margin yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam
prosentase dan jumlah penjualan bersih setelah dipotong biaya-biaya dan pajak.
Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh
perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.
Besarnya ROI akan berubah kalau ada perubahan profit margin asssets
turnover, Baik masing-masing atau kedua-duanya. Dengan demikian maka
pimpinan perusahaan dapat menggunakan salah satu atau kedua-duanya dalam
rangka usaha memperbesar ROI. Usaha memprediksi ROI dengan memperbesar
profit margin adalah bersangkutan dengan usaha untuk mempertinggi efisiensi di
sektor produksi, penjualan dan administrasi. Usaha mempertinggi ROI dengan
memperbesar assets turnover adalah kebijaksanaan investasi dana dalam berbagai
aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap.
Besar kecilnya Return on Investment (ROI) pun diperkirakan berpengaruhi
terhadap berubahnya harga saham perusahaan. karena jika Return on Investment
(ROI) suatu perusahaan naik maka diperkirakan harga saham perusahaan itu pun
akan cenderung naik akan tetapi sebaliknya jika Return on Invesatment (ROI)
suatu perusahaan menurun maka diperkirakan ada indikasi bahwa harga saham
perusahaan itu pun akan cenderung menurun pula.
Harga saham di pasar modal itu sendiri selalu mengalami fluktuasi, naik dan
turun dari satu waktu ke waktu lainnya. Seperti komoniti pada umumnya, fluktasi
harga tersebut tergantung pada harga permintaan dan penawaran. Faktor-faktor
yang menjadikan harga saham dapat berubah setiap saat antara lain: komoditi
9
pasar, kondisi fundamental perusahaan (Internal perusahaan) termasuk kondisi
financial perusahaan dan kondisi non fundamental perusahaan termasuk tingkat
bunga, pergerakan harga, persepsi investor terhadap perusahaan, informasi yang
berkembang atau isu lain yang menerpa pasar modal. Sehingga diperkirakan akan
berpengaruh terhadap Return on Investment (ROI) Perusahaan pula.
Gambar I.I Kerangka Pemikiran
Pengaruh Return on Investmen Tehadap Perubahan Harga Saham
Return on Investment
(ROI)
Perubahan harga saham
Net Profit/
Profit margin
Kondisi fundamental
perusahaan
Kondisi non
fundamental perusahaan
Asset turnover
Volume
penjualan
Cost
Pajak
Penjualan
Total asset
10
1.7 Hipotesis
Berdasarkan kerangkan pemikiran diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis
dari penelitian ini yaitu,” ada pengaruh yang signifikan antara Return on
Investment (ROI) terhadap perubahan harga saham pada PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk.”
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Keuangan
Individu mungkin dihadapkan pada masalah bagaimana kelebihan
penghasilan mereka akan disimpan. Tersedia berbagai alternatif yang mungkin
dipilih. karena mereka dihadapkan akan pada berbagai pilihan, mereka harus
mengambil keputusan. Keputusan yang mereka ambil merupakan keputusan
keuangan. Sebagian besar mungkin memilih untuk mrenyimpannya dalam bentuk
deposito rupiah, yang lain menyimpannya dalam bentuk deposito dollar,
sedangkan lainnya lagi menggunakannya untuk membeli sebidang tanah.
Mengapa mereka memilih jenis penggunanaan dana tertentu? Pertimbangannya
tentu saja adalah penggunaan dana tersebut diharapkan akan paling
menguntungkan.
Bagi perusahaan, masalah yang sama juga dihadapi. Perusahaan
memerlukan berbagai kekayaan (mesin, gedung, kendaraan bermotor, persediaan
bahan baku , dan sebagainya) untuk menjalankan opersinya. Untuk itu perusahaan
perlu mencari sumber dana untuk membiayai kebutuhan untuk operasi tersebut
dalam suatu organisasi, pengaturan kegiatan keuangan sering disebut sebagai
Manajemen Keuangan.
Untuk melaksankan manajemen keuangan tersebut perlu dipahami teori
keuangan. Teori keuangan menjelaskan mengapa suatu phenomena dibidang
2
keuangan terjadi, dan mengapa keputusan keuangan tertentu perlu diambil dalam
menghadapi persoalan keuangan tertentu. dengan kata lain, teori keuangan
mencoba menjelaskan alasan pengambilan keputusan di bidang keuangan dan
pemahaman mengenai teori manajemen keuangan akan memudahkan bagi kita
untuk memahami berbagai masalah keuangan yang mungkin kita hadapi dalam
kehidupan sehari-hari.
2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan
Tujuan Perusahaan yaitu, memaksimalisasi keuntungan perusahaan
perusahaan dan memaksimalisasi kesejahteraan para pemegang sahamnya. Hal
ini mengharuskan terjadinya sinkronisasi atas kinerja manajemen terutama
manajemen keuangan, agar setiap keputusan yang diambil oleh manajer
keuangan selaras dengan pencapaian tujuan perusahaan. Karena linkup
keuangan demikian luas dan dinamis. Keuangan berpengaruh langsung
terhadap kehidupan organisasi baik yang bersifat keuangan maupun non
keuangan, umum maupun pribadi, besar atau kecil, mencari laba atau tidak
mencari laba.
Berikut ini disajikan beberapa pendapat mengenai definisi keuangan.
Menurut Riyanto manajemen keuangan adalah:
Keseluruhan aktivitas yang bersangkutan dengan usaha untuk
mendapatkan dana dan menggunakan atau mengalokasikan dana
tersebut disebut pembelanjaan perusahaan dalam arti yang luas
(Business finance) atau manajemen keuangan (Financial management).
(Riyanto, 2001 : 4)
3
Kemudian menurut Sartono manajemen keuangan adalah:
Dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam berbagai
bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk
membiayai investasi atau pembelanjaan secara efisien. (Sartono, 2001 :
6)
Pengertian manajemen keuangan juga di kemukakan oleh Van Horne
dan Wachowicz. JR. yang mengatakan bahwa Segala aktivitas berhubungan
dengan perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan
menyeluruh. (Van Horne dan Wachowicz. JR, 1997 : 2)
Pendapat lain dikemukakan oleh Sundjaja dan Barlian:
Manajemen keuangan dalam banyak hal berkaitan dengan pembuatan
keputusan. Keputusan yang dibuat berkaitan dengan keuangan yaitu
berapa besar asset yang dibutuhkan oleh suatu usaha, bagaimana
sebaiknya komposisi dari masing-masing asset tersebut, serta darimana
sumber pembiayaan atas Investasitersebut. (Sundjaja dan Barlian,
2002 : 34)
Selanjutnya menurut Tampubolon manajemen keuangan yaitu suatu ilmu
yang tidak dapat dilepaskan dari bagian proses pengambilan keputusan oleh
hampir semua korporasi atau perusahaan. (Tampubolon, 2005 : 1)
Sedangkan menurut Atmaja Manajemen keuangan adalah Suatu disiplin
ilmu yang memperhatikan dan mempelajari dua hal yakni penilaian dan
pengambilan keputusan. (Atmaja, 2002 : 1)
Dan menurut Husnan manajemen keuangan yaitu menyangkut kegiatan
perencanaan, analisis dan pengendalian keuangan. (Husnan, 1997 : 4)
Dari pengertian-pengertian yang telah di dijelaskan, maka dapat
disimpulkan bahwa manajemen keuangan merupakan keseluruhan aktivitas
4
yang ada dalam perusahaan yang berhubungan dengan upaya untuk
mendapatkan sumber pembiayaan perusahaan, menetapkan komposisi sumber
pembiayaan yang dibutuhkan serta mengalokasikan sumber pembiayaan
tersebut untuk mencapai tujuan perusahaan, yaitu memaksimalisasi
keuntungan perusahaan dan memeksimalisasi keuntungan pemegang saham.
2.1.2 Fungsi Manajemen Keuangan
Menurut Husnan dan Pudjiastuti Fungsi manajemen keuangan yaitu:
menyangkut kegiatan perencanaan, analisis dan pengendalian ,
kegiatan keuangan. Sehingga dapat di kelompokkan menjadi dua
kegiatan yaitu kegiatan menggunkan dana dan mencari pendanaan.
(Husnan dan Pudjiastuti, 2004 : 4)
Pendapat lain dikemukakan oleh Weston dan E. Copeland bahwa fungsi
pokok manajemen keuangan adalah Menyangkut keputusan tentang
pendanaan, modal, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden pada
suatu perusahaan. (Weston dan E. Copeland ; 1999 : 3)
Sedangkan pendapat lain juga dikemukakan oleh Van Horne dan
Wachowicz bahwa Fungsi manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga
area utama (Van Horne dan Wachowicz. JR, 2000 : 2) :
5
1. Keputusan Investasi
Keputusan investasi merupakan keputusan terpenting yang dibuat dalam
perusahaan. Langkah awal adalah menentukan jumlah keseluruhan aktiva
yang dibutuhkan perusahaan. Bayangkan neraca perusahaan di benak anda.
Kewajiban dan kelayakan modal di sisi kanan neraca, sedangkan aktiva di
sisi kiri. Manajer keuangan harus menentukan jumlah uang muncul diatas
dua garis pada bagian kiri dari neraca, yang menunjukkan ukuran
perusahaan. Walaupun jumlah tersebut telah berhasil ditentukan apakah
suatu investasi perlu dikurangi. Aktiva yang secara ekonomis sudah tidak
dapat dipertahankan harus dikurangi, dihilangkan atau diganti.
2. Keputusan Pendanaan
Keputusan utama yang kedua adalah keputusan pendanaan. Disini manajer
keuangan berhubungan dengan pembuatan sisi kanan neraca. Jika kita
melihat pendanaan gabungan untuk perusahaan-perusahaan dari berbagai
macam industri, akan terlihat perbedaan yang jelas. Beberapa perusahaan
memiliki utang yang lebih besar dari perusahaan-perusahaan lain.
3. Keputusan Investasi
Keputusan ketiga dalam perusahaan adalah keputusan manajemen aktiva.
Jika aktiva telah diperoleh dan pendanaan yang tepat telah tersedia,
aktiva-aktiva yang ada tetap memerlukan pengelolaan yang efisien.
Manajer keuangan bertanggung jawab terhadap bermacam-macam
tingkatan dalam menjalankan tanggung jawabnya terhadap aktiva-aktiva
6
yang ada. Tanggung jawab ini menurut manajer keuangan untuk lebih
memperhatikan manajemen aktiva lancar dari pada aktiva tetap.
2.1.3 Tujuan Manajemen Keuangan
Sundjaja dan Barlian mengemukakan bahwa aktiva yang umumnya
dilakukan oleh manajer keuangan adalah sebagai berikut (Sundjaja dan
Barlian, 2003 : 67) :
1. Membuat perencanaan dan analisis keuangan
2. Membuat keputusan investasi yang berhubungan dengan pengelolaan asset.
3. Membuat keputusan pembiyayaan investasi melalui pengelolaan
kewajiban dan pengelolaan kekayaan/modal.
Aktivitas yang dilakukan oleh menajemen keuangan itu tidak boleh
bertentangan dengan tujuan perusahaan artinya aktivitas yang dilakukan oleh
manajer keuangan harus selaras dengan tujuan perrusahaan. Untuk bisa
mengambil keputusan-keputusan keuangan yang benar, manajer keuangan
perlu menentukan tujuan yang harus dicapai. Secara normatif tijian
manajemen keuangan adalah identik dengan pencapaian tujuan perusahaan
yaitu memeksimalkan laba serta memaksimalkan kekayaan pemegan saham.
Sedangkan menurut Sartono tujuan manajemen keuangan adalah
(Sartono, 2001 : 6) :
1. Maksimisasi Profit
Sangat mudah untuk menjelaskan bahwa tujuan pokok yang ingin dicapai
manajer keuangan adalah memaksimumkan profit. Namun demikian perlu
7
disadari bahwa tujuan ini mengandung banyak kelemahan. Pertama,
standar ekonomi dengan memaksimumkan profit adalah bersifat statis.
Kedua, pengertian profit itu sendiri bisa menyesatkan. Ketiga, adalah
menyangkut resiko yang berkaitan dengan setiap alternatif keputusan.
2. Memaksimumkan Kemakmuran Pemegang Saham
Melihat kelemahan-kelemahan tersebut, maka seharusnya tujuan yang
harus dicapai oleh manajer keuangan adalah bukan memaksimumkan
profit melainkan memaksimumkan kemakmuran pemegang saham.
2.2 Return On Investment (ROI)
Rasio tingkat pengembalian investasi atau ROI adalah rasio yang digunakan
untuk membandingkan banyaknya laba bersih yang di peroleh dari kekayaan
perusahaan. Dimana Rasio itu sendiri menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain.
Anlisa Return on Investment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai arti
yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang bersifat
menyeluruh (Komprehensif). Analisa ROI ini sudah merupakan teknik analisa
yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahan untuk mengukur efektivitas dari
keseluruhan operasi perusahaan.
8
Pengertian Return on Investment (ROI)
Menurut Muawir Return on Investment (ROI) adalah:
salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk
dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana
yang ditanamkan dalam aktiva yang digunankan untuk operasinya
perusahaan untuk menghasilkan keuntungan. (Muawir, 2002 : 89)
Pengerian Return on Investment (ROI) Juga dikemukakan oleh Sartono
bahwa Return on Investment (ROI) adalah Rasio antara laba setelah pajak
(EAT) dengan total aktiva dimana rasio ini mengukur tingkat keuntungan
yang dihasilkan dari investasi total. (Sartono, 2000 : 65-69)
Sedangkan menurut Husnan Return on Investment (ROI) yaitu:
Menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang diperoleh dari
seluruh kekayaan yang dimiliki perusahaan. Karena itu dipergunakan
angka laba setelah pajak dan (rata-rata) kekayaan perusahaan.
(Husnan,1998 : 74)
Dari pengertian- pengertian tersebut yang telah dijelaskan maka dapat
disimpulkan bahwa Return on Investment merupakan teknik analisa keuangan
yang digunakan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi
perusahaan dengan menghubungkan keuntungan atau laba bersih yang
diperoleh dari operasinya perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva
yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan operasi tersebut.
9
Kegunaan dari analisa Return on Investment (ROI)
Menurut Munawir terdapat lima kegunanan dari analisa ROI diantaranya
adalah sebagai berikut (Munawir, 2002 : 91-92) :
1) Sebagai salah satu kegunaanya yang prinsipil ialah sifatnya yang
menyeluruh. Apabila perusahaan sudah menjalankan praktek akuntansi
yang baik maka management dengan menggunakan teknik analisa ROI
dapat mengukur efisiensi penggunaan modal yang bekerja , efisiensi
produksi dan efisiensi bagian penjualan.
2) Apabila perusasahaan dapat mempunyai data industri sehingga dapat
diperoleh rasio industri, maka dengan analisa ROI ini dapat dibandingkan
efisiensi penggunaan modal pada perusahaannya dengan perusahaan lain
yang sejenis, sehingga dapat diketahui apakah perusahaannya berada
dibawah, sama, diatas rata-ratanya. Dengan demikian akan dapat diketahui
diman kelemahannya dan apa yang sudah kuat pada perusahaan tersebut
ibandingkan dengan perusahaan lain yang sejenis.
3) Analisa ROI-pun dapat digunakan untuk mengukur efisiensi tindakantindakan
yang dilakukan oleh divisi/bagian, yaitu dengan mengalokasikan
semua biaya dan modal kedalam bagian yang bersangkutan.
4) Analisa ROI juga dapat digunakan untuk mengukur profitabilitas dari
masing-masing produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
5) ROI selain berguna untuk keperluan Kontrol, juga berguna untuk
keperluan perencanaan. Misalnya ROI dapat digunakan sebagai dasar
10
untuk pengambilan keputusan apabila perusahaan akan mengadakan
expansi.
Indikator-indikator yang mempengaruhi besarnya Return on Investment
(ROI)
Menurut Munawir besarnya ROI dipengaruhi oleh dua faktor yaitu
(Munawir, 2002 : 88-89) :
1) Trnover dari operating assets merupakan rasio antara jumlah aktiva yang
digunakan dalam operasi (Oprating assets) terhadap jumlah penjualan
yang diperoleh selama periode tersebut. Rasio ini merupakan ukuran
tentang sampai seberapa jauh aktiva ini telah dipergunakan di dalam
kegiatan perusahaan atau atau menunjukkan berapa kali operating assets
berputar dalam satu periode tertentu, biasanya satu tahun. Dalam
menganalisa dengan rasio ini sebaliknya diperbandingkan selama beberapa
tahun sehingga di ketahui trend dari pada penggunaan operating assets.
Suatu trend angka rasio yang cenderung naik memberiakan gambaran
bahwa perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva.
2) Profit margin yaitu besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam
prosentase dan jumlah penjualan bersih setelah dipotong biaya-biaya dan
pajak. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat dicapai
oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualannya.
Besarnya ROI akan berubah kalau ada perubahan profit margin asssets
turnover, Baik masing-masing atau kedua-duanya. Dengan demikian maka
11
pimpinan perusahaan dapat menggunakan salah satu atau kedua-duanya dalam
rangka usaha memperbesar ROI. Usaha memprediksi ROI dengan
memperbesar profit margin adalah bersangkutan dengan usaha untuk
mempertinggi efisiensi di sektor produksi, penjualan dan administrasi. Usaha
mempertinggi ROI dengan memperbesar assets turnover adalah kebijaksanaan
investasi dana dalam berbagai aktiva, baik aktiva lancar maupun aktiva tetap
agar mencapai apa yang menjadi tujuan utama perusahaan yaitu memperoleh
laba sebesar-besarnya. dimana hasil dari laba itu akan menjadi salah satu tolak
ukur untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi perusahaan.
Tujuan perusahaan juga di jelaskan oleh Brigham dan Houston bahwa
tujuan utama perusahaan adalah:
memaksimalkan kekayaan pemegang saham, atau dapat diartikan
memaksimalkan harga saham biasa perusahaan. Disamping itu
perusahaan juga memiliki tujuan lain yaitu: Kepuasan Pribadi
Manajemen perusahaan, kesejahteraan karyawan, lingkungan dan
masyarakat yang baik. (Brigham dan Houston, 2001 : 16)
Pendapat lain juga dikemukakan oleh Sukarno bahwa yang dimaksud
dengan tujuan perusahaan yaitu:
merupakan pernyataan bermakna keinginan yang dijadikan pedoman
manajemen puncak perusahaan untuk meraih hasil tertentu atas
kegiatan yang dilakukan dalam dimensi waktu tertentu. (Sukarno,
2002 : 28)
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan perusahaan adalah
memaksimalisasi kesejahteraan pemilik perusahaan. Banyaknya saham yang
dimiliki menunjukkan bukti kepemilikan dalam perusahaan. yang juga
12
merupakan refleksi dari keputusan investasi, pendanaan dan aktivitas
manajemen.
2.3 Saham
Saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang
berbentuk Perseroan Terbatas (PT). pemilik saham suatu perusahaan, disebut
sebagai pemegang saham, merupakan pemilik perusahaan. Tanggung jawab
pemilik perusahaan yang berbentuk PT terbatas pada modal yang disetorkan.
2.3.1 Pengertian Saham
Menurut Widoatmodjo saham secara sederhana dapat didefinisikan
sebagai tanda penyertaan atau kepemilikan seseorang atau badan dalam suatu
perusahaan. (Widoatmodjo, 1996 : 43)
Kemudian menurut Dahlan Saham adalah surat bukti atau tanda
kepemilikan bagian modal pada suatu perseroan terbats. (Dahlan, 2001 : 268)
Sedangkan menurut Alwi Saham adalah Surat Bukti kepemilikan perusahaan.
(Alwi, 2003 : 33)
Dari pengertian-pengertian mengenai saham yang telah di jelaskan
tersebut maka penulis menyimpulkan bahwa yang dimaksud dengan saham
adalah selembar kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut
adalah pemilik (berapapun porsinya) dari suatu perusahaan yang menerbitkan
kertas (saham) tersebut, sesuai porsi kepemilikannya yang tertera pada saham.
13
2.3.2 Penggolongan Saham
Apabila ditinjau dari segi manfaat pada dasarnya saham dapat
digolongkan menjadi saham biasa dan saham istimewa. Saham biasa adalah
kepemilikan dalam sebuah perusahaan. Para investor berharap memperoleh
deviden sebagai bagian dari keuntungan dan berharap harga saham naik
sehingga investasi mereka akan bertambah nilainya. sedangkan saham
istimewa adalah saham yang berbentuk gabungan antara obligasi dan saham
biasa, karena bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti bunga obligasi).
2.3.3 Jenis-jenis Saham
Saham terdiri dari saham biasa (Common Stock) dan saham istimewa
(Preferred Stock). Saham biasa adalah saham kepemilikan dalam sebuah
perusahaan. Sedangkan saham istimewa adalah saham yang berbentuk
gabungan antara obligasi dan saham biasa, karena bisa menghasilkan
pendapatan tetap (seperti bunga obligasi). Widoatmodjo membedakan Saham
biasa kedalam lima jenis diantaranya adalah (Widoatmodjo,1996 : 55-58) :
Blue-chip Stocks, yaitu saham biasa perusahaan yang memiliki pendapatan
stabil dan konsisten dalam membayar deviden.
Income Stocks, yaitu saham dari suatu emiten dimana emiten yang
bersangkutan dapat dibayar deviden lebih tinggi dari rata-rata deviden
yang di bayar pada tahun sebelumnya.
14
Growth Stocks (well-known), yaitu suatu saham jika emitennya merupakan
pimpinan didalam industrinya, dan beberapa tahun berturut-turut mampu
mendapatkan hasil diatas rata-rata.
Grow Stocks (lesser-known), yaitu saham dari emiten yang menjadi
pimpinan dalam industinya akan tetadi emiten saham ini umumnya tidak
menjadi pimpinan dalam ndustrinya, namun demikian saham ini tetap
mempunyai cirri-ciri seperti Growth Stocks (well-known) yaitu mampu
mendapatkan hasil yang lebih dari penghasilan rata-rata tahun terakhir.
Speculative Stocks, yaitu saham yang emiten tidak bisa secara konsisten
memperoleh penghasilan dari tahun ketahun akan tetapi mempunyai
kemampuan penghasilan yang tinggi dimasa mendatang, meskipun belum
pasti.
Cyclical Stocks, yaitu saham yang mengikuti pergerakan situasi ekonomi
makro atau kondisi bisnis secara umum,
Counter Cyclical Stocks, yaitu saham yang tidak terpengaruh oleh kondisi
ekonomi makro maupun situasi bisnis secara umum.
2.3.4 Harga Saham
Menurut Jogiyanto harga saham dapat didefinisikan:
harga yang terjadi di pasar modal pada saat tertentu yang ditentukan oleh
pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan penawaransaham yang
bersangkutan di pasar bursa. (Jugiyanto, 2003 :8)
15
Saham yang biasanya di perdagangkan di lantai bursa dengan harga
pasar (market value), juga mempunyai nilai-nilai lainnya.menurut Subardi
terdapat berbagai jenis nilai saham yaitu (Subardi,1994 : 76) :
a. Nilai pari atau nialai nomianal (par value/face value) adalah nilai yang
tercantum dalam sertifikat saham itu. Jadi nilai nominal adalah ditentukan
pada waktu saham itu diterbitkan.
b. Nilai buku (book value)
Menurut Weston dan copeland Mengemukakan bahwa Nilai buku per
saham menunjukkan sumber daya dalam perusahaan per saham dari
investasi pemegang saham. (Weston dan Copeland, 1989 : 275)
c. Nilai Intrinsik/niali riil (fair value/reasonable value)
Niali intrinsik adalah harga yang ditetapkan untuk sebuah saham biasa jika
faktor-faktor utama dari nilai perusahaan dipertimbangkan.
d. Nilai pasar (market value)
Nilai pasar merupakan nilai suatau saham berdasarkan harga yang terjadi
di pasar modal yang terbentuk oleh penjual dan pembeli ketika mereka
melakukan transakksi.
Saham yang diperjualbelikan di pasar yaitu di Bursa Efek, adalah harga
ketiga yaitu harga pasar atau harga bursa. Harga ini sering disebut kurs harga
saham.
Pengertian nilai (value) dan harga (price) dalam proses penilaian saham
perlu dibedakan. Nilai adalah nilai intrinsik (Intrinsic value), yaitu yang
mengandung unsur kekayaan perusahaan pada masa sekarang dan unsur
16
potensi perusahaan untuk menghimpun laba dimasa yang akan datang. Harga
diartikan sebagai harga pasar (market value).
Clark mengemukakan bahwa nilai (value) sebuah saham akan
mempengaruhi harganya. (Clark ; 1991 : 208) :
Clark memberi pedoman dalam memberi pedoman dalam membeli atau
menjual saham di pasar karena nilai saham mempengaruhi harganya, sebagai
berikut:
a. Apabila harga saham melampaui nilai intrinsik saham, sebaiknya
dilakukan penjualan saham, sebab kondisi seperti ini pada masa yang akan
dating besar kemungkinan terjadi koreksi pasar.
b. Apabila sama denga nilai intrinsiknya maka transaksi pembelian atau
penjualan tidak dilaksanakan.
c. Apabila harga saham lebih rendah dalam nilai intrinsiknya maka
sebaiknya dilakukan transaksi pembelian, sebab besar kemungkinan
dimasa yang akan datang terjadi kenaikan harga. Dengan demikian akan
terbuka kesempatan untuk memperoleh capital gain.
Penjelasan diatas mengisyaratkan bahwa faktor penting yang selalu
mendapat perhatian dalam harga saham adalah faktor nilai intrinsik saham itu
sendiri.
Resiko saham juga turut mempengaruhi harga sahamnya. Resiko
investasi daham menggambarkan variabilitas pendapatan yang diterima.
Semakin besar resiko, semakin bervariasi arus pendapatan yang diharapakan
akan diterima.
17
Proses perubahan (fluktuasi) harga secara teoritis berawal dari aktivitas
revaluasi para pemodal. Proses revaluasi dilaksanakan dengan jalan
mengestimasi harapan perolehan pendapatan dan resikonya guna menentukan
nilai intrinsik saham menggunkan data yang paling akhir. Hasil yang
diperoleh dibandingkan dengan harga pasar yang terjadi untuk mengetahui
wajar atau tidaknya harga saham tersebut. Dari penilaian kewajaran tersebut
diambil keputusan membeli atau menjual saham.
Kondisi tersebut menyebabkan adanya dua pihak yang memiliki tujuan
yang bertentangan, yaitu membeli saham yang menghendaki kenaikan harga
saham setelah proses pembelian dan penjual saham yang menghendaki
penurunan setelah proses penjual saham. Tujuan yang bertentangan ini melatar
belakangi revaluasi yang pada akhirnya akan mengakibatkan perubahan atau
fluktuasi harga saham.
Clark dalam Random Walk Theory mengemukakan bahwa harga saham
akan berubah-ubah mendekati nilai intrinsiknya karena adanya informasi yang
baru setiap hari, dimana informasi tersebut menyebabkan para analisis selalu
mengestimasi kembali nilai saham akibat adanya informasi baru tersebut.
2.3.5 Teknik Analisis Harga Saham
Dalam melakukan investasi di pasar modal, investor harus benar-benar
menyadari bahwa disamping memperoleh keuntungan ia juga mungkin
mengalami kerugian. Tidak ada jaminan bila ia bermain di pasar modal bahwa
ia kan mendapat capital gain, yaitu selisis lebih dari harga beli saham dengan
18
harga jual saham. Sehubungan dengan hal tersebut investor harus secara
cermat menganalisis harga suatu saham dimasa yang akan datang
Keberhasilan dan ketepatan memprediksi perkembangan harga saham
merupakan tujuan yang diharapkan oleh para investor yang bermain di pasar
modal terutama investor yang merupakan spekulan.
yulianti, Prasetyo dan Tjipto mengemukakan bahwa ada dua pendekatan
analisis yang sering digunakan dalam analisis sekururitas, yaitu (yulianti,
Prasetyo dan Tjipto (1996 : 130) :
1) Analisis Fundamental
Dasar dari pendekatan fundamental adalah bahwa harga sekuritas akan
dipengaruhi oleh kinerja perusahaan dan kinerja perusahaan itu sendiri
akan dipengaruhi oleh keadaan keseluruhan industri yang berhubungan
dengan perusahaan tersebut dan juga dipengaruhi oleh keadaan ekonomi
secara menyeluruh. Analisis fundamental akan bergerak dari keadaan yang
umum ke keadaan yang lebih khusus. Analisis akan dimulai dari keadaan
perekonomian secara luas yang kemudian bergerak kedalam keadaan
perusahaan yang akan dianalisis. Analisis fundamental juga bermula dari
anggapan dasar bahwa setiap investor adalah makhluk rasional. Keputusan
investasi saham dari seorang pemodal yang rasional didahului oleh suatu
proses analisis terhadap variabel yang secara fundamental diperkirakan
akan mempengaruhi harga suatu efek. Argumentasi dasarnya jelas yaitu
bahwa nilai saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya nilai intrinsik
pada suatu saat, bahkan lebih penting lagi harapan akan kemampauan
19
perusahaan dalam meningkatkan nilainya dikemudian hari. Husnan
menerangkan bahwa:
analisis fundamental merupakan model yang mencoba
memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan
mengestimasai nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi
harga saham dimasa yang akan datang , menerapkan hubungan
variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh taksiran harga saham.
(Husnan, 1994 : 285)
Model-model analisis fundamental diatas diarahkan untuk menjawab
pertanyaan dasar, apakah harga suatu saham undervalued atau overvalued.
2) Analisis Teknikal
Berbeda dengan analisis fundamental, analisis teknikal bermula dari
anggapan bahwa investor ialah makhluk irasional. Bursa mencerminkan
mass behavior (tingkah laku bersama). Sekarang yang bergabung dalam
suatu masa, bukan hanya kehidupan rasionalitasnya, tetapi sering kali
melebur identitas kolektif. Harga selalu ditentukan oleh penawaran dan
permintaan di pasar dan analisis memfokuskan perhatian pada waktu, yaitu
perkiraan trend naik atau trend turun. Harga saham sebagai komoditas
perdagangan dipengaruhi oleh permintaan dan penawaran yang merupakan
manifestasi dari kondisi psikologi pemodal.
Satu perbedaan utama diperingkat analisis finasial adalah antara
mereka yang menggunakan analisis fundamental (fundamentalis) dan
mereka yang menggunakan analisis teknikal (teknikalis). Fundamentalis
cenderung melihat kedepan sedangkan teknikalis cenderung melihat masa
lalu.
20
Menurut Sharpe, Alexander dan Bialey mengemukakan bahwa
analisis teknis adalah:
Studi mengenai informasi internal pasar saham. Kata teknis
berimplikasi suatu studi pasar. Semua faktor yang relevan, apapun
faktor itu dapat dikurangkan kevolume transaksi bursa saham dan
tingkat harga saham atau secara lebih umum jumlah informasi
stastik yang dihasilkan oleh pasar. (Sharpe, Alexander dan Bialey,
1997 : 410)
Berdasarkan keterangan diatas seorang investor harus dapat
menggunakan kedua analisis tersebut karena harga saham selalu mengalami
fluktuasi, sehingga tidak mengalami kerugian seketika atau lepasnya
kesempatan meraih keuntungan.
2.3.6 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham
Harga saham dari waktu ke waktu dapat naik turun, atau juga tetap. Ini
merupakan satu hal yang harus diperhatikan oleh pemodal yang terlibat dalam
kegiatan pasar modal, karena indikasi harga saham dapat pula dijadikan
ukuran nilai perusahaan.
Harga saham di bursa juga dipengaruhi oleh banyak faktir baik yang
berifat kualitatif maupun kuantitatif, antara lain pengaruh perdagangan saham,
ketat atau tidaknya pengawasan atas pelanggaran oleh pelaku bursa, psikologi
pemodal secara massal yang berubah-rubah dan pesimis dan optimis dan
sebaliknya.
Harga pasar akan terbentuk melalui jumlah penawaran dan permintaan
terhadap suatu efek. Jumlah penawaran dan permintaan akan mencerminkan
kekuatan pasar. Jika jumlah penawaran lebih besar dari jumlah permintaan,
21
maka kurs harga saham akan turun. Sebaliknya, jika jumlah permintaan lebih
besar dari jumlah penawaran terhadap suatu efek, maka harga cenderung naik.
Disamping itu kondisi fundamental atau kondisi internal perusahaan termasuk
kondisi financial perusahaan didalamnya dan kondisi non fundamental
perusahaan juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi berubahnya
suatu harga saham.
Dalam penentuan harga saham mengacu pada beberapa pendekatan teori
penilaian, diman dalam perkembangannya dengan persepsi pemodal yang
menanamkan modalnya di suatu perusahaan. Pemodal akan memperhatikan
apakah perusahaan penerbit saham (emiten) dalam keadaan kontinu usaha,
baru didirikan, atau dalam keadaan menghadapi resiko likuiditas. Pemodal
yang bijaksana akan memperhatikan resiko usaha dari perusahaan.
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi harga saham menurut Bapepam,
yaitu (Bapepam, 1997 : 50) :
1. Permintaan dan Penawaran
Saham sebagai salah satu surat berharga yang ditransaksikan di pasar
modal,harga saham selalu mengalami fluktuasi, naik dan turun dari satu
waktu ke waktu yang lain. Seperti komoditi pada umumnya fluktuasi
harga saham tersebut tergantung pada kekuatan penawaran dan permintaan.
Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan maka harga akan
cenderung mengalami kenaikan. Hukum peramintaan dan penawaran
berlaku sepenuhnya untuk perdagangan saham di bursa.
22
2. Perilaku Investor
pemodal yang masuk ke pasar modal berasal dari bermacam-macam
kalangan masyarakat dan dengan berbagai tujuan dari pemodal tersebut.
menurut Usman ditinjau dari segi tujuannya maka pemodal dapat di
kelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu (Usman, 1990 : 33-34):
a. Pemodal yang bertujuan memperoleh deviden
Kelompok ini mengincar perusahaan-perusahaan yang sudah stabil.
Keadaan perusahaan yang demikian, menjamin kepastian adanya
keuntungan yang relatif stabil. Harapan utama kelompok ini adalah
untuk memperoleh deviden yang cukup dan terjamin setiap tahun.
Pembagian deviden lebih penting dari pada keinginan untuk
memperoleh capital gain.
b. Pemodal yang bertujuan berdagang
Harga saham di bursa tidak tetap, dapat bergerak naik maupun turun,
tergantung pada kekuatan penawaran dan permintaan terhadap saham
tersebut. Perubahan harga itu menarik bagi kalangan pemodal yang
bertujuan untuk memperoleh keuntungan dari selisih positif harga beli
dengan harga jual. Pendapatan mereka bersumber dari keuntungan jual
beli saham tersebut.
c. Kelompok yang berkepentingan dalam kepemilikan saham perusahaan
Bagi kelompok ini yang penting adalah ikut sertanya mereka sebagai
pemilik perusahaan yang punya nama baik. Pemodal ini cenderung
memilih saham perusahaan yang punya nama baik. Perubahan23
perubahan harga saham yang kurang berarti tidak membuat mereka
gelisah untuk menjualnya, kelompok ini tidak aktif dalam perdagangan
bursa.
d. Kelompok spekulator
Kelompok ini lebih menyukai saham-saham perusahaan yang belum
berkembang, tetapi diyakini akan brkembang dengan baik. Pada
umumnya pada setiap kegiatan pasar modal spekulator mempunyai
peranan meningkatkan aktivitas pasar sekaligus meningkatkan
likuiditas saham.
3. Tingkat Efisiensi Pasar Modal
Pasar modal dikatakan efisien jika informasi dapat diperoleh dengan
mudah dan murah oleh para pemodal, sehingga semua informasi yang
relevan dan terpercaya telah tercermin dalam harga saham. Sahan sebagian
besar dihargai dengan tepat dan pemodal dapat memperoleh imbalan
normal dengan memilih secara acak saham-saham dalam kelompok resiko
tertentu. Karena penyampaina informasi begitu sempurna, tidak mungkin
bagi para pemodalmaupun untuk memperoleh laba ekonomi (imbalan
abnormal) dengan memanipulasi informasi yang teredia khususnya bagi
dirinya. Ciri penting efisiensi pasar adalah gerakan acak (random walk)
dari harga pasar sahamkarena pasar modal efisien, maka harga pasar
secara cepat bereaksi terhadap berita-berita baru yang tidak terduga,
sehingga gerakannya pun tidak dapat diduga, kejadian itu sudah tercermin
pada harga saham.
24
Pasar modal akan semakin memiliki efisiensi internal apabila biaya
transaksi dalam perdagangan sekuritas (transaction cost) semakin rendah.
Jadi efisiensi ini dikaitkan dengan besarnya biaya untuk melakukan
pembelian atau penjualan sekuritas. Sementara itu derajat efisiensi
eksternal akan ditentukan oleh kecepatan penyesuaian harga sekuritas di
psar modal terhadap informasi baru. Dengan kata lain, apabila harga
sekuritas-sekuritas di pasar modalmencerminkan semua informasi yang
ada (dan berhubungan dengan sekuritas-sekuritas tersebut), maka pasar
modal akan memiliki efisiensi eksternal semakin tinggi.
2.4 Hubungan Return on Investment (ROI) Dengan Harga Saham
Menurut Fabozzi dalam bukunya Manajemen Investasi menjelaskan bahwa:
Terdapat hubungan antara Return on Investment (ROI) dengan Harga
Saham dimana ROI atau tingkat pengembalian atas investasi juga dapat
diartikan sama dengan pengembalian atas total aktiva yang merupakan
penentu utama juga untuk pengembalian atas ekuitas pemilik.
Dua penentu dasar laba per lembar saham adalah pengambilan atas
ekuitas pemegang saham dan nilai buku saham, diamana dua penentu atas
ekuitas pemegang saham adalah pengembalian atas total aktiva dan
proporsi aktiva yang didanai. dimana perhitungan laba per lembar
saham di peroleh dari membagi keseluruhan keuntungan dari harga saham
yang di jual dengan jumlah saham yang beredar dengan demikian akan
diketahui jumlah keuntungan untuk setiap harga per lembar saham.
Pengembalian atas total akiva atau tingkat pengembalian atas investasi dan
perilaku dari komponen, menawarkan statistik yang mungkin paling
bermanfaat dalam mempelajari efisiensi operasi perusahaan dengan
demikian perusahaan akan dapat memperoleh laba atau keuntungan yang
lebih besar. (Fabozzi, 2000 : 885)
Dari penjelasan yang telah di kemukakan oleh Fabozzi mengenai hubungan
Return on Investment (ROI) dengan harga saham, maka dapat penulis simpulkan
25
bahwa terdapat hubungan yang signfikan antara Return on Investment (ROI)
dengan Harga Saham dimana Return on Investment (ROI) adalah penentu dasar
laba per lembar saham dimana laba per lembar saham diperoleh dari membagi
keseluruhan keuntungan dari harga saham yang di jual dengan jumlah saham yang
beredar, dengan demikian akan dapat diketahui jumlah keuntungan untuk setiap
harga per lembar sahamnya.
1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan kerangka pemikiran yang telah dijelaskan
pada bagian sebelumnya, maka objek penelitian yang akan di analisis asalah
mengenai Return on Investment (ROI) dan perubahan Harga Saham pada PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk. Selama periode tahun 2001 sampai dengan tahun
2005.
3.2 Lokasi Penelitian
Penulis melakukan penelitian di Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM)
yang berlokasi di gedung Bursa Efek Jakarta (BEJ) tower II lantai 1 jalan
Sudirman Kav.52-53, Jakarta Selatan.
3.3 Metode Pelitian
3.3.1 Disain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
asosiatif yaitu berbentuk hubungan kausal atau hubungan sebab akibat.
Metode penelitian ini digunakan untuk mengetahui variabel X terhadap
variabel Y. Dimana Return on Investment (ROI) adalah sebagai variabel X
dan perubahan harga saham sebagai variabel Y. Secara ringkas hubungan
2
kausal atau sebab akibat, bila X dan Y dalam metode penelitian berbentuk
asosiatif dapat digambarkan sebagai berikut (Sugiyono, 2004 : 12)
Gambar 3.1
Penelitian asosiatif yang berbentuk hubungan
kausal atau sebab akibat X mempengaruhi Y
3.3.2 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini, data yang digunakan adalah data sekunder yaitu
data yang didapat dari Bursa Efek Jakarta (BEJ). Data-data yang digunakan
dalam proses perhitungan ini merupakan data kuatitatif, yaitu data berupa
laporan keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Yang terdiri dari
laporan neraca dan laporan laba rugi perusahaan periode 2001-2005.
3.3.3 Operasionalisasi Variabel
Sesuai dengan judul penelitian yaitu Pengaruh Return on Investment
(ROI) terhadap perubahan harga saham (Studi kasus pada PT. Indofood
Sukses Makmur Tbk.), maka permasalahan yang akan diteliti ada dua (2)
variabel yang meliputi:
X Y
3
Variabel Independent : X : Return on Investment (ROI)
Variabel Dependent : Y : Perubahan Harga Saha
Tabel 3.1
Operasinalisasi Variabel
Varibel Konsep Variabel Inikator Variabel Skala
Return on
Investment
(ROI)
Salah satu bentuk dari ratio
profitabilitas yang
dimaksudkan untuk dapat
mengukur kemampuan
perusahaan dengan
keseluruhan dana yang
ditanamkan dalam aktiva
yang digunankan untuk
operasinya perusahaan untuk
menghasilkan keuntungan.
Laba bersih (Net profit)
Total aktiva (Total
assets)
Rasio
Perubahan
Harga Saham
Besarnya selisih perubahan
harga saham yang diperoleh
dari harga saham rata-rata
per tahun
Jumlah permintaan
saham
Jumlah penawaran
saham
Rasio
4
3.3.4 Metode Pengumpulan Data
Dalam penulisan skripsi ini diupayakan untuk memperoleh data dan
informasi yang cukup memadai sesuai dengan permasalahan yang ada.
Adapun metode pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Riset Kepustakaan (Library Research)
Riset kepustakaan adalah salah satu jenis riset yang dilakukan untuk
memperoleh literatur-literatur yang berhubungan dengan objek penelitian
dengan bantuan buku-buku, majalah-majalah, artikel, dokumen-dokumen dan
bahan-bahan dari kepustakaan maupun perkuliahan yang merupakan dasar
teori yang dapat membantu dalam penyusunan skripsi ini.
2. Riset Lapangan (Field Research)
Metode riset lapangan yang diterapkan adalah melalui pengamatan
diluar kegiatan objek yang diteliti dimana data yang diperlukan yaitu
prospektus perusahaan seperti profil perusahaan, struktur organisasi,
kebijaksanaan perusahaan dan laporan keuangan tahunan perusahaan yang
dalam hal ini berakaitan dengan objek penelitian skripsi ini yaitu Return on
Investment (ROI) dan perubahan harga saham yang di diperoleh dari Pusat
Referensi Pasar Modal (PRPM) PT. Bursa Efek Jakarta.
5
3.3.5 Metode Analisis Data
Setelah data yang diperlukan diolah maka dilakukan analisis sehingga data
tersebut menjadi lebih berarti. Teknik perhitungan dan analisis data yang
digunakan untuk mencapai tujuan penelitian ini adalah:
1. Analisis Financial
A. Analisis Return on Investment (ROI) PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk.
Analisisis Return on Investment (ROI) digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Net Profit)
yang diperoleh dari selururuh kekayaan yang dimiliki perusahaan dimana
perhitungannya dilakukan dengan menggunakan rumus (Munawir, 2002 :
105):
ROI =
Jumlah aktiva
Laba bersih x 100%
B. Analisis Perubahan harga saham PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk.
Analisis perubahan harga saham digunakan untuk mengetahui perubahan
harga saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. selama periode 2001-
2005 dimana perhitungannya dilakukan dengan menggunakan rumus
(Jogiyanto, 2003 : 110) :
Capital Gain atau Capital Loss =
t
t t
P
P P −1 −
6
Jika diprosentasekan maka:
Capital Gain atau Capital Loss =
t
t t
P
P P −1 −
x 100%
Dimana:
Capital Gain (Loss) Merupakan selisih untung (Rugi) dari harga ivestasi
sekarang relatif dengan harga periode yang lalu. (Jogiyanto, 2003 : 110)
Pt = Harga saham rata-rata sekarang (saat ini) dan,
Pt = Harga saham rata-rata periode yang lalu.
Atau:
arg ( )
arg ( 1) arg ( )
h a sahamrata rata tahun n
h a saham rata rata tahun n h a saham rata rata tahun n
−
− + − −
X 100%
2. Analisis statistik
A. Analisis Regresi Linier Sederhana
Analisis yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
koefisien regresi linier sederhana dimana analisis koefisien regresi linier
sederhana menurut Sugiyono adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel dependen
dengan satu variabel dependen.(Sugoyono, 2005 : 243)
dimana variabel X yaitu Return on Investment (ROI) dan variabel Y yaitu
perubahan harga saham.
Bentuk umum persamaan regresi adalah : Y = a + bx
7
Nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
(Sugiyono, 2005: 245)
a =
n
ΣY − b.ΣX
b =
( )( )
Σ 2 (Σ )2
Σ Σ Σ
−
−
n X X
n XY X Y
Dimana:
X = Variabel bebas yaitu Return on Investment (ROI)
Y = Variabel tidak bebas yaitu perubahan harga saham
a = Y bila X = 0 (Harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi, yang menunjukkan angaka
peningkatan ataupun penurunan variabel dependen (Perubahan harga
saham) yang didasarakan pada variabel independen (Return on
Investment). Bila b (+) maka naik, dan bila (-) maka terjadi penurunan
n = Jumlah data
8
B. Rancangan Uji Hipotesis
1) Perumusan Hipotesis
a. Perumusan variabel konstanta (Supranto, 2001 : 188)
Ho : A = 0, (Variabel konstanta tidak berpengaruh terhadap
perubahan harga saham)
Ha : A ≠ 0, (Variabel konstanta berpengaruh terhadap perubahan
harga saham.
b. Perumusan variabel Return on Investment (Supranto, 2001: 188)
Ho : B = 0, (Return on Investment tidak berpengaruh terhadap
perubahan harga saham)
Ha : B ≠ 0, (Return on Investment berpengaruh terhadap
perubahan harga saham)
2) Uji Hipotesis
Uji hipotesis merupakan pengujian yang digunakan untuk menguji
hipotesis penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Untuk menguji
hipotesis, maka terlebih dahulu mencari nilai baku atau standar error (Se),
kesalahan baku dari b (Sb) dan kesalahan baku dari a (Sa).
Adapun rumus daripada kesalahan-kesalahan baku tersebut adalah
(Supranto, 2001 : 184,185 dan 187):
9
Catatan: perlu diingat perbedaan antara x dan X. (huruf x kecil mewakili
X besar). X besar langsung mewakuli nilai observasi, sedangkan
x kecil mewakili x -X. Begitu juga untuk y kecil dan Y besar.
(Supranto, 2001 : 185)
Rumus mencari nilai baku atau standar error (Se):
Se
2 =
2
2 2 2
−
Σ − Σ
n
y b x
atau:
Se
2 =
( ( ) ) ( ( ) )
2
2 2 2 2 2
−
Σ − Σ − Σ − Σ
n
Y Y n b X X n
Rumus mencari kesalahan baku dari b (Sb):
Sb
2 = Se
2
Σx2
atau:
Sb
2 = ( ) ΣX − ΣX n
Se
2 2
Jadi:
Sb = 2
b S
Rumus mencari kesalahan baku dari a (Sa):
Sa
2 = Se
2
Σ
Σ
2
2
n x
X
atau:
Sa
2 = Se
2
Σ (Σ )
Σ
n X − X n
X
2 2
2
10
Jadi:
Sa = 2
a S
Sehingga dari rumus kesalahan-kesalahan baku tersebut, maka dapat di
peroleh (Supranto, 2001 : 188) :
a. Uji variabel konstanta:
t0 =
a S
a
atau:
t0 =
a S
a A0 −
=
( )
Σ
− Σ
2
2
0
S X
a A n X
e
b. Uji Return on Investment (ROI):
to =
b S
b
atau:
to =
b S
b B0 −
3) Kriteria Pengujian Hipotesis
Kriteria ini digunakan untuk menguji atau menetukan ditrima atau
tidaknya hipotesis yang dalam hal ini dinyatakan bahwa ROI berpengaruh
terhadap Perubahan harga saham.
Kriteria pengujian yang dipakai dalam penelitian ini adalah kriteria uji dua
belah pihak yang mengacu kepada tingkat keyakinan 5% dan derajat
kebebasan (dk = n – 2). Pengujian ini dilakukan dengan cara
11
membandingkan nilai t hitung yang diperoleh dari perhitungan uji
hipotesis dengan nilai t tabel yang terdapat dalam abel –t dengan tingkat
keyakina atau level of confident sebesar 5% atau 0,05 dan derajat
kebebasan (dk) senilai 5-1 = 4
Adapun kriteria pengujian tersebut adalah (Supranto, 2001 :188) :
Jika to < −tα /2 (n-2) atau to > tα/2 (n-2)
berarti Ho ditolak dan Ha diterima, artinya ada pengaruh antara Return On
Investment (ROI) terhadap perubhan harga saham, sedangkan
jika to ≤ tα/2 (n-2) atau to ≥ −tα/2 (n-2) berarti Ho diterima dan Ha ditolak,
artinya tidak ada pengaruh antara Return on Investment (ROI) terhadap
perubahan harga saham
Gambar 3.2
Kurva uji t dua pihak
daerah Ho ditolak daerah Ho ditolak
-tα/2 Daerah Ho t α/2
diterima
12
C. Analisis Determinasi
Analisis ini digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi perubahan
variabel X atau Return on Investment (ROI) terhadap variabel Y atau
perubahan harga saham. Sedangkan sisanya atau selebihnya perubahan
variabel Y disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel
penelitian ini. Analisis ini dinyatakan dengan koefisien determinasi (Kd).
(Supranto, 2001 : 205):
Kd = r2 x 100%
Dimana untuk mengetahui koefisien determinasi mka diperlukan nilai
koefisien korelasi (r). Adpun bentuk rumus daripada koefisien korelasi
tersebut adalah (Supranto, 2001 : 201):
r =
( )( )
( ) 2 ( )2
2
Σ 2 Σ Σ Σ
Σ Σ Σ
− −
−
n X X n Y Y
n XY X Y
Sedangkan untuk mengetahui tinggi atau rendahnya korelasi antara
variabel X dan variabel Y, maka dapat dilihat pada tabel berikut ini:
13
Tabel 3.2
Pedoman untuk memberikan Interprestasi terhadap koefisien korelasi
Besarnya Nilai r Tingkat Hubungan
Antara 0,00 – 0,199
Antara 0,20 – 0,399
Antara 0,40 – 0,599
Antara 0,60 – 0,799
Antara 0,80 – 0,1000
Sangat rendah
Rendah
Sedang
Kuat
Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono, 2005:216
1
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan
Perseroan ini berkedudukan di jakarta dan didirikan pada tanggal 14
Agustus 1990, dengan nama PT. Panganjaya Intikusuma, berdasarkan akta
pendirian No. 228, tanggal 14 Agustus 1990. selanjutnya diubah dengan akta
No. 249, tanggal 15 November 1990 dan akta No. 171, tanggal 20 juni 1991,
yang kesemuanya dibuat dihadapadan Benny Kristianto, SH, notaris dijakarta,
dan telah disetujui oleh menteri kehakiman Republik indonesia berdasarkan
surat keputusan No. C2-2915 HT.01.01. Tahun 1991. tanggal 12 Juli 1991
diumumkan dalam berita Negara Republik Indonesia No. 12, tanggal 11
Februari 1992, tambahan No. 611. Anggaran dasar perseroan selanjutnya
kembali diubah dengan Akta No. 395, tanggal 30 Mei 1992 yang dibuat oleh
indrawila Parmata, SH pengganti Benny Kristianto, notaris di jakarta yang telah
disetujui oleh menteri kehakiman Republik Indonesia berdasarkan surat
keputusan No. C2-7284 HT. 01.04 Tahun 1993 tanggal 19 Agustus 1993
Pada tanggal 5 Februari, perseroan mengubah namanya dari PT.
Panganjaya Intikusuma menjadi PT. Indofoood Sukses Makmur dan
meningkatkan modal dasar perseroan menjadi Rp. 11.651.000.000,00,- dengan
2
modal ditempatkan sebesar RP. 2.400.000.000,00,- dan modal disetor sebesar
Rp. 1.200.000.000,00,- Perubahan nama dan peningkatan modal perseroan
dilakukan berdasarkan Akta No. 51 tanggal 5 Februari 1994 yang dibuat oleh
Benny Kristianto, SH notaris di jakartadan telah disetujui oleh menteri
kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-2048.
HT.01.04. Tahun 1994 tanggal 9 Februari 1994 didaftarkan di Pengadilan
Negeri Jakarta Selatan No. 360/A/NOT/HKM/1994 tanggal 22 Februari 1994.
Pada tanggal 12 Februari 1994, perseroan melakukan penggabungan usaha
(merger) dengan 18 perusahaan lain yang juga bergerak dalam bidang usaha
industri makanan olahan dan merupakan perusahaan-perusahaan anak dan
afiliasi dari perseroan.
Sebelum penggabungan usaha, perseroan terutama bergerak dalam bidang
usaha industri, disamping menjadi salah asatu perusahaan induk Indofood
Group.
Setelah penggabungan usaha perseroan mengelola secara langsung seluruh
kegiatan yang berhubungan dengan industri mie instan ternasuk penelitian dan
pengembangan. Disamping itu perseroan juga mempunyai kepemilikan saham
secara langsung pada perusahaan anak yang memproduksi berbagai produk
indofoof group lainnya.
Pada tanggal 7 Maret 1994 perseroan telah mendapatkan peretujuan untuk
mengubah statusnya dari Perusahaan Penanam Modal Dalam Negeri menjadi
Perusahaan Penanam Modal Asing berdasarkan Undang-Undang No. 1 Tahun
3
1976 jungto Undang-Undang No. 11 Tahun 1970 tentang penanam Modal
Asing. Perseujuan ini diperoleh berdasarkan surat Persetujuan dari Badan
Koordinasi Penanam Modal No. 08/V/PMA/1994 tanggal 7 Maret 1994 tentang
Surat Pemberitahuan tentang persetujuan presiden atas pengalihan Status
PMDN menjadi PMA.
Perseroan selanjutnya berdasarkan Akta No. 85 tanggal 7 Maret 1994,
yang dibuat oleh Benny Kristianto, SH. Notarios di jakarta kembali mengubah
anggaran dasarnya guna mengubah status Perseroan menjadi suatu Perseroan
yang didirikan sesuai UU PMA UU No. 1 Tahun 1967 sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 11 Tahun 1970 dan meningkatkan modal dasar
perseroan menjadi Rp. 1.000.000.000.000,00,- dengan modal disetor sebasar
Rp. 433.651.000.000,00,-. Akta ini telah mendapatkan persetujuan dari Menteri
Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan surat keputusan No. C2-4416. HT.
01. 04. Tahun 1994 tanggal 10 Maret 1994.
Pada tahun 1995 perseroan mengakuisisi semua aktiva, pasiva dan usaha
Divisi Bogasari milik PT. Indocement Tunggal Perkasa. Sehubungan dengan
akuisisi tersebut , maka berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat
UmumLuar Biasa Para Pemegang No. 1 tanggal 1 Juli 1995, yang dibuat oleh
notaris Benny Kristianto, SH. Disetujui perubahan-perubahan Pasal 2, Pasal 9
Ayat (2) dan Ayat (3) dan Pasal 12 Ayat (1) dan Ayat (2) dari Anggaran Dasar
Perseroan. Akta tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C2-5144. HT. 01. 04.
4
Tahun 1996 pada tanggal 6 Maret 1996 diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia No. 65 tanggal 13 Agustus 1996, Tambahan No. 7062.
Pada tahun 1996, Perseroan kemudian mengubah nilai nominal saham dari
Rp. 1.000,00,- menjadi Rp. 500,00,- sebagaimana ternyata dalam Akta
Pernyataan Keputusan Rapat No. 170 tanggal 27 Juni 1996 yang dibuat oleh
notaris Benny Kristianto, SH. Dan diumumkan dalam Berita Negara Republik
Indonesia No. 61, tanggal 30 Juli 1996, Tambahan No. 2
Perseroan telah mendapatkan persetujuan untuk mengubah statusnya dari
perusahaan PMA menjadi PMDN berdasarkan Undang-Undang No. 6 Tahun
1968, Jungto No. 12 Tahun 1970, tentang PMDN berdasarkan Surat Persetujuan
dari BKPM No. 01/V/PMDN/1997, Tanggal 6 Januari 1997.
4.1.2 Profil Perusahaan
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Merupakan produsen mie instant,
yang meliputi pembuatan mie dan pembuatan mie instant. Bersama-sama
dengan anak perusahaan, Indofood group merupakan produsen makanan
olahan terkemuka di indonesia. Perseroan memproduksi berbagai jenis produk
mie, termasuk mie instant (instant noodles), mie segar (fresh noodles) dan mie
snack (snack noodles), dan perkirakan menguasai 90% pangsa pasar produk
mie instant di Indonesia, angka ini merupakan hasil survey SRI Retail Audit.
Selain itu , Indofood Group juga menghasilkan berbagai produk makanan
olahan lainnya, seperti penyedap makanan (food seasonings), makanan ringan
5
(snack foods), makanan bayi (baby foods), dan kopi. Menurut laporan
keuangan konsolodasi secara performa untuk tahun 1993, kontribusi
penjualan bersih masing-masing produk terhadap total penjualan bersih
seluruhnya adalah sebaai berikut: mie instant 82,91%, makanan ringan 4,17%,
penyedap makanan 2,08% dan makanan bayi 3,60%.
Indofood Group beroperasi di seluruh Indonesia dan saat ini
mengoperasikan 22 (dua puluh dua) pabik yang tersebar di pulau Jawa,
Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi. Empat pabrik tambahan telah
diselesaikan pada tahun 1994. jumlah karyawan saat inisekitar 14.862 orang
dan produk-produknya didistribusikan ke lebih dari 150.000 pengecer.
• Produk
Perseroan menghasilkan berbagai macam produk mie instant, dengan
harga jual yang mencakup seluruh segmen konsumen pasar yang ada.
Perseroan juga memiliki sepuluh dari dua puluh merek yang beredar di
Indonesia, termasuk Indomie, Sarimi dan Supermi nama yang cukup dikenal
di kalangan rumah tangga di Indonesia. Perseroan menjual produk mie
instant pada tiga segmen pasar yang berbeda; (i) segmen bawah, yaitu
dengan harga dibawah Rp. 200 per bungkus, (ii) segmen menengah, yaitu
dengan harga antara Rp. 200 hingga Rp. 300 per bungkus, dan (iii) segmen
atas, yaitu denganharga diatas Rp. 300 per bungkus. Selain itu perseroan
juga memproduksi mie segar (fresh noodles) dan mie snack (snack noodles).
6
Melalui anak perusahaan juga dihasilkan produk-produk lainnya yaitu:
penyedap makanan, makanan ringan, makanan bayi dan kopi bubuk. Produk
penyedap makanana berupa kecap dipasarkan dengan merek Piring Lombok
dari indofood dimana merek piring lombok mempunyai pasar yang cukup
besar di Jawa Tengah. Produk-produk lainya seperti saos sambal dan saos
tomat, di pasarkan dengan merek Indofood. Pemasaran produk-produk ini
dilakukan oleh PT. Indosentra Pelangi, yaitu perusahaan anak yang 70%
modal sahamnya dimiliki perseroan.
Produk-produk makanan ringan dijual dalam berbagai merek
diantaranya Chiki, Jetz, Chitato, dan Chetos yang di produksi oleh PT.
Indofood Frito-lay Corporation, yaitu perusahaan anak yang 51% modal
sahamnya dimiliki perseroan, dan merupakan sebuah perusahaan patungan
yang bekerjasama dengan seven-up, Nederland BV, salah satuanak
perusahaan dari Pepsico. Inc
Untuk produk makanan bayi, Indofood Group adalah salah satu
produsen pertama yang memproduksi makanan bayi dengan memakai bahan
baku tradisional yamg berselera Indonesia. Produk ini, yangmenggunakan
merek Proina dan SUN, dihasilkan oleh PT Gizindo Prima Nusantara, yaitu
perusahaan anak yang seluruh sahamnya dimiliki perseroan produk
Indofood Group lainnya adalah kopi bubuk yang dipasarkan dengan merek
tugu luwak dan Cafela. Produk kopi bubuk merupakan hasil produksi PT
7
Artahnugrah Mandiri, yaitu perusahaan anak yang 51% modal sahamnya
dimiliki perseroan.
Pada tabel berikut dapat dirinci produk makanan olahan Indofood
Group menerurut nama-nama perusahaan pemilik/pembuatnya.
Tabel 4.1
Produk-produk olahan Indofood Group
No Nama Perusahaan Divisi Merek yang
dikenal
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
PT. Indofood Sukses Makmur
PT. Indosentra Pelangi
PT. Indofood Frito-lay Corp
PT. Gizindo Prima Nusantara
PT Artahnugraha Mandiri
PT. Prima Intipangan Sejati
PT. SuryaPangan Indonesia
PT. Cipta Kemas Abadi
PT. Intranusa Citra
PT. Tristara makmur
PT. Cemako Mandiri Corporation
PT. Cereko Reksa Corporation
PT. Putri Daya Usaha
Mie Instant
Penyedap makanan
Makanan Ringan
Makanan Bayi
Kopi
Perdangan Ekspor
Nie Instant (Kontrak)
Kemasan Fleksibel
Distribusi
Distribusi
Distribusi
Distribusi
Distribusi
Indomie,
Supermie, Sarimi,
Pop Mie, dll
Bumbu penyedap
Indofood, Kecap
Indofood, Kecap
Piring Lombok, dll
Chiki, Chitato,
Cheetos, jetz, dll
Promina, SUN, dll
Tugulawak,
Cafela, dll
-
-
-
-
-
-
-
Sumber: Prospektus Indofood Group (1997)
8
• Prospek Usaha
a. Mie Instant
Indonesia merupakan negara dengan konsumsi mie instant nomor
dua terbesar di dunia, setelah jepang. Berdasarkan penelitian majalah
Far Eastern Economic Review, 6 januari 1994, dan hasil riset sendiri
yang telah dipublikasikan. Manajemen Indofood Group pada tahun 1993
telah berhasil mencapai angka total konsumsi mie instant di Indonesia
kira-kira 5,6 miliar bungkus atau mencangkup kira-kira 25% dari total
konsumsi dunia. Jepang pada tahun yang sama diperkirakan
mengkonsumsi sebanyak 6,2 miliar bungkus atau kira-kira 28% dari
total konsumsi dunia.
Laju pertumbuhan konsumsi mie insant di Indonesia cukup pesat.
Selama sepuluh tahun terakhir,diperkirakan laju pertumbuhan konsumsi
mie instant adalah rata-rata20% per tahun, sedangkan dalam lima tahun
terakhir laju pertumbuhan konsumsi bahkan lebih tinggi yaitu sebesar
27% per tahun. Tingginya laju pertumbuhan tersebut merupakan hasil
positif dari pertumbuhan ekonomi domestik dalam 10 tahun terakhir
mski sempat terganggu dengan krisis moneter di tahun 1996.
Dari analisa kecendrungan tersebut, Indofood Group melihat
adanya peluang pasaran mie instant jenis khusus segmen pasar tertentu
di dalam negeri. Dalam rangka mengantisipasi kebutuhan mie instant
9
jenis khusus itu, Indofood Group merencanakan membuka sebuah
perusahaan patungan baru di Indonesia dengan salah satu produsen mie
instant dari jepang. Pada saat ini bentuk kerja sama itu sedang dalam
proses negoisasi. Indofood Group berharap dalam waktu dekat
kerjasama itu dapat diiplementasikan.
b. Penyedap Makanan
Produk-produk ini termasuk kecap, saos sambal dan saos tomat.
Merupakan produk makanan yang paling banyak di jual di Indonesia.
Manajemen Indofood Group telah mengamati paar produk-produk
penyedap makanan di Indonesia pada tahun 1993 adalah lebih dari Rp.
400 miliar. Kehadiran Indofood Group untuk pasar ini masih kecil,
dengan nilai penjualan kira-kira diatas Rp. 20 miliar tahun lalu, atau
meningkat sekitar 52,12% dibandingkan dengan tahun 1998.
Tingginya laju pertumbukhan ini disebabkan peningkatan
penjualan kecap manis yang merupakan salah satu penyedap makanan
yang populer di Indonesia. Karena itu, untuk mengantisipasi
meningkatnya pangsa pasar, Indofood Group merencanakan untuk
menambah kapasitas produksi kecap dengan selesainya pembanguna
sebuah pabrik baru pada bulan April 1994. produksi ecap ini juga
digunakan dalam produksi bumbu mie instant oleh perseroan.
Pasar produk makanan cukup terpecah pecah dan karenanya
mudah mengundang kompetisis dari pesaing baru. Manajemen berharap
10
dapat mencapai penetrasi pasar yang cukup besar. Selain menaruh
perhatian yang besar terhadap rasa, kemasan dan harga jual yang
merupakan tiga faktor utamakeberhasilan dalam pasar ini. Manajemen
yakin dapat memanfaatkan kekuatannya dalam bidang distribusi untuk
mencapai pangsa pasar yangdiinginkan.
c. Makanan Ringan
Pasar untuk makanan ringan di indonesia saat ini masih didominasi
oleh makanan ringan tradisonal, seperti kerupik udang, emping melinjo
dan lain-lain. Dan diperkirakan jenis makanan ringan tradisional ini
mencakup sekitar 70% dari seluruh pasar makanan ringan di Indonesia.
Manajemen memperkirakan bahwa penjualan makanan ringan modern
diroduksi secara massal dengan teknik produksi dan pembukusan yang
mutakhir, akan meningkat dengan laju pertumbuhan yang lebih tinggi
dibandingkan makanan ringan tradisionil.
d. Makanan Bayi
Dengan masih stabilnya pendapatan per kapita masyarakat di
Indonesia, kesadaran akan pentingnya makanan yang bergizi akan
meningkat konsumsi makanan bayi dimasa yang akan datang. Indofood
Group telah memperkenalkan produk-produk makanan bayi lanjutan,
baik berupa bubur maupun biskuit, yang mempunyai prospek
pertumbuhan yang cukup baik. Untuk memenuhi permintaan pasar di
tahun-tahun yang akan datang. Divisi makanan bayi Indofood Group
11
akan meningkatkan kapasitas produksinya dengan membangun sebuah
pabrik baru di Bandung.
12
4.1.3 Struktur Organisasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Rapat Umum Pemegang Saham
Dewan Komisaris
Direksi
Divisi-divisi Penunjang Divisi-Divisi Operasi Usaha
Kepala Divisi Penelitian
dan Pengembanagan
Kepala Divisi Penyedap
Makanan
Kepala Divisi Kemasan
Fleksibel
Kepala Divisi Minuman
Kepala Divisi Makanan
Bayi
Kepala Divisi Distribusi
Kepala Divisi Internasional
Kepala Divisi
Pengembangan Usaha
Kepala Divisi Personalia
Kepala Divisi Makanan
Ringan
Kepala Divisi Pelayanan
Pemasaran
Kepala Divisi
Keuanagan
Kepala Divisi Mie Instant
13
Anggota dewan komisaris dan direksi perusahaan pada tanggal 30 september
2005 adalah sebagai berikut:
Dewan Komisaris
Komisaris Utama : Manuel V. Pangilinan
Komisaris : - Benny Setiawan Santoso
- Edward A. Tortorici
- Ibrahim Risjad
- Albert del Rosario
- Robert Charles Nicholsosn
- Graham L. Pickles
Komisaris (Independen) : - Utomo Josodirjo
- Torstein Stephansen
- Wahjudi Prakarsa
14
Dewan direksi
Direktur Utama : - Anthoni Salim
Wakil Direktur Utama : - Cesar M. dela Cruz
- Franciscus Welirang
- Darmawan Sarsito
Direktur : - Aswan Tukiaty
- Tjhie Tje Fie
- Taufik Wiraatmaja
- Philip Suwardi purnama
- C. M. Djoko Wibowo
- M. P. Sibarani
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang diadakan pada tanggal 24 Juni 2005,
penunjukkan Graham L. Pickles untuk menggantikan Juan Bernal Santos Sebagai
salah satu anggota Dewan Komisaris Perusahaan disetujui oleh para Pemegang
Saham
Pda tanggal 30 September 2005, perusahaan dan anak perusahaan memiliki 46.290
karyawan tetap.
15
4.2 Kondisi Keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Kondisi keuangan perusahaan dapat menggambarkan baik atau buruknya suatu
perusahaan didalam menjalankan usahanya, kondisai keuangan yang baik dapat
berwujud apabila ada kerjasama dari berbagai pihak baik antara pihak intern sendiri
maupun pihak
Laporan keuangan PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Pada dasarnya terdapat
tiga macam laporan kaeuangan yaitu diantranya laporan neraca konsolidasi, laporan
laba rugi dan laporan perubahan odal. Namun dari laporan yang ada hanya dua
laporan keuangan saja yang dapat dipakai dalam penelitian ini yaitu neraca
konsolidasi dan laporan laba (rugi) yang digunakan sebagai data untuk mengetahui
informasi terutama yang ada kaitannya dengan Return on Investment (ROI) dan
perubahan harga saham. Dari neraca konsolidasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
Maka kita dapat mengetahui bagaimana perkembangan jumlah aktiva, jumlah
kewajiban dan modal yang terjadi yaitu selama 5 (lima) tahun berturut-turut antara
tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. sedangkan dari laporan laba (rugi) dapat
mengetahui perkembangan jumlah laba (rugi) usaha, laba (rugi) sebelum pajak dan
laba (rugi) bersih yang dihasilkan setiap tahunnya yaitu salama 5 (lima) tahun dari
tahun 2001 samapai dengan 2005. apakah setiap tahunnya mengalami perubahan atau
tidak.
16
4.2.1 Perkembangan Neraca Konsolidasi PT. Indofood Sukses Makur Tbk.
a. Perkembangan Jumlah Aktiva PT. Indofood Sukses Makur Tbk.
Berikut ini akan disajikan perkembangan dari jumlah aktiva, jumlah
kewajiban dan jumlah modal perusahaan yang kesemuanya itu dapat kita
ketahui dari neraca konsolidasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. dari tahun
2001 sampai dengan tahun 2005.
Tabel 4.2.1.1
Perkembangan jumlah aktiva
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Periode 2001-2005
(Dalam rupiah)
Tahun Aktiva Lancar Aktiva Tidak
Lancar
Jumlah Aktiva Varians
2001
2002
2003
2004
2005
5.246.996.500.510
7.147.003.162.168
6.994.333.662.106
6.415059.882.481
6.471.590.183.301
7.732.105.083.592
8.104.512.791.095
8.314.520.797.805
9.253.947.747.271
8.314.494.059.554
12.979.101.584.102
15.251.515.953.263
15.308.854.459.911
15.669.007.629.752
14.786.084.242.855
-
17.51%
0,38%
2,35%
-5,63%
Sumber: Neraca Konsolidasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Dari tabel diatas maka dapat kita lihat bagaimana perkembangan jumlah
ativa pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Dari tahun ketahun yaitu dari
17
tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. Jumlah aktiva pada tahun 2001 yaitu
sebesar Rp. 12.979.101.584.102 diamana pada tahun ini jumlah aktiva lancar
sebesar Rp. 5.246.996.500.510 ini menunjukkan lebih besar dari pada jumlah
aktiva tidak lancarnya yaitu sebesar Rp. 7.732.105.083.592.
Pada tahun 2002 jumlah aktiva perusahaan berubah yaitu menjadi Rp.
15.251.515.953.263 ini berarti jumlah aktiva perusahaan mengalami kenaikan
sebesar 17, 51% di bandingkan dengan tahun 2001 hal ini disebabkan karena
jumlah aktiva lancar dan aktiva tidak lancar mengalami kenaikan dengan
demikian perusahaan mengalami perubahan jumlah aktiva yang baik sehingga
jumlah aktiva di tahun ini mengalami penungkatan yang cukup signifikan
Pada tahun 2003 jumlah aktiva yang dihasilkan perusahaan mengalami
kenaikan yang tidak terlalu tinggi yaitu sebesar Rp. 15.308.854.459.911 ini
berarti perusahaan mengalami kenaikan jumlah aktiva sebesar 0,38%. hal ini
disebabkan jumlah aktiva lancar mengalami penurunan sehingga berpengaruh
terhadap jumlah aktiva perusahaan akan tetapi aktiva tidak lancar perusahaan
mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2002.
Pada tahun 2004 jumlah aktiva yang dihasilkan perusahaan sebesar
Rp. 15.669.007.629.752 di lihat dari jumlahnya perusahaan mengalami
kenaikan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 2,35%. Hal ini di sebsbkan
jumlah aktiva tidak lancar mengalami kenaikan walupun jumlah aktiva lancar
perusahaan mengalami penurunan dari tahun sebelumnya yaitu tahun 2003.
18
Sedangkan pada taun 2005 jumlah aktiva yang dihasilkan perusahaan
hanya sebesar Rp. 14.786.084.242.855 dengan demikian pada tahun ini
perusahaan mengalami penurunan jumlah aktiva sebesar 5,63% dibandingkan
pada tahun 2004. Hali ini disebabkan terjadinya penururnan jumlah aktiva
lancar dan aktiva tidak lancar dibandingkan tahun sebelumnya yang mengalami
kenaikan pada jumlah aktivanya.
b. Perkembangan Jumlah Kewajiban PT. Indofood Sukses Makur Tbk.
Tabel 4.2.1.2
Perkembangan Jumlah kewajiban
PT. Indofood Sukses Makur Tbk.
Periode 2001-2005
(Dalam rupiah)
Tahun Kewajiban Lancar Kewajiban Tidak
Lancar
Jumlah Kewajban Varians
2001
2002
2003
2004
2005
6.055.345.891.414
4.341.302.234.186
3.664.192.739.756
4.364.101.872.262
4.412.546.510.662
2.603.358.937.792
6.371.837.761.256
6.888.137.600.978
6.289.648.884.750
5.630.036.052.339
8.658.704.829.206
10.713.139.995.442
10.552.330.340.734
10.653.750.757.012
10.042.582.563.001
-
23,73%
-1,50%
0,96%
-5,74%
Sumber: Neraca Konsolidasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk
19
Dari tabel diatas maka kita dapat melihat bagaiman perkembangan jumlah
kewajiban atu hutang setiap tahunnya pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Dari tahun ketahun yaitu dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005. dan untuk
lebih jelasnya akan dijelaskan sebagai berikut:
Pada tahun 2001 jumlah Kewajiban atau hutang yang harus dibayar PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk. Yaitu sebesar Rp. 8.658.704.829.206 dimana
jumlah kewajiban lancar lebih lebih besar dibandingkan kewajiban tidak lancar.
Pada tahun 2002 jumlah kewajiban yang harus dibayar atau ditanggung
oleh perusahaan yaitu sebesar Rp. 10.713.139.995.442 hal ini berarti jumlah
kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan sebesar 23,73%. Bila
dibandingkan dengan tahun sebelumnya jumlah kewajiban lancar lebih kecil
dari tahun sebelumnya akan tetapi sebaliknya jumlah kewajiban tidak lancar
lebih besar dibandingkan jumlah mewajiban tidak lancar pada tahun
sebelumnya yaitu di tahun 2001.
Di tahun 2003 jumlah kewajiban yang harus dibayar oleh perusahaan yaitu
sebesar Rp. 10.552.330.340.734 dan ini berarti jumlah kewajiban yang harus
dibayar oleh perusahaan mengalami penurunan sebesar 1,50% hal ini
dikarenakan jumlah kewajiban lancar lebih kecil dibandingkan jumlah
kewajiban tidak lancarnya, dimana pada tahun ini jumlah kewajiban tidak
lancarnya lebih besar dibandingkan dengan tahun lalu.
Kemudian pada tahun 2004 jumlah kewajiban atau hutang yang harus
dibayar perusahaan mengalami kenaikan yang tidak terlalu signifikan yaitu
20
sebesar Rp. 10.653.750.757.012 dengan demikian perusahaan mengalami
kenaikan jumlah kewajiban sebesar 0,96% hal ini di karenakan jumlah
kewajiban lancar lebih besar dari pada tahun sebelumnya walaupun jumlah
kewajiban tidak lancar mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya
namun hal tersebut masih belum cukup dapat mengurangi jumlah kewajiban
atau hutang yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Sedangkan pada tahun 2005 jumlah kewajiban yang harus dibayar
perusahaan mengalami penurunan yang cukup berarti bagi perusahaan.
Diamana jumlah kewajiban yang harus dibayar perusahaan yaitu sebesar Rp.
10.042.582.563.001 hal ini berarti terjadi penurunan sebesar 5,74%
dibandingkan pada tahun 2004. hal ini dikarenakan jumlah kewajiban lancar
dan jumlah kewajiban tidak lancar perusahaan kedua-duanya mengalami
penurunan sehingga jumlah kewajiban yang harus dibayar atau ditanggung
perusahaan tidak terlalu tinggi dibandingkan pada tahun 2004.
21
c. Perkembangan jumlah Modal (ekuitas) PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk.
Tabel 4.2.1.3
Perkembangan Jumlah Modal
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Periode 2001-2005
(Dalam rupiah)
Tahun Jumlah Modal Varians
2001
2002
2003
2004
2005
3.561.580.555.072
3.662.697.503.150
4.093.880.900.390
4.256.053.153.009
4.308.448.464.683
-
2,84%
11,77%
3,96%
1,23%
Sumber: Neraca konsolidasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Dari tabel diatas maka kita dapat mengetahui perkembangan jumlah
modal atau ekuitas yang dimiliki PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Dari tahun
2001 sampai dengan tahun 2005, apakah mengalami perubahan atau tidak.
Berikut akan di jelaskan perkembangan tiap tahunnya jumlah modal atau
ekuitas yang dimikliki PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Di tahun 2001 jumlah modal yang dimiliki PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk yaitu sebesar Rp. 3.561.580.555.072. pada tahun 2002 jumlah
22
modal yang dimiliki perusahaan sedikit bertambah sebesar Rp.
3.662.697.503.150 hal ini berarti jumlah modal yang dimiliki perusahaan
mengalami kenaikan sebesar 2,84%. Dan pada tahun 2003 jumlah modal yang
dimiliki perusahaan mengalami kenaikan sebesar Rp. 4.093.880.900.390 atau
mengalami kenaikan sebesar 11,77%. Kemudian jumlah modal yang dimiliki
perusahaan mengalami kenaikan kembali yaitu sebesar Rp. 4.256.053.153.009
hal ini berarti perusahaan mengalami kenaikan jumlah modal sebesar 3,96%.
Hal ini sangat baik sekali bagi perusahaan dalam menjalankan usahanya. Dan
terakhir pada tahun 2005 untuk sekali lagi perusahaan mengalami kenaikan
jumlah modal sebesar Rp. 4.308.448.464.683 atau mengalami kenaikan jumlah
modal sebesar 1,23%. walaupun kenaikannya tidak terlalu tinggi namun hal
tersebut dapat setidaknya membantu perusahaan dalam menjalankan operasi
perusahaan dengan jumlah modal yang dimilki perusahaan.
23
4.2.2 Perkembangan laporan Laba Rugi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Tabel 4.2.2.1
Perkenbangan Laporan Laba Rugi
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Periode 2001-2005
(Dalam rupiah)
Tahun Jumlah Laba
(rugi) Usaha
Jumlah Laba
(Rugi) Sebelum
Pajak
Jumlah Laba
(Rugi) Bersih
Varians
2001
2002
2003
2004
2005
2.034.459.662.892
1.880.135.685.451
2.008.794.942.339
2.087.390.883.835
1.662.497.192.466
1.276.339.853.937
1.418.083.913.906
1.031.135.171.786
852.380.462.805
425.761.094.142
746.329.723.584
802.632.827.816
603.481.302.847
378.056.338.230
124.017.962.994
-
7,54%
-24,81%
-37,35%
-67,20%
Sumber: Neraca konsolidasi PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Dari laporan Laba (Rugi) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Yang telah di
uraikan dalam tabel diatas maka kita dapat melihat perkembangan laporan laba (rugi)
yang dialami oleh PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Selama periode tahun 2001
sampai dengan tahun 2005.
Dapat kita lihat pada tahun 2001 jumlah laba bersih yang diperoleh perusahaan
yaitu sebesar Rp. 746.329.723.584 dengan jumlah laba usaha yang diperoleh sebesar
24
Rp. 2.034.459.662.892 dan jumlah laba sebelum pajak sebesar Rp. 1.276.339.853.937
pada tahun 2001. Ditahun 2002 jumlah laba bersih yang diperoleh poerusahaan
sebesar Rp. 802.632.827.816 hal ini berarti perusahaan mengalami peningkatan
dalam perolehan laba bersih sebesar 7,54%. Pada tahun 2003 jumlah laba bersih
perusahaan mengalami penurunan sebesar Rp. 603.481.302.847 ini berarti perusahaan
mengalami penurunan laba bersih sebesar 24,81% hal ini di pengaruhi oleh jumlah
laba sebelum pajak yag diperoleh perusahaan mengalami penurunan walaupun jumlah
laba usaha mengalami peningkatan. Kemudian pada tahun 2004 jumlah laba bersih
yang diperoleh perusahaan mengalami penurunan kembali yaitu sebesar Rp.
378.056.338.230 hal ini berarti perusahaan mengalami penurunan laba bersih sebesar
37,35%. Hal tersebut dikarenakan perusahaan memperoleh laba sebelum pajak yang
tidak begitu besar walupun laba usaha yang diperoleh perusahaan mengalami
kenaikan yang relatif sedikit. Dan terakhir pda tahun 2005 sekali lagi perusahaan
mengalami penurunan laba bersih yang sangat signifikan dari tahun sebelumnya yaitu
sebesar Rp. 124.017.962.994 bisa dikatakan untuk tahun 2005 ini penururnan jumlah
laba bersih lebih dari setengahnya perolehan laba bersih yang dihasilkan perusahaan
pada tahun 2004 atau penurunannya sebesar 67,20%.
25
4.3 Analisis Return on Investment (ROI) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Pada bagian ini akan dibahas mengenai analisis Return on Investment (ROI)
dimana analisis Return on Investment (ROI) bertujuan untuk mengetahui kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan (Net Profit) yang diperoleh dari
selururuh kekayaan yang dimiliki perusahaan.
ROI =
Jumlah aktiva
Laba bersih x 100%
Tahun 2001
ROI = 100%
12.979.101.584.102
746.329.723.584 x
= 0,0575 x 100%
= 5.75%
Tahun 2002
ROI = 100%
15.251.515.953.263
802.632.827.816 x
= 0,0526 x 100%
= 5,26%
Tahun 2003
ROI = 100%
15.308.854.459.911
603.481.302.847 x
= 0,0394 x 100%
= 3,94%
26
Tahun 2004
ROI = 100%
15.669.007.629.752
378.056.338.230 x
= 0,0241 x 100%
= 2,41%
Tahun 2005
ROI = 100%
14.786.084.242.855
124.017.962.994 x
= 0,0083 x 100%
= 0,83%
Tabel 4.3.1
Hasil perhitungan Return on Investment (ROI)
Periode 2001-2005
No. Periode Return on Investment
1.
2.
3.
4.
5.
2001
2002
2003
2004
2005
5,75%
5,26%
3,94%
2.41%
0.83%
27
ROI selama periode 2001 sampai dengan 2005 mengalami penurunan yang
cukup banyak dimana pada atahun 2001 kondisi ROI perusahaan sebesar 5,75% yang
berarti bahwa dengan menggunakan Rp. 1000, jumlah aktiva, laba bersih setelah
pajak yang dihasilkan sebesar Rp. 575. Pada tahun 2002 perushaan mengalami
penurunan ROI sebesar 5,26% yang artinya bahwa dari Rp. 526 laba bersih setelah
pajak dihasilkan dari Rp.1000 jumlah aktiva. Pada tahun 2003 kondisi ROI
perusahaan mengalami penurunan kembali sebesar 3,94% yang berarti bahwa dengan
menggunakan Rp. 1000 jumlah aktiva, laba bersih setelah pajak yang dihasilkan
sebesar Rp. 394. kemudian pada tahun 2004 kembali kondisi ROI perusahaan
mengalami penurunan sebesar 2,41% ini berarti bahwa Rp. 241 laba bersih setelah
pajak diperoleh dari Rp. 1000 jumlah aktiva. Dan terakhir pada tahun 2005
perusahaan mengalami penurunan ROI yang cukup tinggi yaitu sebesar 0,83% yang
artinya dengan menggunakan Rp. 1000 jumlah aktiva, laba bersih setelah pajak yang
dihasilkan adalah Rp 83.
4.4 Analisis Perubahan harga saham PT. Indofood Sukses Makmur
Tbk.
Analisis perubahan harga saham digunakan untuk mengetahui perubahan harga
saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. selama periode 2001-2005 dimana
perhitungannya dilakukan dengan menggunakan rumus
Capital Gain atau Capital Loss =
t
t t
P
P P −1 −
28
Jika diprosentasekan maka:
Capital Gain atau Capital Loss =
t
t t
P
P P −1 −
x 100%
Tahun 2001
Capital Gain/Loss = 100
1275
550 1275 x
−
%
= -56,86%
Tahun 2002
Capital Gain/loss = 100%
1250
475 1250 x
−
= -62%
Tahun 2003
Capital Gain/loss = 100%
950
550 950 x
−
= -42,10%
Tahun 2004
Capital Gain/loss = 100%
925
600 925 x
−
= -35.14%
Capital Gain/loss = 100%
1360
670 1360 x
−
= -50,74%
29
Tabel 4.4.1
Analisis perubahan harga saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
No Periode Harga saham
1.
2.
3.
4.
5.
2001
2002
2003
2004
2005
-56,86%
-62%
-42,10%
-35,14%
-50,74%
Harga saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Mengalami penurunan
perubahan dari tahun ketahun dimana pada tahun 2001 perubahan harga saham
perusahaan sebesar -56,86% hal ini disebabkan permintaan investor terhadap saham
perusahaan yang menurun, pada tahun 2002 perubahan harga saham menurun sebesar
-62% hal ini disebabkan oleh menurunnya permintann inverstor terhadap saham
perusahaan. Selanjutmya pada tahun 2003 perubahan harga saham menurun sebesar -
42,10% hal ini disebabkan menurunnya permintaan investor terhadap saham
perusahaan. Kemudian pada tahun 2004 perubahan harga saham menurun kembali
sebesar -35,14% namun penurunan pada tahun ini tidak sebesar pada tahun 2003, hal
ini kembali disebabkan menurunnya permintaan investor terhadap saham perusahaan.
Dan terakhir pada tahun 2005 perubahan harga saham mengalami penurunan kembali
30
sebesar -50,74% hal ini disebabkan menurunnya permintaan akan saham perusahaan
tersebut.
Dengan demikian dapat dilihat bahwa dari tahun ketahun harga saham PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk. Mengalami perubahan yang cenderung menurun dari
tahun ketahunnya hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya informasi yang
menyeluruh mengenai kondisi keuangan perusahaan kepada pihak luar terutama
kepada pihak investor yang ingin menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.
4.5 Pengaruh Return on Investment (ROI) Terhadap Perubahan Harga Saham
PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Pada bagian ini akan dibahas mengenai analisis statistik yang terdiri dari
Analisis Regresi Linier Sederhana yaitu analisis yang digunakan untuk mengetahui
hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel dependen dengan satu variabel
dependen. Dalam analisis Riegresi bertujuan untuk meneliti pengaruh perubahan
harga saham akibat perubahan Return on Investment (ROI) pada PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk. Kemudian setelah ditentukan persamaan regresi dari Return on
Investment (ROI) dan perubahan harga saham, selanjutnya dilakukan analisis
koefisien deteminasi untuk mengukur besarnya kontribusi perubahan variabel X atau
Return on Investment (ROI) terhadap variabel Y atau perubahan harga saham.
Sedangkan sisanya atau selebihnya perubahan variabel Y disebabkan oleh faktor lain
yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini. Dan terakhir adalah Uji Hipootesis
yaitu merupakan pengujian yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian yang
31
telah dirumuskan sebelumnya. Untuk menguji hipotesis, maka terlebih dahulu
mencari nilai baku atau standar error (Se), kesalahan baku dari b (Sb) dan kesalahan
baku dari a (Sa).
4.5.1 Analisis Regresi Linier Sederhana
Proses ini dimulai dengan menggunakan penyususnan data berupa Return
on Investment (ROI) PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Dinyatakan dengan
variabel X dan Perubahan Harga Saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.
Dinyatakan sebagai variabel Y, kemudian disusun dalam tabel untuk mencari
persamaan garis regresi yang sesuai secara statistik
Tabel 4.4.1.1
Worksheet untuk perhitungan analisis regresi
Tahun X Y X2 Y2 XY
2001
2002
2003
2004
2005
5,75
5,26
3,94
2,41
0,83
-56,86
-62
-42,10
-35,14
-50,74
33,06
27,67
15,52
5,81
0,69
3233,03
3844
1772,41
1234,82
254,55
-326,94
-326,12
-165,87
-84,69
-42,11
Σ 18,19 -246,84 82,75 12658,84 -945,73
32
Berdasarkan hasil pada tabel tersebut, maka dapat diukur besarnya nilai
parameter persamaan regresinya. Adapun parameter koefisien regresi tersebut
dihitung berdasarkan persamaan:
a =
n
ΣY − b.ΣX
=
5
− 246,84 − (2,88) (18,19)
=
5
− 246,84 − (−52,3872)
=
5
−194,4528
= -38,89056
= -39 (dibulatkan)
b =
( )( )
Σ 2 (Σ )2
Σ Σ Σ
−
−
n X X
n XY X Y
= 5 (82,75) (18,19)2
5 (−945,73) − (18,19) (−246,84)
=
413,75 330,88
4728,65 ( 4490,02)
−
− − −
=
82,87
− 238,63
= 2,879570411
= -2,88 (dibvulatkan)
33
Sehingga a dan b diperoleh
a = --39
b = -2,88
dan persamaan regresinya menjadi
Y = a + bx
Y = -39 -2,88x
Dari persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa untuk a = -39
berarti nilai tersebut merupakan nilai pada perubahan harga saham apabila ROI
= 0 sedangkan b = -2,88 apabila Return on Investmet (ROI) meningkat sebesar
1% maka perubahan harga saham akan turun sebesar -2,88%
4.5.2 Analisis Koefisien Determinasi Return on Investment (ROI) dan
Perubahan Harga Saham
Selanjutnya akan dilakukan perhitungan nilai koefisien determinasi
dimana Analisis ini digunakan untuk mengukur besarnya kontribusi perubahan
variabel X atau Return on Investment (ROI) terhadap variabel Y atau perubahan
harga saham. Sedangkan sisanya atau selebihnya perubahan variabel Y
disebabkan oleh faktor lain yang tidak termasuk dalam variabel penelitian ini.
Analisis ini dinyatakan dengan koefisien determinasi (Kd).
Kd = r2 x 100%
34
Dimana untuk mengetahui koefisien determinasi maka diperlukan nilai
koefisien korelasi (r). Adpun bentuk rumus daripada koefisien korelasi tersebut
adalah:
r =
( )( )
( ) 2 ( )2
2
Σ 2 Σ Σ Σ
Σ Σ Σ
− −
−
n X X n Y Y
n XY X Y
r =
5 (82,75) (18,19)2 . 5 (12658,84) ( 246,84)2
5 ( 945,73) (18,19) (246,84)
− − −
− −
=
(82,87) (2364,21)
− 4728,65 − (−4490,02)
=
195922,08
− 238,63
=
442,63
− 238,63
r = -0,539
maka dapat disimpulkan sementara bahwa terdapat korelasi negatif
antara variabel X yaitu Return on Investment (ROI) dan variabel Y Perubahan
Harga Saham. Dengan nilai r sebesar = -0,539 Jadi, koefisien korelasi antara
Return on Investment (ROI) dengan perubahan harga saham mempunyai
hubunngan negatif atau hubungan berbanding terbalik.
35
Dan untuk mengetahui seberapa besar kontribusi Return on Investment
(ROI) terhadap perubahan harga saham, maka digunakan uji koefisien
determinasi (Kd) dengan rumus:
Kd = r2 x 100%
= (-0,539)2 x 100%
= 0,290521 x 100%
= 29, 0521%
= 29,1% (dibulatkan)
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka diperoleh hasil koefisien
determinasi sebesar 29,1% Ini berarti bahwa Return on Investment (ROI)
memberikan kontribusi terhadap perubahan harga saham sebesar 29,1%
Sedangkan 70,9% lagi dipengaruhi oleh faktor lain.
4.5.3 Analisis Uji Hipotesis
Untuk mengetahui hipotesis pengaruh Return on Investment (ROI)
terhadap perubahan harga saham, maka terlebih dahulu mencari nilai baku atau
standar error (Se), kesalahan baku dari a (Sa) dan kesalahan baku dari b (Sb).
Rumus mencari nilai baku atau standar error (Se):
36
Se
2 =
( ( ) ) ( ( ) )
2
2 2 2 2 2
−
Σ − Σ − Σ − Σ
n
Y Y n b X X n
=
2
(12658,84) ( 246,84)2 /5) ( 2,88)2 (82,75 (18,19)2 /5)
−
− − − − −
n
=
3
472,84 − 8,29 (16,57)
=
3
472,84 −137,37
=
3
335,47
Se
2 = 111,82
Se = 111,82
Se = 10,57
Jadi, kesalahan baku atau satndar error (Se) adalah sebesar 10,57%
Rumus mencari kesalahan baku dari a (Sa):
Sa
2 = Se
2
Σ (Σ )
Σ
n X − X n
X
2 2
2
= 111,82
5 (82,75) (18,19) /5
82,75
2 x
−
= 111,82
413,75 66,18
82,75 x
−
= 111,82
347,57
82,75 x
Sa
2 = 26,62
37
Sa = 26,62
Sa = 5.16%
Jadi, kesalahan baku dari a (Sa) sebagai penduga A adalah sebesar 5,16%
Rumus mencari kesalahan baku dari b (Sb):
Sb
2 = ( ) ΣX − ΣX n
Se
2 2
Sb
2 =
(82,75 (18,19) 5
111,82
− 2
=
16,57
111,82
Sb
2 = 6,75
Sb = 6,75
= 2,598076211
Sb = 2,6 (dibulatkan)
Jadi, kesalahan baku dari b (Sb) sebagai penduga B adalah sebesar 2,6%
a. Uji Variabel Konstanta
Ho : A = 0, (Variabel konstanta tidak berpengaruh terhadap perubahan harga
saham)
Ha : A ≠ 0, (Variabel konstanta berpengaruh terhadap perubahan harga
saham).
38
Dengan uji dua (2) pihak, pada taraf nyata 0,05 (α = 5%) atau tingkat
kemungkinan 95% dan derajat kebebasan sebesar (dk=n-2) maka dapat
diperoleh t tabel atau to 0,025 (3)= 3,182
Jika to < −tα /2 (n-2) atau to > tα/2 (n-2) : berarti Ho ditolak
jika to ≤ tα/2 (n-2) atau to ≥ −tα/2 (n-2) : berarti Ho diterima
atau
jika thitung < ttabel maka Ho diterima
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak
t =
a S
a
=
5.16
− 39
= -7,56
Jadi, to = -7,56 < -t 0,025 (3) = -3,182 dan juga to = -7,56 < t 0,025 (3) =
3,182 sehingga Ho Diterima, artinya variabel konstanta tidak berpengaruh
terhadap perubahan harga saham.
Atau
t = -7,56 < 3,182 maka Ho diterima.
39
daerah Ho ditolak daerah Ho ditolak
Ho
Diterima
-7,56 -3,182 0 3,182
b.Uji Variabel Return on Investment (ROI)
Ho : B = 0, (Return on Investment tidak berpengaruh terhadap perubahan
arga saham)
Ha : B ≠ 0, (Return on Investment berpengaruh terhadap perubahan harga
saham)
Dengan uji dua pihak, pada taraf nyata 0,05 (α = 5%) atau tingkat
keyakinan 95% dan derajat kebebasan sebesar (dk= n-2) maka dapat
diperoleh t tabel atau to 0,025 (3) = 3,182
Jika to < −tα /2 (n-2) atau to > tα/2 (n-2) : berarti Ho ditolak
jika to ≤ tα/2 (n-2) atau to ≥ −tα/2 (n-2) : berarti Ho diterima
40
atau
jika thitung < ttabel maka Ho diterima
Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak
to =
b S
b
=
2,6
− 2,88
= -1,107692308
= -1,11 (dibulatkan)
jadi, Jadi, to = -1,11 > -t 0,025 (3) = -3,182 dan juga to = -1,11 < t 0,025 (3)
= 3,182 sehingga Ho Diterima, artinya Return on Investment tidak
berpengaruh terhadap perubahan harga saham.
Atau
t = -1,11 < 3,182 maka Ho diterima. Sb
2
41
daerah Ho ditolak daerah Ho ditolak
Ho
Diterima
-3,182 -1,11 0 3,182
1
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Kinerja keuangan perusahaan merupakan suatu prestasi yang harus dicapai
oleh suatu perusahaan guna memperoleh kepercayaan dari masyarakat, investor
dan pemerintah. Kepercayaan tersebut biasanya diperoleh dari laba yang didapat
dari perusahaan.
Dari analisis dan pembahasan tentang Return on Investment (ROI) Terhadap
Perubahan Harga Saham (Studi kasus pada PT. Indofood Sukses Makmur Tbk.)
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.
1. ROI selama periode 2001 sampai dengan 2005 mengalami penurunan yang
cukup banyak dimana pada atahun 2001 kondisi ROI perusahaan sebesar
5,75% yang berarti bahwa dengan menggunakan Rp. 1000, jumlah aktiva, laba
bersih setelah pajak yang dihasilkan sebesar Rp. 575. Pada tahun 2002
perushaan mengalami penurunan ROI sebesar 5,26% yang artinya bahwa dari
Rp. 526 laba bersih setelah pajak dihasilkan dari Rp.1000 jumlah aktiva. Pada
tahun 2003 kondisi ROI perusahaan mengalami penurunan kembali sebesar
3,94% yang berarti bahwa dengan menggunakan Rp. 1000 jumlah aktiva, laba
bersih setelah pajak yang dihasilkan sebesar Rp. 394. kemudian pada tahun
2004 kembali kondisi ROI perusahaan mengalami penurunan sebesar 2,41%
ini berarti bahwa Rp. 241 laba bersih setelah pajak diperoleh dari Rp. 1000
2
jumlah aktiva. Dan terakhir pada tahun 2005 perusahaan mengalami
penurunan ROI yang cukup tinggi yaitu sebesar 0,83% yang artinya dengan
menggunakan Rp. 1000 jumlah aktiva, laba bersih setelah pajak yang
dihasilkan adalah Rp 83.
2. Harga saham PT. Indofood Sukses Makmur Tbk. Mengalami penurunan
perubahan dari tahun ketahun dimana pada tahun 2001 perubahan harga
saham sebesar -56,86% hal ini disebabkan permintaan investor terhadap
saham perusahaan menurun, pada tahun 2002 perubahan harga saham
menerun sebesar -62% hal ini disebabkan oleh menurunnya permintann
inverstor terhadap saham perusahaan. Pada tahun 2003 perubahan harga
saham menurun sebesar -42,10% hal ini disebabkan menurunnya permintaan
investor terhadap saham perusahaan. Kemudian pada tahun 2004 perubahan
harga saham menurun sebesar -35,14% namun pada tahun ini penurunan tidak
sebesar pada tahun 2003, hal ini disebabkan menurunnya permintaan investor
terhadap saham perusahaan. Dan terakhir pada tahun 2005 perubahan harga
saham mengalami penurunan kembali sebesar -50,74%.
Dapat dilihat bahwa dari tahun ketahun harga saham PT. Indofood Sukses
Makmur Tbk.. Mengalami perubahan yang cenderung menurun dari tahun
ketahunnya hal ini kemungkinan disebabkan kurangnya informasi yang
menyeluruh mengenai kondisi keuangan perusahaan kepada pihak luar
terutama kepada pihak investor yang ingin menanamkan modalnya di
perusahaan tersebut.
3
3. Pada perhitungan regresi tersebut, diperoleh hasil untuk a sebesar -39 berarti
nilai tersebut merupakan nilai pada perubahan harga saham apabila ROI = 0
sedangkan untuk b diperoleh hasil sebesar -2,88 ini berarti apabila Return on
Investmet (ROI) meningkat sebesar 1% maka perubahan harga saham akan
turun sebesar -2,88%. kemudian pada perhitungan Koefisien korelasi antara
Return on Investment (ROI) dengan perubahan harga saham diperoleh nilai r
sebesar = -0,539 ini berarti terdapat hubungan negatif atau hubungan
berbanding terbalik.
sedangkan pada perhitungan koefisien determinasi diperoleh hasil sebesar
29,1% Ini berarti bahwa Return on Investment (ROI) memberikan kontribusi
terhadap perubahan harga saham sebesar 29,1% Sedangkan 70,9% lagi
dipengaruhi oleh faktor lain.
Kemudian pada Uji Variabel Konstanta Dengan uji dua (2) pihak, pada taraf
nyata 0,05 (α = 5%) atau tingkat kemungkinan 95% dan derajat kebebasan
sebesar (dk=n-2) maka dapat diperoleh t tabel atau to 0,025 (3)= 3,182 dengan
hasil to = -7,56 < t 0,025 (3) = 3,182 sehingga Ho Diterima, artinya variable
konstanta tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham atau t= -7,56 <
3,182 sehingga Ho diterima. Dan terakhir pada uji variabel ROI didapat hasil to
= -1,11 < t 0,025 (3) = 3,182 sehingga Ho Diterima, artinya Return on
Investment tidak berpengaruh terhadap perubahan harga saham atau t = -1,11
< 3,182 sehingga Ho diterima.
4
Saran
Berdasarkan pada hasil penelitian, pembahasan dan analisis terhadap
pengaruh Return on Investment terhadap Perubahan Harga Saham pada PT.
Indofood Sukses Makmur Tbk. Maka penulis mencoba memberikan saran yang
mungkin dapat digunakan sebagai masukan dalam mempertimbangkan untuk
meningkatkan kinerja keuangan perusahaan di masa yang akan datang.
Adapun saran-saran tersebut adalah
1. dalam menjalankan kinerja keuangan diharapkan perusahaan lebih berorientasi
pada tujuan untuk memaksimumkan kekayaan pemilik saham yang akan
tercermin dalam harga pasar sahamnya.
2. perusahaan diharapkan melandasi kebijakannya dengan teori-teori yang ada
sebagai pemandu sehingga dampak-dampak yang tidak diharapkan seperti
menurunnya harga saham dapat dihindari.
3. bagaimanapun kondisi perusahaan diharapkan dapat terus tumbuh dan
berkembang. Akan tetapi tumbuhnya perusahaan disatu pihak tidak harus
berdampak merosotnya kekayaan pemilik saham yang tercermin dengan
jatuhnya harga pasar sahamnya. Dengan demkian diperlukan cara yang lebih
bijak yang akan memberikan keuntungan bagi semua pihak dengan cara
mempertahankan harga saham yang stabil, karena menurunnya harga saham
akan direaksi secara negatif oleh pasar dan masyarakat dalam hal ini para
pemodal yang akan beranggapan bahwa menurunnya harga saham merupakan
pertanda bahwa perusahaan tidak dapat mempertahankan keuntungannya
akibatnya laba perlembar saham akan turun. Oleh karena itu apabila
5
perusahaan sangat memerlukan dana untuk investasi demi pertumbuhan usaha
maka perlu dipertimbangkan sumber lain pendanaan sehingga perusahaan
dapat meningkatkan keuntungannya dan didukung pula oleh informasi
mengenai kondisi keuangan perusahaan kepada pihak luar dalam hal ini para
investor dengan demikian pasar akan beranggapan positif terhadap
perusahaan tersebut sehingga permintaan akan saham perusahaan akan naik.
4. adanya penelitian lanjutan dengan periode waktu yang lebih lama dan
tambahan faktor-faktor lain yang mempengaruhi harga saham sehingga dapat
menjelaskan lebih rinci faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham.
KUNTA,
0 Komentar